Alokasi Frekuensi Operator GSM
Alokasi Frekuensi Operator GSM
Baca rull
Google, juga sama nihilnya yang menunjukkan bahwa tidak ada satu pun informasi yang sama
disediakan oleh operator atau para praktisi GSM itu sendiri.
Kedua, identifikasi kanal frekuensi yang tidak seragam. Seperti diketahui, satuan frekuensi
adalah Hertz; oleh karena alokasi frekuensi GSM berada pada kisaran miliaran Hertz maka
alokasinya sering didahului dengan prefiks Mega (seperseribu miliar) sehingga menjadi Mega
Hertz, disingkat MHz. Misalnya, alokasi frekuensi untuk GSM900 memaksudkan alokasi
frekuensi pada spektrum 900-an MHz dan GSM1800 memaksudkan alokasi frekuensi pada
spektrum 1800-an MHz.
Pada prakteknya, para teknisi GSM di lapangan bekerja tidak dengan menggunakan alokasi
frekuensi dalam satuan MHz tapi dengan bilangan bulat positif yang disebut sebagai Absolute
Radio Frequency Channel Number atau disingkat ARFCN. Ini merupakan lingua franca bagi
para praktisi GSM. Dengan menggunakan ARFCN, frekuensi operator mudah diingat dan lebih
praktis, terutama ketika menggunakan peralatan ukur. Masih lebih gampang misalnya
menyebutkan alokasi frekuensi untuk Operator A dari kanal 51 sampai 87 dibandingkan dari
945.2 MHz sampai 952.4 MHz; atau memasukkan angka 51 ke dalam peralatan dibandingkan
harus mengingat dan memasukkan 945.2 MHz.
Permasalahan bertambah apabila pihak Regulator hanya mengalokasikan frekuensi dalam satuan
MHz tapi tidak dalam nomor kanal ARFCN padanannya sehingga para teknisi harus melakukan
mapping frekuensi sendiri dari MHz ke ARFCN yang bisa saja berbeda dalam hal metode permapping-an dengan operator lain sehingga menghasilkan alokasi ARFCN yang berbeda pula
terutama untuk kanal-kanal ARFCN pada frekuensi batas.
Belakangan dalam artikel ini akan dibahas langkah-langkah dalam melakukan mapping frekuensi
dari MHz ke nomor kanal ARFCN.
Alokasi Frekuensi Operator GSM di Indonesia
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di sebagian besar
dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita
1800 MHz, yang dikenal sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System), seperti
yang ditunjukkan di Gambar 1 berikut:
Baca rull
Gambar 1: Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar negara di dunia, termasuk
Indonesia
Frekuensi downlink adalah frekuensi yang dipancarkan oleh BTS-BTS untuk berkomunikasi
dengan handphone-handphone pelanggan dan juga menghasilkan apa yang disebut sebagai
coverage footprint operator sedangkan frekuensi uplink adalah frekuensi yang digunakan oleh
handphone-handphone pelanggan agar bisa terhubung ke jaringan.
Untuk uplink, alokasi frekuensi GSM900 dari 890 MHz sampai 915 MHz sedangkan untuk
downlink dari 935 sampai 960 MHz. Perhatikan, dalam frekuensi MHz, baik uplink maupun
downlink memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran kanal ARFCN
keduanya sama karena kedua-duanya adalah pasangan kanal dupleks yang dipisahkan selebar 45
MHz.
Lebar pita spektrum GSM900 sendiri adalah 25 MHz dan penomoran kanal ARFCN-nya dimulai
dari 0 dan seterusnya; dengan lebar pita per kanal GSM adalah 200 kHz (0.2 MHz) maka jumlah
total kanal untuk GSM900 adalah 25/0.2 = 125 kanal. Namun tidak semua kanal ini dapat
dipakai: ada dua kanal yang harus dikorbankan sebagai system guard band pada kedua ujung
batas spektrum masing-masing yaitu ARFCN 0 di batas bawah dan ARFCN 125 untuk batas
atas. Jadi ARFCN efektif yang dipakai untuk GSM900 adalah ARFCN 1 sampai 124.
Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-1785 MHz sedangkan
downlink dari 1805 MHz sampai 1880 MHz dimana alokasi frekuensi antara uplink dan
downlink terpisah selebar 95 MHz. Dengan demikian, berbeda dengan GSM900, GSM1800
memiliki lebar pita kurang lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. untuk GSM1800
penomoran kanal ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal total, 3 kali lebih
banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai system guard band pada ujung bawah
dan 886 dipakai sebagai system guard band pada ujung atas.
Di Indonesia, ada lima operator GSM (Telkomsel, Indosat, XL, Axis dan Three) yang
mengantongi ijin operasi. Alokasi frekuensinya ditunjukkan oleh Gambar 2 dan 3 (Data
diberikan oleh sumber yang dapat diandalkan). Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar-Gambar
Baca rull
tersebut, hanya tiga operator yang mendapat alokasi frekuensi untuk pita GSM900 sedangkan
untuk pita GSM1800 semua operator kebagian.
Baca rull
Baca rull
Karena diketahui frekuensi uplink = 1745.2 MHz; maka, frekuensi downlink-nya = frekuensi
uplink + 95 MHz (bukan 45 MHz seperti GSM900) = 1745.2 + 95 = 1840.2 MHz. Dengan
frekuensi batas bawah downlink = 1805 MHz, maka:
ARFCNdownlink = 511 + (1840.2-1805)/0.2
= 511 + 35.2/0.2 = 511+ 176 = 687
Jadi frekuensi 1745.2 dan 1840.2 MHz akan memiliki nomor kanal ARFCN 687.
Alokasi Frekuensi Operator GSM Dalam ARFCN
Mengikuti langkah-langkah ini, alokasi frekuensi operator GSM di Indonesia sebagaimana yang
ditunjukkan oleh Tabel 2 and 3 dapat di-mapping-kan ke nomor kanal ARFCN sebagai berikut:
Alokasi frekuensi GSM900:
Tabel 2: Mapping frekuensi GSM900 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia
Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, Indosat akan memiliki kanal ARFCN
0 sampai 50, Telkomsel 50 sampai 87.5 dan XL 87.5 sampai 125.
Namun dengan hasil ini, paling tidak ada 3 masalah yang akan muncul: pertama, seperti
dijelaskan sebelumnya, kanal 0 dan kanal 125 harus dikorbankan sebagai system guard band
(pada kebanyakan peralatan kanal ARFCN 0 dan kanal 125 secara otomatis dihilangkan); kedua,
dua operator tidak bisa memiliki kanal ARFCN yang sama dan ketiga tidak ada nomor kanal
ARFCN dalam bilangan pecahan desimal (fractional decimal); nomor kanal ARFCN harus
dalam bilangan cacah (positive ineteger plus zero).
Sehingga, untuk menghindari potensi tiga masalah tersebut, alokasi frekuensinya dikoreksi
sebagai berikut: Indosat kanal ARFCN 1 sampai 49, Telkomsel kanal ARFCN 51-87 dan XL 88
sampai 124, seperti ditunjukkan oleh Tabel 2 pada baris Koreksi ARFCN.
Perhatikan, kanal ARFCN 50 harus dikorbankan oleh Indosat dan Telkomsel untuk menjadi
guard band mereka sehingga ARFCN 50 tidak bisa digunakan oleh salah satu atau kedua
operator ini. Karena tidak ada ARFCN 87.5 maka Telkomsel harus mundur menjadi 87 dan XL
88.
Baca rull
Tabel 3: Mapping frekuensi GSM1800 MHz-Nomor Kanal ARFCN Operator GSM Indonesia
Jika langsung di-mapping-kan dari alokasi frekuensi awal, XL akan memiliki kanal ARFCN 511
sampai 548.5; Indosat 548.5-573.5, 711-786; Telkomsel 573.5-611, 686-711, 786-836; Axis 611686 dan Three 836 sampai 886.
