Anda di halaman 1dari 46

BABI

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dituntut untuk
dapat

menguasai

Kemampuan

yang

berbagai

disiplin

dimiliki

tidak

ilmu

dan

sebatas

teknologi.

kemampuan

intelegensi saja, akan tetapi juga harus didukung dengan


kemampuan soft skill berupa kemampuan berkomunikasi dan
bekerja sama yang baik dengan orang lain. Mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa dituntut untuk memiliki kemampuan
yang seimbang antara intelegensi dan soft skill. Dengan
adanya kualitas sumber daya manusia yang baik, diharapkan
mahasiswa dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kemajuan
bangsa.
Kuliah

Kerja

Praktik

(KKP)

merupakan

kegiatan

intrakurikuler yang bertujuan memadukan antara teori yang


telah diperoleh para mahasiswa di bangku kuliah dengan
praktek di dunia kerja secara nyata. Dengan adanya Kuliah
Kerja Praktek (KKP) dapat menambah pengetahuan mahasiswa
tentang dunia kerja terutama dunia perbankan secara riil dan
perkembangan perekonomian masyarakat yang terjadi saat ini.
Untuk mendukung program ini, peserta Kuliah Kerja
Praktik (KKP) telah dibekali dengan materi-materi praktis
mengenai : Etika dan Budaya Kerja, Dasar-Dasar Manajemen,
Dasar-Dasar Akuntansi dan Aplikasi Komputer Perkantoran.
Pembicara dalam pembekalan KKP ini diantaranya dari pihak
internal STIE Bank BPD Jateng dan juga pihak eksternal yang
dalam

hal

ini

diberikan

oleh

Divisi

Perencanaan

dan

Pengembangan serta Divisi Umum dan Divisi SDM Kantor Pusat


PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.
Program Kuliah Kerja Praktik (KKP) periode II tahun 2014
STIE Bank BPD Jateng dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus
2014 sampai dengan 18 Oktober 2014. Kuliah Kerja Praktik
(KKP) periode II tahun 2014 STIE Bank BPD Jateng bekerja
sama dengan beberapa instansi, antara lain : PT. Bank Jateng
Cabang Utama, PT. Bank Jateng Cabang Koordinator Semarang,
PT. Bank Jateng Cabang Pekalongan, PT. Bank Jateng Cabang
Slawi, PT. Bank Jateng Cabang Pemalang, Bank Indonesia, Biro
Pusat Statistik (BPS), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa
Tengah, Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Bank BRI, PT.
Indonesia Tera (publishing), dll.
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktik (KKP) periode II
tahun 2014, penyusun melaksanakan kegiatan tersebut di PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator
Semarang. Adapun kegiatan yang penyusun lakukan selama
KKP di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang akan dibahas lebih lanjut pada bab
berikutnya.
1.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik (KKP)
Tujuan dilaksanakannya program Kuliah Kerja Praktik
(KKP) periode II tahun 2014 ini adalah sebagai berikut :
1. Melengkapi tugas untuk memenuhi syarat berakhirnya
Kuliah Kerja Praktik (KKP) pada program S1 STIE Bank
BPD Jateng.
2. Mempraktikkan teori yang telah diperoleh selama
kuliah di STIE Bank BPD Jateng dalam dunia kerja
secara nyata.

3.

Mengetahui

cara

kerja

dan

situasi

dunia

kerja

khususnya di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa


Tengah Cabang Koordinator Semarang secara langsung.
4. Bagi

peserta

Kuliah

Kerja

Praktek

(KKP)

dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman tentang


dunia kerja terutama pada bidang perbankan.
5.

Peserta

Kuliah

Kerja

Praktek

(KKP)

dapat

memperkenalkan kepada masyarakat atas keberadaan


STIE Bank BPD Jateng dan PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang.
B A B II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Dalam Rangka persiapan pendirian Bank Pembangunan
Daerah (BPD) Jawa Tengah yang dilandasi dengan UU NO.13
Tahun 1962 mengenai Bank Pembangunan Daerah, Gurbenur
KDH Tk. I Jawa Tengah menerbitkan SK Gubernur KDH Tk. I
Jawa Tengah No 005/UDP/1962, tentang pembentukan tim
persiapan Bank Pembangunan Jawa Tengah.
Sebagai landasan hukum, telah diterbitkannya Peraturan
Daerah No 6/1963 tanggal 7 Maret 1963 serta diumumkan
dalam berita Negara RI. Sedangkan operasionalnya adalah
surat

Persetujuan

Menteri

urusan

Bank

Sentral

No

4/Kep/MUBS/G/1963 tanggal 14 Maret 1963. Dengan telah


dipenuhinya persyaratan yang telah ditetapkan, maka pada
tanggal 6 April 1963 diresmikan kegiatan operasional Bank
Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah.

Dalam

rangka

pengembangan kegiatan usaha bank, maka berdasarkan SK

Direksi BI NO 25/34/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1992, Bank


Pembangunan Daerah telah ditingkatkan, statusnya menjadi
Bank Devisa.
Berdasarkan

Akte

pendirian

PT.

Bank

Pembangunan

Daerah Jawa Tengah No. 1 tanggal 1 Mei 1999 telah disahkan


Menteri Kehakiman RI No.C-8223 HT.01.01 tahun 1999 tanggal
5 Mei 1999 diumumkan dalam Berita Negara RI No.50 Tahun
1999 dan didaftarkan dalam daftar perusahaan dengan nomor
TDP 11011903665 maka telah dilaksanakan perubahan Badan
Hukum

Bank

Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah

dari

Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) serta


dilakukan perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No 6 Tahun 1999 tanggal 12 Maret 1999 menjadi dasar
Perubahan bentuk hukum dari Perusahaan Daerah menjadi
Perseroan Terbatas.
2.2

Tijauan Umum
Seiring perkembangan dan kebutuhan akan pelayanan

perbankan di lingkungan Kantor Pemerintahan Propinsi Jawa


Tengah, pada 15 September 1986 awal mula jalannya
operasional perbankan Bank Jateng Cabang Semarang yang
terletak di Jl. MT Haryono no. 880 Semarang, yang pada saat
itu dipimpin oleh Bapak Edy Sumarsono.
Atas prakarsa Bp. Panoet Harsono (Alm.) yang pada waktu
itu

menjabat

sebagai

Direktur

Utama,

letak

gedung

operasional Bank Jateng Cabang Semarang dipindahkan ke Jl.


Ahmad Yani no. 19 C Semarang pada tahun 1995, dan pada
tahun 1997 Bank Jateng Cabang Semarang dipindahkan ke Jl.
Brigjend Sudiarto no. 196-198 Semarang.
Dengan adanya pemindahan di gedung yang baru dan
lebih luas diharapkan pelayanan terhadap semua karyawan
4

karyawati Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Propinsi


Jawa Tengah dapat terakomodir dengan baik sesuai Visi Bank
Jateng agar menjadi Bank terpercaya, menjadi kebanggaan
masyarakat dan mampu menunjang pembangunan daerah.
Bersama dengan diselesaikannya program rekapitulasi,
maka untuk mewujudkan komitmen terhadap perubahan serta
meningkatkan

citra

perusahaan

pada

akta

perubahan

anggaran dasar No 68 tanggal 7 Mei 2005 telah dilakukan pula


peluncuran logo baru dan perubahan sebutan dari semula PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah kemudian diganti
dengan sebutan Bank Jateng.
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang menjadi koordinator kantor cabang
Kendal, kantor cabang Salatiga, kantor cabang Ungaran,
kantor cabang Purwodadi dan kantor cabang Demak. PT. Bank
Pembangunan
Semarang

Daerah

membawahi

Jawa
13

Tengah
(tiga

Cabang

belas)

Koordinator

kantor

cabang

pembantu di wilayah Semarang, di antaranya yaitu :


1. Kantor cabang pembantu Universitas Negeri Semarang
(UNNES)
2. Kantor cabang pembantu Universitas Islam Sultan
3.
4.
5.
6.
7.

