Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

Bahasa Indonesia
Menyusun Teks Biografi secara Mandiri

Nama

: Trias Rizqi Febrianti

Kelas

: VII-4

No. Urut : 34

R.A KARTINI

Biograf

Jawab

Nama lengkap
Tempat
lahir

dan

Raden Ajeng Kartini

tanggal

Nama orang tua

Jepara , Jawa tengah 21 April tahun 1879


Ayah : Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat
Ibu : M.A Ngasirah.

Nama suami

Raden Adipati Joyodiningrat.

Jumlah dan nama


anak
Riwayat pendidikan

1 yaitu : Soesalit Djojoadhiningrat

Masalah
dihadapi

yang

Sekolah Dasar
Tidak dapat melanjutkan sekolah ketingkat
yang lebih tinggi
Tidak dapat memanfaatkan atau menggunakan
beasiswa yang di dapatkannya

Hobi

Membaca buku

R.A KARTINI

R.A Kartini atau Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879
di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah anak seorang bangsawan yang
masih sangat taat pada adat istiadat. Ia adalah seorang wanita yang
sangat anggun,sopan, santun dan bijaksana . Ia adalah anak tunggal
dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A
Ngasirah.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan
melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang tuanya. Ia
dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini sangat sedih
dengan hal tersebut, ia ingin menentang tetapi tak berani karena
takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia
mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya
yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok
(pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa
membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada
kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya,
ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini
tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Pada waktu Belanda

masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan


wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus
mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman
wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya.
Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis
surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak
berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon
diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini
karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati
Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang.
Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan
didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang
kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang
kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat
Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan
siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Kartini melahirkan Anak pertama dan sekaligus terakhirnya,yaitu
Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904.
Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada
usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu,

Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah


Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di
Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini
didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan
membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada
para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul DOOR
DUISTERNIS TOT LICHT yang artinya Habis Gelap Terbitlah
Terang.
R.A Kartini yang disebut sebagai pahlawan Indonesia dan pejuang
emansipasi wanita , semangat dan jasanya sepantasnya dikenang dan
tidak dilupakan . semoga apa yang dilakukannya dapat menginspirasi
wanita yang ada di Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Struktur Teks

Kalimat

Orientasi

Peristiwa dan masalah

R.A Kartini atau Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April


tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah anak
seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat.
ia adalah seorang wanita yang sangat anggun,sopan, santun dan
bijaksana . ia adalah anak tunggal dari pasangan Raden Mas
Adipati Ario Sosroningrat dan M.A Ngasirah.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan


melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang
tuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan.
Kartini sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang
tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk
menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku
pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian
dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok
(pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa
membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau
ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang
dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui
buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita
Eropa (Pada waktu Belanda masih menjajah Indonesia). Timbul
keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak
hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai
dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan
tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah
kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat
dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak
berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia
memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat
dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya
dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut
suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan
Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan
sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor
kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini
digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak
membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun,
menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan

antara yang miskin dan kaya.


Kartini melahirkan Anak pertama dan sekaligus
terakhirnya,yaitu Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal
13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September
1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini
dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat
kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh
Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di
Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah
lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini".
Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer,
seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H
Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang
pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di
Eropa. Buku itu diberi judul DOOR DUISTERNIS TOT
LICHT yang artinya Habis Gelap Terbitlah Terang.
Reorientasi

R.A Kartini yang disebut sebagai pahlawan Indonesia dan


pejuang emansipasi wanita , semangat dan jasanya
sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan . semoga apa
yang dilakukannya dapat menginsirasi wanita yang ada di
Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Ciri bahasa
Kata sifat

Kata rujukan

kalimat
a.
b.
c.
d.

Anggun
Semangat
Bijaksana
Sopan

e. Berani
f. Santun
g. takut

1) R.A Kartini atau Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di
kota Jepara, Jawa Tengah. Ia adalah anak seorang bangsawan yang
masih sangat taat pada adat istiadat. ia adalah seorang wanita yang
sangat anggun,sopan, santun dan bijaksana . Ia adalah anak tunggal dari
pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A Ngasirah.
2) Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang tuanya. Ia dipingit

3)

4)

5)

6)

sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini sangat sedih dengan


hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap
anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan
buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian
dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca.
Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan
dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu
menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada
kemajuan berpikir wanita Eropa (Pada waktu Belanda masih menjajah
Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia.
Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia
memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan
tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia
tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan temantemannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis
surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk
belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini
karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati
Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang.
Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan
didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang
kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang
kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat
Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan
siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Kartini melahirkan Anak pertama dan sekaligus terakhirnya,yaitu
Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904.
Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada
usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu,
Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah
Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di
Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini
didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan
membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para
teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul DOOR DUISTERNIS
TOT LICHT yang artinya Habis Gelap Terbitlah Terang.
R.A Kartini yang disebut sebagai pahlawan Indonesia dan pejuang

emansipasi wanita , semangat dan jasanya sepantasnya dikenang dan


tidak dilupakan . semoga apa yang dilakukannya dapat menginspirasi
wanita yang ada di Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Kata kerja

a. Melanjutkan

g. Menentang

b. Menunggu

h. Mengumpulkan

c. Menjajah

i. Menulis

d. Menghilangkan

j. Memohon

e. Membukukan

k. Mendirikan

f. Membuat
Kalimat
kompleks

a) kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di


Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta,
Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
b)

R.A Kartini yang disebut sebagai pahlawan Indonesia dan


pejuang emansipasi wanita , semangat dan jasanya sepantasnya
dikenang dan tidak dilupakan .

Konjungsi

Dan
Tetapi
Kemudian

Anda mungkin juga menyukai