Joomla
Joomla
Wordpress
Wordpress
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di
Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26
Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama
bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang
dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran
dan
fungsi
pelayanan
kepada
publik.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos
Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan
untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang,
Cirebon dan Pekalongan.
Perubahan
Status
Pos
Indonesia
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post,
Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini
operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan
pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara
Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos
dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas
dengan
nama
PT
Pos
Indonesia
(Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya
dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur
jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100
persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940
lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi,
komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online,
serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai
yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu
diidentifikasi dengan akurat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan/organisasi adalah dengan cara
menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan Good Corporate Governance
(GCG) merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial
perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara konsisten.
Maksud dan tujuan penerapan Good
Perusahaan adalah sebagai berikut:
Corporate
Governance
di
perusahaan
telah
B. STRUKTUR ORGANISASI
C. KOMISARIS
Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi
(KPMRUI)
Komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas
pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor menugaskan Komite Audit untuk
melakukan pemantauan berkala dengan memanfaatkan laporan hasil pengujian oleh Satuan
Pengawasan Intern. Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan
Investasi (KPMRUI), anggotanya terdiri dari :
Komite Audit :
Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko Usaha dan Investasi (KPMRUI) :
D. DIREKSI
Direksi dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi Anggaran Dasar Perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham. Direksi terdiri atas enam Direktur, termasuk Direktur
Utama dan dua anggota Direksi berasal dari kalangan di luar perusahaan. Adapun anggota
dewan direksi tersebut terdiri dari :
E. SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab kepada direksi yang bertugas sebagai pejabat
penghubung (liaison officer) dan menatausahakan serta menyimpan dokumen
Perusahaan, termasuk risalah Rapat Direksi maupun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sekretaris Perusahaan juga harus memastikan bahwa Perusahaan mematuhi peraturan tentang
persyaratan keterbukaan yang berlaku.
Bagian Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko merupakan salah satu bagian di
bawah Sekretaris Perusahaan yang berfungsi mengendalikan implementasi Good Corporate
Governance, termasuk Internal Control System dan Risk Management, dan sebagai Liaison
Officer dalam penerapan Good Corporate Governance untuk menjamin praktek-praktek
pengelolaan perusahaan secara baik, benar, transparan dan profesional.
Satuan Pengawasan Intern membantu direksi untuk melakukan pengujian secara periodik atas
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan efektifitas kegiatan melalui
penilaian yang independen.
G. PEDOMAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
Anggota Komisaris dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan
mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan selain gaji dan fasilitas yang
diterimanya sebagai anggota Komisaris yang telah ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari anggota komisaris harus berasal
dari kalangan di luar Perusahaan yang bebas dengan ketentuan sebagai berikut :
Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat
menghalangi atau mengganggu kemampuan Komisaris yang berasal dari
kalangan di luar Perusahaan untuk bertindak atau berpikir secara bebas di
Perusahaan.
Para anggota Direksi dan Karyawan dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan Perusahaan yang dikelolanya
selain gaji dan fasilitas lainnya yang telah ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) atau peraturan dinas yang ada. Paling sedikit 20 % (Dua puluh persen) dari jumlah
anggota Direksi harus berasal dari kalangan di luar Perusahaan yang bebas dari pengaruh
anggota Komisaris dan anggota Direksi lainnya serta Pemegang Saham.
Sistem Pengendalian Internal yang efektif harus ditetapkan oleh Direksi untuk mengamankan
investasi dan aset Perusahaan. Tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut :
Operasi : berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
dimiliki Perusahaan, termasuk tujuan kinerja dan profitabilitas serta penjagaan sumber
daya dari kerugian.
External auditor ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari calon yang
diajukan oleh Komisaris berdasarkan usulan Komite Audit dengan disertai alasan pencalonan
dan besarnya honor/imbal jasa yang diusulkan. External Auditor tersebut harus bebas dari
pengaruh Komisaris, Direksi dan pihak yang berkepentingan di Perusahaan.
