Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Hara


Selama pertumbuhan dan perkembangan dari mulai berkecambah sampai
kemudian menhasilkan buah atau bahagian lainnya yang dipanen, Tanaman
membutuhkan unsur hara atau zat makanan tanaman (plant nutrients).
Yang dimaksud dengan unsur-unsur hara tanaman adalah unsur-unsur
kimia tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang normal.
Tidak tersedianya unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan pertumbuhannya
terganggu, tampaknya gejala-gejala kekurangan (defisiensi) dan menurunnya
produksi.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh
dua factor utamayaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.Salahsatu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah.Diantaranya 105 unsur yang ada di ataspermukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan
siklus hidupnya dengan sempurna.Pengelompokanunsur hara makro dan mikro
tersebut dilihat darijumlah (kualitas) yang dibutuhkan oleh tanaman.
Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlahrelatif banyak sebesar 1000
g-1 berat kereing tanaman, sedangkan unsur hara mikro sebesar 100 g-1 berat
kering tanaman ( Oertli 1979) Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makrodan
7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsurmikro inilah yang disebut sebagai unsur
unsur esensial.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut
sebagai unsur esensial: yang pertama Unsur tersebut diperlukan untuk
menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal yang kedua unsur
tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam
tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara
keseluruhan olehunsurlain. Serta yang ketiga, peranan dari unsur tersebut dalam

proses biokimia tanaman dibutuhkan secara langsung. Ketersediaan unsur-unsur


esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH.N pada pH 5.5 8.5, P pada
pH 5.5 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 10 sebaliknya unsur mikro relatif
tersedia pada pH rendah.
Kenapa unsur hara tersebut dianggap penting,karena unsure tersebut:
Apabila tanaman tidak mendapatkan unsur tersebut tidak dapat menyelesaikan
siklus hidup secara penuh, Unsur yang bersangkutan terlibat langsung dalam
proses metabolisme, fungsi fisiologisnya tidak dapat digantikan oleh unsur lain.
Unsur hara esiensial adalah suatu yang mutlak dibutuhkan tanaman dan tidak
dapat digantikan dengan apa pun ataupun dengan cara apapun.
Unsur hara esiensial dibagi menjadi 2 golongan unsur hara makro dan
unsur hara mikro yang terdiri dari 9 unsur hara makro seperti nitrogen, fosfat,
kalium, karbon, hidrogen, kalsium, magnesium, sulfur, ogsigen serta 7 unsur hara
mikro meliputi tembaga, besi, zinc, boron, molibden, klor, mangan.
Menurut tempat dan lokasi tersedianya unsur-unsur ini di bagi 3 golongan
yang pertama berasal dari udara dan air tanah: karbon, hidrogen, dan oksigen.
Yang kedua seperti: nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, kalsium dan magnesium
tersedia pada tanah. Yang ketiga mencangkup besi, tembaga, mangan, seng,
molibdenum, boron dan klor, unsur ini hanya sedikit dibutuhkan oleh tanaman
namun sangat diperlukan. Dengan semakin meningkatnya teknologi pada alat-alat
labolarotorium maka akan ada perubahan yang akan terjadi pada unsur-unsur
diatas. Meskipun banyak tumbu-tumbuhan memperhatikan penampilan yang amat
beragam dan komplek, namun di luar dugaan susunan kimianya sama.
Sintesis makanan tumbuhan danpenggunaannya oleh tumbuhan tidak saja
memerlukan unsur-unsur kimiawi yang terkandung dalam udara dan air tetapi
juga sejumlah unsur lain yang diperoleh dari tanah. Karena unsur-unsur ini perlu
untuk pertumbuhandan perkembangan, maka disebut unsure esiensial. Betapapun
dapat sangat beragam dalam persyaratan akan tanah, suhu, dan cahaya serta air,
namun tumbuhan ini memerlukan unsur-unsur ini.

