: I / Senin Pagi
Aurora Fitriana
NIM : 21030114130192
Faqihudin Mubarok
NIM : 21030114120106
Muhammad Airlangga
NIM : 21030114130163
HALAMAN PENGESAHAN
1. Materi Praktikum
2. Kelompok
: I / Senin Pagi
3. Anggota
1. Nama Lengkap
: Aurora Fitriana
NIM
: 21030114130192
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap
: Faqihudin Mubarok
NIM
: 21030114120106
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap
: Muhammad Airlangga
NIM
: 21030114130163
Jurusan
: Teknik Kimia
Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Diponegoro
: Senin
Tanggal
: 1 Juni 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Resmi Panas Pelarutan dan Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu. Laporan ini
disusun sebagai kelengkapan tugas mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia
II.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak maka laporan ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. C. Sri Budiyati, MT. selaku Dosen penanggung jawab Laboratorium
Dasar Teknik Kimia II
2. Seluruh Dosen Pengampu Materi Praktikum Dasar Teknik Kimia II
3. Saudari Lathifah Kurnia Nur Fitriyana selaku asisten pembimbing
penyusunan laporan resmi materi Panas Pelarutan dan Kelarutan Sebagai
Fungsi Suhu.
4. Segenap asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II
5. Seluruh
Civitas
Akademika
Jurusan
Teknik
Kimia
Universitas
Diponegoro
6. Seluruh pihak yang tak bisa kami sebutkan satu per satu
Penyusun mohon maaf jika dalam penyusunan laporan ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh
penyusun agar ke depannya bisa menjadi lebih baik. Semoga laporan resmi ini
bisa bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Penyusun
iii
INTISARI
iv
SUMMARY
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
INTISARI............................................................................................................iv
SUMMARY ........................................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
I.1 Latar Belakang .....................................................................................1
I.2 Tujuan Praktikum .................................................................................1
I.3 Manfaat Praktikum ...............................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
II.1 Pengertian Panas Pelarutan .................................................................3
II.2 Panas Pelarutan Integral dan Differensial ...........................................3
II.3 Penentuan Tetapan Kalorimeter ..........................................................4
II.4 Penentuan Kadar Pelarutan Zat yang Akan Diselidiki........................4
II.5 Efek Panas pada Proses Pencampuran ................................................5
II.6 Kapasitas Panas dan Enthalpi .............................................................6
II.7 Kegunaan Panas Pelarutan dalam Industri ..........................................6
II.8 Data Kapasitas Panas (Cp) dan Panas Pelarutan (Hs) dari Beberapa
Senyawa ..............................................................................................7
BAB III METODE PRAKTIKUM .....................................................................8
III.1 Bahan dan Alat ..................................................................................8
III.2 Gambar Alat Utama ...........................................................................8
III.3 Cara Kerja ..........................................................................................9
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN....................................11
IV.1 Hasil Praktikum .................................................................................11
IV.2 Pembahasan .......................................................................................12
vi
vii
viii
DAFTAR TABEL
PANAS PELARUTAN
Tabel 2.1 Kapasitas Panas (Cp) dan Panas Pelarutan (Hs) ...............................7
Tabel 4. Hasil Praktikum Temperatur pada Aquadest dan Solute Standar .........11
Tabel 4.2 Data Panas Pelarutan Solute Variabel MgSO4.7H2O .........................11
Tabel 4.3 Data Panas Pelarutan Solute Variabel KCl .........................................11
Tabel 4.4 Data Panas Pelarutan Solute Variabel NaOH .....................................12
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
Tabel 4.1 Kebutuhan NaOH Saat Penurunan Suhu ............................................28
Tabel 4.2 Kebutuhan NaOH Saat Kenaikan Suhu ..............................................28
ix
DAFTAR GAMBAR
PANAS PELARUTAN
Gambar 3.1 Kalorimeter......................................................................................8