H. HASIL PENILAIAN IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PENDAHULUAN
I.1.LATAR BELAKANG DAN SISTEMATIKA ETIKA BISNIS DAN TATA
PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
I.1.1. Pedoman Etika Bisnis dan tata perilaku ini merupakan penjabaran dari
praktik-praktik Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam
Keputusan bersama Komisaris dan Direksi PT Pos Indonesia nomor:
KD.74/Dirut/1209 dan nomor: 649/Dekom/1209 tanggal 22 Desember 2009
tentang Panduan Penerapan Good Corporate Governance di PT Pos
Indonesia (Persero), khususnya yang tercantum dalam Bab VII, yaitu
Kebijakan perusahaan tentang perilaku Etis/Etika Bisnis.
I.1.2. PT POS INDONESIA (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktikpraktik Good Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik
sebagai bagian dari Bisnis untuk pencapaian Visi dan Misi perusahaan. Code
of Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dalam
menjabarkan Tata Nilai Dasar PT POS INDONESIA (Persero) ke dalam
interpretasi perilaku yang terkait dengan etika Bisnis dan tata perilaku.
I.1.3. Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi
acuan perilaku bagi Direksi dan pekerja sebagai Insan POS INDONESIA
dalam mengelola perusahaan guna mencapai Visi, Misi dan tujuan
perusahaan.
I.2.TUJUAN ETIKA BISNIS DAN TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
Penerapan Etika Bisnis dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk :
1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan
Misi perusahaan.
2. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh
insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas.
3. Menjadi acuan perilaku insan POS INDONESIA dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders
perusahaan.
4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan POS INDONESIA dapat
menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan
pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.
I.3. HASIL PENILAIAN IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE
J. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
VISI
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos,
paket, dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.
MISI
Berkomitmen kepada pelanggan
untuk menyediakan layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik
Berkomitmen kepada karyawan
untuk memberikan iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
Berkomitmen kepada pemegang saham
untuk memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
Berkomitmen untuk berperilaku transparan
dan terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan
MOTTO
Tepat Waktu Setiap Waktu
( On Time Every Time )
K. TATA NILAI DASAR PERUSAHAAN
Dalam melaksanakan misi perusahaan menjunjung nilai-nilai yang menjadi koridor dalam
menjalankan bisnis. Nilai-nilai tersebut terdiri dari input values, process values dan output
values ( I-P-O Values) sebagai berikut :
1. Input values : merupakan nilai-nilai yang dicari dari orang-orang yang bekerja di Pos
Indonesia, yang terdiri dari :
- Integrity
- Spiritual
- Respect
2. Process Values : merupakan nilai-nilai yang diperhatikan dalam mencapai dan memelihara
condition of enterprise excellence, yang terdiri dari :
- Teamwork
- Discipline
- Proactive
- Achievement
oriented
- Merit
- Communicative
- Trustworthy
Seluruh unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit
Perusahaan melarang seluruh jajaran Perusahaan yang terdiri atas Direksi, seluruh
unit kerja dari Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor Unit
Pelaksana Teknis (UPT), dan pihak yang terkait melakukan transaksi yang
bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
4.
5.
B.
C. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PEMEGANG SAHAM
1. Perusahaan menolak Pemegang Saham campur tangan dalam kegiatan
operasional Perusahaan yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Termasuk pengertian dalam campur tangan adalah tindakan atau arahan
yang secara langsung maupun tidak langsung memberi pengaruh terhadap
tindakan pengurusan Perusahaan atau terhadap pengambilan keputusan yang
menjadi wewenang Direksi. Ketentuan ini dimaksudkan untuk dapat mempertegas
kemandirian Perusahaan sebagai badan hukum yang profesional sehingga dapat
berkembang baik sesuai dengan tujuan usahanya.
2.
3.
4.
5.