Agung (UNISSULA)
Kantor cabang pembantu Sampangan
Kantor cabang pembantu Pasar Johar
Kantor cabang pembantu Simpang Lima Plasa Semarang
Kantor cabang pembantu IAIN Walisongo Semarang
Kantor cabang pembantu Politeknik Negeri Semarang

(POLINES)
8. Kantor cabang pembantu Kagok
9. Kantor cabang pembantu Pasar Gayamsari
10.
Kantor
cabang
pembantu
Universitas
Nuswantoro (UDINUS)
11.
Kantor cabang pembantu Satrio Wibowo
12.
Kantor cabang pembantu Metro Peterongan

Dian

13.

Kantor cabang pembantu Banyumanik

Logo Bank Jateng dilambangkan dengan bentuk Sinar


Matahari yang merupakan sumber kehidupan dan cahaya
penuntun bagi Bank Jateng dalam menjalankan roda bisnis dan
menunjukkan

kemajuan

dalam

setiap

pola

pikir

dan

pembaharuan bagi lingkungan perusahaan. Sinar matahari


memancarkan kebersamaan dalam mencapai prestasi dan
melambangkan

kesehatan

serta

kesejahteraan

bank.

Pancarannya merupakan sumber energi yang tidak terbatas,


begitu luas hingga menjangkau pelosok desa. Huruf yang
digunakan

adalah

jenis

Sanssherif

Modifikasi.

Huruf

ini

menunjukkan fleksibilitas, modernitas, tanpa meninggalkan


nilai-nilai warisan. Warna kuning melambangkan kehangatan,
kecerdasan dan perkembangan yang pesat pada Bank Jateng
serta menyatukan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Warna
biru adalah warna langit dan laut serta diasosiasikan dengan
kedalaman, stabilitas dan fleksibilitas bagi Bank Jateng dalam
menjalankan

bisnisnya.

Selain

itu,

menyimbolkan

nilai

kesetiaan, kebijaksanaan dan kepercayaan diri. Warna merah


adalah warna yang memperkuat kehangatan dan fleksibilitas
serta menjadi landasan bagi Bank Jateng untuk perkembangan
di masa yang akan datang. Hal tersebut dilakukan agar Bank
Jateng menjadi satu-satunya bank daerah Jateng dan lebih
dapat dipercaya masyarakat.

2.3

Visi dan Misi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

Tengah
2.3.1 Visi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Bank terpercaya, menjadi kebanggaan masyarakat,
mampu menunjang pembangunan daerah.
Pengertian visi
1. Bank terpercaya
Lembaga keuangan yang diyakini berintegritas tinggi,
memiliki reputasi paling baik, paling kuat, paling
aman, dan paling menguntungkan.
2. Menjadi kebanggaan masyarakat
Kami memiliki keinginan yang kuat agar masyarakat
merasa ikut memiliki dan menjadikan Bank Jateng
sebagai pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan
jasa perbankan dimanapun kami berada.
3. Mampu menunjang pembangunan daerah
Kami memiliki keinginan yang kuat dalam memberikan
kontribusi pembangunan di berbagai sektor guna
menunjang pembangunan daerah yang berkelanjutan
dimasa kini dan dimasa yang akan datang.

2.3.2 Misi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah


1. Memberikan layanan PRIMA didukung oleh kehandalan
SDM dengan teknologi modern serta jaringan yang
luas.
a. Memberikan Layanan Prima.
Meningkatkan layanan prima, artinya Bank Jateng
melakukanperubahan ke arah yang lebih baik
dengan memberikan pelayanan lebih dari pada
yang diharapkan. Sehingga nasabah akan merasa
7

lebih

puas

dan

menimbulkan

kesan

yang

mendalam.
b. Didukung oleh Kehandalan Sumber Daya Manusia.
Sumber Daya Manusia yang ada pada Bank Jateng
tentunya

memiliki

kompetensi

(kemampuan),

dapat dipercaya, jujur, loyal, dan teruji.


c. Teknologi Modern.
Sistem dan perangkat yang canggih (handal)
sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
d. Jaringan yang Luas.
Memiliki jaringan yang luas karena tersebar di
berbagai wilayah.
2. Membangun budaya bank dan mempertahankan bank
sehat.
Selalu memelihara dan meningkatkan menjadi Bank
yang sehat.
3. Mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan
mengutamakan kegiatan retail banking.
Mampu menumbuhkan ekonomi pada wilayah Jawa
Tengah melalui usaha kecil, menengah, dan keatas.
Sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Meningkatkan kontribusi dan komitmen pemilik guna
memperkokoh bank.
Mempererat nasabah dengan memberikan kontribusi
dalam

pelayanan

serta

komitmen

untuk

menjaga rahasia setiap nasabah Bank Jateng.


2.4

Nilai-nilai Bank Jateng

2.4.1 Nilai Dalam Perusahaan


1. Pelayanan Prima

selalu

Yaitu memberikan pelayanan kepada nasabah melebihi


dari yang mereka harapkan, sehingga nasabah puas
dan menimbulkan kesan yang mendalam.
2. Profesionalisme
Yaitu mengelola usaha Bank Jateng dilakukan oleh
tenaga ahli (menguasai pengetahuan, ketrampilan dan
etika) sesuai bidangnya.
3. Visioners Leadership
Yaitu pemimpin Bank Jateng mempunyai wawasan dan
pandangan

jauh

kedepan,

karena

terciptanya

kreativitas dan inovasi yang tinggi.


4. Tim Solid
Yaitu pencapaian tujuan perusahaan dilakukan melalui
pemberdayaan seluruh potensi SDM, karenanya kami
percaya setiap individu menyumbang keberhasilan.
5. Attitude Yang Baik
Yaitu pengelolaan perusahaan tercermin dalam
kepribadian SDM, karena kami menghargai setiap
komitmen,

pengerahuan

dan

kreativitas

semua

jajaran.

2.4.2 Nilai-Nilai Individu


1 Integritas, yaitu kami berkeyakinan bahwa dalam
menjalankan

tugas

dan

tanggung

jawab

selalu

bertindak benar, ucapan sesuai dengantindakan dan


berani mengatakan kebenaran.
2 Setia, yaitu kami berkeyakinan bahwa sikap dan
perilaku kami mencerminkan pengabdian yang tinggi
terhadap tugas dan tanggung jawab.
3 Keterbukaan, yaitu kami berkeyakinan bahwa dalam
perilaku kerja sehari-hari kami selalu memberikan

informasi dan komunikasi secara transparan dan


bersedia menerima kritik.
4 Peduli,yaitukami berkeyakinan

bahwa

kami

selalu

bersikap mengerti dan tanggap terhadap situasi dan


kondisi perusahaan dimanapun kami berada.
5 Familiar, yaitu kami berkeyakinan bahwa

dalam

memberikan pelayanan yang mengesankan kepada


nasabah, kami selalu bersikap ramah dan menjunjung
etika.
2.5

Budaya Kerja PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

Tengah
Budaya perusahaan merupakan suatu nilai-nilai yang
disepakati
individual

bersama
anggota

dan

dicerminkan

perusahaan

dalam

melalui
mencapai

perilaku
tujuan

perusahaan. Budaya kerja pada PT. Bank Pembangunan


Daerah Jawa Tengah dikenal dengan sebutan 5S, antara lain:
1. Senyum
Gerak tawa ekspresi untuk menunjukkan rasa senang,
gembira dan suka.
2. Salam
Ucapan pernyataan hormat yang disampaikan kepada
lawan bicara.
3. Sopan Santun
Pencerminan perbuatan dengan tingkah laku baik.
4. Semangat
Semangat yang tinggi menumbuhkan optimistis, kreatifitas,
inovasi dan berpikir positif.
5. Sepenuh Hati
Apa yang kita lakukan harus dilaksanakan dengan sepenuh
hati dan keikhlasan.

10

PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang


Koordinator Semarang memulai aktivitas kerja pada pukul
07.30 WIB dengan doa pagi yang wajib diikuti oleh seluruh
keluarga besar PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Cabang

Koordinator

Semarang

kemudian

operasional

dimulai pukul 08.00 sampai 14.30 pada hari Senin-Jumat


dan pukul 08.00 sampai 10.30 pada hari sabtu.
Untuk menunjang kerapian seluruh karyawan PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator
Semarang, maka karyawan dan karyawati wajib memakai
sergam dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Senin, Selasa dan Rabu
Karyawati : atasan baju seragam warna putih dipadu
dengan blazer warna biru tua dan bawahan celana
warna biru tua (Selasa memakai rok).
Karyawan :

atasan baju seragam warna abu-abu

bergaris dan bawahan celana warna gelap.


