: 3. Menjelaskan Struktur Dan Fungsi Organ Manusia Dan Hewan Tertentu , Kelainan/Penyakit Yang Mungkin Terjadi Serta Implikasinya Pada Salingtemas
Kompetensi Dasar
: 3.1 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia
Indikator
: 3.1.1 Menjelaskan struktur dan fungsi rangka sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
3.1.2 Menjelaskan macam-macam rangka
3.1.3 Mendeskripsikan struktur tulang
3.1.4 Menjelaskan macam-macam tulang berdasarkan bentuknya
3.1.5 Menjelaskan jenis-jenis tulang menurut zat penyusunnya
3.1.6 Menjelaskan proses pembentukan tulang (Osifikasi)
3.1.7 Menjelaskan hubungan antartulang yang membentuk berbagai persendian
3.1.8 Menggambarkan struktur persendian
3.1.9 Menghubungkan berbagai gerakan dan persendian yang terlibat
3.1.10 Menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia
3.1.11 Mengidentifikasi berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia
Jenis Materi
: Konseptual (K)
Faktual (F)
Prosedural (P)
NO.
Teks dasar
Indikator
Jenis
materi
Perbaikan
Proposisi mikro
Proposisi
makro 1
3.
Proposisi
makro 4
Proposisi
makro 5
Proposisi
makro 6
Proposisi
makro 7
Proposisi
utama
Endoskeleton
Rangka
3.1.1
2.
Proposisi
makro 3
1.
Proposisi
makro 2
Rangka manusia
berfungsi sebagai
pembentuk tubuh,
penegak tubuh,
melindungi bagian tubuh
yang lunak, tempat
melekatnya otot dan
pembentukan sel darah
dan limfosit B.
Rangka menjadi tempat
penyimpanan kalsium
terutama fosfat, sebagai
alat gerak pasif.
Fungsi rangka
Sistem
Gerak
Manusia
4.
5.
6.
7.
3.1.2
K
8.
Macam
rangka
Rangka
Pengertian
Rangka aksial
Fungsi rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Rangka
Tengkorak
Macam
rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Rangka
Penyusun
tengkorak
Tengkorak
Macam
rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Macam
rangka aksial
Fungsi
tengkorak
Penyusun
tengkorak
Tulang
tempurung
Rangka
9.
10.
Tulang muka
Jumlah ruas
tulang
belakang
Ruas-ruas
tulang
belakang
Macam
rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Rangka
11.
12.
Berdasarkan letaknya,
tulang belakang
tersusun atas 7 ruas
tulang leher (cervijalis),
12 ruas tulang punggung
(thoraxalis), 5 ruas
tulang pinggang
(lumbalis), 5 ruas tulang
kelangkang (sacrum) dan
4 ruas tulang
ekor (cocsigeus).
Pembagian
jumlah ruas
tulang
belakang
Penyusun
tulang dada
Tulang dada
(manubrium), badan
(corpus) dan ekor
(processus xiphoideus =
taju pedang) yang
berupa tulang rawan.
Bagian kepala adalah
tempat melekatnya
tulang selangka
(clavicula) dan tulang
rusuk nomer satu dan
tulang rusuk yang
lainnya melekat pada
bagian badan.
13.
14.
Jumlah tulang
rusuk dan
letaknya
Tulang rusuk
Macam
tulang rusuk
Tulang
rususk
Macam
rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Rangka
Tulang rusuk
sejati
Macam
tulang rusuk
Tulang
rususk
Macam
rangka
aksial
Rangka
aksial
Macam
rangka
Rangka
15.
16.
Tulang rusuk
palsu
Tulang rusuk
melayang
Pengertian
rangka
apendikuler
Penyusun
rangka
apendikuler
Macam
tulang
anggota gerak
atas
Rangka
apendikuler
Macam
rangka
Rangka
Tulang
anggota
gerak atas
Penyusun
rangka
apendikule
r
Rangka
apendikule
r
Macam
rangka
Rangka
17.
Macam
tulang
anggota gerak
bawah
18.
Tulang
anggota
gerak bawah
19.
Dengan adanya
asetabulum, tulang paha
dapat melekat pada
tulang pinggul. Tulang
paha juga akan
tersambung dengan
tulang betis dan tulang
kering, persambungan
tersebut dilakukan oleh
tulang lutut.
Tulang betis dan tulang
kering berhubungan
dengan tujuh tulang
pergelangan kaki
Asetabulum
20.
