=x/n yang
bersifat acak sehingga mempunyai suatu distribusi yang disebut distribusi sampel proporsi
dengan rata-rata dan simpangan baku sebagai berikut :
Rata-rata = = p = X/N
Simpangan baku =
Bila sampel yang diambil cukup besar ( n lebih dari 30), maka distribusi sampel
merupakan distribusi normal sehingga variable Z berikut mempunyai distribusi normal
standar.
Z=
p
1
Pada bab ini kita akan membahas masalah pengujian hipotesis proporsi. Kita akan
menguji hipotesis
bahwa
, atau
Bentuk kurva berdasarkan arah dan bentuk formasinya pada penggunaan hipotesis adalah
sebagai berikut:
a. Uji satu-arah pihak kiri
c. Uji dua-arah
Sampel ( )
Maka dugaan proporsinya dapat kita tuliskan
Selanjutnya kita akan membahas uji proporsi satu-pihak dan uji proporsi dua-pihak.
a. Uji Proporsi Satu-Pihak
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
, yaitu
2. Menentukan
alternatifnya adalah
atau
=
dengan,
= jumlah sukses
= ukuran sampel
= peluang sukses proporsi
jika
Contoh1:
Suatu obat penenang ketegangan syaraf diduga hanya 60% efektif. Hasil percobaan
dengan obat baru terhadap 100 orang dewasa penderita ketegangan syaraf, yang diambil
secara acak, menunjukkan bahwa obat baru ini 70% efektif.Apakah ini merupakan bukti
yang cukup untuk menyimpulkan bahwa obat baru itu lebih baik dari yang beredar
sekarang? Gunakan taraf nyata
Jawab :
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:
6. Kesimpulan:
, dan
, yaitu
sehingga
bahwa obat baru tersebut memang lebih unggul dari yang biasa.
Contoh 2:
Diketahui 30% dari tanaman yang diberi petisida gagaltumbuh. Kita ingin menguji
hipotesis itu dengan alternatif bahwa tanaman yang gagal tumbuh kurang dari 30%,
darisuatu sampel baru sebanyak 500 tanaman dan diperoleh faktabahwa 25% tanaman
diantaranya gagal tumbuh. Jika = 5% maka kesimpulan apa yang dapat diambil?
Jawab :
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:
6. Kesimpulan:
; dan
yaitu
sehingga
ditolak
dan
, yaitu
2. Menentukan
alternatifnya adalah
3. Menentukan taraf signifikansi
4. Menentukan daerah kritis.
dan
5. Perhitungan
dengan,
= jumlah sukses
5
= ukuran sampel
= peluang sukses proporsi
jika
Contoh 3:
Hasil penelitian yang sudah dilakukan pada SD X,dinyatakan bahwa 40% murid SD
tersebut menderita cacingan. Pernyataan tersebut akan diuji dengan taraf signifikansi 5%,
untuk itu diambil sampel sebanyak 250 murid SD dan dilakukan pemeriksaan tinja dan
diperoleh 39% diantaranya terinfeksi cacing. Apakah pernyataan tersebut benar?
Jawab:
1.
2.
3.
ditolakpada
dan
4. Perhitungan:
5. Kesimpulan:
, dan
yaitu
sehingga
diterima
dan
atau
jika
dan
ditolak bila
Contoh 4:
Sebuah pabrik rokok menyatakan bahwa 20% perokok lebih menyenangi merek A. Untuk
menguji pernyataan ini sampel acak 20 perokok diambil dan ditanya merek rokokk esukaan
mereka. Bila 6 dari 20 perokok itu lebih menyenangi merek A, kesimpulan apakah yang
dapat di tarik? = 0,05.
Jawab:
1.
2.
3.
4. Perhitungan:
Peubah binomial dengan
5. Kesimpulan:
, yaitu
sehingga
Jawab:
1.
7
2.
3.
4. Perhitungan:
Peubah binomial dengan
5. Keputusan:
, yaitu
sehingg a
6. Kesimpulan:
, dan
, yaitu
sehingga
Jika kita lihat kasus diatas, secara langsung dapat kita lihat bahwa siswa berhasil dalam KKM
karena hanya 10 dari 50 siswa nilainya belum mencapai KKM. Namun kenyataannya setelah
diuji menggunkan uji proporsi dapat disimpulkan bahwa kelas XI IPA 2 belum mencapai
keberhasilan dalam KKM.Hal tersebut dikarenakan uji proporsi termasuk kedalam statistik
inferensial dimana sampel yang diuji kesimpulannya berlaku untuk populasi, sehingga memang
secara populasi dapat diketahui bahwa kelas XI IPA 2 belum mencapai keberhasilan dalam
KKM.
Selanjutnya kita misalkan siswa yang nilainya belum mencapai KKM ada 5 dari 50 siswa,
dengan memperkecil sampel siswa yang belum mencapai KKM, apakah kita bisa mendapatkan
hasil bahwa kelas XI IPA 2 sudah mencapai keberhasilan dalam KKM ?
