Anda di halaman 1dari 66

Standart Kompetensi

: 3. Menjelaskan Struktur Dan Fungsi Organ Manusia Dan Hewan Tertentu , Kelainan/Penyakit Yang Mungkin Terjadi Serta Implikasinya Pada Salingtemas

Kompetensi Dasar

: 3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia

Indikator

: 3.1.1 Menjelaskan struktur dan fungsi rangka sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
3.1.2 Menjelaskan macam-macam rangka
3.1.3 Mendeskripsikan struktur tulang
3.1.4 Menjelaskan macam-macam tulang berdasarkan bentuknya
3.1.5 Menjelaskan jenis-jenis tulang menurut zat penyusunnya
3.1.6 Menjelaskan proses pembentukan tulang (Osifikasi)
3.1.7 Menjelaskan hubungan antartulang yang membentuk berbagai persendian
3.1.8 Menggambarkan struktur persendian
3.1.9 Menghubungkan berbagai gerakan dan persendian yang terlibat
3.1.10 Menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia
3.1.11 Mengidentifikasi berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia

Jenis Materi

: Konseptual (K)
Faktual (F)
Prosedural (P)

NO.

Teks dasar

Indikator

Jenis
materi

Sebenarnya rangka tubuh kita merupakan endoskeleton


(rangka dalam). Ini terbukti dari tinggi tubuh kita yang
tingginya hanya beberapa sentimeter saat lahir. Namun
seiring bertambahnya umur, tinggi kita pun bertambah.
Artinya, rangka dalam tubuh mengalami pertumbuhan.
Perhatikan gambar 4.1.

Perbaikan

Proposisi mikro

Proposisi
makro 1

3.

Proposisi
makro 4

Proposisi
makro 5

Proposisi
makro 6

Proposisi
makro 7

Proposisi
utama

Endoskeleton

Rangka

3.1.1

2.

Proposisi
makro 3

Rangka tubuh manusia


merupakan
endoskeleton yang
dapat mengalami
pertumbuhan.

1.

Di dalam tubuh, rangka kita tersusun oleh banyak tulang


dengan berbagai bentuk dan ukuran. Tulang-tulang itu
tersusun sedemikian rupa sehingga satu sama lain
membentuk sendi. Tentu saja, rangka tersebut memiliki
beragam fungsi. Tanpa rangka, bentuk dan ukuran tubuh
kita tidak beraturan. Tanpa rangka pula, tubuh kita tidak
dapat berdiri tegak dan alat-alat tubuh yang lunak tidak
terlindungi. Adanya rangka, menjadikan otot-otot rangka
dapat melekat, sel-sel darah merah terbentuk
(hemopoesis) dan limfosit B juga dapat terbentuk.
Selain itu, rangka menjadi tempat penyimpanan kalsium
terutama fosfat, sehingga sewaktu diperlukan dapat
dilepaskan dari darah. Lalu, satu yang terpenting dari fungsi
rangka bagi tubuh adalah sebagai alat gerak pasif.

Proposisi
makro 2

Rangka manusia
berfungsi sebagai
pembentuk tubuh,
penegak tubuh,
melindungi bagian tubuh
yang lunak, tempat
melekatnya otot dan
pembentukan sel darah
dan limfosit B.
Rangka menjadi tempat
penyimpanan kalsium
terutama fosfat, sebagai
alat gerak pasif.

Fungsi rangka

Sistem
Gerak
Manusia

4.

Secara umum, rangka tubuh manusia dikelompokkan


menjadi dua bagian, yaitu rangka/skeleton aksial dan
rangka/skeleton apendikuler.

Rangka aksial merupakan jenis rangka yang tidak langsung


terkait dengan sistem gerak. Karena itu, tugasnya adalah
melindungi organ-organ yang berada dalam tubuh, semisal
otak, jantung, paru-paru, dan organ dalam lainnya.
K

5.

6.

7.

Rangka aksial manusia terdiri atas tengkorak, tulang dada,


dan tulang rusuk.
Keberadaan tulang tengkorak begitu penting bagi kepala
kita. Sebab, adanya tengkorak menjadikan isi kepala
terlindungi. Tidak salah bila tengkorak tersusun oleh
banyak tulang. Tulang penyusun tengkorak tersebut adalah
tulang tempurung kepala (cranium) dan tulang muka.

3.1.2
K

Tulang tempurung kepala terdiri atas tulang kepala


belakang (osipital), tulang baji (shenoid), tulang tapis
(ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun
(parietal), dan tulang dahi (frontal). Perhatikan gambar 4.2.

8.

Rangka tubuh manusia


dibagi menjadi dua,
yaitu: rangka aksial dan
rangka apendikuler.
Rangka aksial adalah
jenis rangka yang tidak
terkait dengan sistem
gerak.
Rangka aksial berfungsi
melindungi organ-organ
dalam tubuh seperti
otak, jantung, paru-paru,
dan lainnya.
Rangka aksial terdiri dari
tengkorak, tulang dada
dan tulang rusuk.
Tengkorak berfungsi
sebagai pelindung isi
kepala.
Tengkorak tersusun atas
tulang tempurung
(cranium) dan tulang
muka.
Tulang tempurung
kepala terdiri atas tulang
kepala belakang
(osipital), tulang
baji (shenoid), tulang
tapis (ethmoid), tulang
pelipis (temporal),
tulang ubun-ubun
(parietal), dan tulang
dahi (frontal).

Macam
rangka

Rangka

Pengertian
Rangka aksial

Fungsi rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Rangka

Tengkorak

Macam
rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Rangka

Penyusun
tengkorak

Tengkorak

Macam
rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Macam
rangka aksial
Fungsi
tengkorak
Penyusun
tengkorak

Tulang
tempurung

Rangka

Sementara itu, tulang muka tersusun oleh tulang rahang


atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibula), tulang
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi
(zigomatik) dan tulang langit-langit (palatum). Dari tulang
muka ini akan terbentuk rongga mata, rongga hidung, dan
wajah.
K

9.

10.

Ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri atas


34 ruas. Setiap ruas tulang belakang ini memiliki
kemungkinan bergerak walaupun sedikit. Sehingga, adanya
gerakan tersebut menjadikan tubuh kita tidak kaku.

Tulang muka tersusun


oleh tulang rahang atas
(maksila), tulang rahang
bawah (mandibula),
tulang
hidung (nasal), tulang air
mata (lakrimal), tulang
pipi (zigomatik) dan
tulang langit-langit
(palatum).
Tulang muka akan
membentuk rongga
mata, rongga hidung dan
wajah.
Ruas-ruas tulang
belakang (vertebrae)
manusia terdiri atas 34
ruas.

Tulang muka

Jumlah ruas
tulang
belakang

Ruas-ruas
tulang
belakang

Macam
rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Rangka

Berdasarkan letaknya, tulang belakang tersusun atas


beberapa bagian, meliputi 7 ruas tulang leher (cervijalis);
12 ruas tulang punggung (thoraxalis); 5 ruas tulang
pinggang (lumbalis); tulang kelangkang yang
merupakan gabungan tulang kemudi terdiri atas 5 ruas
tulang kelangkang (sacrum) dan 4 ruas tulang ekor
(cocsigeus). Perhatikan gambar 4.3.

11.

12.

Berdasarkan letaknya,
tulang belakang
tersusun atas 7 ruas
tulang leher (cervijalis),
12 ruas tulang punggung
(thoraxalis), 5 ruas
tulang pinggang
(lumbalis), 5 ruas tulang
kelangkang (sacrum) dan
4 ruas tulang
ekor (cocsigeus).

Tulang dada manusia meliputi bagian kepala (manubrium),


badan (corpus) dan ekor (processus xiphoideus = taju

Tulang dada manusia


meliputi bagian kepala

Pembagian
jumlah ruas
tulang
belakang

Penyusun
tulang dada

Tulang dada

pedang) yang berupa tulang rawan. Bagian kepala adalah


tempat melekatnya tulang selangka (clavicula) dan tulang
rusuk nomer satu. Sementara, tulang rusuk yang lain
melekat pada bagian badan. Perhatikan gambar 4.4.

(manubrium), badan
(corpus) dan ekor
(processus xiphoideus =
taju pedang) yang
berupa tulang rawan.
Bagian kepala adalah
tempat melekatnya
tulang selangka
(clavicula) dan tulang
rusuk nomer satu dan
tulang rusuk yang
lainnya melekat pada
bagian badan.

Tulang rusuk berjumlah 12 pasang. Tulang rusuk pertama


bagian depan melekat pada bagian kepala tulang dada dan
bagian belakangnya melekat pada tulang belakang.
Perhatikan gambar 4.4.

Tulang rusuk berjumlah


12 pasang. Tulang rusuk
pertama bagian depan
melekat pada bagian
kepala tulang dada dan
bagian belakangnya
melekat pada tulang
belakang.

13.

14.

Tulang rusuk dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu


tulang rusuk sejati (costa vera), tulang rusuk palsu (costa
spuria), dan tulang rusuk melayang (costa fl uktuantes).
Masing-masing tulang ini terdiri atas 7 pasang tulang rusuk
sejati yang ujung depannya melekat pada tulang dada,
sedangkan ujung belakang melekat pada tulang belakang.
Kemudian, tulang rusuk palsu 3 pasang yang ujung
belakangnya melekat pada tulang belakang dan ujung
depannya melekat pada tulang rusuk di atasnya. Terakhir, 2
pasang tulang rusuk melayang yang ujung belakangnya

Tulang rusuk dibagi


menjadi 3 kelompok
yaitu tulang rusuk sejati,
tulang rusuk palsu dan
tulang rusuk melayang.
Tulang rusuk sejati
terdiri atas 7 pasang
yang ujung depannya
melekat pada tulang
dada dan ujung belakang

Jumlah tulang
rusuk dan
letaknya

Tulang rusuk

Macam
tulang rusuk

Tulang
rususk

Macam
rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Rangka

Tulang rusuk
sejati

Macam
tulang rusuk

Tulang
rususk

Macam
rangka
aksial

Rangka
aksial

Macam
rangka

Rangka

melekat pada tulang belakang, adapun ujung depannya


tidak melekat atau bebas. Perhatikan gambar 4.4.

Berbeda dengan rangka aksial, rangka apendikuler terkait


langsung dengan sistem gerak. Karenanya, rangka
apendikuler tersusun atas tulang anggota gerak atas dan
tulang anggota gerak bawah.
K

15.

16.

Tulang bahu ada pada bagian kanan dan kiri tubuh.


Tulangnya tersusun atas tulang selangka (clavicula) dan
tulang belikat (scapula). Simak gambar 4.5. Tulang lengan
atas hanya memiliki satu buah tulang. Sementara, tulang
lengan bawah terdiri atas dua jenis tulang yaitu tulang
hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Kedua tulang ini
akan berhubungan dengan delapan tulang pergelangan
tangan (carpal), lima tulang telapak tangan (metacarpal)
dan empat belas tulang jari tangan (falanges). Perhatikan
gambar 4.6.

melekat pada tulang


belakang.
Tulang rusuk palsu
terdiri dari 3 pasang
yang ujung depannya
melekat pada tulang
rusuk atasnya dan
bagian belakang melekat
pada tulang belakang.
Tulang rusuk melayang
terdiri atas 2 pasang
yang ujung depannya
tidak melekat/bebas dan
ujung belakang melekat
pada tulang belakang.
Rangka apendikuler
adalah rangka yang
terkait langsung dengan
sistem gerak.
Rangka apendikuler
tersusun atas tulang
anggota gerak atas dan
tulang anggota gerak
bawah.
Tulang bahu berada
pada kanan dan kiri yang
tersusun atas tulang
selangka (clavicula) dan
tulang belikat (scapula).
Tulang lengan atas
memiliki satu tulang.

Tulang lengan bawah


terdiri dari tulang hasta
(ulna) dan tulang
pengumpil (radius) yang
akan berhubungan
dengan delapan tulang
pergelangan tangan
(carpal), lima tulang
telapak tangan
(metacarpal) dan empat

Tulang rusuk
palsu

Tulang rusuk
melayang

Pengertian
rangka
apendikuler
Penyusun
rangka
apendikuler

Macam
tulang
anggota gerak
atas

Rangka
apendikuler

Macam
rangka

Rangka

Tulang
anggota
gerak atas

Penyusun
rangka
apendikule
r

Rangka
apendikule
r

Macam
rangka

Rangka

belas tulang jari tangan


(falanges).

17.

Pada manusia, tulang anggota gerak bawah meliputi tulang


pinggul yang terdiri atas tulang duduk (iscium), tulang usus
(ilium), dan tulang kemaluan (pubis). Penyusun tulang
pinggul ini, masing-masing berada pada bagian kanan dan
kiri tubuh.

Pada tulang pinggul terdapat lekukan sebagai tempat


melekatnya tulang paha. Lekukan itu dinamakan
asetabulum. Perhatikan gambar 4.7.

Tulang anggota gerak


bawah meliputi tulang
pinggul yang terdiri dari
tulang duduk, tulang
usus dan tulang
kemaluan yang masingmasingnya berada pada
bagian kanan dan kiri.
Asetabulum merupakan
suatu lekukan dimana
sebagai tempat
melekatnya tulang paha.

Macam
tulang
anggota gerak
bawah

18.

Tulang
anggota
gerak bawah

19.

Dengan adanya asetabulum, tulang paha atau tulang


anggota gerak bawah dapat melekat pada tulang pinggul.
Tulang paha akan tersambung dengan dua jenis tulang
yakni tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia).
Persambungan antar tulang ini dilakukan oleh suatu tulang
yang disebut tulang tempurung lutut (patela). Kemudian,
tulang betis dan tulang kering berhubungan dengan tujuh
tulang pergelangan kaki (tarsal), lima tulang telapak kaki
(metatarsal), dan empat belas tulang jari-jari kaki
(falanges). Perhatikan gambar 4.8.

Dengan adanya
asetabulum, tulang paha
dapat melekat pada
tulang pinggul. Tulang
paha juga akan
tersambung dengan
tulang betis dan tulang
kering, persambungan
tersebut dilakukan oleh
tulang lutut.
Tulang betis dan tulang
kering berhubungan
dengan tujuh tulang
pergelangan kaki

Asetabulum

(tarsal), lima tulang


telapak kaki
(metatarsal), dan empat
belas tulang jari-jari kaki
(falanges).

20.

Setelah kalian memahami uraian tentang rangka,


kemungkinan kalian bisa menghitung jumlah tulang
penyusun rangka tersebut. Dari kepala sampai jari kaki,
orang dewasa mempunyai 206 tulang. Namun, rangka bayi
justru memiliki jumlah lebih dari 340 tulang. Penyebabnya
adalah saat tubuh bagi tumbuh, beberapa tulang yang
terpisah menyatu membentuk satu tulang.

Tulang-tulang tersebut merupakan jaringan ikat yang


tersusun dari matriks tulang. Matriks ini mengandung
garam-garam organik yang mengalami mineralisasi.

3.1.3

21.

22.

Menurut para ahli, komponen tulang terdiri atas air


sebanyak 25%, zat organik berupa serabut sebanyak 30%,
dan 45% meliputi zat mineral kalsium fosfat dan garam
magnesium. Saat terjadi infeksi atau cidera, tulang akan

Jumlah tulang penyusun


rangka pada orang
dewasa yaitu 206 tulang,
sedangkan untuk bayi
memiliki jumlah lebih
dari 360 tulang. Hal ini
dikarenakan beberapa
tulang yang terpisah
menyatu menjadi satu
tulang.
Tulang merupakan
jaringan ikat yang
tersusun dari matriks
tulang yang
mengandung garamgaram organik yang
mengalami mineralisasi.
Komponen penyusun
tulang yaitu 25% air,
30% zat organik berupa
serabut, dan 45% zat

Jumlah tulang
penyusun
rangka pada
orang dewasa
dan bayi.

Penyusun
tulang

Komponen
penyusun
tulang.

Jumlah
tulang
penyusun
rangka

Tulang
penyusun
rangka

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

Rangka

segera mengalami pemulihan. Ini terjadi karena tulang


memiliki daya regenerasi (pemulihan diri) yang sangat
besar.
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi
empat jenis meliputi tulang pipa, tulang pipih, tulang
pendek, dan tulang tak beraturan. Perhatikan gambar 4.9.

mineral kalsium fosfat


serta garam magnesium.
Berdasarkan bentuknya,
tulang dibedakan
menjadi empat jenis
yaitu tulang pipa, tulang
pipih, tulang pendek,
dan tulang tak
beraturan.
K

23.

Disebut tulang pipa karena tulang tersebut berbentuk


seperti pipa dengan kedua ujungnya yang bulat. Ujung
tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun atas
tulang rawan disebut epifise. Sedangkan bagian tengah
tulang pipa yang berbentuk silindris dan berongga disebut
diafise. Di antara epifise dan diafise terdapat bagian
yang disebut metafise. Metafise tersusun atas tulang
rawan. Bagian metafise ini terdapat cakra epifise, yang
memiliki kemampuan memanjang. Perhatikan gambar 4.10.
24.

3.1.4

Bentuk tulang

Tulang pipa adalah


tulang yang berbentuk
seperti pipa dengan
kedua ujungnya bulat.
Epifise adalah tulang
yang ujungnya
berbentuk bulat dan
tersusun dari tulang
rawan.
Diafise ialah bagian
tengah tulang pipa yang
berbentuk silindris dan
berongga.
Metafise yaitu bagian
antara epifise daan
diafise yang tersusun
dari tulang rawan dan
terdapat cakra epifise
yang memiliki
kemampuan

Pengertian
tulang pipa

Tulang pipa
Bagian-bagian
tulang pipa

Bentuk
tulang

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

memanjang.

25.

Di dalam rongga tulang pipa, terdapat bagian yang


disebut sumsum tulang. Sumsum tulang tersusun dari
pembuluh darah dan pembuluh saraf. Tulang pipa memiliki
dua sumsum tulang yakni sumsum tulang merah dan
kuning. Tempat sel-sel darah dibentuk berada di dalam
sumsum tulang merah. Adapun tempat pembentukan selsel lemak terdapat pada sumsum tulang kuning. Saat kita
masih bayi, hampir seluruh tulang mengandung sumsum
merah. Namun, saat mulai tumbuh, beberapa di antaranya
berubah menjadi sumsum tulang kuning. Perhatikan
gambar 4.11.

Didalam rongga tulang


pipa terdapat sumsum
tulang yang tersusun
dari pembuluh darah
dan pembuluh saraf.

Tulang pipa memiliki


sumsum tulang merah
dan sumsum tulang
kuning.
Sumsum tulang merah
merupakan tempat selsel darah dibentuk. Dan
sumsum tulang kuning
merupakan tempat
pembentukan sel-sel
lemak.

Sumsum
tulang

Selain sumsum, pada tulang pipa juga terdapat bagian


lainnya, misalnya bagian luar yang keras disebut cangkang.
Kemudian tulang pipa juga memiliki lapisan periostum yang
menyelimuti seluruh tulang. Bagian tubuh yang memiliki
tulang pipa meliputi tulang paha, tulang hasta, tulang
lengan atas, tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang
kering.
K

26.

27.

Pada tulang pipa


terdapat bagian luar
yang keras yang disebut
cangkang. Tulang pipa
memiliki lapisan
periostum yang
menyelimuti tulang.

Tulang pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek


tak beraturan, atau bulat. Adanya tulang ini dimungkinkan
goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang
yang bebas dapat dilakukan. Sebagai contoh, tulang telapak
kaki dan telapak tangan.

Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang pipih ini tersusun atas dua lapisan
tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis
karnii. Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa
yang dinamakan diploe. Peran tulang pipih adalah
melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya.
Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk,
dan tulang belikat.
28.

Contoh tulang pipa yaitu


pada tulang paha,
tulang hasta, tulang
lengan
atas, tulang pengumpil,
tulang betis, dan tulang
kering.
Tulang pendek
berbentuk seperti kubus,
pendek tak beraturan
atau bulat.
Contoh tulang pendek
yaitu pada tulang
telapak kaki dan tulang
telapak tangan.
Tulang pipih berbentuk
seperti lempenganlempengan lebar
(gepeng).
Tulang pipih tersusun
atas lapisan tulang
kompak yaitu lamina
eksterna dan lamina
interna ossis karnii.
Diantara lapisan
tersebut terdapat
lapisan spongiosa yang
disebut dipole.
Tulang pipih berfungsi
untuk melindungi
struktur tubuh yang
berada di dalamnya.

Bagian lain
dari tulang
pipa

Contoh tulang
pipa

Pengertian
tulang
pendek

Tulang
pendek

Contoh tulang
pendek

Pengertian
tulang pipih

Penyusun
tulang pipih

Fungsi tulang
pipih

Tulang pipih

Contoh tulang pipih


yaitu pada tulang
tengkorak, tulang rusuk
dan tulang belikat.
Dari namanya saja kita tentu tahu, bila tulang ini memiliki
bentuk tidak beraturan. Contohnya dapat kita temukan
pada tulang rahang dan ruas tulang belakang.
K

29.

Menurut zat penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi


tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon). Secara
fisik, kedua tulang ini memiliki ciri yang berbeda. Tulang
rawan bersifat lentur dan warnanya terang, sementara
tulang keras atau tulang sejati tidak lentur dan warnanya
lebih keruh.
30.

31.

32.

Tanpa tulang rawan, tentu tubuh kita akan terasa sakit bila
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Saat kita sedang
tidur miring misalnya, bila tulang telinga kaku,
kemungkinan besar bisa patah dan kenyamanan saat tidur
tidak bisa kita rasakan.
Selain pada telinga, tulang rawan juga terdapat pada
daerah antartulang belakang dan ujung hidung. Tulang
rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang
disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud yakni
kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan
yang masih muda dan disebut dengan kondroblas.
Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah lapisan
yang dinamakan perikondrium.

Tulang tak beraturan


memiliki bentuk yang
tak beraturan pula.
Contoh tulang tak
beraturan yaitu pada
tulang rahang dan tulang
ruas belakang.
Menurut zat
penyusunnya, tulang
dapat dibedakan
menjadi tulang rawan
(kartilago) dan tulang
keras (osteon).
Tulang rawan bersifat
lentur dan warnanya
terang sedangkan tulang
sejati bersifat tidak
lentur atau keras dan
warnanya keruh.

Jika telinga kita tidak


tersusun atas tulang
rawan maka pada saat
tidur telinga kita bisa
patah.

Selain pada telinga,


tulang rawan juga
terdapat pada daerah
antartulang belakang
dan ujung hidung
Tulang rawan
merupakan kumpulan
jaringan tulang rawan
yang disusun oleh sel-sel
tulang (kondrosit).

3.1.5

Contoh tulang
pipih
Pengertian
tulang tak
beraturan
Contoh tulang
tak beraturan

Tulang tak
beraturan

Jenis tulang
menurut zat
penyusunnya
Jenis tulang

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

Tulang
rawan

Jenis tulang

Tulang
penyusun
rangka

Ciri fisik
tulang rawan
dan tulang
sejati

Daerah tulang
rawan

Pengertian
tulang rawan

Rangka

Kondroblas merupakan
kondrosit yang dibentuk
oleh sel-sel tulang rawan
yang masih muda.
Perikondrium
merupakan kondroblas
yang dibungkus oleh
sebuah lapisan.

33.

Sel kondrosit penyusun tulang rawan berbentuk bulat besar


dengan inti satu buah atau dua buah. Sel kondrosit ini
berada dalam ruang-ruang yang disebut lakuna. Di dalam
satu lakuna biasanya terdapat dua sel kondrosit.

Sel kondrosit penyusun


tulang rawan berbentuk
bulat besar dengan inti
satu atau dua buah.
K

34.

Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel


tulang yang berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang
dewasa, tulang rawan berasal dari perikondrium.
Perbedaan tulang rawan anak-anak dan orang dewasa
dapat dilihat pada gambar 4.12.

Lakuna merupakan sel


kondrosit yang berada
dalam ruang-ruang. Di
dalam satu lakuna
biasanya terdapat dua
sel kondrosit.
Tulang rawan pada anakanak berasal dari
mesenkim. Sedangkan
tulang rawan pada orang
dewasa berasal dari
perikondrium.

Kondroblas

Perikondrium

Bentuk sel
kondrosit

Lakuna

Tulang rawan
anak-anak
dan orang
dewasa

Tulang rawan memiliki beberapa jenis tulang, meliputi


tulang rawan hialin, tulang rawan serat (fibrosa), dan
tulang rawan elastis. Tulang rawan hialin berwarna putih
kebiruan dan bening. Tulang hialin dapat ditemukan pada
semua rangka janin sebelum menjadi tulang keras, tulang
rawan iga, dan saluran pernafasan.
35.

Macam-macam tulang
rawan meliputi tulang
rawan hialin, tulang
rawan serat (fibrosa),
dan tulang rawan elastis.
K

Tulang rawan hialin


berwarna putih kebiruan
dan bening yang
ditemukan pada rangka
janin sebelum menjadi
tulang keras, tulang
rawan iga, dan saluran
pernafasan.

Macammacam tulang
rawan

Tulang rawan
hialin

Macammacam
tulang
rawan

Tulang
rawan

Jenis tulang

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

36.

Adapun tulang rawan fibrosa, merupakan jenis tulang


rawan yang berwarna buram keputihan dan strukturnya
keras. Kita dapat menjumpai jenis tulang ini pada ruas-ruas
tulang belakang. Sementara itu, tulang rawan elastin
memiliki warna buram kekuningan dan strukturnya elastis.
Tulang rawan elastin ini bisa kita temukan pada telinga
luar, dan epiglotis.

Tulang rawan fibrosa


merupakan jenis tulang
rawan yang berwarna
buram keputihan dan
strukturnya keras seperti
pada ruas-ruas tulang
belakang.
tulang rawan elastin
memiliki warna buram
kekuningan dan
strukturnya elastis
seperti pada telinga luar
dan epiglotis.

37.

38.

39.

Tidak seperti tulang rawan, tulang sejati (selanjutnya


disebut tulang saja) memiliki sifat lebih keras, kuat, dan
kaku, walaupun mampu sedikit tertekuk bila ada tekanan.
Ini terjadi, sebab strukturnya tersusun dari jaringan tulang
yang mengandung sel tulang (osteosit) dan matriks.

Osteosit dibentuk oleh osteoblas (sel pembentuk tulang).


Selain osteoblas, pada jaringan tulang terdapat osteoklas
yaitu sel-sel tulang yang berukuran besar dan intinya
banyak. Fungsi osteoklas adalah memindahkan matriks dari
tulang lama, dan selanjutnya menyediakan ruang untuk
tulang baru.

Matriks yang menyusun tulang tersusun atas beberapa zat,


seperti semen, kolagen dan mineral. Semen merupakan zat
penyusun tulang yang mengandung karbohidrat.
Sementara serabut kolagen merupakan zat yang
menjadikan tulang tidak mudah rapuh. Adapun kerasnya
tulang karena berisi mineral keras seperti kalsium fosfat
(Ca(PO4)2) dan kalsium karbonat (CaCo3).

Tulang sejati bersifat


lebih keras, kuat dan
kaku.
Struktur penyusun
tulang sejati yaitu
jaringan tulang yang
mengandung sel tulang
dan matriks.
Osteosit dibentuk oleh
osteoblast (sel
pembentuk tulang).
Osteoklas yaitu sel-sel
tulang yang berukuran
besar dan intinya banyak
yang berfungsi untuk
memindahkan matriks
dari tulang lama dan
menyediakan ruang
untuk tulang baru.
Matriks tersusun atas
semen, kolagen dan
mineral.
Semen merupakan zat
penyusun tulang yang
mengandung
karbohidrat.

Tulang rawan
fibrosa

Tulang rawan
elastis

Sifat tulang
sejati
Struktur
penyusun
tulang sejati

Tulang sejati

Jenis tulang

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

Osteosit

Sel tulang
Osteoklas

Struktur
penyusun
tulang
sejati

Penyusun
matriks
Matriks
Semen

Tulang
sejati

Jenis tulang

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

Serabut kolagen
merupakan zat yang
menjadikan tulang tidak
mudah rapuh.
Mineral merupakan zat
yang dapat mengeraskan
tulang seperti kalsium
fosfat (Ca(PO4)2) dan
kalsium karbonat
(CaCo3).
Tulang keras atau sejati
dibedakan menjadi dua,
yaitu tulang kompak dan
tulang spons (tulang
berongga).

Apabila matriks tulang tersusun padat dan rapat, maka


terbentuklah tulang kompak. Namun, apabila susunan
matriks membentuk rongga, maka terbentuklah tulang
spons. Karena itu, tulang keras dibedakan menjadi dua,
yaitu tulang kompak dan tulang spons (tulang berongga).
Perhatikan Gambar 4.13.

41.

42.

43.

Saat masih anak-anak, tulang yang kita miliki banyak


mengandung zat perekat. Sedangkan beranjak dewasa,
tulang tersebut memiliki kandungan zat kapur yang sangat
tinggi. Sehingga sangat wajar bila patah tulang yang dialami
anak-anak lebih cepat pulih dibandingkan patah tulang
yang dialami orang dewasa.
Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan
osifikasi. Saat kalian masih berbentuk janin dalam perut
ibu, rangka kalian sudah mulai terbentuk. Tepatnya pada
akhir bulan kedua atau usia janin berumur delapan minggu.
Pertumbuhan tulang ini akan terus berlangsung hingga
kalian berusia 25 tahun.
Proses osifikasi pada masa embrio berawal dari tulang
rawan (kartilago). Pada masa embrio, tulang rawan
mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian

Mineral

Macammacam tulang
sejati

Tulang sejati

Tulang
penyusun
rangka

Rangka

Tulang anak-anak
banyak mengandung zat
perekat dan tulang
orang dewasa banyak
mengandung zat kapur.

Kandungan
zat dalam
tulang sej ati
anak-anak
dan orang
dewasa

Kandungan
zat dalam
tulang sejati

Tulang
sejati

Tulang
penyusun
rangka

Osifikasi adalah proses


pembentukan rangka.

Pengertian
osifikasi
Osifikasi

Rangka

40.

Serabut
kolagen

3.1.6

Proses osifikasi berawal


dari tulang rawan
embrio yang

Proses
osifikasi

Rangka

tengah epifisise dan diafisise serta pada jaringan


ikat pembungkus tulang rawan (perikondrium). Dengan
masuknya pembuluh darah ke dalam perikondrium, akan
merangsang perikondrium untuk berkembang menjadi
osteoblas.

Pembentukan osteosit (sel tulang) oleh osteoblas ini


berlangsung dari bagian dalam tulang hingga luar tulang
atau bisa dikatakan secara konsentris. Tiap-tiap osteosit
akan tersusun melingkar di dalam tulang sehingga
membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers
terdapat saluran Havers yang mengandung banyak
pembuluh darah dan saraf. Osteosit yang terbentuk, akan
menyekresikan protein sehingga membentuk matriks
tulang. Dengan penambahan kalsium dan fosfat, matriks
tulang yang terbentuk akan menbuat tulang lebih keras.
Sementara pada bagian cakra epifise, matriks tulangnya
tidak mengalami pengerasan. Bagian ini akan tetap berupa
tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas.
P

44.