Tenaga kontrak & capeg (calon pegawai) : atasan baju
seragam warna putih dipadu blazer hitam dan celana
hitam
2. Kamis dan Jumat
Baju Batik.
3. Sabtu
Baju produk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah. Seragam ini berlaku untuk seluruh karyawan
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang..
2.6

Struktur Organisasi

11

2.7 Pembagian Tugas


2.7.1 Pemimpin Cabang Koordinator Semarang
Tugas Pemimpin PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang Koordinator Semarang adalah sebagai
berikut :

12

1.

Bertanggung

jawab

Pembangunan

atas

Daerah

kinerja

Jawa

PT.

Tengah

Bank
Cabang

Koordinator Semarang.
2.

Menetapkan

sasaran-sasaran

dan

melaksanakan

rencana-rencana di bidang pemasaran dana kredit dan


produk

jasa

lainnya,

baik

dalam jangka

pendek

maupun jangka panjang.


3. Membina dan mengkoordinasikan karyawan-karyawati
agar terwujud kinerja yang efektif dan efisien.
4.

Melaksanakan

monitoring

perkembangan

dan

keinginan pasar akan jasa-jasa bank ataupun produkproduk baru, meningkatkan mutu pelayanan serta
melaporkan hal-hal yang penting di kantor pusat.
5. Meneliti dan mengevaluasi semua permohonan kredit
yang diajukan serta memberikan keputusan terhadap
permohonan kredit sesuai dengan ketentuan dari
direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
mengenai batas wewenang pemberian kredit. Apabila
permohonan kredit yang diajukan melebihi batas
wewenang maka permohonan tersebut diajukan ke
kantor pusat.
6. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari kantor pusat
untuk

memperbaiki

sehingga

dapat

kinerja

meminimalkan

karyawan-karyawati
risiko-risiko

yang

dihadapi pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa


Tengah Cabang Koordinator Semarang.
7. Ikut serta mempromosikan produk atau jasa-jasa
perbankan

PT.

Bank

13

Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah

kepada

masyarakat

sesuai

perencanaan

promosi usaha yang telah ditetapkan direksi.


2.7.2 KIC (Kontrol Internal Cabang) dan SKMR (Satuan
Kerja Manajemen Resiko)
KIC (Kontrol Internal Cabang ), memiliki tugas yang
berfokus pada pengawasan transaksi oprasional secara
harian,

sehingga

setiap

proses

transaksidiperiksa

kembali satu persatudan Fungsi kontrol ini ditujukan


untuk melakukan pencegahan sejak dini.
SKMR (Satuan Kerja Manajemen Resiko), memiliki
tugas
resiko

mengevaluasi kesesuaian kebijakan manajemen


dengan

pelaksanaanya,

serta

melakukan

pengawasan dan evaluasi pada pelaksanaan tugas


komite manajemen resiko dan satuan kerja manajemen
resiko, melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara
kebijakan

manajemen

risiko

dengan

pelaksanaan

kebijakan.
2.7.3 Pemimpin Bidang Pemasaran
Tugas

Pemimpin

Bidang

Pemasaran

PT.

Bank

Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator


Semarang adalah sebagai berikut :
1. Mewakili Pemimpin PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang, untuk
melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga
tentang kegiatan usaha bank dalam pelayanan kredit,
pengawasan kredit dan pemasaran di Kantor PT. Bank
Pembangunan

Daerah

Koordinator Semarang.

14

Jawa

Tengah

Cabang

2. Memutuskan

pemberian

kredit

sesuai

dengan

wewenang dan peraturan-peraturan yang berlaku,


pelaksanaan restrukturisasi kredit, pemberian bunga
dan atau fasilitas khusus untuk nasabah tertentu baik
dana maupun kredit sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Memutuskan
kredit,

penyelesaian

pengawasan

berada

kredit

dibatas

masalah
dan

di

pelayanan

pemasaran

kewenangannya

yang

dengan

mengkoordinasikannya kepada Pemimpin Cabang PT.


Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang.
4. Menyetujui laporanlaporan yang wajib disusun oleh
Kantor PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Cabang Koordinator Semarang mengenai pelayanan
kredit, pengawasan kredit dan pemasaran sesuai
dengan kewenangannya,
5. Melaporkan

pelaksanaan

tugas

khusus

yang

dibebankan kepada Pemimpin Bidang dalam rangka


mewakili Pemimpin Cabang PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang.
6. Mengusulkan penyempurnaan peraturan intern yang
berkaitan

dengan

kegiatan

usaha

bank

tentang

pelayanan kredit, pengawasan kredit, dan pemasaran


kepada Direksi melalui Pemimpin Cabang.
2.7.4 Seksi Legal & Administrasi Kredit
Secara umum, tugas dan kewajiban seksi legal &
administrasi kredit adalah mencakup 4 aspek yaitu :

15

1. Aspek Legal
Bertanggungjawab atas kelengkapan dan keabsahan
berkas kredit yang meliputi :
a. Kelengkapan dan keabsahan berkas yang meliputi :
Perijinan

Data pribadi (KTP, KK, dll)

Jaminan kredit ( Sertifikat, SK )


b. Perjanjian Kredit
Perjanjian

Perjanjian ada 2 jenis, yaitu :


1. Perjanjian

di

bawah

tangan,

merupakan

perjanjian antara pihak PT. Bank Pembangunan


Daerah Jawa Tengah dengan debitur.
2. Perjanjian

Nota

Riil,

merupakan

perjanjian

dengan notaris.
Pengikatan jaminan, meliputi :
1. Hak tanggungan untuk jaminan yang berupa
tanah dan bangunan.
2. Hak tanggungan untuk barang-barang bergerak
(motor, mobil,kapal,dll)
2. Aspek Administrasi Kredit :
a. Pencairan kredit
Penandatanganan nota pencairan kredit

Pencairan kredit dengan tahapan :

Pembukaan fasilitas kredit


Menginput data debitur
Menginput jenis kredit yang diberikan

Pencairan kredit

16

Merealisasikan kredit dengan memasukan


legal realisasi kredit ke rekening debitur yag
bersangkutan.
Membebankan
realisasi

bunga

kredit

yang

tersebut

timbul

(biaya

dari

propisi,

adminintrasi, asuransi, notaris, dan lain-lain)


b. Pengelolaan berkas kredit
Penataan berkas kredit
Penyimpanan
Monitoring berkas guna pengkinian data
3. Aspek Monitoring
a. Memonitor angsuran kredit debitur
b. Melakukan pencatatan atas angsuran kredit debitur
c. Melakukan penagihan terhadap debitur yang barada
dalam perhatian khusus
4. Aspek pelaporan kredit
a. Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) ke BI
b. Laporan System Informasi Debitur (SID) ke BI
c. Laporan intern lainnya
2.7.5 Seksi Analis Kredit
Seksi ini menangani kegiatan utama bank yaitu
pemberian kredit kepada nasabah. Disebut utama karena
sebagian

besar

pendapatan

bank

bersumber

dari

kegiatan kredit.
Tugas Tim Analis Kredit adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja dan anggaran kredit.
2. Mengkoordinir dan melaksanakan tugas dari masingmasing petugas meliputi analisa kredit dan laporan
perkreditan.

17

3. Mengkoordinir

proses

pemberian

kredit.

Proses

pemberian kredit ini harus sesuai dengan prosedur


yang telah ditetapkan agar tidak mengalami kesalahan
yang berakibat fatal dan mengakibatkan kerugian bagi
bank.

Proses

Pembangunan

pemberian
Daerah

kredit
Jawa

di

PT.

Tengah

Bank
Cabang

Koordinator Semarang, sebagai berikut:


1. Pemohon kredit baik debitur baru maupun debitur
lama yang akan mengajukan permohonan kredit
dapat menghubungi secara langsung petugas bank
yang berwenang dalam menangani permohonan
kredit.
2.

