Pertemuan 5 Motivasi Dan Aplikasinya
Pertemuan 5 Motivasi Dan Aplikasinya
Kelompok 5:
Ni Luh Nyoman Sherina Devi
(1391662026)
(1391662027)
(1391662028)
(1391662029)
I.
Konsep Motivasi
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia
telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat
intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang
tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan
lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang
melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi
seperti status ataupun kompensasi.
I.1.
Definisi Motivasi
Motivasi (motivation) memiliki definisi sebagai proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dari
motivasi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan dengan seberapa
giat seseorang berusaha. Arah berhubungan dengan pengaitan upaya kepada arah dan tujuan
yang menguntungkan organisasi, dan mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya
secara bersamaan. Ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa
mempertahankan usahanya.
Konsep motivasi telah berusaha dikembangkan oleh banyak orang, dan beberapa teori
yang paling terkenal mengenai motivasi antara lain teori hierarki kebutuhan, teori X dan teori
Y, teori dua faktor, teori kebutuhan McClelland, teori evaluasi kognitif, teori penentuan
tujuan, teori MBO, teori efektivitas diri, teori penguatan, teori keadilan, dan teori harapan.
Akan tetapi dalam kenyataannya perlu adanya penerapan konsep-konsep ini ke dalam
aplikasi praktis.
I.2.
Teori-Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk
memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat
menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
ini menjadi lima kategori yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori keadilan, teori harapan,
dan teori penetapan sasaran.
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia
memiliki kebutuhan pokok. Maslow menunjukkannya dalam lima tingkatan yang berbentuk
piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu
dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan
dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian
sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, tempat perlindungan, dan sebagainya)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Kebutuhan sosial (berafiliasi dengan orang lain, kasih saying, penerimaan, rasa
memiliki)
mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang
signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika
dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan
karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus
bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan yang lebih tinggi dan yang
lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman, merupakan kebutuhan paling awal, adalah
urutan kebutuhan yang lebih rendah (lower-order need); sosial, penghargaan, serta aktualisasi
diri adalah urutan kebutuhan yang lebih tinggi (higher-order need). Urutan kebutuhan yang
lebih tinggi dipenuhi secara internal (di dalam diri seseorang), sedangkan urutan kebutuhan
yang lebih rendah sebagian besar akan dipuaskan secara eksternal.
Teori Maslow telah memperoleh pengakuan secara luas, terutama di antara para
manajer yang bekerja. Teori ini secara intuitis logis dan mudah untuk dipahami. Namun
sayangnya,
riset
tidak
mengabsahkannya.
Beberapa
studi
yang
berusaha
untuk
suatu
situasi
diperoleh
seseorang
dengan
cara
membandingkan dirinya dengan orang lain yang setara, sekantor, maupun di tempat lain.
Elemen teori ini meliputi input, outcome, dan comparison person. Input adalah segala sesuatu
yang berharga, yang dirasakan oleh seseorang sebagai sumbangan terhadap suatu pekerjaan,
misalnya pendidikan, pengalaman, keterampilan, keahlian, dan jumlah jam kerja. Outcome
mengandung pengertian sebagai segala sesuatu yang dirasakan oleh seseorang sebagai hasil
dari pekerjaannya, bisa berupa gaji, upah, simbol status, dan kesempatan untuk berprestasi
atau aktualisasi diri. Sedangkan comparison person menjelaskan dengan siapa seseorang
membandingkan antara input yang diberikan dengan outcome yang diperolehnya.
