BAB I
PENDAHULUAN
layanan
kepada
nasabahnya.
Sehingga baik
buruk
2.
3.
4.
5.
sehingga mampu meningkatkan total nasabah setiap tahun dan selalu berusaha
menjaga kepuasan nasabahnya. Berdasarkan data dari BNI Executive Information
System (BNI EIS), perkembangan dan pertumbuhan BNI Syariah diketahui
mengalami peningkatan. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir total
rekening dan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah khususnya untuk cabang
Syariah Bandung mengalami peningkatan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tahun
2005
2006
2007
2008
Total Rekening
(unit)
6.208
10.648
16.765
23.138
2009
226.473.030.793
(Sumber : BNI Executive Information System, 2010)
30.336
Berdasarkan data tersebut diatas dapat diketahui bahwa total rekening BNI
Syariah makin tahun semakin bertambah. Hal tersebut dikarenakan BNI Syariah
selalu berupaya memberikan pelayanan yang mampu menciptakan kepuasan pada
nasabahnya. Dalam perkembangan BNI Syariah persaingan terjadi bukan hanya
dengan bank konvensional tetapi terjadi juga dengan sesama bank syariah. Namun
jika
dibandingkan
dengan
bank-bank
syariah
lain,
pertumbuhan
dan
perkembangan BNI Syariah masih berada pada tingkat belum sempurna. Hal ini
dapat dilihat dari data kajian industri perbankan syariah semester I 2009, asset
BNI Syariah berada di peringkat ketiga setelah Bank Syariah Mandiri dan
Muamalat sebesar 7,2 % ekuivalen Rp 3,99 triliun. Dan BNI Syariah menduduki
peringkat keempat dalam perolehan pangsa pasar DPK (Dana Pihak Ketiga)
setelah Bank Syariah Mandiri, Muamalat, dan Mega Syariah yaitu sebesar 7,5 %
ekuivalen Rp 3,17 triliun.
Kondisi demikian karena dewasa ini, kendala yang dihadapi dalam
pelayanan perbankan adalah perilaku nasabahnya. Menurut hasil survey
McKinsey (Marketing Research Indonesia, 2005) yang dikutip oleh Dharmayanti,
1.2.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
10
Penelitian ini diharapkan tidak sekedar sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1), tetapi juga dapat berguna dan bermanfaat
bagi seluruh pihak yaitu :
Bagi Perusahaan
1.
2.
Bagi Penulis
1.
2.
Institusi
Pendidikan
memperoleh
kajian
berharga
dalam
BAB II
11
2.1.
Kajian Pustaka
Pelayanan merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup suatu bank,
khususnya bank syariah. Dengan pelayanan yang baik serta kenyamanan yang
diberikan kepada nasabah dapat menentukan laju pertumbuhan suatu bank. Dalam
dunia perbankan pelayanan dan profit ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Pelayanan yang baik akan berpenganruh terhadap profit dan
berkorelasi dengan hasil yang akan didapat sebuah bank. Artinya, pelayanan yang
baik akan menciptakan kesinambungan.
Jika sebuah bank menginginkan profit yang besar, maka bank harus
mendapatkan nasabah yang prospeknya bagus. Nasabah tersebut membutuhkan
tingkat pelayanan yang lebih komplit dari pada nasabah biasa. Nasabah yang
prospeknya baik akan menanamkan atau menyimpan dananya di bank, meminjam
atau menginvestasikan uangnya dalam jumlah yang besar dan dengan waktu yang
lama.
Pelayanan adalah bagian dari marketing. Sebuah bank dapat memasarkan
produknya dengan memberikan pelayanan yang baik. Dengan begitu, bank tidak
perlu memasang iklan. Nasabah akan datang dengan sendirinya karena
mengetahuin baiknya pelayaan suatu bank kepada nasabah.
2.1.1. Pemasaran
12
Pemasaran saat ini merupakan suatu fungsi bisnis, pemasaran adalah suatu
cara menjalankan bisnis. Menurut Faisal Affif dalam Koesworodjati, 2006,
pemasaran sebagai salah satu fungsi bisnis telah dikenal lama sebagai suatu
disiplin yang memanfaatkan penggunaan berbagai pendekatan analisis ilmu sosial,
seperti psikologi, antropologi, sosiologi, dan ekonomi; sehingga wajar jika
kemudian pemasaran diakui sebagai bagian dari disiplin ilmu sosial.
Pemasaran menurut Pride & Ferrel dalam Koesworodjati (2006 : 15)
adalah kegiatan-kegiatan para individu dan organisasi yang dilakukan untuk
memudahkan atau mendukung hubungan pertukaran yang memuaskan dalam
sebuah lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, distribusi, promosi, dan
penetepan harga untuk barang, jasa, dan gagasan.
Maynard & Beckman dikutip oleh Buchori Alma (2007 : 1) Marketing
embrace all bussines activities involved in the flow of good and services from
physical production to consumption.
Hermawan Kertajaya dalam Buchari Alma (2007 : 3) Sebuah disiplin
bisnis strategis yang menyarankan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
values dari suatu inisiator kepada stakeholdernya.
Koesworodjati (2006 : 3) mengemukakan bahwa pemasaran merupakan
hasil dari seluruh kegiatan yang menjaga agar perusahaan selalu memperhatikan
pelanggannya dan dengan manajemen yang baik dan sedikit keberuntungan,
memastikan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan dihargai oleh
para pelanggannya.
13
2.1.2.
Manajemen Pemasaran
Kotler (2007 : 35) menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, Manajemen
14
2)
3)
Menjalankan
perubahan-perubahan
yang
terjadi
akibat
penelitian
5)
6)
7)
8)
9)
15
2.1.3.
