Anda di halaman 1dari 7

Assalam mualaikum wr.

wb
Nama: Arbani
kelas: XI ATP
karya tulis
Pengendalian Hama Ulat
Kantong
(Mahena corbetti)

1.1 Latar belakang


Ciri khas utama dari ulat kantong adalah
hidupnya di dalam sebuah bangunan mirip kantong
yang berasal dari potongan-potongan daun, tangkai
bunga tanaman inang, di sekitar daerah serangan.
Ciri khas yang lain yakni pada bagian tubuh dewasa
betina kebanyakan spesies ulat kantong mereduksi
dan tidak mampu
untuk terbang.
Jantan memiliki sayap dan akan mencari betina
karena bau feromon yang dikeluarkan betina untuk
menarik serangga jantan Karena sifat yang khas ini
maka dikatakan jenis ulat ini sebagai ulat kantong.
Tingkat populasi kritis adalah 5-6 ekor/pelepah.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud pembuatan karya tulis adalah


sebagai berikut:
Sebagai bahan informasi tentang pengendalian
ulat kantong secara kimia pada tanaman
kelapa sawit.

Tujuan yang ingin dicapai dari karya tulis ini yaitu:


1. Mengetahui alat dan bahan pengendalian ulat
kantong secara kimia
2. Mengetahui teknis pekerjaan pengendalian
hama ulat kantong secara kimia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alasan memilih judul
Karena ingin banyak mengetahui terhadap pengendalian
hama ulat kantong pada tanaman kelapa sawit yang
menghasilkan. Antara lain pengutipan ulat kantong pada tanman
kelapa sawit , dan penyemprotan hama ulat kantong secara kimia.

2.2 Paktor pendukung dan Penghambat


Faktor Pendukung:
1. Sarana dan prasarana yang sudah lengkap
2. Alat dan bahan sudah tersedia
3. Tenaga kerja yang terampil
Faktor Penghambat adalah:
1. Ada kecelakaan kerja dilapangan
2. Kurang tenaga kerja
3. Medan di areal perkebunan tidak rata

2.3 Pemecahan masalah


2. Siklus Hidup M. Corbetti
Seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur antara
2000-3000 butir. Telur menetas dalam waktu sekitar 16 hari. Ulat
yang baru menetas sangat aktif dan bergantungan dengan
benang-benang liurnya, sehingga mudah menyebar dengan
bantuan angin, terbawa manusia atau binatang.

3. Gejala Serangan M. corbetti


Serangan ulat kantong ditandai dengan kenampakan tajuk
tanaman yang kering seperti terbakar. Tanaman pada semua
umur rentan terhadap serangan ulat kantong, tetapi lebih
cenderung berbahaya terjadi pada tanaman dengan umur lebih
dari 8 tahun. Keadaan ini mungkin ditimbulkan dari kemudahan
penyebaran ulat kantong pada tanaman yang lebih tua karena
antar pelepah daun saling bersinggungan.

2.4 Metode Pengendalian Hama Ulat Kantong


(Mahasena corbetti)

Pengendalian Secara mekanis


Pengendalian hama secara mekanis mencakup
usaha untuk menghilangkan secara langsunghama
serangga yang menyerang tanaman. Pengendalian
mekanis ini biasanya bersifat manual, yaitu dengan cara
pemangkasan pelepah yang terdapat banyak larva ulat,
mengambil larva yang sedang menyerang dengan
tangan secara langsung, menumpuk dan kemudian
membakarnya
Pengendalian Secara Kimia
Ulat kantong dapat dikendalikan dengan
penyemprotan atau dengan menggunakan bahan aktif
asepat. Contoh produknya adalah Decis 45 EC dengan
dosis anjuran 200-300 ml/Ha.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas ekspor andalan
di indonesia dari merupakan penghasil minyak nabati terbesar
di indonesia
2. Lamanya stadi larva dari ulat kantong mahasena corbetti tams
dapat mencapai empat bulan dan lamanya stadia pupa
mencapai satu bulan
3. Ngengat betina dapat bertelur hingga mencapai 3000 butir

Saran
Dalam mengendalikan hama ulat kantong ( Mahasena
corbetti Tams.) hal yang lebih efektip dalam mengendalikan
hama ini. juga kita persiapkan alat dan bahan yang digunakan
dan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai