PENGGOLONGAN DARAH
Disusun oleh :
Tesa Agrawita
G4A014106
Pembimbing :
LEMBAR PENGESAHAN
28 April 2015
Disusun oleh :
Tesa Agrawita
G4A014106
Mengetahui,
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan komponen materi biologis yang esensial bagi makhluk hidup,
dimana setiap darah memiliki ciri khusus karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan
protein pada permukaan membrane sel darah merah, maka dari itu darah manusia
digolongkan menjadi beberapa golongan. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling
penting yaitu penggolongan ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1901 dan
rhesus (faktor Rh) yang ditemukan oleh Levine dan Stetson tahun 1939, dan sampai saat
ini sudah ditemukan 29 sistem penggolongan darah diantaranya golongan darah ABO,
Rhesus, P, MNS, Lutheran, Kell, Kidd, Duffy dan lain-lain. Penggolongan darah ABO
dan Rhesus adalah penggolongan yang paling bermakna dalam transfusi darah.
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari donor
ke resipien sebagai upaya pengobatan. Teknik transfusi darah ditemukan pada tanggal 3
Juni 1667, untuk pertama kalinya dalam sejarah kedokteran dan operasi, dokter asal
Perancis, Jean Baptist Denis berhasil melakukan transfusi darah. Keberhasilan operasi
transfusi darah pertama ini merupakan lompatan besar dalam ilmu kedokteran karena
sebelumnya, banyak sekali pasien yang harus kehilangan nyawanya akibat kekurangan
darah.
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penggolongan darah ABO dan Rhesus
C. Tujuan Khusus
1. Untuk menngetahui sejarah dan metode penggolongan darah ABO dan Rhesus
2. Untuk mengetahui bahan-bahan darah atau komponen darah yang dapat
ditransfusikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Darah adalah komponen esensial pada makhluk hidup yang dalam kondisi
fisiologis berada dalam pembuluh darah dan berfungsi sebagai pembawa oksigen,
mekanisme
pertahanan
tubuh
terhadap
infeksi
dan
mekanisme
hemostasis
(Gandasoebroto, 2007).
B. Fisiologi Darah
Darah memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel darah. Plasma
darah merupakan bagian dari komponen darah yang berwarna kekuning-kuningan yang
jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan sel darah adalah komponen selluler
dari darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit) dan kepingkeping darah (trombosit). Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang
mengalir ke seluruh tubuh melalui vena dan arteri yang memasok oksigen, dan bahan
makanan ke seluruh jaringan tubuh serta mengambil karbondioksida dan sisa
metabolisme dari jaringan.
Darah memiliki beberapa fungsi, diantaranya
a. Transportasi dari gas yang terlarut, nutrisi, hormone dan zat sisa metabolik, sebagai
alat pengangkut yaitu:
1.
Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
2.
jaringan tubuh.
Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
3.
paru.
Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
4.
5.
c.
D. Penggolongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen)
yang terkandung di dalam sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang
paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
1) Golongan Darah ABO
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun
1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi)
kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan
penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah
manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit
terdapat antigen atau aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti
yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu dan ,
sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibodi
yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai
berikut:
Antigen
maupun
Zat anti
B
A
A+B
-
menggumpal, golongan darah Rh negatif (Rh -) ialah orang yang tidak memiliki
antigen Rh di dalan eritrositnya, sehingga eritrositnya tidak menggumpal pada waktu
dites (Suryo, 2001).
Faktor rhesus terdiri atas beberapa variasi yaitu c, d, dan e yang masingmasing bisa positif (c,d,e) atau negatif (c,d,e). Yang paling berisiko adalah rhesus
negatif jenis "d". Sel darah Rh(d) negatif ini bila bertemu dengan sel darah Rh(d)
positif akan memproduksi antibodi yang dapat menghancurkan sel-sel darah merah.
Inilah yang terjadi bila ada ketidaksesuaian antara ibu dengan Rh negatif dan
janin/bayi dengan Rh positif. Selain jenis "d", rhesus negatif lainnya yaitu Rh(c) dan
Rh(e) tidak akan berdampak buruk pada janin.
Bila seorang ibu yang Rh+ mengandung embrio bergolongan Rh- atau Rh+,
kemungkinan anaknya akan lahir dengan selamat, dalam arti tidak terjadi gangguan
darah karena faktor Rh, tetapi pada ibu yang bergolongan darah Rh- :
1.
