Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN

Clara Susilawati, M.Si

OLEH :
1. Jessica Astrina B

( 13.60.0133 )

2. Dewi Saraswati

( 13.60.0147 )

3. Alicia Handayani

( 13.60.0148 )

4. Renitha Oktavia H ( 13.60.0157 )


6. Teresia Nahak

( 13.60.0163 )

7. Yoseva Anjelina

( 13.60.0221)

KELAS : AKUNTANSI 4.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
2015

ANALISA KINERJA LAPORAN KEUANGAN


1. Menghitung Varian
Fokus dari menghitung varian pada bab ini adalah dengan membandingkan
antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan. Kebanyakan perusahaan melakukan
analisis kinerja laporan keuangan setiap bulan dengan melihat perbedaan aktual
dengan yang dianggarkan antara pusat beban dan pusat pendapatan. Hal ini dilakukan
karena pusat beban dan pendapatan merupakan komponen utama laporan keuangan.
Dalam melakukan analisis varian biasanya menggunakan analisis varian
model hirarki yang dimulai dari manajer tingkat bawah.

Analisis dimuai dari

keseluruhan unit bisnis yang dibagi dalam pusat pendapatan dan pusat beban. Pusat
pendapatan dibagi dalam varian volume dan harga penjualan

yang didapat dari

jumlah keseluruhan unit bisnis pada setiap pusat pertanggungjawaban penjualan tiap
unitnya.
Sedangkan pusat beban dibagi kedalam beban manufaktur dan beban non
manufaktur. Biaya manufaktur dapat dibagi lagi menjadi biaya manufaktur dalam
pabrik dan departemen dapal pabrik itu. Pusat beban dan pusat laba berguna untuk
membuat anggaran profit yang menilai kinerja dari market share, harga jual, dan biaya
produk.
Berikut adalah gambaran proses analisis variasi secara hirarki

Dari gambaran diatas dapat disimpulkan untuk menentukan analisis variasi langkah
yang harus dilakukan adalah :

Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi profit


Membagi varian laba secara keseluruhan berdasarkan faktor yang mempengaruhi

( faktor kasual ).
Fokus pada faktor-faktor varian yang mempengaruhi profit.
Coba untuk menghitung secara spesifik, pisahkan kan dampak dari setiap faktor
kasual dengan cara memvariasikan satu faktor saja sementara faktor-faktor lainyya

dianggap konstan.
Tambahkan kompleksivitas secara berurutan, tahap per tahap mulai dari tingkat dasar
Hentikan proses jika ketika menambah kompleksivitas yang ditambahkan pada
tingkatan baru tidak berdasarkan faktor penyebab yang mendasari varian laba atau
profit.
Dalam menganalisa kinerja laporan keuangan kita menghitung variasi pendapatan dan

variasi beban karena pendapatan dan beban merupakan faktor utama dalam laporan
keuangan. Berikut penjelasan tentang variasi pendapatan dan beban

1) Varian Pendapatan
Varian pendapatan menjelaskan tentang bagaimana menghitung varians harga,
volume, dan bauran penjualan. Perhitungan tersebut dibuat untuk setiap lini produk dan hasil
dari lini produk kemudian diagregasikan untuk menghitung total varians. Varians yang
hasilnya positif adalah menguntungkan, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa laba
aktual melebihi laba yang dianggarkan,dan varians yang hasilnya negatif adalah tidak
menguntungkan. Dalam analisis pendapatan
1. Varians harga penjualan
Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual dan
harga standar dengan volume aktual.
2. Varians bauran dan volume
Karena setiap produk memperoleh kontribusi per unit yang berbeda, maka
penjualan proporsi produk yang berbeda dari yang di anggarkan akan menghasilkan
suatu varians.
Varians bauran dan volume dihitung dengan cara :
(volume aktual volume yang dianggarkan) x kontribusi per unit yang dianggarkan

