Anda di halaman 1dari 8

12

UJI TANDA (SIGN TEST)


By YANUAR,SE., MM.

Tujuan Instruksional khusus:


Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan ujia tanda dalam statistika nonparametric.

PENDAHULUAN
Di dalam bab ini anda akan lebih membicarakan tentang ststistika nonparametric
yaitu statistika yang tidak memerlukan pembuatan asumsi tentang bentuk distribusi dank
arena itu merupakan statistic yang bebas distribusi. Di dalam statistika nonparametric,
kesimpulan dapat ditarik tanpa memperhatikan bentuk distribusi populasi, tetapi di
dalam statistika parametric, maka kesimpulan akan shahih apabila asumsi tertentuyang
membatasi adalah benar.
Metode kai-kuadrat pada hakekatnya merupakan statistika nonparametric,
dimana prosedur kai-kuadrat dipakai untuk membandingkan frekuensi(sample) yang
diamati dengan frekuensi populasi yang diperkirakan dan bahwa frekuensi yang
diperkirakan tidak harus terbatas pada jenis distribusi tertentu.
Kapankah metode nonparametric seharusnya dipakai, yaitu:
1.

Apabila ukuran sample demikian kecil sehingga distribusi statistika


pengambilan sample tidak mendekati normal, dan apabila tidak ada
asumsi yag dapat dibuat tentang bentuk distribusi normal yang
menjadi sumber sample.

2.

Apabila digunakan data peringkat atau ordinal(data ordinal hanya


memberikan informasi tentang apakah suatu item lebih tinggi, lebih
rendah atau sama dengan ite lainnya, data ini sama sekali tidak
menyatakan ukuran perbedaan

3.

Apabila data nominal digunakan. Data nominal adalah data dimana


sebutan seperti laki-laki atau perepuan diberikan kepada item dan
tidak ada implikasi didalam sebutan tersebut bahwa item yang satu
lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

Apabila Anda telah menetapkan pasangan ukuran ordinal yang diambil dari
subjek yang sama atau subjek yang dicocokkan, dan apabila Anda hanya tertarik pada
apakah terdapat perbedaan nyata atau tidak tanpa memperhatikan perbedaan tersebut,
maka prosedur uji tanda harus digunakan. Prosedur uji tanda didasarkan pada tanda
negative atau positif dari perbedaan antara pasangan data ordinal. Pada hakekatnya
pengujian ini hanya memperhatikan arah perbedaan dan bukan besarnya perbedaan itu.
Prosedur Uji Tanda dengan Sampel Kecil
Mari kita ambil satu contoh.Texas Fried Chicken telah mengembangkan sebuah resep
baru untuk adonan tepung ayamnya dan departemen pemasaran hanya ingin melihat
apakah resep baru tersebut lebih enak daripada resep sebelumnya. Pada tahap
pengembangan produk baru ini, departemen tersebut tertarik pada tingkat rasa atau
kenikmatan

Sepuluh konsumen dipilih secara acak guna menguji rasa. Setiap konsumen mencicipi
dulu sepotong daging ayam yang disajikan dengan resep lama dan memberikan nilai
rasa mulai dari 1 sampai 10, dimana 1 berarti sangat buruk dan 10 berarti sangat baik
Kemudian konsumen tersebut memcicipi sepotong daging ayam yang digoreng dengan
resep baru dan memberi nilai mulai dari 1 sampai 10. Kemudian data tersebut
dikumpulkan, sebagaimana tampak pada Tabel 7.1