Petugas

analis

kredit

memberikan

penjelasan

kepada pemohon tentang hal-hal yang berhubungan


dengan perkreditan bank dan menyerahkan form
permohonan kredit kepada pemohon yang memuat
nama pemohon, alamat, nama gadis ibu kandung,
usaha, jenis kredit, nominal kredit yang dibutuhkan,
tujuan penggunaan, jangka waktu.
3. Pemohon kredit mengisi form permohonan kredit
beserta
tercantum

persyaratan-persyaratan
dalam

ketentuan

sebagaimana

persyaratan

dan

dokumen kredit.
4. Setelah permohonan kredit beserta kelengkapan
dokumen persyaratan diterima oleh bank, kemudian
dicatat dalam agenda surat masuk oleh sekretariat
kemudian Tim Analis membuat usulan kredit yaitu:

Mengadakan registrasi/check list pada proses


penanganan

kredit,

tahapan kegiatan.

18

untuk

masing-masing

Mengumpulkan

data

pemohon,

baik

yang

bersifat finansial maupun yang bersifat non


finansial.

Menganalisis

data

finansial nasabah

debitur

untuk pengajuan kredit di atas tiga milyar harus


disertai

dengan

data

keuangan

yang

telah

diaudit oleh akuntan publik.

Melaksanakan komunikasi aktif dengan kantor


cabang maupun kantor cabang pembantu yang
lain berkaitan dengan informasi pemohon kredit.

Meminta informasi kepada Bank Indonesia atau


melalui

lintas

data

elektronik

(IDI/Informasi

Debitur Individual) berkaitan dengan pemohon


kredit.

Mengadakan wawancara mengenai data-data


nasabah

berkaitan

dengan

permohonan

kreditnya dan mengadakan on the spot ke


rumah/lokasi usaha dan lokasi jaminan.

Membuat laporan hasil pembahasan kredit yang


merupakan data kontrol untuk memutus kredit
berdasarkan

data

dan

informasi

yang

ada

ditambah dengan data dari on the spot maupun


wawancara, kemudian disusun dan diajukan
kepada Pemimpin Cabang Koordinator Semarang
untuk mendapatkan persetujuan/penolakan.
5. Setelah usulan disampaikan ke Pemimpin Cabang
Koordinator
Pemimpin

dan

mendapatkan

Cabang

Koordinator

disposisi
kemudian

dari
untuk

pelaksanaan lebih lanjut sesuai dengan teknis


pencairan kredit bank. Disposisi tersebut berisi :

19

Ditolak,

jika

permohonannya

ditolak

maka

dibuatkan surat penolakan kredit oleh kepala


biro kredit dan kemudian dikirim ke kantor
cabang koordinator atau cabang utama.

Disetujui, jika permohonan disetujui maka proses


selanjutnya

adalah

dibuatkan

Surat

Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit


(SP2K) kepada nasabah debitur.
6.

Tembusan

SP2K

setelah

ditandatangani

oleh

pemohon sebagai tanda kesanggupan pemohon


atas

ketentuan

kredit

yang

selanjutnya

dikembalikan kepada bank.


7. Petugas kredit selanjutnya menyiapkan perjanjian
kredit dan pengikatan jaminan baik secara di bawah
tangan

maupun

secara

nota

riil.

Ketentuan

perjanjian kredit dan pengikatan jaminan kredit,


sebagai berikut :

Perjanjian kredit
1) Pemohon dan suami/istri, apabila pemohon
adalah perorangan,
2) Direktur/pengelola/pengurus

aktif,

apabila

pemohon adalah badan usaha,


3) Pihak lain yang menurut ketentuan wajib ikut
tanda tangan.

Pengikatan jaminan
1)

Jaminan
pemilik

atas

jaminan

menandatangani
notaris.

20

permohonan
beserta

perorangan,

suami/istri

pengikatan

jaminan

ikut
di

2) Jaminan atas nama badan usaha, pengurus


aktif (yang diatur dalam akta pendirian) ikut
menandatangani

pengikatan

jaminan

di

notaris.
3)

Jaminan

kredit

berupa

cash

collateral,

pengikatan dengan cara memblokir rekening


nasabah

(giro,

tabungan,

dan

deposito),

dengan syarat pemohon memberikan surat


kuasa pendebitan rekening sampai dengan
fasilitas kredit lunas. Pelaksanaannya diatur
lebih lanjut dalam surat keputusan direksi.
4) Untuk kredit di atas 5 milyar rupiah penilaian
jaminan

wajib

independent.
memenuhi

dilakukan

Penilai

oleh

independent

persyaratan

sesuai

penilai
harus
dengan

ketentuan yang berlaku.


8. Proses realisasi kredit memerlukan persiapan yang
dilaksanakan

oleh

petugas

administrasi

kredit

dengan ketentuan sebagai berikut:

Menginput

data

nasabah

debitur

ke

dalam

sistem administrasi kredit.

Pembuatan slip pencairan kredit dan kuitansi


bermaterai sebagai syarat untuk pengambilan
tunai di teller serta slip setoran atas biaya-biaya
yang timbul dalam perjanjian kredit.

Bagi kredit rekening koran, digunakan fasilitas


rekening

untuk

input

plafon

sedangkan

penarikannya melalui cek, bilyet giro dan atau


debet nota.

21

Sebelum kredit dicairkan maka petugas harus


memastikan

apakah

calon

nasabah

debitur

masih mempunyai kewajiban atas fasilitas kredit


yang pernah dinikmati atau kewajiban-kewajiban
lainnya.

Meneliti

kembali

pemenuhan

kelengkapan

dokumen dan kelengkapan persyaratan lainnya


serta sebelum pencairan kredit.

Pembayaran

pencairan

kredit

dilaksanakan

melalui petugas teller.

Pengarsipan

dokumen

dan

penyimpanannya

dilaksanakan oleh petugas administrasi kredit.


2.7.6 Seksi Pengawasan Kredit
a. Cara-cara Pengawasan Kredit
1. Pengawasan Pasif
Pengawasan

secara

pasif

dilakukan

dengan

mempelajari dan menganalisis laporanlaporan, data


dan informasi mengenai kegiatan usaha dari debitur,
yaitu melalui kartu mengenai nasabah, rekening giro,
neraca dan perhitungan laba rugi, laporan-laporan
berkala (bulanan, triwulan, dan tahunan).
2. Pengawasan Aktif
Pengawasan aktif dilakukan dengan kunjungan
langsung ke tempat usaha atau rumah nasabah dan
mengadakan penilaian berdasarkan keadaan usaha dan
administrasi yang ada pada nasabah serta mengadakan
pembicaraan atau diskusi langsung dengan nasabah.
Adapun instrumen pengawasan antara lain :
1) Kartu Pengawasan Debitur

22

2) Laporan-laporan hasil analisis kredit


3) Perjanjian Kredit
4) Informasi tentang nasabah
5) Laporan hasil kunjungan
Instrumen

tersebut

digunakan

untuk

dapat

mengetahui nasabah lebih detail dan membantu dalam


melakukan

pengawasan

terhadap

kinerja

maupun

realisasi terhadap kredit yang telah disetujui oleh pihak


bank.
Tahapan kegiatan dari pengawasan kredit adalah
sebagai berikut :
a. Pengawasan pada saat penilaian permintaan kredit.
b. Pengawasan sejak fasilitas kredit direalisasikan.
c. Pengawasan pada saat terjadinya gangguan pada
kredit yang diberikan.
b. Faktor-faktor Penyebab Kredit Bermasalah
1. Faktor Debitur/Nasabah, yang meliputi:
1. Faktor keuangan,yang terdiri dari:
a) Hutang meningkat sangat tajam
b) Piutang tak tertagih meningkat
c) Pendapatan menurun
2. Faktor Manajemen, yang terdiri dari:
a) Perubahan dalam manajemen dan kepemilikan
b) Penyalahgunaan kredit
c) Kurangnya keahlian dalam mengelola kredit
3. Faktor operasional, yang terdiri dari:
a) Hubungan nasabah dengan mitra usaha makin
menurun
b) Terhambatnya pasokan bahan baku

23

c) Distribusi pemasaran terganggu


2. Faktor eksternal, yang terdiri dari:
1. Perubahan kebijaksanaan pemerintah sektor riil
2. Kenaikan harga, faktor-faktor produksi yang tinggi
(missal BBM)
3. Meningkatnya tingkat suku bunga pinjaman
3. Faktor internal bank yang terdiri dari:
1. Kelemahan dalam analisa kredit
2. Kelemahan dalam penilaian karakter
3. Kelemahan dalam penilaian jaminan
4. Pengikatan agunan lemah
4. Kelemahan dalam pengawasan dan pembinaan debitur
c. Rencana Penanganan Kredit Bermasalah
Jika terjadi permasalahan di dalam pelunasan kredit
maka diadakan penanganan kredit bermasalah sebagai
mana tersebut dalam tabel di bawah ini:
Kategori