Perusahaan mempunyai Kantor Pusat, Kantor Divisi Regional (Divre) dan Kantor
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang beroperasi di berbagai daerah dengan agama,
budaya, tradisi, adat istiadat, kondisi pekerja serta peraturan setempat yang
berbeda-beda. Meskipun peka terhadap perbedaan-perbedaan tersebut,
Perusahaan tetap menerapkan praktik-praktik yang didasarkan pada prinsipprinsip Good Corporate Governance.
6.
7.
8.
Setiap pekerja wajib menjaga harta milik dan nama baik Perusahaan.
E.
F. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN KONSUMEN
1. Perusahaan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik
kepada pelanggan/komsumen. Perusahaan akan selalu berusaha meningkatkan
kualitas pelayanannya, dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan juga
akan selalu berusaha melakukan pemeliharaan, perbaikan dan penataan berbagai
fasilitas secara bertahap sesuai skala prioritas, agar ketersediaan fasilitas maupun
peralatan tetap terjamin dengan kualitas memadai.
2.
Insan POS INDONESIA bertindak sebagai konsumen dan marketer dengan memakai dan
memasarkan produk Perusahaan.
G. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN PESAING
POS INDONESIA menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi
dengan cara :
1.
2.
2.
Perusahaan menciptakan iklim kompetisi yang adil (fair) dan transparan dalam
pengadaan barang dan jasa dengan cara :
berlaku.
2.
3.
Perusahaan mematuhi etika proses pengadaan dalam pengadaan barang dan jasa
antara lain :
2.
Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan terbaik.
3.
Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari solusi
yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja.
2.
3.
4.
Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat dan
Daerah.
2.
N.
O. ETIKA PERUSAHAAN DENGAN MASYARAKAT
1. Perusahaan sangat menyadari bahwa di mana pun Perusahaan beroperasi selalu
berhubungan dengan masyarakat sekitar yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Oleh karena itu Perusahaan mempunyai komitmen bahwa hubungan baik
serta pengembangan masyarakat sekitar merupakan landasan pokok bagi
keberhasilan jangka panjang Perusahaan.
2.
3.
kepada masyarakat.
POS INDONESIA menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk
membangun citra yang baik dengan :
1.
2.
3.
POS INDONESIA menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi
untuk memperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang bisnis dan
menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan :
1.
2.
Mengambil
inisiatif
melaksanakan tugas.
dan
mengembangkan
saran
kompetensi
serta
dalam
Setiap atasan maupun bawahan wajib untuk melaksanakan standar tata perilaku dalam
menjaga hubungan baik antara atasan dan bawahan yang diatur sebagai berikut :
C.
D. MENJAGA KERAHASIAAN DATA DAN INFORMASI PERUSAHAAN
1. Data Perusahaan dan Kerahasiaan Informas.
a. Setiap pejabat yang mempunyai kewenangan harus menyampaikan
informasi yang relevan kepada auditor dan bekerjasama sepenuhnya
dengan auditor internal dan auditor eksternal dalam proses audit
kepatuhan atau penyidikan lainnya.
b. Perusahaan memiliki kebijakan untuk melarang setiap anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, Auditor Internal, Auditor Eksternal, Komite di
bawah Dewan Komisaris dan pekerja untuk mengungkapkan informasi
yang bersifat rahasia mengenai Perusahaan atau pelanggan ke luar
Perusahaan baik selama masa kerja atau sesudahnya. Mengingat
bahwa pengungkapan informasi rahasia tersebut akan merugikan
Perusahaan atau pelanggan dan memberikan keuntungan kepada pihak
lain, maka pengungkapan pemberian informasi rahasia menurut
keperluannya harus melalui persetujuan dari Direksi.
2.
Keterbukaan Informasi.
a. Perusahaan akan mengungkapkan informasi penting yang relevan
dalam Laporan kepada pihak-pihak yang berwenang (Laporan
Tahunan, Laporan Berkala dan lain-lain) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan tepat waktu, akurat,
jelas dan objektif.
b. Perusahaan akan selalu berusaha untuk mempelopori dan mengambil
inisiatif dalam pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan
penting bagi pengambilan keputusan baik pengungkapan yang bersifat
wajib maupun yang bersifat sukarela. Pengungkapan informasi
tersebut, dilakukan melalui Laporan Tahunan maupun media lain yang
dianggap perlu.