Varian volume akan terjadi jika unit yang dijual lebih dari yang dianggarkan.
Varian volume dapat dihitung dengan cara

Varians volume = [(Total volume penjualan aktual) x (% yang dianggarkan )


(Penjualan yang dianggarkan)] x (Kontribusi per unit yang dianggarkan)
Varians bauran dapat terjadi jika proporsi penjualan produk berbeda dari yang
dianggarkan. Berikut rumus untuk menghitung varian bauran

Varians bauran = [(volume penjualan aktual) (Total volume penjualan aktual x


proporsi yang dianggarakan) x Kontribusi per unit yang dianggarkan]
3. Penetrasi pasar dan volume industri
Salah satu perluasan dari analisis laba adalah untuk memisahkan varians
bauran dan volume menjadi suatu jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam
pangsa pasar dan jumlah yang disebabkan oleh perbedaan dalam volume industri.
Persamaan berikut ini digunakan untuk memisahkan dampak penetrasi pasar
dari volume industri pasar pada varians bauran dan volume.
Varians pangsa pasar = [( Penjualan aktual) ( volume industri )] x penetrasi pasar
yang dianggarkan x kontribusi per unit yang dianggarkan
Varians volume industri = (Volume industri aktual volume industry yang
dianggarkan) x penetrasi pasar yang dianggarakan x kontribusi per unit yang
dianggarkan
2) Varian Beban
Dalam varian beban hal utama yang dihitung adalah biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Tetap
Dalam menghitung varian biaya tetap, varian dapat dilihat dari pengurangan
antara biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan, karena biaya-biaya ini tidak
di pengaruhi baik oleh volume penjualan maupun volume produksi.
Contoh perhitungan dapat dilihat dari exhibit 10.0 halaman 431 buku The

Management Control Process. Dalam contoh menunjukan adanya varians yang tidak
menguntungkan sebesar $13.000 pada bulan januari. Varians ini disebut dengan
varians pengeluaran karena berasal dari pengeluaran yang $13.000 lebih banyak dari
anggran yang disesuaikan. Varians tersebut terdiri atas varians bahan baku dan tenaga
kerja yang tidak mengutnungkan, masing-masing sebesar $11.000 dan $12.000.
varians-varians tersebut secara parsial ditiadakan oleh varians pengeluaran overhead
yang menguntungkan sebesar $10.000

Biaya Variabel
Adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional dengan

volume, jadi biaya ini dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya variabel untuk
produksi yang dianggarkan harus disesuakan dengan volume produksi aktual.
Contoh dapat dilihat dari exhibit 10.11 halaman 432 buku The Management
Control Process. Dalam contoh diasumsikan bahwa produksi bulan Januari adalah
sebagai berikut: produk A, 150.000 unit; produk B, 20.000 unit; produk C, 200.000
unit. Diasumsikan juga bahwa biaya produksi variabel yang terjadi dalam bulan
Januari adalah sebagai berikut: Bahan Baku, $470.000; Tenaga Kerja $65.000;
Overhead produksi variable, $90.000. Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan
ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tinkinerja actual gkat produksi actual
dengan cara mengalihkan setai elemen dari biaya standar untuk setiap produk dengan
volume produksi untuk produk tersebut.
Hasilnya dalam exhibit 10.11 beban produksi yang dianggarkan disesuaikan
ke jumlah yang seharusnya dikeluarkan pada tingkat produksi aktual dengan cara
mengalikan setiap elemen dan biaya standar untuk setiap produk dengan volume
produksi untuk produk tersebut.