3.1.3
21.
22.
Jumlah tulang
penyusun
rangka pada
orang dewasa
dan bayi.
Penyusun
tulang
Komponen
penyusun
tulang.
Jumlah
tulang
penyusun
rangka
Tulang
penyusun
rangka
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
Rangka
23.
3.1.4
Bentuk tulang
Pengertian
tulang pipa
Tulang pipa
Bagian-bagian
tulang pipa
Bentuk
tulang
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
memanjang.
25.
Sumsum
tulang
26.
27.
Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang pipih ini tersusun atas dua lapisan
tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis
karnii. Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa
yang dinamakan diploe. Peran tulang pipih adalah
melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya.
Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk,
dan tulang belikat.
28.
Bagian lain
dari tulang
pipa
Contoh tulang
pipa
Pengertian
tulang
pendek
Tulang
pendek
Contoh tulang
pendek
Pengertian
tulang pipih
Penyusun
tulang pipih
Fungsi tulang
pipih
Tulang pipih
29.
31.
32.
Tanpa tulang rawan, tentu tubuh kita akan terasa sakit bila
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Saat kita sedang
tidur miring misalnya, bila tulang telinga kaku,
kemungkinan besar bisa patah dan kenyamanan saat tidur
tidak bisa kita rasakan.
Selain pada telinga, tulang rawan juga terdapat pada
daerah antartulang belakang dan ujung hidung. Tulang
rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang
disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud yakni
kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan
yang masih muda dan disebut dengan kondroblas.
Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah lapisan
yang dinamakan perikondrium.
3.1.5
Contoh tulang
pipih
Pengertian
tulang tak
beraturan
Contoh tulang
tak beraturan
Tulang tak
beraturan
Jenis tulang
menurut zat
penyusunnya
Jenis tulang
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
Tulang
rawan
Jenis tulang
Tulang
penyusun
rangka
Ciri fisik
tulang rawan
dan tulang
sejati
Daerah tulang
rawan
Pengertian
tulang rawan
Rangka
Kondroblas merupakan
kondrosit yang dibentuk
oleh sel-sel tulang rawan
yang masih muda.
Perikondrium
merupakan kondroblas
yang dibungkus oleh
sebuah lapisan.
33.
34.
Kondroblas
Perikondrium
Bentuk sel
kondrosit
Lakuna
Tulang rawan
anak-anak
dan orang
dewasa
Macam-macam tulang
rawan meliputi tulang
rawan hialin, tulang
rawan serat (fibrosa),
dan tulang rawan elastis.
K
Macammacam tulang
rawan
Tulang rawan
hialin
Macammacam
tulang
rawan
Tulang
rawan
Jenis tulang
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
36.
37.
38.
39.
Tulang rawan
fibrosa
Tulang rawan
elastis
Sifat tulang
sejati
Struktur
penyusun
tulang sejati
Tulang sejati
Jenis tulang
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
Osteosit
Sel tulang
Osteoklas
Struktur
penyusun
tulang
sejati
Penyusun
matriks
Matriks
Semen
Tulang
sejati
Jenis tulang
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
Serabut kolagen
merupakan zat yang
menjadikan tulang tidak
mudah rapuh.
Mineral merupakan zat
yang dapat mengeraskan
tulang seperti kalsium
fosfat (Ca(PO4)2) dan
kalsium karbonat
(CaCo3).
Tulang keras atau sejati
dibedakan menjadi dua,
yaitu tulang kompak dan
tulang spons (tulang
berongga).
41.
42.
43.
Mineral
Macammacam tulang
sejati
Tulang sejati
Tulang
penyusun
rangka
Rangka
Tulang anak-anak
banyak mengandung zat
perekat dan tulang
orang dewasa banyak
mengandung zat kapur.
Kandungan
zat dalam
tulang sej ati
anak-anak
dan orang
dewasa
Kandungan
zat dalam
tulang sejati
Tulang
sejati
Tulang
penyusun
rangka
Pengertian
osifikasi
Osifikasi
Rangka
40.
Serabut
kolagen
3.1.6
Proses
osifikasi
Rangka
44.
45.
46.
K
3.1.7
F
mengandung osteoblast
terutama pada bagian
tengah epifisise dan
diafisise serta pada
jaringan ikat
pembungkus tulang
rawan (perikondrium).