Pemasaran Jasa
16
itu, pada umumnya dikonsumsi bersamaan pada saat diproduksi. Hal yang dapat
dinikmati oleh pelanggan adalah manfaat (benefit), yang memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
Intangibility
Jasa bersifat intangible maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Dengan demikian,
seseorang tidak dapat menilai kualitas dari jasa sebelum merasakan/
mengkonsumsi sendiri.
b.
Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa
umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan
ciri khusus dalam pemasaran jasa. Dalam hubungan penyedia jasa dan
pelanggan ini, efektivitas individu yang penyampaikan jasa (contact
personnel) merupakan unsur penting.
c.
Variability
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standarized output,
artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli
17
dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat
orang lain sebelum memutuskan untuk memilih.
d.
Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Hal ini
tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk
menyiapkan
pelayanan
untuk permintaan
tersebut
sebelumnya.
Bila
18
Company
Pemasaran
Internal
Pemasaran
Eksternal
Employee
Customer
Pemasaran
Interkaktif
Gambar 2.1
Service Triangle
19
dan membuat janji kepada pelanggan mengenai apa yang akan disampaikan.
Sesuatu atau seseorang yang mengkomunikasikan kepada pelanggan sebelum
menyampaikan jasa dapat dipandang sebagai bagian dari fungsi pemasaran
eksternal. Pemasaran eksternal yang merupakan permulaan dari pemasaran jasa
adalah janji yang dibuat harus ditepati.
Pemasaran interaktif atau real time marketing adalah keahlian karyawan
dalam melayani pelanggan. Disini janji ditepati atau dilanggar oleh karyawan,
subkontraktor atau agen. Ini merupakan titik kritis. Apabila janji tidak ditepati
pelanggan akan tidak puas dan seringkali meninggalkan perusahaan.
2.1.4.
Bank
Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat menukar
uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan
setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan
pembayaran lainnya.
2.1.4.1. Pengertian Bank
Pengertian bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan dikutip oleh Kasmir (2008 : 25)
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
20
Jasa Setoran seperti setoran telepon, listrik, air, atau uang kuliah.
2)
21
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang
efek.
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepas dari
sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia dibawa oleh
colonial Belanda (Barat). Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga
kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode yaitu :
22
a. Menetapkan harga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
Penentuan harga ini dikenal istilah spread based.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu
seperti biaya administrasi, biaya propisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya.
Sisitem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2)
23
Al-Wadiah (Simpanan)
Al-Wadiah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik
perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
saja bila si penitip (nasabah) menghendaki. Ada 2 (dua) prinsip al-wadiah
yang digunakan pada aktivitas Bank Syariah yaitu yad al-amanah (tangan
amanah) dan yad adh-dhamanah (tangan penanggung). Prinsip Yad alamanah bank sebagai penerima dana tidak dapat memanfaatkan dana titipan,
si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan akibat dari kelalaian atau
kecerobohan yang bersangkutan dalan memelihara barang titipan. Sedangkan
prinsip yad adh-dhamanah bank sebagai penerima dana dapat memanfaatkan
dana titipan tersebut dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Yang
terpenting dalam hal ini si penyimpan bertanggung jawab atas segala
kehilangan dan kerusakan yang menimpa uang tersebut.
2)
24
Al-Musyarakah
Al-Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana
atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Aplikasi akad ini adalah
dalam hal pembiayaan proyek.
b.
Al-Mudharabah
Al-Mudharabah merupakan akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak
pertama meyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
Apabila rugi, maka akan ditanggunng pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan
kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.
c.
Al-Muzaarah
Al-Muzaarah merupakan kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada
penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian
tertentu yang telah disepakati dari hasil panen.
d.
Al-Musaqah
25
jawab
atas
penyiraman
dan
pemeliharaan
dengan
Bai Al-Murabahah
Bai Al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih
dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang
diinginkannya.
4)
Bai as-Salam
Bai as-Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah
harus diketahui terlebih dahulu jenis, kualitas, dan jumlah barang dan hukum
awal pembayaran harus dalam bentuk uang.
5)
Bai Al-Istihna
Bai Al-Istihna adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen
(pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat
lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat
dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di muka
atau secara angsuran per bulan atau di belakang.
6)
Al-ijarah (Leasing)
26
Al-ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
7)
Al-Wakalah (Amanat)
Al-Wakalah adalah penyerahan atau pendelegasian atau pemberian mandat
dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan
yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.
8)
Al-Kafalah (Garansi)
Al-Kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam dunia
perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.
9)
Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan
beban utang dari satu pihak kepada pihak lain.
10)
Ar-Rahn (Gadai)
Ar-Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
Salah satu tonggak utama berdirinya perbankan syariah ini adalah dengan
beroperasinya bank Mit Ghamr Local Saving pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.
(Kartajaya, Hermawan & M. Syakir Kula, 2006). Pada tahun 1975 di Uni Emirat
Arab berdiri Dubai Islamic Bank. Kemudian di Kuwait pada tahun 1977 berdiri
27
Kuwait Finance House. Selanjutnya pada tahun 1978 di Mesir juga berdiri Bank
Syariah diberi nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian diikuti oleh
Islamic International Bank For Investment and Development Bank. (Kasmir, 2008
: 187)
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia, masih relatif baru yaitu pada
awal tahun 19900-an. Prakarsa untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia
dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 20 Agustus
1990. Lahirnya lembaga syariah diawali dengan berdirinya Bank Muamalat
Indonesia (BMI) di tahun 1992. Dan pada 2005, dalam kurun waktu 13 (tiga
belas) tahun, lembaga syariah di Indonesia tumbuh dengan pesat. Lembagalembaga itu adalah Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Reksadana Syariah,
Pegadaian Syariah, dan Hotel Syariah.