Seperti dijelaskan pada bagian GSM900, untuk menghindari permasalahan legal dan teknis,
alokasi nomor kanal ARFCN-nya dikoreksi menjadi seperti Tabel 3 pada baris Koreksi
ARFCN, yaitu: XL ARFCN 512 (511, system lower guard band) sampai 548; Indosat 549-573,
712-785; Telkomsel 574-610, 687-710, 787-835; Axis 612-685 dan Three 837 sampai 885 (886,
system upper guard band). Menarik, dari Keputusan Direktur Jenderal Pos Dan Telekomunikasi
No. 73/DIRJEN/2001 tertanggal 10 Mei 2001 telah ditetapkan kanal ARFCN 611, 711, 786 dan
861 sebagai guard band. Tiga guard band pertama telah masuk pada koreksi pada Tabel 3 di atas
kecuali ARFCN 861 yang sebenarnya tidak perlu, pada kondisi alokasi saat ini, karena baik
ARFCN 860 and 862 (frekuensi tetangga dari 861) adalah milik Three sendiri.
Tabel 4 berikut meringkaskan beberapa ARFCN yang sering bermasalah karena
ketidakjelasannya alokasi frekuensi.
Baca rull
Baca rull
Baca rull
Manttttaaaaaaaaaaaapppppppppppp
Reply
10.
bang thx infonya, kalo bwt 3Gnya berapa yak? mohon penjelasanya
bila berkenan di balas ke email saya ya..
thx
elang
Reply
11. santy
Mantap bang pembahasannya. trims tambah wawasan.
bisa tanya: (Sorry OOT)
berapa kira2 persentase alokasi maximal pemakaian masing2 frekuensi oleh tiap operator
antara GSM dan DCS?
Baca rull
misalkan ada dua spek single band repeater booster untuk blank spot.
Uplink Downlink
GSM 890~915MHz 935~960MHz
DCS 1710~1785MHz 1805~1880MHz
all DL Output Power 40dBm/ total output power
perlatan mana yang lebih baik digunakan dgn spek diatas.
apakah DCS lebih baik karena kanal frekuensi yang lebih banyak atau sebaliknya?
Thanks alot.
Reply
o
12 julitra
1) Persentase alokasi maksimal pemakaian masing-masing pita frekuensi? Bantu
saya, tapi bukankah tujuan operator adalah memaksimalkan semua alokasi
frekuensinya, sebab, khususnya benar untuk GSM, frekuensi berkaitan dengan
kapasitas?: semakin banyak frekuensi yang digunakan semakin tinggi kapasitas
yang bisa diakomodasi. Jika skema pentarifan lebar pita dari Pemerintah
diterapkan, tidak terpakainya frekuensi yang harus dibayar secara gelondongan
tentunya kerugian buat si operator sendiri.
2) Manakah lebih baik pita DCS atau GSM untuk repeater yang akan meng-cover
blank spot? Repeater tergantung donor BTS. Tapi jika itu blank spot di area rural,
dan tersedia BTS GSM900, sebaiknya BTS GSM900 sebab secara coverage lebih
luas dibandingkan GSM1800
Reply
12. na'vi
lebih bahagia memberiuve done that bro!its true n a truth
Reply
13. ronyus
mantap deh
Reply
14. Vera
Baca rull
Jul, bisa dikirimkan ke signal aja buat referensi teman2 diregional lainnya lagian dapat
tambahan uang jajan loh
Reply
15. abusajid
Baca rull
BYRU (read be ru) is named after the word biru, meaning blue in Bahasa Indonesia, as a
symbol of the sky above and its unlimited possibilities. BYRU symbolizes the free,
dynamic and innovative personality of todays communications era.
BYRU reflects our continuous effort to provide the best service to suit your needs.
diambil langsung dari situs Byru :)
Reply
o
18 julitra
Thank you.
An interesting (further) topic to be reviewed: in what sense that PSN is a GSM
service provider given the fact that it is a satellite based network?