Itikad

Prospek

Rencana

Usaha

Penanganan

Debitur

Baik

Debitur
Baik

Penyelamatan kredit

baik
Debitur

Baik

Tidak baik

Negosiasi

cukup

penyelesaian

baik
Debitur

Tidak

kurang

baik

baik
Debitur

Tidak

Baik

Penyelesaian

melalui

jalur hukum
Tidak baik

tidak baik baik

Penyelesaian
jalur hukum

24

melalui

d. Kriteria Debitur yang Dapat Diberikan Keringanan


Pembayaran Tunggakan Bunga dan Pokok
Keringanan pembayaran tunggakan bunga dan denda
dapat

diberikan

bermasalah

oleh

dengan

bank

terhadap

debitur

persyaratan-persyaratan

yang

sebagai

berikut:
1. Debitur mempunyai itikad baik untuk membayar
pelunasan kredit.
2. Debitur memiliki usaha yang macet sehingga tidak
mampu membayar seluruh kewajiban kreditnya.
3. Debitur meninggal dunia dan ahli waris berusaha
menyelesaikan kreditnya.
4. Debitur memiliki usaha yang masih berjalan, tetapi
hasil usahanya tidak mencukupi untuk memenuhi
kewajiban

dan

nilai

jual

kekayaan/asset

yang

dijaminkan tidak memadai dan tidak marketable.


5. Debitur memiliki usaha yang masih berjalan dan
berkeinginan untuk mempercepat pelunasan kreditnya
dengan

mengajukan

permohonan

keringanan

tunggakan bunga dan denda.


6. Pelaksanaan memutus keringanan tunggakan bunga
dan denda kepada debitur macet diberikan berdasarkan
kasus yang dihadapi, dengan memperhatikan:
a. Kepentingan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang Koordinator Semarang
b. Kemampuan Debitur
c. Kondisi Agunan
7.

Debitur

menyertakan

dilengkapi dengan

permohonan

tertulis

dan

alasan / pertimbangan yang

dapat dipertanggungjawabkan.

25

e.

Kriteria

Penggolongan

Kredit

Berdasarkan

Tingkat

Kolektibilitas
Kriteria penggolongan kredit berdasarkan tingkat
kolektibilitas adalah sebagai berikut:
a. Lancar (L)
Dikatakan lancar apabila pembayarannya tepat waktu,
perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan
serta sesuai dengan persyaratan kredit.
b. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
sampai dengan 90 hari.
c. Kurang Lancar (KL)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 120 hari.
d. Diragukan (D)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 120 hari sampai dengan 180
hari.
e. Macet (M)
Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 180 hari.
f. Tingkat Kesehatan Bank
Cara menghitung tingkat kesehatan bank adalah:
a. DPK= 25% dari total DPK
b. KL= 50% dari total KL
c. D= 75% dari total D
d. M=100% dari total M
TK = total dari formula di atas dibagi dengan total Kredit
yang diberikan dikali 100%.

26

NPL= Jumlah Kredit dari KL s/d M dibagi dengan Total


Kredit dikali 100%.
Selanjutnya dari hasil TK dapat disimpulkan tingkat
kesehatan bank dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. sehat
peringkat 1 (rasionya<1,5%)
peringkat 2 (rasionya 1,5% s/d 3%)
b. cukup sehat
peringkat 3 (rasionya 3%s/d 6%)
c. kurang sehat
peringkat 4 (rasionya>6% s/d 9%)
d. tidak sehat
peringkat 5 (rasionya >9%)
Tugas Seksi Pengawasan Kredit adalah sebagai berikut :
1. Melakukan penanganan kredit dengan memantau usaha
debitur dan melakukan kunjungan langsung ke tempat
debitur

serta

memberikan

surat

pemberitahuan

tunggakan kredit. Hal tersebut dilakukan agar debitur


dapat segera

membayar tunggakan kredit sehingga

keadaan kredit kembali lancar.


2. Membina hubungan baik dan terbuka secara terus
menerus dengan nasabah yang bersangkutan.
3. Menganalisis sebab-sebab terjadinya masalah atas kredit
nasabah dan membuat rekomendasi kepada pimpinan
tentang saran perbaikan atau penyelamatan kredit.
4. Memberikan saran dan konsultasi kepada nasabah dalam
bidang administrasi.

27

2.7.7 Seksi Pemasaran


Seksi pemasaran bertugas melakukan pemetaan target
pemasaran

kemudian

menyusun

penawaran

kerjasama

yang

strategi

nantinya

promosi

akan

dan

dilanjutkan

dengan kegiatan prospek pemasaran terhadap target serta


negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan diantara calon
nasabah dan perusahaan.
Tugas Seksi Pemasaran adalah sebagai berikut :
1. Seksi pemasaran PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang

Koordinator Semarang berperan dalam

mengenalkan produk dan menawarkan produk-produk


yang dimiliki oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah

melalui

masyarakat.
Daerah

Jawa

presentasi

Produk-produk
Tengah antara

atau
PT.

sosialisasi
Bank

lain

kepada

Pembangunan

: Tabungan,

Giro,

Deposito, Sipanda (Asuransi Pembangunan Askrida), dan


DPLK Setia (Sejahtera Tiada Akhir).
2. Seksi pemasaran berperan besar dalam mencari peluangpeluang pemasaran serta strategi untuk mengenalkan
produk-produk baru.
3. Melakukan pemeliharaan hubungan kerjasama dengan
nasabah melalui pemberian bantuan atau sponsorship.
4. Monitoring nasabah, yaitu memantau nasabah agar tetap
loyal terhadap PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang Koordinator Semarang.
5. Mengorganisasikan,

melaksanakan,

dan

mengevaluasi

kegiatan pengelolaan DPLK (Dana Pensiun Lembaga


Keuangan).

28

6.

Melaporkan

program

kerja

bulanan

kepada

para

pemimpin PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah


Cabang Koordinator Semarang.
2.7.8 Pemimpin Bidang Pelayanan
Tugas

Pemimpin

Bidang

Pelayanan

PT.

Bank

Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator


Semarang adalah sebagai berikut :
1. Mewakili Pemimpin Cabang PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang
untuk melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga
dalam rangka kegiatan usaha bank di bidang pelayanan.
2. Memutuskan

penyelesaian

masalah

yang

diajukan

bawahan sepanjang dalam batas kewenangan sebagai


Pemimpin Bidang Pelayanan.
3. Menyetujui laporan-laporan yang wajib disusun oleh
Kantor PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Cabang Koordinator Semarang di bidang pelayanan
sesuai dengan kewenangannya.
4. Melaporkan pelaksanaan tugas khusus yang dibebankan
kepada

Pemimpin

Bidang

Pelayanan

dalam

rangka

mewakili Pemimpin Cabang PT. Bank Pembangunan


Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang.
5. Mengusulkan penyempurnaan peraturan intern yang
berkaitan

dengan

kegiatan

usaha

bank

di

Bidang

Pelayanan kepada Direksi melalui Pemimpin Cabang.


6. Mengkoordinasikan,

mengarahkan,

memonitor

dan

menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan yang


mencakup bidang pelayanan, akuntansi dan teknologi
system informasi, SDM dan umum Kantor Cabang

29

Koordinator Non Devisa sesuai dengan peraturan yang


berlaku.
7. Mengkoordinasikan,

mengarahkan,

memonitor

serta

mengevaluasi kegiatan pelayanan.


8. Mengkoordinasikan, mengarahkan,

memonitor

serta

mengevaluasi kegiatana kuntansi dan teknologi system


informasi di Kantor Cabang Koordinator Non Devisa.
9. Mengkoordinasikan,mengarahkan,memonitorserta
mengevaluasi

pelaksanaan

kesekretariatan

di

Kantor

kegiatan
Cabang

umum

dan

Koordinator

Non

Devisa.
10.
Mengkoordinasikan, mengarahkan, memonitor serta
mengevaluasi sumber daya manusia di Kantor Cabang
Koordinator Non Devis.
11.
Mengkoordinir dan melakukan evaluasi terhadap
kegiatan-kegiatan
target-target

terkait

operasional,

perencanaan,
pemenuhan

pencapaian
sarana

dan

prasarana (sumberdaya).
12.
Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang
ada

di

wilayah

koordinator

dan

mengupayakan

penyelesaian sesuai batas kewenangannya.