2. Varian dalam Praktik


Variasi dalam Praktik
Berikut ini adalah beberapa pendekatan dari variasi dalam praktik yaitu :
a. Periode Waktu dari Perbandingan
Dalam praktiknya perusahaan mengukur kinerja berdasarkan periode waktu
untuk suatu tahun tertentu yang dibandingkan dengan kinerja tahun lalu. manajer
membandingkan anggaran tahunan dan kinerja aktual yang terjadi setiap tahunnya,
perbandingan ini menunjukan apakah manajer memenuhi target laba tahunan atau

tidak. Jika laba tahun itu tidak terpenihi dan terjadi defisit manajer bisa menggunakan
data laba tahun itu untuk membuat anggaran laba tahun berikutnya yang lebih realistis
dengan mengubah kebijakan yang ada seperti kebijakan dividen, kebijakan
pengeluaran dan lain sebagainya.
b. Fokus pada Margin Kotor
Di banyak perusahaan, perubahaan dalam biaya atau faktor-faktor lainnya
diperkirakan akan mengarah kepada perubahan dalam harga jual, dan tugas dari
manajer pemasaran adalah unutk memperoleh margin kotor yang dianggarkan yaitu
penyebaran yang konstan antara biaya dan harga jual. Kebijakan semacam itu
terutama penting dalam periode inflasi. Suatu analisi variasi dalam sistem semacam
itu tidak akan memiliki varians harga jual. Melainkan, aka nada varians margin kotor.
Margin kotor per unit adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi
c. Standar Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam
evaluasi laporan atas aktivitas aktual dan terdiri atas tiga jenis yaitu antara lain :
Standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya
Standar ini merupakan catatan dari kinerja aktual yang diperbandingkan di
banyak perusahaan. Seandainya angka-angka anggaran didapatkan secara
acak, maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan menghasilkan dasar
yang andal untuk perbandingan.
Standar historis
Standar historis merupakan catatan dari kinerja aktual yang telah lewat.
Hasil dari bulan berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan
sebelumnya, atau dengan hasil dari bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Standar jenis ini memiliki dua kelemahan yang serius :
1. Kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut sedemikian
rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi.
2. Kinerja periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan ini, standar historis digunakan oleh
beberapa perusahaan, sering kali karena standar valid yang telah ditentukan
sebelumnya tidak tersedia.

Strandar eksternal
Standar eksternal adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung
jawab lain atau perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama.
Kinerja dari satu kantor cabang penjualan dapat dibandingkan dengan

kinerja dari kantor cabang penjualan lainnya. Bila kondisi-kondisi dari


kedua pusat tanggung jawab tersebut adalah serupa, maka perbandingan
semacam itu dapat menghasilkan dasar yang bisa diterima untuk
mengevaluasi kinerja.
Beberapa perusahaan mengidentifikasikan perusahaan yang diyakini
merupakan perusahaan yang dikelola paling baik dalam industri tersebut dan
menggunakan angka-angka dari perusahaan tersebut baik melalui kerja sama
dengan perusahaan tersebut atau dari materi yang diterbitkan sebagai dasar
perbandingan. Proses ini disebut dengan benchmarketing.
d. Sistem Biaya Penuh
Jika perusahaan menerapkan sistem biaya penuh ( full cost system ), maka
biaya overhead variabel maupun tetap harus dimasukan dala persediaan pada biaya
standar. Jika persediaan akhir lebih tinggi dibandingkan persediaan awal maka
sebagian dari biaya overhead tetap tidak dimasukan kedalam harga pokok penjualan
tetapi tetap diakui sebagai persediaan. Jika persediaan turu maka biaya overhead tetap
sebagian besar dimasukan kedalam harga pokok penjualan.
Jika tingkat persediaan berubah dan jika volume produksi aktual berbeda
dengan volume penjualan yang dianggarkan maka sebagian varian volume produksi
masuk dalam persediaan. Namun varian jumlah produksi harus dilaporkan dan
dihitung secara penuh. Varian ini adalah selisih antara viaya produksi tetap dengan
volume yang dianggarkan aktual dan biaya produksi tetap pada volume tersebut. Hal
ang penting adalah bahwa varian produksi seharusnya dikaitkan dengan volume
produksi bukan volume penjualan.
e. Biaya Teknik dan Biaya Diskresioner
Varians yang menguntungkan dalam biaya teknik biasanya merupakan
indikasi dari kinerja yang baik , yaitu semakin rendah biayanya maka semakin baik
kinerjanya. Kinerja dari pusat beban kebijakan biasanya dinilai memuaskan apabila
beban aktual hampir setara dengan jumlah yang dianggarkan, tidak lebih tinggi
maupun lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh varians yang menguntungkan dapat
mengindikasi bahwa pusat tanggung jawab tersebut tidak melaksanakan dengan
mencukupi fungsi fungsi yang disetujui olehnya.
3. Keterbatasan Analisis Varian
Analisis varian memiliki keterbatasan diantaranya :