From my understanding, no further research has been done in this matter, Byru is
a hybrid system and it seems only a GSM (one-way) roaming partner. When it
camps to GSM900, and only in GSM900, in Indonesian territory, does PSN logo
appear on the mobile screen or the logo of the other three GSM900 operators?
(Indosat, Telkomsel and XL, in that order) because, as the article above shows,
GSM900 frequency band has all been allocated to those three operators only; and
should PSN choose to operate within GSM1800 band, the same scenario applies:
PSN does not have frequency allocation within both GSM900 & GSM1800, as
reserved for GSM operators in Indonesia.
Reply
Baca rull
Nicely put.
Bahan yang rumit disajikan dengan sederhana sehingga mudah dimengerti.
Sekarang baru ngeh cara penghitungan alokasi kanal.
Thanks a bunch dude.
Ditunggu:
1. Next articles;
2. Pool invitation.
Best regards,
GET
Reply
20. Zainal
mantap sekali ulasannya Om Julitra
just sharing pengalaman..
pernah saya handle project untuk salah satu operato di indonesia (A) (bukan [perusahaan
tempatmu bekerja] tentunya).
nah ternyata capacity(TRX)/Ch tdk cukup.., ternyata mrk menggunakan alokasi milik
operator lain (B)yg kebetulan di daerah tsb belum ada.
uniknya operator A sdh confirm ke operator B kalau mau menggunakan Ch tsb.
mungkin kalau kerjasama seperti ini bs dilakukan sumber daya frequncy yg ada bs jauh
lebih bs dioptimumkan
Reply
o
23 julitra
Oh, bagus sekali kerjasama antar operator semacam itu Om Zainal! Untuk
operator-operator besar yang coverage sudah ada di mana-mana tampaknya agak
sulit untuk melakukan hal tersebut, tapi tentunya hal tersebut berpulang pada
kebijakan masing-masing operator.
Reply
21. Rey
Bagus sekali pak Jul. Memang sangat diperlukan mendisiplinkan setiap operator untuk
memakai lahan nya masing masing, tidak berusaha untuk curang. Namun, BRTI juga
sangat diperlukan disini, karena merekalah yang harusnya bertindak banyak dilapangan,
misalnya apa sanksi yang diberikan terhadap operator yang melanggar.
Demikian juga dengan sistem filter yang dimiliki oleh BTS tiap operator, terutama untuk
frekuensi yang ada di border kepemilikannya (contohnya bagi telkomsel GSM900 itu
Baca rull
ARFCN 51 dan 87). Jadi sinyal yang dihasilkan TRX tersebut terjaga bandwidth-nya
maksimal 200KHz, supaya tidak mengganggu frekuensi (ARFCN) lain.
Reply
22. Rio Aliandu
wuih Muanntap bgtneh article. terus terang sangat membantu sekali dalam menentukan
UARFCN, kebetulan saya sudah lupa bagaimana, dan bingung mau bertanya kepada
siapa. utk melihat blog dari OJA (Om Julitra Anaada)..
Hayo OJA lanjutkan ke Article selanjutnya
Reply
o
23. Abang
Bro Julitra
Kita rasakan memang sering terjadi interferensi tidak hanya antar operator selular tetapi
dari pihak lain menggunakan Frekuensi yang sama.
Telah banyak kasus dalam masalah ini dan sepertinya regulator belum siap
menanganinyasementara para operator saling menuding dan susah untuk berkorban.
Terimkasih atas share nya bro.salam dari kota semarangjangan lupa mampirkalo
perlu kita bareng scanning frek daerah pantura lagi hahaha..
Reply
o
28 julitra
Abang,
Betul sekali: di Jawa Tengah dan Jawa Timur, eksternal interferensi terutama
bersumber dari transmisi PT. KAI yang masih menggunakan peralatan transmisi
pada pita 2 GHz sehingga bertabrakan dengan alokasi frekuensi GSM1800.
Baca rull
Boleh juga kita scanning frekuensi lagi bareng team Balmon; tapi pastikan semua
surat-surat dan ID kita lengkap: nanti dikejar-kejar polisi lagi dikira teroris,
apalagi scanning-nya malam hari :-)