Pembentukan osteosit
berlangsung secara
konsentris
sehingga membentuk
sistem Havers yang di
bagian tengahnya
terdapat
saluran Havers yang
mengandung banyak
pembuluh darah dan
saraf. Jika osteosit telah
terbentuk maka osteosit
akan menyekresikan
protein sehingga
membentuk matriks
tulang.
Matriks tulang yang
telah terbentuk akan
mendapatkan
penambahan kasium
dan fosfat sehingga
membuat tulang lebih
keras tetapi pada bagian
cakra epifise, matriks
tulangnya tidak
mengalami
pengerasan.
Persendian adalah
hubungan antartulang
yang dapat digerakkan
da nada pula yang tidak
dapat digerakkan.
Tubuh kita memiliki
lebih dari 150
persendian.
Pengertian
persendian
Jumlah
persendian
dalam tubuh
Hubungan
antar tulang
(persendian)
Rangka
47.
48.
49.
Persendian terbesar
terdapat pada pinggul
dan lutut, sedangkan
yang terkecil berada
pada jari tangan, jari
kaki, dan di antara
tulang yang sangat kecil
di dalam telinga.
Cairan sinovial yaitu
cairan kental yang
berada pada ujung
tulang rawan
yang berfungsi untuk
melancarkan gerakan,
mengurangi gesekan,
dan kerusakan antara
tulang rawan.
Ligamen merupakan
tempat penyatuan
tulang pada suatu
persendian yang
berfungsi sebagai tali
pengikat yang lentur dan
kuat sehingga pada saat
tulang bergerak, tidak
bergerak terlalu jauh.
Letak
persendian
terbesar dan
terkecil
Cairan
sinovial
Ligamen
Bagian yang
berada dalam
50.
Meniskus merupakan
tulang rawan tambahan
yang berfungsi agar lutut
terkunci sehingga dapat
berdiri tegak.
Persendian dibagi
menjadi 3 macam yaitu
sinartrosis, amfiartrosis
dan diartrosis.
Persendian sinartrosis
memungkinkan
tulang tidak mengalami
gerakan, karena kedua
ujung tulang
dihubungkan oleh
jaringan ikat.
Persendian sinartrosis
dibedakan menjadi dua
yaitu sinartrosis
sinkondrosis dan
sinartrosis sinfibrosis.
Sinartrosis
sinkondrosis merupakan
sinartrosis yang
tulangnya
dihubungkan oleh tulang
rawan. Contohnya yaitu
hubungan antara ruasruas tulang belakang,
dan hubungan antara
tulang rusuk dengan
tulang dada.
persendian
Macam
persendian
Pengertian
persendian
sinartrosis
Persendian
sinartrosis
Macam
persendian
Macam
persendian
sinartrosis
Persendian
sinartrosis
sinkondrosis
Macam
persendian
sinartrosis
Persendian
sinartrosis
Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)
Rangka
Macam
persendian
Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)
Rangka
52.
54.
Persendian amfiartrosis
memungkinkan
terjadinya suatu gerakan
yang sedikit.
53.
Persendian sinatrosis
sinfibrosis ialah antara
tulang satu dengan
tulang lainnya
dihubungkan oleh
jaringan ikat serabut
(fibrosa).
Contoh Persendian
sinatrosis sinfibrosis
yaitu hubungan antara
sendi tulang tengkorak
yang disebut sutura.
Contoh persendian
amfiartrosis ialah
hubungan antara ruasruas tulang belakang
dengan tulang rusuk,
dan hubungan antar
ruas tulang belakang.
Persendian diartrosis
memungkinkan
terjadinya gerakan yang
Persendian
sinatrosis
sinfibrosis
Pengertian
persendian
amfiartrosis
Persendian
amfiartrosis
Contoh
persendian
amfiartrosis
Pengertian
persendian
diartrosis
persendian
diartrosis
Macam
persendian
Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)
Rangka
55.
56.
sangat bebas.
Macam-macam
persendian diartrosis
yaitu sendi peluru, sendi
putar, sendi luncur,
sendi pelana, sendi
engsel, dan sendi
kondiloid.
Macammacam
persendian
diartrosis
Pengertian
sendi peluru
Sendi peluru
Contoh sendi
peluru
Macammacam
persendian
diartrosis
Pengertian
sendi putar
Sendi putar
Contoh sendi
putar
persendian
diartrosis
Macam
persendian
Hubungan
antar
tulang
(persendia
n)
Rangka
58.
59.
60.