45.

46.

Rangka kita tersusun atas banyak tulang. Tulang satu


dengan yang lainnya saling berhubungan. Hubungan
antartulang ada yang dapat digerakkan dan ada pula yang
tidak dapat digerakkan. Hubungan antartulang ini disebut
persendian (artikulasi).
Tanpa persendian, bagian tubuh kalian kemungkinan
besar tidak bisa digerakkan, kecuali lidah dan alis saja.
Tidak salah bila tubuh kita memiliki lebih dari 150

K
3.1.7
F

mengandung osteoblast
terutama pada bagian
tengah epifisise dan
diafisise serta pada
jaringan ikat
pembungkus tulang
rawan (perikondrium).
Pembentukan osteosit
berlangsung secara
konsentris
sehingga membentuk
sistem Havers yang di
bagian tengahnya
terdapat
saluran Havers yang
mengandung banyak
pembuluh darah dan
saraf. Jika osteosit telah
terbentuk maka osteosit
akan menyekresikan
protein sehingga
membentuk matriks
tulang.
Matriks tulang yang
telah terbentuk akan
mendapatkan
penambahan kasium
dan fosfat sehingga
membuat tulang lebih
keras tetapi pada bagian
cakra epifise, matriks
tulangnya tidak
mengalami
pengerasan.
Persendian adalah
hubungan antartulang
yang dapat digerakkan
da nada pula yang tidak
dapat digerakkan.
Tubuh kita memiliki
lebih dari 150
persendian.

Pengertian
persendian
Jumlah
persendian
dalam tubuh

Hubungan
antar tulang
(persendian)

Rangka

persendian. Persendian terbesar terdapat pada pinggul dan


lutut, sedangkan yang terkecil berada pada jari tangan, jari
kaki, dan di antara tulang yang sangat kecil di dalam
telinga.

47.

Pada sebuah persendian, tulang-tulang akan saling


bertemu. Masing-masing ujungnya dilapisi dengan bagian
yang halus, berkilau, licin, dan sedikit lentur. Bagian yang
dimaksud adalah tulang rawan. Pada ujungnya terlumuri
dengan cairan kental yang disebut cairan sinovial. Fungsi
cairan ini seperti oli mobil yang dapat melancarkan gerak,
mengurangi gesekan, dan kerusakan antara tulang rawan.

Pada suatu persendian, tulang disatukan oleh bagian yang


menyerupai kantung, yang disebut ligamen dengan fungsi
seperti tali pengikat yang lentur dan kuat, serta berbentuk
kapsul. Ligamen bisa membuat tulang bergerak, namun
menahannya sehingga tidak terpisah atau bergerak terlalu
jauh. Untuk mengetahui bagian-bagian sebuah persendian,
simaklah Gambar 4.14.

48.

49.

Persendian terbesar
terdapat pada pinggul
dan lutut, sedangkan
yang terkecil berada
pada jari tangan, jari
kaki, dan di antara
tulang yang sangat kecil
di dalam telinga.
Cairan sinovial yaitu
cairan kental yang
berada pada ujung
tulang rawan
yang berfungsi untuk
melancarkan gerakan,
mengurangi gesekan,
dan kerusakan antara
tulang rawan.
Ligamen merupakan
tempat penyatuan
tulang pada suatu
persendian yang
berfungsi sebagai tali
pengikat yang lentur dan
kuat sehingga pada saat
tulang bergerak, tidak
bergerak terlalu jauh.

Dalam beberapa persendian, ada tulang rawan yang


menutupi ujung-ujung tulang dan terdapat pula bantalan

Letak
persendian
terbesar dan
terkecil

Cairan
sinovial

Ligamen

Cakram artikular ialah


bantalan tulang rawan

Bagian yang
berada dalam

tulang rawan di antara tulang tersebut. Bantalan ini


dinamakan cakram artikular. Kemudian, ada satu cakram di
setiap persendian pada tulang punggung, dan antara
tulang punggung, yang disebut vertebra. Dua tulang rawan
tambahan ini disebut meniskus. Adanya meniskus
membantu lutut terkunci, sehingga kalian dapat berdiri
tanpa kesusahan.

50.

Berdasarkan besar kecilnya gerakan yang terjadi, tipe


persendian dibedakan menjadi tiga macam, yakni
sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.

yang berada di antara


ujung-ujung tulang.
Cakram vertebra barada
pada persendian tulang
punggung.

Adanya tipe persendian sinartrosis memungkinkan


tulang tidak mengalami gerakan. Ini terjadi karena,
kedua ujung tulang dihubungkan oleh jaringan ikat.
Persendian ini dibedakan menjadi dua yaitu sinartrosis
sinkondrosis dan sinartrosis sinfibrosis. Sinartrosis
sinkondrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya
dihubungkan oleh tulang rawan (kartilago). Sebagai
contoh, hubungan antara ruas-ruas tulang belakang,
kemudian juga hubungan antara tulang rusuk dengan
tulang dada.
51.

Meniskus merupakan
tulang rawan tambahan
yang berfungsi agar lutut
terkunci sehingga dapat
berdiri tegak.
Persendian dibagi
menjadi 3 macam yaitu
sinartrosis, amfiartrosis
dan diartrosis.
Persendian sinartrosis
memungkinkan
tulang tidak mengalami
gerakan, karena kedua
ujung tulang
dihubungkan oleh
jaringan ikat.
Persendian sinartrosis
dibedakan menjadi dua
yaitu sinartrosis
sinkondrosis dan
sinartrosis sinfibrosis.
Sinartrosis
sinkondrosis merupakan
sinartrosis yang
tulangnya
dihubungkan oleh tulang
rawan. Contohnya yaitu
hubungan antara ruasruas tulang belakang,
dan hubungan antara
tulang rusuk dengan
tulang dada.

persendian

Macam
persendian

Pengertian
persendian
sinartrosis
Persendian
sinartrosis

Macam
persendian

Macam
persendian
sinartrosis

Persendian
sinartrosis
sinkondrosis

Macam
persendian
sinartrosis

Persendian
sinartrosis

Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)

Rangka

Macam
persendian

Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)

Rangka

Sementara pada sinatrosis sinfibrosis, antara tulang satu


dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan
ikat serabut (fibrosa). Misalnya, hubungan antara sendi
tulang tengkorak. Hubungan antartulang tengkorak ini
disebut sutura. Perhatikan Gambar 4.15.

52.

Amfiartrosis merupakan bentuk persendian yang


dihubungkan oleh jaringan kartilago (tulang rawan),
sehingga ada kemungkinan terjadi sedikit gerakan.
Contohnya, hubungan antara ruas-ruas tulang belakang
dengan tulang rusuk, dan juga hubungan antar ruas tulang
belakang. Perhatikan gambar 4.16.

54.

Persendian amfiartrosis
memungkinkan
terjadinya suatu gerakan
yang sedikit.

53.

Diartosis merupakan persendian yang memungkinkan


terjadinya gerakan yang sangat bebas.

Persendian sinatrosis
sinfibrosis ialah antara
tulang satu dengan
tulang lainnya
dihubungkan oleh
jaringan ikat serabut
(fibrosa).
Contoh Persendian
sinatrosis sinfibrosis
yaitu hubungan antara
sendi tulang tengkorak
yang disebut sutura.

Contoh persendian
amfiartrosis ialah
hubungan antara ruasruas tulang belakang
dengan tulang rusuk,
dan hubungan antar
ruas tulang belakang.

Persendian diartrosis
memungkinkan
terjadinya gerakan yang

Persendian
sinatrosis
sinfibrosis

Pengertian
persendian
amfiartrosis

Persendian
amfiartrosis
Contoh
persendian
amfiartrosis

Pengertian
persendian
diartrosis

persendian
diartrosis

Macam
persendian

Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)

Rangka

Sesuai arah pergerakan, persendian dikelompokkan


menjadi beberapa sendi, meliputi sendi peluru, sendi putar,
sendi luncur, sendi pelana, sendi engsel, dan sendi
kondiloid. Perhatikan gambar 4.17.

55.

Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan


gerakannya bisa ke segala arah. Contohnya, hubungan
antara lengan atas dengan tulang belikat, dan juga tulang
paha dengan tulang pinggul.
K

56.

Dinamakan sendi putar karena persendian yang dimiliki


memungkinkan gerak putar atau rotasi dengan satu poros.
Sebagai contoh, hubungan antara tulang atlas dengan
tulang tengkorak, dan hubungan antara lengan atas dengan
lengan bawah.
57

sangat bebas.
Macam-macam
persendian diartrosis
yaitu sendi peluru, sendi
putar, sendi luncur,
sendi pelana, sendi
engsel, dan sendi
kondiloid.

Sendi peluru yaitu


persendian yang
gerakannya ke segala
arah.
Contoh sendi peluru
yaitu hubungan antara
lengan atas dengan
tulang belikat, dan
tulang paha dengan
tulang pinggul.
Sendi putar adalah
persendian yang
gerakannya berputar
dengan satu poros.
Contoh sendi putar yaitu
hubungan antara tulang
atlas dengan tulang
tengkorak, dan
hubungan antara lengan
atas dengan lengan
bawah.

Macammacam
persendian
diartrosis

Pengertian
sendi peluru

Sendi peluru
Contoh sendi
peluru

Macammacam
persendian
diartrosis

Pengertian
sendi putar

Sendi putar
Contoh sendi
putar

persendian
diartrosis

Macam
persendian

Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)

Rangka

Sendi ini terjadi sebab kedua ujung tulang agak rata,


sehingga gerakan yang terjadi seperti menggeser. Contoh
sendi luncur yaitu sendi pergelangan tangan, pergelangan
kaki, hubungan antara tulang belikat dengan tulang
selangka.
K

58.

59.

60.

Disebut sendi pelana sebab kedua ujung tulangnya


membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua.
Akibatnya, sendi ini dapat bergerak lebih bebas seperti
orang naik kuda. Misalnya saja, sendi antara tulang telapak
tangan dengan jari tangan, dan sendi antara telapak kaki
dengan jari kaki.
K

Seperti engsel jendela atau pintu, sendi engsel dapat


bergerak satu arah. Contoh persendian ini terdapat pada
siku, lutut, dan ruas antara jari.

61.

Sendi kondiloid dinamakan juga sendi ovoid. Dua tulang


yang membentuk sendi ini memiliki permukaan berbentuk
oval. Gerakan yang ditimbulkan antara lain bisa ke kanan,

Sendi luncur adalah


persendian yang
gerakannya seperti
menggeser.
Contoh sendi luncur
yaitu pada sendi
pergelangan tangan,
pergelangan kaki,
hubungan antara tulang
belikat dengan tulang
selangka.

Sendi pelana adalah


dikedua ujung tulangnya
berbentuk seperti
pelana dan berporos
dua.
Contoh sendi pelana
yaitu pada sendi antara
tulang telapak tangan
dengan jari tangan, dan
sendi antara telapak kaki
dengan jari kaki.

Sendi engsel hanya


dapat bergerak ke satu
arah.
Contoh sendi engsel
yaitu pada persendian
pada siku, lutut, dan
ruas antara jari.

Sendi kondiloid adalah


persendian yang arah
gerakannya ke kanan

Pengertian
sendi luncur

Sendi luncur
Contoh sendi
luncur

Pengertian
sendi pelana

Sendi pelana
Contoh sendi
pelana

Pengertian
sendi engsel

Sendi engsel
Contoh sendi
engsel

Pengertian
sendi
kondiloid

Sendi
kondiloid

ke kiri, ataupun maju-mundur. Misalnya saja persendian


pada pergelangan tangan dengan tulang pengumpil

dan kiri serta majumundur.


Contoh sendi kondiloid
yaitu persendian pada
pergelangan tangan
dengan tulang
pengumpil.

62.

Ingatkah kalian bahwa otot merupakan alat gerak aktif?


Otot dapat menggerakkan tulang bukan? Otot yang dapat
menggerakkan tulang adalah otot rangka. Otot rangka
melekat pada rangka atau tulang. Tentunya, gerakangerakan tubuh ini juga didukung adanya persendian dalam
tubuh. Beberapa tipe gerak otot karena peranan otot,
rangka dan persendian meliputi: fl eksi dan ekstensi,
abduksi dan adduksi, elevasi dan depresi, supinasi dan
pronasi, inversi dan eversi.
Fleksi adalah gerak anggota tubuh yang menekuk atau
membengkok. Sebaliknya, ekstensi adalah gerak
meluruskan anggota tubuh. Contoh gerak ini terjadi pada
siku, lutut, dan ruas-ruas jari. Gerak ekstensi yang melebihi
anatomi tubuh disebut hiperekstensi. Lihat gambar 4.18.

3.1.9
K

63.

64.

Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Abduksi


merupakan lawan dari adduksi yaitu menjauhi tubuh. Otot
yang berperan adalah otot abduktor dan adduktor.
Lihat gambar 4.19.

Beberapa tipe gerak otot


karena peranan otot,
rangka dan persendian
meliputi: fleksi dan
ekstensi, abduksi dan
adduksi, elevasi dan
depresi, supinasi dan
pronasi, inversi dan
eversi.
Fleksi adalah gerak
anggota tubuh yang
menekuk atau
membengkok.
Ekstensi adalah gerak
meluruskan anggota
tubuh.
Contoh gerak fleksi dan
ekstensi yaitu terjadi
pada siku, lutut, dan
ruas-ruas jari.

Adduksi adalah gerak


mendekati tubuh.
Abduksi merupakan
lawan dari adduksi yaitu
menjauhi tubuh.

Contoh sendi
kondiloid

Macammacam gerak
karena
adanya
persendian

Rangka

Pengertian
gerak fleksi
dan ekstensi
Gerak fleksi
dan gerak
ekstensi
Contoh gerak
fleksi dan
ekstensi

Pengertian
gerak adduksi
dan abduksi

Gerak
adduksi dan
abduksi

Macammacam
gerak
karena
adanya
persendian

Rangka

Otot yang berperan


adalah otot abduktor
dan adduktor.
Otot adductor
dan abduktor

Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sebaliknya


depresi merupakan gerak menurunkan. Contohnya, gerak
membuka dan menutup mulut. Otot yang berperan pada
gerak ini adalah elevator dan depressor. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan Gambar 4.20.

65.

Elevasi merupakan
gerakan mengangkat.
Depresi merupakan
gerak menurunkan.
Contoh gerak elevasi
dan depresi yaitu gerak
membuka dan menutup
mulut.
Otot yang berperan
pada gerak ini adalah
elevator dan depressor.

Pengertian
gerak elevasi
dan depresi
Contoh gerak
elevasi dan
depresi

Gerak
elevasi dan
depresi

Otot elevator
dan depresor

Supinasi adalah gerak menengadahkan atau membuka


telapak tangan. Sebaliknya, pronasi merupakan gerak
menelungkupkan atau membalik telapak tangan. Otot yang
berperan pada gerak ini adalah supinator dan pronator.
Cermati Gambar 4.21.
66.

Supinasi adalah gerak


menengadahkan atau
membuka telapak
tangan. Pronasi
merupakan gerak
menelungkupkan
atau membalik telapak
tangan.
Otot yang berperan
pada gerak ini
adalah supinator dan
pronator.

Pengertian
gerak supinasi
dan pronasi

Otot
supinator dan
pronotor

Gerak
supinasi dan
pronasi

Inversi yaitu gerak memiringkan atau membuka telapak


kaki ke arah dalam tubuh. Sedangkan eversi ialah gerak
memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah luar
tubuh. Simak Gambar 4.22.

67.

68.