Gambar 3.2 Termometer .....................................................................................9
Gambar 3.3 Gelas Ukur.......................................................................................9
Gambar 3.4 Beaker Glass....................................................................................9
Gambar 3.5 Pipet Tetes .......................................................................................9
Gambar 3.6 Pipet Volume ...................................................................................9
Gambar 3.7 Kompor Listrik ................................................................................9
Gambar 4.1 Grafik hubungan waktu dengan suhu pada solute standard
MgCl2.6H2O 3 gram ......................................................................12
Gambar 4.2 Grafik hubungan waktu dengan suhu pada solute variable
MgSO4.7H2O .................................................................................13
Gambar 4.3 Grafik hubungan waktu dengan suhu pada solute variable KCl .....14
Gambar 4.4 Grafik hubungan waktu dengan suhu pada solute variable
NaOH .............................................................................................15
Gambar 4.5 Grafik hubungan molaritas dengan panas pelarutan pada
MgSO4.7H2O .................................................................................16
Gambar 4.6 Grafik hubungan molaritas dengan panas pelarutan pada KCl .......17
Gambar 4.7 Grafik hubungan molaritas dengan panas pelarutan pada NaOH ...18
dengan
( ) pada
dengan
( ) pada
xi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Panas pelarutan adalah perubahan satu mol zat dilarutkan dalam n
mol solvent pada tekanan dan suhu yang tetap, hal ini disebabkan adanya
ikatan kimia baru dari atom-atom. Demikian juga pada peristiwa pelarutan
akan terjadi perubahan energi, hal ini disebabkan adanya perbedaan gaya
tarik-menarik antara molekul sejenis. Gaya ini jauh lebih kecil daripada
gaya tarik pada ikatan kimia, sehingga panas pelarutan biasanya jauh lebih
kecil daripada panas reaksi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi panas pelarutan pada
praktikum ini adalah jenis solute. Pada praktikum, solute dibedakan
menjadi 2, yaitu solute standar dan solute variabel. Solute standar adalah
solute yang telah diketahui panas pelarutannya, yang dijadikan dasar untuk
mencari besarnya tetapan kalorimeter. Sedangkan solute variabel adalah
solute yang akan dicari besar panas pelarutannya.
Dengan mengetahui panas pelarutan suatu zat, karakteristik zat
tersebut juga dapat diketahui, sehingga di dalam industri kimia kerusakan
reaktor pada kondisi thermal dapat dihindari. Selain itu, dengan
mengetahui panas pelarutan suatu zat, kita dapat memilih tungku sesuai
panas pelarutan zat tersebut dan juga dalam pemilihan bahan bakar yang
menimbulkan panas seefisien mungkin.
Dalam dunia industri, dengan mengetahui panas pelarutan banyak
manfaat yang didapatkan. Sehingga, seorang sarjana teknik kimia yang
pada umumnya bekerja di bidang industri harus mengetahui analisa panas
pelarutan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa teknik kimia praktikum
panas pelarutan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.
I.2
Tujuan Praktikum
1.
pelarutan.
I.3
Manfaat Praktikum
1. Praktikan mampu menentukan panas pelarutan dari solute variabel
yaitu MgSO4.7H2O, KCl, NaOH.
2. Praktikan mengetahui hubungan antara panas pelarutan dengan
molaritas dan suhu larutan.
3. Praktikan mengetahui hubungan antara suhu dan waktu terhadap panas
pelarutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
....................(1)
......(2)
= tetapan kalorimeter
; P = tekanan sistem
E2 - E1 = Q - P1.(V2 V1)
E2 - E1 = Q - P.V2 + P.V1
Karena P1 = P2 = P maka :
E2 - E1 = Q - P2.V2 + P1.V1
(E2 + P2.V2) = (E1 + P1.V1) + Q
Karena E, P, dan V adalah fungsi keadaan maka E + PV juga
merupakan fungsi keadaan. Fungsi ini disebut entalpi (H), dimana H = E +
PV sehingga persamaan diatas menjadi :
H2 H1 = Q
H = Q
H = H2 H1
Pencampuran dapat dilakukan dalam konsep entalpi :
E = Q W1
= Q P.(V2-V1)
H = H2 H1 = Q.P
Saat substrat dicampur membentuk suatu larutan biasanya disertai efek
panas dalam proses pencampuran pada tekanan tetap. Efek panas sesuai
dengan perubahan entalpi total. Begitu juga dengan reaksi steady state yaitu
perubahan entalpi kinetik dan potensial dapat diabaikan karena hal ini sudah
umum dalam proses pencampuran dapat disamakan dengan efek panas.
I = M.C
Dimana : C = panas jenis
M = berat molekul
m = massa
n = jumlah mol
Entalpi didefinisikan sebagai :
H = U + PV
H = H2-H1 = Q.P
Dimana : H = Entalpi
U = Enegi dalam
Q = Panas yang diserap pada P tetap
Jadi perubahan entalpi adalah panas yang diserap pada tekanan tetap,
jadi harganya tergantung pada M untuk mencapai kondisi akhir.