Perkembangan selanjutnya kehadiran Bank Syariah di Indonesia
khususnya cukup menggembirakan. Disamping BMI, saat ini juga telah hadir
Bank Syariah milik pemerintah seperti Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan
BNI Syariah.
28
b.
c.
d.
e.
f.
29
g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2)
30
3)
4)
2)
senjata utama, maka dalam menjalankan bisnisnya bank perlu memperhatikan halhal sebagai berikut : (Kasmir, 20008 : 199)
1)
31
2)
3)
4)
5)
6)
32
33
34
Sebagai seorang Customer Service telah ditetapkan fungsi dan tugas yang
harus diembannya. Fungsi dan tugas ini dilaksanakan sebaik mungkin dan
bertanggung jawab dari awal sampai selesainya suatu pelayanan nasabah.
Menurut Kasmir (2008 : 226) fungsi dan tugas Customer Service adalah sebagai
berikut :
1)
2)
3)
35
4)
5)
36
3)
4)
sopan
santun
dalam
bersikap,
menghormati
nasabah,
serta
6)
37
Dalam melayani nasabah jangan terlihat loyo, lesu, atau kurang semangat.
Tunjukkan pelayanan yang prima seolah-olah memang anda sangat tertarik
dengan keinginan dan kemauan nasabah.
7)
8)
9)
10)
38
Service. Berikut ini menurut Kasmir (2008 : 231) adalah beberapa sikap yang
harus diteladani oleh seorang Customer Service yaitu :
1)
2)
Dengarkan baik-baik.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
nasabah terhadap pelayanan yang diberikan. Puas artinya nasabah akan merasa
semua keinginan dan kebutuhannya dapat dilakukan secara tepat waktu. Berikut
ini pula ciri-ciri pelayanan yang baik menurut Kasmir (2008 : 232) adalah :
1)
2)
39
kerja cepat dan cekatan. Customer Service harus mampu memikat dan
mengambil hati nasabah, sehingga nasabah semakin tertarik.
3)
4)
5)
Mampu berkomunikasi.
Customer Service harus mampu berbicara kepada setiap nasabah. Customer
Service harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah
dimengerti.
6)
7)
40
8)
9)
41
42
lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang
menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim
kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif
memadai.
rencana
tindakan
untuk
menanggulangi
penyebab
kekurangan tersebut.
e. Melakukan rencana tindakan tersebut.
f. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum.
g. Mulai dari awal, apabila perlu.
Bila langkah-langkah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka
kinerja pegawai dapat ditingkatkan.
43
Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang
ditentukan.
2)
3)
4)
Creativeness : keaslian gagasangagasan yang dimunculkan dan tindakantindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5)
6)
7)
8)
Personal
Qualities
menyangkut
kepribadian,
kepemimpinan,
44
Manajemen Supervisi
45
yang puas akan membeli produk lain yang dijual oleh perusahaan, sekaligus
menjadi pemasar yang efektif melalui Word of mouth yang bernada positif.
2.1.8.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2007 : 177) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan
dengan harapannya. Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan.
Menurut Tjiptono (1997 : 24) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
adalah respon pelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian (discinfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan.
2.1.8.2. Atribut-atribut Kepuasan
Untuk jasa yang tidak berwujud (intangible), faktor yang sering digunakan
untuk mengevaluasi kepuasan konsumen umumnya menggunakan atribut
(Parasuraman et al., dalam Zeithaml and Bitner, 2000 : 93) seperti berikut :
a.
b.
c.
d.
46
e.
(1994 : 41) dalam Hatane Samuel dan Foedjiawati (2005) adalah sebagai berikut :
Attributes related to the product, meliputi:
a)
b)
c)
dan
kemudian
dapat
dijadikan
dasar
positioning
yang
e)
f)
product
reliability
and
consistency,
merupakan
47
dalam jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu
tingkat kinerja khusus.
g)
b)
produk
dan
jasa
yang
diberikan
perusahaan
terhadap
konsumennya.
c)
d)
resolution
of
problem,
merupakan
kemampuan
b)
c)
48
d)
e)
company
competence,
adalah
kemampuan
suatu
2)
49
2)
3)
4)
keramahtamahan.
Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang
pelanggan tidak puas menjadi pelanggan yang puas. Menurut Tjiptono dalam Ni
Nyoman Yuliarmi dan Putu Riyasa (2007) paling tidak ada empat aspek untuk
menangani keluhan, yaitu :
50
2.1.9.1.
Pengertian Loyalitas
Menurut Rangkuti (2002 : 61) Loyalitas adalah ukuran dari kesetiaan
konsumen terhadap suatu produk. Menurut Griffin dalam Hurriyati (2008 : 129)
Loyalty is defined as non random purchase expressed over time by some
decision making unit.
Loyalitas menurut Hermawan yang dikutip oleh Hurriyati (2008 : 126)
merupakan manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki,
51
mereka
berarti
meningkatkan
kinerja
keuangan
dan
52
1)
Terrorist Customer
Adalah pelanggan yang suka menjelek-jelekan merek perusahaan dikarenakan
tidak suka atau pernah tidak puas dengan layanan yang diberikan perusahaan.
Pelanggan seperti ini bersikap seperti teroris yang suka menyusahkan
perusahaan.
