Oleh :
Tirzha Paparang
130 141 01 116
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Humiyang
Umur
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Sangihe, 24 Agustus 1972
Status perkawinan
: Kawin
Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan
: Petani
Suku / Bangsa
: Sangihe / Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Alamat sekarang
: Tanah Putih, Likupang
Tanggal MRS
: 26 Juni 2014
Cara MRS
: Pasien diantar oleh keluarga
Tanggal pemeriksaan
: 27 Juni 2014
Tempat pemeriksaan
: IGD Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD jiwa RS Prof DR. V.L. Ratumbuysang pada tanggal
RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat psikiatri diperoleh dari :
Alloanamnesis dengan istri pasien yaitu Ny Deitje 39 tahun
Rekam medik
A. Keluhan utama :
Pasien Berbicara Kacau
B. Riwayat gangguan sekarang
Keluarga mengatakan bahwa pasien bicara kacau sejak dua hari yang lalu.
Awalnya, 2 hari yang lalu pasien sedang makan siang bersama keluarganya rumah,
tiba-tiba pasien terdiam dan murung, ketika ditanya pasien sudah mulai berbicara
tidak nyambung. merasa lemah kemudian tiba-tiba urat di kepala terasa seperti
bergerak dan nyeri. Kemudian keluarga berniat membawanya ke RS Prof. Dr.V. L.
Ratumbuysang untuk diperiksa. Keluarga mengalami kesulitan saat akan membawa
pasien ke Rumah Sakit, karena pasien menolak untuk diajak pergi dan marah-marah
dengan alasan yang tidak jelas. Keluarga mengatakan pasien juga mengalami
halusinasi visual, karena pasien sering melihat seseorang atau sesuatu yang tidak
dilihat oleh keluarganya. Beberapa bulan yang lalu pasien pernah mengalami masalah
dengan teman-temannya dengan suku yang sama, tetapi menurut keluarga masalah
tersebut telah selesai.Pasien sering menyebutkan 2 nama orang temannya secara tibatiba
Riwayat gangguan sebelumnya.
2
1 tahun pasien
mulai belajar bebicara dan belajar berjalan sendiri. Saat kecil pasien memiliki
kepribadian yang ramah dan senang bermain. Pasien mendapat ASI hingga umur 2
tahun dan tidak terdapat masalah dalam makan. Pasien diasuh oleh kedua orang tua
dan kakak.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 Tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pasien pertama masuk
SD umur 6 tahun sampai tamat dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien bersekolah di
SD Tanah putih. Pada awal masuk SD ketika diantar oleh ibunya pasien tenang dan
tidak menangis.
Di sekolah pasien adalah pribadi yang mudah bergaul dengan teman-teman
sebayanya. Mereka pergi ke sekolah bersama-sama dengan jalan kaki karena sekolah
mereka jaraknya cukup dekat dengan rumah. Sepulang sekolah pasien sering bermain
bersama teman-temannya.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP setelah lulus SD
dikarenakan masalah biaya. Pasien merupakan pribadi yang pandai bergaul dengan
teman-temannya.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
17 tahun
16 tahun
(anak angkat)
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan :
Penderita
IV.
Kuantitas
: Menjawab tidak sesuai pertanyaan.
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa.
D. Gangguan persepsi
Halusinasi visual
E. Pikiran
1) Arus pikiran : inkoheren, menjawab tidak sesuai pertanyaan.
2) Isi pikir : Kemiskinan isi pikir
F. Kesadaran dan fungsi kognitif
1) Tingkat kesadaran : compos mentis
Orientasi
- Orientasi waktu
: Baik. Pasien dapat membedakan siang dan malam
- Orientasi tempat
: Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS
- Orientasi orang
:Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang disekitarnya
Daya konsentrasi
: Distraktibilitas
Perhatian
: Pada saat wawancara pasien tidak mampu
memusatkan perhatian dan mudah teralih.