II.8 Data Kapasitas Panas (Cp) dan Panas Pelarutan (Hs) dari Beberapa
Senyawa
Beberapa data senyawa dengan kapasitas panas dan panas pelarutannya dapat
dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Kapasitas Panas (Cp) dan Panas Pelarutan (Hs)
Senyawa
Panas Pelarutan
(cal/mol)
KCl
10,3+0,00376T
-4.404
MgSO4.7H2O
89
-3.180
MgCl2. 6H2O
77,1
3.400
CuSO4.5H2O
67,2
-2.850
BaCl2.2H2O
37,3
-4.500
BAB III
METODA PRAKTIKUM
III.1
III.2
Keterangan :
a = Kalorimeter
b = Thermometer
III.3
Cara Kerja
III.3.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
1. Panaskan 85 ml aquades pada 85oC.
2. Masukan ke kalorimeter lalu catat suhu tiap 2 menit sampai 3 tetap.
3. Panaskan lagi 85 ml aquades pada 85oC.
4. Timbang 3 gram solute standar MgCl2.6H2O yang telah diketahui
panas pelarutannya.
5. Masukkan aquades yang sudah dipanaskan ke kalorimeter beserta
solute standar yang telah ditimbang.
6. Mencatat suhunya tiap 2 menit sampai 3 tetap.
2.
10
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Hasil Praktikum Temperatur pada Aquadest dan Solute Standar
Waktu
(t)
2
4
6
8
10
12
Aquades
56
64
66
67
67
67
Suhu 0C
Aquades + MgCl2.6H2O
70
72
72
72
11
IV.2
Pembahasan
IV.2.1 Hubungan Waktu terhadap Suhu
a. MgCl2.6H2O 3 gram
73
72.5
T ( 0C )
72
71.5
y = 0.3x + 70
R = 0.6
71
70.5
70
69.5
0
10
Waktu (s)
ke
lingkungan)
(Perry,
1984).
Sehingga
dengan
12
b. MgSO4.7H2O
75
y = 74
74
73
y = 0,3x + 71
T ( 0C )
72
71
MgSO4.7H2O 3
gram
MgSO4.7H2O 5
gram
MgSO4.7H2O 7
gram
MgSO4.7H2O 9
gram
y = 0,15x + 71
70
69
68
y = 0,3x + 67
67
66
0
5
Waktu (s)
10
Menurut Perry,
yang diperoleh
MgSO4.7H2O
berturt-turut
sebesar
292056,56
13
c. KCl
78
y = 0.15x + 76
76
y = 0.3x + 74
T ( 0C )
74
y = 75
KCl 3 gram
72
KCl 5 gram
70
KCl 7 gram
y = 0.15x + 68
68
KCl 9 gram
66
0
10
Waktu (s)
dilarutkan,
untuk
mencapai
suhu
konstan
76C
14
d. NaOH
120
y = 97
y = 0.15x + 89
100
T ( 0C )
80
NaOH 3 gram
y = 1.05x + 74
60
NaOH 5 gram
40
NaOH 7 gram
20
NaOH 9 gram
0
0
10
Waktu (s)
15
-100000
0.1
0.2
0.3
0.4
-200000
-300000
-400000
-500000
-600000
y = 103267x - 385935
R = 0.0075
M (mol/L)
rendah.
16
b. KCl
0
Delta Hs (cal/mol)
-50000
0.2
0.4
0.6
0.8
1.2
-100000
-150000
-200000
y = 2554.7x - 159463
R = 9E-05
-250000
-300000
M (mol/L)
17
c. NaOH
0
Delta Hs (cal/mol)
-50000 0
0.5
1.5
-100000
-150000
-200000
-250000
-300000
y = 64641x - 385373
R = 0.7356
-350000
-400000
M (mol/L)
semakin
adalah
18
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Panas pelarutan MgSO4.7H2O pada 3 gram, 5 gram, 7 gram, dan 9 gram
berturutturut adalah -292056,58 cal/mol, -519170,25 cal/mol,-316670,05
cal/mol, -338091,35 cal/mol. Panas pelarutan KCl pada 3 gram, 5 gram, 7
gram, dan 9 gram adalah -87085,53 cal/mol, -260337,11 cal/mol, 167561,87 cal/mol, dan -116014,91 cal/mol. Panas pelarutan pada NaOH
pada 3 gram, 5 gram, 7 gram, dan 9 gram berturut-turut adalah -327932,83
cal/mol, -333295,30 cal/mol, dan -311671,46 cal/mol.
