Anda di halaman 1dari 19

Modul

UJI HIPOTESIS PROPORSI


A. UJI PROPORSI SATU POPULASI
Uji hipotesis mengenai proporsi diperlukan dibanyak bidang. Seorang politikus tentu
ingin mengetahui berapa proporsi pemilih yang akan memilih partainya dalam pemilihan
umum mendatang. Semua pabrik sangat berkepentingan mengetahui proporsi barang cacat
selama pengiriman. Seorang penjudi tentu sangat bergantung pada pengetahuan mengenai
proporsi hasil yang ia anggap menguntungkan.
Uraian distribusi sampel proporsi mirip dengan uraian untuk distribusi sampel rata-rata.
Misalkan diketahui populasi berukuran N yang mengandung jenis p sebanyak X, maka kita
mempunyai proporsi X/N. Jika dari populasi tersebut diambil sampel berukuran n yang juga
mengandung proporsi x/n dan sampel diambil secara berulang, maka statistik

=x/n yang

bersifat acak sehingga mempunyai suatu distribusi yang disebut distribusi sampel proporsi
dengan rata-rata dan simpangan baku sebagai berikut :
Rata-rata = = p = X/N

Simpangan baku =

bila populasi terbatas

, bila populasi tidak terbatas

Bila sampel yang diambil cukup besar ( n lebih dari 30), maka distribusi sampel
merupakan distribusi normal sehingga variable Z berikut mempunyai distribusi normal
standar.
Z=

p
1

Pada bab ini kita akan membahas masalah pengujian hipotesis proporsi. Kita akan
menguji hipotesis

bahwa

bersifat satu-arah dan dua-arah:

. Hipotesis alternatifnya dapat berupa alternatif yang


,

, atau

Bentuk kurva berdasarkan arah dan bentuk formasinya pada penggunaan hipotesis adalah
sebagai berikut:
a. Uji satu-arah pihak kiri

b. Uji satu-arah pihak kanan

c. Uji dua-arah

Untuk pendugaan proporsi dapat kita gambarkan sebagai berikut:


Populasi ( )

Sampel ( )
Maka dugaan proporsinya dapat kita tuliskan
Selanjutnya kita akan membahas uji proporsi satu-pihak dan uji proporsi dua-pihak.
a. Uji Proporsi Satu-Pihak
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan

, yaitu

2. Menentukan
alternatifnya adalah

atau

3. Menentukan taraf signifikansi


4. Menentukan daerah kritis.
bila hipotesis alternatifnya
bila hipotesis alternatifnya
5. Perhitungan

=
dengan,
= jumlah sukses

= ukuran sampel
= peluang sukses proporsi

6. Menentukan kesimpulan: Tolak


bila

jika

jatuh dalam wilayah kritik; dan terima

jatuh kedalam wilayah penerimaan.

Contoh1:
Suatu obat penenang ketegangan syaraf diduga hanya 60% efektif. Hasil percobaan
dengan obat baru terhadap 100 orang dewasa penderita ketegangan syaraf, yang diambil
secara acak, menunjukkan bahwa obat baru ini 70% efektif.Apakah ini merupakan bukti
yang cukup untuk menyimpulkan bahwa obat baru itu lebih baik dari yang beredar
sekarang? Gunakan taraf nyata

Jawab :
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

6. Kesimpulan:

, dan

, yaitu

sehingga

ditolak dan simpulkan

bahwa obat baru tersebut memang lebih unggul dari yang biasa.
Contoh 2:
Diketahui 30% dari tanaman yang diberi petisida gagaltumbuh. Kita ingin menguji
hipotesis itu dengan alternatif bahwa tanaman yang gagal tumbuh kurang dari 30%,

darisuatu sampel baru sebanyak 500 tanaman dan diperoleh faktabahwa 25% tanaman
diantaranya gagal tumbuh. Jika = 5% maka kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab :
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

6. Kesimpulan:

; dan

yaitu

sehingga

ditolak

dan

disimpulkan bahwa tanaman yang gagal tumbuh kurang dari 30%.


b. Uji Proporsi Dua-Pihak
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan

, yaitu

2. Menentukan
alternatifnya adalah
3. Menentukan taraf signifikansi
4. Menentukan daerah kritis.
dan
5. Perhitungan

dengan,
= jumlah sukses
5

= ukuran sampel
= peluang sukses proporsi

6. Menentukan kesimpulan: Tolak


bila

jika

jatuh dalam wilayah kritik; dan terima

jatuh kedalam wilayah penerimaan.