6
Ketidakadilan muncul ketika seseorang individu merasa bahwa input yang diberikan
tidak sebanding dengan imbalan (outcome) yang diterima. Secara umum jenis ketidakadilan
terbagai menjadi overpayment inequity, terjadi apabila seorang pegawai menerima imbalan
lebih besar daripada rekan sekerjanya padahal input yang diberikan sama, dan underpayment
inequity terjadi apabila seorang pegawai menerima imbalan lebih sedikit dibanding dengan
rekan sekerjanya, padahal input yang diberikan lebih besar. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan oleh seseorang ketika ia merasa bahwa ketidakadilan terjadi, yaitu:
a. Mengubah input menjadi lebih besar apabila overpayment inequity atau menjadi lebih
kecil apabila underpaymen inequity.
b. Mencoba mengubah input rekan sekerjanya.
c. Mengubah persepsi tentang besaran input yang diberikan baik oleh dirinya sendiri
meupun oleh rekan sekerjanya.
d. Mengganti comparison person yang selama ini dijadikan patokan pengukuran
keadilan.
e. Keluar dari organisasi.
8) Teori Evaluasi Kognitif (Cognitive Evaluation Theory)
Teori
ini
mengatakan
bahwa
memberikan
penghargaan
ekstrinsik
akan
harapan, instrumentalitas,
dan valensi. Harapan mengacu pada persepsi individu bahwa usaha akan menghasilkan
kinerja. Instrumentalitas mengacu pada persepsi individu bahwa kinerja bisa menghasilkan
hal
positif
seperti
kenaikan
gaji
atau
hal
negatif
seperti
kelelahan
fisik.
Sedangkan valensi mengacu pada nilai individu yang melekat pada reward yang diterima
seseorang. Secara sederhana, tiga elemen dasar teori pengharapan bisa diringkas sebagai
berikut: apabila pekerjaan berusaha, maka mereka bisa berkinerja (harapan), apabila
berkinerja mereka akan mendapatkan hasil/imbalan (instrumentalitas), dan apabila mereka
mendapatkan imbalan tersebut merupakan sesuatu yang dianggap berharga oleh si pekerja
(valensi).
II.
Salah satunya adalah dengan mengubah sifat dari lingkungan kerja. Sifat dari lingkungan
kerja ini bisa dilakukan salah satunya dengan meneliti tentang rancangan pekerjaan (job
design). Rancangan pekerjaan ini bisa dilihat dari model karakteristik pekerjaan (job
characteristics model).
II.1.
Richard Hackman dan Greg Oldham. Model ini menggambarkan pekerjaan ke dalam lima
dimensi pekerjaan utama: keanekaragaman keterampilan (skill variety), identitas tugas (task
8
identity), signifikansi tugas (task significance), kemandirian (autonomy), dan umpan balik
(feedback).
a. Keanekaragaman keterampilan adalah sampai tingkat mana pekerjaan membutuhkan
beragam aktivitas sehingga pekerja bisa menggunakan sejumlah keterampilan dan
bakat yang berbeda.
b. Identitas tugas adalah sampai tingkat mana suatu pekerjaan membutuhkan
penyelesaian dari seluruh bagian pekerjaan yang bisa diidentifikasikan.
c. Signifikansi tugas adalah sampai tingkat mana suatu pekerjaan berpengaruh
substansial dalam kehidupan atau pekerjaan individu lain.
d. Kemandirian (autonomy) adalah sampai tingkat mana suatu pekerjaan memberikan
kebebasan, kemerdekaan, serta keleluasaan yang substansial untuk individu dalam
merencanakan pekerjaan dan menentukan prosedur-prosedur yang akan digunakan
untuk menjalankan pekerjaan tersebut.
e. Umpan balik adalah sampai tingkat mana pelaksanaan aktivitas kerja memuat seorang
individu mendapatkan informasi yang telah dan langsung mengenai keefektifan
kinerjanya.
Kita dapat menggabungkan dimensi-dimensi utama ini ke dalam suatu indeks prediktif
tunggal, yang dinamakan skor motivasi potensial (MPS), dan dihitung sebagai berikut:
Untuk memperoleh potensial motivasi yang tinggi, pekerjaan harus memiliki skor
tinggi setidaknya salah satu dari tiga faktor yang mengarahkan pada kebermaknaan yang
dirasakan dan tinggi pada kemandirian maupun umpan balik. Jika pekerjaan memiliki skor
potensial yang tinggi, model memprediksikan motivasi, kinerja, dan kepuasan akan
meningkat, sementara ketidakhadiran dan perputaran kerja akan menurun.
II.2.
mengubah sifat dari lingkungan kerja dengan merancang ulang pekerjaan. Merancang ulang
pekerjaan bisa dilakukan dengan rotasi pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan pengayaan
9
pekerjaan. Rotasi pekerjaan (job rotation) adalah pergantian periodik seorang karyawan dari
satu tugas ke tugas lain.
a. Rotasi pekerjaan (job rotation) memiliki kelebihan, yaitu mampu mengurangi rasa
bosan meningkatkan motivasi melalui pembuatan variasi untuk aktivitas aktivitas
karyawan, dan membantu karyawan memahami dengan lebih baik bagaiaman
perkejaan mereka memberikan kontribusi terhadap organisasi. Rotasi pekerjaan juga
memiliki manfaat tidak langsung, yaitu karyawan menjadi memiliki keterampilan
lebih sehingga memberi manejemen lebih banyak fleksibilitas dalam merencanakan
pekerjaan, menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan mengisi lowongan-lowongan.
Akan tetapi rotasi pekerjaan juga memiliki kekurangan, yaitu biaya pelatihan yang
meningkat dan produktivitas berkurang dengan adanya pemindahan seorang pekerja
ke posisi baru ketika efisiensi di pekerjaan yang sebelumnya menghasilkan
penghematan organisasional. Rotasi pekerjaan jgua meningkatkan gangguan, di mana
anggota kelompok kerja harus menyesuaikan diri dengan karyawan baru dan
pengawas menhabiskan lebih banyak waktu untuk karyawan baru tersebut.
b. Perluasan pekerjaan (job enlargement) adalah peningkatan jumlah dan variasi tugas
dari seorang individu melalui pekerjaannya yang berbeda-beda. Semakin banyak
jumlah dan keanekaragaman tugas yang dikerjakan oleh seorang individu
menghasilkan pekerjaan yang mempunyai lebih banyak perbedaan. Perluasan
pekerjaan benar-benar melibatkan perubahan pekerjaan.
c. Pengayaan pekerjaan (job enrichment) adalah perluasan vertikal dari pekerjaan, yang
meningkatkan pengendalian pekerja terhadap rencana, pelaksanaan, dan evaluasi
kinerja. Pengayaan
pekerjaan meningkatkan
pengendalian
pekerja terhadap
10
bisa dibagi menjadi tiga yaitu jam kerja yang fleksibel, pembagian pekerjaan, dan
telekomunikasi.
II.3.
dengan jam kerja yang fleksibel, pembagian pekerjaan, atau bekerja jarak jauh. Hal-hal ini
dirasakan penting bagi tenaga kerja yang beragam, yang terdiri atas para pasangan karier,
orang tua tunggal, dan para pekerja yang merawat kerabat lanjut usia atau sakit.
1) Jam Kerja yang Fleksibel (Flextime)
Jam kerja yang fleksibel memiliki artian pemberian keleluasaan atas kapan mereka
tiba di tempat kerja dan kapan mereka pulang. Keuntungan yang didapat dari sistem ini
adalah berkurangnya ketidakhadiran, meningkatnya produktivitas, semakin sedikitnya biaya
lembur, berkurangnya permusuhan terhadap manajemen, menurunnya kemacetan lalu lintas
di sekitar tempat kerja, peniadaan keterlambatan, serta meningkatnya otonomi dan tanggung
jawab untuk para karyawan. Kekurangan dari sistem ini adalah tidak bisa diterapkan untuk
semua pekerjaan.
2) Pembagian Pekerjaan (Job Sharing)
Pembagian pekerjaan adalah susunan yang memungkinkan dua individu atau lebih
untuk membagi suatu pekerjaan. Pembagian pekerjaan memungkinkan organisasi
menggunakan bakat dari lebih dari seorang individu untuk suatu pekerjaan. Hal ini juga
membuka peluang untuk mendapatkan pekerja-pekerja yang terampil yang mungkin tidak
bisa bekerja purnawaktu. Pembagian pekerjaan juga meningkatkan fleksibilitas karyawan.