61.
Pengertian
sendi luncur
Sendi luncur
Contoh sendi
luncur
Pengertian
sendi pelana
Sendi pelana
Contoh sendi
pelana
Pengertian
sendi engsel
Sendi engsel
Contoh sendi
engsel
Pengertian
sendi
kondiloid
Sendi
kondiloid
62.
3.1.9
K
63.
64.
Contoh sendi
kondiloid
Macammacam gerak
karena
adanya
persendian
Rangka
Pengertian
gerak fleksi
dan ekstensi
Gerak fleksi
dan gerak
ekstensi
Contoh gerak
fleksi dan
ekstensi
Pengertian
gerak adduksi
dan abduksi
Gerak
adduksi dan
abduksi
Macammacam
gerak
karena
adanya
persendian
Rangka
65.
Elevasi merupakan
gerakan mengangkat.
Depresi merupakan
gerak menurunkan.
Contoh gerak elevasi
dan depresi yaitu gerak
membuka dan menutup
mulut.
Otot yang berperan
pada gerak ini adalah
elevator dan depressor.
Pengertian
gerak elevasi
dan depresi
Contoh gerak
elevasi dan
depresi
Gerak
elevasi dan
depresi
Otot elevator
dan depresor
Pengertian
gerak supinasi
dan pronasi
Otot
supinator dan
pronotor
Gerak
supinasi dan
pronasi
67.
68.
3.1.10
Pengertian
gerak inversi
dan eversi
Otot
Gerak
inversi dan
eversi
69.
70.
71.
Kontrakbilitas terjadi
pada saat otot
berkontraksi yang
memiliki kemampuan
untuk memendek dari
ukuran awalnya.
Ekstenbilitas adalah
kemampuan otot untuk
memanjang dari ukuran
awalnya.
Elastisitas adalah
kemampuan otot
kembali pada ukuran
semula.
Otot tersusun atas
beberapa lapisan.
lapisan luar atau
superfisial, lapisan
tengah, dan lapisan
dalam.
Otot memiliki berkasberkas serat yang
panjang dan tipis
(miofiber).
Setiap serat
mengandung bagianbagian yang lebih tipis
disebut miofibril (fibril
otot).
Kontrakbilitas
Ekstenbilitas
kemampuan
otot
sebagaialat
gerak aktif
Otot
Elastisitas
Lapisan otot
Miofiber
Miofibril
Otot
Struktur otot
Miofiber
Otot
Struktur
otot
Otot
72.
73.
otot mampu
berkontraksi dengan
kuat, namun tidak dapat
memanjang dan
mendorong dengan
kuat. Karena itu, otot
bekerja secara
berpasangan, yaitu
pasangan berlawanan
atau gerak antagonis.
Filament
(aktin dan
miosin)
Miofibril
Miofiber
Struktur otot
Otot
Sifat gerak
otot
Otot
Tendon
Pembuluh
darah dan
Saraf
Gerak
Antagonis
Struktur
otot
Otot
Otot bisep
dan otot
trisep
Gerak
antagonis
Sifat gerak
otot
Otot
Otot bisep
dan otot
trisep
Gerak
antagonis
Sifat gerak
otot
Sifat gerak
otot
Otot
Gerak
ekstensi
Gerak non
ekstensi
74.
Bekerja
sinergis
Otot
Otot rangka
(lurik)
75.
76.
Otot bisep
dan otot
trisep
Otot rangka
pada lengan
Origo dan
insersio
Jenis-jenis
otot
Otot rangka
Otot bisep
Otot
Jenis jenis
Otot
Otot
Otot
rangka
pada
lengan
Otot
rangka
Jenis-jenis
Otot
Otot
77.
78.
Gerakan menulis,
makan, menekuk jari,
menekuk tangan,
berjalan adalah contoh
gerakan otot rangka
yang diatur oleh otak
dan terjadi secara sadar
disebut otot sadar.
Otot sadar
Jenis-jenis
Otot
Gerak otot
rangka
Otot
rangka
Otot polos
Jenis-jenis
Otot
Otot
otot polos
jenis-jenis
otot
otot
Penjelasan
Otot polos
Letak otot
polos
otot
80.
81.
82.
Otot jantung
(miokardium)
Jenis-jenis
Otot
Otot
Otot jantung
Jenis-jenis
otot
Sinsitium
Diskus
interkalaris
Gerak otot
jantung
Mekanisme
gerak otot
Filament
halus
Otot
Mekanisme
gerak otot
Otot
Otot
83.