Mari kita uji bersama-sama,
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:
6. Kesimpulan:
, dan
, yaitu
sehingga
dan
Sering kali kita berhadapan dengan masalah yang mengharuskan kita menguji hipotesis
nol bahwa dua proporsi adalah sama. Misalnya saja kita ingin menunjukkan bahwa proporsi
dokter anak disuatu daerah lebih besar dari pada proporsi dokte ranak di daerah lain. Seorang
perokok misalnya saja akan memutuskan berhenti merokok hanya bila ia merasa yakin
bahwa proporsi perokok yang menderita kanker paru-paru lebih besar dari pada proporsi
bukan perokok yang menderita kanker paru-paru.
Secara umum, dalam pembahasan ini kita ingin menguji hipotesis nol bahwa
dan
yang diselidiki. Statistik yang akan dijadikan landasan bagi kriteria pengambilan keputusan
dan
dari dua populasi binom yang diselidiki dan kemudian proporsi keberhasilan
dan
10
bila
dan
(dibawah tanda akar). Dengan menggabungkan data dari kedua populasi, diperoleh nilai
dengan dugaan gabungan bagi proporsi , yaitu
dan
seperti sebelumnya dengan menggunakan titik kritik bagi kurva normal baku.
Selanjutnya kita akan membahas uji proporsi dua populasi dengan satu-pihak dan uji proporsi
dua populasi dengan dua-pihak.
a. Uji Proporsi Dua Populasi Dengan Satu-Pihak
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
1. Menentukan
2.
, yaitu
alternatifnya adalah
jika
dan
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:
6. Keputusan: Tolak
yang menyetujui rencana tersebut lebih besar dari pada proporsi penduduk sekitar kota
yang menyetujui rencana tersebut.
Contoh 2: Uji proporsi dua populasi dengan pihak kiri
13
Dari sampel acak sebanyak 400 ibu rumah tangga yang dipilih oleh sebuah team dari pemilik
supermarket A memperlihatkan bahwa 20% ibu-ibu rumah tangga menyukai kopi bubuk
merek N, pihak pemasaran melakukan pemasangan iklan terhadap produksinya. Kemudian
dilakukan penelitian dengan sampel acak sebesar 600 ibu rumah tangga dan memperlihatkan
bahwa 22% ibu-ibu menyukai kopi bubk merek N. dengan menggunakan
, apakah
pemasangan iklan tersebut mampu meningkatkan proporsi ibu-ibu yang menyukai kopi
bubuk merek N?
Jawab
Misalkan :
dan
merek N sebelum dipasangnya iklan produk kopi merek N dan proporsi sesungguhnya ibuibu yang menyukai kopi bubuk merek N setelah dipasangnya iklan produk kopi merek N.
1.
2.
3.
4. Wilayah kritik:
5. Perhitungan:
14
yaitu
Artinya informasi yang diperoleh dari sampel tidak mendukung pernyataan bahwa
pemasangan iklan atas produk kopi bubuk merek N tersebut dapat meningkatkan proporsi
ibu-ibu rumah tangga untuk menyukai kopi merek N , karena perbedaan proporsi
sebelum dan sesudah pemasangan iklan ternyata tidak signifikan untuk taraf
alternatifnya adalah
.
15
3.
4.
Wilayah kritik:
dan
5.
6.
Keputusan: Tolak
jika
bila
jatuh
membaca majalah Ekonomia, sedangkan dari 200 orang responden perempuan yang
membaca majalah Ekonomia adalah 95 orang. Dengan menggunakan uji hipotesis proporsi
ujilah apakah proporsi pembaca majalah tersebut sama? Dengan taraf signifikansinya 0,05.
Jawab
Misalkan :
dan
dan
dan
5. Perhitungan:
16
artinya z
17
Seorang Peneliti akan melakukan penelitian mengenai kefektifan Metode Belajar A terhadap
ketuntasan belajar mengajar . Eksperimen dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Diperoleh data sebagai berikut 34 siswa tuntas belajar dari 40 siswa dikelas
eksperimen dan 41 siswa tuntas belajar dari 50 siswa. Apakah anda setuju dengan pernyataan
bahwa proporsi ketuntasan di kelas eksperimen lebih besar di bandingkan dengan kelas kontrol
pada taraf signifikansi 5%?
JAWAB :
Misalkan :
dan
18
6. Keputusan: kita peroleh nilai z hitungnya adalah 0,377 yang artinya z hitung lebih kecil
dari pada
, 0,377 <
sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa saya tidak setuju dengan dengan pernytaan
proporsi ketuntasan dikelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan proporsi
ketuntasan dikelas kontrol.
Dicopy dari :
Rosmaiyadi dan Yustia Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Program Pasca
Sarjana, Universitas Negeri Semarang. 2013.
Boediono, dan Koster Wayan.2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. 2001.
19