2. Hubungan antara panas pelarutan dengan molaritas yaitu semakin besar
molaritas maka panas pelarutannya semakin kecil.
3. Hubungan antara waktu dengan suhu yaitu semakin lama waktu, maka
suhu MgSO4.7H2O, KCl, dan NaOH semakin tinggi.
V.2 Saran
1. Menjaga suhu di dalam kalorimeter.
2. Tutup kalorimeter dengan posisi yang tepat agar proses pengisolasian
sempurna.
3. Pengukuran suhu larutan harus lebih dulu.
4. Bersihkan termometer setiap pergantian solute.
5. Menjaga agar termometer tidak tercelup dalam larutan kalorimeter.
19
DAFTAR PUSTAKA
Badger,W.Z,
and
International
Bachero,J.F.
Student
Introduction
Edition.
to
Chemical
Mc
Graw
Engineering
Hill
Book
Co.Khogakhusa:Tokyo
Daniel,F. 1982. Experimental Physical Chemistry 6
th
ed International Student
20
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Hs = Hf + T 2 CP dT
1
345
= -59724 +
77,1 dT
298
=-59724 + 77,1 T
345
298
= -59724 + ( 77,1.345-77,1.298 )
= -59724 + ( 26599,5-22975,8 )
= -59724 +3623,7
= -593616,3 calmol
2.
A-1
b. MgSO4.7H2O 5 gram.
c. MgSO2.7H2O 7 gram.
d. MgSO2.7H2O 9 gram.
A-2
2. KCl
a. KCl 3 gram.
[(
)]
(
b. KCl 5 gram.
[(
(
)
)]
c. KCl 7 gram.
A-3
[(
)]
(
d. KCl 9 gram.
)
)
[(
)]
(
3. NaOH
(
[
(
[
(
(
)
)]
)
(
)
)]
)]
)]
)+
A-4
a. NaOH 3 gram.
]
)
(
(
[
)]
)]
b. NaOH 5 gram.
]
)
(
(
[
)]
)]
c. NaOH 7 gram.
]
)
(
(
[
)]
)]
A-5
d. NaOH 9 gram.
]
)
[
)]
)]
C. Mengitung M
1. MgSO4.7H2O
a. MgSO4.7H2O 3 gram
(
b. MgSO4.7H2O 5 gram
(
c. MgSO4.7H2O 7 gram
(
d. MgSO4.7H2O 9 gram
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II
A-6
2. KCl
a. KCl 3 gram
(
b. KCl 5 gram
(
c. KCl 7 gram
(
d. KCl 9 gram
(
A-7
3. NaOH
a. NaOH 3 gram
(
b. NaOH 5 gram
(
c. NaOH 7 gram
(
d. NaOH 9 gram
(
A-8
x2
xy
70
140
72
16
288
72
36
432
72
64
576
20
286
120
1436
( )
(
T(y)
( )
2. Solute Variabel
a. MgSO4.7H2O
MgSO4.7H2O 3 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
67
134
69
16
276
69
36
414
69
64
552
20
274
120
1376
( )
(
( )
B-1
MgSO4.7H2O 5 gram
t(x)
T(y)
xy
71
142
73
16
292
73
36
438
73
64
584
20
290
120
1456
( )
(
x2
( )
MgSO4.7H2O 7 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
71
142
72
16
288
72
36
432
72
64
576
20
287
120
1438
( )
(
( )
B-2
MgSO4.7H2O 9 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
74
148
74
16
296
74
36
444
12
222
56
888
( )
(
( )
b. KCl
KCl 3 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
68
136
69
16
276
69
36
414
69
64
552
20
275
120
1378
( )
(
( )
B-3
KCl 5 gram
t(x)
T(y)
xy
76
152
77
16
308
77
36
462
77
64
616
20
307
120
1538
( )
(
x2
( )
KCl 7 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
74
148
76
16
304
76
36
456
76
64
608
20
302
120
1516
( )
(
( )
B-4
KCl 9 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
75
150
75
16
300
75
36
450
12
225
56
900
( )
(
( )
c. NaOH
NaOH 3 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
74
148
81
16
324
81
36
486
81
64
648
20
317
120
1606
( )
(
( )
B-5
NaOH 5 gram
t(x)
T(y)
xy
89
178
90
16
360
90
36
540
90
64
720
20
359
120
1798
( )
(
x2
( )
NaOH 7 gram
t(x)
T(y)
x2
xy
97
194
97
16
388
97
36
582
12
291
56
1164
( )
(
( )
B-6
NaOH 9 gram
t(x)
x2
T(y)
xy
97
194
97
16
388
97
36
582
12
291
56
1164
( )
(
( )
1. MgSO4.7H2O
M(x)
x2
(y)
xy
0,101
-292056,58 0,010201
-29497,71458
0,169
-519170,25 0,028561
-87739,77225
0,237
-310670,05 0,056169
-73628,80185
0,344
-338051,35 0,118336
