Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Dalam dunia modern saat ini, tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan


tekanan fisik dan psikis pada seseorang. Hal ini memperbesar resiko pekerjaan
atau terkena penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya. Untuk
mendukung daya saing produksi, penggunaan alat-alat modern, bahan-bahan
berbahaya dalam proses produksi serta tuntutan pekerjaan yang tinggi sering
tidak dapat dihindari.1
Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk low back pain, telah
dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting,
tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan
turunnya produktivitas orang yang mengalami back pain.2
Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor
psikologis dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan
mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan dengan disabilitas kronik.
Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke arah model biopsikososial dari
low back pain.2
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang
membuat seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti : mencari
penyembuhan, klarifikasi diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat
keterangan sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang mana yang sesuai dengan
masing-masing pasien dan meresponnya dengan tepat.2
I.

DEFINISI
Sindroma Low Back Pain adalah suatu sindroma klinik yang ditandai dengan

gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung
bagian bawah dan sekitarnya.3

II.

KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologinya, Low Back Pain dibagi dalam 4 kelompok.3

1. Low Back Pain oleh faktor mekanik


a. Low Back Pain oleh mekanik akut; biasanya timbul bila tubuh
melakukan gerakan secara mendadak melampaui batas kemampuan sendi
dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu
terlampau lama.
b. Low Back Pain oleh mekanik kronik; paling sering disebabkan oleh
sikap tubuh yang jelek, sehingga timbul hiperlordosis lumbal.
2. Low Back Pain oleh faktor organik
a. Low Back Pain osteogenik; seperti radang, trauma, keganasan, dan
kongenital
b. Low Back Pain diskogenik; disebabkan oleh Spondilosis, Hernia
Nukleus Pulposus, dan Spondilitis Ankilosa
c. Low Back Pain neurogenik; akibat neoplasma, arakhnoiditis, dan
stenosis kanal akibat proses degenerasi.
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik
III.

FAKTOR RESIKO
Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan,

etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang
berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan
faktor psikososial. Pada laki-laki resiko nyeri pinggang meningkat sampai usia
50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus meningkat.
Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan
osteoporosis.4,5
IV.

DIAGNOSIS

1. ANAMNESIS
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa
pasien dengan kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
a. Apakah terasa nyeri ?
b. Dimana terasa nyeri ?
c. Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
d. Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
e. Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
f. Adakah keluhan lain?
g. Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
h. Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
i. Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri
pinggang meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan
neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks.
Pemeriksaan fisik meliputi :
1. Observasi : amati cara berjalan penderita pada waktu masuk ruang periksa, juga cara
duduk yang disukainya. Bila pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis).
2. Inspeksi : untuk kolumna vertebralis (thorako-lumbal dan lumbosakral) berikut
3.

deformitasnya serta gerakan tulang belakang.


Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot
disamping tulang belakang.

Pemeriksaan neurologik pada tungkai :7


1.
Sensibilitas (dermatom), motorik (kekuatan), kekuatan otot (miotom), tonus otot,
2.

refleks-refleks
Tes Provokasi

Tes Valsava
Pasien diminta menarik napas, kemudian tahan sambil mengejan. Tes
positif apabila ada nyeri radikuler sesuai dermatomnya.
Tes Lasegue (Straight Leg Test)
Pada tes ini, tungkai pasien difleksikan sejauh 30 sampai 70.

Tes Lasegue
Tes Braggard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes Lasegue. Caranya sama seperti tes
Lasegue dengan ditambah dorsofleksi kaki.

Test Braggard
Test Sicard
Sama seperti tes Lasegue, namun ditambah dorsofleksi ibu jari kaki.
Tes Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di sendi pinggang dan pada
sendi sakro iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi,
eksorotasi dan ekstensi.

Test Patrick
Tes Kontra Patrick
5

Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan


ekstensi

meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif

bila terdapat nyeri pada daerah sacroiliaca.