2.
dimana darah ibu sudah terbentuk zat anti Rh +, maka tubuh bayi akan kemasukan zat
anti Rh+, dan anak itu akan menderita penyakit kuning atau anemia berat sejak lahir
yang disebut erythroblastosis foetalis (sel darah merahnya tidak dapat dewasa)
(Leveno, 2009)
3) Cara Pemeriksaan Golongan Darah
Alat :
a. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
b. Kapas
c. Alkohol 70 %
d. Lancet
e. Tusuk gigi
Bahan
a.
b.
c.
d.
Serum alfa
Serum beta
Serum alfa beta (tidak harus ada)
Serum anti Rhesus
Cara Kerja
a. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah di beri nomor 1 4
b. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol
70%
c. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu
tekanlah ujung jari hingga darah keluar
d. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang
berbeda sesuai nomor
e. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu aduklah
dengan gerakan memutar menggunakan tusuk gigi. Amatilah apa yang terjadi.
f. Lakukan langkah nomor 5 untuk serum beta, serum alfa-beta, dan serum anti
Rhesus
menjadi penyelamat nyawa, tetapi juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya
sehingga harus dilakukan dengan indikasi yang kuat dan jelas agar manfaat yang
diperoleh lebih besar dibandingkan dengan resikonya (Haroen, 2009).
Secara garis besar, transfusi darah diberikan dengan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mempertahankan dan mengembalikan volume peredaran darah yang
normal, misalnya pada oligemia karena perdarahan, trauma bedah atau kombustio.
2. Untuk mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, seperti anemia,
trombositopenia, hipoprotrombinemia, hipofibrinogenemia, dan lain-lain (Hassan,
2007).
Jenis transfusi darah dibagi menjadi beberapa jenis berikut:
1. Whole Blood
Pada 510 ml whole blood (wb) mengandung :
a. 450ml darah donor
b. 63ml antikoagulan
c. Hb sekitar 12g/ml
d. Hematocrit 35-45%
e. Tanpa platelet
f. Tanpa faktor koagulasi
Dilihat dari masa penyimpanannya whole blood dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Darah segar (fresh blood): darah yang disimpan kurang dari 6 jam,
mengandung trombosit dan faktor pembeku.
b. Darah yang disimpan (strored blood): darah yang sudah disimpan lebih dari 6
jam.
Indikasi:
1) Penggantian sel darah merah pada perdarahan akut dengan hipovolemi
2) Pertukaran transfusi
3) Pasien yang membutuhkan transfuse sel darah merah, dimana tidak tersedia PRC
di daerahnya
Kontra indikasi
Risiko overload cairan volume pada pasien anemia kronik dan gagal jantung
Syarat:
1) Golongan darah harus cocok sesuai ABO dan RhD
2) Tidak boleh menambahkan obat dalam darah
3) Selesaikan transfuse dalam 4 jam setelah permulaan pemberian
2. Komponen darah
II.
Komponen darah seluler
a. Preparat sel darah merah
1) Packed Red Cell/ PRC
III.
F.
BAB III
KESIMPULAN
1. Darah adalah komponen esensial pada makhluk hidup yang dalam kondisi fisiologis
berada dalam pembuluh darah yang tersusun oleh plasma dan sel darah merah
2. Sampai saat ini sudah ditemukan 29 sistem penggolongan darah diantaranya golongan
darah ABO, Rhesus, P, MNS, Lutheran, Kell, Kidd, Duffy dan lain-lain.
3. Penggolongan darah ABO ditentukan oleh antigen dan antibody yang terkandung dalam
darah.
4. Penggolongan darah Rhesus ditentukan oleh faktor Rh, dan dibedakan menjadi Rh- dan
Rh+ .
5. Jenis transfusi darah ada whole blood, komponen darah, dan komponen plasma
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made. 2007. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Harmono, M.Tamtoro. 2009. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Transfusi Darah dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.
Haroen, Harlinda. 2009. Darah dan Komponen : Komposiss, Indikasi dan Cara Pemberian dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.
Hassan, Rusepno, et al. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI.
Leveno, Kenneth J et al. Obstetri Williams: Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC 2009.
Palang
Merah
Indonesia.
Pelayanan
Transfusi
Darah,
2002
http://www.palangmerah.org/pelayanan transfusi.asp.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Suryo. 2001. Genetika Manusia Cetakan Kesembilan. UGM Press. Yogyakarta
diakses
di