12.
2.
3.
Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Oleh karena itu
Perusahaan akan selalu memastikan bahwa lokasi usaha serta fasilitas, sarana dan
prasarana Perusahaan lainnya, memenuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja.
3.
Insan POS INDONESIA mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat waktu
dengan cara :
1.
Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2.
3.
Prinsip utama yang dianut oleh Perusahaan yang harus diikuti untuk mencegah
terjadinya benturan kepentingan dan implikasi lanjutan yang sering
3.
Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud dalam point 3 diatas, yang berhak mewakkili
Perusahaan adalah :
Pihak-pihak yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi
atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan
Perusahaan.
4.
Direksi, dan pekerja dilarang berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengadaan yang
melibatkan suatu Perusahaan di mana yang bersangkutan atau keluarga yang
bersangkutan mempunyai kepemilikan saham yang signifikan atau mempunyai
kepentingan finansial atas transaksi tersebut.
5.
6.
Direksi dan pekerja dapat melakukan aktivitas lain di luar jam kerja, dengan syarat
bahwa aktivitas tersebut tidak mempunyai benturan kepentingan dengan
kepentingan Perusahaan dan/atau aktivitas tersebut tidak menurunkan
kemampuan yang bersangkutan untuk memenuhi tugas yang telah diamanatkan.
7.
Perusahaan mengakui hak setiap orang untuk menyalurkan aspirasi politik sesuai
dengan keyakinannya. Oleh karena itu Perusahaan tidak memperbolehkan
seorang pun melakukan pemaksaan kepada orang lain sehingga membatasi hak
individu yang bersangkutan untuk menyalurkan aspirasi politiknya. Perusahaan
memiliki kebijakan untuk meminta agar pekerja yang aktif dalam partai politik
dan/atau menjadi calon partai politik dalam pemilu untuk mengundurkan diri dari
Perusahaan sebagai mana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
Praktik yang dikategorikan dalam Klaim Palsu adalah tindakan yang secara sadar
dilakukan dalam upaya memasukkan tagihan atau permintaan pembayaran
berdasarkan data yang diketahui palsu. Penerapan atas kriteria ini termasuk data
yang berkaitan dengan dokumen pengiriman, tagihan rekanan atau subkontraktor, dan lain-lain yang merupakan dasar untuk melakukan klaim.
5.
Praktik yang dikategorikan dalam Konspirasi adalah tindakan yang secara sadar
dilakukan dalam upaya merencanakan dan melakukan kerjasama atau
persekongkolan dengan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindak
kecurangan, penyelewengan dan pelanggaran hukum dan/atau peraturan
Perusahaan dengan maksud mengambil keuntungan pribadi atau kelompok.
K.
L. MENERIMA HADIAH/CINDERAMATA/GRATIFIKASI DAN ENTERTAINMENT
Insan POS INDONESIA dapat memberikan hadiah/cindera mata dan entertainment kepada
pihak lain dengan syarat:
Proses penyusunan pedoman Risk Manajemen dimulai Bulan Juni 2006 dengan melakukan
assessment terbatas untuk bagian-bagian tertentu di Perusahaan.
Manajemen wajib menetapkan suatu sistem pengendalian yang efektif untuk mengamankan
asset dan investasi perusahaan. Dalam hal ini faktor penaksiran risiko yang meliputi proses
identifikasi, pengukuran dan penyusunan prioritas risiko sangat menentukan dalam rancangan
pengendalian yang diperlukan sehingga sesuai dengan respon yang diharapkan. Untuk
maksud tersebut, dokumentasi proses risk assessment menjadi penting bagi perusahaan
sehingga dapat dilakukan proses revieu secara periodik dan selanjutnya dapat diketahui
tingkat efektifitas sistem pengendalian yang dijalankan serta pengelolaan yang tepat atas
risiko yang dihadapi perusahaan.