Femoral Nerve Stretch Test
Tes ini dilakukan pada pasien dengan posisi telungkup dimana lutut dalam
keadaan fleksi, kemudian pergelangan kaki ditarik ke atas.6

Femoral Nerve Stretch Test


3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rontgen Polos
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan
luka degeneratif pada spinal.Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan,
sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran
sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan
sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali Xray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri
punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti

MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP ),
lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
2. Mielografi
Mielografi adalah pemeriksan X-ray pada medulla spinalis dan kanalis
spinalis. Mielografi merupakan tindakan invasif, yaitu cairan kontras disuntikkan
ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar
fluoroskopi dan gambar X-ray. Mielogram digunakan untuk diagnosa pada
penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau
untuk abses spinal.
3. Computed Tomografi Scan ( CT- scan ) dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI )
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk
pemeriksaan pada otak, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CTscan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas
daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek
radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan
yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves,
dan jaringan lainnya pada punggung.
4. Electro Miography ( EMG ) / Nerve Conduction Study ( NCS )
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaan saraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
1. Adanya kerusakan pada saraf
7

2. Lama terjadinya kerusakan saraf ( akut atau kronik )


3. Lokasi terjadinya kerusakan saraf ( bagian proksimalis atau distal )
4. Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5. Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik
pasien dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan. 6
V.

PENATALAKSANAAN3,8

Medikamentosa
a. Analgetik
b. Tranquilizer Minor
Rehabilitasi Medik
Beberapa modalitas yang dapat diberikan :8
a. Terapi Panas
Menurut penetrasinya, dibedakan 2 jenis terapi panas :
-

Terapi panas superficial. Pada jenis terapi ini, panas hanya


mengenai kutis atau subkutis saja seperti Infra Red, hot pack,
kompres air hangat, paraffin bath.

Terapi panas dalam. Pada jenis terapi ini, panas dapat menembus
sampai ke jaringan yang lebih dalam (otot, tulang, sendi). Ada 3
jenis diatermi yaitu Micro Wave Diathermy, Short Wave Diathermy,
dan Ultra Sound Diathermy.

b. Terapi Dingin
Paling sering digunakan pada cedera muskuloskeletal akut. Teknik
terapi dingin yaitu dengan cara masase es, kompres es selama 20
menit, menggunakan vapocoolant spray, dan cryokinetics
c. Traksi
Traksi adalah suatu teknik penerapan kekuatan tarikan pada salah satu
bagian tubuh untuk meregangkan jaringan lunak dan melebarkan ruang
sendi. Kekuatan tarikan dapat ditimbulkan secara manual, dengan
beban dan sistem katrol, maupun secara elektromekanis.
d. Stimulasi Listrik
Yang banyak digunakan adalah TENS (Transcutaneous Electrical
Nerve Stimulation) untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.
e. Terapi Exercise / Latihan
Beberapa latihan yang dapat diberikan pada penderita Low Back Pain
yaitu sebagai berikut :
o Lying supine hamstring stretch
o Knee to chest exercise
o Pelvic tilt
o Sitting leg stretch
o Hip and quadriceps stretch

Low back pain exercise


Operatif
Dilakukan tindakan laminektomi.
VI.

EDUKASI
Edukasi yang dapat diberikan pada pasien-pasien dengan Low Back
Pain yaitu :
1. Kurangi berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok
2. Kurangi membawa beban yang berat
3. Kurangi duduk terlalu lama
4. Hindari posisi menulis sambil membungkuk terlalu lama
5. Hindari tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras
atau menggunakan kasur yang terlalu empuk
6. Gunakanlah sepatu yang nyaman
10

7. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki
di lantai atau apa saja yang menurut anda nyaman
8. Hindari berat badan yang berlebihan

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur

: Ny. D.R
: 71 tahun

11

Jenis Kelamin
Agama
Bangsa
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Periksa

:
:
:
:
:
:

Perempuan
Kristen Protestan
Indonesia
Pensiunan
Malalayang 1 Timur lingk.III
9 Juni 2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri punggung bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung bawah dirasakan sejak kurang lebih dua minggu yang lalu.
Nyeri hilang timbul seperti rasa pegal. Nyeri dirasakan setelah banyak beraktivitas
berat, seperti mengangkat dan mengatur pot bunga. Tidak terdapat kram-kram atau
penjalaran nyeri ke arah tungkai/bokong. Nyeri dirasakan setempat pada punggung
bawah, dan penderita masih bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak terdapat riwayat
trauma sebelumnya. Penderita sering menggunakan sepatu/sandal hak tinggi
setinggi 7 cm. Nyeri bertambah saat beraktivitas berat dan berkurang saat
istirahat. Nyeri tidak bertambah saat batuk atau bersin. Buang air kecil dan buang
air besar seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu:

