Anda di halaman 1dari 20

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model

Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI


COOPERATIVE LEARNING MODEL ARTIKULASI DAN EVALUASI BENTUK
MULTIPLECHOICE MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIII C SMP
NEGERI I LICIN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009
*Waris Leluhur
ABSTRAK
Pendidikan adalah institusi atau lembaga yang sangat penting dalam Usaha
peningkatan Sumber Daya Manusia karena tingginya sumber daya dan derajad
suatu bangsa sangat ditentukan tinggi rendahnya tingkat pendidikan bangsanya.
Ada beberapa Masalah pada Survey awal dalam Penelitian Tindakan Kelas yang
bersifat urgen dan sekala prioritas yang segera dilakukan tindakan adalah
Rendahnya Prestasi Mata Pelajaran IPS. Termasuk dalam factor Eksternal adalah
model pembelajaran yang konvensional artinya metode pembelajaran yang
digunakan berorientasi searah Top Down artinya pembelajaran yang masih
mengarah pada Teacher Centre yaitu pembelajaran yang hanya berpusat dari
satu sumber seorang Guru saja.Maka atas dasar tersebut diatas peneliti ingin
membuktikan dengan model pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi
dan Evaluasi bentuk Multiplechoice diharap dapat meningkatkan Hasil belajar IPS
siswa Kelas VIIIC SMP Negeri I Licin Banyuwangi Semester Genap Tahun
2008/2009. Kontribusi dan manfaat yang dapat diperoleh dari Penelitian Tindakan
Kelas ini antara lain :Proses Pembelajaran IPS tidak lagi bersifat monoton,
ditemukan strategi dan pendekatan dan model pembelajaran yang lebih efektif,
Respon siswa terhadap pembelajaran IPS semakin baik, Kuwalitas Pembelajaran
IPS meningkat, Hasil Belajar IPS/Prestasi Belajar IPS siswa meningkat yang
optimal. DesainPenelitian tindakan kelas dilakukan menyusun rancangan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Cooperative Learning Model
Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice dengan dilaksanakan 2 Siklus
masing-masing 3 kali tatap muka termasuk Evaluasi.
Kata Kunci : Cooperative Learning Model Pembelajaran Artikulasi Dan Evaluasi
Bentuk Multiplechoise , Hasil Belajar IPS
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah institusi atau
lembaga yang sangat penting dalam
usaha peningkatan Sumber Daya
Manusia karena tingginya sumber daya dan derajat suatu bangsa sangat
ditentukan tinggi rendahnya tingkat
pendidikan bangsanya. Karena itu
pembangunan nasional bidang pendidikan diperlukan peningkatan penyelenggaraan pendidikan Nasional

yang sesuai dengan kebutuhan dan


perkembangan
masyarakat
serta
perkembangan Ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Bagi pemerintah lewat
Menteri pendidikan Nasional juga
mencanangkan "Gerakan peningkatan
Mutu Pendidikan pada tanggal 2 Mei
2002 namun peningkatan ini secara
Nasional masih belum tercapai secara
maksimal sesuai dengan target yang
diharapkan.Terbukti lembaga pendidikan yang berada di daerah

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

45

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

pinggiran yang jauh dari perkotaan


atau daerah yang terpencil masih
dalam kondisi menejemen dan
pengajaran yang konvensional yang
terfokus pada pelajaran pokok yang
tercantum dalam kurikulum (Mulyasa,
2002:5)
Setidaknya ada tiga faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar yaitu :
1) Siswa kurang memiliki kemampuan
untuk merumuskan gagasan sendiri.
2). Siswa kurang memiliki keberanian
untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain 3). Siswa belum
terbiasa
bersaing
dalam
menyampaiakan pendapat dengan teman
yang lain (Soli Abimanyu, 1995:89)
Menanggapi hal tersebut diatas
maka setiap Guru dituntut kreatif dan
Inovatif dalam mencari model-model
pembelajaran, agar atmosfir PBM menyenangkan dan lebih memudahkan
daya serap siswa, sebagai peneliti
sekaligus sebagai guru telah berusaha
melakukan
pembelajaran
dengan model pembelajaran yang
dapat mengatasi tiga faktor penyebab
rendahnya partisipasi siswa diatas
yaitu dengan menggunakan pembelajaran model-model yang kooperatif dan menyenangkan termasuk
dalam penelitian ini guru ingin
mengetahui
bagaimana
tingkat
prestasi siswa dengan pembelajaran
model Artikulasi, Model Artikulasi ini
memberikan kesempatan siswa untuk
lebih aktif dalam proses PBM karena
saat siswa menerima penjelasan dari
Guru diwajibkan membuat resume
atau catatan singkat dari apa yang
diterangkan Guru tersebut dan kemudian setelah siswa menerima
penjelasan Guru siswa dituntut untuk
mampu menerangkan kembali kepada
teman sendiri dikelas sehingga siswa
akan mengurangi rasa takut apabila

bertanya kepada teman sendiri, dan


kapasitas Guru sebagai motivator
dalam proses PBM ini
Adapun pembelajar Cooperative Learning Model Artikulasi cara
empiris adalah model yang cukup
efektif dan menyenangkan tetapi
setelah
melihat
hasil
Evaluasi
berdasarkan data tersebut diatas
sangatlah kurang memenuhi syarat
ketuntasan belajar ternyata setelah
dilakukan analisa dan diskusi bersama teman guru serumpun/mata
pelajaran IPS sebagai kolaborator
ditemukan permasalahan yaitu bentuk
soal yang digunakan tidak sesuai
dengan tingkat kedewasaan berfikir
siswa yaitu dengan model Subyektif
Test . maka peneliti sekaligus sebagai
Guru menemukan permasalahan pada
siswa kelas VIII C SMP Negri I Licin
yang dianggap paling Urgen atau
permasalahan yang segera harus
diatasi adalah rendahnya prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS
dengan data sebagai berikut : pada
Hasil Evaluasi Kompetensi Dasar: 3.2.
Mengidentifikasi tindakan ekonomi
berdasarkan
motif
dan
prinsip
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil Nilai Rata-Rata Kelas = 60.41
Dan hasil Prosentase Ketuntasan
Kelas dengan SKBM diatas 70
berjumlah = 20,58 %. Ini berarti bahwa
proses PBM yang berlangsung
mengalami gegagalan yang sangat
fatal, sementara peneliti memiliki
hipotesis dan hasil diskusi dengan
teman sejawat atau guru serumpun
bahwa rendahnya prestasi siswa
tersebut karena tidak berhasilnya
sistem evaluasi
dengan
model
subyektif test karena dipengaruhi oleh
usia perserta didik kelas VIII secara
rata-rata tingkat kedewasaan berfikir
rata-rata masih berusia ana-anak
yang baru menginjak usia remaja,

