Ahli evolusi molekular berpikir tentang catatan sejarah dalam sekuen DNA.
Beberapa bagian genom tidak ditranskrip menjadi RNA ataupun diterjemahkan
menjadi protein, adalah bagian yang memiliki pengaruh kecil pada fenotip. Mereka
melihat perubahan adaptif melawan latar belakang dari sejarah yang mereka dapat
duga dari bagian genom yang belum disesuaikan, untuk adaptasi dapat
mengaburkan sejarah.
Ahli sistematik-kebanyakan juga merupakan ahli evolusi molekular-berpikir
mengenai pohon evolusioner, memberikan sumbangan yang besar pada sejarah,
dan berfokus pada variasi antar spesies. Bagi mereka, masalah utama adalah untuk
menduga hubungan antar spesies secara reliabel, sehingga mereka dapat
mengkonstruk sejarah kehidupan di planet ini, bukan untuk mengerti mengapa
perubahan frekuensi gen atau bagaimana fenotip dirancang untuk keberhasilan
reproduksi.
Ahli paleontologi juga merupakan ahli sejarah dalam kehidupan. Mereka berpikir
dalam jangka waktu lama dan memusatkan pada kecenderungan skala yang luas
dan kejadian-kejadian besar, seperti radiasi adaptif, pemunahan massal, dan
ketidakteraturan kecepatan evolusi. Mereka sering tidak dapat melihat proses yang
terjadi dalam periode kurang dari 100000 tahun, tapi mereka dapat melihat
gambaran besar-makroevolusi-dengan fakta-fakta yang jelas. Paleontologi, sebagai
contoh, memberitahu kita bahwa kecepatan evolusi dalam banyak keturunan
adalah tidak teratur, dalam periode yang lama dari sedikit ataupun tiada
perubahan-statis-disela oleh periode pendek dari perubahan yang cepat-punktuasi.
Paleontologi juga menghubungkan sejarah evolusioner pada arus benua dan iklim
purba, sering dengan wawasan yang mengagumkan.
Setiap pendekatan merupakan cara berpikir yang berbeda mengenai evolusi,
dengan masing-masing pendukungnya, sekolah, dan maisng-masing fokusnya. Ahli
biologi evolusioner yang baik tidak dipaksa melalui kategori-kategori ini. Mereka
memiliki latar belakang dan fleksibilitas untuk menggunakan apapun metode yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan. Mereka tahu bahwa pendekatan yang
masuk akal memudahkan proses yang kompleks, dan tidak satupun dari mereka
menahan semua ciri-ciri yang penting dari proses tersebut. Oleh karena itu, ketika
mengadopsi sebuah pendekatan, mereka harus memeriksa kekonsistenan dari
asumsi, interpretasi, dan prediksi yang bertentangan dengan pendekatan yang
lainnya.