2) Daya ingat :
- Jangka panjang :Tidak terganggu. Pasien dapat menyebutkan nama anggota
-
keluarganya.
Jangka pendek :Tidak dievaluasi. Pada saat pemeriksaan pasien tidak
kooperatif.
:Tidak dievaluasi. Pada saat pemeriksaan pasien tidak
Segera
kooperatif.
3) Kemampuan baca dan tulis
Tidak dievaluasi karena pasien tidak kooperatif..
4) Daya nilai
Daya nilai sosial : Terganggu
Uji daya nilai
: Terganggu
Penilaian realitas : Terganggu
5) Kemampuan menolong diri sendiri
Terganggu. Makan dan minum pasien berkurang dan juga tidak terawat
kebersihannya.
6) Tilikan
Derajat III (menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya)
Pasien inkoheren dalam diajak berbicara, tetapi menurut keluarga, pasien sadar
bahwa dia memiliki gangguan kejiwaan.
7) Taraf dapat dipercaya
Wawancara terhadap keluarga dapat dipercaya. Saat mewawancara pasien,
terkdang pasien masi menjawab pertanyaa hanya dengan satu kata, kemudian
berbicara kacaul kembali, sehingga beberapa hal masih perlu konfirmasi dengan
keluarga pasien.
V.
: Tampak sakit
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
B. Status Neurologikus
GCS
: E4M6V5
TRM
: Tidak ada
Mata
medik) didapatkan pasien laki-laki berumur 41 tahun, pendidikan terakhir SD, telah menikah
dan memiliki 2 orang anak dimana anak pertamanya merupakan anak angkat. Pasien bekerja
sebagai petani kelapa, agama Kristen Protestan, alamat tempat tinggal di Tanah putih,
Likupang. Keluhan saat ini berbicara kacau sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat penyakit sebelumnya.Pasien tidak pernah konsultasi ke bagian Psikiatri
sebelumnya.Pasien mengalami Asam urat sejak 6 bulan yang lalu yang membuat pasien tidak
dapat bekerja selama 1 bulan. Satu minggu yang lalu, kepala pasien pernah terbentur. Pasien
baru pertama kali dirawat di RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tahun ini.Pasien tidak
menggunakan obat-obatan lainnya selain dari obat yang diberikan untukasam urat. Pasien
merokok dan minum alcohol sampai saat ini.
Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik Pasien adalah anak ketujuh dari tujuh
bersaudara. Dari masa kecil sampai dewasa, pasien merupakan anak kesayangan dari kedua
orangtuanya karena pasien merupakan anak yang paling bungsu. Saat pasien mengalami
bicara kacau, pasien masih bisa mengenali anggota keluarganya, hanya kalau diajak bicara
tidak nyambung.
8
isi pikir, dimana penderita tidak menjawab sesuai pertanyaan dan sering
berbicara sendiri tanpa tujuan yang jelas. Kesadaran kompos mentis dan terdapat gangguan
kognitif. Penilaian realitas terganggu. Tingkat tilikan derajat III yakni menyalahkan faktor
lain sebagai penyebab penyakitnya. Pasien inkoheren dalam diajak berbicara, tetapi menurut
keluarga, pasien sadar bahwa dia memiliki gangguan kejiwaan.
VII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan Psikotik Akut dan sementara (F 23)
Aksis II : Tidak ada diagnosis (Z 03.2)
Aksis III : Chronic Kidney disease dan Hiperurisemia
Aksis IV : Masalah pekerjaan.
Aksis V : GAF Scale Current 40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungisi
VIII.
PROBLEM
A. Organobiologi
B. Psikologi
C. Lingkungan dan sosial ekonomi
: Hiperurisemia
: bicara kacau, halusinasi visual, tilikan derajat III
: dari segi ekonomi keluarga pasien memiliki
pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak ada kesulitan
dalam interaksi di lingkungan dan sosial.
IX.
PERENCANAAN TERAPI
A. Psikofarmaka
Haloperidol 5 mg 2x1 tablet/hari.