Hipertensi (+) tahun 2005 : terkontrol (obat Valsartan dan Amlodipin)


Jantung (-), Diabetes Mellitus (-)
Kolesterol (+), asam urat (-)

Riwayat Kebiasaan :
Penderita adalah seorang pensiunan yang sekarang beraktivitas sebagai ibu
rumah tangga . Penderita mengatakan sering menggunakan sepatu hak tinggi
setinggi 7 cm. Penderita juga mempunyai hobi mengatur pot bunga.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Hanya penderita yang sakit seperti ini.
Riwayat Sosial :

12

Penderita tinggal dengan suami, memiliki 1 orang anak. Tinggal dirumah dua
lantai yang terdiri dari kurang lebih 10 anak tangga. Penderita menggunakan kloset
duduk untuk sehari-hari. Biaya pengobatan ditanggung oleh Asuransi Kesehatan.
Visual Analog Scale
(02/06-2014)
4

10

Skor VAS : 4

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum

: Sedang

Kesadaran

: Compos Mentis

Tinggi Badan

: 147 cm

Berat Badan

: 60 kg

IMT

: 27,8 (Obese I)

Tanda Vital

: Tekanan Darah : 110/70mmHg


Nadi

: 64 x/menit

Respirasi

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5oC

Kepala

: Normocephal

Mata

: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).


Pupil bulat isokor 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+

Hidung

: Septum deviasi (-), seret (-)

Mulut

: bibir sianosis (-), deviasi lidah (-), deviasi uvula (-)

Telinga

: Sekret (-)

Leher

: Trakea letak tengah. Pembesaran KGB (-)

Thoraks

: Simetris ki=ka

Abdomen

: Datar, bising usus (+) normal

Eksremitas

: Akral hangat, edema (-)

13

Status Neurologis
Kesadaran (GCS)

: E4 M6V5

Tanda Ransangan Meningeal : Kaku kuduk(-), Lasegue (-), Kernig (-)


Pemeriksaan N.cranialis

: Normal

Status Motorik dan Sensorik

Status

Gerakan
Kekuatan
otot
Tonus otot
Reflex
fisiologis
Refleks
patologis

Eksremitas
superior
dextra
Normal

Eksremitas
superior
sinistra
Normal

Ekstremitas
inferior
dextra
Normal

Eksremitas
inferior
sinistra
Normal

5/5/5/5

5/5/5/5

5/5/5/5

5/5/5/5

Normal
Normal

Normal
Normal

Normal
Normal

Normal
Normal

Status Lokalis

: regio lumbosacral
Insp : Alignment lurus, gibbus (-), Skoliosis (-),
bengkak (-)
Palp : Nyeri Tekan (+) setinggi L3-L4 kanan, spasme
otot (+)

Miotom
L2
L3
L4
L5
S1

ROM Trunkus:
Fleksi
Extensi
Lat. Bend D/S

D
5
5
5
5
5

Dermatom
S
5
5
5
5
5

D
2
2
2
2
2

: 0 - 90
: 0 - 30
: 0 - 40 / 0 - 40

14

S
2
2
2
2
2

Rotasi D/S

: 0 - 45 / 0 - 45

Pemeriksaan LGS untuk Hip


Hip

Normal

Fleksi

Dekstra
0 - 120o

Sinistra
0 120o

0 120o

Ekstensi

0 - 30o

0 30o

0 30o

Abduksi

0 - 40o

0 40o

0 40o

Adduksi

0 - 35o

0 35o

0 35o

Provokasi test

Dextra

Sinistra
-

Valsava
-

Tes Braggard

Tes Sicard

Tes Patrick

Tes Contra Patrick

Femoral Nerve Stretch Test

Tes Lasegue/SLR

Status Otonom

: BAB dan BAK biasa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (23-5-2014)
-