13.
Mengkoordinasikan, mengarahkan, memonitor serta
mengevaluasi kinerja operasional pelayanan di Kantor
Cabang Koordinator Non Devisa.
14.
Melaporkan kepada Pemimpin Cabang Koordinator
terkait dengan perkembangan bisnis, tuntutan pemilik
(Bupati/Walikota) dan
diwilayah.
15.
Melakukan

kondisi

identifikasi,

persaingan

mengukur,

yang

ada

menganalisa,

mengendalikan dan melaporkan terhadap setiap resiko.


16.
Menyampaikan informasi kepada seluruh unit kerja
diwilayah yang terkait dengan kebijakan-kebijakan usaha
Bank.

30

17.

Melakukan kegiatan operasional pemasaran dana

dan kredit, seperti penagihan dan pelayanan kepada


nasabah secara langsung.
18.
Memimpin
coordinator

pelaksanaan

kegiatan

operasional perbankan Cabang Pembantu dan Kantor Kas


di wilayahnya.
2.7.9 Seksi Pelayanan
Tugas Kepala Seksi Pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan berbagai fungsi yang ada dalam seksi
pelayanan sehingga masing-masing fungsi bekerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Mengoptimalkan tugas masing-masing fungsi sehingga
setiap

fungsi

dapat

memberikan

pelayanan

yang

memuaskan untuk nasabah.


3. Memantau kinerja setiap fungsi yang ada pada seksi
pelayanan.
4. Memberi sandi pada aplikasi transfer.
5. Menunjang kinerja setiap fungsi yang ada pada seksi
pelayanan.
a. Fungsi Teller
Teller merupakan salah satu fungsi dari Seksi Pelayanan
yang menangani transaksi-transaksi yang bersifat tunai.
Kegiatan di fungsi teller diawali dengan pengambilan
modal

dari

Head

Teller

dengan

menggunakan

slip

pengambilan modal kemudian melakukan transaksi sesuai


kebutuhan nasabah (penarikan, setoran, pencairan cek,
pencairan kredit, pembayaran kredit). Transaksi yang
berlangsung di bagian teller berakhir pada pukul 14.30
WIB. Setelah transaksi selesai maka teller menghitung

31

saldo

kas,

mencocokan

saldo

dengan

rekapitulisasi

transaksi pada komputer, mengembalikan uang dengan


menggunakan slip pengembalian modal ke Head Teller
dan membuat dan membuat jurnal transaksi teller.
Tugas fungsi Teller adalah :
1. Melakukan

penerimaan

setoran

tunai

dan

pembayaran tarikan tunai.


2. Menerima setoran angsuran kredit nasabah.
3. Melakukan penginputan pencairan kredit nasabah.
4. Mengambil dan menyetor modal, menerima dan
membayar

transaksi

yang

bersifat

tunai,

serta

meneruskan setoran non tunai ke Back Office.


5. Meneruskan semua slip transaksi kepada supervisor
(Kepala Seksi Pelayanan) untuk diotorisasi.
6. Melaksanakan

dan

mengevaluasi

pelaksanaan

kegiatan pelayanan transaksi tunai nasabah baik


untuk kebutuhan nasabah maupun untuk kebutuhan
intern bank .
7. Melaksanakan manajemen kas, pengadministrasian
keadaan kas besar dan kas kecil serta pengelolaan
penyedia kas ATM.
8. Melakukan analisa ulang terhadap transaksi tunai
tertentu ( diatas Rp 500.000.000,00)
9. Pelaporan kegiatan pelayanan kas dan teller
10.
Mencatat transaksi jasa perbankan kedalam
sistem data keuangan (meliputi : transfer keluar dan
masuk , estimasi kliring , arus kas harian, saldo ATM,
transaksi ATM ) yang berlaku di cabang koordinator
Semarang.
b. Fungsi Customer Service Representative (CSR)

32

Customer Service Representative merupakan fungsi dari


front office yang bertugas untuk memberikan pelayanan
pada

nasabah

mengenai

yang

prosedur

ingin

untuk

memperoleh

menanamkan

informasi

dana

yang

dimilikinya dan mengenalkan produk-produk yang dimiliki


oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang. Selain itu, fungsi ini juga melayani
nasabah yang mengajukan komplain atas pelayanan,
fasilitas, dan produk dari PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang.
Tugas fungsi Customer Service (CSR) adalah :
1. Mengenalkan kepada nasabah tentang produk-produk
yang ada di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah Cabang Koordinator Semarang.
2. Menerima pembukaan rekening baru, membuatkan
buku tabungan dan mengaktifkan kartu ATM.
3. Memberikan

informasi

nasabah

tentang

saldo

rekeningnya.
4. Membuatkan

referensi

bank

untuk

nasabah

(perusahaan) karena akan mengikuti tender. Referensi


dapat

dibuat

apabila

lembaga/institusi

yang

bersangkutan memiliki rekening giro di PT. Bank


Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah

Cabang

Koordinator Semarang. Referensi dibuat sebagai bukti


bahwa institusi tersebut memiliki rekening di PT. Bank
Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah

Cabang

Koordinator Semarang dan dapat berfungsi untuk


mengajukan kredit di PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang. Referensi

33

ini biasanya dibuat ketika perusahaan akan mengikuti


kegiatan lelang atau pengerjaan suatu proyek.
5. Membuatkan Cek dan Bilyet Giro untuk nasabah.
Buku cek dapat dibuat ketika nasabah telah selesai
mengajukan permohonan pembukaan rekening giro
dan telah disahkan oleh Bank. Buku cek dibuat dengan
memberikan stempel PT. Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang, Kode
kantor cabang, nomor rekening giro pada setiap
lembar buku cek kemudian dimintakan paraf dari
kepala seksi pelayanan. Setelah tahap-tahap tersebut
dilakukan,

kemudian

digunakan

untuk

menyertakan
nasabah

buku

cek

tersebut

mencairkan

materai

senilai

menggunakan

Rp

cek

dapat

dana

dengan

6000,-.

Apabila

di

kantor

yang

bersangkutan saat pembukaan giro maka nasabah


dapat langsung mencairkan dananya ke teller. Akan
tetapi, bila nasabah menggunakan cek di kantor yang
tidak bersangkutan maka nasabah harus ke CSR untuk
mengecek tanda tangan dan saldo. Rekening giro
selain

dapat

dicairkan

dengan

cek,

juga

dapat

dicairkan melalui bilyet giro. Bilyet giro dapat dimiliki


nasabah apabila nasabah sudah memiliki buku cek
pertama kali setelah pembukaan giro dan setelah
menggunakan cek tersebut. Apabila nasabah yang
belum memiliki bilyet giro tetapi ingin melakukan
transaksi

melalui

bilyet

difungsikan

sebagai

mengecross

cek.

Cek

giro

bilyet
yang

maka
giro

dicross

cek

dapat

dengan

cara

maka

dapat

berfungsi sebagai bilyet giro tetapi bilyet giro tidak

34

dapat dicross menjadi cek. Penggunaan cek berbeda


dengan penggunaan bilyet giro, kalau cek dapat
langsung dicairkan menjadi uang tunai. Akan tetapi,
bilyet giro tidak dapat dicairkan langsung menjadi
uang melainkan harus ditransfer ke rekening yang
bersangkutan. Proses penggunaan bilyet giro, antara
lain: saat ada nasabah yang melakukan transaksi
dengan bilyet giro maka bilyet giro tersebut harus di
offer

booking

dahulu

di

kliring.

Offer

booking

merupakan pemindahbukuan dari kredit ke debet


ataupun sebaliknya pada rekening yang dituju. Apabila
transaksi dilakukan antar Bank Jateng, maka bilyet giro
disertai dengan slip setoran. Namun apabila transaksi
terjadi bukan antar Bank Jateng maka bilyet giro
disertai dengan slip aplikasi transfer/kliring.
6. Memblokir rekening nasabah.
7. Memberikan pelayanan yang baik sehingga dapat
membina

dan

menarik

minat

nasabah

dalam

menggunakan produk dan jasa bank.