Informasi apa yang akan kita peroleh dari data penelitian pasar tersebut? Jika benar
benar tidak ada perbedaan rasa, yang menilai rasa resep baru lebih baik daripada rasa
resep lama akan sama dengan jumlah konsumen yang menganggap bahwa resep baru
tersebut lebih buruk daripada resep lama. Dengan kata lain, jika benar benar tidak ada
perbedaan antara resep lama denga resep baru, maka kita dapat mengatakan bahwa
perbedaan median antara kedua nilai rasa tersebut adalah nol. Ini berarti habwa
probabilitas mendapatkan konsumen yang akan mengatakan rasa yang lebih baik akan
sama dengan probabilitas memilih konsumen yang akan mengatakan rasa yang lebih
buruk.
Prosedur pengujian yang akan kita lakukan adalah:
a. Menyatakan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternaitd Sebagaimana halnya dalam
setiap penguji hipotesis, langkah pertama adalah prosedur uji tanda adalah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian tanda dua arah (Two
tailed test) ataupun satu arah (One tailed) dapat dilakukan, dan fakta ini tentunya
akan menentukan bentuk hipotesis Alternatif. Hipotesis nol yang akan diuji dalam
contoh kita adalah bahwa resep batu tidak mempengaruhi rasa daging ayam.
Jumlah tanda positif yang menunjukkan perbaikan.

Apabila sample relative besar yaitu > 30 pendekatan normal terhadap distribusi
binomial dapat digunakan. Sesungguhnya hanya sedikit perbedaan hasil jika perbedaan
normal terhadap binomial digunakan dalam prosedur uji tanda apabila jumlah sample
lebih dari 20.
Data bagi Porsedur Uji Tanda

Nilai rasa oleh 10 konsumen ayam goreng yang dimasak dengan resep lama dan
ayam goreng yang dimasak dengan resep baru (10 menunjukkan rasa sangat baik
dan 1 menunjukan rasa sangat buruk).
Rasa sama banyaknya dengan jumlah tanda negative yang menunjukkan
merosotnya kenikmatan, dalam penentuan beda antara kedua nilai rasa tersebut.
Hipotesis alternative dalam contoh kita adalah, bahwa resep baru memperbaiki rasa.
Dengan demikian kita memiliki pengujian ke arah kanan, dan hipotesis alternatifnya
adalah terdapat probabilitas bahwa lebih dari 50 persen konsumen akan mengatakan
bahwa resep baru lebih nikmat daripada resep lama. Dengan demikian, hipotesis
statistiknya adalah
H : P = 0.5
H : P >0.5

NILAI RASA
Konsumen
Resep
Pendekatan

Resep
Lama
antara Resep Lama
(x)
dan Resep Baru

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Tanda
Baru
(y)

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

(y x)
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________
R, MacDonald
3
9
+
G. Price
5
5
0
B.King
3
6
+
L.J. Silver
1
3
+
P.P Gino
5
10
+
E.J. Mc Gee
8
4
S. White
2
2
0
E. Fudd
8
5
Y. Sam
4
6
+
M. Muffet
6
7
+
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________
n = jumlah observasi yang relevan
= jumlah tanda positif + jumlah tanda negative
=6+2
=8
r = jumlah tanda yang paling sedikit
=2
Dimana p adalah probabilits adanya perbaikan rasa
b. Memilih Taraf Nyata. Setelah menetapkan hipotesis nol dan hipotesis
alaternatif langkah kedua adalah menetapkan kriteria penolakan ataupun
penerimaan hopitesis nol. Misalkan bahwa, untuk contoh kita, risiko menolak
hipotesis nol secara salah padahal sebenarnya hipotesis tersebut benar,
tidak lebih dari 5 persen.
Dengan demikian, taraf nyatanya adalah

= 0.05

c. Menghitung Frekwensi Tanda. Langkah berikutnya ialah menghitung tanda


positif, tanda negative, dan nol.Tabel 7.1 menunjukkan 6 tanda positif, 2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

tanda negative dan 2 nol, yang berarti bahwa 6 orang konsumen


mengangggap terdapat perbaikan rasa, 2 orang menganggap kenikmatan
berkurang, dan 2 orang menganggap sama saja. Setelah penghitungan, kita
tetapkan jumlah tanda yang terkecil sebagai r. Untuk Tabel 7.1 r = 2 karena
hanya ada 2 tanda negative relative terhadap 6 tanda positif.