Leukosit : 8.300

SGOT 39

Eritrosit 4,35 x 106/mm3

SGPT 38

Hemoglobin 13,1

Kolesterol total 214

Hematokrit 37,2

HDL 35

Trombosit 281

LDL 148

GDP 86

Trigliserida 154

Kreatinin 0,8

Natrium 137

Ureum 24

Kalium 4,08

Uric Acid 5,0

Chlorida 100,4

15

X-Foto Lumbal

RESUME
Perempuan, umur 71 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri punggung
bawah sejak kurang lebih dua minggu yang lalu. Nyeri timbul terutama saat penderita
beraktivitas seperti mengangkat pot bunga dan menaiki tangga. Nyeri dirasakan
setempat, seperti pegal, tidak menjalar. Riwayat mengangkat berat (+), pada riwayat
penyakit dahulu ditemukan hipertensi (+) terkontrol, kolesterol (+).
Diagnosis
Diagnosis klinis

: Low Back Pain

Diagnosis etiologi

: Mekanik

Diagnosis topis

: otot-otot paravertebra

Diagnosis Fungsional
Impairment

: Nyeri Punggung Bawah

Disabilitas

: gangguan AKS ringan seperti berjalan jauh

Handicap

: saat ini tidak terdapat handicap.

Problem Rehabilitasi medik

Nyeri punggung

16

Keterbatasan dalam AKS

Penatalaksanaan
Program rehabilitasi medik
1. Fisioterapi
Evaluasi
Kontak, pengertian, pemahaman baik
Nyeri punggung bawah (VAS = 4)
Program
Micro Wave Diathermy regio Lumbosacral
Proper back mechanism
Back Exercise
2. Okupasi terapi
Evaluasi
Kontak, pengertian, pemahaman baik
Nyeri punggung bawah (VAS = 4)
Program
Latihan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari dengan posisi yang benar
3. Ortotik Prostetik
Evaluasi
Kontak, pengertian, pemahaman baik
Nyeri punggung bawah (VAS = 4)
Program
Saat ini belum diperlukan alat bantu
4. Psikologi
Evaluasi
Kontak, pengertian, pemahaman baik
Penderita tidak merasa cemas akan penyakitnya dan memiliki keinginan

untuk sembuh
Program
Memberi dukungan mental dan motivasi pada penderita untuk rutin
kontrol dan melakukan laltihan di rumah

5. Sosial medik
Evaluasi
Kontak, pengertian, pemahaman baik
Biaya pengobatan ditanggung oleh Askes
Penderita adalah seorang pensiunan
Penderita memiliki suami dan 1 anak
Program

17

Edukasi kepada penderita untuk datang terapi secara teratur


6. Home Program
Menghindari mengangkat beban yang berat
Menghindari duduk lama
Memotivasi pasien untuk melakukan proper back mechanism
Memotivasi pasien untuk melakukan back exercise secara rutin

Prognosis
Quo ad vitam
Quo ad sanationam
Quo ad fungtionam

: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA
18

1.

Cara Mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja. Bagian Proyek Pengawasan Norma

2.

Ketenagakerjaan; 2003.
Main CJ, William AC. ABC of Psychological Medicine: Muskuloskeletal Pain.

3.

BMJ 2002; 325: 534-7


Angliadi LS, Sengkey L., Mogi TI., Gessal J. Low Back Pain. Dalam : Bahan
Kuliah Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Bagian Ilmu Kedokteran Fisik

4.

dan Rehabilitasi FK UNSRAT. Manado. 2006. Hal: 79-90.


Adhyati S. Dalam : Low Back Pain. USU Institutional Repository. Universitas
Sumatera

5.

Utara.

2011.

Available

from:

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24616/4/Chapter%20II.pdf
Nuatha A.A. Bgs. Ngr. Beberapa Segi Klinik Dalam Penatalaksanaan Nyeri
Pinggang

Bawah.

Available

from:

http://www.kalbe.co.id/

files/cdk/files/54_10_beberapa segi klinikdanpenatalaksanaannya. pdf.html.


6.

Agustus 2008.
Adelia, Rizma., 2007. Nyeri Pinggang/Low Back Pain. Available from:
http://www.fkunsri.wordpress.com /2007/09/01/nyeri- pinggang-low-back-pain/

7.

Agustus 2008.
Mansjoer, Arif, Et All. Ilmu Penyakit Saraf. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran.

8.

Edisi III. Jakarta. Media Aesculapius. 2007. Hal: 5-59.


Kurniasih E. Penambahan Terapi Latihan Mc.Kenzie pada Intervensi SWD,
TENS, dan MASSAGE dapat lebih Menurunkan Nyeri Pinggang pada Kasus
Low Back Pain. RSU Sanglah Denpasar : 2009

19

Anda mungkin juga menyukai