Selanjutnya penentuan strategi yang tepat dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan
menjadi hal yang sangat menentukan dalam merumuskan tujuan dan target-target yang
hendak dicapai. Dalam hal rencana kerja dan target-target operasi yang terlalu optimistis
tanpa suatu pengelolaan risiko dan rancangan pengendalian internal yang cukup, tentu akan
berdampak dalam pelaksanaannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Oleh karena itu upaya yang perlu dilakukan dalam hal kebijakan dan pengendalian serta
pengelolaan risiko yang dijalankan, sehingga dapat diyakini apakah penetapan strategi dan
tujuan dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan telah dirumuskan secara benar dan
telah mempertimbangkan hasil penaksiran dan analisa risiko yang cukup serta telah dirancang
pengendalian dan pengawasan yang memadai.
ORGANISASI
Struktur Organisasi
Joomla
Joomla
Wordpress
Wordpress
Dewan Komisaris
Joomla
Joomla
Wordpress
Wordpress
Keterangan foto dari kiri ke kanan : Karyono Supomo, Noor Ida Khomsiyati, Basuki
Yusuf Iskandar, Bobby Hamzar Rafinus, Deddy Syarif Usman, Bambang Widianto
Direksi
Joomla
Joomla
Wordpress
Wordpress
Direksi PT Pos Indonesia (Persero)
Menjadi penilai profesional bagi kepentingan manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan
Misi
Membantu manajemen melalui kegiatan penilaian aktivitas perusahaan yang obyektif dan
tidak memihak, memberikan pelaporan secara lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai
informasi kepada manajemen serta mengoptimalkan peran Compliance, Catalyst, Consultant,
Competence dan Colleague.]
Strategi
Program Kerja
21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden
Republik Indonesia yang disampaikan di hadapan Mahkamah AgungRI dan disaksikan oleh
seluruh rakyat Indonesia. Pada saat itu pula jabatan diserahkan kepada B.J Habibie sebagai
Wakil Presiden menjabat sebagai PresidenRI. Hari-hari berikutnya Indonesia memasuki era
reformasi di bawah kepemimpinan B.J Habibie yang membuka kran kebebasan di segala
bidang termasuk didalamnya bidang ketenaga kerjaan.
Ratifikasi konvensi ILO No.87/1984 dengan KEPRES RI No. 83/1998 sebagai bukti aspirasi
serikat pekerja/buruh yang sekian lama dibungkam ditanggapi oleh pemerintah. Selanjutnya
dibuat Undang-undang no. 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/buruh yang selanjutnya
menjadi pedoman serikat pekerja/buruh.
DASAR PENDIRIAN SERIKAT PEKERJA POS INDONESIA
Gagasan pendirian Serikat Pekerja khususnya di lingkungan BUMN sudah ada sejak tahun
1998. Ketika itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 12/1998 tentang
Peraturan Pelaksanaan Perseroan Terbatas yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari
Undang undang no. 1/1995. PP tersebut menyatakan bahwa perlu adanya Serikat Pekerja di
suatu BUMN (State Owned Enterprise) sebagai pengganti KORPRI. Pasal 38 menyebutkan :
Pegawai PERSERO merupakan pekerja PERSERO yang pengangkatan dan
pemberhentian, kedudukan, hak serta kewajiban ditetapkan berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan perundang-undangan dibidang ketenagakerjaan.
Selain itu produk hukum yang dijadikan landasan pendirian Serikat Pekerja Pos Indonesia
adalah :
Dengan dasar tersebut maka kemudian PT. Pos Indonesia merasakan adanya kebutuhan akan
organisasi pekerja di lingkungannya. Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Makasar telah terbentuk namun belum terorganisir secara baik. Terbukti dengan penamaan
organisasi yang belum seragam ada yang menggunakan nama PEKAPOS, SEKARPOS,
SEGA POS dan lain sebagainya.
