Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
infeksi.
Postulat
Koch
menyatakan
bahwa
untuk
menetapkan
B. Tujuan
Praktikum Postulat Koch ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
Postulat Koch dalam penularan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus
tumbuhan. Khususnya mengetahui bagaimana cara penularan virus dari tanaman
yang satu ke tanaman yang lain menggunakan metode sap, karena sangat penting
untuk penelitian virus dalam laboratorium.
D. Uji Penegasan
1. Daun yang diinokulasi ekstrak sap diamati
2. Daun yang diinokulasi setelah diamati dibandingkan dengan data awal serta
dibandingkan juga dengan daun kontrol
III.
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Postulat Koch Tanaman Perlakuan Rombongan II
Kelompok
Gejala awal
Hasil Postulasi
Interpretasi
Daun menguning.
Daun hijau
kekuningan, bercak
coklat, dan daerah
sekitar infeksi menjadi
kering
Daun mengalami
klorosis dan terdapat
bercak kuning
kecoklatan.
Daun mengalami
klorosis dan layu.
Keterangan
(+)
(-)
Gejala awal
Hasil Postulasi
Interpretasi
Daun menguning
terdapat serangga.
Keterangan
(+)
(-)
``
Gambar 3. Tanaman Perlakuan
Setelah Inkubasi
`
Gambar 4. Tanaman Kontrol
Setelah Inkubasi
B. Pembahasan
Virus
tumbuhan
sangat
bermacam-macam,
namun
ada
beberapa
karakteristik atau sifat virus yang dapat digunakan untuk mengelompokkan virus
tumbuhan. Virus tumbuhan tidak memiliki alat penetrasi seperti yang dimiliki pada
virus hewan, sehingga virus tumbuhan hanya bisa menginfeksi melalui pelukaan
terlebih dahulu pada tanaman, atau melalui injeksi. Pengelompokan virus tumbuhan
didasarkan pada susunan genom virus, homologi runutan nukleotida, hubungan
serologi, hubungan dengan vektor, kisaran inang, patogenisitas, gejala penyakit, serta
penyebaran geografi. Berdasarkan hubungan dengan vektornya misalnya pada virus
yang secara alami menyerang kedelai yaitu Soybean Stunt Virus (SSV), Indonesian
Soybean Swarf Virus (I-SDV), Soybean Mosaic Virus (SMV), Cowpea Mild Mottle
Virus (CPMMV) dan hanya CPMMV yang dapat ditularkan oleh Bemisia tabacci.
Berdasarkan susunan genom virus, virus dengan genom DNA misalnya Cauliflower
mosaic virus, dsRNA misalnya Wound tumor virus, (-) ssRNA misalnya Rice stripe
virus dan (+) ssRNA misalnya Tobacco mosaic virus (Cruz et al., 2010).
Tomato spotted wilt virus merupakan salah satu contoh virus tanaman
(TSWV). Infeksi virus TSWV pada tanaman dapat diteliti melalui perkembangan
Infeksi gejala khas. Tanaman tersebut akan memiliki cincin klorosis, pola klorosis
mosaik, bintik pada daun, penurunan pertumbuhan dan deformasi (Belliure et al.,
2010). Bean Common Mosaic Virus (BCMV), Bean Yellow Mosaic Virus
(BYMV),Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus (CABMV) merupakan beberapa
penyakit mosaik yang termasuk kedalam kelompok potyvirus, familia potyviridae
yang berbentuk memanjang dan mempunyai genom berupa benang RNA tunggal
(singlestranded). Penyakit virus belang pada kacang tanah yang disebabkan oleh
peanut mottle virus (PMoV) masuk ke dalam kelompok Poty-virus.Virus ini
berbentuk batang lentur dengan ukuran lebar 12 nm dan panjang 750 nm dan
mempunyai genom berupa RNA tunggal. Virus ini mempunyai hubungan dengan
virus kelompok lain, yaitu Blackeye Cowpea Mosaic Virus (B1CMV), Soybean
Mosaic Virus (SMV), Adzuki Bean Mosaic Virus (AzMV) dan Clover Yellow Vein
Mosaic Virus (CYVMVV). Jaringan tanaman yang terinfeksi virus ini terdapat benda
inkluasi berbentuk cakram yang merupakan ciri infeksi virus kelompok Poty-virus
(Saleh, 2003).
ditumbuhkan dan dapat tumbuh dalam waktu singkat.Kacang panjang juga mudah
didapatkan dan tidak perlu perawatan khusus, sehingga mudah dirawat (Hapsoro et
al., 2007).
