Anda di halaman 1dari 5

MENGOPTIMALKAN PERAN BUMN DALAM EKONOMI NEGARA

REVIEW
TEORI-TEORI DAN METODOLOGI EKONOMI POLITIK
REZKY R. MATEKA / 1306403453

Peran negara terhadap dunia ekonomi banyak mendapat diskusi


yang cukup menarik bagi kalangan ekonom maupun politik. Di negaranegara berkembang tidak dapat dipungkiri bahwa peran negara sangat
dominan

dalam

mengatur

kehidupan

perekonomiannya.

Bahkan

keberhasilan pembangunan ekonomi di negara Asia Timur pada tahun


1997-1998 kerap diasosiasikan dengan kuatnya peranan pemerintah 1.
Salah satu peran negara dalam perekonomian, dapat dilakukan dengan
membentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam review mengenai
peran BUMN dalam ekonomi negara ini, penulis mengangkat tiga bahan
bacaan yang dapat dijadikan referensi, yaitu buku dari Faisal Basri
mengenai Lanskap Ekonomi Indonesia, sebuah artikel mengenai reformasi
Cina, dan artikel dari lawan website Tempo yang membahas mengenai
sumbangan BUMN terhadap pendapatan negara.
Menjadi petanyaan adalah apakah BUMN di Indonesia telah
berjalan sebagaimana mestinya sebagai sebuah organisasi usaha yang
memberikan sumbangsih besar bagi perekonomian Indonesia? Dalam
bukunya, Faisal Basri berusaha memberikan berbagai fakta menarik
terkait dengan peran BUMN di Indonesia. Tidak sedikit memang BUMN
yang tidak memberikan keuntungan yang besar bagi negara, malah
terdapat beberapa BUMN yang merugi hingga negara berkewajiban
memberikan sejumlah besar suntikan dana untuk tetap mempertahankan
eksistensi dari BUMN tersebut. Hal ini karena fungsi dari BUMN itu sendiri
tidak hanya semata-mata untuk dapat mencari keuntungan. BUMN
memang dituntut untuk menjadi profit centre dan lebih berperan
mendukung keuangan negra, namun tetap perlu diingat bahwa eksistensi

1 Faisal Basri, Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan Terhadap


Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009) hlm. 342.

BUMN tidak sepenuhnya untuk dank arena laba 2. Negara memang


terkadang harus menanggung kerugian untuk dapat mencegah kerugian
yang lebih besar.
Peran BUMN dalam perekonomian negara dapat dilihat bahwa
BUMN bukan sekadar badan usaha biasa. Akan tetapi, BUMN merupakan
sebuah badan usaha pelaku utama ekonomi di Indonesia. Terdapat 3
pelaku utama dalam perekonomian Indonesia, yakni BUMN, perusahaan
swasta, dan Koperasi3. Sebagai salah satu pelaku utama dalam ekonomi
Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa BUMN sulit dipisahkan dari
transaksi politik bagi penguasa yang sedang berkuasa saat itu. Dalam
konteks BUMN terakhir dapat dilihat bahwa bagi-bagi kursi diantara
pendukung calon presiden pada masa kampanye merupakan hal yang
lumrah dapat dilihat dalam konteks BUMN Indonesia. Menurut penulis
bahwa inilah masalah yang perlu diatasi untuk dapat memaksimalkan
kinerja daari BUMN agar memberikan sumbangsih laba yang lebih besar
terhadap kas negara.
Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri juga bahwa tidak maksimalnya
peran BUMN bukan hanya berasal dari eksternal BUMN dan politisasi
terhadap BUMN itu sendiri. Tidak sedikit BUMN yang dikorupsi sendiri oleh
pihak internalnya. Dalam bukunya, Faisal Basri memberikan contoh kasus
dari pengalihan 20 rumah dinas PT Kereta Api menjadi rumah pribadi yang
telah bersertifikat atas nama mantan direksi dari PT Kereta Api. Masalahmasalah asset BUMN yang sering disalah gunakan ini merupakan sebuah
akibat dari tidak dilaksanakannya inventarisasi asset BUMN sebagaimana
mestinya. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyaknya kasus
penggelembungan dana dalam tubuh BUMN itu sendiri. Menurut penulis,
perlu adanya reformasi besar-besaran baik aparat dalam tubuh BUMN itu
sendiri, maupun system pengadministrasian dari BUMN yang telah
berjalan selama ini.

2 Ibid. hlm. 346


3 Ibid.

Catatan kritis mengenai BUMN selain terhadap perannya yang


tidak

maksimal

dikarenakan

beberapa

faktor,

Faisal

Basri

juga

menyinggung permasalahan privatisasi terhadap beberapa BUMN yang


ada di Indonesia. Privatisasi yang dianggap sebagai bentuk penyelamatan
anggaran negara terhadap keberadaan BUMN yang semakin merugikan
negara menurut Faisal Basri tidak selamanya benar. Menurutnya, jangan
sampai

nantinya

pembenahan

pengalihan

badan-badan

kepemilikan
usaha

milik

BUMN
negara

dan

upaya-upaya

hanya

sekadar

memindahkan inefisiensi dari sector publik/pemerintah ke sector swasta


atau justru meningkatkan biaya transaksi (transactional cost)4. Memang
untuk memaksimalkan peran BUMN sebagai salah satu asset pendapatan
negara,

privatisasi

kemungkinan

bukan

merger,

merupakan

akuisis,

dan

jalan

prosedur

tunggal.
lainnya

Masih
untuk

ada
dapat

meningkatkan efisiensi pemasukan BUMN tanpa kehilangan perusahaan


yang nantinya tetap akan memberikan keuntungan jika dikelola menjadi
lebih baik lagi.
Berkaca dari fenomena yang terjadi di China, BUMN atau stateowned enterprises (SOE) memang bekerja pada sector-sektor privat,
seperti halnya hotel, mall, dan lain sebagainya. Hal ini memang dapat
dilihat sebagai salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, karena beroperasi pada bidang jasa yang memang sedang
digandrungi oleh masyarakat saat ini. Akan tetapi, pemilihan sector
seperti ini hanya akan memberikan masalah apabila telah selesai waktu
dari masyarakat terhadap ketergantungnyya. Maka BUMN akan sulit untuk
tetap bertahan pada usaha yang sama, dan hanya dapat memperbesar
utangnya dalam melakukan operasional. Sehingga perlu juga untuk
diperhatikan mengenai sector yang sebaiknya dikelola oleh BUMN
merupakan sector yang menguasai hajat hidup orang banyak, dan
memiliki

kemungkinan

waktu

penggunaan

tersebut dalam jangka sepanjang masa.

4 Ibid. hlm. 426.

masyarakat

oleh

sector

Selaras dengan peran BUMN ini, juga dapat dilihat dalam artikel di
Tempo bahwa Sumbangan 141 BUMN Indonesia Hanya Separuhnya
Petronas. Ini merupakan sebuah masalah yang perlu untuk segera
diperbaiki dalam kaitannya dengan BUMN yang ada di Indonesia. Menjadi
sebuah gambaran masalah ketika pemasukkan dari badan-badan usaha di
Indonesia tidak seberapa dengan penghasilan bersih dari 1 perusahaan
minyak dan Gas di Malaysia. Lantas ada apa dengan berbagai BUMN di
Indonesia? Termasuk Pertamina yang bergerak dengan bidang yang sama
dengan Petronas.
Untuk itu, dalam buku ini Faisal Basri dan Haris Munandar berusaha
memberikan rekomendasi umum terhadap pembenahan BUMN yang
menurut mereka lebih ideal. Menurut mereka, langkah pertama yang
harus

dilakukan

adalah

meninjau

kembali

atas

kebijakan

megaprivatisasi atas BUMN yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
meninjau kembali potensi dari setiap BUMN baik potensi dalam ekonomi
maupun

social.

Tinjauan

kembali

juga

dimaksudkan

untuk

dapat

mengetahui akar masalah yang terjadi di BUMN yang kurang memberikan


peran bagi pendapatan kas negara.
Strategi besar selanjutnya adalah dengan mengubah iklim usaha
dan menjadikannya lebih kompetitif. Secara empiris dan alamiah memang
sebuah usaha yang baik dapat tercipta dari adanya iklim persaingan
dengan lembaga usaha lainnya5. Yang terjadi di Indonesia adalah
kelompok

usaha

yang

merupakan

BUMN

kebanyakan

hanya

mengharapkan suntikan dana dari pemerintah ketika tidak mampu


memenuhi target operasi perusahaan. Sehingga iklim persaingan dalam
dunia usaha di Indonesai juga tidak terlalu terasa. Akibatnya, kurang
adanya inovasi dari perusahaan-perusahaan BUMN untuk dapat bertahan
melawan kelompok usaha lainnya. Disamping itu, usaha dalam beberapa
bidang usaha di Indonesia yang bersifat monopoli, tercipta adanya sifat
captive dari pasar, sehingga konsumen tidak memiliki pilihan selain
mengkonsumsi barang produksinya. Hal ini menciptakan kelompok usaha
5 Ibid. hlm. 441.

BUMN yang memonopoli bidang tertentu tidak memberikan pelayanan


maksimal kepada masyarakat, karena pikirnya pada akhirnya masyarakat
tetap akan menggunakan produknya.
Pada akhirnya, diharapkan berbagai masalah yang melingkupi
berbagai BUMN di Indonesia dapat ditelaah secara lebih mendalam, tanpa
terlalu

mencampurkan

isu-isu

politik

di

dalamnya.

Sehingga

memungkinkan untuk membuat peran BUMN baik terhadap dunia


ekonomi dalam hal ini sebagai pendapatan negara, dan dalam bidang
social sebagai badan usaha yang menyediakan kepentingan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak dapat lebih dimaksimalkan.
Sehingga tidak perlu lagi negara kehilangan perusahaan-perusahaan
BUMN yang diambil alih oleh swasta dengan alasan tidak memberikan
peran yang maksimal bagi negara.

References
Basri, Faisal, and Haris Munandar. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia:
Kajian dan Renungan Terhadap Masalah-Masalah Struktural,
Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia. Jakarta:
Kencana.
http://www.economist.com/news/china/21614240-reform-state-companiesback-agenda-fixing-china-inc
Http://www.tempo.co/read/news/2015/02/16/090642939/sumbangan141-bumn-indonesia-hanya-separuhnya-petronas

Anda mungkin juga menyukai