Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Tim KTSP ATP SMKN 1 Kota Besi (2012), visi Kompetensi
Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan (ATP) SMKN 1 Kota besi yaitu
menjadi pusat pendidikan dan pelatihan perkebunan berbasis lokal yang
berstandar nasional, berwawasan keunggulan dan mampu bersaing di era global.
Agar visi tersebut bisa tercapai maka semua pihak yang beraktifitas di SMKN 1
Kota besi wajib untuk beberapa menjalankan misi berikut :
1. Menyelenggarakan pendidikan dengan senantiasa menerapkan sikap dan
budaya industri.
2. Menyelenggarakan pendidikan dengan senantiasa menumbuh-kembangkan
jiwa kewirausahaan.
3. Mengembangkan dan mengintensifkan hubungan sekolah dengan DU/DI dan
institusi lain yang menjadi mitra sekolah (Tim KTSP ATP SMKN 1 Kota Besi,
2012).
Untuk menjalankan misi tersebut banyak usaha yang telah dilakukan,
diantaranya adalah penerapan kewajiban apel pagi setiap hari, melakukan
pembekalan siswa dan seleksi penempatan Praktek Industri, serta selalu berupaya
menjalin kerjasama dengan industri dalam bidang pendampingan teknis untuk
siswa dan guru produktif perkebunan. Sampai saat ini telah ada 16 (enam belas)
DU/DI yang telah bersedia menerima siswa untuk melakukan Praktek Industri.
Diantara DU/DI tersebut 4 (empat) diantarannya telah melakukan MoU dalam
bidang pendampingan teknis untuk siswa dan guru produktif perkebunan.
Dalam rangka pengembangan dan lebih mengintensifkan

hubungan

sekolah dengan DU/DI dan institusi lain yang menjadi mitra sekolah, SMKN 1
Kota Besi melalui Tim Pokja Praktek Industri (PI) selalu melakukan kegiatan
monitoring ke lokasi PI. Walaupun medan menuju DU/DI sebagian sangat jauh
Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 1

dan sulit dijangkau, tapi kegiatan ini harus dilakukan mengingat hasil dari
kegiatan ini sangat membawa dampak yang positif terhadap hubungan kerjasama.
Tim Pokja PI dapat langsung berkoordinasi dengan DU/DI tentang kelebihan dan
kekurangan siswa yang ditempatkan. Tentunya hal tersebut menjadi bahan untuk
perbaikan PI tahun berikutnya.

Gambar 1. Kegiatan Monitoring dan Supervisi di PT. Bumihutani


Lestari (BHL )

Menjaga hubungan kerjasama agar tetap baik dan terus melakukan


perbaikan terhadap kualitas PI adalah hal yang harus dilakukan oleh Pokja PI
SMKN 1 Kota Besi. Hal ini disebabkan sebagian dari DU/DI tempat PI telah
menyediakan fasilitas dan kelanjutan terhadap siswa PI. Umumnya siswa yang
melaksanakan PI di perusahaan perkebunan mendapat fasilitas tempat tinggal,
uang saku atau uang makan, dan pelayanan kesehatan. Salah satu contoh adalah
PT. Bumitama Gunajaya Agro Grup (BGA), yaitu terdiri dari PT. Karya Makmur
Bersama (KMB) dan PT. Windu Nabatindo Lestari (WNL), adalah perusahaan
perkebunan yang telah memberikan fasilitas tertinggi dibandingkan perusahaan
lain, yaitu berupa tempat tinggal dan insentif mencapai Rp. 1.400.000 Rp.
2.400.000 per bulan. Selain itu PT. BGA Grup telah mulai menawarkan lowongan
pekerjaan sebagai staf perusahaan dan juga menawarkan seleksi beasiswa untuk
melanjutkan S1 di Instiper Jogjakarta bagi yang memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil monitoring juga dapat diketahui bahwa siswa yang
melaksanakan PI tidak seluruhnya mendapatkan kompetensi yang disyaratkan
dan tidak seluruh siswa lulus walaupun DU/DI telah memberikan kompetensi
Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 2

tersebut. Sedangkan untuk memindahkan siswa tersebut ke DU/DI perlu proses,


waktu dan biaya. Proses pencarian tempat PT rata-rata memerlukan waktu 1 s.d 2
bulan.

Gambar 2. Monitoring dan Supervisi di PT. Nusantara Sawit Persada (NSP)

Adapun Beberapa faktor penyebab siswa tidak mendapatkan atau tidak lulus
dalam kompetensi yang diharapkan, yaitu :
1. DU/DI tidak memberikan kompetensi yang disyaratkan karena faktor kebijakan
manajemen perusahaan.
2. Kemampuan siswa rendah, akibatnya DU/DI memberi penilaian di bawah KKM
terhadap siswa bersangkutan.
Siswa yang mengalami salah satu dari faktor di atas tentunya akan mendapat
kendala pada saat penilaian hasil belajar. Oleh sebab itu sekolah melalui Pokja PI
tentunya perlu strategi dalam melakukan sistem evaluasi. Sistem evaluasi yang biasa
digunakan sudah tidak memungkinkan untuk digunakan mengingat kondisi siswa
juga beragam. Sampai dengan tahun 2014, SMKN 1 Kota Besi telah melaksanakan PI
sebanyak 3 kali. Dua kali sebelumnya TIM Pokja PI menggunakan instrumen laporan
kegiatan / karya tulis dan instrumen kulminasi dalam melakukan evaluasi hasil
pembelajaran PI.
Memperoleh pendidikan adalah merupakan hak asasi manusia. Tentunya
tidaklah bijaksana apabila siswa divonis langsung gagal dalam melaksanakan PI atau
sekolah

menerima

apa

adanya

nilai

yang

telah

diberi

DU/DI

tanpa

mempertimbangkan bahwa sebenarnya kompetensi tersebut memang belum didapat


oleh siswa. Sekolah wajib untuk memperbaiki kompetensi yang telah diperoleh,
Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 3

sehingga kompetensi siswa yang masih kurang selama melaksanakan PI di DU/DI


menjadi lengkap.

Melalui karya tulis ilmiah ini peneliti akan mencoba merancang berbagai
instrumen evaluasi yang sesuai dengan kondisi siswa PI. Peneliti berharap dengan
penelitian ini didapat sistem evaluasi yang tepat agar penguasaan kompetensi
siswa dalam mata pelajaran produktif

dapat merata walaupun kondisi siswa

beragam. Dengan demikian maka penilaian hasil belajar siswa dapat


dipertanggungjawabkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah penguasaan siswa terhadap kompetensi produktif perkebunan


pada pengembangan sistem evaluasi PI ?

2.

Bagaimanakah efektifitas pengembangan sistem evaluasi PI terhadap


kompetensi siswa ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dapat disusun tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penguasaan

siswa terhadap kompetensi produktif

perkebunan pada pengembangan sistem evaluasi PI.


2. Untuk mengetahui efektifitas pengembangan sistem evaluasi PI

terhadap

kompetensi siswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Memberikan informasi bahwa

pengembangan sistem evaluasi PI dapat

diterapkan dalam upaya memperbaiki kompetensi siswa.


2. Dapat membantu manajemen sekolah untuk melakukan alternatif penerapan
sistem evaluasi yang tepat terhadap siswa yang memiliki masalah selama
berada di DU/DI.
Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 4

Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 5

Rusli Haryanti, SP, SMKN 1 Kota Besi Halaman 6

Anda mungkin juga menyukai