membuat proposal berupa Penelitian Tindakan Kelas berbasis Lesson Study. PTK
ini terdiri atas 3 tahap, yaitu Plan, Do, See. Sebelum mahasiswa KPL masuk kelas
untuk mengajar maka sebaiknya dilakukan tahap Plan dengan berdiskusi dengan
teman setim beserta dosen pengampu. Lalu melakukan Do selama proses
pembelajaran yang disertai observasi dari teman setim lain yang tidak mengajar
sebagai observer. Adapun tahap terakhir yaitu See, berupa hasil refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
B. Apa yang ingin saya ketahui lebih lanjut?
Saya masih belum terlalu memahami mengenai PTK dan LS. Saya hanya
mengetahuinya sebatas teori saja, itupun saya hanya memiliki pengetahuan yang
terbatas tentangnya. Saat S1 saya melakukan penelitian eksperimen, jadi sama
sekali kurang memahami mengenai PTK, terutama mengenai siklus belajarnya.
Lalu mengenai LS pun begitu. Jadi, saya harus mempelajari kedua hal ini lebih
lanjut, karena sangat berkaitan erat dengan KPL yang akan dilakukan.
C. Bagaimana pembelajaran hari ini membantu saya belajar?
Pembelajaran hari ini cukup memberi saya motivasi untuk menjadi
pendidik yang lebih baik. Bahwa walaupun telah mencapai pendidikan hingga S2
ini, namun pengalaman saya mengajar sangatlah minim. Maka dengan motivasimotivasi yang diberikan oleh para dosen, saya berharap saya dapat melaksanakan
praktik mengajar dengan lebih baik. Selain itu, ilmu saya yang minim mengenai
PTK dan LS memacu saya untuk mencari sumber belajar, misalnya dengan
mencari buku di perpustakaan.
D. Pengalaman dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Lesson Study
(LS)
Pengalaman saya dalam Penelitian Tindakan Kelas sama sekali tidak ada.
Saat kuliah S1, saya hanya mempelajari sedikit teori dan penelitian saya bukanlah
berupa PTK, tapi eksperimen. Kemudian saat S2, saya mendapatkan mata kuliah
Metode Penelitian Kuantitatif, dan di dalamnya ada materi mengenai PTK. Jadi,
saya sudah mulai memahami lagi mengenai PTK.
Adapun mengenai Lesson Study, saat pertama kali mendengarnya saya
tidak memiliki ide mengenai hal tersebut. Ternyata LS merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran, yang sangat dicirikan dengan adanya beberapa
observer dalam pembelajarannya. Setelah beberapa saat, teman kuliah S1 saya
yang kebetulan juga kuliah S2 di UM mengatakan bahwa dosen kita di S1 pernah
melakukan LS di kelas kita. Saat itu, dosen Struktur Hewan saya mengajar di
kelas, tapi selain beliau ada juga beberapa dosen lain yang masuk. Tapi dosen
yang lainnya tidak melakukan apa-apa selain mengamati proses pembelajaran.
Jadi, mungkin bisa saya simpulkan berdasarkan pengelaman saya ini, bahwa
melalui LS, dosen dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam
pembelajarannya, juga kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para peserta didik.