Tanpa otot, tubuh kita hanya seperti kerangka yang


tersusun atas tulang saja. Oleh karena itu, hampir setengah
berat tubuh kita berasal dari otot, dan ada lebih dari 640
otot menyusun tubuh kita. Bebeberapa otot penyusun
tubuh manusia seperti diperlihatkan pada Gambar4.23.
Adanya kontraksi otot, membuat tulang tubuh kita bisa
bergerak. Karena itulah, otot disebut dengan alat gerak
aktif. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita
mendengar istilah daging. Sebenarnya, yang dimaksud
daging adalah otot.

3.1.10

Inversi yaitu gerak


memiringkan atau
membuka telapak kaki
ke arah dalam tubuh.
Eversi ialah gerak
memiringkan atau
membuka telapak kaki
ke arah luar tubuh

Hampir setengah berat


tubuh kita berasal dari
otot. Otot disebut Alat
gerak aktif karena
dengan adanya kontraksi
otot, membuat tulang
tubuh kita bisa bergerak.

Pengertian
gerak inversi
dan eversi

Otot

Gerak
inversi dan
eversi

69.

70.

71.

Pergerakan tubuh kita sangat ditentukan oleh sistem


rangka tubuh dan otot. Otot sebagai alat gerak aktif
memiliki tiga kemampuan, yaitu kontraksibilitas,
ekstenbilitas, dan elastisitas. Kontrakbilitas adalah
kemampuan memendek hingga memiliki ukuran yang lebih
pendek dari ukuran awal. Ini terjadi pada saat otot sedang
kontraksi. Kemampuan ekstenbilitas adalah kemampuan
memanjangkan diri melebihi ukuran panjang awal.
Sedangkan, elastisitas yaitu kemampuan otot untuk
kembali pada ukuran semula.

Otot tersusun atas beberapa lapisan. Tepat di bawah kulit


kita terdapat otot yang disebut lapisan luar atau superfisial.
Di bawahnya terdapat lapisan tengah, dan di bawahnya lagi
terdapat lapisan bagian dalam.

Sebuah otot memiliki berkas-berkas serat yang panjang dan


tipis (miofiber) dengan ketebalan seperti rambut manusia.
Setiap serat mengandung bagian-bagian tertentu yang
lebih tipis disebut miofibril (fibril otot). Setiap fibril
mempunyai bagian lebih sempit lagi, yang dinamakan
miofilamen. Ada dua jenis filamen, yakni aktin yang tipis
dan miosin yang tebal. Berbagai filamen ini saling
bergeseran satu sama lain sehingga fibril memendek dan
menyebabkan seluruh otot berkontraksi. Untuk

Kontrakbilitas terjadi
pada saat otot
berkontraksi yang
memiliki kemampuan
untuk memendek dari
ukuran awalnya.
Ekstenbilitas adalah
kemampuan otot untuk
memanjang dari ukuran
awalnya.
Elastisitas adalah
kemampuan otot
kembali pada ukuran
semula.
Otot tersusun atas
beberapa lapisan.
lapisan luar atau
superfisial, lapisan
tengah, dan lapisan
dalam.
Otot memiliki berkasberkas serat yang
panjang dan tipis
(miofiber).
Setiap serat
mengandung bagianbagian yang lebih tipis
disebut miofibril (fibril
otot).

Kontrakbilitas

Ekstenbilitas

kemampuan
otot
sebagaialat
gerak aktif

Otot

Elastisitas

Lapisan otot

Miofiber

Miofibril

Otot

Struktur otot

Miofiber

Otot

Struktur
otot

Otot

mencermati struktur otot, lihat Gambar 4.24.

72.

Pada bagian ujung-ujung otot terdapat simpul keras


berwarna putih yang disebut tendon. Tendon seperti tali,
yang menghubungkan antara tulang dan otot. Di dalam
otot juga terdapat pembuluh darah dan saraf. Fungsi saraf
yakni membawa pesan dari otak untuk mengendalikan
otot.

tiap fibril mempunyai


bagian lebih sempit lagi,
yang dinamakan
miofilamen. Ada dua
jenis filamen, yakni aktin
(tipis) dan miosin
(tebal).

Pada bagian ujung otot


terdapat simpul keras
berwarna putih seperti
tali yang menghubungkan
antara tulang dan otot
disebut tendon.
Pada otot terdapat
pembuluh darah dan
saraf yang membawa
pesan dari otak untuk
mengendalikan otot.

73.

Sebuah otot mampu menarik atau berkontraksi dengan


kuat, namun tidak dapat memanjang dan mendorong
dengan kuat. Karena itu, otot bekerja secara berpasangan,
yaitu pasangan berlawanan atau gerak antagonis. Satu otot
menarik tulang menjauh, sementara pasangan otot lainnya
menarik otot ke arah yang berlawanan. Pasangan otot ini
akan bekerja sama dengan berbagai pasangan otot yang
lain sebagai kelompok besar otot atau sistem gerak pasif.
Sebagai contoh, otot bisep dan otot trisep. Saat otot bisep
berkontraksi memendek, maka otot trisep

otot mampu
berkontraksi dengan
kuat, namun tidak dapat
memanjang dan
mendorong dengan
kuat. Karena itu, otot
bekerja secara
berpasangan, yaitu
pasangan berlawanan
atau gerak antagonis.

Filament
(aktin dan
miosin)

Miofibril

Miofiber

Struktur otot

Otot

Sifat gerak
otot

Otot

Tendon

Pembuluh
darah dan
Saraf

Gerak
Antagonis

Struktur
otot

Otot

berelaksasi/memanjang(disebut juga gerak ekstensi).


Sebaliknya, saat otot trisep berkontraksi, otot bisep
berelaksasi. Dengan demikian, otot bisep dapat kita sebut
sebagai fleksor dan otot trisep sebagai ekstensor. Cermati
sifat gerak otot bisep dan trisep pada Gambar 4.25.

Pasangan otot akan


bekerja sama dengan
berbagai pasangan otot
lainnya sebagai sistem
gerak pasif. contoh, otot
bisep dan otot trisep.
otot bisep berkontraksi
memendek, maka otot
trisep berelaksasi
disebut gerak ekstensi.
otot trisep berkontraksi,
otot bisep berelaksasi.

Otot bisep
dan otot
trisep

Gerak
antagonis

Sifat gerak
otot

Otot

Otot bisep
dan otot
trisep

Gerak
antagonis

Sifat gerak
otot

Sifat gerak
otot

Otot

Gerak
ekstensi

Gerak non
ekstensi

otot bisep disebut sebut


sebagai fleksor dan otot
trisep sebagai ekstensor.
Fleksor dan
ekstensor

74.

Selain bekerja secara berlawanan, otot dapat bekerja


secara sinergis sehingga saling menunjang. Misalnya, otototot tulang rusuk yang bekerja sama saat kita melakukan
pernapasan.

Otot juga bekerja secara


sinergis sehingga saling
menunjang.

Bekerja
sinergis

Otot

Menurut para ahli, otot rangka merupakan komponen


utama penyusun tubuh kita. Otot ini melekat pada rangka
(tulang). Oleh karena itu, dinamakan otot rangka. Adanya
kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi
menjadikan rangka tubuh kita bergerak. Perhatikan
Gambar 4.26.

Otot rangka
(lurik)

75.

76.

Otot rangka merupakan


komponen utama
penyusun tubuh yang
melekat pada rangka.
Tubuh kita bergerak
karena adanya
kemampuan otot untuk
berkontraksi dan
berelaksasi.

Otot rangka yang terdapat pada lengan atas memiliki jenis


otot bisep dan otot trisep. Otot bisep memiliki dua buah
tendon, satu melekat pada tulang pengumpil, dan satu
lainnya melekat pada tulang belikat. Perlekatan ujung
tendon otot bisep pada tulang belikat yakni tulang yang tak
berubah posisinya pada saat otot berkontraksi, yang
disebut origo. Adapun ujung tendon yang lainnya melekat
pada tulang pengumpil yakni tulang yang berubah posisinya
saat otot berkontraksi yang disebut insersio.

Otot rangka pada lengan


atas memiliki jenis otot
bisep dan otot trisep.

Otot bisep memiliki dua


buah tendon, satu
perlekatan ujung tendon
otot bisep pada tulang
belikat disebut origo.
Pelekatan ujung tendon
pada tulang pengumpil
disebut insersio.

Otot bisep
dan otot
trisep
Otot rangka
pada lengan

Origo dan
insersio

Jenis-jenis
otot

Otot rangka

Otot bisep

Otot

Jenis jenis
Otot

Otot

Otot
rangka
pada
lengan

Otot
rangka

Jenis-jenis
Otot

Otot

77.

Gerakan kita sehari-hari seperti menulis, makan, menekuk


jari, menekuk tangan, berjalan adalah contoh gerakan otot
rangka. Gerakan ini semua diatur oleh pusat saraf (otak)
dan terjadi menurut kehendak kita atau sadar. Karena itu,
otot yang melakukannya disebut otot sadar.

Otot polos tersusun atas jaringan yang berasal dari


kumpulan sel-sel otot polos. Sel otot polos berbentuk
gelendong, intinya satu di tengah, dan tidak memiliki garisgaris gelap terang seperti otot lurik. Cermati Gambar 4.27.
Gerak otot polos tidak disadari atau tidak menurut
kehendak kita sehingga disebut otot tidak sadar/otot tak
sadar.

Otot polos tersusun atas


jaringan yang berasal
dari
kumpulan sel-sel otot
polos yang berbentuk
gelendong, intinya satu
di tengah, dan tidak
memiliki garis-garis
gelap terang seperti otot
lurik.
K

78.

Gerakan menulis,
makan, menekuk jari,
menekuk tangan,
berjalan adalah contoh
gerakan otot rangka
yang diatur oleh otak
dan terjadi secara sadar
disebut otot sadar.

Otot sadar

Jenis-jenis
Otot

Gerak otot
rangka

Otot
rangka

Otot polos

Jenis-jenis
Otot

Otot

otot polos

jenis-jenis
otot

otot

Penjelasan
Otot polos

Gerak otot polos tidak


disadari disebut otot tak
sadar.
Gerak otot
polos

Otot polos terdapat pada dinding alat-alat dalam, seperti


pada saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran
reproduksi, pembuluh darah dan getah bening, dan juga
saluran air seni.
79.

Otot polos terdapat


pada dinding alat-alat
dalam, seperti saluran
pernafasan, pencernaan,
reproduksi dan saluran
air seni, juga pembuluh
darah dan getah bening.

Letak otot
polos

otot

Pada otot jantung dinamakan juga miokardium. Sesuai


namanya, otot ini hanya terdapat jantung, tepatnya
dinding jantung. Sel-sel otot jantung memiliki satu inti sel
dan mirip otot rangka. Satu sel otot jantung membentuk
anyaman yang disebut sinsitium.

Otot jantung disebut


juga sebagai miokardium
yang hanya terdapat
pada jantung, tepatnya
di dinding jantung.
K

80.

Pada setiap percabangan terdapat jaringan ikat yang


disebut diskus interkalaris. Simak Gambar 4.28. Gerak otot
jantung tidak menurut kehendak kita atau tidak kita sadari,
namun dikendalikan oleh saraf otonom, sehingga disebut
gerak tak sadar.

81.

82.

Menurut para ahli, mekanisme gerak otot polos dan otot


jantung sama dengan mekanisme otot rangka. Sel otot
rangka mengandung filamen halus yang tipis dan filamen
kasar yang tebal. Filamen adalah suatu protein otot.
Filamen halus terdiri atas dua aktin dan satu protein
regulator (pengatur) yaitu berupa tropomiosin dan
tropoponin kompleks. Protein regulator ini melilit aktin.
Sementara, filamen kasar berupa miosin. Adanya filamen
halus dan kasar, menyebabkan otot rangka terlihat gelap
dan terang.

Sel-sel otot jantung


memiliki satu inti sel,
mirip dengan otot
rangka. Satu sel otot
jantung membentuk
anyaman yang disebut
sinsitium.
tiap percabangan pada
serabut terdapat
jaringan ikat yang
disebut diskus
interkalaris.
Gerak otot jantung tak
sadar, namun
dikendalikan oleh saraf
otonom disebut gerak
tak sadar.

mekanisme gerak otot


polos dan otot jantung
sama dengan
mekanisme otot rangka.
K

Filamen halus (tipis)


terdiri atas dua aktin dan
satu protein regulator
(pengatur) yaitu berupa
tropomiosin dan
tropoponin

Otot jantung
(miokardium)

Jenis-jenis
Otot

Otot

Otot jantung

Jenis-jenis
otot

Sinsitium

Diskus
interkalaris
Gerak otot
jantung

Mekanisme
gerak otot

Filament
halus

Otot

Mekanisme
gerak otot

Otot

Otot

Filamen kasar (tebal)


berupa miosin. Adanya fi
lamen halus dan kasar,
menyebabkan otot
rangka terlihat gelap dan
terang.
Unit gelap terang pada otot rangka disebut sarkomer.
Sarkomer yang satu dengan sarkomer yang lain dibatasi
oleh garis Z (lihat Gambar 4.29). Garis Z melekat pada fi
lamen halus/terang, sedangkan filamen kasar berada di
bagian tengah sarkomer. Pada pita A, sebagian filamen
kasar dan filamen halus saling tumpang tindih. Zona H
adalah bagian dari pita A yang hanya mengandung pita
kasar (miosin). Pita I berada pada ujung sarkomer dan
dekat dengan garis Z. Pita I hanya terdiri atau filamen halus
(aktin) saja. Agar kalian bisa memahaminya, coba kalian
perhatikan kembali struktur otot rangka pada Gambar 4.29
berikut.

83.

Unit gelap terang pada


otot rangka disebut
sarkomer.
Sarkomer satu dengan
yang lain dibatasi oleh
garis Z. Garis Z melekat
pada fi lamen
halus/terang, sedangkan
filamen kasar berada di
bagian tengah sarkomer.
Pada pita A, sebagian
filamen kasar dan
filamen halus saling
tumpang tindih. Zona H
adalah bagian
dari pita A yang hanya
mengandung pita kasar
(miosin). Pita I berada
pada ujung sarkomer
dan dekat dengan garis
Z. Pita I hanya terdiri
atau filamen halus
(aktin) saja.

Filamen kasar

Sarkomer

Saat otot berkontraksi, sarkomer lebih pendek (mereduksi),


sehingga jarak garis Z yang satu ke garis Z yang lain makin
berdekatan. Kontraksi otot ini tidak membuat panjang pita
A berubah, namun justru pita I yang menjadi pendek dan
zona H menjadi hilang. Filamen aktin dan miosin tidak
mengalami perubahan panjang, namun bergabung
membentuk aktomiosin. Kejadian ini dinamakan teori
pergeseran (luncuran) filamen kontraksi otot.
P

84.

Sementara itu, saat sel-sel otot beristirahat (relaksasi),


tempat pengikatan miosin pada fi lamen halus dihambat,
sehingga tidak bergabung membentuk aktomiosin. Protein
penghambat pengikatan myosin ini disebut protein
regulator tropomiosin.
K

85.

Makanan itu berupa energi dan ion Ca2+. Energi kontraksi


otot berupa ATP (adenin trifosfat), yang diperoleh secara
aerob dan anaerob. Saat anaerob, dalam sel otot terjadi
dua proses yaitu penguraian fosfat kreatin dan fermentasi.
Sedangkan saat aerob, dalam sel otot terjadi proses
respirasi seluler.
86.