d. Menentukan Tanda Beda antara Pasangan Observasi. Setelah hipotesis nol


dan hipotesis alternatif ditentukan, dana setelah taraf nyata dipilih, langakah
selanjutnya ialah menghitung selisih antara satu observasi dengan observasi
lainya secara sistematis, dan kemudian mencatat apakah perbedaan tersebut
positif (perbaikan rasa) atau negatif (merosotnya kenikmatan). Kolom terakhir
Tabel 7.1 menunjukkan tanda perbedaan untuk setiap responden jika nilai
rasa untuk resep lama dikurangkan dari nila rasa untuk resep baru. Untuk
responden pertama .R.MacDonald, nilai rasa untuk resep yang baru lebih
besar atau lebih baik daripada nilai rasa untuk resep lama. Dengan demikian,
terdapat tanda positif. Dalam situasi dimana tidak terdapat perubahan nilai
rasa, dicatat angka nol.

e. Menentukan Probabilitas Hasil Sampel yang Diobservasi. Responden atau


pasangan observasi yang relevan baik analisis hanyalah responden atau
observasi yang perbedaan rasanya (positif atau negative) telah dicatat.
Dalam kasus kita, hanya 8 dari 10 pasang data yang relevan bagi analisis,
dana dengan demikian kita memperoleh n= 8. (Tanggapan Price dan White
tidak dimasukkan dalam analisis karena tidak menunjukkan perbedaan rasa
satu sama lain). Dari 8 responden atau pasangan observasi yang relavan
tersebut, kita akan mengharapkan bahwa empat dari perbadaan tersebut
adalah positif dan empat lagi negative jika hipotesis nol benar. Berdasarkan
kedua tanggapan negatif pada Tabel 7.1 dan sifat pengujian satu arah ke
kanan, kita harus mengajukan pertanyaan berikut: Berapa probabilitas untuk
mendapatkan paling banyak 2 dari 8 responden yang menganggap adanya
perubahan rasa negative jika hipotesis nol benar (dimana 50 persen akan
mencatat perubahan negative)? Perumusan jawaban atas pertanyaan ini
dimulai dengan mengacu pada Distribusi Probabilitas Binominal (jika n kecil)
dalam bagian Lampiran 1.3, Karena kita memiliki 8 responden yang relevan,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

maka kita mencari bagian tabel dimana n= 8 dan r = 2. Setelah


menemukannya, cari dalam kolom tersebut p= 0.50 nilai yang berasal dari
hipotesis nol. Kita lihat bahwa probabilitas mendapatkan paling banyak 2 dari
8 responden yang melaporkan perubahan negative adalah 0.1445, yang
merupakan hasil penjumlahan dari probabilitas mendapatkan 0 dari 8
(0.0039), 1 dari 8(0.0312) dan 2 dari 8 (0.1094). Dengan kata lain, jika benar
- benar tidak terdapat perbedaan rasa antara resep baru dan resep lama,
maka probabilitas untuk mendapatkan paling banyak 2 dari 8 responden
yang melaporkan penurunan rasa hanyalah 14.5 persen.

f.

Penarikan Kesimpulan Statistik tentang Hipotesis Nol. Pertanyaan yang


muncul kini ialah, apakah hasil probabilitas sampel sebesar 0.1445 tadi
cukup menjamin kita untuk menerima hipotesis nol bahwa tidak terdapat
perbadaan yang berarti dalam nilai rasa konsumen. Meskipun probabilitas
mendapatkan paling banyak 2 dari 8 konsumen yang memberikan tanggapan
negative terhadap adonan resep yang baru tidakkah terlalu tinggi,yaitu
sebesar 0.1445, namun angka ini lebih tinggi dari taraf nyata sebesar 0.05
yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa hasil probabilitas sample tersebut
harus kurang dari 0.05 agar kita dapat menolak hipotesis nol.