Fenomena yang menarik dalam dunia Serikat Pekerja adalah Solidaritas, terbukti Serikat
Pekerja Pos Jepang (ZENTEI) begitu mengetahui keberadaan Serikat Pekerja Pos Indonesia
(SPPI) telah berdiri tanpa diminta mereka memberikan bantuan berupa bantuan teknis
(Technical Assistance) tentang organisasi serikat pekerja berupa pelatihan dasar-dasar Serikat
Pekerja (Basic Training). Pelaksanaan tersebut bekerja sama dengan Federasi Internasional
Union Network Internasional (UNI) yang berpusat di Nyon Switzerland dan Federasi Lokal
Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia). Setelah itu pula tanggal 6 Juni 2000
dilaksanakan pula Joint Seminar antara Serikat Pekerja Pos Indonesia dengan Serikat Pekerja
Pos Jepang (ZENTEI).
VISI DAN MISI
Sebagai suatu organisasi, apalagi dengan skala dan jaringan yang sangat luas dan dengan
anggota yang mencapai 20.000 orang lebih sudah pasti masalah koordinasi menjadi sangat
penting dan strategis. Untuk memberikan arah dan tujuan organisasi ini maka pada Rakernas
yang diselenggarakan di Malang tanggal 16 s/d 19 Juli 2001 disusun VISI dan MISI
organisasi, yaitu :
VISI SPPI
menjadi organisasi pekerja yang efektif dan professional dalam
memperjuangkan hak dan kepentingan anggota di dalam tatanan
kehidupan masyarakat pekerja nasional dan internasional dengan
semangat solidaritas, independent, demokratis, kesatuan, tanggungjawab
dan persamaan.
MISI, SPPI selalu
1. Memperjuangkan hak dan kepentingan anggota.
2. Mensukseskan program-program organisasi dan perusahaan.
3. Mewakili anggota dalam hubungan bipartite dan tripartite.
4. Memberika layanan yang prima kepada masyarakat pengguna jasa
pos.
5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan masyarakat nasional dan
internsional.
TUJUAN SPPI
1. Berhimpun pada bersatunya pekerja PT. Pos Indonesia demi terwujudnya
rasa kesetiakawanan serta solidaritas di antara sesama pekerja.
2. Tercapainya kehidupan dan penghidupan pekerja PT. Pos Indonesia yang
layak sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab dengan cara
melindungi, membela dan mempertahankan hak-hak dan kepentingan
pekerja pada umumnya, khususnya Anggota SPPI.
3. Tercapainya dan terjaminnya kesejahteraan karyawan dan keluarga serta
memperjuangkan perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja.
Bila ditilik dari segi usianya sejak berdiri 6 Juli tahun 2000, SPPI masih tergolong muda.
Pada awalnya SPPI bergerak hanya berbekal AD/ART dan Pokok-pokok Program Jangka
Panjang Organisasi yang telah diputuskan dalam MUNAS I. Penjabaran lebih lanjut dari
AD/ART dan Pokok-pokok Program Jangka Panjang sangatlah dibutuhkan. Meski memiliki
keterbatasan dalam perangkat peng-organisasian gerak organisasi masih bisa berjalan dengan
baik. Para pengurus disetiap tingkatan organisasi (DPC, DPW dan DPP) bahu-membahu
menggerakan organisasi agar berfungsi melalui sosialisasi, edukasi, konsolidasi, advokasi dan
komunikasi.
Sosialisasi eksistensi (keberadaan) SPPI dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Ke dalam
SPPI terus mengajak karyawan untuk bergabung menjadi anggota SPPI. Rekrutasi
keanggotaan sebanyak mungkin diperlukan untuk meningkatkan posisi tawar SPPI dengan
Perusahaan. Selain merekrut anggota juga dilakukan pula perjuangan aspirasi karyawan
dalam bentuk tuntutan kepada Perusahaan untuk memperbaiki penghasilan karyawan yang
masih di bawah UMR dan kewajiban Perusahaan memberikan THR. Sejalan dengan itu juga
sudah muncul keinginan dari SPPI untuk membuat KKB (Kesepakatan Kerja Bersama)
sebagai pengganti Peraturan Perusahaan. Namun yang sangat menonjol adalah permintaan
perbaikan penghasilan. Ke luar SPPI menentukan pilihan untuk berafiliasi ke ASPEK
Indonesia dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan komunitas SP di dalam dan luar
negeri.
Edukasi terhadap para pengurus dan anggota SPPI juga terus dilakukan. Karena faktor
historis dimana karyawan masih merasa takut untuk menjadi anggota dan pengurus SPPI
maka edukasi diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kebebasan berserikat dan
perlindungan hak berorganisasi dijamin dengan Undang-undang. Oleh karena itu Basic
Training menjadi aktifitas pertama yang dilakukan SPPI sedangkan jenis edukasi lainnya
seperti advokasi, TOT, negosiasi dan lain-lain porsinya semakin ditingkatkan. Edukasi yang
dilakukan ini ternyata cukup signifikan mendorong tubuhnya organisasi SPPI baik dari segi
jumlah anggotanya maupun dari segi aktivitas organisasinya.
Kekuatan, Keterbatasan, Peluang dan Resiko
Dimensi
Uraian
Kekuatan
Implikasi organisasi
Pendayagunaan angota
Sosialisasi
Dimensi
Uraian
Implikasi organisasi
Heterogen
Pelatihan
Peluang
Resiko
Pola kaderisasi
Kontinyuitas organisasi
Sampai disini jelaslah bagi kita, bagaimana organisasi SPPI dilahirkan dengan persiapan yang
tergolong cukup matang. Begitu pula pasca terbentuknya organisasi ini, ternyata seluruh
komponen khususnya para pengurus SPPI dengan segera mengembangkan dan mengelola
organisasi dengan baik dan dalam koridor yang tepat. Selain visi, tentu saja ada hal yang bisa
mendorong berlangsungnya organisasi sebagaimana mestinya, yakni militansi. Dengan
militansi, semua hambatan dan tantangan dihadapi dengan seksama. Walhasil organisasi ini
bisa eksis dan diperhitungkan banyak orang keberadaannya.
SASARAN DAN POKOK-POKOK PROGRAM SPPI
1. Sasaran
Bahan pencapaian tujuan SPPI dilakukan melalui pelaksanaan Kebijakan Pokok Program
secara bersungguh-sungguh dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sasaran-sasaran
sebagai berikut:
Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan dari program pendidikan dan pelatihan, antara lain
ditujukan untuk:
Menggalakkan
organisasi.
Pendidikan dan pelatihan yang diadakan oleh SPPI harus tegas dan jelas
penjenjangannya.
dibentuknya
Perpustakaan
dan
menerbitkan
media
Memperjuangkan isi-isi PKB yang sampai saat ini belum terealisasi melalui
perundingan dengan manajemen.
Usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan dari program pendanaan organisasi, antara lain ditujukan
untuk:
penerimaan/
F. Program lainnya
Pengajuan
karyawan.
usulan
pemberian
tunjangan
Merencanakan membentuk
program Rightsizing.
Tim
Konseling
keluarga
dalam
kepada
rangka
seluruh
antisipasi
Waktu terus berlalu hingga akhirnya sampailah SPPI pada penyelenggaraan Musyawarah
Nasional II. Munas ini berlangsung pada 21-23 Juli 2003 di Yogyakarta. Sebagaimana
ditetapkan dalam AD/ART SPPI, Munas adalah pemegang kedaulatan dan kekuasaan
tertinggi di tingkat nasional. Munas diselenggarakan antara lain untuk (a) menetapkan dan
mengubah AD/ ART, (b) menilai laporan pertanggung jawaban DPP SPPI, (c) menetapkan
Visi, Misi dan Kebijakan Pokok Program SPPI, (d) menyusun dan menetapkan rekomendasirekomendasi, dan (e) memilih dan menetapkan Ketua Umum DPP SPPI.