Saat otot berkontraksi,


sarkomer mereduksi,
sehingga jarak garis Z
yang satu ke garis Z yang
lain makin berdekatan.
Kontraksi otot ini
membuat pita I pendek
dan zona H menjadi
hilang. Filamen aktin dan
miosin tidak mengalami
perubahan panjang,
namun bergabung
membentuk aktomiosin.
Kejadian ini dinamakan
teori pergeseran
(luncuran) filamen
kontraksi otot.
Saat sel-sel otot
relaksasi, tempat
pengikatan miosin pada
filamen halus dihambat,
sehingga tidak
bergabung membentuk
aktomiosin. Protein
penghambat pengikatan
myosin ini disebut
protein regulator
tropomiosin.
Makanan berupa energi
dan ion Ca2+. Energi
kontraksi otot berupa
ATP yang diperoleh
secara aerob dan
anaerob. Saat anaerob,
dalam sel otot terjadi
dua proses yaitu
penguraian fosfat
kreatin dan fermentasi.
Sedangkan saat aerob,
dalam sel otot terjadi
proses respirasi seluler.

Teori
pergeseran
filamen
kontraksi
otot.

protein
regulator
tropomiosin

Aerob dan
anaerob

Mekanisme
gerak otot

Otot

Saat otot berelaksasi/istirahat, kreatin mengikat fosfat


sehingga terbentuklah fosfat kreatin yang banyak
mengandung energi. Pelepasan fosfat disertai dengan
pelepasan energi kerapkali terjadi pada pertengahan
pergeseran filamen. Karena itu, proses ini merupakan cara
tercepat dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk
kontraksi otot. Energi yang diperoleh ini tidak bisa
digunakan secara langsung, namun harus diubah terlebih
dahulu.
P

87.

88.

89.

Untuk proses fermentasi, energi dihasilkan dari glukosa


yang diuraikan menjadi asam laktat. Prosesnya sebagai
berikut.

Apabila asam laktat hasil fermentasi banyak tertimbun


dalam serabut-serabut otot, maka fungsi enzim yang
bekerja dalam sitoplasma kemungkinan terganggu. Ini
terjadi karena sitoplasma bersifat asam.
Kemudian, jika kejadian ini dibiarkan berlangsung terus
menerus, otot kita dapat mengalami kejang/kram dan
kelelahan.

Saat otot berelaksasi,


kreatin mengikat fosfat
sehingga terbentuklah
fosfat kreatin yang
banyak mengandung
energi. Pelepasan fosfat
disertai dengan
pelepasan energi sering
terjadi pada
pertengahan pergeseran
filamen. Karena itu,
proses ini merupakan
cara tercepat dalam
pemenuhan kebutuhan
energi untuk kontraksi
otot. Energi yang
diperoleh ini tidak bisa
digunakan secara
langsung, namun harus
diubah terlebih dahulu.
Untuk proses
fermentasi, energi
dihasilkan dari glukosa
yang diuraikan menjadi
asam laktat.

Apabila asam laktat hasil


fermentasi banyak
tertimbun dalam
serabut-serabut otot,
maka fungsi enzim yang
bekerja dalam
sitoplasma kemungkinan
terganggu. Ini terjadi
karena sitoplasma
bersifat asam. Yang
dapat menyebabkan
otot dapat mengalami
kejang dan kelelahan.

Penguraian
fosfat kreatin

Anaerob

Mekanisme
gerak otot

Otot

Anaerob

Mekanisme
gerak otot

otot

Proses
Fermentasi

Proses
Fermentasi

90.

91.

Adapun untuk proses respirasi sel, energi yang dibentuk


berlangsung di dalam mitokondria. Di dalam sel otot,
tersimpan glikogen dan lemak yang merupakan sumber
ATP terbesar saat otot berkontraksi. Bahasan ini akan lebih
lengkap dibahas, saat kita mempelajari bab metabolisme
sel. Sementara reaksi yang terjadi saat terjadi respirasi sel,
secara singkat dapat digambarkan dengan persamaan
berikut.

Gangguan mekanik pada tulang merupakan jenis gangguan


yang banyak kita jumpai. Gangguan ini kebanyakan
disebabkan adanya benturan atau tekanan dari luar tubuh,
misalnya tekanan atau benturan saat terjadi kecelakaan
dan pukulan. Gangguan ini bisa berbentuk fraktura (patah
tulang) atau retak.

Pada gangguan jenis ini, tulang mengalami retak atau


patah. Namun posisi patahan belum bergeser dari posisi
awal dan tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.

92.

proses respirasi sel,


energi yang dibentuk
berlangsung di dalam
mitokondria. Di dalam
sel otot, tersimpan
glikogen dan lemak yang
merupakan sumber ATP
terbesar saat otot
berkontraksi.

Gangguan mekanik pada


tulang disebabkan
adanya
benturan atau tekanan
dari luar tubuh.
Gangguan ini bisa
berbentuk fraktura (atau
retak.
Tulang mengalami retak
namun posisi patahan
belum bergeser dari psisi
awal dan tidak melukai
otot sekitarnya

3.1.11

Proses
respirasi

Fraktura

Fraktura
sederhana

Aerob

Gangguan
mekanik

Fraktura

Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
manusia

Gangguan
mekanik

Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
manusia

Fraktura sebagian atau greenstick adalah retak tulang yang


tidak terjadi pada keseluruhan tulang, hanya sebagian saja.
Apabila keretakan terjadi pada tulang pipa, hanya sebagian
diameternya saja yang mengalaminya dan tulang tidak
terpisah.

Fraktura
sebagian

93.

94.

Mengalami retak pada


sebagian tulang saja.
Apabila keretakan
terjadi pada tulang pipa,
hanya sebagian
diameternya saja yang
mengalaminya dan
tulang tidak terpisah.

Posisi tulang telah benar-benar terpisah saat terjadi


gangguan ini. Otot di sekitar tulang yang patah terlukai.
Pada kondisi yang berat, terkadang tulang dapat
menembus otot di sekitarnya dan muncul di permukaan
kulit. Hal ini terjadi jika ujung tulang yang patah bentuknya
runcing. Gangguan ini disebut juga fraktura terbuka.

Posisi tulang telah


terpisah. Otot di sekitar
tulang yang patah
terlukai. kadang tulang
dapat menembus otot di
sekitarnya dan muncul di
permukaan kulit.
Fraktura
terbuka

95.

Pada patah tulang jenis ini, tulang terbagi menjadi


beberapa bagian, namun masih terlindungi oleh otot.
Fraktura berganda disebut juga dengan comminuted.

Fraktura berganda
adalah Patah tulang
terbagi menjadi
beberapa bagian, namun
masih terlindungi oleh
otot.

Fraktura
berganda

Penyebab tulang mengalami gangguan fisiologis adalah


adanya keabnormalan fungsi hormon atau tulang
kekurangan mineral dan vitamin.
K

96.

Penyakit tulang ini dapat terjadi pada seseorang karena


kekurangan vitamin D. Tulang yang kekurangan vitamin D
memiliki kandungan zat kapur yang kurang, sehingga
mengakibatkan struktur tulang menjadi tidak keras.
Kerapkali penderita rakhitis memiliki tulang betis dan
tulang kering (kaki bagian bawah) melengkung membentuk
huruf X atau O.

97.

Penyebab tulang
mengalami gangguan fi
siologis adalah adanya
keabnormalan fungsi
hormon atau tulang
kekurangan mineral dan
vitamin.
Penyakit tulang terjadi
pada seseorang karena
kekurangan
vitamin D. sehingga
mengakibatkan struktur
tulang menjadi tidak
keras.

Gangguan
fisiologis

Rakhitis

Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

Gangguan
fisiologis

Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

Gejala yang dapat diamati pada osteoporosis adalah


berkurangnya massa tulang. Hal ini terjadi karena
seseorang kekurang an hormon kelamin. Dengan
berkurangnya hormon tersebut, maka penyerapan bahanbahan tu lang dan oksifi kasi berjalan lambat, tulang
menjadi rapuh dan mudah patah.

98.

99.

100.

101.

Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan pada


tulang tengkorak, sehingga kepala memiliki ukuran kecil.
Pertumbuhan abnormal ini disebabkan kekurangan kalsium
saat masih bayi. Kelainan ini diikuti adanya gangguan
perkembangan mental.

Berbagai penyakit yang menyerang tulang dapat memicu


terjadi nya kelainan tulang. Penyakit tuberculosis tulang
dan penyakit tumor pada tulang, misalnya, dapat
menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap gerakan
tubuh.

Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya


perubahan posisi ruas-ruas tulang belakang, sehingga
kelengkungan tulang belakang juga mengalami perubahan.
Gangguan ini disebabkan oleh kebiasaan duduk yang salah,
atau bisa juga karena kecelakaan.

Gejala yang dapat


diamati pada
osteoporosis adalah
berkurangnya massa
tulang yang terjadi
karena seseorang
kekurangan hormon
kelamin yang
menyebabkan
penyerapan bahanbahan tulang dan
oksifikasi berjalan
lambat,tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.

Mikrosefalus merupakan
gangguan pertumbuhan
pada
tulang tengkorak,
sehingga kepala memiliki
ukuran kecil, disebabkan
kekurangan kalsium saat
masih bayi yang diikuti
adanya gangguan
perkembangan mental.
Berbagai penyakit yang
menyerang tulang dapat
memicu terjadinya
kelainan tulang yang
dapat menyebabkan
tekanan fisik dan
fisiologis terhadap
gerakan tubuh.
Gangguan pada tulang
belakang terjadi karena
adanya perubahan posisi
ruas-ruas tulang
belakang seperti

Osteoporosis

Mikrosefalus

Penyakit
tulang

Gangguan
pada tulang
belakang

Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem

kebiasaan duduk yang


salah, sehingga
kelengkungan tulang
belakang juga
mengalami perubahan.
Kifosis adalah gangguan
ruas-ruas tulang
belakang yang terlalu
membengkok kearah
belakang sehingga
badan terlihat bongkok.

Kifosis adalah gangguan ruas-ruas tulang belakang yang


terlalu membengkok ke belakang. Akibatnya, badan terlihat
bongkok.

102.

Lordosis adalah gangguan tulang belakang yang


mengakibatkan bagian pinggang membengkok ke arah
depan.

Lordosis adalah
gangguan tulang
belakang yang
mengakibatkan bagian
pinggang membengkok
ke arah depan.

Skoliosis adalah gangguan yang menjadikan tulang


belakang membengkok ke arah samping kanan atau kiri.
104.

Kifofisis

103.

gerak

Gangguan
pada tulang
belakang

Lordosis

Skoliosis adalah
gangguan yang
menjadikan tulang
belakang membengkok
ke arah samping.

Skoliosis

Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

Subluksasi adalah gangguan tulang belakang bagian atas


tepatnya segmen/ruas leher tertarik ke kanan atau ke kiri.
Akibatnya, posisi kepala tidak lurus melainkan tertarik ke
kiri atau ke kanan. Kelainan ini dapat terjadi karena
kecelakaan atau gerakan terlalu kencang mendadak.

105.

106.

107.

Subluksasi adalah
gangguan tulang
belakang bagian ruas
leher tertarik ke kanan
atau ke kiri. Akibatnya,
posisi kepala tidak lurus.
Kelainan ini dapat terjadi
karena kecelakaan.

Apabila kita mengalami gangguan persendian, gerakan


tulang menjadi tidak leluasa atau maksimal. Selain itu,
gangguan ini juga menimbulkan rasa nyeri.

Dislokasi merupakan gangguan persendian akibat sendi


bergeser dari posisi semula. Penyebabnya, ligamen yakni
jaringan ikat pada ujung tulang yang membentuk sendi
sobek atau tertarik.

Subluksasi

Apabila mengalami
gangguan persendian,
gerakan tulang menjadi
tidak leluasa dan
menimbulkan rasa nyeri.
Dislokasi
merupakan
gangguan
persendian
akibat sendi bergeser
dari posisi semula yang
disebabkan jaringan ikat
pada ujung tulang yang

Gangguan
persendian
dan
peradangan

Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka

Dislokasi

Gangguan
persendian
dan
peradangan

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

108.

Penyebab terkilir atau keseleo adalah gerakan yang


mendadak dan jenis gerakannya memang tidak biasa
dilakukan. Akibatnya, ligament pada persendian tersebut
tertarik, namun tidak menyebabkan bergesernya sendi.
Pada daerah yang terkilir, biasanya bengkak dan penderita
akan merasakan sakit yang cukup hebat.

Ankilosis merupakan gangguan yang menjadikan


persendian tidak dapat digerakkan sama sekali.
K

109.

110.

Artritis terjadi sebab sendi mengalami peradangan.


Akibatnya, rasa nyeri dan sakit dirasakan oleh penderita.

Osteoartritis, yakni artritis yang terjadi karena adanya


penipisan kartilago pada persendian, sehingga mengganggu
pergerakan sendi.
K

111.

Goutartritis, yaitu artritis yang disebabkan oleh kegagalan


metabolisme asam urat. Akibatnya, terjadilah penumpukan
asam urat di daerah sendi, sehingga sendi menjadi
bengkak. Gangguan ini kerapkali terjadi pada ruas-ruas jari.
K

112.

113.

Reumatoid, ialah pengapuran atau peradangan yang terjadi


pada persendian. Tepatnya pada jaringan penghubung
sendi yaitu kartilago. Karena itu, sendi yang mengalaminya
bisa sulit digerakkan.

membentuk sendi sobek


atau tertarik.
Penyebab keseleo
adalah gerakan yang
mendadak dan jenis
gerakannya memang
tidak biasa dilakukan
yang menyebabkan
daerah yang terkilir,
biasanya bengkak dan
penderita akan
merasakan sakit.
Ankilosis merupakan
gangguan persendian
yang menyebabkan
sendi tidak dapat
digerakkan.
Artritis menyebabkan
rasa nyeri dan sakit
dikarenakan sendi
mengalami peradangan.
Osteoartritis, yakni
artritis yang terjadi
karena adanya penipisan
kartilago pada
persendian, sehingga
mengganggu pergerakan
sendi.
Goutartritis, yaitu artritis
yang disebabkan oleh
kegagalan
metabolisme asam urat.
Akibatnya, terjadilah
penumpukan asam urat
di daerah sendi,
sehingga sendi menjadi
bengkak.
Reumatoid, ialah
pengapuran atau
peradangan yang terjadi
pada kartilago. Karena
itu, sendi yang

Keseleo

Ankilosis

Artritis

Osteoartritis

Artritis
Goutartritis

Reumatoid

Gangguan
persendian
dan
peradanga
n

Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

114.

Infeksi sendi dapat terjadi karena adanya infeksi kuman


yang menyerang sendi. Misalnya, infeksi gonorhe dan sifilis,
kemudian juga layuh semu. Infeksi gonorhoe dan sifilis
diakibatkan oleh kuman gonorhoe dan sifi lis yang
menyerang persendian sehingga persendian menjadi kaku.

Sementara layuh semu disebabkan oleh kuman sifilis


yang menyerang cakra epifisise. Cakra epifisise adalah
daerah pemanjangan tulang. Infeksi sifilis ini terjadi pada
seseorang sejak dalam kandungan. Akibatnya, bayi yang
lahir memiliki tulang yang tak bertenaga (layuh).

115.

116.

117.

118.

Untuk mengetahui/memastikan adanya patah tulang dan


kondisi tulang yang cidera, kita dapat menggunakan
peralatan medis modern. Perlakuan khusus yang dapat
diberikan, misalnya dengan foto rontgen, CT Scan
(Computed Tomography Scan), atau juga MRI (Magnetic
Resonance Image).
Pembidaian, yaitu proses melekatkan papan kayu atau
benda keras yang lain pada bagian sebelah kanan dan kiri
tulang yang patah. Selanjutnya dilakukan pembalutan
dengan perban.

Pemasangan gips, yang dilakukan dengan cara pembalutan


di daerah patah berbahan gips atau kapur.

mengalami peradangan
sulit digerakkan.
Infeksi sendi dapat
terjadi karena adanya
infeksi kuman yang
menyerang sendi
sehingga menyebabkan
persendian menjadi
kaku.
Sementara layuh semu
disebabkan oleh kuman
sifilis yang menyerang
cakra epifisise yaitu
daerah pemanjangan
tulang. Infeksi sifilis ini
terjadi pada seseorang
sejak dalam kandungan.

Untuk memastikan
adanya patah tulang dan
kondisi
tulang yang cidera, kita
dapat menggunakan
peralatan medis
modern.
Pembidaian, yaitu
proses melekatkan
papan kayu atau benda
keras yang lain pada
bagian tulang yang
patah. Selanjutnya
dilakukan pembalutan
dengan perban
Pemasangan gips, yang
dilakukan dengan cara

Infeksi sendi

Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

Layuh semu

Mengatasi
Patah Tulang

Pembidaian

Pemasangan
gips

Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang

Mengatasi
Patah Tulang

Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang

119.

120.

121.

122.

Pembedahan, dilakukan dengan cara membedah otot yang


selanjutnya memasukkan dan memasangkan batang platina
pada bagian tulang yang patah. Proses ini dinamakan fiksasi
internal.

Sebelum diterapi secara kimiawi, terlebih dahulu kanker


pada tulang diketahui dengan jelas letaknya. Setelah
diketahui, barulah dilanjutkan dengan pembedahan.
Kemudian, penanganan dilanjutkan dengan terapi kimia
atau kemoterapi.

Pada penderita atropi, otot terlihat makin mengecil, lemah,


dan kemampuan kontraksinya menurun. Penyebab atrofi
adalah penyakit poliomielitis, suatu penyakit disebabkan
oleh virus. Penyakit ini dapat menyebabkan saraf yang
mengoordinasi otot-otot pada anggota gerak menjadi
rusak.

Hipertropi merupakan kebalikan dari atrofi . Cirinya, otot


berkembang menjadi lebih besar. Kelainan ini terjadi
karena otot dilatih den gan beban berat secara terus
menerus dan berlebihan. Biasanya terjadi pada atlet
binaraga, orang yang sering berolah raga, atau pekerja
berat yang memerlukan otot kuat.

pembalutan didaerah
patah berbahan gips
Pembedahan, dilakukan
dengan cara membedah
otot, memasukkan dan
memasangkan batang
platina pada bagian
tulang yang patah.
Proses ini dinamakan
fiksasi internal.
Sebelum diterapi secara
kimiawi, terlebih dahulu
kanker pada tulang
diketahui dengan jelas
letaknya. Setelah
diketahui, baru
dilanjutkan
dengan pembedahan,
penanganan dilanjutkan
dengan kemoterapi.
Pada penderita atropi,
otot terlihat makin
mengecil, lemah, dan
kemampuan
kontraksinya menurun.
Penyebab atrofi adalah
penyakit poliomielitis,
suatu penyakit
disebabkan oleh virus.
Hipertropi dicirikan
dengan otot
berkembang menjadi
lebih besar. Kelainan ini
terjadi karena otot
dilatih dengan beban
berat secara terus
menerus dan
berlebihan.

Pembedahan

Penanganan
Kanker Tulang

Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang

Atropi

Ganggguan
atau
kelainan
pada otot

Hipertropi

Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak

123.

Hernia abdominal adalah sobeknya dinding otot perut


sehingga menyebabkan usus masuk ke dalam sobekan
tersebut.

Penyakit otot kronis yang menyebabkan gangguan gerak


disebut distrofi otot. Penyakit ini diduga merupakan
penyakit bawaan.
K

124.

Kaku leher merupakan penyakit radang pada otot leher


yang berakibat leher sakit dan leher juga terasa kaku.
Kelainan ini terjadi karena kesalahan gerak.
K

125.

Tetanus adalah penyakit yang berciri otot terus menerus


berkontraksi, sehingga otot menjadi kejang. Akibatnya, otot
tak dapat berkontraksi lagi. Penyebab tetanus adalah
adanya infeksi pada luka oleh bakteri Clostridium tetani.
126.

Hernia abdominal adalah


sobeknya dinding otot
perut sehingga
menyebabkan usus
masuk ke dalam sobekan
tersebut.
Distrofi merupakan
penyakit otot kronis
yang menyebabkan
gangguan pada gerak.
Penyakit ini diduga
merupakan penyakit
bawaan.
Kaku leher merupakan
penyakit radang pada
otot leher yang
berakibat leher sakit dan
leher juga terasa kaku.
Kelainan ini terjadi
karena kesalahan gerak.
Penyakit tetanus
dicirikan dengan otot
terus menerus
berkontraksi, sehingga
otot menjadi kejang.
Akibatnya, otot tak
dapat berkontraksi lagi.
Penyebab tetanus
adalah adanya infeksi
pada luka oleh
bakteri Clostridium
tetani.

Hernia
abdominal

Distrofi

Kaku leher

Tetanus

127.

Biopsi otot adalah salah satu teknik dalam pengambilan


jaringan otot untuk mendiagnosis kanker. Sampai saat ini,
tindakan biopsi ini diyakini sebagai cara untuk
mendiagnosis lemahnya otot yang cukup baik.

biopsi otot adalah salah


satu
teknik
dalam
pengambilan
jaringan
otot untuk mendiagnosis
kanker.

biopsi otot

produk
teknologi
yang terkait
dengan
kelainan
otot

A.3.1.3.1.2 Penyusun Tengkorak

Sistem Gerak Manusia

A.

Rangka

A.1. Endoskeleton
Rangka tubuh manusia merupakan endoskeleton yang dapat mengalami pertumbuhan.

A.2 Fungsi Rangka


Rangka manusia berfungsi sebagai pembentuk tubuh, penegak tubuh, melindungi bagian tubuh yang lunak,
tempat melekatnya otot dan pembentukan sel darah dan limfosit B

A.3. Macam Rangka


A.3.1. Rangka Aksial
A.3.1.1 Pengertian Rangka Aksial
A.3.1.1.1 Rangka aksial adalah jenis rangka yang tidak terkait dengan sistem gerak.

A.3.1.2 Fungsi Rangka Aksial


A.3.1.1.2 Rangka aksial berfungsi melindungi organ-organ dalam tubuh seperti otak,
jantung, paru-paru, dan lainnya.
A.3.1.3 Macam Rangka Aksial

A.3.1.3.1 Tengkorak
A.3.1.3.1.1 Fungsi Tengkorak
A.3.1.3.1.1.1 Tengkorak berfungsi sebagai pelindung isi kepala.jantung, paru-paru, dan lainnya.
A.3.1.3.1.2 Penyusun Tengkorak
A.3.1.3.1.2.1 Tulang Tempurung
A.3.1.3.1.2.1.1 Tulang tempurung kepala terdiri atas tulang kepala belakang (osipital), tulang
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun (parietal),
A.3.1.3.1.2.2
dan tulang
Tulang
dahiMuka
(frontal).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun (parietal),
A.3.1.3.1.2.2.1 Tulang muka tersusun oleh tulang rahang atas (maksila), tulang rahang
dan tulang dahi (frontal).
bawah (mandibula), tulang
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang langit-langit
A.3.1.3.2 Ruas-ruas
Tulang Belakang
(palatum).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun
A.3.1.3.2.1(parietal),
Jumlah Ruas
danTulang
tulang Belakang
dahi (frontal).
A.3.1.3.2.1.1
baji (shenoid),
Ruas-ruas
tulang
tulang
tapis
belakang
(ethmoid),
(vertebrae)
tulang pelipis
manusia
(temporal),
terdiri atas
tulang
34 ubun-ubun
ruas. (parietal), dan tulang dahi (frontal).
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang
langit-langit (palatum).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubunubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-

A.3.1.3.2.2 Pembagian Jumlah Ruas Tulang Belakang


A.3.1.3.2.2.1 Ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri atas 34
ruas.
hidungDada
(nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang
A.3.1.3.3 Tulang
langit-langit (palatum).
baji (shenoid),
(ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubunA.3.1.3.3.1
Penyusuntulang
Tulangtapis
Dada
ubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).
A.3.1.3.3.1 Tulang dada manusia meliputi bagian kepala (manubrium), badan (corpus) dan
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubunekor (processus xiphoideus = taju pedang) yang berupa tulang rawan. Bagian kepala adalah
ubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).
tempat melekatnya tulang selangka (clavicula) dan tulang rusuk nomer satu dan tulang
rusuk yang lainnya melekat pada bagian badan.ruas tulang kelangkang (sacrum) dan 4 ruas
tulang
(cocsigeus).
A.3.1.3.4ekor
Tulang
Rusuk
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang langit-langit
A.3.1.3.4.1
Jumlah tulang rusuk dan letaknya
(palatum).
baji
(shenoid),Tulang
tulangrusuk
tapis (ethmoid),
tulang
pelipis
(temporal),
tulang ubun-ubun
A.3.1.3.2.4.1
berjumlah 12
pasang.
Tulang
rusuk pertama
bagian depan melekat
(parietal),
dankepala
tulangtulang
dahi (frontal).
pada bagian
dada dan bagian belakangnya melekat pada tulang belakang.
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun
(parietal),
danTulang
tulangRusuk
dahi (frontal).
A.3.1.3.4.2
Macam
A.3.1.3.4.2.1 Tulang Rusuk Sejati
A.3.1.3.4.2.1.1 Tulang rusuk sejati terdiri atas 7 pasang yang ujung depannya
melekat pada tulang dada dan ujung belakang melekat pada tulang belakang.

A.3.1.3.4.2.2 Tulang Rusuk Palsu


A.3.1.3.4.2.2.1 Tulang rusuk palsu terdiri dari 3 pasang yang ujung depannya
melekat pada tulang rusuk atasnya dan bagian belakang melekat pada tulang
belakang.
A.3.1.3.4.2.3 Tulang Rusuk Melayang
A.3.1.3.4.2.3.1 Tulang rusuk melayang terdiri atas 2 pasang yang ujung depannya
tidak melekat/bebas dan ujung belakang melekat pada tulang belakang.

A.3.2. Rangka Apendikuler

A.3.2.1 Pengertian Rangka Apendikuler

A.3.2.1.1 Rangka apendikuler adalah rangka yang terkait langsung dengan sistem
gerak.
A.3.2.2 Penyusun Rangka Apendikuler

A.3.2.2.1 Tulang Anggota Gerak Atas


A.3.2.2.1.1 Macam Tulang Anggota Gerak Atas

A.3.2.2.1.1 Tulang bahu berada pada kanan dan kiri yang tersusun atas tulang selangka
(clavicula) dan tulang belikat (sqapula). Tulang lengan atas memiliki satu tulang. ulang lengan
bawah terdiri dari tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius) yang akan berhubungan
dengan delapan tulang pergelangan tangan (carpal), lima tulang telapak tangan (metacarpal)
dan empat belas tulang jari tangan (Folonges)
A.3.2.2.2 Tulang Anggota Gerak Bawah
A.3.2.2.2.1 Macam Tulang Anggota Gerak Bawah
A.3.2.2.2.1 Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang pinggul yang terdiri dari tulang
duduk, tulang usus dan tulang kemaluan yang masing-masingnya berada pada bagian
kanan dan kiri.

A.4. Tulang Penyusun Rangka

A.4.1. Jumlah Tulang Penyusun Rangka


A.4.1.1 Jumlah Tulang Penyusun Rangka Pada Orang Dewasa dan Bayi
A.4.1.1.1 Jumlah tulang penyusun rangka pada orang dewasa yaitu 206 tulang, sedangkan
untuk bayi memiliki jumlah lebih dari 360 tulang. Hal ini dikarenakan beberapa tulang yang
terpisah menyatu menjadi satu tulang.
A.4.2. Penyusun Tulang
A.4.2.1. Tulang merupakan jaringan ikat yang tersusun dari matriks tulang yang mengandung
garam-garam organik yang mengalami mineralisasi.
A.4.3. Komponen Penyusun Tulang
A.4.3.1. Komponen penyusun tulang yaitu 25% air, 30% zat organik berupa serabut, dan 45%
zat mineral kalsium fosfat serta garam magnesium.

A.4.4. Bentuk Tulang


A.4.4.1. Tulang Pipa

A.4.4.1.1. Pengertian Tulang Pipa


A.4.4.1.1.1 Tulang pipa adalah tulang yang berbentuk seperti pipa dengan kedua ujungnya
bulat.
A.4.4.1.2. Bagian-bagian Tulang Pipa
A.4.4.1.2.1 Epifise adalah tulang yang ujungnya berbentuk bulat dan tersusun dari tulang
rawan. Diafise ialah bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan berongga.
Metafise yaitu bagian antara epifise daan diafise yang tersusun dari tulang rawan dan
terdapat cakra epifise yang memiliki kemampuan memanjang.
A.4.4.1.3. Contoh Tulang Pipa
A.4.4.1.3.1 Contoh tulang pipa yaitu pada tulang paha, tulang hasta, tulang lengan atas,
tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang kering.

A.4.4.2. Tulang Pendek

A.4.4.2.1. Pengertian Tulang Pendek


A.4.4.2.1.1. Tulang pendek berbentuk seperti kubus, pendek tak beraturan atau bulat.
A.4.4.2.2. Contoh Tulang Pendek
A.4.4.2.2.1. Contoh tulang pendek yaitu pada tulang telapak kaki dan tulang telapak
tangan.
A.4.4.3. Tulang Pipih
A.4.4.3.1. Pengertian Tulang Pipih
A.4.4.3.1.1. Tulang pipih berbentuk seperti lempengan-lempengan lebar (gepeng).
A.4.4.3.2. Penyusun Tulang Pipih
A.4.4.3.2.1. Tulang pipih tersusun atas lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan
lamina interna ossis karnii. Diantara lapisan tersebut terdapat lapisan spongiosa yang
disebut dipole.
A.4.4.3.3. Fungsi Tulang Pipih
A.4.4.3.3.1. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh yang berada di
dalamnya.
A.4.4.3.4. Contoh Tulang Pipih
A.4.4.3.4.1. Contoh tulang pipih yaitu pada tulang tengkorak, tulang rusuk dan tulang
belikat.
A.4.4.4. Tulang Tak Beraturan

A.4.4.4.1. Pengertian Tulang Tak Beraturan


A.4.4.4.1.1. Tulang tak beraturan memiliki bentuk yang tak beraturan pula.
A.4.4.4.2. Contoh Tulang Tak Beraturan
A.4.4.4.2.1. Contoh tulang tak beraturan yaitu pada tulang rahang dan tulang ruas
belakang.
A.4.5. Jenis Tulang
A.4.5.1. Jenis tulang Menurut Zat Penyusunnya

A.4.5.1.1. Menurut zat penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan
(kartilago) dan tulang keras (osteon).

A.4.5.2.Ciri Fisik Tulang Rawan dan Tulang Sejati


A.4.5.2.1. Tulang rawan bersifat lentur dan warnanya terang sedangkan tulang sejati
bersifat tidak lentur atau keras dan warnanya keruh.
A.4.5.3. Tulang rawan

A.4.5.3.1. Daerah Tulang Rawan


A.4.5.3.1.1. Jika telinga kita tidak tersusun atas tulang rawan maka pada saat tidur
telinga kita bisa patah. Selain pada telinga, tulang rawan juga terdapat pada daerah
antartulang belakang dan ujung hidung
A.4.5.3.2. pengertian Tulang Rawan
A.4.5.3.2.1. Tulang rawan merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang disusun
oleh sel-sel tulang (kondrosit).

A.4.5.3.3. Kondroblas
A.4.5.3.3.1. Kondroblas merupakan kondrosit yang dibentuk oleh sel-sel tulang
rawan muda
A.4.5.3.4. Perikondrium
Perikondrium
A.4.5.3.4.1. Perikondrium merupakan kondroblas yang dibungkus oleh sebuah
lapisan.
A.4.5.3.5. Bentuk sel Kondrosit
A.4.5.3.5.1. Sel kondrosit penyusun tulang rawan berbentuk bulat besar dengan inti
satu atau dua buah.
A.4.5.3.6. Lakuna
A.4.5.3.6.1. Lakuna merupakan sel kondrosit yang berada dalam ruang-ruang. Di
dalam satu lakuna biasanya terdapat dua sel kondrosit.
A.4.5.3.7. Tulang Rawan Anak-anak dan Orang Dewasa
A.4.5.3.7.1. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim. Sedangkan tulang
rawan pada orang dewasa berasal dari perikondrium.
A.4.5.3.8. Macam-macam Tulang Rawan
A.4.5.3.8.1. Tulang Rawan Hialin
A.4.5.3.8.1.1. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan dan bening yang
ditemukan pada rangka janin sebelum menjadi tulang keras, tulang rawan iga, dan
saluran pernafasan.

A.4.5.3.8.2. Tulang Rawan Fibrosa


A.4.5.3.8.2.1. Tulang rawan fibrosa merupakan jenis tulang rawan yang berwarna
buram keputihan dan strukturnya keras seperti pada ruas-ruas tulang belakang.
A.4.5.3.8.3. Tulang Rawan
A.4.5.3.8.3.1. Tulang rawan elastin memiliki warna buram kekuningan dan
strukturnya elastis seperti pada telinga luar dan epiglotis.
A.4.5.3.9. Tulang Sejati
A.4.5.3.9.1. Sifat Tulang Sejati
A.4.5.3.9.1.1. Tulang sejati bersifat lebih keras, kuat dan kaku.
A.4.5.3.9.2. Struktur Penyusun Tulang Sejati
A.4.5.3.9.2.1. Sel Tulang
A.4.5.3.9.2.1.1. Osteosit
A.4.5.3.9.2.1.1.1. Osteosit dibentuk oleh osteoblast (sel
pembentuk tulang).
A.4.5.3.9.2.1.2. Osteoklas
A.4.5.3.9.2.1.2.1. Osteoklas yaitu sel-sel tulang yang berukuran
besar dan intinya banyak yang berfungsi untuk memindahkan
matriks dari tulang lama dan menyediakan ruang untuk tulang
baru.
A.4.5.3.9.2.2. Matriks
A.4.5.3.9.2.2.1. Penyusun matriks
A.4.5.3.9.2.2.1.1. Semen
A.4.5.3.9.2.2.1.1.1. Semen merupakan zat penyusun tulang
yang mengandung karbohidrat.
A.4.5.3.9.2.2.1.2. Serabut kolagen
A.4.5.3.9.2.2.1.2.1. Serabut kolagen merupakan zat yang
menjadikan tulang tidak mudah rapuh.
A.4.5.3.9.2.2.1.3. Mineral
A.4.5.3.9.2.2.1.3.1. Mineral merupakan zat yang dapat
mengeraskan tulang seperti kalsium fosfat (Ca(PO4)2) dan
kalsium karbonat (CaCo3).

A.4.5.3.9.3. Macam-macam Tulang Sejati


A.4.5.3.9.3.1. Tulang keras atau sejati dibedakan menjadi dua,
yaitu tulang kompak dan tulang spons (tulang berongga).
A.4.5.3.9.4. Kandungan Zat dalam Tulang Sejati
A.4.5.3.9.4.1. Kandungan zat dalam tulang sejati anak-anak dan orang dewasa
A.4.5.3.9.4.1. 1. Tulang anak-anak banyak mengandung zat
perekat dan tulang orang dewasa banyak mengandung zat kapur.
A.5. Osifikasi
A.5.1. Pengertian Osifikasi
A.5.1.1. Osifikasi adalah proses pembentukan rangka.
A.5.2. Proses Osifikasi
A.5.2.1. Proses osifikasi berawal dari tulang rawan embrio yang mengandung
osteoblast terutama pada bagian tengah epifisise dan diafisise serta pada jaringan
ikat pembungkus tulang rawan (perikondrium). Pembentukan osteosit berlangsung
secara konsentris sehingga membentuk sistem Havers yang di bagian tengahnya
terdapat saluran Havers yang mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Jika
osteosit telah terbentuk maka osteosit akan menyekresikan protein sehingga
membentuk matriks tulang. Matriks tulang yang telah terbentuk akan mendapatkan
penambahan kasium dan fosfat sehingga membuat tulang lebih keras tetapi pada
bagian cakra epifise, matriks tulangnya tidak mengalami pengerasan.

A.6. Hubungan Antar Tulang (Persendian)


A.6.1. Pengertian Persendian
A..6.1.1. Persendian adalah hubungan antartulang yang dapat digerakkan dan ada
pula yang tidak dapat digerakkan.
A.6.2. Jumlah Persendian dalam Tubuh
A..6.2.1. Tubuh kita memiliki lebih dari 150 persendian.
A.6.3. Letak Persendian Terbesar dan Terkecil
A..6.3.1. Persendian terbesar terdapat pada pinggul dan lutut, sedangkan yang
terkecil berada pada jari tangan, jari kaki, dan di antara tulang yang sangat kecil di
dalam telinga.
A.6.4. Cairan sinovial
A..6.4.1. Cairan sinovial yaitu cairan kental yang berada pada ujung tulang rawan
yang berfungsi untuk melancarkan gerakan, mengurangi gesekan, dan kerusakan
antara tulang rawan.

A.6.5. Ligamen
A..6.5.1. Ligamen merupakan tempat penyatuan tulang pada suatu persendian yang
berfungsi sebagai tali pengikat yang lentur dan kuat sehingga pada saat tulang
bergerak, tidak bergerak terlalu jauh.

A.6.6. Bagian yang berada dalam Persendian


A..6.6.1. Cakram artikular ialah bantalan tulang rawan yang berada di antara ujungujung tulang. Cakram vertebra barada pada persendian tulang punggung. Meniskus
merupakan tulang rawan tambahan yang berfungsi agar lutut terkunci sehingga
dapat berdiri tegak.

A.6.7. Macam-macam Persendian

A.6.7.1. Persendian Sinartrosis


A.6.7.1.1. Pengertian Persendian Sinartrosis
A.6.7.1.1. Persendian sinartrosis memungkinkan tulang tidak mengalami gerakan,
karena kedua ujung dihubungkan oleh jaringan ikat.

A.6.7.1.2. Macam persendian Sinartrosis


A.6.7.1.2.1. Persendian Sinartrosis Sinkondrosis
A.6.7.1.2.1.1. Sinartrosis sinkondrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya
dihubungkan oleh tulang rawan. Contohnya yaitu hubungan antara ruas-ruas tulang
belakang, dan hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada.

A.6.7.1.2.2. Persendian Sinartrosis Sinfibrosis


A.6.7.1.2.2.1. Persendian sinatrosis sinfibrosis ialah antara tulang satu dengan
tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan ikat serabut (fibrosa). Contoh Persendian
sinatrosis sinfibrosis yaitu hubungan antara sendi tulang tengkorak yang disebut
sutura.

A.6.7.2. Persendian Amfiartrosis


A.6.7.2.1. Pengertian Persendian Amfiartrosis
A.6.7.2.1.1. Persendian amfiartrosis memungkinkan terjadinya suatu gerakan yang
sedikit.

A.6.7.2.2. Contoh Persendian Amfiartrosis


A.6.7.2.2.1. Contoh persendian amfiartrosis ialah hubungan antara ruas-ruas tulang
belakang dengan tulang rusuk, dan hubungan antar ruas tulang belakang.

A.6.7.3. Persendian Diartrosis


A.6.7.3.1. Pengertian persendian diartrosis
A.6.7.3.1.1. Persendian diartrosis memungkinkan terjadinya gerakan yang sangat
bebas.

A.6.7.3.2. Macam Persendian Diartrosis


A.6.7.3.2.1. Sendi Peluru
A.6.7.3.2.1.1. Pengertian Sendi Peluru
A.6.7.3.2.1.1.1. Sendi peluru yaitu persendian yang gerakannya ke segala
arah.

A.6.7.3.2.1.2. Contoh Sendi Peluru


A.6.7.3.2.1.2.1. Contoh sendi peluru yaitu hubungan antara lengan atas
dengan tulang belikat, dan tulang paha dengan tulang pinggul.

A.6.7.3.2.2. Sendi Putar


A.6.7.3.2.2.1. Pengertian Sendi Putar
A.6.7.3.2.2.1.1. Sendi putar adalah persendian yang gerakannya
berputar dengan satu poros.

A.6.7.3.2.2.2. contoh Sendi Putar


A.6.7.3.2.2.2.1. Contoh sendi putar yaitu hubungan antara tulang atlas
dengan tulang tengkorak, dan hubungan antara lengan atas dengan
lengan bawah.

A.6.7.3.2.3. Sendi Luncur


A.6.7.3.2.3.1. Pengertian Sendi Luncur
A.6.7.3.2.3.1.1. Sendi luncur adalah persendian yang gerakannya
seperti menggeser.

A.6.7.3.2.3.1.2. Contoh Sendi Luncur


A.6.7.3.2.3.1.2.1.. Contoh sendi luncur yaitu pada sendi pergelangan
tangan, pergelangan kaki, hubungan antara tulang belikat dengan tulang
selangka.

A.6.7.3.2.4. Sendi Pelana


A.6.7.3.2.4.1. Pengertian Sendi Pelana
A.6.7.3.2.4.1.1. Sendi pelana adalah dikedua ujung tulangnya berbentuk
seperti pelana dan berporos dua.

A.6.7.3.2.4.2. Contoh Sendi Pelana


A.6.7.3.2.4.2.1. Contoh sendi pelana yaitu pada sendi antara tulang
telapak tangan dengan jari tangan, dan sendi antara telapak kaki dengan
jari kaki.

A.6.7.3.2.5. Sendi Engsel


A.6.7.3.2.5.1. Pengertian Sendi Engsel
A.6.7.3.2.5.1.1. Sendi engsel hanya dapat bergerak ke satu arah.
A.6.7.3.2.5.2. Contoh Sendi Engsel
A.6.7.3.2.5.2.1. Contoh sendi engsel yaitu pada persendian pada siku,
lutut, dan ruas antara jari.

A.6.7.3.2.6. Sendi Kondiloid


A.6.7.3.2.6.1. Pengertian Sendi Kondiloid
A.6.7.3.2.6.1.1. Sendi kondiloid adalah persendian yang arah
gerakannya ke kanan dan kiri serta maju-mundur.

A.6.7.3.2.6.2. Contoh Sendi Kondiloid


A.6.7.3.2.6.2.1. Contoh sendi kondiloid yaitu persendian pada
pergelangan tangan dengan tulang pengumpil.

A.7. Macam-macam Gerak karena Adanya Persendian


A.7.1. Gerak Fleksi dan Ekstensi
A.7.1.1. Pengertian Gerak Fleksi dan Ekstensi
A.7.1.1.1. Fleksi adalah gerak anggota tubuh yang menekuk atau
membengkok. Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.

Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.

A.7.1.2. Contoh Gerak Fleksi dan Ekstensi


A.7.1.2.1. Contoh gerak fleksi dan ekstensi yaitu terjadi pada siku, lutut,
dan ruas-ruas jari.
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
A.7.2. Gerak Adduksi dan Abduksi
A.7.2.1. Pengertian Gerak Adduksi dan Abduksi
A.7.2.1.1. Adduksi adalah gerak mendekati tubuh.
Abduksi merupakan lawan dari adduksi yaitu menjauhi tubuh.
A.7.2.2. Otot
. adductor dan Abduktor
A.7.2.2.1. Otot yang berperan adalah otot abduktor dan adduktor.
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
A.7.3. Gerak Elevasi dan Depresi
A.7.3.1. Pengertian Gerak Elevasi dan Depsresi
A.7.3.1.1. Elevasi merupakan gerakan mengangkat.
Depresi merupakan gerak menurunkan.

A.7.3.2. Contoh
Gerak Elevasi dan Depsresi
.

A.7.3.2.1. Contoh gerak elevasi dan depresi yaitu gerak membuka dan
Ekstensi adalah
menutup
mulut.gerak meluruskan anggota tubuh.

. Elevator dan Depresor


A.7.3.3. Otot
A.7.3.3.1. Otot yang berperan pada gerak ini adalah elevator dan
depressor.
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.

.
A.7.4. Gerak Supinasi
dan Pronasi
A.7.4.1. Pengertian Gerak Supinasi dan Pronasi
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
A.7.4.1.1. Supinasi adalah gerak menengadahkan atau membuka telapak
tangan. Pronasi merupakan gerak menelungkupkan
atau membalik telapak tangan.
A.7.4.2. Otot Supinator dan Pronotor
.
A.7.4.2.1. Otot yang berperan pada gerak ini adalah supinator dan
pronator.

Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.

A.7.5. Gerak Inversi dan Eversi

A.7.5.1. Pengertian Gerak Inversi dan Eversi

A.7.5.1.1. Inversi yaitu gerak memiringkan atau membuka telapak kaki


ke arah dalam tubuh. Eversi ialah gerak memiringkan atau
membuka telapak kaki ke arah luar tubuh
B.

Otot

B.1. Proses Kontraksi Otot


Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.1.1. Hampir setengah berat tubuh manusia berasal dari otot. Otot
disebut Alat gerak aktif karena dengan adanya kontraksi otot, membuat
tulang tubuh bisa bergerak.

B.2. Fungsi Otot


B.2.1..Kontrakbilitas
B.2.1.1 Kontrakbilitas terjadi pada saat otot berkontraksi yang memiliki
kemampuan
untuk
memendek
dari ukuran
awalnya.
Ekstensi
adalah gerak
meluruskan
anggota
tubuh.
B.2.2. Ekstenbilitas
B.2.2.1 Ekstenbilitas adalah kemampuan otot untuk memanjang dari
.ukuran awalnya.
B.2.3. Elastisitas
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.2.3.1 Elastisitas adalah kemampuan otot kembali pada ukuran semula
B.3. Lapisan Otot
.
B.3.1 Otot tersusun atas beberapa lapisan. lapisan luar atau superfi sial,
lapisan
tengah,
dan lapisan
dalam
Ekstensi
adalah
gerak meluruskan
anggota tubuh.
.
B.4. Struktur Otot
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.4.1. Miofiber
.

B.4.1.1 Otot memiliki berkas-berkas serat yang panjang dan tipis (miofiber). Setiap serat
mengandung bagian-bagian yang lebih tipis disebut miofibril (fibril otot). tiap fibril
mempunyai bagian lebih sempit lagi, yang dinamakan miofilamen. Ada dua jenis filamen,
yakni
aktin gerak
(tipis) meluruskan
dan miosin anggota
(tebal). tubuh.
Ekstensi
adalah

Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.

B.4.2. Tendon
B.4.2.1 Pada bagian ujung otot terdapat simpul keras berwarna putih seperti tali yang
menghubungkan antara tulang dan otot disebut tendon.

B.4.3. Pembuluh Darah dan Saraf


B.4.3.1 Pada otot terdapat pembuluh darah dan saraf yang membawa pesan dari otak untuk
mengendalikan otot.
.
B.5. Sifat Gerak Otot
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.1. Gerak Antagonis
.
B.5.1.1. Penjelasan Gerak Antagonis
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.1.1.1 otot mampu berkontraksi dengan kuat, namun tidak dapat memanjang dan mendorong dengan
kuat. Karena itu, otot bekerja secara berpasangan, yaitu pasangan berlawanan atau gerak antagonis.
B.5.1.2. Otot Bisep dan Otot Trisep

B.5.1.2.1. Penjelasan Otot Bisep dan Trisep


.

B.5.1.2.1.1 Pasangan otot akan bekerja sama dengan berbagai pasangan otot lainnya sebagai sistem
gerak pasif. contoh, otot bisep dan otot trisep.

Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.


B.5.1.2.2. Gerak Ekstensi
B.5.1.2.2.1 otot bisep berkontraksi memendek, maka otot trisep berelaksasi disebut gerak ekstensi.
.
B.5.1.2.3.
Gerak NonEkstensi
B.5.1.2.3.1 otot trisep berkontraksi, otot bisep berelaksasi
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
.
B.5.1.2.4.
Fleksor dan Ekstensor

B.5.1.2.4.1 otot bisep disebut sebut sebagai fleksor dan otot trisep sebagai ekstensor
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.2. Bekerja Sinergis
.
B.5.2.1 Pnejelasan Bekerja Sinergis
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.2.1.1 Otot juga bekerja secara sinergis sehingga saling
menunjang
.
B.6. Jenis-jenis Otot
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.6.1. Otot Rangka

B.6.1.1 Penjelasan Otot Rangka

B.6.1.1.1. Otot rangka merupakan komponen utama penyusun tubuh yang melekat pada rangka.
Tubuh kita bergerak karena adanya kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi

B.6.1.2 Otot Rangka Pada Lengan


B.6.1.2.1. Otot rangka pada lengan atas memiliki jenis otot bisep dan otot trisep. Otot bisep memiliki
dua buah tendon, satu perlekatan ujung tendon otot bisep pada tulang belikat disebut origo.
Pelekatan ujung tendon pada tulang pengumpil
disebut insersio.
B.6.1.3 Gerak Otot Rangka

B.6.1.3.1. Otot Sadar


B.6.1.3.1.1 Gerakan menulis, makan, menekuk jari, menekuk tangan, berjalan adalah contoh
gerakan otot rangka yang diatur oleh otak dan terjadi secara sadar disebut otot sadar.
B.6.2. Otot Polos
B.6.2.1 Penjelasan Otot Polos
B.6.2.1.1. Otot polos tersusun atas jaringan yang berasal dari kumpul an sel-sel otot polos yang
berbentuk gelendong, intinya satu di tengah, dan tidak memiliki garis-garis gelap terang seperti otot lurik

B.6.2.2 Gerak Otot Polos

B.6.1.3.1. Otot Tak Sadar


B.6.2.2.1. Gerak otot polos tidak disadari disebut otot tak sadar
B.6.2.3 Letak Otot Polos
B.6.2.3.1. Otot polos terdapat pada dinding alat-alat dalam, seperti saluran pernafasan,
pencernaan, reproduksi dan saluran air seni, juga pembuluh darah dan getah bening
B.6.3. Otot Jantung
B.6.3.1 Penjelasan Otot Jantung

B.6.3.1.1 Otot jantung disebut juga sebagai miokardium


B.6.3.2 Letak Otot Jantung
B.6.3.2.1 Hanya terdapat pada jantung, tepatnya di dinding jantung.
B.6.3.3 Sinsitium
B.6.3.3.1 Sel-sel otot jantung memiliki satu inti sel, mirip dengan otot rangka. Satu sel otot jantung
membentuk anyaman yang disebut sinsitium.

B.6.3.4 Diskus Interkalaris


B.6.3.4.1 tiap percabangan pada serabut terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris.

B.7. Mekanisme Gerak Otot

B.7.1. Filament Halus


B.7.1.1 Filamen halus (tipis) terdiri atas dua aktin dan satu protein regulator (pengatur) yaitu berupa
tropomiosin dan tropoponin
B.7.2. Filament Kasar
B.7.2.1 Filamen kasar (tebal) berupa miosin. Adanya fi lamen halus dan kasar, menyebabkan otot
rangka terlihat gelap dan terang.
B.7.3. Sarkomer
B.7.3.1 Unit gelap terang pada otot rangka disebut sarkomer. Sarkomer satu dengan yang lain
dibatasi oleh garis Z. Garis Z melekat pada fi lamen halus/terang, sedangkan filamen kasar berada
di bagian tengah sarkomer. Pada pita A, sebagian filamen kasar dan filamen halus saling tumpang
tindih. Zona H adalah bagian dari pita A yang hanya mengandung pita kasar (miosin). Pita I berada
pada ujung sarkomer dan dekat dengan garis Z. Pita I hanya terdiri atau filamen halus (aktin) saja.

B.7.4. Teori pergeseran filamen kontraksi otot.


B.7.4.1 Saat otot berkontraksi, sarkomer mereduksi, sehingga jarak garis Z yang satu ke garis Z
yang lain makin berdekatan. Kontraksi otot ini membuat pita I pendek dan zona H menjadi hilang.
Filamen aktin dan miosin tidak mengalami perubahan panjang, namun bergabung membentuk
aktomiosin. Kejadian ini dinamakan teori pergeseran (luncuran) filamen kontraksi otot.
B.7.5. protein regulator tropomiosin
B.7.5.1. Saat sel-sel otot relaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen halus dihambat, sehingga
tidak bergabung membentuk aktomiosin. Protein penghambat pengikatan myosin ini disebut protein
regulator tropomiosin.
B.7.6. Perolehan Energi
B.7.6.1 Anaerob
B.7.6.1.1 Penguraian Fosfat Keratin
B.7.6.1.1.1. Saat otot berelaksasi, kreatin mengikat fosfat sehingga terbentuklah fosfat
kreatin yang banyak mengandung energi. Pelepasan fosfat disertai dengan pelepasan energi
sering terjadi pada pertengahan pergeseran filamen. Karena itu, proses ini merupakan cara
tercepat dalam pemenuhan kebutuhan energi untuk kontraksi otot. Energi yang diperoleh ini
tidak bisa digunakan secara langsung, namun harus diubah terlebih dahulu
B.7.6.1.2 Penguraian Fosfat Keratin
B.7.5.1. Saat sel-sel otot relaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen halus dihambat,
sehingga tidak bergabung membentuk aktomiosin. Protein penghambat pengikatan myosin ini
disebut protein regulator tropomiosin.

B.7.6.2 Aerob
B.7.6.2.1 Proses Respirasi
proses respirasi sel, energi yang dibentuk berlangsung di dalam mitokondria. Di dalam sel otot,
tersimpan glikogen dan lemak yang merupakan sumber ATP terbesar saat otot berkontraksi.
C. Gangguan dan Kelainan pada Gerak Manusia
C.1. Gangguan dan Kelainan pada Tulang atau Rangka

C.1.1. Gangguan Mekanik

C.1.1.1 Fraktura

C.1.1.1.1 Penjelasan Fraktura


C.1.1.1.1.1 Gangguan mekanik pada tulang disebabkan adanya benturan atau tekanan dari luar tubuh.
Gangguan ini bisa berbentuk fraktura (atau retak
C.1.1.1.2 Fraktura Sederhana
C.1.1.1.2.1 Tulang mengalami retak namun posisi patahan belum bergeser dari psisi awal dan tidak
melukai otot sekitarnya
C.1.1.1.3 Fraktura Sebagian
C.1.1.1.3.1 Mengalami retak pada sebagian tulang saja. Apabila keretakan terjadi pada tulang pipa,
hanya sebagian diameternya saja yang mengalaminya dan tulang tidak terpisah.
C.1.1.1.4 Fraktura Terbuka
C.1.1.1.4.1 Posisi tulang telah terpisah.. Otot di sekitar tulang yang patah terlukai. kadang tulang dapat
menembus otot d i sekitarnya dan muncul di permukaan kulit.
C.1.1.1.5 Fraktura Berganda
C.1.1.1.5.1 Fraktura berganda adalah Patah tulang terbagi menjadi beberapa bagian, namun masih
terlindungi oleh otot.

C.1.2. Gangguan Fisiologis


C.1.2.1 Rakhitis
C.1.2.1.1. Penyakit tulang terjadi pada seseorang karena kekurangan vitamin D. sehingga
mengakibatkan struktur tulang menjadi tidak keras
C.1.2.2 Osteoporosis
C.1.2.2.1. Gejala yang dapat diamati pada osteoporosis adalah berkurangnya massa tulang yang terjadi
karena seseorang kekurangan hormon kelamin yang menyebabkan penyerapan bahan-bahan tu lang
dan oksifikasi berjalan lambat,tulang menjadi rapuh dan mudah patah

C.1.2.3 Mikrosepalus
C.1.2.3.1. gangguan pertumbuhan pada tulang tengkorak, sehingga kepala memiliki ukuran kecil,
disebabkan kekurangan kalsium saat masih bayi yang diikuti adanya gangguan perkembangan mental
C.1.2.4 Penyakit Tulang
C.1.2.4.1. Berbagai penyakit yang menyerang tulang dapat memicu terjadinya kelainan tulang yang
dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap gerakan tubuh.
C.1.3. Gangguan pada Tulang Belakang
C.1.3.1 Penjelasan Gangguan pada Tulang Belakang

C.1.3.1.1 Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi ruas-ruas tulang
belakang seperti kebiasaan duduk yang salah, sehingga kelengkungan tulang belakang juga mengalami
perubahan.
C.1.3.2 Kifofisis
C.1.3.2.1 Kifosis adalah gangguan ruas-ruas tulang belakang yang terlalu membengkok kearah belakang
sehingga badan terlihat bongkok.
C.1.3.3 Lordosis

C.1.3.3.1 Lordosis adalah gangguan tulang belakang yang mengakibatkan bagian pinggang membengkok ke
arah depan.
C.1.3.4 Skoliosis
C.1.3.4.1 Skoliosis adalah gangguan yang menjadikan tulang belakang membengkok ke arah samping
C.1.3.5 Subluksasi
C.1.3.5.1 Subluksasi adalah gangguan tulang belakang bagian ruas leher tertarik ke kanan atau ke kiri.
Akibatnya, posisi kepala tidak lurus. Kelainan ini dapat terjadi karena kecelakaan.

C.1.4. Gangguan Persendian dan Peradangan


C.1.4.1. Penjelasan Gangguan Persendian dan Peradangan
C.1.4.1.1 Apabila mengalami gangguan persendian, gerakan tulang menjadi tidak leluasa dan menimbulkan rasa
nyeri
C.1.4.2. Dislokasi
C.1.4.2.1 Dislokasi merupakan gangguan persendian akibat sendi bergeser dari posisi semula yang
disebabkan jaringan ikat pada ujung tulang yang membentuk sendi sobek atau tertarik.

C.1.4.3. Keseleo

C.1.4.3.1 Penyebab keseleo adalah gerakan yang mendadak dan jenis gerakannya memang tidak biasa
dilakukan yang menyebabkan daerah yang terkilir, biasanya bengkak dan penderita akan merasakan sakit.

C.1.4.4. Ankilosis

C.1.4.4.1 gangguan persendian yang menyebabkan sendi tidak dapat digerakkan


.
C.1.4.5. Arthritis
C.1.4.5.1 Penjelasan Arthritis

C.1.4.5.1 Artritis menyebabkan rasa nyeri dan sakit dikarenakan sendi mengalami peradangan

C.1.4.5.2 Osteothritis
C.1.4.5.2.1 Osteoartritis, yakni artritis yang terjadi karena adanya penipisan kartilago pada persendian,
sehingga mengganggu pergerakan sendi.
C.1.4.5.3. Goutartritis
C.1.4.5.3.1. Goutartritis, yaitu artritis yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme asam urat.
Akibatnya, terjadilah penumpukan asam urat di daerah sendi, sehingga sendi menjadi bengkak.
C.1.4.5.4. Reumatoid
C.1.4.5.4.1. Reumatoid, ialah pengapuran atau peradangan yang terjadi pada kartilago. Karena itu,
sendi yang mengalami peradangan sulit digerakkan.

C.1.5 Infeksi Sendi


C.1.4.6.1. Infeksi sendi dapat terjadi karena adanya infeksi kuman yang menyerang sendi sehingga
menyebabkan persendian menjadi kaku.

C.1.6. Layuh Semu


C.1.4.7.1. Sementara layuh semu disebabkan oleh kuman sifilis yang menyerang cakra epifisise yaitu
daerah pemanjangan tulang. Infeksi sifilis ini terjadi pada seseorang sejak dalam kandungan

C.1.7. Produk Teknologi yang Berkaitan dengan Kelainan Tulang

C.1.7.1 Mengatasi Patah Tulang

C.1.7.1.1 Penjelasan Mengatasi Patah Tulang

C.1. 7.1.1.1 Untuk memastikan adanya patah tulang dan kondisi tulang yang cidera, dapat
menggunakan peralatan medis modern

C.1. 7.1.2 Pembidayaan


C.1. 7.1.2.1 Pembidaian, yaitu proses melekatkan papan kayu atau benda keras yang lain
pada bagian tulang yang patah. Selanjutnya dilakukan pembalutan dengan perban

C.1. 7.1.3. Pemasangan Gips

C.1. 7.1.3.1 Pemasangan gips, yang dilakukan dengan cara pembalutan didaerah patah berbahan gips

C.1. 7.1.4. Pembedahan


C.1. 7.1.4.1 Pembedahan, dilakukan dengan cara membedah otot, memasukkan dan memasangkan
batang platina pada bagian tulang yang patah. Proses ini dinamakan fiksasi internal.

C.1. 7.2 Mengatasi Kanker Tulang

C.1. 7.2.1. Penjelasan Mengatasi Kanker Tulang


C.1.7.2.1.1 Sebelum diterapi secara kimiawi, terlebih dahulu kanker pada tulang diketahui dengan
jelas letaknya. Setelah diketahui, baru dilanjutkan dengan pembedahan, penanganan dilanjutkan
dengan kemoterapi.

C.2. Gangguan dan Kelainan pada Otot

C.2.1. Atropi
C.2.1.1 Pada penderita atropi, otot terlihat makin mengecil, lemah, dan kemampuan kontraksinya
menurun. Penyebab atrofi adalah penyakit poliomielitis, suatu penyakit disebabkan oleh virus.

C.2.2. Hipertropia
C.2.2.1 Hipertropi dicirikan dengan otot berkembang menjadi lebih besar. Kelainan ini terjadi karena
otot dilatih dengan beban berat secara terus menerus dan berlebihan.

C.2.3. Hernia Abdominal


C.2.3.1 Hernia abdominal adalah sobeknya dinding otot perut sehingga menyebabkan usus masuk ke
dalam sobekan tersebut.

C.2.4. Distropi
C.2.4.1 Distrofi merupakan penyakit otot kronis yang menyebabkan gangguan pada gerak. Penyakit
ini diduga merupakan penyakit bawaan.
C.2.5. Kaku Leher
C.2.5.1. Kaku leher merupakan penyakit radang pada otot leher yang berakibat leher sakit dan leher
juga terasa kaku. Kelainan ini terjadi karena kesalahan gerak.

C.2.6. Tetanus
C.2.6.1. Penyakit tetanus dicirikan dengan otot terus menerus berkontraksi, sehingga otot menjadi kejang.
Akibatnya, otot tak dapat berkontraksi lagi. Penyebab tetanus adalah adanya infeksi pada luka oleh bakteri
Clostridium tetani.
C.2.7. Produk Teknologi yang Terkait dengan Kelainan Otot

C.2.7.1 Biopsi

C.2.7.1. Biopsi otot adalah salah satu teknik dalam pengambilan jaringan otot untuk mendiagnosis kanker

Anda mungkin juga menyukai