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

46

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

sehinga kedewasaan berfikir untuk


menganalisis suatu peristiwa masih
tergolong rendah oleh karena itu
peneliti sekaligus guru perlu melakukan inovasi dalam model alat ukur
keberhasilan siswa dalam belajar dari
subyektif test dirubah dalam evaluasi
bentuk obyektif test pilihan ganda
atau Multiplechoice. Menurut Agus
Sujanto bahwa perkembangan berfikir
anak selalu setingkat dan sejalan
dengan
perkembaangan
so-sial,
bahasa adalah pula alat untuk berfikir
karena itu sering dikatakan bahwa
berfikir adalah berbicara yang tidak
terucapkan dan bercakap adalah
berfikir yang diucapkan, pada masa ini
anak baru berada dalam tingkat
berfikir kongkrit artinya fikiranya masih
erat dengan benda atau keadan:

keadaan nyata (1981 : 78) sehinga


peneliti bersama kolaborator semakin
yakin bahwa bentuk evaluasi subyektif
test
sangat
berpengaruh
bagi
kesulitan berfikir siswa, telah menemukan kesepakatan untuk mencari
solusi dalam penelitian tin-dakan
dikelas VIII C dengan menggunakan
Judul Peningkatan Prestasi Belajar
Dengan Melalui Pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi dan
Evaluasi
Bentuk
Multiplechoice/Pilihan Ganda Mata Pe-lajaran IPS
pada siswa Kelas VIII C SMP Negeri I
Licin Semester II Tahun Pelajaran
20080/2009. dan peneliti bersama
dengan satu orang kolaborator dapat
memberikan
gambaran
kerangka
berfikir
sebagai
berikut

Tabel 1 Ilustrasi keranagka berfikir penelitian tindakan kelas


1. Pembelajaran
Konvensional
2. Tingkat Kedewasaan
Berfikir anak-anak
3. Bentuk Soal
Obyektif/Penalaran

1. Pembelajaran Model
Artikulasi
2. Evaluasi Obyektif test
Cenderung berfikir nyata
3. Anak mudah mencerna
arti pertanyaan

1. Pembelajaran
Konvensional
2. Soal Obyektif/ Penalaran
siswa sulit mencerna
pertanyaan
3. Subtansi soal tidak
berfikir nyata
4. Target Hasil Evaluasi
tidak tercapai

1. PBM menyenangkan
2. Siswa mudah mengambil
keputusan pada pilihan
jawaban yang benar
3. Target Hasil Evaluasi
dapat tercapai

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

47

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

Rumusan Masalah
Penelitian tindakan kelas ini
Rumusan permasalahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Apakah Penerapan Pembe-lajaran
Cooperative Learning Model Artikulasi dengan Evaluasi bentuk
Multiplechoice dapat lebih efektif
dalam pem-belajaran IPS?
b. Apakah Penerapan Pembelajaran
Cooperative Learning Model Artikulasi dengan Evaluasi bentuk
Multiplechoice dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata
pelajaran IPS?
Rencana pemecahan masalah
Untuk meningkatkan prestasi
siswa kelas VIIIC pada mata pelajaran
IPS, penelitian tindakan kelas ini melalui pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi Dan Evaluasi
Bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda
Tujuan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
dengan melalui pembelajaran Model
Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice/Pilihan Ganda dapat menigkatkan prestasi siswa kelas VIIIC
SMP Negeri I Licin pada semester
genap tahun pelajaran 2008/2009.
Manfaat Peneliti Tindakan
Dengan Menggunakan Judul
dan Proses Penelitian Tindakan kelas
tentang Peningkatan Prestasi Belajar
siswa melalui Pembelajaran Model
Artiklasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechoice bermanfaat bagi unsur
Pendidikan sebagai berikut :
Bagi Peneliti
1. Meningkatkan kerja sama dengan
kolaborator guna saling memberi
dan menerima wawa-san dalam
proses pembelajaran IPS
2. Peneliti mengetahui secara langsung bagaimana kondisi admosfer
pembelajaran IPS secara riil dikelas

pada kususnya di Sekolah pada


Umumnya
3. Dengan melalui penelitian tindakan
kelas, Peneliti memiliki kemampuan
dan pengembangan analistis kritis
dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM)
4. Ikut bertanggung jawab dari unsur
Sekolah dalam perkembangan pendidikan yang lebih berkualitas Proses Belajar Mengajar (PBM)
Bagi Guru
1. Peningkatkan Profesionalisme guru,
2. Mendapat referensi model pembelajaran dan evaluasi yang efektif
3. Mengetahui tingkat Pemahaman
dan penguasaan materi siswa
setelah berlangsungnya proses belajar mengajar mata pelajaran IPS
daya serap siswa menjadi optimal
4. Dapat dipakai sebagai acuan model
pembelajaran bagi guru serumpun.
Bagi Siswa
1. Siswa dapat meningkatkan ativitas
dan daya kreativitas dalam mencatat hasil ceramah dari Guru
khususnya dalam mata pelajaan IPS
2. Siswa mendapat kesempatan untuk
membangun
keberanian
dalam
menyampaikan pendapat, gagasan,
dan ide melalui meka-nisme setelah
mendengar-kan
dan
mencatat
singkat penjelasan dari guru dituntut
untuk
mene-rangkan
kembali
kepada temanya didalam kelas yang
dituntun oleh Guru
3. Siswa lebih koperatif dalam proses
belajar bersama, karena siswa lebih
memiliki keberanian untuk bertanya
kepada temannya sendiri yang telah
menerangkan didepan kelas.
4.Siswa lebih aktif dan berani mengungkapkan pendapatnya
5. Siswa terlatih membangun kemampuanya dan keberaniannya dalam memiliki jiwa kerja sama serta

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

48

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

menghargai pendapat yang berbeda.


