Disusun oleh:
Nadya Purnamasari
12010112130077
12010112130079
12010112130082
12010112130185
12010112140090
Tujuan Mutu adalah suatu target yang berorientasi pada mutu. Suatu tujuan
biasanya mencakup jumlah dan jadwal waktu.
1.1.
Definisi ini telah menyatakan bahwa tidak mungkin suatu perencanaan dibentuk
dalam bentuk abstrak.
Dalam pembahasan di sini, kita telah memasukkan penetapan tujuan sebagai
bagian dari peta jalan perencanaan mutu. Pencakupan ini sejalan dengan praktek
dan kecenderungan yang ada.
1.2
Tujuan mutu menjadi perhatian di negara negara maju. Hal ini adalah akibat dari
pertemuan:
a. Kebutuhan manusia yang sangat banyak; dan
b. Kemampuan masyarakat industri untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan ini kemudian menjadi tujuan dan memunculkan sub tujuan yang dapat
berupa
keistimewaan
produk,
keistimewaan
proses,
dan
keistimewaan
pengendalian proses.
Dalam konsep little Q, tujuan mutu hampir selalu bersifat taktis. Tujuan ini
ditetapkan oleh bagian bagian fungsional pada strata rendah dan menengah
perusahaan.
1.3
tertinggi di antara tujuan tujuan perusahaan. Konsep ini dilandasi oleh konsep
big Q.
Tujuan mutu strategis bukanlah sebuah pengganti dari tujuan mutu taktis
melainkan merupakan pelengkap. Dengan dicapainya tujuan taktis biasanya masih
dijumpai masalah.
Kebutuhan seseorang dapat menjadi tujuan dari orang tersebut. Selain itu
kebutuhan seseorang juga dapat menjadi tujuan dari orang lain. Dengan begitu,
ada hubungan erat antara kebutuhan dan tujuan. Namun, antara pelanggan dan
pemasok terdapat perbedaan cara pandang terhadap kebutuhan dan tujuan. Kedua
urutan secara logis dapat digunakan.
teknologi.
Mereka
biasanya
muncul
ketika
sebuah
perusahaan
memasuki dunia perencanaan bisnis perusahaan. Karena konsep ini memiliki efek
mendalam pada operasi serta pada perencanaan mutu, kita akan mempelajari
kejadian yang menyebabkan dibangunnya tujuan mutu strategis. Kajian ini
memiliki peristilahan yang belu terstandardisasi dengan baik, oleh karena itu kita
akan mendefinisikan istilah-istilah kunci sambil berjalan.
3.1.1
Visi
Visi dapat diartikan sebagai suatu ungkapan mengenai apa yang
ingin dicapai, atau ingin menjadi apa, pada suatu saat di masa yang
akan dating. Pernyataan-pernyataan tentang visi dapat berupa :
Menjadi produsen dengan biaya yang rendah
Menjadi pemimpin pasar
Menjadi pemimpin dalam inovasi
Kebijakan
Dalam manajemen, kebijakan yang dimaksud yaitu pedoman untuk
tindakan manajerial yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan.
Bentuknya dapat berupa pernyataan-pernyataan seperti :
Kami akan melakukan promosi dari dalam (promotion from
within)
Kami tidak akan banting harga
Produk kami harus sesuai dengan persepsi pelanggan
3.1.3
Mengurangi
kesalahan
penagihan
sebesar
90
persen
Kinerja produk.
Tujuan ini berkaitan dengan keistimewaan kinerja utama yang
menggambarkan respon terhadap kebutuhan pelanggan :
dari
rencana
bisnis.
Baru
akhir-akhir
ini
rendah.
Kinerja proses utama.
Tujuan ini baru-baru saja dimasukkan dalam rencana bisnis.
Tujuan ini berkaitan dengan kinerja proses utama yang bersifat
multifungsi.
pribadi.
Tujuan yang merupakan bagian dari rencana bisnis sangat
3.1.6
3.1.7
Pada hierarki tingkat bawah, tujuan mutu sebagian besar ditetapkan berbasis pada
teknologi. Sebagian besar dari tujuan ini tercantum dalam spesifikasi dan prosedur
yang menetapkan target mutu bagi karyawan level supervisor maupun nonsupervisor.
4.2
industri
yang
bersifat
monopoli,
perusahaan
dapat
melakukan
Benchmarking
konsumen tidak boleh lebih lama dari waktu pesaing yang paling efektif.
Persyaratan keandalan suatu produk baru paling tidak sama dengan produk
yang digantikan dan minimal sama dengan produk pesaing yang paling
andal.
Kinerja di masa lalu dapat dijadikan dasar untuk menetapkan tujuan mutu. Untuk
beberapa proses dan produk, basis historis membantu mempertahankan stabilitas.
Tetapi bila kinerja masa lalunya kurang baik, misalnya terjadi pemborosan biaya
karena mutu yang jelek, penggunaan basis historis berarti mempertahankan
kinerja yang buruk.