Contoh 3:
Hasil penelitian yang sudah dilakukan pada SD X,dinyatakan bahwa 40% murid SD
tersebut menderita cacingan. Pernyataan tersebut akan diuji dengan taraf signifikansi 5%,
untuk itu diambil sampel sebanyak 250 murid SD dan dilakukan pemeriksaan tinja dan
diperoleh 39% diantaranya terinfeksi cacing. Apakah pernyataan tersebut benar?
Jawab:
1.
2.
3.

, karena uji dua-pihak maka


Wilayah kritik:

ditolakpada

dan

4. Perhitungan:

5. Kesimpulan:

, dan

yaitu

sehingga

diterima

dan

simpulkan bahwa tidak benar pernyataan bahwa 40% murid SD X menderita


cacingan.
Pada uji hipotesis proporsi untuk satu populasi, bila banyaknya

sedikit, maka bisa

digunakan peluang binomial dengan rumus:

atau

jika

dan

ditolak bila

Untuk mencari nilai peluang binomialnya dapat menggunakan Tabel.

Contoh 4:
Sebuah pabrik rokok menyatakan bahwa 20% perokok lebih menyenangi merek A. Untuk
menguji pernyataan ini sampel acak 20 perokok diambil dan ditanya merek rokokk esukaan
mereka. Bila 6 dari 20 perokok itu lebih menyenangi merek A, kesimpulan apakah yang
dapat di tarik? = 0,05.
Jawab:
1.
2.
3.
4. Perhitungan:
Peubah binomial dengan

5. Kesimpulan:

, yaitu

sehingga

diterima dan disimpulkan bahwa

para perokok tidak lebih menyenangi rokok merk A.


Contoh 5:
Seorang pemborong menyatakan bahwa 70% rumah-rumah yang baru dibangun di kota
Ricmond dipasang suatu alat pompa udara panas. Apakah anda setuju dengan pernyataan
tersebut bila di antara 15 rumah baru yang diambil secara acak terdapat 8 rumah yang
menggunakan pompa udara panas.Gunakan taraf nyata

Jawab:
1.
7

2.
3.
4. Perhitungan:
Peubah binomial dengan

5. Keputusan:

, yaitu

sehingg a

diterima dan disimpulkan bahwa tidak

ada alasan yang kuat untuk meragukan pernyataan pemborong diatas.


CONTOH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN
Pada Ulangan Akhir Semester Gasal, Kelas XI IPA 2 mendapatkan nilai rata-rata 82 untuk mata
pelajaran Matematika. Selanjutnya diperoleh data bahwa ada 10 dari 50 siswa kelas tersebut
nilainya belum mencapai KKM.Padahal untuk mencapai keberhasilan dalam KKM, setidaknya
75% siswa nilainya harus diatas KKM yang telah ditentukan. Dari data yang ditunjukkan diatas,
apakah kelas XI IPA 2 sudah mencapai keberhasilan dalam KKM ?(Gunakan taraf signifikansi
5%).
JAWAB
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

6. Kesimpulan:

, dan

, yaitu

sehingga

diterima dan simpulkan

bahwakelas XI IPA 2 belum mencapai keberhasilan dalam KKM.


8

Jika kita lihat kasus diatas, secara langsung dapat kita lihat bahwa siswa berhasil dalam KKM
karena hanya 10 dari 50 siswa nilainya belum mencapai KKM. Namun kenyataannya setelah
diuji menggunkan uji proporsi dapat disimpulkan bahwa kelas XI IPA 2 belum mencapai
keberhasilan dalam KKM.Hal tersebut dikarenakan uji proporsi termasuk kedalam statistik
inferensial dimana sampel yang diuji kesimpulannya berlaku untuk populasi, sehingga memang
secara populasi dapat diketahui bahwa kelas XI IPA 2 belum mencapai keberhasilan dalam
KKM.
Selanjutnya kita misalkan siswa yang nilainya belum mencapai KKM ada 5 dari 50 siswa,
dengan memperkecil sampel siswa yang belum mencapai KKM, apakah kita bisa mendapatkan
hasil bahwa kelas XI IPA 2 sudah mencapai keberhasilan dalam KKM ?
Mari kita uji bersama-sama,
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

6. Kesimpulan:

, dan

, yaitu

sehingga

ditolak dan simpulkan bahwa

kelas XI IPA 2 sudah mencapai KKM.


Untuk lebih mengetahui secara pasti berapakah banyaknya siswa yang harus mencapai mencapai
nilai KKM agar uji proporsi mendapatkan kesimpulan bahwa kelas XI IPA 2 sudah mencapai
keberhasilan dalam KKM, kita dapat mencoba dengan banyaknya siswa yang belum mencapai
nilai KKM ada sebanyak 6,7,8, atau 9 dari 50 siswa kelas tersebut.