Bagi Sekolah
1. Karena keberadaan Guru sebagian
besar Sarjana Pendidikan yang
sudah cukup lama dan jarangnya
mengikuti kegiatankegiatan seminar
atau
pelatihan-pelatihan
tentang Inovasi Pendidikan maka
menyebabkan
kurang fahamnya
atau relatif sedikitnya referensi
model pem-belajaran bidang setudi
IPS yang efektif dan menyenangkan
2. Sebagai Siswa dapat mempertanggungjawabkan apa yang diterangkan oleh Guru dengan melalui
kegiatan siswa menirukan apa yang
di-terangkan Guru dengan cara
siswa yang ditunjuk me-nerangkan
kembali kepada temanya sendiri,
karena itu diharapkan apabila
penjelasan oleh manya sendiri
teman yang lain lebih bebas untuk
bertanya
3. Sebagai alat kontrol Kepala sekolah
dalam rangka meningkatkan kualitas Guru dan kuwalitas prestasi
belajar pe-serta didik
4. Dapat memberikan acuan mo-del
pembelajaran terhadap mata pelajaran yang lain yang bisa diberikan
oleh sekolah kepada Guru mata
pelajaran yang lain.
Difinisi Operasional Variabel
Untuk mendifinisikan tentang
Variabel penelitian tindakan kelas ini
Peneliti sekaligus Guru Mata Pelajaran IPS bersama dengan kolaborator menguraikan satu persatu
antara lain sebagai berikut:
1. Pembelajaran Cooperative Learning
adalah pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok
kecil
yang
tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya,

setiap siswa anggota kelompok


harus saling bekerja sama dan
saling membantu untuk memahami
materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
teman dalam kelompok belum
menguasai ba-han pelajaran.
2. Pembelajaran
Model
Artikulasi
Adalah Model Pembelajaran yang
mengarah pada aktifitas siswa
dengan melalui pembentukan kelompok berpasangan terbatas 2
siswa
untuk
dihubungkan/disambungkan dengan target mampu
membuat resume hasil penjelasan
guru dan dituntut untuk mempresentasikan
kepada
anggota
kelompoknya bersama teman dikelasnya secara bergantian sehingga terjadi pembelajaran yang
mampu menyambungkan diantara
siswa yang saru dangan yang lain
kelompok
yang
satu
dengan
kelompok yang lain.
3. Evaluasi
Bentuk
Multiplechoice
Adalah bentuk soal yang merupa
soal
dengan fasilitas pilihan sebanyak pilihan jawaban yang paling
benar dengan kata lain Melengkapi
pilihan soal dalam bentuk ini terdiri
atas kalimat pokok yang berupa
pertanyaan yang belum lengkap
diikuti oleh empat atau lima
kemungkinan jawaban yang dapat
melengkapi pernyataan tersebut,
dalam bentuk soal ini hanya ada
satu jawaban yang paling benar
4.Pengertian Prestasi Be-lajar/Hasil
belajar adalah suatu pucak proses
belajar yang dapat merubah perilaku
seseorang
yang
berhubungan
dengan keterampilan, pengetahuan,
sikap dan nilai. Dan hasil belajar
tersebut terjadi, terutama disebabkan oleh pembelajaran yang baik
dari guru. Hasil belajar merupakan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

49

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

proses internal yang komplek.


Sedangkan yang terlibat dari proses
internal tersebut adalah seluruh
mental yang melingkupi segenap
ranah
kognitif,
efektif
dan
psikomotorik.
Jadi Difinisi Operasional judul
adalah Usaha Peningkatan Hasil
Belajar Siswa dengan Melalui
Pembelajaran Model menyambungkan atau menguhubungkan antara
anggota kelompok dengan kolompok lain setelah melalui penjelasan
guru dan keberhasilan dalam belajar
dengan diukur oleh SKBM tertentu
dengan evaluasi bentuk soal
Multiplechoice.
METODE PENELITIAN
RancanganPenelitian
Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas peneliti bersama kola-

borator telah menentukan pada siswa


kelas VIII C SMP Negeri I Licin Semester Genap Tahun Pelajaran 20082009 Banyuwangi, yang pelaksanaannya secara berkesinambungan dengan diprediksi cukup Siklus I dan
Siklus II masing-masing siklus terdiri 3
kali tatap muka termasuk evaluasi,
dengan harapan penelitian tindakan
ini sudah dapat mengatasi Rendahnya
prestasi siswa secara kongkrit
Adapun Desain penelitian yang
dipakai penelitian ini adalah model
sekema spiral dari Hopkin (Dalam
team Proyek PGSM,1999;7) dengan
menggunkan Empat Fase yaitu :
perencanaan, Tindakan, Observasi,
dan Refleksi. Keempat fase tersebut
merupakan suatu siklus dalam sebuah
penelitian
tindakan
kelas
yang
digambarkan dengan menggunakan
sebuah spiral seperti pada gambar
lembar berikut :

Tabel 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas

RENCANA

REFLEKSI

RENCANA
PERBAIKAN

TINDAKAN/
OSERVASI
OBSERVASI
REFLEKSI
TINDAKAN/
OSERVASI

RENCANA
PERBAIKAN

Model Hopkin (Dalam Tim Penelitian Proyek PGSM, 1999 ; 7)


Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

OBSERVASI

50

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini tahap awal mutlak


dilakukan perencanaan dengan melalui proses kolaborasi dengan 1 (satu
orang) Guru Bidang studi IPS/yang
serumpun
Kolaborasi ini dimaksudkan
untuk mengetahui dengan mengidentifikasi
permasalahanpermasalahan riil yang ditemukan di kelas
sebagai subyek penelitian tindakan
kelas antara lain peneliti bersama
kolaborator
perlu
menyusun/merancang tahap-tahap kegiatan adalah
sebagai berikut:
Siklus I ( Pertama)
Tahap-tahap yang akan dilaksanakan pada siklus I (pertama)
dalam penelitian ini direncanakan
dengan mengacu pada model skema
Spiral penelitian tindakan kelas dari
Hopkins (dalam Tim Proyek PGSM,
1999;7) dengan menggunakan empat
fase yaitu: Perencanaan, Tindakan,
Observasi, dan Refleksi.
1. Perencanaan
Sejak dilaksanakan Observasi awal
Praktisi dalam hal ini Guru mata
Pelajaran dan Peneliti telah sepakat
menentukan Obyek penelitian berdasarkan
pertimbangan
faktor
keterlaksanaanya
proses
pembelajaran adapun kegiatan dalam
perencanaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Diskusi dengan 2 (dua) Orang Guru
IPS/ serumpun tentang tindakan
yang akan dilak-sanakan
2. Menetapkan Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
3. Menetapkan desain pe-nerapan melalui Pembelajaran Model Artikulasi
dan Evaluasi bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda
4. Menyusun
Langkah-langkah/Skenario Pembelajaran bersama dan

media pada siklus I(Pertama)


sebanyak 3 kali tatap muka masing
masing tatap muka de-ngan alokasi
waktu 40 x 2 = 80Menit termasuk
evaluasi
2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kelas dan Pengamatan
Kegiatan yang dilakukan oleh Guru
dan Kolaborator yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.Guru mata pelajaran IPS melaksanakan kegiatan dikelas sesuai
dengan desain pembelajaran dan
motivasi yang telah direncanakan
dalam skenarionya. dan pihak
peneliti melakukan pengamatan
serta memberikan pengarahan,
motivasi, dan rangsangan, kepada
guru yang melakukan tindakan.
2.Guru bidang studi IPS melaksankan
langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah
disusun dan telah disepakati bersama dengan peneliti dan kolaborator.
3.Selama kegiatan berlangsung peran
guru disini melakukan tindakan
dengan menerapkan melalui Pembelajaran Model Artikulasi
4.Melaksanakan Evaluasi dengan
Instrumen Evaluasi bentuk Multiplechoise/Pilihan Ganda yang telah
disiapkan guna mengetahui tingkat
ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran IPS setiap siklusnya.
3. Observasi
Kegiatan Observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan
tindakan berlangsung yang dibantu
oleh 1 (satu) kolaborator sebagai
peneliti. maksud diadakan observasi
adalah pengamatan secara sistematis
dan komprehensip dengan memanfaatkan alat perekam berupa
Instrumen yang telah disiapkan oleh
Peneliti untuk mengetahui bagaimana
proses pembelajaran ber-langsung

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

51

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

dalam Penerapkan Melalui Pembelajaran Model Artikulasi serta pihak


peneliti memberikan pengarahan,
motivasi, dan rangsangan, kepada
guru yang melakukan tindakan, serta
mencatat bagaimana keadaan siswa
tentang kelebihan dan kelemahanya
dengan skenario yang telah ditentukan
4. Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah
dipelajari yang dilakukan dengan cara
me-ngurutkan
kembali
kejadiankejadian kelemahan dan kelebihan
dalam peristiwa pembelajaran yang
telah dilakukanya, melalui proses
refleksi pengalaman belajar itu yang
pada akhirnya menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya, dengan
melalui
proses
refleksi
akan
memperbaharui pengetahuan yang
telah dibentuknya pada siklus berikutnya atas dasar ke-lemahankelemahan yang telah ditemukan
dalam proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Siklus II (Kedua)
Tahap yang akan dilaksanakan
pada siklus II direncanakan sama
dengan sklus I, tetapi bertolak pada
kurang keberhasilan pada siklus I dan
faktorfaktor yang mempengaruhinya
maka pelaksanakaan siklus II merupakan kegiatan perbaikan sehingga
siswa memiliki peningkatan baik
kuwalitas maupun kuwantitas tentang
kemampuanya bidang penguasaan
materi yang lebih tinggi
Adapun materi yang akan
disampaikan pada siklus II ini materi
yang berbeda dengan materi siklus I,
yaitu melanjutkan pokok bahasan atau
kompetensi dasar sesuai dengan
kurikulum dengan tahapan-tahapan
seperti pada siklus I dengan 3 Kali

tatap muka masing-masing tatap


muka dengan alokasi waktu 2 X 45
Menit = 90 Menit termasuk Evaluasi
Dari hasil belajar siswa dapat
diketahui ketuntasan belajar siswa
dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui evaluasi bentuk
Multiplechoice
Kreteria ketuntasan belajar dinyatakan
sebagai berikut :
1. Daya serap perorangan.
Seorang siswa dinyatakan tuntas
apabila telah mencapai nilai 70
dari nilai maksimal 100.
2. Daya serap klasikal.
Suatu kelas dikatakan tuntas
apabila terdapat nilai 75% yang
telah mencapai nilai 70 dari nilai
maksimal 100.
Dalam pelajaran IPS penilaian
dilihat dari tiga aspek yaitu aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek
psikomotor dengan standar ketentuan
minimal yang telah ditentukan oleh
Guru mata pelajaan IPS di SMP
Negeri I Licin Banyuwangi berdasarkan perhitungan rata-rata pada
tingkat kesulitan pada kurikulum
adalah dengan nilai SKBM 70.
Aspek kognitif dilihat dari hasil
belajar yang diperoleh pada saat pree
test, post test dan ulangan harian.
Selain aspek kognitif yang menentukan keberhasilan pem-belajaran
adalah
aspek
afektif
yang
penilaiannya
meliputi:
kehadiran,
percaya diri, kerja sama dengan rekan
kelompok, keaktifan dalam diskusi,
Presentasi didepan kelas, dan sikap
pada guru. Penilaian ini menggunakan
skor rentang 15, jadi apabila siswa
memperoleh nilai maksimal pada
setiap item, maka mendapat skor
maksimal 25.