2)
Transactional Customer
Yaitu pelanggan yang memiliki hubungan dengan perusahaan yang sifatnya
sebatas transaksi, pelanggan seperti ini membeli satu atau dua kali, sesudah itu
dia tidak mengulangi pembeliannya, atau apabila melakukan pembelian lagi
sifatnya kadang-kadang. Pelanggan yang memiliki sifat seperti ini mudah
datang dan pergi karena tidak memiliki hubungan yang baik dengan produk
atau merek perusahaan, basis hubungannya adalah transaksional.
3)
Relationship Customer
Tipe pelanggan ini nilai ekuitasnya lebih tinggi dibandingkan dua jenis
pelanggan di atas, pelanggan jenis ini telah melakukan repeat buying dan pola
hubungannya dengan produk atau merek perusahaan adalah relasional.
4)
Loyal Customer
Pelanggan jenis ini tidak hanya melakukan repeat buying tapi lebih jauh lagi
sangat loyal dengan produk dan merek perusahaan. Bila ada orang lain yang
menjelekan perusahaan, pelanggan ini tetap bertahan, dia tetap bersama
perusahaan seburuk apapun orang menjelekan perusahaan.
5)
Advocator Customer
53
Jenis ini adalah pelanggan dengan tingkatan tertinggi, pelanggan semacam ini
sangat istimewa dan excellent, mereka menjadi asset terbesar perusahaan bila
perusahaan memilikinya. Advocator customer adalah pelanggan yang selalu
membela produk dan merek perusahaan, pelanggan yang menjadi juru bicara
yang baik kepada pelanggan lain dan pelanggan yang marah apabila ada orang
lain menjelek-jelekan merek perusahaan.
Menurut Griffin (2005 : 35) tahapan loyalitas pelanggan seperti yang akan
diungkapkan berikut ini, dapat dilihat dalam gambar piramida loyalitas berikut :
1)
Suspects
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa
perusahaan tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau
jasa yang ditawarkan.
2)
Prospects
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu
dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospect ini, meskipun
mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan
perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang telah
merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya.
3)
Disqualified Prospects
Yaitu prospects yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu,
tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut atau tidak
mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut.
4)
54
Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi
pelanggan yang baru.
5)
Repeat customers
Yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua
kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang
sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda
dalam dua kesempatan yang berbeda pula.
6)
Clients
Pelanggan jenis ini membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan
mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak
terpengaruh oleh produk pesaing.
7)
Advocates
Pelanggan ini membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang mereka
butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu, mereka
mendorong teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan
atau merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain, dengan begitu
secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran untuk perusahaan
dan membawa konsumen untuk perusahaan.
55
Advocates
Clients
Repeat Customers
First Time Customers
Disqualified Prospects
Prospects
Suspects
Gambar 2.2
Piramida Loyalitas
advocates
bagi
perusahaan
dimana
para
advocates
ini
akan
56
Bagi perusahaan yang telah memiliki first time buyers, repeat customers
atau clients tidak selamanya menguntungkan bagi perusahaan, karena setiap saat
sebagian dari mereka dapat menghilang dari perusahaan atau tidak kembali lagi
pada perusahaan, mereka dinamakan inactive customers/clients. Hal ini harus
diperhitungkan karena kehilangan mereka berarti kerugian bagi perusahaan.
b.
c.
d.
b.
c.
57
d.
e.
Word of Mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen yang
loyal juga berarti mereka yang puas.
f.
2.1.9.4.
Jenis-jenis Loyalitas
Griffin yang dialihbahasakan oleh Dwi Kartini (2005 : 22) terdapat 4
(empat) jenis loyalitas yang berbeda yang akan muncul bila keterikatan rendah
dan tinggi pelanggan terhadap produk atau jasa diklasifikasikan silang dengan
pola pembeliaan ulang yang rendah dan tinggi.
1.
Tanpa Loyalitas
Untuk berbagai alasan beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas
terhadap produk atau jasa tertentu, misalnya : seorang yang pergi ke salon
untuk memotong rambutnya saja dan membayar jumlah uang tertentu.
Baginya memotong rambut tidak ada bedanya tak peduli dimana.
Keterikatannya yang rendah terhadap layanan rambut dikombinasikan dengan
tingkat pembeliaan yang berulang rendah menunjukkan tidak adanya loyalitas.
Secara umum perusahaan harus menghindari membidik para pembeli jenis ini
karena mereka tidak pernah menjadi pelanggan yang loyal. Mereka hanya
berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan perusahaan. Tantangannya
adalah menghindar membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan
memilih mengembangkan pelanggan yang loyal.
58
2.
3.
Loyalitas Tersembunyi
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian
berulang rendah menunjukkan latent loyalty. Bila pelanggan memiliki
loyalitas yang tersembunyi, hanya pengaruh situasi saja dan bukan pengaruh
sikap yang menentukan pembelian berulang. Misalnya : seorang istri yang
sangat menyukai masakan cina dan mempunyai restoran favorit, akan tetapi
karena suaminya kurang menyukai masakan cina, terlepas dari loyalitas sang
istri, sang istri hanya mendatangi restoran cina favorit tersebut sesekali saja,
sebagai gantinya mereka pergi ke restoran yang dapat dinikmati bersama.
4.
Loyalitas Premium
Tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga
tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua
pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut
59
orang akan bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan
senang membagi pengetahuan mereka kepada rekan atau keluarga.
Keterikatan Relatif
Tinggi
Rendah
Pembelian Berulang
Tinggi
Rendah
Loyalitas Premium
Loyalitas Tersembunyi
Loyalitas Lemah
Tanpa Loyalitas
60
2)
3)
Know Your Loyalty stages and ensure your customers are moving through
them.