8. Menguasai kode etik perbankan yang merupakan salah
satu

pedoman

dalam

melaksanakan

pelayanan

terhadap nasabah.
9. Melakukan proses pengkinian data terhadap data
nasabah yang berubah seperti pembaharuan KTP dan
alamat

rumah

yang

berubah.

Apabila

nasabah

melakukan perubahan identitas (KTP baru, Alamat


tinggal pindah, dan lain-lain) maka nasabah tersebut
harus melakukan pembaharuan data di PT. Bank
Pembangunan

Daerah

35

Jawa

Tengah

Cabang

Koordinator Semarang. Pembaharuan data tersebut


dikenal dengan istilah pengkinian.
10. Melayani komplain nasabah
Komplain dapat terjadi dengan berbagai macam kasus,
salah satu kasusnya saat nasabah mangambil uang
lewat ATM tetapi uang tidak keluar dari mesin ATM dan
saldo

rekening

berkurang

sehingga

nasabah

mengajukan komplain ke bank.


2.7.10 Seksi Back Office
a. Fungsi Transfer dan Kliring
Tugas fungsi Transfer dan Kliring adalah :
1.

Menerima

transfer

masuk

dan

melakukan

transfer keluar inkaso.


2.

Membuat

laporan

DPLK

(Dana

Pensiun

Lembaga Keuangan).
3.

Menerima

pembukaan

deposito

dan

pencairannya.
4.

Melakukan transaksi BI - RTGS ( Real Time

Gross Setlemen ).
5.

Melakukan kliring atau tagih menagih warkat

antar bank.
b. Fungsi PBB dan BPHTB
Tugas fungsi PBB dan BPHTB adalah :
1. Menerima setoran Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)

dan

Bea

Perolehan

Hak

Tanah

dan

Bangunan (BPHTB) dari masyarakat.


2. Menginput Surat Setoran Pajak (SSP) dari nasabah
dan membuat laporan penerimaan pajak.

36

3. Membuat laporan mingguan setoran PBB dan


BPHTB

untuk

Cabang

Induk

dan

gabungan

(cabang dan capem-capem).


PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
Cabang Koordinator Semarang merupakan salah satu
bank yang membuka layanan pembayaran PBB yang
melayani para wajib pajak untuk pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan. Selain itu, fungsi ini juga
melayani pembayaran BPHTB (Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan). PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Tengah Cabang Koordinator Semarang adalah
pusat pembayaran PBB yang kemudian disetorkan ke
KPPNI

(Kantor

Pelayanan

Perbendaharaan

Negara

Indonesia), DPKD/Pemkot, dan 7 KPP (Kantor Pajak


Pratama). Loket pembayaran PBB di Semarang ada 34
tempat pembayaran yang dikelompokkan menjadi 7
KPP, Kantor Cabang Pembantu di bawah PT. Bank
Pembangunan
Koordinator

Daerah

Semarang,

Jawa
BKK,

Tengah
Kasda,

Cabang
Bank-Bank

Persepsi, dan bank swasta penerima PBB. PT. Bank


Pembangunan

Daerah

Jawa

Tengah

Cabang

Koordinator Semarang menerima pembayaran PBB


dari wilayah Genuk, Gayamsari, dan Pedurungan serta
menerima setoran pembayaran PBB dari masingmasing tempat pembayaran. Layanan penerimaan
PBB buka dari pukul 08.00-14.00 WIB untuk hari SeninRabu dan pukul 08.00-13.00WIB untuk hari KamisJumat.

Khusus

untuk

hari

Kamis

tidak

melayani

pembayaran karena pada hari tersebut digunakan

37

untuk pembuatan laporan yang akan disetorkan pada


hari Jumat. Pada hari Jumat sampai Rabu dibuka untuk
melayani pembayaran PBB dan BPHTB. Berkas laporan
dari tempat penerimaan loket PBB di Semarang
berupa 25 SSPBB 5 lembar yang diserahkan kepada
Seksi

Akuntansi

&

TSI

kantor,

KPPN,
KPPBB

pembayaran

penyetor,

DPKD,

bersangkutan.

Proporsi

pembagian

tempat

setoran

yang
PBB,

antara lain: 64,8% untuk Pemerintah Kota Semarang,


16,2% untuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 10%
untuk

Pemerintah

berdasarkan

Pusat,

prosentase

9%
sektor.

untuk

dibagi

Selain

lagi

melayani

pembayaran PBB, bagian PBB juga membuat laporan


dari 34 tempat pembayaran. Laporan ini dibuat secara
harian mengenai penerimaan PBB yang kemudian
dilaporkan ke Seksi Akuntansi & TSI, DPKD dan KP PBB.
Kegiatan di bagian PBB pada hari Kamis, antara lain:
a. Membuat laporan mingguan per hari kamis yang
berisi laporan rinci penerimaan PBB dari hari Jumat
Kamis.
b. Laporan pelimpahan PBB untuk dijalankan pada hari
Jumat.
c. Menghubungi bank-bank persepsi untuk laporan
setoran PBB kemudian membuat GS (pemindahan
setempat)

pada

rekening

sementara

untuk

menampung setoran selama 1 minggu.


d. Setelah berkas lengkap, dimasukkan amplop dan
siap dikirim pada Jumat pagi.
2.7.11

Seksi Akuntansi dan Teknologi Informasi

38

Seksi akuntansi merupakan seksi yang bertugas untuk


menyusun

laporan-laporan

mendistribusikan

laporan-laporan

keuangan

serta

keuangan

tersebut

kepada pihak-pihak yang membutuhkan.


Tugas Seksi Akuntansi & TI adalah sebagai berikut :
1. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti

transaksi

yang telah diinput oleh petugas. Proses verifikasi,


meliputi :
a. Kebenaran dan keabsahan bukti transaksi.
b. Kebenaran input antara bukti keuangan dengan
cetakan per batch.
c. Kebenaran nomor rekening dan nomor yang terdapat
dalam buku besar.
2. Membuat, mencetak, kemudian mengirimkan laporan
keuangan harian (neraca, L/R, rekening kantor pusat)
dan laporan mingguan kepada kantor pusat.
3. Mengelola arsip rekening koran, buku besar, buku bantu
atas transaksi yang terjadi setiap hari terdiri dari neraca
sandi bulanan, rencana dan realisasi laba / rugi.
4. Membuat

laporan

triwulan,

semester

dan

laporan

tahunan yang diminta kantor pusat.


5. Mencatat dan menghitung penyusutan aktiva tetap dan
inventaris.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana
kerja dan anggaran tahunan Seksi Akuntansi dan
Teknologi

system

informasi

di

Kantor

Cabang

Koordinator Non Devisa sesuai peraturan yang berlaku.


7. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan verifikasi.
8. Kegiatan pemeriksaan keaslian nota posting keuangan,
kebenaran nominal transaksi keuangan, kesesuaian

39

posting nota transaksi keuangan sesuai peraturan yang


berlaku.
9. Memelihara nota transaksi keuangan di Kantor Cabang
Koordinator Semarang sesuai peraturan yang berlaku.
10. Usulan dalam rangka mengatasi permasalahan dan
peningkatan kinerja verifikasi nota transaksi keuangan.
11. Memeriksa nota-nota pengeluaran biaya sesuai
ketentuan dan kewenangan yang berlaku.
12. Mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan pengelolaan laporan keuangan antara lain
yang berhubungan dengan Kegiatan penyusunan jurnal
nota transaksi keuangan, memasukan kedalam buku
besar, serta membuat laporan keuangan dalam bentuk
neraca dan laba rugi sesuai peraturan yang berlaku.
13. Menganalisa laporan keuangan yang berbentuk
neraca dan laba rugi Kantor Cabang Koordinator Non
Devisa untuk disajikan sebagai data informasi actual
bagi

kepentingan

manajemen

dalam

pengambilan

keputusan.
14. Memelihara laporan keuangan dan hasil analisa
laporan keuangan Kantor Cabang Koordinator Non
Devisa sesuai peraturan yang berlaku.
2.7.12

Seksi Umum dan SDM


Di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah

Cabang Koordinator Semarang, tugas dan tanggung jawab


Seksi Umum dan SDM dibagi menjadi tiga bagian pokok,
yaitu :

Bagian Umum
Pada bagian ini, petugas mengkoordinir seluruh
keperluan kantor baik untuk kantor cabang koordinator,
kantor cabang, dan kantor capem, yang meliputi :
1. Melakukan pengadaan ATK (Alat Tulis Kantor)
40

2. Penyimpanan dan mencatat atas barang cetak dll


3. Membuat usulan pengeluaran biaya kantor
4. Melaksanakan pembelian kebutuhan operasional serta
mencatat pengeluaran biaya dalam kartu pengawasan
biaya
5. Pemeliharaan serta perawatan gedung dan barangbarang inventaris milik kantor.