Jenis tanaman kacang-kacangan mudah terserang virus karena faktor
ketahanan tanaman tersebut serta pengaruh dari lingkungan tumbuh tanaman kacangkacangan (Semangun, 1991). Gejala yang disebabkan virus pada tanaman berbedabeda. Menurut Akin (2006) yang menerangkan bahwa gejala penyakit virus pada
tanaman dibagi menjadi dua yaitu gejala eksternal dan gejala internal. Gejala
eksternal berupa gejala lokal dan gejala sistemik. Gejala lokal merupakan gejala
yang hanya terbatas pada situs infeksi primer dan dalam virologi dikenal dengan
istilah bercak lokal.
berkurangnya klorofil atau nekrosis karena terjadi kematian sel tanaman inang.
Gejala sistemik terjadi apabila virus yang diinokulasi pada tanaman inang tidak
hanya terbatas pada situs infeksi primer, tetapi menyebar ke bagian lain dan
menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.
Seorang dokter dari Jerman yang bernama Robert Koch (1843-1910)
menemukan kaitan mikroorganisme dengan penyakit menular, beliau membuat
Postulat (batasan) yang dikenal dengan nama Postulat Koch, sebagai standar
penentuan penyakit menular. Penerapan mikrobiologi pada masaa kini masuk ke
dalam berbagai bidang, seperti bidang farmasi, kedokteteran, pertanian, ilmu
pertanian, ilmu gizi, kimia, bahkan astrobiologi (Smith, 1973). Taqaddas (2014),
Postulat Koch dapat diterapkan dalam bidang kedokteran yaitu seperti untuk
membangun hubungan kausal antara HIV dan AIDS.
Praktikum Postulat Koch ini menggunakan tanaman kacang panjang sehat
yang dilukai daunnya kemudian diusapkan sap hasil ekstrak tanaman yang diduga
terkena virus. Tujuan tanaman dilukai daunnya adalah karena infeksi virus tumbuhan
salah satunya harus dengan perlukaan, sebagaimana menurut Akin (2006) sifat khas
infeksi virus tumbuhan adalah tidak adanya alat penetrasi sehingga apabila virus
tumbuhan akan menginfeksi inangnya harus melalui mekanis atau dengan perlukaan.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tanaman kacang diperoleh hasil
bahwa daun tanaman kacang-kacangan kelompok 2,4 dan 5 menunjukan gejala
positif, hal ini berarti tanaman dengan perlakuan menunjukkan gejala yang sama
dengan tanaman terkena virus yang diambil sapnya. Gejala yang diperlihatkan oleh
tanaman dengan perlakuan ini adalah daunnya menguning, pada daun terdapat bercak
kuning atau coklat, dan terlihat kering. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bos (1983)
bahwa tanaman dengan perlakuan menunjukkan gejala sama seperti pada tanaman
terserang virus yang diambil sapnya, berarti memenuhi keempat kriteria pada
Postulat Koch. Hasil pengamatan kelompok 1, 3 dan 6 menunjukan gejala negatif
yaitu tidak menimbulkan bercak kuning seperti yang ditunjukan pada tanaman
sampel, hal ini dimungkinkan karena adanya infeksi oleh serangga sehingga tanaman
perlakuan tidak menunjukan gejala yang positif. Hal ini tidak sesuai dengan
pernyataan Matthews (1970), bahwa keempat kriteria Postulat Koch harus dipenuhi
untuk menentukan hubungan sebab akibat antara virus dan penyakit yang
ditimbulkan.
DAFTAR REFERENSI