Filamen kasar
Sarkomer
84.
85.
Teori
pergeseran
filamen
kontraksi
otot.
protein
regulator
tropomiosin
Aerob dan
anaerob
Mekanisme
gerak otot
Otot
87.
88.
89.
Penguraian
fosfat kreatin
Anaerob
Mekanisme
gerak otot
Otot
Anaerob
Mekanisme
gerak otot
otot
Proses
Fermentasi
Proses
Fermentasi
90.
91.
92.
3.1.11
Proses
respirasi
Fraktura
Fraktura
sederhana
Aerob
Gangguan
mekanik
Fraktura
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
manusia
Gangguan
mekanik
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
manusia
Fraktura
sebagian
93.
94.
95.
Fraktura berganda
adalah Patah tulang
terbagi menjadi
beberapa bagian, namun
masih terlindungi oleh
otot.
Fraktura
berganda
96.
97.
Penyebab tulang
mengalami gangguan fi
siologis adalah adanya
keabnormalan fungsi
hormon atau tulang
kekurangan mineral dan
vitamin.
Penyakit tulang terjadi
pada seseorang karena
kekurangan
vitamin D. sehingga
mengakibatkan struktur
tulang menjadi tidak
keras.
Gangguan
fisiologis
Rakhitis
Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
Gangguan
fisiologis
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
98.
99.
100.
101.
Mikrosefalus merupakan
gangguan pertumbuhan
pada
tulang tengkorak,
sehingga kepala memiliki
ukuran kecil, disebabkan
kekurangan kalsium saat
masih bayi yang diikuti
adanya gangguan
perkembangan mental.
Berbagai penyakit yang
menyerang tulang dapat
memicu terjadinya
kelainan tulang yang
dapat menyebabkan
tekanan fisik dan
fisiologis terhadap
gerakan tubuh.
Gangguan pada tulang
belakang terjadi karena
adanya perubahan posisi
ruas-ruas tulang
belakang seperti
Osteoporosis
Mikrosefalus
Penyakit
tulang
Gangguan
pada tulang
belakang
Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
102.
Lordosis adalah
gangguan tulang
belakang yang
mengakibatkan bagian
pinggang membengkok
ke arah depan.
Kifofisis
103.
gerak
Gangguan
pada tulang
belakang
Lordosis
Skoliosis adalah
gangguan yang
menjadikan tulang
belakang membengkok
ke arah samping.
Skoliosis
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
105.
106.
107.
Subluksasi adalah
gangguan tulang
belakang bagian ruas
leher tertarik ke kanan
atau ke kiri. Akibatnya,
posisi kepala tidak lurus.
Kelainan ini dapat terjadi
karena kecelakaan.
Subluksasi
Apabila mengalami
gangguan persendian,
gerakan tulang menjadi
tidak leluasa dan
menimbulkan rasa nyeri.
Dislokasi
merupakan
gangguan
persendian
akibat sendi bergeser
dari posisi semula yang
disebabkan jaringan ikat
pada ujung tulang yang
Gangguan
persendian
dan
peradangan
Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka
Dislokasi
Gangguan
persendian
dan
peradangan
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
108.
109.
110.
111.
112.
113.
Keseleo
Ankilosis
Artritis
Osteoartritis
Artritis
Goutartritis
Reumatoid
Gangguan
persendian
dan
peradanga
n
Gangguan
dan
kelainan
pada tulang
atau
rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
114.
115.
116.
117.
118.
mengalami peradangan
sulit digerakkan.
Infeksi sendi dapat
terjadi karena adanya
infeksi kuman yang
menyerang sendi
sehingga menyebabkan
persendian menjadi
kaku.
Sementara layuh semu
disebabkan oleh kuman
sifilis yang menyerang
cakra epifisise yaitu
daerah pemanjangan
tulang. Infeksi sifilis ini
terjadi pada seseorang
sejak dalam kandungan.
Untuk memastikan
adanya patah tulang dan
kondisi
tulang yang cidera, kita
dapat menggunakan
peralatan medis
modern.
Pembidaian, yaitu
proses melekatkan
papan kayu atau benda
keras yang lain pada
bagian tulang yang
patah. Selanjutnya
dilakukan pembalutan
dengan perban
Pemasangan gips, yang
dilakukan dengan cara
Infeksi sendi
Gangguan
dan kelainan
pada tulang
atau rangka
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
Layuh semu
Mengatasi
Patah Tulang
Pembidaian
Pemasangan
gips
Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang
Mengatasi
Patah Tulang
Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang
119.