-116289,6644
0,851
-1459948,23 0,213267
-307155,9531
( )
)
(
(
) (
)
)
( )
(
)
(
) (
)
)
B-7
2. KCl
M(x)
x2
(y)
xy
0,355
-87085,53 0,126025
-30915,36315
0,559
-260337,11 0,312481
-145528,4445
0,782
-167561,87 0,611524
-131033,3823
1,006
-116014,91 1,012036
-116710,9995
2,702
-630999,42 2,062066
-424188,1894
( )
)
(
) (
( )
(
)
(
(
) (
)
)
3. NaOH
M(x)
x2
(y)
xy
0,625
-327932,83 0,390625
-204958,0188
1,042
-333295,3 1,085764
-347293,7026
1,459
-311671,46 2,128681
-454728,6601
1,875
-245324,62 3,515625
-459983,6625
5,001
-1218224,21 7,120695
-1466964,044
( )
)
(
(
) (
)
)
B-8
( )
(
)
(
) (
)
)
B-9
INTISARI
Kelarutan merupakan konsentrasi solute dalam larutan jenuh. Suhu
merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi kelarutan. Tujuan dari
praktikum ini adalah mengetahui kelarutan suatu zat dan mengetahui pengaruh
suhu terhadap kecepatan kelarutan. Untuk solute padat, maka larutan jenuhnya
terjadi kesetimbangan dimana molekul fase padat meninggalkan fasenya dan
masuk ke fase cairan dengan kecepatan sama dengan molekul-molekul ion dari
fase cair yang mengkristal menjadi fase padat. Faktor yang mempengaruhi
kelarutan adalah suhu, besar partikel, pengadukan, tekanan, dan volume.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah asam boraks, NaOH,
dan aqudest. Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi besar, erlenmeyer,
termometer, buret, statif, klem, dan lain-lain. Cara kerjanya pertama membuat
larutan asam boraks 80C. Setelah itu, dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar
dan dimasukkan dalam toples kaca. Setelah suhu sesuai dengan variabel, dititrasi
dengan NaOH.
Dari hasil praktikum diperoleh bahwa semakin besar suhu larutan asam
boraks maka kelarutannya juga semakin besar. Hal ini disebabkan nilai H=5,4
kcal/mol, bersifat endotermis sehingga panas diserap dari lingkungan ke sistem.
Selain itu kenaikan suhu juga berbanding lurus dengan kelarutan. Pada saat
titrasi, pengamatan terhadap perubahan warna harus cermat.
xi
SUMMARY
Dissolving is the solutes concentration in the satiated liquid. Temperature
is one of the factors which influence the dissolving. The purpose of this practicum
is to know the dissolving of an element and to know the influence of temperature
to the speed of dissolving. For solide solute, so there is a balance in the satiated
liquid where solids moleculs are leaving their phase and enter to the liquid phase
with the same speed as liquids molecule which crystalyzed into solid. Factors
that influence the dissolving are temperature, the size of particle, stirring,
pressure, and volume.
In this practicum, the ingredients are boraks acid, NaOh, and aquadest.
The equipments are big tube reaction, Erlenmeyer, thermometer, buret, statif,
clem, etc. first, make an acid boraks liquid at 80C. after that, pour the acid
boraks liquid into the big tube reaction and put it into the glass stoples. When the
temperature is match with the variabels, do the titration with NaOH.
From the practicum, its conclude that the much temperature of an acid
boraks liquid so the dissolving is bigger too. This caused by the value of H=5,4
kcal/mol, it means endoterm so the fever is absorbed from the environment into
the system. Besides, temperatures increases are in proportion to the dissolving.
