Anda di halaman 1dari 3

1.

Baca soal sampai tuntas, dan pahami apa yang ditanyakan


2. Pikirkan sendiri jawaban, sebelum melihat pilihan jawaban yang tersedia, dengan begitu
kita tidak akan terkecoh dengan jawaban yang keliru.
3. Langsung coret pilihan jawaban yang kita tahu pasti nggak benar.
4. Jika kita sama sekali ngggak punya gambaran mengenai jawaban, cobalah menebak
dengan menggunakan akal sehat, dan bukan dengan menghitung kancing baju
Karena sistem penilaian, hanya melihat jawaban yang benar saja tanpa
memperhitungkan jawaban yang salah, maka ada tiga strategi yang ingin saya
bagikan buat teman-teman sekalian:

1. Bisa, jawab.. kalo nggak bisa lewati

Maksudnya, baca lembar soal terlebih dahulu, dan langsung beri tanda jawaban yang
benar, kalo nggak bisa, dilewati dulu, dan lanjut ke soal nomor dua. Begitu seterusnya,
bisa, jawab.. kalo nggak bisa, lewati. Soal UN dibagi menjadi tiga kelompok; 20% soalsoal sukar, 50% soal-soal sedang, dan 30% soal-soal mudah. Nah dengan strategi ini, kita
nggak akan kehilangna soal-soal mudah, karena sudah kita temukan dan kita kerjakan.
Bila kamu ragu, ikuti kata hati

2. Bila kamu ragu, ikuti kata hati

c.

Setelah menerapkan strategi 1, kembali lagi ke awal. Soal yang sudah dijawab dengan
strategi 1 jangan diutak-atik lagi. Sekarang baca soal yang tadi nggak bisa dijawab (tapi
bacanya pelan-pelan saja, nggak usah secepat saat membaca soal pada strategi 1).
Setidaknya ada tiga keputusan yang ahrus kita ambil setelah membaca untuk kedua
kalinya ini yaitu, bisa, ragu-ragu, dan tidak bisa. Untuk soal yang bisa, ya langsung
dijawab saja, sementara untuk soal yang ragu-ragu (menyisakan 2 pilihan saja) ikuti saja
kata hati, sedang untuk yang tidak bisa (menyisakan lebih dari 2 pilihan jawaban)
ditandai. Gimana cara emngikuti kata hati? Gampang!! Pejamkan mata, sambil
membayangkan dua pilihan yang ada, mana yang terlihat lebih terang itulah
jawabannya.menurut sebuah penelitian, jawaban yang berdasar akta hati akan memiliki
ketepatan minimal 50%. Jadi kalo ada 10 soal yang kita jawab dengan mengikuti akta
hati, minimal ada lima soal yang akan kita jawab dengan benar.

3. Strategi tembak

Untuk soal-soal yang kita nggak tahu sama sekali alias belum terjawab
dengan strategi 1 maupun 2 jawabannya, tembak saja. Eits, tapi nembaknya
pun tetap harus pake strategi. Begini, seelum kita nembak soal yang nggak
bisa dijawab, lihat dulu LJK kita. Carilah pilihan yang paling sedikit kita
hitamkan di LJK. Kalo pilihan A yang paling sedikit, berarti semua soal yang
nggak bisa, harus dijawab A. Bagaimana teorinya? Begini, rumus membuat
kunci jawaban itu, jumlah soal dibagi jumlah pilihan plus minus 3. Jadi, kalo
ada 50 soal, maka dalam setiap pilhan terdapat 10 jawaban yang benar
(kunci). Nah dengan menggunakan strategi 3 ini, paling tidak minimal 20%
soal akan dijawab benar.

Semoga strateginya bermanfaat, tapi bagaimanapun belajar adalah kunci sukses


agar kita dapat mencapai prestasi yang kita harapkan. Malu kan, kalo lulus tapi
nilainya pas-pasan???

Hampir setiap orang mungkin pernah menghadapi soal ujian bertipe pilihan ganda atau multiple
choice. Kebanyakan dari Kamu mungkin akan senang menghadapi soal bertipe pilihan ganda
ketimbang soal bertipe isian atau esai, karena jawaban sudah tersedia dan tinggal memilih saja,
jika beruntung maka jawaban akan benar. Jika soal berbentuk isian, sekalinya tidak tahu maka
soal tidak bisa dijawab alias kosong.
Tetapi tidak selamanya soal ujian bertipe pilihan ganda itu menyenangkan, terutama soal-soal PG
yang pilihan jawabannya hampir sama. Akan ada saat dimana Kamu akan menghadapi keraguan
pada jawaban yang telah Kamu pilih, karena mungkin saat itu Kamu melihat bahwa salah satu
pilihan yang lain adalah jawaban yang sebenarnya, bukan pilihan yang telah Kamu contreng atau
hitamkan. Saat itu terjadi, kebanyakan orang, pada umumnya, akan tetap bertahan pada pilihan
jawaban awal dan tidak mengganti jawaban ke pilihan lain yang mungkin juga benar. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kruger et al., pada tahun 2005
(http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.88.5.725) menyatakan bahwa sebanyak 75%
mahasiswa percaya bahwa mengubah jawaban awal pada soal tipe PG akan membuat nilai
mereka menjadi lebih rendah, begitu juga dengan 55% pengajar yang juga meyakini bahwa
merubah jawaban awal akan membuat nilai murid mereka menjadi rendah, sementara hanya 16%
yang meyakini bahwa mengubah jawaban justru akan meningkatkan nilai akhir ujian.
Ternyata, menurut survey yang dilakukan terhadap 33 studi yang berbeda dan dilakukan selama
lebih dari 70 tahun, yang terjadi di lapangan berbeda dengan keyakinan kebanyakan murid dan
guru. Survey yang dilakukan oleh Benjamin et al., 1984
(http://psycnet.apa.org/psycinfo/1986-15885-001) tersebut menemukan bahwa mereka
yang mengubah jawaban awal ke jawaban lain mendapatkan nilai yang lebih baik dibandingkan
dengan mereka yang tidak mengubah jawaban. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa masih
banyak orang (termasuk mereka yang membuat soal ujian itu sendiri) menyarankan untuk tetap
yakin pada jawaban yang pertama dipilih? Secara psikologis, akan terasa lebih menyakitkan jika

kita mendapatkan bahwa hasil jawaban kita salah pada soal yang jawaban awalnya kita ubah
dibandingkan dengan kita mendapatkan jawaban yang salah dari soal yang jawaban awalnya
tidak diubah.
Hasil penelitian di atas tidaklah mutlak benar, tetap akan ada kasus dimana justru kita membuat
keputusan yang benar dengan mengubah jawaban awal.
Orang cenderung untuk mengingat saat-saat dimana mereka melakukan kesalahan ketika
merubah jawaban awal yang semestinya benar menjadi salah. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi penyesalan yang mungkin timbul, maka kebanyakan orang lebih memilih untuk
meyakinkan dirinya bahwa insting jawaban mereka yang pertamalah yang benar, sehingga tidak
perlu untuk merubah jawaban. Orang cenderung takut untuk mengambil resiko dalam merubah
jawaban awal, padahal sebenarnya keraguan yang muncul setelah jawaban dibuat juga patut
untuk dipikirkan karena ada kemungkinan bahwa jawaban yang muncul belakangan itu adalah
jawaban yang benar. Tetapi, biar bagaimana pun belajar tetaplah yang utama, karena hal itu akan
membuat kita yakin dalam menjawab setiap soa

Anda mungkin juga menyukai