120.
121.
122.
pembalutan didaerah
patah berbahan gips
Pembedahan, dilakukan
dengan cara membedah
otot, memasukkan dan
memasangkan batang
platina pada bagian
tulang yang patah.
Proses ini dinamakan
fiksasi internal.
Sebelum diterapi secara
kimiawi, terlebih dahulu
kanker pada tulang
diketahui dengan jelas
letaknya. Setelah
diketahui, baru
dilanjutkan
dengan pembedahan,
penanganan dilanjutkan
dengan kemoterapi.
Pada penderita atropi,
otot terlihat makin
mengecil, lemah, dan
kemampuan
kontraksinya menurun.
Penyebab atrofi adalah
penyakit poliomielitis,
suatu penyakit
disebabkan oleh virus.
Hipertropi dicirikan
dengan otot
berkembang menjadi
lebih besar. Kelainan ini
terjadi karena otot
dilatih dengan beban
berat secara terus
menerus dan
berlebihan.
Pembedahan
Penanganan
Kanker Tulang
Produk
Teknologi
yang
Berkaitan
dengan
Kelainan
Tulang
Atropi
Ganggguan
atau
kelainan
pada otot
Hipertropi
Gangguan
dan
kelainan
pada
sistem
gerak
123.
124.
125.
Hernia
abdominal
Distrofi
Kaku leher
Tetanus
127.
biopsi otot
produk
teknologi
yang terkait
dengan
kelainan
otot
A.
Rangka
A.1. Endoskeleton
Rangka tubuh manusia merupakan endoskeleton yang dapat mengalami pertumbuhan.
A.3.1.3.1 Tengkorak
A.3.1.3.1.1 Fungsi Tengkorak
A.3.1.3.1.1.1 Tengkorak berfungsi sebagai pelindung isi kepala.jantung, paru-paru, dan lainnya.
A.3.1.3.1.2 Penyusun Tengkorak
A.3.1.3.1.2.1 Tulang Tempurung
A.3.1.3.1.2.1.1 Tulang tempurung kepala terdiri atas tulang kepala belakang (osipital), tulang
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun (parietal),
A.3.1.3.1.2.2
dan tulang
Tulang
dahiMuka
(frontal).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun (parietal),
A.3.1.3.1.2.2.1 Tulang muka tersusun oleh tulang rahang atas (maksila), tulang rahang
dan tulang dahi (frontal).
bawah (mandibula), tulang
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang langit-langit
A.3.1.3.2 Ruas-ruas
Tulang Belakang
(palatum).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun
A.3.1.3.2.1(parietal),
Jumlah Ruas
danTulang
tulang Belakang
dahi (frontal).
A.3.1.3.2.1.1
baji (shenoid),
Ruas-ruas
tulang
tulang
tapis
belakang
(ethmoid),
(vertebrae)
tulang pelipis
manusia
(temporal),
terdiri atas
tulang
34 ubun-ubun
ruas. (parietal), dan tulang dahi (frontal).
hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang
langit-langit (palatum).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubunubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).
baji (shenoid), tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-
A.3.2.1.1 Rangka apendikuler adalah rangka yang terkait langsung dengan sistem
gerak.
A.3.2.2 Penyusun Rangka Apendikuler
A.3.2.2.1.1 Tulang bahu berada pada kanan dan kiri yang tersusun atas tulang selangka
(clavicula) dan tulang belikat (sqapula). Tulang lengan atas memiliki satu tulang. ulang lengan
bawah terdiri dari tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius) yang akan berhubungan
dengan delapan tulang pergelangan tangan (carpal), lima tulang telapak tangan (metacarpal)
dan empat belas tulang jari tangan (Folonges)
A.3.2.2.2 Tulang Anggota Gerak Bawah
A.3.2.2.2.1 Macam Tulang Anggota Gerak Bawah
A.3.2.2.2.1 Tulang anggota gerak bawah meliputi tulang pinggul yang terdiri dari tulang
duduk, tulang usus dan tulang kemaluan yang masing-masingnya berada pada bagian
kanan dan kiri.
A.4.5.1.1. Menurut zat penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan
(kartilago) dan tulang keras (osteon).
A.4.5.3.3. Kondroblas
A.4.5.3.3.1. Kondroblas merupakan kondrosit yang dibentuk oleh sel-sel tulang
rawan muda
A.4.5.3.4. Perikondrium
Perikondrium
A.4.5.3.4.1. Perikondrium merupakan kondroblas yang dibungkus oleh sebuah
lapisan.
A.4.5.3.5. Bentuk sel Kondrosit
A.4.5.3.5.1. Sel kondrosit penyusun tulang rawan berbentuk bulat besar dengan inti
satu atau dua buah.
A.4.5.3.6. Lakuna
A.4.5.3.6.1. Lakuna merupakan sel kondrosit yang berada dalam ruang-ruang. Di
dalam satu lakuna biasanya terdapat dua sel kondrosit.
A.4.5.3.7. Tulang Rawan Anak-anak dan Orang Dewasa
A.4.5.3.7.1. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim. Sedangkan tulang
rawan pada orang dewasa berasal dari perikondrium.
A.4.5.3.8. Macam-macam Tulang Rawan
A.4.5.3.8.1. Tulang Rawan Hialin
A.4.5.3.8.1.1. Tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan dan bening yang
ditemukan pada rangka janin sebelum menjadi tulang keras, tulang rawan iga, dan
saluran pernafasan.
A.6.5. Ligamen
A..6.5.1. Ligamen merupakan tempat penyatuan tulang pada suatu persendian yang
berfungsi sebagai tali pengikat yang lentur dan kuat sehingga pada saat tulang
bergerak, tidak bergerak terlalu jauh.
A.7.3.2. Contoh
Gerak Elevasi dan Depsresi
.
A.7.3.2.1. Contoh gerak elevasi dan depresi yaitu gerak membuka dan
Ekstensi adalah
menutup
mulut.gerak meluruskan anggota tubuh.
.
A.7.4. Gerak Supinasi
dan Pronasi
A.7.4.1. Pengertian Gerak Supinasi dan Pronasi
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
A.7.4.1.1. Supinasi adalah gerak menengadahkan atau membuka telapak
tangan. Pronasi merupakan gerak menelungkupkan
atau membalik telapak tangan.
A.7.4.2. Otot Supinator dan Pronotor
.
A.7.4.2.1. Otot yang berperan pada gerak ini adalah supinator dan
pronator.
Otot
B.4.1.1 Otot memiliki berkas-berkas serat yang panjang dan tipis (miofiber). Setiap serat
mengandung bagian-bagian yang lebih tipis disebut miofibril (fibril otot). tiap fibril
mempunyai bagian lebih sempit lagi, yang dinamakan miofilamen. Ada dua jenis filamen,
yakni
aktin gerak
(tipis) meluruskan
dan miosin anggota
(tebal). tubuh.
Ekstensi
adalah
B.4.2. Tendon
B.4.2.1 Pada bagian ujung otot terdapat simpul keras berwarna putih seperti tali yang
menghubungkan antara tulang dan otot disebut tendon.
B.5.1.2.1.1 Pasangan otot akan bekerja sama dengan berbagai pasangan otot lainnya sebagai sistem
gerak pasif. contoh, otot bisep dan otot trisep.
B.5.1.2.4.1 otot bisep disebut sebut sebagai fleksor dan otot trisep sebagai ekstensor
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.2. Bekerja Sinergis
.
B.5.2.1 Pnejelasan Bekerja Sinergis
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.5.2.1.1 Otot juga bekerja secara sinergis sehingga saling
menunjang
.
B.6. Jenis-jenis Otot
Ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh.
B.6.1. Otot Rangka
B.6.1.1.1. Otot rangka merupakan komponen utama penyusun tubuh yang melekat pada rangka.
Tubuh kita bergerak karena adanya kemampuan otot untuk berkontraksi dan berelaksasi
B.7.6.2 Aerob
B.7.6.2.1 Proses Respirasi
proses respirasi sel, energi yang dibentuk berlangsung di dalam mitokondria. Di dalam sel otot,
tersimpan glikogen dan lemak yang merupakan sumber ATP terbesar saat otot berkontraksi.
C. Gangguan dan Kelainan pada Gerak Manusia
C.1. Gangguan dan Kelainan pada Tulang atau Rangka
C.1.1.1 Fraktura
C.1.2.3 Mikrosepalus
C.1.2.3.1. gangguan pertumbuhan pada tulang tengkorak, sehingga kepala memiliki ukuran kecil,
disebabkan kekurangan kalsium saat masih bayi yang diikuti adanya gangguan perkembangan mental
C.1.2.4 Penyakit Tulang
C.1.2.4.1. Berbagai penyakit yang menyerang tulang dapat memicu terjadinya kelainan tulang yang
dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap gerakan tubuh.