Bagian SDM/Personalia
1. Mengelola cuti dan penghargaan karyawan/karyawati.
Jenis cuti dan penghitungan pemberian cuti di PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Tengah, sebagai berikut :
a. Cuti Tahunan
Proses pemberian cuti tahunan dibayarkan setahun
sekali

pada

karyawan-karyawati

PT.

Bank

Pembangunan Daerah Jawa Tengah sesuai bulan


pengangkatan karyawan-karyawati sebagai pegawai
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebesar
satu

kali

dari

gaji

masing-masing

karyawan-

karyawati.
b. Cuti Besar
Proses pemberian cuti besar diberikan pada
karyawan-karyawati

setiap

enam

tahun

sekali

dimulai dari tahun pengangkatan sebagai pegawai


PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebesar
tiga kali gaji masing-masing karyawan-karyawati.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja para
pegawai maka PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Tengah memberikan penghargaan dengan kriteria
sebagai berikut :
2. Mengelola adminstrasi dan file personalia.

41

3. Mendistribusikan
tunjangan

penghasilan

maupun

pegawai

penghasilan

baik

lainnya

gaji,

berikut

penyelesaian pajak penghasilannya. Untuk tunjangan


uang makan penghitungannya diberikan setiap bulan
sebesar :
Uang makan per hari x jumlah hari masuk kerja
Keterangan :
Jumlah hari masuk kerja merupakan jumlah hari
masuk kerja pegawai kecuali hari sabtu.
Kesehatan karyawan/karyawati juga merupakan
salah satu bentuk tunjangan yang diberikan oleh PT.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang
Koordinator Semarang. Proses pengelolaan biaya
pengobatan, sebagai berikut :
a. Karyawan/karyawati

menyerahkan

bukti

pengobatan berupa nota dan formulir pengobatan


kepada petugas SDM.
b. Petugas SDM memproses lebih lanjut dengan
sistem

di

komputer

dan

mencatat

biaya

pengobatan tersebut di kartu biaya pengobatan.


c. Memintakan persetujuan berupa paraf dari Kepala
Seksi Umum & SDM kemudian tanda tangan dari
pemimpin

cabang

dan

pemimpin

bidang

pelayanan.
4. Mengelola daftar absensi pegawai dan mencatat
dalam file kepegawaian.
2.7.13

Seksi Devisa

42

Tugas

Seksi

Devisa

pada

PT.

Bank

Jateng

Cabang

Koordinator Semarang adalah sebagai berikut:


Tugas Devisa
1. Melayani lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri
(pembayaran import barang, pembayaran jasa dari luar
negeri, pembiayaan kunjungan pejabat ke luar negeri,
pembiayaan

pengiriman

mahasiswa

dalam

misi

kesenian/ misi-misi lain ke luar negeri seperti kedutaan


dan konsulat).
2. Melayani pembukaan dan pembayaran L/C (Letter of
Credit). Tahapnya adalah sebagai berikut:
a. Importir mengajukan permohonan kepada
pembuka L/C

bank

sebelum melakukan transaksi kepada

eksportir.
b. Bank L/C membuka L/C di tempat eksportir.
c. Advising bank meneruskan L/C tersebut
d. Eksportir mempersiapkan barang-barang yang akan
dikirim.
e. Dokumen-dokumen

atas

pengiriman

barang

serta

wesel kemudian diserahkan kepada eksportir.


f. Advising bank menegosiasi wesel yang akan diajukan
untuk

mendapat

ganti

atas

pembayaran

yang

tentunya disesuaikan dengan syarat-syarat.


g. Importir membayar dan meminta issuing bank dimana
issuing akan menembus negotiating bank.
L/C adalah sebuah cara pembayaran internasional yang
memungkinkan

eksportir

menerima

pembayarannya

tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang


dan berkas dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada
pemesan).
3. Melakukan jual beli Bank Note / Valuta Asing
Mata uang asing yang diperjualbelikan harus mempunyai
catatan kurs resmi Bank Jateng, bukan uang logam, tidak

43

terlipat, tidak ada coretan atau cap, tidak cacat emisi


tahun 2006. Kemudian untuk besarnya kurs jual beli
yaitu

sesuai

berpedoman

kebijakan
pada

Cabang

kurs

dari

Semarang
kantor

dengan

pusat

dan

memperhatikan kurs pasar setempat dan marketabilitas


dari Bank Note itu sendiri.
4. Mengirim dan menerima transfer serta inkaso valas
a. Mengirim / outgoing transfer
Jenis valuta yang dapat diterima adalah valuta
dimana Bank Jateng telah memiliki rekening pada
depository correspondent. Menggunakan kurs jual TT
(Telegraphyc Transfer), biaya transfer : pay in full
( charge = 15 + ongkos responden = 20 + share =
20) total biaya adalah 35 USD
b. Menerima/ incoming transfer
Jenis valuta yang diterima memiliki rekening pada
depository correspondent dan sudah tercatat pada
kurs Bank Indonesia (USD, Eur, GBP, JPY). Aspek yang
ditanyakan meliputi siapa penerimanya, pekerjaan
penerima, dana incoming transfer digunakan untuk
apa, sedangkan biaya untuk incoming transfer adalah
5.00 USD.
Inkaso valas adalah sebuah layanan bank untuk
penagihan

pembayaran

atas

surat

document

berharga pada pihak ketiga ditempat atau di kota lain


dalam negeri. Surat/ dokumen berharga yang dapat
diproses adalah wesel, cek, bilyet giro, kuitansi, surat
promes/ askep.
5. Menerima pembukaan giro valas dan deposito valas
Mata Uang
USD
EUR
GBP

Giro
Minimal
250
170
126
44

Deposito

Bunga %

Minimal
500
300
250

per tahun
0,75
0,09
0,225

JPY

26.500

50.000

0,045

Fungsi devisa
a. Sebagai alat pembayaran luar negeri seperti perdangan,
ekspor, impor, dsb.
b. Sebagai alat pembayaran hutang luar negeri.
c. Sebagai alat pembiayaan hubungan luar
Misalnya,

perjalanan

dinas,

biaya

korps

negeri.

diplomatik

kedutaan dan konsultan serta bantuan dari luar negeri.


d. Sebagai sumber penerimaan pemerintah dalam bentuk
pajak devisa.
e. Penyelesaian kewajiban luar negeri atas pembelian surat
berharga oleh investor dalam negeri dari penduduk
Negara lain.
Syarat-syarat menjadi Bank Devisa
a. Rasio kecukupan modal minimal dalam bulan terakhir
8%. Rasio ini menentukan kemampuan Bank memenuhi
kewajiban waktu dan risiko lain seperti kredit dan risiko
operasional.
b. Tingkat kesehatan Bank selama 24 bulan terakhir
berturut-turut. Mencakup aspek permodalan (capital),
kualitas aktiva produktif (asset), manajemen rentabilitas
dan likuiditas.
c. Modal minimal Rp. 150.000.000.000,d. Bank telah melakukan persiapan melaksanakan kegiatan
sebagai bank umum devisa, meliputi organisasi, SDM,
pedoman operasional
2.8 Produk-produk dan Jasa Layanan
Dalam

peranannya

sebagai

penghimpun

dana

dari

masyarakat, Bank Jateng Cabang Koordinator Semarang


memiliki beberapa produk yang dapat membantu tugasnya

45

sebagai penghimpun dana dari masyarakat. Produk yang


disediakan adalah sebagai berikut :
2.8.1 Tabungan
Tabungan merupakan simpanan dari pihak ketiga di
bank

yang

penarikannya

dapat

dilakukan

menurut

syarat-syarat tertentu. Jenis produk tabungan di PT. Bank


Pembangunan Daerah Jawa Tengah Cabang Koordinator
Semarang, yaitu :

46

Anda mungkin juga menyukai