Seandainya anda ingin menggunakan pengujian dua arah, maka kita akan
melipatduakan probabilitas yang diperoleh dari tabel binomial sebelum mengambil
keputusan statistik. Misalnya anda melakukan pengujian dua arah atas data Texas
Fried Chicken, maka hasil sampel akan menjadi dua kali 0,1445 atau 0,2890
Dengan demikian, secara ringkas dapat dikatakan bahwa peraturan pengambilan
keputusan yang harus diikuti dalam melakukan pengujian tanda dengan sampel kecil
guna mengambil keputusan statistik adalah:
Menerima H, jika probabilitas hasil sampel.
Atau
Menolak H dan menerima H, jika < probabilitas hasil sampel.
Karena dalam contoh kita, 0.05 < 0.1445, maka kita dapat menolak hipotesis nol.
Adonan resep baru tidak dapat dikatakan sebagai perbaikan rasa atas resep lama.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

Prosedur Uji Tanda dengan Sampel Besar


Jika jumlah sample cukup besar, dan jika pendekatan normal dapat dipakai
terhadap distribusi binomial, maka aturan pengambilan keputusan yang berlaku sesuai
dengan aturan distribusi Z dimana rasio kritis (CR dari nilai Z) dihitung sebagai:
CR =

2R N
N

Dimana

r = jumlah tanda positif


n = jumlah pasangan observasi yang relevan

Misalkan, sebagai contoh, bahwa dalam soal kita tentang Texas Fried Chicken
terdapat 33 konsumen didalam sampel. Asumsikan pula bahwa hasil berikut
telah diperoleh:
Beda bertanda + = 18
Beda bertanda - = 12
Beda bertanda 0 = 3
Total

= 33 n= 33

Jika pengujan satu arah (ke) kanan akan dibuat, maka sesudah hipotesis tidak
akan berubah. Dan jika taraf nyata sebesar 0.05 digunakan, aturan pengambilan
keputusan dapat dinyatakan dengan format yang serupa sebagai berikut:
Terima H Jika CR 1.64 Atau
Tolak H dan terima H1 jika CR >1.64
Rasio = 2 R - n
n
= 2 (18) - 30
30
= 36 - 30
5.477
=1.095

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

Karena 1.095 <1.64, maka hipotesis nol akan diterima. Dalam hal ini,
kesimpulannya menjadi, tidak terdapat perbadaan nyata antara nilai rasa kedua
resep tersebut.
Tetapi jika jumlah data kecil, maka lihat dibawah p = 0,5 dan jumlahkan jumlah
probabilitas yang relevan selanjutnya bandingkan jumlah probabilitas dengan .

SOAL TINJAUAN 7.1


1. Apakah prosedur uji tanda itu?
2. Hanya pengujian hipotesis satu arah yang dapat dilaksanakan dalam
prosedur uji tanda Berilah komentar atas pertanyaan ini.
3. Berapa banyak observasi tiap responden yang diperlukan bagi prosedur uji
tanda?
4. Apakah yang dimaksud dengan hipotesis nol dalam prosedur uji tanda?
5. (a) Distribusi probabilitas apa yang digunakan dalam menguji hipotesis pada
prosedur uji tanda, jika jumlah sampel kecil?
(b) Jika jumlah sample melebihi 30?
6. (a) Jika perbedaan antara pasangan data yang digunakan dalam prosedur uji
tanda adalah 5 positif, 7 negatif dan 6 sama atau nol, maka kita memepunyai
n= 18 dan r = 7. Benar atau salah?
(b) Dalam pengujian satu arah ke kanan dengan taraf nyata sebesar 0.10
haruskah hipotesis nol diterima dengan menggunakan data pada (a)?
7. Jika perbedaan antara pasangan data yang digunakan dalam prosedur uji
tanda adalah 16 positif, 26 negatif dan 4 nol, apakah keputusan statistiknya
dalam pengujian dua arah pada taraf nyata sebesar 0.05?

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

YANUAR, SE. MM
STATISTIK II

Anda mungkin juga menyukai