Kekurangan dari pembagian pekerjaan adalah sulitnya mencari pasangan karyawan yang
cocok yang bisa menyelaraskn kerumitan satu pekerjaan dengan baik.
3) Bekerja Jarak Jauh (Telecommuting)
Bekerja jarak jauh merujuk pada karyawan yang melakukan pekerjaan mereka di
rumah. Jenis pekerjaan yang sesuai telecommuting mencakup tiga kategori, yaitu tugas
penanganan informasi yang rutin, aktivitas yang berpindah pindah, dan tugas profesional
yang terkait dengan pengetahuan. Dengan sistem telecommuting, manajemen dapat memilih
kelompok tenaga kerja yang lebih besar, produktivitas lebih tinggi, perputaran karyawan
lebih sedikit, moral yang lebih baik, dan biaya ruang kantor yang lebih sedikit. Kekurangan
dari sistem ini adalah kurangnya pengawasan langsung terhadap para karyawan, sulitnya
11
untuk mengkoordinasi kerja sama tim, dan adanya perasaan pengasingan dan pengurangan
kepuasan kerja bagi para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. Terakhir,
pengubahan sifat dari lingkungan kerja juga harus melihat kemampuan dari para karyawan
dan peluang yang tersedia. Keberhasilan dalam suatu pekerjaan dimudahkan atau dihalangi
oleh ada atau tidak adanya sumber sumber yang mendukung. Kecerdasan dan keterampilan
seorang individu juga memprediksi kinerja. Selain itu, manajemen harus menghilangkan
rintangan dan menyediakan peluang untuk bekerja, yaitu tingkat kinerja yang tinggi sebagian
merupakan sebuah fungsi dari ketiadaan rintangan-rintangan yang menghalangi karyawan.
II.4.
pemberian penghargaan kepada karyawan. Pertama adalah berapakah bayaran karyawan, dan
bagaimana struktur bayarannya. Kedua adalah bagaimana cara membayar setiap karyawan,
12
yang biasanya diputuskan melalui rencana bayaran variabel dan rencana bayaran berdasarkan
keterampilan. Ketiga adalah apa tunjangan yang diberikan, terutama apakah harus memberi
pilihan tunjangan yang diberikan, terutama apakah harus memberi pilihan tunjangan kepada
karyawan (tunjangan yang fleksibel). Keempat adalah bagaimana cara menyusun program
pengakuan karyawan (penghargaan instrinsik).
Penentuan struktur bayaran dan menentukan berapa bayaran karyawan, harus ada
keseimbangan dari keadilan internal (nilai pekerjaan untuk organisasi yang dilihat dari
evaluasi pekerjaan) dan keadilan eksternal (daya saing eksternal bayaran suatu organisasi bila
dibandingkan bayaran di tempat lain dalam industrinya). Dalam menentukan cara
pembayaran bisa dilihat dalam program variable bayaran, yaitu sebuah rencana bayaran yang
mendasarkan sebagian bayaran seorang karyawan pada beberapa ukuran kinerja individual
dan atau organisasional. Program variabel bayaran bisa berupa bayaran berdasarkan tarif per
bagian, bayaran berdasarkan prestasi, bonus, rencana pembagian laba, pembagian
pendapatan, rencana kepemilikian saham karyawan, dan bayaran berdasarkan keterampilan.
Penentuan tunjangan yang diberikan, dapat menggunakan sistem tunjangan yang fleksibel.
Tunjangan yang fleksibel adalah rencana tunjangan yang memungkinkan setiap karyawan
untuk membuat paket tunjangan yang disesuaikan secara individual dengan kebutuhan dan
situasi dirinya. Program pengakuan karyawan adalah suatu program penghargaan intrinsik
yang bukan berupa kompensasi. Program penghargaan intrinsik ini bisa berkisar dari sekedar
ucapan terima kasih diumumkan secara luas di mana jenis-jenis perilaku tertentu dianjurkan
dan prosedur untuk mencapai pengakuan diidentifikasikan dengan jelas.
13