Merlopam 2 mg 2x2 tablet/hari.
Lodomer 1 gr IMM
Valdimex 1 gr Im
B. Psikoterapi dan intervensi psikososial
Terhadap pasien :
1) Memberikan edukasi dan support terhadap pasien agar memahami
gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.
kendur.
Terhadap keluarga
1) Meminta keluarga untuk tetap memastikan pasien tetap berada dalam
pengawasan keluarga.
2) Memberikan pengertian dan dukungan kepada keluarga akan pentingnya peran
keluarga pada perjalanan penyakit.
3) Meminta keluarga untuk tetap memberikan perhatian penuh terhadap pasien
dan mengawasi pasien dalam minum obat
4) Memberikan psiko-edukasi yaitu menyampaikan informasi kepada keluarga
mengenai kondisi pasien dan menyarankan untuk senantiasa memberikan
dukungan selama masa pengobatan.
X.
XI.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
: dubia
: dubia
: dubia
EDUKASI
Edukasi kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien mengonsumsi
obatnya dengan teratur. Usahakan pasien berada dalam pengawasan keluarga, untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan
pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.
XI.
DISKUSI
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Berdasakan anamnesis pada
penderita ditemukan adanya gangguan psikologis yang secara klinis bermakna. Penderita
menunjukkkan suatu gejala yang memperlihatkan gangguan psikotik yaitu bicara kacau,
halusinasi visual. Berdasarkan PPDGJ-III, pedoman diagnostik untuk Gangguan Psikotik
Akut dan sementara, Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas
yang diberikan dengan ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang
dipakai ialah: (a) onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka watu gejalagejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan dan
pekerjaan sehari-hari tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas)
10
sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok. (b) adanya sindrom yang kas. (c)
adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada). (d) tanpa diketahui berapa lama
gangguan akan berlangsung. Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi
kriteria episode manik atau episode depresif walaupun perubhana emosional dan gejala-gejala
afektif individual dapat menonjol dari waktu ke watu. Tidak ada penyebab organik seperti
trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan
alkohol atau obat-obatan. Sesuai dengan
REFERENSI
1.
2.
Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2003. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9th
ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins.
3.
4.
5.
Dr. Rusdi Maslim, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya. Jakarta. 2007
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di IGD Jiwa RS. Prof. dr . V. L. Ratumbuysang pada tanggal 26
Juni 2014.
Keterangan :
A : Pemeriksa
B : Pasien
C : Istri Pasien
A : Selamat siang bapak
B: bapak diam
A : Bapak nama siapa?
B : Eh Fani, napa tu mose (tidak nyambung)
A : Selamat siang ibu (istri pasien)
C : Siang dokter
A : Ibu istri dari bapak?
C : iya dokter..
12
13
B : bapak hari-hari biasa. Aktif sekali ikut kegiatan rohani. Rajin pi gereja dengan ibadah
kolong deng kaum bapak.
A : Ibu bapak pernah bilang dengar-dengar bisikan atau lia-lia sesuatu?
B : Kalo bisikan nyanda, cuma dia pernah bilang ada lia orang padahal torang nd dapa lia,
kong dia bilang, awas,napa dia so datang
A : Sejak kapan tu ibu?
B : so dari dua hari lalu noh dok.
A : Kong ja ba rokok deng ba minum ato pake obat-obat?
B : ada barokok deng ba minum sampe ssekarang, tau jo to orang sanger. 1 hari bapak bisa
merokok 2 bungkus.
A : Oke dang Ibu Deitje. Makase neh. Jang lupa jaga pa bapak supaya minum obat, supaya
somo capat bae dang kong mo pulang, kalo bapak nda teratur minum obat bapak so nda
bisa ba refreshing kong so kurang mo di rumah sakit turus.
B : Iyo dok, so suka skali mo pulang ini. Lama-lama torang yang sehat so mw jadi gila ley.
14