Dalam jumlah tertentu, persyaratan ini kini diterima begitu saja dalam
praktek pertanian,tetapi pengetahuan mengenai hal tersebut merupakan hasil
peneliti yang mendalam oleh para pakar fisiologi tumbuhan dan pakar kimia
tanah. Akumulasi pengetahuan tenang hal itu menggambarkan salah satu
penyempurnaan ilmiah yang luar biasa dalam seratus tahun terakhir ini.
B. Jenis-jenis Unsur Hara Tanaman
Setiap tanaman yang diketahui memerlukan paling sedikit 16 unsur hara
penting atau unsur hara esensiil untuk pertumbuhannya yang normal dan sehat.
Unsur-unsur hara esensiil digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu;
a. Unsur hara makro atau unsur hara primer (major), yaitu unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative besar, seperti: N
(Nitrogen), P (Fospor) dan K (Kalium);
b. Unsur hara sekunder, yaitu unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang relative cukup besar, seperti: Ca (Kalsium), Mg
(Magnesium) dan S (Belerang);
c. Unsur hara mikro atau unsur hara tersier (minor), yaitu unsur-unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang relative sangat kecil,
seperti: Cl (Khlor), Fe (Besi), Mn (mangan), Cu (Tembaga), Zn (Seng), B
(Borium) dan Mo (Molibdenium).
C. Gejala defisiensi hara pada daun tanaman
Gejala defisiensi hara pada daun tanaman dibedakan menjadi lima tipe,
yaitu:
1. Klorosis, yang munculnya seragam
2. Nekrosis, yang muncul di ujung daun atau di pinggi daun
3. Kurangnya pertumbuhan baru, yang bisa mengakibatkan kematian pada
bagian ujung atau tunas dan daun, dieback, atau rosetting

4. Akumulasi antosianin, yang mengakibatkan warna merah di semua bagian


daun dan
5. Stunting dengan warna hijau normal atau hijau tua atau kuning.
Secara normal, defisiensi suatu elemen nutrien pada tanaman akan
menghasilkan karakteristik kekurangan nutrien yang mungkin hanya bisa diperbaiki
dengan aplikasi elemen tersebut. Bagaimanapun juga identifikasi defisiensi dan
kebutuhan sebagian nutrien pada penampakan dasar secara visual seringkali sulit dan
membingungkan. Defisiensi beberapa elemen secara bersamaan membuat symptom
(gejala) menjadi lebih kompleks (Osman, 2013).
D. Fungsi Hara dan Diagnosis Visual Gejala Gangguan Unsur Hara Tanaman
Seperti telah diuraikan di muka, tiap-tiap unsur hara mempunyai fungsi
tersendiri dan mempengaruhi proses-proses tertentu dalam perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Jika terjadi kekurangan salah satu unsur, maka fungsi
tersebut akan terganggu pula.
Bila salah satu atau beberapa unsur hara tidak berada dalam jumlah yang
cukup atau salah satu unsur berlebihan sedangkan lainnya sangat kurang, maka
tanaman akan menunjukkan gejala-gejala kekurangan unsur hara.
Gejala-gejala kekurangan unsur hara cepat atau lambat akan terlihat pada
bagian-bagian tanaman seperti pada daun, cabang, batang, bunga, buah atau
bahkan pada seluruh bagian tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali
menunjukkan tanda-tanda kekurangan dan ada pula yang lambat.Pada umumnya
pertama-tama akan terlihat pada bagian-bagian tanaman yang
melakukan kegiatan fisiologi terbesar yaitu pada bagian diatas tanah terutama
pada daun-daunnya, misalnya terjadi perubahan warna, kematian jaringan,
timbulnya bentuk-bentuk yang tidak normal, dan sebagainya.

Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/45176802485364262/

Sumber gambar: http://www.bio.miami.edu/dana/226/226F09_12.html

1. Kekurangan unsur nitrogen (N)


Unsur nitrogen pada tanaman berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
secara keseluruhan, dan merupakan bagian dari organ tumbuhan. Unsur N
berfungsi untuk menyusun asam amino dan protein dalam tubuh tanaman,
merangsang pertumbuhan vegetatif, dan bagian dari klorofil.

Sumber gambar: 5e.plantphys.net/article.php?id=289

Sumber gambar: aesl.ces.uga.edu/DiagnosticsII/Symptoms_/Corn/ImagesCorn/images

Gejala kekurangan unsur nitrogen ditandai dengan warna daun berubah


menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan
mengering berwarna kecoklatan. Jika berbuah, maka bentuk buahnya tidak sempurna,
kecil, kekuningan dan masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur
nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk , misalnya urea (N=46%), ZA (N=
21%), KNO3 , serta pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
2. Kekurangan unsur fosfor (P)
Unsur P pada tanaman berfungsi untuk pengangkutan energi hasil
metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan,
merangsang pertumbuhan akar, pembentukan biji, serta merangsang pembelahan
sel dan memperbesar jaringan sel (Anonim 2, 2013).
Kekurangan unsur P pada tanaman ditandai dengan munculnya warna
merah keunguan pada bagian bawah daun, terutama tulang daun. Daun terpelintir,
tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu sebagai akibat dari
pembentukan antosianin. Antosianin adalah satu pigmen fenolik yang terekspresi
sebagai karakter warna merah, biru dan ungu, terdapat pada vakuola sel. Sintesis
antosianin terjadi selama pertumbuhan daun, senesens, dan pada saat tanaman
merespons cekaman abiotik (Sukartini dan Jawal, 2009). Kekurangan unsur P
mengakibatkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan pada tanaman.
Penanganan kekurangan unsur P bisa dilakukan dengan penambahan pupuk yang
mengandung unsur P, misalnya SP36 (P=36%), NPK, serta pupuk kandungan P
tinggi (Anonim 2, 2013).