Walaupun analisis ini mengidentifikasikan dimana varians terjadi, tetapi tidak


menjelaskan mengapa varians ini terjadi atau apa yang dilakukan
mengenainya
Contoh : laporan tersebut mungkin saja menunjukan adanya varians signifikan
yang tidak menguntungkan dalam beban pemasaran, dan mungkin saja
mengidentifikasikan varians ini dengan beban yang sangat tinggi. Namun
laporang tersebut tidak menejelaskan mengapa beban promosi penjualan tinggi

dan apa, jika ada tindakan yang sedang dilakukan.


Masalah kedua adalah dalam menentukan apakah varian signifikan atau tidak.
Teknik

statistik

dapat

digunakan

untuk

menentukan

apakah

ada

perbedaanantara kinerja aktual dan standar untuk beberapa proses tertentu ;


teknik-teknik ini umumnya disebut sebagai pengendalian mutu secara
statistic. Secara konseptual, suatu varians sebaiknya diinvestigasi hanaya
apabila manfaat yang diharapakan dari perbaikan masalah tersebut melebihi
biaya investigasinya, tetapi suatu model yang didasarkan pada asumsi ini
memiliki banyak ketidakpastian sehingga menjadi perhatian akademisi. Oleh
karena itu, manajer mengandalkan penilain dalam memutuskan varians apa

yang signifikan
Ketebatasn ketiga dari analisis varians adalah bahwa ketika laporan kinerja
menjadi lebih teragregasi, varians yang saling meniadakan dapat menyesatkan
pembacanya. Demikian pula, ketika varians menjadi semakin teragregasi,
para manajer menjadi semakin bergantung pada penjelasan-penjelasan dan
prediksi yang menyertainya.
Contoh: seorang manajer yang melihat kinerja biaya produksi unit bisnis
mungkin memperhatikan bahwa biaya tersebut sesuai dengan anggrannya.
Namun hal ini mungkin dihasilkan dari kinerja yang baik di suatu pabrik yang
ditiadakan oleh kinerja buruk di pabrik lain.
Akhirnya, laporan itu hanya menunjukan apa yang telah terjadi.
Laporan tersebut tidak menunjukan dampak masa depan dari tindakantindakan yang telah diambil oleh manajer.

4. Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal yaitu
laporan laba bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang
signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau

pertemuan pribasi segera setelah itu diketahui. Laporan formal menginformasikan


kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.
Berdasarkan informasi ini, ia dapat bertindak sebelum menerima laporan formal.
Laporan formal tersebut adalah tetap penting. Salah satu manfaat utama dari
laporan formal adalah bahwa laporan tersebut memberikan tekanan yang diinginkan
pada manajer di tingkat yang lebih rendah untuk mengambil tindakan perbaikan atas
inisiatif mereka sendiri.
Laporan laba tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada tindakan.
Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan
baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, memproses atau tindakan
ketenagakerjaan yang lebih drastic lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak dilakukan
untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian adalah paling
diperlukan, dan kebanyakan orang tidak mengharapkan untuk memperoleh pujian
secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA
Anthony, robert N., Vijay Govindarajan. Management Control Systems. 12lv ed., Mc Graw
Hill, 2007

Anda mungkin juga menyukai