Perusahaan harus selalu memperbaiki tingkat loyalitasnya sehingga pelanggan
dapat dibentuk makin lama semakin loyal dari awal sampai akhir, setahap
demi setahap.
4)
5)
61
Perusahaan harus mencari dan meneliti secara aktif, apa sebenarnya yang
dikeluhkan pelanggan. Jaringan Informasi harus dipasang seluas mungkin dan
mendengarkan laporan mereka.
6)
7)
8)
9)
10)
11)
62
2.2.
Kerangka Pemikiran
Perusahan yang fokus pada pelanggan berupaya untuk menciptakan
kepuasan pelanggan yang tinggi. Menurut Kotler (2007 : 177) Kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (service performance) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (service
performance) yang diharapkan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak
puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi
harapan, pelanggan sangat puas.
Menurut Kotler (2007 : 177) Sebuah bank dikatakan baik kalau mengukur
kepuasan nasabahnya secara teratur karena kunci mempertahankan nasabah
adalah kepuasan. Dalam hal ini bank yang merupakan perusahaan jasa, posisi
sumber daya manusia (SDM) paling menentukan dibandingkan dengan mesin atau
perangkat apapun yang ada dalam perusahaan. Sehingga hubungan baik dan
kepercayaan nasabah terhadap bank dilakukan dalam bentuk pelayanan yang
dilakukan secara optimal oleh pegawai front line yang mampu menangani
keinginan dan kebutuhan nasabahnya dan akan menimbulkan kepuasan tersendiri
63
bagi nasabah. Pegawai yang diharapkan dapat melayani keinginan dan kebutuhan
nasabah ini disebut Customer Service.
Customer Service merupakan bagian dari front line bank yang mempunyai
peranan cukup penting. Customer Service sering dikatakan sebagai ujung tombak
dalam kegiatan operasional perbankan yang berhubungan langsung dengan
nasabah. Seorang customer service officer mampu menyelesaikan permasalahan
dan keluhan nasabah, serta mampu menjelaskan beragam produk dan informasi
bank dengan detail. Cara
melayani nasabah
berarti
meningkatkan
kinerja
keuangan
dan
mempertahankan
64
dengan
nasabah.
Seorang
customer
service
officer
mampu
65
penting dalam proses jasa. Elemen kunci pada pemasaran jasa adalah interaksi
antara karyawan dan konsumennya.
2.2.2. Hubungan Kepuasan terhadap Loyalitas
Diungkapkan pula oleh James G.Barnes dalam Hurriyati (2008 : 125)
untuk meningkatkan loyalitas, perusahaan harus meningkatkan kepuasan setiap
pelanggan dan mempertahankan tingkat kepuasan nasabah tersebut dalam jangka
panjang. Dan untuk meningkatkan kepuasan, perusahaan harus menambahkan
nilai yang dapat membuat nasabah mendapatkan apa yang nasabah bayar atau
lebih dari yang nasabah harapkan, sehingga nasabah dapat bertahan dan mengarah
pada loyalitas.
Menurut Erna dan S. Pantja Djati (2004) Kepuasan dan loyalitas akan
bersama-sama membentuk untaian seperti tali. Untaian tali tersebut meliputi
harga, produk, pengiriman (delivery), pelayanan (services), dan pengakuan
(recognition). Loyalitas bukan porsentase dari konsumen yang pertama kali
membeli, tetapi pembelian ulang. Loyalitas adalah porsentase dari orang yang
pernah membeli dalam jangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang
sejak pembeliannya yang pertama.
Menurut Griffin dalam Hurriyati (2008 : 142) Loyalitas terbentuk melalui
proses
pembelajaran,
yaitu
suatu
proses
dimana
konsumen
melalui
pengalamannya berusaha mencari merek yang paling sesuai untuknya, dalam arti
produk dari merek tersebut dapat memberikan kepuasan yang sesuai dengan
harapan dan kebutuhannya. Konsumen akan terus menerus mencoba berbagai
66
67
Kinerja
(Service Performance)
Kepuasan
(Satisfaction)
Kesetiaan
(Loyalty)
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
68
2)
3)
BAB III
METODE PENELITIAN
69
3.1
70
mengetahui
tanggapan
kinerja
dan
loyalitas
nasabah
yang
berbentuk
3.2.1
Definisi Variabel
Definisi variabel menurut Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2002 : 20)
yaitu atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu
orang atau satu objek dengan objek lain. Sedangkan pengertian variabel menurut
Sugiyono, 2002, yaitu suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan judul yang diambil oleh penulis maka penelitian ini
merumuskan beberapa variabel yang akan dikaji hubungannya, yaitu :
Service performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikanya. (Anwar Prabu Mangkunegara). Service
performance dalam penelitian ini merupakan variabel independent (bebas),
yaitu variabel yang menjadi sebab perubahannya.
71
Loyalitas adalah komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau
berlanggan lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada
pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan
peralihan perilaku. (Kotler). Loyalitas dalam penelitian ini merupakan variabel
dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
Variabel-variabel tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2002 : 73). Penulis
memilih menggunakan skala Likert karena variabel-variabel tersebut akan
dijabarkan menjadi subvariabel yang kemudian akan dijabarkan lagi menjadi
komponen-komponen yang dapat terukur dalam bentuk aitem pertanyaan pada
kuisionare yang kemudian dijawab oleh responden.
Tabel 3.2
Bentuk Skala Pengukuran
JAWABAN
ANGKA
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Netral
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
Secara sederhana, model penelitian yang dilakukan adalah mengkaji
Variabel dependent yaitu Loyalitas yang dipengaruhi oleh variabel Independent
yaitu Kinerja Customer Service. Selanjutnya model ini akan dijabarkan dalam
dimensi-dimensi yang berkaitan di dalamnya.
