Kelompok BP13 :
Giovani Alice Halim 102013150
Grevonds Austen 102013223
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone: (021) 5694-2061 Fax (021) 56-1731
Jakarta Barat
Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh selain otak dan paru-paru. Pada
anatomi jantung sendiri, terbagi menjadi 4 ruang yang didalamnya terdapat 2 ruang dengan
lapisan dinding tipis yang disebut dengan atrium (serambi) dan 2 ruang dengan dinding tebal
dengan nama ventrikel (bilik). Atrium dan ventrikel jantung ini keduanya dipisahkan oleh
sebuah katup, pada sisi kanan dan kiri jantung akan dipisahkan oleh sebuah sekat yang
dinamakan dengan septum. Jantung juga di lapisi pericardium sebagai pembungkusnya. Pada
makalah ini, juga dibahas tentang pembuluh darah dan faktor faktor yang mempengaruhi
tekanan darah sesuai dengan skenario yang akan di bahas.
Struktur Makroskopik Jantung dan Pembuluh Darah
16
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis)
mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.1-2
Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus
(sulkus
coronarius,
sulcus
interventricularis
anterior
atau
sulcus
longitudinalis
yang
16
Epicardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat.
Miokardium terdiri dari jaringan otot jantung, tersusun dalam pola sirkular dan spiral
yang berkontraksi untuk memompa darah.
Endocardium berupa lapisan endothelium yang melekat pada selapis jaringan ikat.
Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endothelial yang
melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.1
Dalam jantung terdapat ruangan yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu dua dari ruang
itu disebut atrium yang dikenal sebagai serambi dan sisanya adalah ventrikel yang dikenal
dengan bilik. Kedua atrium dipisahkan oleh septum intratrial sementara kedua ventrikel
dipisahkan oleh septum interventrikuler.1,5
Lapisan ini memisahkan endokardium dan miokardium dibawahnya. Miokardium terdiri dari
jaringan otot jantung. Epikardium merupakan perikardium viseral berupa epitel selapis
gepeng. Antara miokardium dan epikardium terdapat jaringan ikat longgar yang dipenuhi
oleh jaringan lemak.5 Sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia terdiri atas peredaran darah
pulmonal yang menyalurkan darah dari jantung menuju ke paru-paru dan darah dari paru
menuju kembali ke jantung. serta peredaran darah sistemik yang menyalurkan darah ke
seluruh organ / jaringan dalam tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung. 1-3
Sistem kardiovaskuler ini terdiri atas 3 komponen utama yaitu jantung sebagai
pompa, pembuluh darah sebagai saluran, dan darah sebagai media transport.1-3 Susunan
pembuluh darah sendiri terdiri atas tunika intima yang berisi sel endotel (epitel selapis
gepeng) dan subendotel (jaringan ikat areolar), kemudian tunika media yang memiliki jumlah
jaringan ikat padat yang bervariasi dan terdapat otot polos, serta tunika adventitia yang berisi
jaringan ikat, serat saraf, pembuluh limf, dan vasa vaserum yaitu pembuluh darah yang
berfungsi untuk memperdarahi pembuluh darah yang lebih besar. 1-3
Batas antara tunika intima dengan tunika media yaitu tunika elastika interna,
sedangkan batas antara tunika media dengan tunika adventisia adalah tunika elastika
eksterna.6
ada pengaruh temperatur lingkungan yang tinggi serta bahan kimia, seperti histamin. 5
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
Kapiler darah( sebagai tempat pertukaran zat )
Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Pada kapiler terdapat sel
endotel menonjol ke dalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Kapiler memiliki
dinding selapis sel endotel / hanya tunika intima dengan fungsinya yaitu sebagai tempat
pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel. Bagian ini terdapat 3 jenis yaitu :6
Tunika Intima
-
16
Tunica Media
-
Beberapa fibroblas
Tunica Adventisia :
-
Tunica Intima
-
16
Tunica Media
-
Tunica Adventisia
-
Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunica medianya
Arteri kecil
Disebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada tunica media merupakan arteriol, dan 38 lapis otot polos pada tunica media merupakan arteri kecil. 6
Arteriole
Arteriol adalah jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dindingnya tebal.
Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui ketegangan otot polos dalam
dinding arteriol. 6
16
bikuspidalis (mitral) masuk ke ventrikel sinistra, dari sini dipompakan melalui katup
semilunaris masuk ke aorta yang kemudian akan mendistribusikan darah ke sirkulasi
sistemik.1
Katup-katup semilunaris di pintu masuk ke aorta dan arteri pulmonalis memiliki tiga
helai daun katup. Katup ini tidak memiliki tali-tali chorda yang mencegah katup tersebut
membuka terbalik karena tekanan belakang dimana katup ini diarahkan lebih sedikit daripada
yang didorongkan ke katup atrioventrikularis.1
Gambar 8. Atherosclerosis.3
Pengendalian hormon pada sistem vaskular, dimana terdapat beberapa hormon yang
mengendalikan resistensi sistem vaskular.2 Hormon-hormon ini dilepaskan secara langsung
sebagai respons terhadap perubahan tekanan darah, seperti norepinefrin, epinefrin, renin,
aldosteron, dan tiroid.9
16
Norepinefrin dan epinefrin dikeluarkan dari medula adrenal sebagai respons terhadap
pengaktifan sistem saraf simpatis. Kedua zat tersebut dikeluarkan dari terminal saraf dan
berikatan dengan reseptor untuk menimbulkan vasokonstriksi, atau dengan reseptor 2
untuk menyebabkan vasodilatasi arteriol yang memperdarahi otot rangka. Norepinefrin dan
epinefrin juga berikatan dengan reseptor 1 dan meningkatkan kecepatan denyut jantung.9
Perubahan tekanan darah dirasakan oleh baroreseptor di ginjal. Apabila tekanan
meningkat, pelepasan hormon renin menurun. Dan apabila tekanan darah menurun, pelepasan
renin meningkat. Pelepasan renin dirangsang oleh saraf simpatis ke ginjal. Renin
mengendalikan pembentukan hormon lain, yaitu angiotensin II. Angiotensin II merupakan
suatu vasokonstriktor kuat yang terutama menyebabkan vasokontriksi arteriol halus. Hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi terhadap aliran darah dan peningkatan
tekanan darah.9
Aldosteron bersirkulasi dalam darah menuju ginjal dan menyebabkan sel tubulus
distal meningkatkan reabsorpsi natrium. Dalam berbagai keadaan, reabsorpsi air mengikuti
penyerapan natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma. Peningkatan volume
plasma meningkatkan volume dan curah jantung. Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah.9
Peningkatan kadar hormon tiroid didalam darah dapat meningkatkan aktivitas atau
tonus sistem saraf simpatis (adrenergik). Peningkatan sistem saraf simpatis ini
menyebabkan denyut jantung lebih cepat dan kuat (takikardi dan palpitasi), peningkatan
kegelisahan (cemas dan insomnia), serta gemetar (merasa goncang atau gugup).9
Jenis-jenis Pembuluh Darah dan Fungsinya
Volume darah normal orang dewasa kira-kira 5 liter. Darah terdiri dari suspensi sel-sel
dalam cairan jernih plasma. Bila sel-sel dimungkinkan untuk mengendap dengan pemutaran
dalam sentrifugasi, sel-sel ini merupakan 40-50% dari volume darah total.1
Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan 1-2% adalah larutan lain. Larutan lain
yang dimaksud disini adalah garam anorganik (Na+, K+, Mg++, dan HCO3-), urea, asam urat,
kreatinin, amonia, asam amino, glukosa, lipid, gas-gas (O2, CO2, dan N2), hormon-hormon,
dan enzim.1 Sel-sel darah terdiri dari:
a. Sel darah merah (eritrosit)
16
Penuh dengan hemoglobin yang berkombinasi secara reversibel dengan oksigen dan
mentranspornya ke jaringan, ada pada konsentrasi kira-kira 5 juta per mm3 darah. Sel
darah merah tidak mempunyai inti.
per
mm3
darah.