B. UJI KESAMAAN DUA PROPORSI (

dan

Sering kali kita berhadapan dengan masalah yang mengharuskan kita menguji hipotesis
nol bahwa dua proporsi adalah sama. Misalnya saja kita ingin menunjukkan bahwa proporsi
dokter anak disuatu daerah lebih besar dari pada proporsi dokte ranak di daerah lain. Seorang
perokok misalnya saja akan memutuskan berhenti merokok hanya bila ia merasa yakin
bahwa proporsi perokok yang menderita kanker paru-paru lebih besar dari pada proporsi
bukan perokok yang menderita kanker paru-paru.
Secara umum, dalam pembahasan ini kita ingin menguji hipotesis nol bahwa

Lawan suatu alternative yang sesuai. Parameter

dan

adalah dua proporsi populasi

yang diselidiki. Statistik yang akan dijadikan landasan bagi kriteria pengambilan keputusan

adalah peubah acak

. Dua populasi bebas berukuran

dan

diambil secara acak

dari dua populasi binom yang diselidiki dan kemudian proporsi keberhasilan

dan

dihitung. Diketahui bahwa

10

Merupakan suatu nilai bagi peubah acak normal baku


besar. Untuk menghitung

bila

, kita harus menduga nilai

yang benar dan

dan

yang berada dalam radikal

(dibawah tanda akar). Dengan menggabungkan data dari kedua populasi, diperoleh nilai
dengan dugaan gabungan bagi proporsi , yaitu

Sedangkan dalam hal ini

dan

adalah banyaknya keberhasilan dalam masing-masing

populasi tersebut. Nilai untuk pengujian

Sedangkan dalam hal ini

dengan demikian menjadi

Wilayah kritik bagi hipotesis alternatif ditentukan

seperti sebelumnya dengan menggunakan titik kritik bagi kurva normal baku.
Selanjutnya kita akan membahas uji proporsi dua populasi dengan satu-pihak dan uji proporsi
dua populasi dengan dua-pihak.
a. Uji Proporsi Dua Populasi Dengan Satu-Pihak
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1. Menentukan
2.

, yaitu

alternatifnya adalah

3. Tentukan taraf signifikannya


11

4. Menentukan wilayah kritik :


bila hipotesis alternatifnya
bila hipotesis alternatifnya

5. Perhitungan dengan menggunakan rumus :

6. Menentukan kesimpulan: Tolak


bila

jika

jatuh dalam wilayah kritik; dan terima

jatuh kedalam wilayah penerimaan.

Contoh1: Uji proporsi dua populasi dengan pihak kanan


Suatu pemungutan suara hendak dilakukan antara penduduk suatu kota dan sekitarnya untuk
mengetahui pendapat mereka mengenai rencana pendirian sebuah gedung pertemuan
serbaguna. Lokasi gedung yang akan dibangun itu di dalam kota, sehingga para penduduk
yang tinggal disekitar kota itu merasa bahwa rencana ini akan lolos karena besarnya proporsi
penduduk kota yang menyetujuinya. Untuk mengetahuiapakah ada selisih yang nyata antara
proporsi penduduk kota dan penduduk sekitar kota itu yang menyetujui rencana tersebut,
diambil suatu contoh acak. Bila ternyata 120 diantara 200 penduduk kota dan 240 diantara
500 penduduk sekitar kota menyetujui rencana tersebut, apakah anda setuju bila dikatakan
bahwa proporsi penduduk kota yang menyetujui rencana tersebut lebih tinggi dari pada
proporsi penduduk sekitar kota yang menyetujui rencana tersebut? Gunakan taraf nyata
.
Jawab:
Misalkan :

dan

menyatakan proporsi sesungguhnya penduduk kota dan penduduk

sekitar kota yang menyetujui pembangunan gedung pertemuan serbaguna.


1.
2.
12

3.
4. Wilayah kritik:

5. Perhitungan:

Oleh karena itu,

6. Keputusan: Tolak

dan kita setuju dengan pendapat bahwa proporsi penduduk kota

yang menyetujui rencana tersebut lebih besar dari pada proporsi penduduk sekitar kota
yang menyetujui rencana tersebut.
Contoh 2: Uji proporsi dua populasi dengan pihak kiri

13

Dari sampel acak sebanyak 400 ibu rumah tangga yang dipilih oleh sebuah team dari pemilik
supermarket A memperlihatkan bahwa 20% ibu-ibu rumah tangga menyukai kopi bubuk
merek N, pihak pemasaran melakukan pemasangan iklan terhadap produksinya. Kemudian
dilakukan penelitian dengan sampel acak sebesar 600 ibu rumah tangga dan memperlihatkan
bahwa 22% ibu-ibu menyukai kopi bubk merek N. dengan menggunakan