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

52

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

Adapun gradenya sebagai berikut


21 25 = A
6 10 = D
16 20 = B
05 =E
11 15 = C
Keterangan :
Nilai : Nilai akhir Skor maksimal: 25 skor: jumlah yang diperoleh Untuk aspek
psikomotor penilaiannya meliputi: motifasi, berfikir kritis dan mandiri, keterampilan
menyelesaikan soal, keterampilan bekerjasama, menyimpulkan. Penilaian ini
mempunyai rentang skor 15 maka apabila siswa mendapat skor maksimal maka
nilainya adalah 25.

21 25 = A
16 20 = B
11 15 = C

Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti dalam rangka
untuk penelitian tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Yaitu cara penggalian data
secara langsung mengamati sejak
awal hingga akhir pelaksanaan
tindakan yang dilakukan oleh
Peneliti bersama kolaborator pada
obyek yang diteliti yaitu siswa
kelas VIII C SMP Negeri I Licin
Semester Genap Tahun Pelajaran
2008/2009, dan tidak ketinggalan
observasi yang dilakukan berdasarkan data yang didapat dari
kepala sekolah, Guru BP, wali
kelas dan Guru-guru yang, hasil
Observasi ini yang bisa dipakai
dasar menentukan permasalahan
yang paling urgen untuk segera
diatasi dan kiat apa yang akan
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut
2. Metode Test
Yaitu
penggalian
data
dengan cara mengadakan test
tentang ilmu Pendidikan IPS pada
siswa Kelas VIII C
Semester
genap tahun ajaran 2008/2009

6 10 = D
05 =E

baik yang bersifat Pre Test, Post


test dan Evaluasi Akhir setiap
siklusnya dengan menggunakan
bentuk soal Multiplechoice/Pilihan
Ganda untuk mengtahui sejauh
mana ilmu yang sudah diserap/
dikuasai
oleh
siswa,
bila
dibandingkan dengan hasil belajar
sebelum dilakukan tindakan dengan
model
Artikulasi
dan
Evaluasi bentuk multiplechoice/Pilihan Ganda
3. Metode Wawancara
Metode Ini adalah sebuah
kegiatan
untuk
mendapatkan
informasi obyektif dari siswa kelas
VIII C Semester Genap tahun
ajaran 2008/2009. dimana wawancara ini membutuhkan kejujuran jawaban dari siswa, maka
untuk mendapatkan kejujuran
jawaban tersebut hendaknya yang
melakukan/
pe-wancara
oleh
kolaborator dengan instrumen
berupa pedoman wa-wancara
yang telah disiapkan, adapun
informen
yang
dikenakan
wawancara
cukup
disampel
dengan jumlah dan Kemampuan
Siswa yang representatif dan
pelaksanaan
wawancara
ini

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

53

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

dilakukan setiap setelah melakukan tindakan guna untuk


dilakukan refleksi pada tindakan
berikutnya hinga penelitian tindakan berakhir.
Indikator pencapaian penelitian
tindakan
Melalui pembelajaran Model
Artikulasi dan Evaluasi bentuk Multiplechoice dapat meningkatkan prestasi siswa mata pelajaran IPS dengan
Indikator keberhasilan apabila memiliki ketuntasan belajar diatas SKBM
70 minimal sebanyak 75 % dari jumlah
seluruh siswa Kelas VIII C SMP
Negeri I Licin Semester Genap tahun
ajaran 2008/2009.
Metode Analisa Data
Metode ini adalah sebagai
pengolah atau menganalisis data dari
hasil penelitian untuk mendapat kesimpulan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, dengan menggunakan presentasi diskriptip, yaitu
analisa yang tidak menggunakan
statistik, dan mendiskripsikan prosentase tingkat keberhasilanya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Utama
Sesuai dengan rencana penelitian tindakan kelas yang telah
diuraikan diatas, bahwa pelaksanaaan
ini dibagi dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II dengan langkah-langkah
pertama-tama memberi tahu kepada
responden yaitu seluruh siswa kelas
VIII C. Disampaikan bahwa pelajaran
yang akan dilakukan ini akan berbeda
dengan sistem yang seperti biasanya,
yaitu dengan Pembelajaran Cooperative Learning Model Artikulasi, yang
pastinya dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Menjelaskan langkah-langkah Pembelajaran secara kronologis

2. Menjelaskan teknis pembentukan


kelompok yang terbatas 2-3 Siswa
secara hiterogen baik menyangkut
jenis kelamin, agama, dan tingkat
kecerdasan
3. Menjelaskan
tata
cara
kerja
kelompok dan tekhnis Presentasi didepan teman sekelasnya
4. Terakhir adalah cara pembuatan
keputusan dengan membuat kesimpulan bersama
Dari hasil Diskusi yang telah
dipersiapkan bersama dengan kolaborator ini, penulis, peneliti kemudian
membagi proses pem-belajaran dalam
dua Siklus melalui tahapan-tahapan
sebagai
berikut:
Perencanaan,
Pelaksanaan,
Pengamatan,
dan
Refleksi.
Perencanaan
Tahap Perencanaan ini adalah
melaksanakan kegiatan pada Bulan
Januari sampai Mei 2009, pada tahap
ini semua telah dipersiapkan meliputi
penyususnan Rencana pembelajaran,
Media, dan Instrumen yang diperlukan
dalam PBM melalui Pendekatan
Cooperative Learning Model Pembelajaran Artikulasi dan Naskah
Evaluasi Bentuk Multiple Choice,
Instrumen dalam pengumpulan data
serta pedoman serta pedoman wawancara dan setrategi motivasinya
terhadap Proses Pembelajaran .
Tahap Perencanaan Siklus
pertama ini adalah merencanakan
segala sesuatu yang berhubungan
erat dengan PBM yaitu meliputi :
1. Merencanakan Tindakan apa
yang akan dilakukan
2. Menetapkan Kompetensi dasar
pembelajaran sesuai dengan KTSP
3. Menetapkan desain pembelajaran
sesuai dengan tehnologi yang
digunakan dalam Tindakan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