Leukosit
terbagi
menjadi
dua,
yaitu
leukosit
16
Setelah ventrikel kosong dan rileks, tekanan ventrikel menurun sampai dibawah arteri
pulmonar dan aorta. Katup semilunar menutup, menghasilkan bunyi jantung kedua yaitu S 2
atau bunyi dub dari lub-dub dan menandai berkahirnya fase sistole. Pada saat ventrikel rileks
selama diastole, tekanan didalam ventrikel lebih sedikit dibandingkan tekanan didalam
atrium. Katup AV membuka dan darah mulai mengalir kedalam ventrikel dari atrium. Ketika
ventrikel menjadi penuh mendekati akhir dari diastole, atrium berkontraksi untuk
mengirimkan sisa darah ke ventrikel. Sekarang tekanan ventrikel lebih besar daripada tekanan
atrium. Katup AV menutup menandai dimulainya sistole dari pengulangann dari siklus
jantung.7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekana Darah
1. Usia
Bayi baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik dan
diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada lansia, arterinya
lebih keras dan kurang fleksibel terhadap tekanan darah. Hal ini mengakibatkan
peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh
darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2. Jenis kelamin
Wanita umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah daripada pria yang berusia sama,
hal ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopause, wanita umumnya memiliki
tekanan darh yang lebih tinggi dari sebelumnya.
3. Olahraga
Aktivitas fisik dapat meningkatkan tekanan darah. Untuk mendapatkan pengkajian darah
yang dapat dipercaya dari tekanan darah saat istirahat membutuhkan waktu sekitar 20-30
menit setelah olahraga.
4. Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang dapat menurunkan ataupun menaikkan tekanan darah.
5. Stres
Stimulasi sistem saraf simpatis meningkatkan curah jantung dan vasokonstriksi arteriol,
sehingga meningkatkan hasil tekanan darah.
6. Ras
Pria Amerika-Afrika berusia diatas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
daripada pria Amerika-Eropa dengan usia yang sama.
7. Obesitas
Obesitas baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor presdiposisi
hipertensi.
8. Variasi diurnal
16
Tekanan darah umumnya paling rendah pada pagi hari, kemudian meningkat sepanjang
hari, dan mencapai puncaknya pada akhir sore atau awal malam hari.
9. Demam/ panas/ dingin
Demam dapat meningkatkan tekanan darah karena peningkatan laju metabolisme.
Namun, panas eksternal menyebabkan vasodilatasi dan menurunkan tekanan darah.
Dingin menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
10. Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko penyakit makrovaskuler. Pada penelitian
prospektif acak follow up jangka panjang, berhenti merokok dapat menurunkan mortalitas
dan trend kematian karena kardiovaskuler.3
Kesimpulan
Pengiriman sinyal-sinyal atau impuls dari otak yang berkaitan dengan tekanan darah
diintegrasikan di jantung. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, pusat kardiovaskular
mengaktifkan sistem saraf otonom sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan
parasimpatis ke jantung. Resistensi pembuluh darah berubah dan aliran darah serta tekanan
darah juga terpengaruh. Jadi, perubahan tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Mekanisme kerja jantung meliputi siklus jantung, cardiac output,
aktivitas listrik, yang mempengaruhi aktivitas kita sehari hari, tekanan darah juga sangat
penting bagi kita, karena jika satu dari mekanisme ini tidak bekerja, pasti akan menimbulkan
gangguan ataupun kelainan. Semuanya merupakan satu kesatuan yang akan membuat jantung
bekerja sebagai pompa darah dan mengatur tekanan darah.
16
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC. 2003.h.228-44
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: EGC;
2006.h.99-116
3. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.2. Jakarta:EGC;2001.h.256-83
4. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. h.134-43
5. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Universitas Trisakti.
2010.h.80
6. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed. 10. Jakarta: EGC;
2007.h.203-16
7. Wati WW, Listiawati E. Sistem Kardiovaskular. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida;
2011.h.14-6
8. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia; 2009.h.145-9
9. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC;
2000.h.282
10. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC;
2000.h.282
16