When the titration, observation of the colours change must be accurate.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kelarutan merupakan konsentrasi solute dalam larutan jenuh. Dan
larutan jenuh adalah larutan yang kandungan solutenya sudah mencapai
maksimal sehingga penambahan solute lebih lanjut tidak dapat larut lagi.
Untuk solute padat maka larutan jenuhnya terjadi keseimbangan dimana
molekul fase padat meninggalkan fasenya dan masuk ke fase cairan
dengan kecepatan sama dengan molekul-molekul ion dari fase cair yang
mengkristal menjadi fase padat.
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan.
Apabila suhu dinaikkan, kelarutan menjadi semakin besar. Selain suhu,
faktor faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah besar partikel,
pengadukan, tekanan dan volume.
Beberapa contoh kegunaan metode kelarutan sebagai fungsi suhu
ini dalam industri antara lain, pada pembuatan reaktor kimia. Selain itu
kegunaan
lainnya
adalah
pada
proses
pemisahan
dengan
cara
I.2
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kelarutan asam boraks.
2. Mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan kelarutan.
21
I.3
Manfaat Praktikum
1. Praktikan mengetahui kelarutan dari asam boraks.
2. Praktikan mengetahui suhu terhadap kecepatan kelarutan.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dimana :
H = panas pelarutan zat per mol (kal/g mol)
R
= suhu (K)
23
Dimana :
24
BAB III
METODA PRAKTIKUM
III.1
III.1.2 Alat
1. Tabung reaksi besar
2. Erlenmeyer
3. Thermometer
4. Buret, statif, klem
5. Beaker glass
6. Pipet tetes
7. Corong
8. Pengaduk
9. Toples kaca
III.2
d
c
Keterangan:
a
a : Toples kaca
b : Es batu
b
25
III.3
Gambar 3.1
Erlenmeyer
Gambar 3.5
Corong
Cara Kerja
1. Membuat larutan asam boraks jenuh 80oC 100 ml
2. Larutan asam boraks jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar.
3. Tabung reaksi dimasukkan dalam toples kaca berisi es batu dan garam
lalu masukkan thermometer ke dalam tabung reaksi.
4. Larutan jenuh diambil 4 ml tiap penurunan suhu 10oC.
5. Titrasi dengan NaOH 0,4 N, indikator PP 3 tetes.
6. Mencatat kebutuhan NaOH
7. Tabung reaksi dikeluarkan pada saat suhu terendah lalu diambil 4 ml
lagi setiap kenaikan suhu 10oC.
8. Titrasi dengan NaOH 0,4 N, indikator PP 3 tetes.
9. Mencatat kebutuhan NaOH
10. Membuat grafik log S vs 1/T
26
11. Membuat grafik V NaOH vs T yang terjadi karena kondisi suhu dan
volume titran
27
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V NaOH
60 0C
4,9 ml
4,4 ml
40 C
4,1 ml
30 0C
3,9 ml
50 C
3,4 ml
3 ml
20 C
10 C
V NaOH
10 C
20 0C
30 0C
40 0C
50 0C
60 0C
3 ml
3,8 ml
3,6 ml
4,5 ml
3,7 ml
3,1 ml
70 0C
6,6 ml
28
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Hubungan antara
dengan
a. Kenaikan Suhu
1.2
1
-log s
0.8
y = 1.8251x + 0.8195
R = 0.218
0.6
0.4
0.2
0
0
0.05
0.1
0.15
1/T (0C)
dengan pada
Kenaikan Suhu
Pada saat praktikum, larutan asam jenuh yang dimasukkan
dalam toples kaca yang berisi es batu untuk mendapatkan suhu
10C. kemudian larutan diambil 4 ml, lalu dititrasi dengan PP
sebanyak 3 tetes. Kemudian dititrasi dengan NaOH dan catat
kebutuhan NaOH untuk mencapai titik ekuivalen. Hal ini
ditandai dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi
merah muda. Selanjutnya untuk mendapatkan larutan dengan
suhu 20C maka tabung reaksi yang berisi larutan asam boraks
jenuh dikeluarkan dari toples kaca. Sedangkan ketika sudah
susah untuk menaikkan suhunya maka tabung reaksi dipanaskan
dengan cara memasukkannya ke dalam beaker glass yang berisi
air yang diletakkan di atas kompor listrik. Sedangkan langkah
selanjutnya sama dengan larutan pada suhu 10C.
Suatu larutan jenuh merupakan keseimbangan dinamis.
Kesetimbangan tersebut akan bergeser apabila suhu dinaikkan.
Berdasarkan data di Perry,
5,4
dengan
29
(+) maka
berharga (-)
30
b. Penurunan Suhu
1.2
1
-log s
0.8
y = 2.3194x + 0.7918
R = 0.8441
0.6
0.4
0.2
0
0
0.02
0.04
0.06
1/T
0.08
0.1
0.12
(0C)
dengan pada
Penurunan Suhu
Pada saat praktikum, untuk mendapatkan suhu yang kita
inginkan dari 60C ke 10C adalah kebalikan dari proses
kenaikan suhu. Kemudian larutan diambil 4 ml, lalu ditetesi
dengan PP sebanyak 3 tetes. Kemudian campuran tadi dititrasi
dengan NaOH untuk mencapai titik ekuivalen. Hal ini ditandai
dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah
muda.
Berdasarkan data di Perry,
31
( ) maka,
berharga (-)
(-) maka,
semakin
( )
dengan
a. Kenaikan Suhu
0.25
Kelarutan (M)
0.2
0.15
y = 0.0337x - 0.002
R = 0.9971
0.1
0.05
0
3
V NaOH (ml)
dengan
32
H3BO3 adalah
Kelarutan (M)
b. Penurunan Suhu
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
y = 0.0336x - 0.0011
R = 0.9835
V NaOH (ml)
dengan
. Jika
33
ini
34
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
1. Bila suhu diturunkan maka kelarutan asam boraks juga akan turun
karena reaksi yang terjadi adalah reaksi endoterm, sebaliknya, bila
suhu dinaikkan maka kelarutan asam boraks juga akan naik karena
reaksi yang terjadi adalah reaksi endoterm.
2. Bila suhu diturunkan maka kelarutan asam boraks juga akan turun
sehingga kebutuhan titran NaOH juga semakin kecil karena reaksinya
endoterm, sebaliknya bila suhu dinaikkan maka kelarutan asam boraks
juga akan semakin naik sehingga kebutuhan titran NaOH juga semakin
besar karena reaksinya endoterm.
V.2
Saran
1. Sebaiknya dalam membuat larutan asam boraks jenuh praktikan harus
benar-benar memperhatikan apakah sudah mengendap atau belum
sehingga tidak terlewat jenuh.
2. Sebaiknya praktikan mengamati dengan cermat perubahan warna pada
saat titrasi.
3. Sebaiknya praktikan berhati-hati saat menurunkan dan menaikkan
suhu, karena penurunan dan kenaikkan suhu terjadi sangat cepat.
4. Sebaiknya saat titrasi tidak terdapat kristalin asam boraks yang dapat
mengganggu proses titrasi.
35
DAFTAR PUSTAKA
th
ed International Student
36
KSFT
1. Thermometer
2. Gelas ukur
2. Erlenmeyer
3. Kalorimeter
3. Thermometer
4. Beaker glass
5. Pipet tetes
5. Beaker glass
6. Pipet volume
6. Pipet tetes
7. Kompor listrik
7. Corong
8. Pengaduk
9. Toples kaca
Bahan
Panpel
1. Aquades ( 1615 ml )
2. Solute standar ( MgCl2.6H2O 3 gram )
3. Solute variabel ( MgSO4.7H20 24 gram, KCl 24 gram, NaOH 24 gram)
KSFT
1.
2.
3. Aquades ( 200 ml )
KSFT
1. Membuat larutan asam boraks jenuh 80oC 100 ml
2. Larutan asam boraks jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar.
3. Tabung reaksi dimasukkan dalam toples kaca berisi es batu dan garam
lalu masukkan thermometer ke dalam tabung reaksi.
4. Larutan jenuh diambil 4 ml tiap penurunan suhu 10oC.
5. Titrasi dengan NaOH 0,4 N, indikator PP 3 tetes.
6. Mencatat kebutuhan NaOH
7. Tabung reaksi dikeluarkan pada saat suhu terendah lalu diambil 4 ml
lagi setiap kenaikan suhu 10oC.
8. Titrasi dengan NaOH 0,4 N, indikator PP 3 tetes.
9. Mencatat kebutuhan NaOH
A-2
10.
11.
volume titran
III.HASIL PRAKTIKUM
Panpel
1. Hasil Praktikum Temperatur pada Aquadest dan Solute Standar
Waktu
(t)
2
4
6
8
10
12
Aquades
56
64
66
67
67
67
SuhuC
Aquades + MgCl2.6H2O
70
72
72
72
A-3
Suhu Aquades +
5 gram 7 gram
89
97
90
97
90
97
90
3 gram
74
81
81
81
9 gram
97
97
97
KSFT
Tabel 4.1 Kebutuhan NaOH saat penurunan suhu
Suhu
V NaOH
60C
4,9 ml
50 C
4,4 ml
40 C
4,1 ml
30C
3,9 ml
20 C
3,4 ml
3 ml
10 C
V NaOH
3 ml
3,8 ml
3,6 ml
4,5 ml
3,7 ml
3,1 ml
6,6 ml
10 C
20C
30C
40C
50C
60C
70C
PRAKTIKAN
MENGETAHUI
ASISTEN
Lathifah Kurnia N. F.
A-4
LEMBAR PERHITUNGAN
A. Penurunan Suhu
1. Kelarutan
pada
2. Kelarutan
pada
3. Kelarutan
pada
4. Kelarutan
pada
B-1
5. Kelarutan
pada
6. Kelarutan
pada
B. Kenaikan Suhu
1. Kelarutan
pada
2. Kelarutan
pada
3. Kelarutan
pada
B-2
4. Kelarutan
pada
5. Kelarutan
pada
6. Kelarutan
pada
7. Kelarutan
pada
B-3
(x)
(y)
x2
xy
0,016667
0,796
0,000278
0,01326693
0,02
0,824
0,0004
0,01648
0,025
0,854
0,000625
0,02135
0,033333
0,886
0,001111
0,02953304
0,05
0,959
0,0025
0,04795
0,1
0,01
0,1
0,245
5,319
0,014914
0,22857997
( )
( )
2. Kenaikan Suhu
(x)
(y)
x2
xy
0,1
0,01
0,1
0,05
0,886
0,0025
0,0443
0,033333
0,921
0,0011111
0,0306997
0,025
0,824
0,000625
0,0206
0,02
0,921
0,0004
0,01842
0,016667
0,0002778
0,016667
0,014286
0,658
0,0002041
0,0094002
0,259286
6,21
0,015118
0,2400869
C-1
( )
( )
Hubungan antara
1. Penurunan Suhu
(x)
(y)
x2
xy
4,9
0,16
24,01
0,784
4,4
0,15
19,36
0,66
4,1
0,14
16,81
0,574
3,9
0,13
15,21
0,507
3,4
0,11
11,56
0,374
0,1
0,3
23,7
0,79
95,95
3,199
( )
(
( )
(
2. Kenaikan Suhu
3
3,8
3,6
4,5
3,7
3,1
6,6
(y)
0,1
0,13
0,12
0,15
0,12
0,1
0,22
x2
9
14,44
12,96
20,25
13,69
9,61
43,56
xy
0,3
0,494
0,432
0,675
0,444
0,31
1,452
28,3
0,94
123,51
4,107
(x)
C-2
( )
(
( )
(
C-3
D-1
PRAKTIKUM KE
MATERI
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
NAMA
ASISTEN
:V
: Panas Pelarutan dan Kelarutan Sebagai Fungsi Suhu
: Rabu, 8 April 2015
: 1 / Senin Pagi
: 1. Aurora Fitriana
2. Faqihudin Mubarok
3. Muhammad Airlangga
: Lathifah Kurnia Nur Fitriyana
KUANTITAS REAGEN
NO
JENIS REAGEN
KUANTITAS
Panas Pelarutan
Aquades 85 ml 85 0C
Solute Standar : MgCl2.6H20
Solute Variabel : MgSO4.7H2O
KCl
NaOH
KSFT
H3BO3 80 0C
=70,60,50,40,30,20,10,20,30,40,50,60,70
NaOH 0,4 N
3 gram
@ 3,5,7,9 gram
120 ml
100 ml
TUGAS TAMBAHAN
Cari
CATATAN
V Titrat = 4 ml
PP = 3 tetes
Bawa malam, lap, dan es batu
E-1
REFERENSI
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
1 30 Mei 2015
2 1 juni 2015
KETERANGAN
Cek tiap halaman
ACC
TANDA TANGAN