3.2.2
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL
KONSEP
VARIABEL
INDIKATOR
SATUAN UKUR
72
Kinerja CSO
(Variabel X)
a.
Quantity
of Work
b.
Quality of b.
Work
c.
Job
Knowledge
d.
a.
c.
Creativen
ess
e.
d.
Cooperati e.
on
f.
Dependabilitf.
y
g.
Initiative
h.
g.
Personal
Qualities
73
Kepuasan
(Variabel Y)
Tingkat perasaan
seseorang setelah
membandingkan
kinerja (atau hasil)
yang dirasakan
dengan harapannya.
(Kotler)
a.
Reliability a.
b.
Responsiv b.
eness
c.
Assurance
d.
Empathy
e.
Tangibles
c.
d.
e.
f.
Kepuasan f.
terpenuhi
g.
Kepuasan g.
tidak terpenuhi
Loyalitas
Nasabah
( Variabel Z )
Komitmen yang
a.
Repetition
dipegang kuat untuk
membeli lagi atau
b.
Referral
berlanggan lagi
produk atau jasa
tertentu di masa
c.
Refers
depan meskipun ada
Others
pengaruh situasi dan
usaha pemasaran
d.
Retention
yang berpotensi
menyebabkan
peralihan perilaku.
(Kotler)
Loyalty is defined
as non random
purchase expressed
over time by some
decision making
unit. (Griffin)
Catatan : Skala yang digunakan adalah Skala Ordinal
a.
Melakukan pembelian
berulang.
b.
Mengarahkan pembelian
pada semua produk
perusahaan.
c.
Mereferensikan produk
perusahaan pada orang lain.
d.
Daya ingat yang kuat
terhadap produk perusahaan
sehingga tidak terpengaruh
oleh produk sejenis dari
perusahaan pesaing.
74
3.3
N
1 Ne 2
75
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan Sampel
yang masih dapat ditolerir.
Berdasarkan rumus Taro Yamane tersebut maka sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini adalah :
N = Populasi Nasabah BNI Syariah Bandung sebanyak 30.336 orang
e = 10 %
n
30.336
1 + (30.336) x 10% 2
= 99,67
= 100 responden
76
3.4
3.5
analisis yaitu statistik deskriptif dan analisis jalur. Untuk menguji hipotesis dan
menjawab rumusan masalah pertama dan kedua digunakan analisis statistik
deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara menjelaskan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. (Sugiyono, 2002 : 112). Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung
distribusi frekuensi serta menyajikan data dalam bentuk tabel.
77
2)
3)
4)
diatas maka diagram jalur dan persamaan struktur penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1)
2)
78
Kinerja (X)
(Service Performance)
YX
Kepuasan (Y)
(Satisfaction)
P
ZX
Kesetiaan (Z)
(Loyalty)
ZX
Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Menghitung koefisien secara individual digunakan uji t yang dihitung
dengan rumus (Schumacker & Lomax, 1996 : 44. Kusnendi, 2005 : 12 dalam
Riduwan, 2007 : 117).
79
tk =
Pk
se
; (dk = n k 1)
Pk
Jika nilai probabilitas 0,1 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,1 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.6
Teknik Pengujian
Dalam melakukan penelitian, data yang diperoleh harus dilakukan
80
3.7
Bandung yang mempunyai 4 (empat) lokasi yaitu : 1 (satu) kantor cabang utama
berlokasi di Jl. Buah Batu No.157 C dan 3 (tiga) kantor cabang pembantu yang
masing-masing berlokasi di BNI Syariah KCPS Cianjur Jl. Mawardi No. 75
Cianjur, BNI Syariah KCPS UNISBA Jl. Taman Sari No. 20 dan BNI Syariah
KCPS Cigondewah Jl. Taman Kopo Indah II Ruko 1B No. 18.
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
82
83
dan 15.000 ATM Bersama, serta fasilitas phone banking 24 jam BNI Call di 0215789 9999 atau 68888 (via ponsel), serta SMS Banking dan Internet Banking
www.bni.co.id untuk kebutuhan transaksi perbankan dengan puluhan fitur.
84
85
rekening
dan
melayani
pertanyaan
nasabah
mengenai
dan
mengadministrasikan
pembayaran
nominal
Deposito
86
penerbitan
surat
pemberitahuaan
Kiriman
Uang
dan
87
e. Meneliti akurasi atau validitas proses pembayaran gaji dengan sistem payroll
dan melakukan perbaikan atau koreksi apabila tidak sesuai, berkoordinasi
dengan unit pelayanan uang tunai.
f. Meminta persetujuan pejabat berwenang atas transaksi di atas batas
kewenangannya.
88
2)
3)
4)
89
5)
6)
7)
4.2.
Hasil Penelitian
(f)
67
33
100
(%)
67
33
100
90
Dimana peran tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, tingkat sosial dan normanorma yang dianut.
Pada dasarnya, setiap laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya.
Sebagai seorang pemimpin mereka memiliki tugas dalam menentukan sikap yang
harus diambil dalam sebuah keluarga. Faktor-faktor internal dalam diri konsumen
meliputi pengalaman masa lalu konsumen, karakteristik konsumen, dan motif.
