erk..malas nyer....
Ilmu adalah cahaya yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Tidak diragukan lagi
kedudukan orang yang berilmu disisi Allah adalah lebih tinggi beberapa derajat.
Hanya orang-orang yang berilmu & berakal lah manusia dapat memahami kebesaran
Allah melalui penciptaan alam semesta beserta segala isinya.
Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu sehingga Rasulullah meriwayatkan
dalam sebuah hadis
Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju
syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang
menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya
seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang
ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya
keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh
bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah
ilmu. Dan barangsiapa yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah
mendapatkan bahgian yang paling banyak. (1)
Siapa kah orang yang tidak mau di doakan oleh malaikat dan makhluk-makhluk Allah
yang ada di bumi?? Sungguh hal tersebut adalah suatu kemuliaan yang besar.
Seperti kata pepatah No pain, no gain (tidak ada yang akan kita dapatkan tanpa
pengorbanan) , maka untuk mencapai kemuliaan yang bernama ilmu itu pasti ada
cubaan yang harus kita hadapi..
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menghalangi sampainya kemuliaan ilmu
kepada seseorang:
hebat???
lupa.
Selain itu menjauhi maksiat adalah sebab paling utama dalam menguatkan hafalan
dan memperoleh ilmu.
10. Bertangguh
Yusuf bin Asbath rahimahullah mengatakan : Muhammad bin samurah pernah
menulis surat kepadaku sebagai berikut : Wahai saudaraku janganlah sifat
menunda-nunda menguasai jiwamu dan tertanam di hatimu karena ia membuat lesu
dan merusak hati. Ia memendekkan umur kita, sedangkan ajal segera tiba
Bangkitlah dari tidurmu dan sadarlah dari kelalaianmu! Ingatlah apa yang telah
engkau kerjakan, engkau perlekehkan, engkau sia-siakan, engkau hasilkan dan apa
yang telah engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan dihisab sehingga
seolah-olah engkau terkejut dengannya dan engkau sadar dengan apa yang telah
engkau lakukan, atau menyesali apa yang telah engkau sia-siakan. (6)