, apakah

pemasangan iklan tersebut mampu meningkatkan proporsi ibu-ibu yang menyukai kopi
bubuk merek N?
Jawab
Misalkan :

dan

menyatakan proporsi sesungguhnya ibu-ibu yang menyukai kopi bubuk

merek N sebelum dipasangnya iklan produk kopi merek N dan proporsi sesungguhnya ibuibu yang menyukai kopi bubuk merek N setelah dipasangnya iklan produk kopi merek N.
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

Oleh karena itu,

14

6. Keputusan: diperoleh nilai z hitung sebesar


dari z untuk

yaitu

yang artinya nilai z hitung lebih besar

dan z hitung terletak di wilayah penerimaaan

Artinya informasi yang diperoleh dari sampel tidak mendukung pernyataan bahwa
pemasangan iklan atas produk kopi bubuk merek N tersebut dapat meningkatkan proporsi
ibu-ibu rumah tangga untuk menyukai kopi merek N , karena perbedaan proporsi
sebelum dan sesudah pemasangan iklan ternyata tidak signifikan untuk taraf

b. Uji Proporsi Dua Populasi Dengan Dua-Pihak.


Untuk menguji hipotesis bahwa kedua proporsi ini sama, bila ukuran contohnya besar
kita dapat menggunakan keenamlangkah berikut ini:
1.
2.

alternatifnya adalah

.
15

3.

Tentukan taraf signifikannya

4.

Wilayah kritik:
dan

bila hipotesis alternatifnya

5.

Perhitungan dengan menggunakan rumus :

6.

Keputusan: Tolak

jika

jatuh dalam wilayah kritik; dan terima

bila

jatuh

kedalam wilayah penerimaan.


Contoh 1 : Uji Proporsi Dua Populasi Dengan Dua-Pihak
Suatu survei tentang majalah mengungkapkan bahwa majalah Ekonomia dibaca oleh
pembaca 45% dari seluruh pembaca laki-laki, dan 46% pembaca perempuan dari seluruh
pembaca perempuan. Manajer pemasaran majalah ingin membuktikan kebenaran survei
tersebut dengan mengadakan penelitian terhadap pembaca di suatu kota. Jumlah responden
laki-laki dipilih 150 orang dan yang membaca majalah

sebanyak 69 orang mengaku

membaca majalah Ekonomia, sedangkan dari 200 orang responden perempuan yang
membaca majalah Ekonomia adalah 95 orang. Dengan menggunakan uji hipotesis proporsi
ujilah apakah proporsi pembaca majalah tersebut sama? Dengan taraf signifikansinya 0,05.
Jawab
Misalkan :

dan

menyatakan proporsi sesungguhnya untuk pembaca majalah adalah laki-

laki dan pembaca majalah adalah perempuan.


1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
Atau

dan
dan

5. Perhitungan:

16

Oleh karena itu,

6. Keputusan: dari perhitungan diperoleh nilai z hitung yang lebih kecil


hitung terletak didaerah penerimaan

artinya z

, berarti survey yang dilakukan terhadap pembaca

majalah Ekonomia benar sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwaproporsi pembaca


majalah laki-laki danpembaca majalah perempuan adalah sama.

CONTOH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN

17

Seorang Peneliti akan melakukan penelitian mengenai kefektifan Metode Belajar A terhadap
ketuntasan belajar mengajar . Eksperimen dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Diperoleh data sebagai berikut 34 siswa tuntas belajar dari 40 siswa dikelas
eksperimen dan 41 siswa tuntas belajar dari 50 siswa. Apakah anda setuju dengan pernyataan
bahwa proporsi ketuntasan di kelas eksperimen lebih besar di bandingkan dengan kelas kontrol
pada taraf signifikansi 5%?
JAWAB :
Misalkan :

dan

menyatakan proporsi sesungguhnya ketuntasan belajar dikelas eksperimen

dan proporsi sesungguhnya ketuntasan belajar dikelas kontrol


1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:

Oleh karena itu,

18

6. Keputusan: kita peroleh nilai z hitungnya adalah 0,377 yang artinya z hitung lebih kecil
dari pada

, 0,377 <

artinya z hitung jatuh pada daerah penerimaan

sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa saya tidak setuju dengan dengan pernytaan
proporsi ketuntasan dikelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan proporsi
ketuntasan dikelas kontrol.
Dicopy dari :
Rosmaiyadi dan Yustia Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Program Pasca
Sarjana, Universitas Negeri Semarang. 2013.

Boediono, dan Koster Wayan.2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2001.

19

Anda mungkin juga menyukai