Hubungan antara banyaknya responden laki-laki dibanding wanita dapat
dipahami, dengan menggunakan spesifikasi peran dalam sebuah keluarga yang
diperkenalkan oleh Sheth dan Assael (1992) dalam Sutisna (2002 : 205). Seorang
laki-laki dalam sebuah keluarga memiliki peran menjadi pembuat keputusan akhir,
pembuat keputusan memutuskan merk apa yang harus dibeli. Hal tersebut
memungkinkan, jika dalam sebuah keluarga laki-laki (ayah) memiliki kekuatan
finansial dalam sebuah keluarga
Tabel 4.2. Usia
Usia
< 20 tahun
20-30 tahun
30-40 tahun
40-50 tahun
> 50 tahun
Jumlah
(f)
5
8
21
40
26
100
(%)
5
8
21
40
26
100
91
(f)
5
6
9
38
42
100
(%)
5
6
9
38
42
100
92
akan
mempengaruhi
sikap
dari
individu
dalam
memutuskan
(f)
13
34
21
32
100
(%)
13
34
21
32
100
93
(f)
4
29
62
1
4
100
(%)
4
29
62
1
4
100
94
95
(f)
(%)
4
29
62
1
4
100
4
29
62
1
4
100
nasabah.
Untuk
memperlihatkan
kesiapannya
dan
mempermudah
96
(f)
3
16
65
3
13
100
(%)
3
16
65
3
13
100
97
(f)
1
20
62
5
12
100
(%)
1
20
62
5
12
100
98
(f)
12
32
46
4
6
100
(%)
12
32
46
4
6
100
99
(f)
30
59
6
2
3
100
(%)
30
59
6
2
3
100
100
(f)
21
29
35
6
9
100
(%)
21
29
35
6
9
100
101
(f)
30
36
25
5
4
100
(%)
30
36
25
5
4
100
102
sisi emosional dari para nasabah dan sebagai upaya untuk membentuk hubungan
yang lebih dekat lagi dan meraih kepercayaaan. Melalui perhatian yang diberikan,
diharapkan sisi emosionil dari para nasabah dapat tersentuh, menurut Herwaman
(2003 : 8) keunggulan bersaing perusahaan sekarang ini lebih banyak ditentukan
oleh feel benefit.
Tabel 4.13. Mengerti dan yakin atas Customer Service Officer
Jawaban
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Cukup Setuju
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
Jumlah
(f)
19
24
47
2
8
100
(%)
19
24
47
2
8
100
103
pengetahuan dari para Customer Service Officer tidak hanya untuk menjawab
setiap pertanyaan nasabah saja, para Customer Service Officer juga memberikan,
bantuan untuk menggunakan produk dan fitur dan layanan Bank Syariah.
Tabel 4.14. Bersemangat Membantu Permasalahan Perbankan
Jawaban
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Cukup Setuju
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
Jumlah
(f)
10
21
53
5
11
100
(%)
10
21
53
5
11
100
104
(f)
25
34
38
3
100
(%)
25
34
38
3
100
105
(f)
15
40
33
6
6
100
(%)
15
40
33
6
6
100
106
(f)
10
42
34
6
8
100
(%)
10
42
34
6
8
100
107
(f)
3
41
36
8
12
100
(%)
3
41
36
8
12
100
108
(f)
3
37
39
7
14
100
(%)
3
37
39
7
14
100
109
(f)
3
30
44
10
13
100
(%)
3
30
44
10
13
100
dalam
transaksi
perbankan,
pada
umumnya
responden
110
(f)
2
37
41
7
13
100
(%)
2
37
41
7
13
100
(f)
22
32
38
7
1
100
(%)
22
32
38
7
1
100
111
memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan
untuk membelinya serta memiliki informasi dari rekomendasi word of mouth.
(f)
1
32
49
7
11
100
(%)
1
32
49
7
11
100
112
tersebut dapat disebabkan ada bank lain yang mampu menawarkan produk yang
lebih menarik dibandingkan dengan Bank BNI Syariah.
Tabel 4.24. Menggunakan BNI Syariah secara Berulang-ulang
Jawaban
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Cukup Setuju
4. Tidak Setuju
5. Sangat Tidak Setuju
Jumlah
(f)
1
42
41
5
11
100
(%)
1
42
41
5
11
100
113
(f)
2
32
48
6
12
100
(%)
2
32
48
6
12
100
114
(f)
1
32
51
5
11
100
(%)
1
32
51
5
11
100
(f)
49
10
21
9
11
100
(%)
49
10
21
9
11
100
115
produk
Bank
BNI
Syariah
menunjukan
kenyamanan
dalam
(f)
39
13
26
5
17
100
(%)
39
13
26
5
17
100
(f)
51
18
18
4
9
100
(%)
51
18
18
4
9
100
116
(f)
41
43
7
9
100
(%)
41
43
7
9
100
117
Pengaruh Langsung
Pengaruh Total
0.475
0.000
0.000
0.000
0.475
0.000
0.000
0.566
0.269
0.000
0.269
0.566
118
2.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah uji kebermaknaan untuk menguji hipotesis penelitian
secara parsial dan pengujian hipotesis secara simultan. Pengujian hipotesis secara
simultan menggunakan uji F dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai
Ftabel.
119
(n k 1) R 2
k (1 R 2 )
(100 2 1)0,38
F
2(1 0,38)
F 29,85
F
Ftabel
KETERANGAN
29,85
3,087
Signifikan
Nilai F pada Tabel 4.31 kemudian dibandingkan dengan nilai F (0,05;2;100) dari
tabel distribusi F diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,087. Nilai Fhitung sebesar 29,85
ternyata lebih besar dari nilai Ftabel 3,087. (Fhitung > Ftabel). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut diketahui bila secara simultan atau secara keseluruhan
terdapat pengaruh kinerja Customer Service Officer dan kepuasan terhadap
loyalitas nasabah di BNI Syariah Bandung.