Sumber gambar: aesl.ces.uga.edu/DiagnosticsII/Symptoms_/Corn/ImagesCorn/images-

3. Kekurangan unsur kalium (K)

Unsur kalium berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil


asimilasi, enzim dan mineral termasuk air. Unsur K juga berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh tanaman terhadap kekeringan.

Sumber gambar:
5e.plantphys.net/article.php?
id=289

Gejala kekurangan unsur K agak sulit dikenali karena jarang ditampakkan


saat tanaman masih muda. Kekurangan unsur K ditandai dengan mengerutnya
daun, terutama daun tua meskipun tidak merata. Tepi dan ujung daun menguning,
kemudianmenjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun
tampak bergerigi dan akhirnya mati. Jika tanaman berbuah, maka buah yang
terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitasnya jelek, tidak tahan simpan
(Anonim 2, 2013).

Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan


pupuk yang mengandung unsur K, misalnya KCl (K=52%), NPK, serta pupuk
daun kandungan K tinggi (Anonim 2, 2013).
4. Kekurangan unsur sulfur (S)
Sulfur (S) pada tubuh tanaman sebagian besar berperan sebagai penyusun
asam amino esensial,koenzim, dan senyawa volatil dalam beberapa keluarga
tanaman. Gejala kekurangan unsur S ditandai dengan warna daun muda memudar
atau klorosis, berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata,
menguning atau agak putih. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, kerdil
(stunted), berbatang pendek, dan kurus (Anonim 2, 2013).

Sumber
gambar: http://soils.wisc.edu/facstaff/barak/soilscience326/sulfur.htm

Sumber gambar: http://aesl.ces.uga.edu/DiagnosticsII/Symptoms

Cara penanganan kekurangan unsur S pada tanaman dilakukan dengan


pemupukan menggunakan pupuk yang mengandung unsur S, misalnya ZA
(S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun yang mengandung unsur S
(Anonim 2, 2013).

5. Kekurangan unsur kalsium (Ca)


Unsur Ca perannya sedikit. Ca berperan sebagai pembentuk dinding sel
tanaman. Fungsinya adalah untuk mengeraskan bagian kayu tanaman,
merangsang pembentukan akar halus, mempertebal dinding sel tanaman, dan
merangsang pertumbuhan biji (Wiryanta, 2008).

Gejala kekurangan kalsium ditunjukkan dengan munculnya gejala berupa


matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar, kuncup bunga dan buah gugur
prematur, warna buah yang tidak merata, buah retak-retak, misalnya pada tomat,
tangkai bunga membusuk, terutama pada tomat dan cabai, buah kosong karena
bijinya gagal terbentuk, misalnya pada kacang, daun muda berwarna cokelat dan
terus menggulung, misalnya pada jagung, serta daun terpilin dan mengerut,
terutama pada tembakau (Novizan, 2005).

Sumbergambar: http://www.agroservicesinternational.com/photos/Calcium
%20deficiency%20lettuce.html

Sumber gambar: http://www.vaniperen.com/Products/Advanced/Chelated-MacroNutrients/Calcium-IDHA-10.aspx

Cara mengatasi kekurangan kalsium bagi tanaman adalah dengan


menambahkan kapur dolomit (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta
pupuk kalsium kandungan Ca 80-90% (Anonim 2, 2013).
6. Kekurangan unsur magnesium (Mg)
Umumnya, magnesium berfungsi membantu proses pembentukan hijau
daun atau klorofil. Selain itu juga berfungsi membantu proses transportasi fosfat
dalam tanaman. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan pucuk bagian di
antara jari-jari daun tampak tidak berwarna. Kondisi ini akan tampak pertama kali
di bagian bawah daun, kemudian meningkat ke bagian atas. Sementara itu, daun
akan berbentuk tipis, mengering dan melengkung ke atas (Hadisuwito, 2007).