Manajer perlu berhati hati jika ingin menggunakan kinerja masa lalu sebagai
dasar untuk menetapkan tujuan mutu. Bila kinerja masa lalunya bersifat negatif,
maka manajer tidak dapat menggunakan standar itu untuk waktu sekarang, tujuan
mutu yang ditetapkan harus bersifat meningkat dari sebelumnya.
4.5
Perubahan selalu terjadi dalam bisnis mulai dari teknologi baru, pesaing baru,
perubahan dalam masyarakat, ancaman, maupun peluang. Tujuan mutu juga harus
berubah untuk merespon perubahan tersebut. Diperlukan sarana untuk
mengevaluasi dampak perubahan tersebut dan untuk merevisi tujuan sesuai
dengan perubahan tersebut. Audit mutu dapat menjadi sarana untuk mengevaluasi
perubahan dan merevisi tujuan mutu.
Perusahaan yang menerapkan konsep benchmarking biasanya siap untuk
mengevaluasi perubahan yang terjadi dan memperhitungkan perubahan itu selana
proses benchmarking.
tujuan menjadi sangat spesifik sehingga didapat arti yang jelas, mudah dicapai
tanpa memerlukan pemecahan lebih lanjut.
Sebagai contoh, tujuan utama dari adanya mobil adalah transportasi yang efektif.
Kemudian tujuan sekundernya adalah keamanan, kenyamanan, ekonomi,
kelonggaran, daya tahan, penampilan, dll. Dari tujuan sekunder keamanan, dapat
dipecah lagi menjadi tujuan tersier seperti harga yang murah, biaya operasional
dan perawatan yang rendah, nilai jual kembali yang tinggi, dll. Dari tujuan tersier
dapat dipecah lagi menjadi jaminan purna jual, efisiensi bahan bakar, keandalan,
dan pelayanan yang memadai.
Sumber daya adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan manfaat dari
tercapainya tujuan. Sumber daya ini sejajar dengan yang diperlukan untuk
menetapkan dan mempertahankan tujuan tradisional manajemen keuangan
keseluruhan perusahaan. Secara lebih spesifik, sumber daya ini meliputi:
Upaya yang diperlukan untuk menetapkan sistem tujuan strategis dasar,
termasuk proses untuk penetapan dan pembagian tujuan mutu, evaluasi
hasil, serta pengakuan dan imbalan.
Pelatihan mengoperasikan sistem
Upaya yang diperlukan di semua tingkat untuk menyelenggarakan sistem
secara berkesinambungan.
Dalam keadaan tiadanya beberapa bentuk tujuan mutu strategis, hambatan utama
untuk membuat kemajuan dalam peningkatan mutu adalah kurangnya sumber
daya. Hal ini telah luas terbukti dalam upaya proyek peningkatan mutu. Untuk
menyelesaikan proyek semacam itu, dibutuhkan berbagai sumber daya:
Waktu bagi anggota tim proyek untuk mengarahkan proyek
Dukungan dari para teknisi dan spesialis
Pelatihan mengenai beberapa keterampilan dan peralatan
Kecuali beberapa aspek dari pelatihan, sumber daya tersebut dapat dikatakan
belum terpenuhi secara cukup. Pada gilirannya, kekurangan sumber daya
menyebabkan banyak upaya untuk meningkatkan mutu menjadi terbengkalai.
Pendekatan tujuan strategis, yang dimasukkan dalam perencanaan bisnis strategis,
memberikan jalan ke arah tersedianya sumber daya yang dibutuhkan. Perencanaan
bisnis
strategis
telah
lama
mencakup
suatu
pendekatan
positif
yang
Perbedaan pokoknya terletak pada kenyataan bahwa dalam hal keuangan praktik
campur tangan berlangsung terus menerus, sedang dalam hal mutu praktik hanya
terjadi saat permulaan. Namun demikian, betapapun penerapan tujuan mutu
strategis menimbulkan campur tangan terhadap monopoli yang semula ada. Inilah
harga yang harus dibayar.
3. Visi memiliki hubungan yang kecil saja dengan kenyataan sebelum visi itu
diubah ke dalam bentuk tujuan kuantitatif, yang harus dicapai dalam kurun
waktu tertentu
4. Tujuan mutu yang berpengaruh terhadap daya jual produk harus
didasarkan terutama pada pasar.
5. Dalam hal-hal yang berkaitan dengan biaya tinggi kronis akibat mutu yang
jelek, landasan historis dalam menentukan tujuan mutu strategis justru
akan merusak, karena membantu mempertahankan pemborosan secara
kronis pula.
6. Tujuan dalam mengatasi biaya tinggi yang kronis akibat mutu yang jelek,
harus didasarkan pada terobosan-terobosan terencana menggunakan proses
peningkatan mutu.
7. Tujuan mutu adalah sasaran yang bergerak.
8. Dalam membagi tujuan mutu strategis harus dihilangkan adanya kekurang
jelasan jawaban atas pertanyaan dibagikan kepada siapa?
9. Penetapan tujuan mutu strategis mengurangi otonomi yang sebelumnya
7.3