Hal ini menunjukan bila secara simultan peningkatan kinerja Customer
Service Officer berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan, dan implikasinya
terhadap peningkatan loyalitas nasabah di BNI Syariah Bandung.
2.
1.984
120
1.
Variabel
thitung
ttabel
Keterangan
6.832
1.984
2.
diaktualisasi dala populasi secara keseluruhan, atau hanya diterapkan pada sampel
penelitian.
TABEL 4.34. Evaluasi Overhal Model Fit
Model Fit Standard
Estimasi
Keputusan
CFI
0,90
0,948
Model Fit
GFI
0,972
Model Fit
0,90
NFI
0,90
0,936
Model Fit
AGFI
0,832
Model Tidak Fit
0,90
121
Kinerja
(X)
0.475
e1
e
2
0.23
0.32
Kepuasan
(Y)
0.566
Loyalitas
(Z)
4.4.
PEMBAHASAN
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan. Dengan hasil kerja yang dicapai oleh seorang customer service
122
123
124
125
Erna dan S. Pantja Djati (2004) Kepuasan dan loyalitas akan bersama-sama
membentuk untaian seperti tali. Untaian tali tersebut meliputi harga, produk,
pengiriman (delivery), pelayanan (services), dan pengakuan (recognition).
Loyalitas bukan porsentase dari konsumen yang pertama kali membeli, tetapi
pembelian ulang. Loyalitas adalah porsentase dari orang yang pernah membeli
dalam jangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembeliannya
yang pertama.
Pihak nasabah dalam kondisi ini merasakan bahwa bank lainnya belum
tentu mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan bank
BNI Syariah. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang menyatakan Setuju
sebesar 42 % dalam hal menggunakan produk/layanan BNI Syariah secara
berulang-ulang. Dan memberikan jawaban Sangat Setuju sebesar 49 % dalam hal
seringnya nasabah menggunakan produk Bank BNI Syariah. Frekuensi yang
tinggi dalam penggunaan produk BNI syariah, menunjukan responden sebagai
nasabah yang aktif menggunakan fasilitas perbankan dalam segala aktivitas
kegiatan sehari-hari. Selain itu penggunaan secara terus menerus terhadap produk
Bank BNI Syariah menunjukan kenyamanan dalam menggunakan produk
perbankan yang ditawarkan.
Diketahui pula bahwa nasabah BNI Syariah masih tertarik untuk mencoba
menggunakan produk yang ditawarkan bank lain. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang menjawab Cukup Setuju sebesar 51 %. Sikap nasabah untuk
menggunakan produk bank lain sangat mungkin dilakukan. Karena di era
persaingan yang semakin hiperkompetitif, setiap Bank akan berusaha untuk
126
membujuk nasabah untuk mau juga mengunakan produk yang ditawarkan. Selain
itu mengutip pendapat Griffin dalam Hurriyati (2008 : 142) Loyalitas terbentuk
melalui proses pembelajaran, yaitu suatu proses dimana konsumen melalui
pengalamannya berusaha mencari merek yang paling sesuai untuknya, dalam arti
produk dari merek tersebut dapat memberikan kepuasan yang sesuai dengan
harapan dan kebutuhannya. Konsumen akan terus menerus mencoba berbagai
macam merek sebelum menemukan merek yang benar-benar cocok. Kepuasan
konsumen akan tetap merupakan bagian yang sangat penting dalam loyalitas.
Mengutip pendapat Bhote dalam Dharmayanti, 2006, jika konsumen puas
akan performance suatu merek maka akan membeli terus merek tersebut,
menggunakannya bahkan memberitahukan pada orang lain akan kelebihan merek
tersebut berdasarkan pengalaman konsumen dalam memakai merek tersebut. Jika
konsumen puas akan suatu merek tertentu dan sering membeli produk tersebut
maka dapat dikatakan tingkat loyalitas merek itu tinggi, sebaliknya jika konsumen
tidak terlalu puas akan suatu merek tertentu dan cenderung untuk membeli produk
dengan merek yang berbeda-beda maka tingkat loyalitas merek rendah. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang menyatakan Cukup Setuju dalam
menginformasikan dan mereferensikan produk/layanan BNI Syariah kepada
kerabat dan teman sebesar 39%. Dorongan untuk menginformasikan dan
mereferensikan, adalah wujud keterpercayaan akan kualitas produk Bank BNI
Syariah. Keterpercayaan akan kualitas tersebut mendorong nasabah berani untuk
memberikan rekomendasi kepada para relasinya.
127
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
128
5.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis sampaikan mengenai pengaruh kinerja
Customer
Service
Officer
memberikan
informasi
dan
3.
4.
129
5.2.
Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan mengenai pengaruh kinerja Customer
Service Officer dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah di BNI Syariah Bandung
adalah sebagai berikut :
1.
2.
130
3.
Loyalitas adalah suatu sikap bertahan lebih lama, namun bukan tidak
mungkin untuk berubah menjadi kembali tidak loyal. Untuk itu upaya untuk
menjaga loyalitas dengan membentuk hubungan yang baik, sehingga
meningkatkan kedekatan secara emosional dan mendorong nasabah untuk
menentukkan pilihan harus mendapat perhatian serius dari pihak Bank BNI
Syariah.
4.
5.
6.
131
meneliti salah satu saja faktor dalam terbentuknya loyalitas yaitu kepuasan.
Sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan yang meneliti faktor-faktor lain
tersebut.
7.
Karakterisik
memperhatikan
perusahaan
unsur
yang
4P (Product,
bergerak
Price,
dibidang
Place,
jasa
Promotion)
selain
juga