Sumbergambar:https://www.pioneer.com/cmroot/pioneer/US/images/agron
omy/library_corn/soil_fertility/magnesium_deficiency_3.jpg

Sumber gambar: http://5e.plantphys.net/article.php?id=289

Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula


hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulangtulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning, terdapat bercak-bercak
berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Penanganan
kekurangan magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kieserite, kapur
dolomite (Mg= 18%) serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg (Anonim 2,
2013).
7. Kekurangan unsur besi (Fe)
Besi atau Fe merupakan unsur mikro bagi tanaman. Fe diserap dalam
bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe pada tanaman sekitar 80% terdapat
dalam kloroplas atau sitoplasma. Fungsi lain dari Fe adalah pelaksana
pemindahan elektron dalam proses metabolisme, misalnya reduksi N2, reduktase

nitrat. Kekurangan Fe menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil dan


akhirnya juga mempengaruhi penyusunan protein (Anonim 3, 2007).
Gejala kekurangan Fe ditandai dengan warna kuning pada daun muda,
pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran mati pucuk, tulang daun yang
berwarna hijau berubah kekuningan, kemudian memutih, pertumbuhan tanaman
seolah terhenti (Anonim2, 2013).

Sumber gambar: http://5e.plantphys.net/article.php?id=289

8. Kekurangan Boron (B)


Boron diserap dalam bentuk ion borat hidrat B(OH)4-. Boron
ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui aliran massa dan
difusi. Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperan dalam metabolisme asam
nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksi. Di samping itu boron juga
berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas

membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejala defisiensi hara ini adalah
pertumbuhan tanaman terhambat pada jaringan meristematik (pucuk, akar), mati
pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sangat rentan,
mudah terserang penyakit (Anonim3, 2013). Pada tanaman bercabang, ruas
tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar
berdampingan (Anonim 2, 2013).

Sumber gambar: 5e.plantphys.net/article.php?id=289

9. Kekurangan unsur tembaga (Cu)

Kebanyakan tembaga terdapat dalam kloroplas(>50%) dan diikat oleh


plastosianin. Tembaga berperan mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase ,
askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Tembaga juga berperan
dalam metabolisme protein dan karbohidrat, perkembangan generatif, fiksasi N
secara simbiotis dan penyusunan lignin (Anonim 3, 2013).

Gejala kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebirubiruan, ujung daun layu secara tidak merata, kadang terjadi klorosis meski
jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk bunga
(Anonim 2, 2013).
10. Kekurangan unsur mangan (Mn)
Mangan merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase,
sintesis protein, karbohidrat. Mangan juga berperan sebagai aktivator bagi
sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik
yang normal dalam kloroplas (Anonim 3, 2013).

Sumber gambar: 5e.plantphys.net/article.php?id=289

Gejala kekurangan unsur mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil,


daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat
mati serta biji yang terbentuk tidak sempurna (Anoni 2, 2013).
11. Kekurangan unsur seng (Zn)
Unsur seng berfungsi untuk mengaktifkan enzim anolase, aldolase, asam
oksalat, dekarboksilase, lesitimase, sistein desulfihidrase, histidin deaminase,
super okside demutase, dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan
peptidase. Unsur seng juga berperan dalam biosintesis auksin, pemanjangan sel
dan ruas batang (Anonim 3, 2013). Gejala kekurangan seng ditandai dengan daun
tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun berlubang, mengering dan
akhirnya mati (Anonim2, 2013).

12. Kekurangan unsur molibdenum (Mo)


Gejala kekurangan molibdenum ditandai dengan warna daun memudar,
keriput, mengering, pertumbuhan tanaman seolah-olah terhenti dan akhirnya mati.

Sumber gambar: 5e.plantphys.net/article.php?id=289

Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan


pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan

susulan serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap


(Anonim 2, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Plant Nutrition.


< http://www.bio.miami.edu/dana/226/226F08_22print.html> diakses
tanggal 24 November 2013.
Anonim 2. 2013. Kekurangan unsur hara pada tanaman tomat.
<http://simkomoditas.diperta.jabarprov.go.id/uploads/Kekurangan_Unsur_
Hara_pada_Tomat1_thumb.pdf> diakses tanggal 26 November 2013.

Anonim 3. 2013. Unsur hara dalam tanah.


< http://kp4k.kulonprogokab.go.id/article-8-unsur-hara-dalam-tanah.html>
diakses tanggal 27 November 2013.
Barker, A. V. dan D. J. Pilbeam. 2010. Handbook of Plant Nutrition. CRC
Press, United States.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Sukartini dan M. J. A. Syah. 2009. Potensi kandungan antosianin pada
daun muda tanaman mangga sebagai kriteria seleksi dini zuriat mangga.
Jurnal Hortikultura 19(1):23-27.
Osman, K. T. 2013. Soils: Principles, Properties and Management. Springer
Dordrecht Heidenberg, New York.
Wiryanta, B. T. W. 2008. Bertanam Cabai di Musim Hujan. Agromedia
Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai