Anda di halaman 1dari 8

Ailsa Giovanni

240210110018
RANGKUMAN KIMIA ANALITIK
A. POLARIMETRI
Polarimetri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran
daya putaran optis dari suatu larutan. Daya putaran optis adalah kemampuan suatu
zat untuk memutar bidang getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir merupakan
suatu sinar yang mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus
terhadap arah rambatannya. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat
memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya
atom karbon asimetris atau atom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa
(SiO2 ), fruktosa.
Polarimeter dapat digunakan untuk :
1. Menganalisa zat yang optis aktif
2. Mengukur kadar gula
3. Penentuan antibiotik dan enzim
Syarat senyawa yang bisa dianalisa dengan polarimetri adalah :
1. Memiliki struktur bidang kristal tertentu (dijumpai pada zat padat)
2. Memiliki struktur molekul tertentu atau biasanya dijumpai pada zat cair.
Struktur molekul adalah struktur yang asimetris, seperti pada glukosa.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu
zat yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir.
Pemutaran bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam,
yaitu :
1.
Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam.
2.
Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran
jarum jam.
Jenis jenis polarimeter :
1.
2.
3.
4.

Spektropolarimeter
Optical rotatory dispersion (ORD)
Circular Dichroism Apparatus (CDA)
Saccarimeter

Rotasi spesifik disimbolkan dengan [] sehingga dapat dirumuskan :


[] = / dc
Dimana :
= besar sudut yang terpolarisasi oleh suatu larutan dengan konsentrasi c gram
zat terlarut per mL larutan.
d = merupakan panjang lajur larutan ( dm )

Ailsa Giovanni
240210110018
c = merupakan konsentrasi ( gram/mL ).
Karena panjang gelombang yang sering digunakan adalah 589,3 nm yaitu garis D
lampu natrium dan suhu standar 20C, maka []T ditulis menjadi [].
Hal-hal yang dapat mempengaruhi sudut putar suatu larutan adalah sebagai
berikut :
1.
Jenis zat.
Masing masing zat memberikan sudut putaran yang berbeda terhadap
bidang getar sinar terpolarisir.
Panjang lajur larutan dan panjang tabung.
Jika lajur larutan diperbesar maka putarannya juga makin besar.
Suhu.
Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan

2.
3.

karena zat akan memuai dengan naiknya suhu sehingga zat yang berada
4.

dalam tabung akan berkurang.


Konsentrasi zat
Konsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan

5.

maka putarannya semakin besar.


Jenis sinar ( panjang gelombang)
Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai

6.

putaran yang berbeda.


Pelarut
Zat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yang
berbeda.

B. DENSITOMETRI
o Densitometri adalah pengukuran kuantitatif densitas suatu
bahan yang sensitif terhadap cahaya, seperti film atau
bahan

transparan

karena

terkena

cahaya.

Diukur

berdasarkan penurunan jumlah cahaya yang melalui bahan


transparan berdasarkan panjang gelombang tertentu.
o Alat: densitometer
o Kegunaan: -mengukur kepekatan film separasi/suatu
bahan/latutan,
-mengukur kadar suatu senyawa
-mengevaluasi kepadatan kalsium tulang pada
penderita
o

osteoporosis

Ailsa Giovanni
240210110018
O = nilai kepekatan (opacity/absorbance)
T = nilai transmittance
I0 = nilai kuat cahaya yang masuk
I = nilai kuat cahaya yang diteruskan / dipantulkan
A = nilai Absorbansi
-> nilai logaritma antara besaran kuat cahaya yang
dipantulkan /

diteruskan dengan besaran kuat cahaya yang

masuk pada panjang

gelombang cahaya tertentu.

-> D+ atau D- mengacu pada kepadatan maksimum atau


minimum yang

dapat direkam pada suatu bahan

-> absorbansi>1 : cahaya yang diserap lebih besar


daripada yang

diteruskan dan sebaliknya

o Contoh soal:
Dik:

Dit:

Jawab:

= 540 nm
A= 1,2

OD540 = log A
= log 1,2 = 0,079
y = 4,5x + 0,95
1,2 = 4,5x + 0,95
x = 0,055

y = 4,5 x + 0,95
densitas,
kadar

glukosa?
C. KOLORIMETRI
o Kolorimetri

adalah

suatu

metode

analisa

kimia

yang

didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna


antara larutan sampel dengan larutan standar dengan
menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor
mata. Metode ini didasarkan pada penyerapan cahaya
tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu larutan
o Trimulus warna terdiri atas X, Y, Z (ukuran kecerahan warna)
dan Lab
o L*= 0 (hitam), L*= 100 (putih)
a* - = hijau, a* + = magenta
b* - = biru, b*+ = kuning
-> untuk menyeragamkan
penglihatan manusia

presepsi

agar

mendekati

Ailsa Giovanni
240210110018
o Kegunaan: -mengukur dan mendeskripsikan presepsi warna
suatu bahan
-menentukan jumlah suatu senyawa yang dapat
memberikan serapan

warna

pada

panjang

gelombang

tertentu
o Alat : chromameter, spektrofotometer
o Aplikasi: -penentuan kadar nitrit dalam air dengan pereaksi
asam sulfanilat
dan naftil etilendiamin dihidroklorida
-penentuan hidroquionon dalam kosmetik dengan
pereaksi
floroglusin
o Prosedur:
1) Preparasi sampel
2) Reaksi pembentukan warna. Senyawa yang dianalisis
direaksikan dengan reagen tertentu agar membentuk warna
dengan kisaran panjang gelombang tertentu
3) Pemilihan panjang gelombang. Dilakukan

dengan

membuat kurva absorbansi (A) dengan panjang gelombang


maks ().
4) Pembuatan kurva standard antara konsentrasi (C) dengan
absorbansi (A)
o Contoh:
Dik : = 520 nm
y = 10x + 0,75
A = 0,85
Dit : C ?

Jawab: y = 10x + 0,75


0,85 = 10 x + 0,75
x = 0,01%

o Panjang gelombang warna


Ultraviolet: <400 nm
Violet : 400-450 nm
Biru : 450-500 nm
Hijau : 500-570 nm
Kuning : 570-590 nm
Jingga : 590-620 nm
Merah : 620-760 nm
Inframerah : >760 nm
D. REFRAKTOMETRI
o Pembiasan adalah berubahnya arah sinar pada saat sinar
dilewatkan dari mediun 1 ke medium lainnya.
sudut datang
o I=
sudut jatuh
r = sudut bias
n = sin I / sin r
sudut datang : sudut diantara sinar datang dan garis normal
sudut bias
: adalah sudut antara sinar bias dan garis
normal
indeks bias

sinar sudut datang


sinar sudut bias

medium II lebih rapat daripada I mendekati normal I > 1


medium I lebih rapat daripada II menjadi normal I < 1
Indeks bias dipengaruhi oleh suhu, panjang gelombang,
tekanan
o Kegunaan:
1) determinasi dan identifikasi tingkat kemurnian bahan

20
D

2) determinasi dan identifikasi komposisi campuran

homogen yang diketahui komposisinya


o Simbol indeks bias :
Artinya : indeks bias diukur pada suhu 20oC, sinar dari
medium I lebih rapat ke medium II sinar tersebut
dipantulkan ke permukaan medium
2
R = n2 - 1
n + 2

M
d

R = jumlah refraksi atom tiap-tiap molekul


M = berat molekul
d = densitas
r = refraksi index
n = indeks refraksi
o Contoh soal:
[CH3OCH2OCH3]
M = 76,1
d = 0,856
3 C = 3 x 2,42 = 7,26 ; 8 H = 8 x 1,1 = 8,2 ; 2 O = 2 x 1,63
= 3,28
R = 7,26 + 8,2 + 3,28 = 19,74

n 2 1 76,10
19,74

n 2 0,8560
19,74

0,8560 n 2 1

76,10
n2

n 2 1
0,2220
n2
2
n 1 0,2220 n 2 2

n 2 1 0,2220n 2 0,4440
n 2 (1 0,2220) 1 0,4440
0,778n 2 1,444
n 2 1,856
n D 1,362

E. SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
besarnya nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik. Prinsip
kerja spektrofotometri adalah dengan menggunakan spektrofotometer yang pada

umumnya terdiri dari unsur-unsur, seperti sumber cahaya, monokromator, sel,


fotosel, dan detektor. Sumber radiasi spektrofotometer dapat digunakan lampu
deuterium untuk radiasi di daerah sinar ultarviolet sampai 350 nm atau lampu
filamen untuk sinar tampak sampai inframerah. Sinar yang dikeluarkan sumber
radiasi adalah sinar polikromatis, oleh karena itu harus dibuat menjadi sinar
monokromatis oleh monokromator. Radiasi yang melewati monokromator
diteruskan ke zat yang akan diukur dan sebagian radiasinya akan diserap zat
tersebut. Zat yang akan diukur nilai absorbansinya diletakkan pada sel
menggunakan kuvet. Sinar yang diteruskan akan mencapai fotosel dan energi
sinar diubah menjadi energi listrik.
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu merupakan alat yang digunakan
untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan atau absorban dari suatu sampel sebagai fungsi dari
konsentrasi.
Analisis spektrofotometri menggunakan sumber radiasi yang
menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum tersebut, kemudian dari
spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar
kurang dari 1 nm. Proses ini memerlukan penggunaan instrumen yang
lebih rumit. Instrumen yang digunakan yaitu spektrofotometer, yang
sebenarnya terdiri dari dua instrumen dalam satu kotak yaitu sebuah
spektrometer dan fotometer.
Sebuah spektrofotometer merupakan suatu instrumen untuk mengukur
transmittans atau absorbans suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang,
pengukuran terhadap sederetan sampel pada panjang gelombang tunggal dapat
pula dilakukan. Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual atau
merekam atau sebagai berkas-tunggal berkas-rangkap. Pengelompokan cara lain
didasarkan pada daerah spektral, dan disebut sebagai spektrofotometer
inframerah, ultraviolet, dan sebagainya.
Panjang gelombang yang

benar-benar

terseleksi

pada

spektrofotometer dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya

seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum


tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan
sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi
antara sampel dan blanko ataupun pembanding . Sinar yang melewati
suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan tersebut.
Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada,
konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi
konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang
diserap.
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif
adalah :

Dapat digunakan secara luas


Memiliki kepekaan yang tinggi
Keselektifannya cukup baik
Tingkat ketelitian tinggi
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua

komponen adalah :

Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi


Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama
Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu
Hukum Lambert - Beer digunakan untuk radiasi monokromatik, dimana

absorbansi sebanding dengan tebal medium (b) dan konsentrasi (c) senyawa yang
mengabsorbsi. Hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
A =a . b . c
Dimana A adalah absorbansi, sedang a ialah tetapan absorptivitas (yakni
jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm). Untuk larutan dari senyawa
yang mengabsorpsi, b sering diberikan dalam centimeter dan c dalam gram per
Liter. Maka absorptivitas dalam satuan L.g-1.cm-1.

Anda mungkin juga menyukai