C.1.3. Gangguan pada Tulang Belakang
C.1.3.1 Penjelasan Gangguan pada Tulang Belakang
C.1.3.1.1 Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi ruas-ruas tulang
belakang seperti kebiasaan duduk yang salah, sehingga kelengkungan tulang belakang juga mengalami
perubahan.
C.1.3.2 Kifofisis
C.1.3.2.1 Kifosis adalah gangguan ruas-ruas tulang belakang yang terlalu membengkok kearah belakang
sehingga badan terlihat bongkok.
C.1.3.3 Lordosis
C.1.3.3.1 Lordosis adalah gangguan tulang belakang yang mengakibatkan bagian pinggang membengkok ke
arah depan.
C.1.3.4 Skoliosis
C.1.3.4.1 Skoliosis adalah gangguan yang menjadikan tulang belakang membengkok ke arah samping
C.1.3.5 Subluksasi
C.1.3.5.1 Subluksasi adalah gangguan tulang belakang bagian ruas leher tertarik ke kanan atau ke kiri.
Akibatnya, posisi kepala tidak lurus. Kelainan ini dapat terjadi karena kecelakaan.
C.1.4.3. Keseleo
C.1.4.3.1 Penyebab keseleo adalah gerakan yang mendadak dan jenis gerakannya memang tidak biasa
dilakukan yang menyebabkan daerah yang terkilir, biasanya bengkak dan penderita akan merasakan sakit.
C.1.4.4. Ankilosis
C.1.4.5.1 Artritis menyebabkan rasa nyeri dan sakit dikarenakan sendi mengalami peradangan
C.1.4.5.2 Osteothritis
C.1.4.5.2.1 Osteoartritis, yakni artritis yang terjadi karena adanya penipisan kartilago pada persendian,
sehingga mengganggu pergerakan sendi.
C.1.4.5.3. Goutartritis
C.1.4.5.3.1. Goutartritis, yaitu artritis yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme asam urat.
Akibatnya, terjadilah penumpukan asam urat di daerah sendi, sehingga sendi menjadi bengkak.
C.1.4.5.4. Reumatoid
C.1.4.5.4.1. Reumatoid, ialah pengapuran atau peradangan yang terjadi pada kartilago. Karena itu,
sendi yang mengalami peradangan sulit digerakkan.
C.1. 7.1.1.1 Untuk memastikan adanya patah tulang dan kondisi tulang yang cidera, dapat
menggunakan peralatan medis modern
C.1. 7.1.3.1 Pemasangan gips, yang dilakukan dengan cara pembalutan didaerah patah berbahan gips
C.2.1. Atropi
C.2.1.1 Pada penderita atropi, otot terlihat makin mengecil, lemah, dan kemampuan kontraksinya
menurun. Penyebab atrofi adalah penyakit poliomielitis, suatu penyakit disebabkan oleh virus.
C.2.2. Hipertropia
C.2.2.1 Hipertropi dicirikan dengan otot berkembang menjadi lebih besar. Kelainan ini terjadi karena
otot dilatih dengan beban berat secara terus menerus dan berlebihan.
C.2.4. Distropi
C.2.4.1 Distrofi merupakan penyakit otot kronis yang menyebabkan gangguan pada gerak. Penyakit
ini diduga merupakan penyakit bawaan.
C.2.5. Kaku Leher
C.2.5.1. Kaku leher merupakan penyakit radang pada otot leher yang berakibat leher sakit dan leher
juga terasa kaku. Kelainan ini terjadi karena kesalahan gerak.
C.2.6. Tetanus
C.2.6.1. Penyakit tetanus dicirikan dengan otot terus menerus berkontraksi, sehingga otot menjadi kejang.
Akibatnya, otot tak dapat berkontraksi lagi. Penyebab tetanus adalah adanya infeksi pada luka oleh bakteri
Clostridium tetani.
C.2.7. Produk Teknologi yang Terkait dengan Kelainan Otot
C.2.7.1 Biopsi
C.2.7.1. Biopsi otot adalah salah satu teknik dalam pengambilan jaringan otot untuk mendiagnosis kanker