54

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

4. Menyusun
dan
menetapkan
Skenario/ langkah-langkah pembelajaran
bersama
dengan
Medianya pada siklus I dan II
masing-masing membutuhkan 3 X
tatap muka setiap Siklusnya
termasuk Evaluasi dengan alokasi
waktu 2 X 40 Menit = 80 Menit
5. Pelaksanaan penelitian tin-dakan
ini sesuai dengan rencana awal
tindakan pada Hari/tnggal :
Selasa, 3 Februari 2009.
Pelaksanaan
1. Guru Sekaligus sebagai peneliti
dibantu 2 orang Kolaborator
sebagai Ob-server melakukan
tindakan dikelas sesuai dengan
desain pem-belajaran dan motivasi yang telah direncanakan
2. Guru sekaligus Peneliti dibawah
penilaian 2 Observer melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Skenario yang telah disusun
3. Melaksanakan Evaluasi dengan
Instrumen setiap akhir siklusnya
yang telah disiapkan, Guna untuk
me-ngetahui tingkat pemaha-man
dan penguasaan be-lajar dalam
PBM IPS
4. Setiap
tatap
muka
dalam
siklusnya peneliti diobservasi
dengan menggunakan Instrumen
yang disiapkan baik untuk guru
maupun peserta didik.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan Hasil Wawancara
dan Observasi oleh kedua Observer
menunjukan kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan
menggunakan
Cooperative Learning Model Artikulasi
dan Evaluasi bentuk MultipleChoice
dapat meningkatkan Hasil Belajar IPS
dibandingkan dengan model pembelajaran sebelumnya, walaupun hasil
pada siklus I (Pertama) ini masih
belum maksimal.

Hasil Obsevasi bahwa berdasarkan Skenario Pembelajaran


yang telah ditetapkan, pada awal
siklus I (pertama) ada temuan Aplikasinya masih belum terlaksana
secara maksimal, karena itu pada
pertemuan berikutnya harus ada
penyempurnaan-penyempurnaan
Proses Pembelajaran sehingga pada
siklus II (Kedua) diharapkan sudah
sempurna secara maksimal sesuai
dengan Skenario yang ditetapkan
Hasil
Penilaian
Aspek
Psikomotorik dan Afektif ternyata
masih ada sebagian kecil dari peserta
didik yang belum melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara maksimal, karena itu dalam siklus II
(Kedua) diharap seluruh siswa dapat
mengikuti
Proses
pembelajaran
secara maksimal, paling tidak setiap
tatap
muka
mengalami
jumlah
penurunan anak yang tidak dapat
melaksanakan kegiatan secara maksimal
Berdasarkan hasil wawancara
Observer kepada perwakilan siswa
yang representatif agar mendapatkan
data yang akurat, maka didapatkan
informasi bahwa rata-rata siswa lebih
antusias dalam mengikuti pelajaran,
walaupun keberanian siswa untuk
Presentasi didepan kelas masih ada
sebagian yang masih punya rasa
takut dan Canggung, serta keberanian
siswa untuk bertanya masih belum
maksimal, oleh karena itu dalam siklus
II (Kedua) Peneliti harus mampu
memaksimalkan setrategi, Skenario,
sesuai dengan desain yang telah
ditetapkan bersama, sehingga peranan siswa baik dalam proses Kerja
Kelompok, Presentasi dan Bertanya,
menjawab pertanyaan serta berargumentasi akan lebih meningkat.
Hal ini tidak bisa terlepas bahwa
Peneliti agar dapat meningkatkan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

55

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

motivasinya yang lebih maksimal lagi


sehingga dalam pertemuan siklus II
(Kedua) nanti dapat memaksimalkan
aktivitas belajar seluruh siswanya
Kegiatan Siswa
Kelemahan Siswa
1. Pada awal Penerapan pembelajaran Model Artikulasi banyak
siswa
mengalami
ke-sulitan
membuat rangkuman dan kerja
dengan kelompok-nya sehingga
banyak siswa yang membuat
rangkuman hasil dari penjelasan
Guru tidak lengkap dan kronologis, sehingga berpengaruh
pada saat Presentasi didepan
kelas kurang lancar.
2. Pada awal siklus ini terlihat anak
banyak yang ragu-ragu dan
canggung
untuk
melakukan
aktivitas dengan kelompoknya,
karena masih belum terbiasa
membuat catatan singkat hasil
dari penjelasan Guru.
3. Pada
saat
diskusi
dengan
kelompoknya terlihat di dominasi
oleh anak yang lebih pandai, atau
kurangnya rasa ketergantungan
saling mem-beri dan menerima.
4. Masih banyak anak yang takut
untuk
menyampaikan
pen
dapatnya, terbukti masih rendahnya jumlah anak yang berani
mengajukan per tanyaan kepada
temanya yang sedang melakukan
Presentasi
5. Karena Guru belum mem-berikan
tugas rumah maka kelihatan
banyak anak yang belum mengenal isi dari Kompetensi dasar
yang diajarkan.
6. Kurangnya sumber belajar yang
dimiliki siswa sehingga wawasan
dan penguasaan materi menjadi
salah satu kendala dalam Proses
belajar.

Kelebihan Siswa
1. Sebagian besar siswa ter-golong
penurut terbukti dari aktivitas
siswa hanya jumlah minoritas
yang kurang respek dalam
kegiatan belajar de-ngan Model
Artikulasi
2. Sebagian Besar Siswa memiliki
komitmen belajar cukup tinggi
terbukti dapat melakukan kegiatan
belajar sesuai dengan Skenario
yang telah ditetapkan oleh Guru
3. Sebagian besar siswa dapat
bekerja
sama
dengan
kelompoknya masing-masing walaupun masing-masing me-miliki
kemampuan yang berbeda
4. Sebagian besar siswa me-miliki
hasil daya serap yang cukup baik
terbukti dari hasil Pre test, Post
Test, dan hasil Ulangan Siklus I
5. Walaupun masih ada ke-kurangan
siswa dapat mem-presentasikan
hasil kerjanya didepan kelas dan
dapat men-jelaskan pertanyaanpertanyaan dari temannya sendiri.
Kegiatan Guru
Kelemahan Guru
1. Pada
awal
kegiatan
pembelajaran dengan model Artikulasi
ini Guru masih melaksanakan
yang terkesan tergesa-gesa sehingga siswa kadang-kadang
kesulitan membuat catatan ringkas
2. Guru dalam menyampaikan terlalu
singkat dan kurang jelas diterima
tiap kelompok siswa
3. Guru kurang perhatian dari masing-masing kelompok dalam
memberi motivasi siswa dalam
kerja kelompok sehingga kerja
kelompok masih ada yang kurang
maksimal
4. Posisi guru masih terkesan memperhatikan pada kelompok yang
memiliki ke-mampuan kecerdasan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

56

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

yang tinggi sehingga proses


penjelasan terkesan munutun.
5. Terkesan performen Guru masih
menakutkan sehingga banyak
siswa yang kurang berani menyampaikan argumentasinya dan
pertanyaan-nya.
Keunggulan Guru
1. Dengan
menggunakan
Pembelajaran Model Artikulasi siswa
lebih mudah untuk dikendalikan
2. Dengan menggunakan model
pembelajaran Artikulasi, Guru
dapat membuat kondisi belajar
siswa lebih aktif/ pengelolaan
kelas yang lebih baik
3. Dengan menggunakan model
pembelajarn Artikulasi membuat
masing-masing Individu siswa
mayoritas memiliki tanggungjawab belajar secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaran tersebut.


4. Siswa semakin menyadari bahwa
pembelajaran Model Artikulasi,
menuntut kerja sama dan konsentrasi yang lebih.
5. Dengan Pembelajaran Model Artikulasi menunjukan hasil belajar
tiap tatap muka mengalami
peningkatan yang siknifikan.
Hasil Data dan Pembahasan
Keseluruhan
Hasil Observasi yang dilakukan
oleh 2 Orang Kolaborator sebagai
Observer tentang kegiatan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi pada siklus I
dan siklus II telah menunjukan data
sebagai berikut

Tabel 3 Hasil Observasi tentang Aktivitas siswa selama KBM berlansung


MENYIMAK PENJELASAN GURU

SIKLUS I

SIKLUS II

YA

21

24

28

27

30

30

KADANG - KADANG

TIDAK

AKTIF DALAM DISKUSI

SIKLUS I

SIKLUS II

YA

26

28

30

31

32

33

KADANG - KADANG

TIDAK

AKTIF DALAM PRESENTASI

SIKLUS I

SIKLUS II

YA

22

29

27

29

30

32

KADANG - KADANG

TIDAK

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

57

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

NILAI KEGIATAN
SISWA

PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM KBM


40
30
20
10
0
1

10

11

12

KRETERIA NILAI
NILAI MENYIMAK

SKLUS I YA

SKLUS I KADANG

SKLUS I TIDAK

SIKLUS II YA

SIKLUS II KADANG

SIKLUS II TIDAK

Tabel 4. Observasi Penilaian KBM Untuk Guru


TATAP
MUKA

SIKLUS I
NILAI

SIKLUS II
NILAI

PREDIKAT

51 : 17 = 3

BAIK

PREDIKAT

68 : 17 = 4

SANGAT BAIK

II

60 : 17 = 3.52

BAIK +

68 : 17 = 4

SANGAT BAIK

III

68 : 17 = 4

SANGAT BAIK

68 : 17 = 4

SANGAT BAIK

PENILAIAN KBM UNTUK gURU


4
3.5
3
NILAI KBM 2.5
GURU TIAP 2
SIKLUS 1.5
1
0.5
0
I

II

III

TATAP MUKA
Siklus I

Skuls II

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

58

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

Tabel 5. Analisis Hasil Pre Test


KETUNTASAN SIKLUS I
TATAP
MUKA

KETUNTASAN SIKLUS II

YA

TIDAK

YA

TIDAK

20

58,82

14

41,17

26

76,47

23,52

II

23

67,64

11

32,35

28

82,35

17,64

III

25

73,52

26,47

29

82,29

14,70

NILAI TATAP MUKA

KETUNTASAN PRE TEST SISWA


35
30
25
20
15
10
5
0
YA

TIDAK

YA

SKLUS I

TIDAK
SKLUS II

KETUNTASAN
KBM
I

II

III

Tabel 6. Analisis Hasil Post Test


KETUNTASAN SIKLUS I
TATAP
MUKA

KETUNTASAN SIKLUS II

YA

TIDAK

YA

TIDAK

24

70,58

10

29,41

29

85,29

14,70

II

27

79,42

20,58

30

88,23

11,76

III

29

85,29

14,70

31

91,17

8,82

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

59

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

NILAI POST TEST

PENILAIAN HASIL POST TEST


35
30
25
20
15
10
5
0
YA

TIDAK

YA

SKLUS I

TIDAK
SKLUS II

KETUNTASAN
I

II

III

Tabel 7. Sistem Penilaian Aspek Afektif Siswa


TATAP
MUKA

SKLUS I

SIKLUS II

GRADE

GRADE

23

16

18

II

20

19

15

III

13

20

26

NILAI POSTEST

PENILAIAN HASIL POST TEST


30
25
20
15
10
5
0

1
2
3

GRADE

GRADE

SKLUS I

SKLUS 2

GRADE NILAI POSTEST

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

60

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

Tabel 8. Sistem Penilaian Aspek Psikomotorik


TATAP
MUKA

A
7
13
15

I
II
III

SKLUS I
GRADE
C
6
4
3

B
20
26
15

D
1
1
1

E
-

A
20
26
29

B
11
5
3

SIKLUS II
GRADE
C
3
3
2

D
-

E
-

NILAI PSIKOMOTORIK

PENILAIAN PSIKOMOTORIK
35
30
25
20
15
10
5
0

1
2
3

GRADE

GRADE

SKLUS I

SKLUS 2

TATAP MUKA TIAP SIKLUS DAN GRDE

Berdasarkan Data Dari Kedua


Nobserver tersebut diatas dari tatap
muka ke tatap muka dianatara siklus I
dan siklus II menunjukan bahwa

aktivitas siswa dalam KBM adanya


perubahan Positif yang sangat
siknifikan.

Tabel 9. Penilaian Koqnitif dari perbandingan antara Hasil Ulangan harian


sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan selama
2 siklus sbb :

Jumlah Seluruh nilai

Perbandingan Hasil Ulangan Harian


Sebelum
Tindakan siklus
Tindakan Siklus
tindakan
I
II
2.054
2.671
2.756

Nilai Rata-rata Kelas

60.41

78,55

81,05

(%) Prosentasi Ketuntasan

20,58 %

79.41 %

91%

(%) Prosentase tidak ketuntasan

79,42 %

20.59 %

9%

Keterangan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

61

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian penelitian, secara kronologis, dari siklus ke
siklus yang telah kami lakukan berkat
hidayah dan perjuangan serta bantuan dari berbagai pihak, maka
pemahaman siswa kelas VIII C SMP
Negeri I Licin ini berjalan sesuai
dengan harapan
Memang kendalapun ada saja
terjadi seperti kemampuan berpikir
yang lamban dari siswa, keberanian
mengungkapkan ide-ide, Pemahaman
tentang Model pembeajaran pertama

sehingga terlihat dalam pelaksanaan


PBM yang kurang optimal, namun
berkat kejelian kedua Observer
sebagai mitra penelitian, maka hasil
akhir dari penelitian dapat menjawab
permasalahan yang peneliti hadapi
yaitu :
1. Pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi dapat
me-ningkatkan aktivitas siswa
dalam belajar yang mengalami
perubahan positif dari tatap muka
ketatap muka berikutnya, dari
siklus ke siklus berikutnya secara
siknifikan

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

62

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

2. Pembelajaran dengan menggunakan Model Artikulasi dan


Evaluasi Bentuk MultipleChoice
dapat meningkatkan Prestasi hasil
belajar yang sangat sikni-fikan
dibanding dengan Pembelajaran
sebelum dilakukan tindakan
Saran
Dari survey yang dilanjutkan
Penelitian Tindakan Kelas di Kelas
VIII C SMP Negeri I Licin yang Peneliti
lakukan dapat disimpulkan bahwa
rendahnya Prestasi Hasil Belajar
siswa karena kurangnya antusias
membaca materi IPS dan memperhatikan Guru dalam memberikan
penjelasan, sehingga penguasaan
materi pelajaran IPS sangatlah
randah, Memperhatikan juga hasil
penelitian tindakan kelas yang kami
lakukan, ternyata ada juga metode
dan model pembeajaran lain yang
representatif namun membutuhkan
koordinasi secara integral dalam
meningkatkan Prestasi Hasil Belajar
Siswa, Maka dalam kesempatan ini
kami sebagai peneliti dapat memberikan saran agar :

a. Hendaknya
Sekolah
memiliki
kerangka baru yang prospektif
terus menerus bidang Metode dan
Model-model Pembelajaran.
b. Sekolah hendaknya berusaha
memenuhi ke-butuhan sumber
informasi yang dibutuhkan oleh
siswa, baik perpustakaan, Internet
atau sumber-sumber lain
c. Guru hendaknya lebih kreatif dan
berani mencoba menggunkan model-model pembelajaran yang
lebih kontekstual untuk menolong
dan meningkatkan prestasi hasil
belajar siswa.
d. Bagi siswa hendaknya harus lebih
semangat be-lajar, dengan memanfaatkan kondisi, dan fasilitas
yang ada
Akhirnya dengan segala keterbatasan, serta dengan segala kerendahan hati, dengan selesainya
Penelitian Tindakan Kelas ini, dengan
tulus hati peneliti merasa puas karena
dapat meningkatkan prestasi siswa
dalam mata pelajaran IPS dan tak
lupa peneliti mengucapkan puji syukur
kepada Alloh SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 1981. Pemeliharaan dan Penggunaan Metode dalam Proses
Belajar Mengajar. PPPG.Jakarta.
Agus Sujanto, 1981. Psikologi Perkembangan , Penerbit Aksara Baru, Surabaya
Antonius, 2003, Petunjuk Praktis Menyusun Karya Tulis Ilmiah Untuk Naik
Pangkat Ke Golongan IV B IV E: Dilengkapi Contoh Karya Tulis Ilmiah
yang Telah Dinilai Oleh Tim Pusat dan Contoh Modul: Untuk Guru,
Kepala Sekolah,Pengawas Sekolah: Yrama Widya, Bandung.
Anwar Kurnia dan Moh.Suryana.2000. IPS Sejarah. Untuk Kelas 3 SLTP.
Yudhistira, Bandung.
Aqib. Zainal. 2003 Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Insan Cendekia,
Surabaya.

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

63

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Cooperative Learning Model


Artikulasi dan Evaluasi Bentuk Multiplechocice Mata Pelajaran IPS

-----------, 2003; Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru, Yramawidya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Bimo, Walgito, 2004, Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Adni Offset. Yogyakarta
Carin, 1993, Metode dan Teknik Pembelajaran Model Kooperatif: Jurnal.www.damandion.or.id
Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book, Kaifan, Bandung
-----------, 2004, Kurikulum 2004 ; Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
IPS Sekolah Menengah Pertama .
-----------, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia, No: 20/2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta ; Depdiknas.
-----------, 2004 Model-Model Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta, Depdiknas.
Lie, Anita, 2004, Cooperative Learning. Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang-ruang kelas. Gresindo. Jakarta
M. Ngalim Purwanto, 1984, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
E.Mulyasa, 2003, Menjadi Guru Profesional ; Menciptakan Pembelajaran Kreatif
Dan Menyenangkan, Remaja Rosda Karya.Bandung.
Lungdren, 1994, Ketrampilan Kooperatif. www.datro.co.cc
Slavin, 2003, Metode Pembelajaran Kooperatif Menggunakan Metode Skoring,
www.edu.com

Jurnal Ilmiah PROGRESSIF No.6. Vol.17.Agustus 2009

64

Anda mungkin juga menyukai