Berdasarkan evaluasi terhadap kinerja DPP SPPI sebelumnya, maka Munas menetapkan
pokok-pokok program untuk periode kepengurusan berikutnya. Dalam kaitan itu dari Munas
II di Yogyakarta tersebut, disajikan pula berikut ini pokok-pokok program yang harus
dilaksanakan para pengurus periode berikutnya dibawah kepemimpinan Ketua Umum
terpilih.
Dari Yogyakarta antara lain dihasilkan Kebijakan Pokok Program Serikat Pekerja Pos
Indonesia Periode 2003-2007. Pokok Program SPPI tersebut dikutip secara lengkap disini
semata-mata untuk memperlihatkan sistematika pola pikir yang berkembang di lingkungan
SPPI. Menggali Militansi Merancang Eksistensi
PENUTUP
1. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Pengurus Pusat Serikat
Pekerja Pos Indonesia yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh
jajaran organisasi anggota dan segenap keluarga besar SPPI baik di Pusat
maupun di Daerah.
2. Pengurus Pusat Serikat Pekerja Pos Indonesia menetapkan penjabaran
Program Umum ini ke dalam bentuk Program Kerja Organisasi dan
Petunjuk Pelaksanaannya yang bersifat mengikat.
3.
5. Joomla
Joomla
6. Wordpress
Wordpress
7. DEKLARASI
Atas
Berkat
Rahmat
Tuhan
Yang
Maha
Esa,
Pada hari ini Jumat, tanggal dua puluh empat bulan lima tahun dua ribu dua,
bertempat di Bandung, kami wakil pekerja yang hadir di Musyawarah Serikat pekerja
Pos Indonesia Reformasi , mendeklarasikan dan menyatakan hal-hal sebagai berikut :
PERTAMA
Pekerja PT.Pos Indonesia (Persero) menyatakan sikap untuk membentuk wadah
kebersamaan yang didasari dengan semangat persatuan dan kerukunan.
KEDUA
Mendirikan Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi di PT.Pos Indonesia (Persero)
yang akan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan anggota melalui kerja
keras dan cerdas guna meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
KETIGA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan organisasi yang terbuka,
mandiri, bertanggung jawab, demokratis, bebas dan tidak berafiliasi dengan partai
politik dan organisasi kemasyarakatan.
KEEMPAT
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi merupakan mitra Perusahaan yang akan
menjalin hubungan industrial yang harmonis dan saling menghormati kewenangan
masing-masing pihak.
KELIMA
Serikat Pekerja Pos Indonesia Reformasi dalam menegakkan keadilan dan kebenaran
selalu mempertimbangkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan
organisasi serta akan menggunakan cara-cara yang santun dan terhormat.
KEENAM
Kepengurusan SPPI Reformasi dipilih dari dan oleh anggota berdasarkan asas
musyawarah mufakat dan terbuka untuk semua anggota sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Badan Afiliasi
Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero), Pendiri Dana Pensiun Pos Indonesia Nomor :
KD 53/Dirut/1204 tanggal 6 Desember 2004 tentang Peraturan Dana Pensiun Pos Indonesia
pada pasal 12 ayat (7) menyatakan bahwa salah satu tugas dan kewajiban Pengurus adalah
Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dapenpos yang didalamnya juga memuat
Rencana Investasi Tahunan.
Rencana Kerja dan Anggaran Dapenpos tahun 2007 disusun dengan tetap berpedoman pada
Sasaran Pokok Dapenpos yaitu mempercepat pencapaian Rasio Kecukupan Dana lebih dari
100% serta memperhatikan visi dan misi Dapenpos maupun Arahan Investasi Dana Pensiun
Pos Indonesia yang dituangkan dalam Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) selaku
Pendiri Dapenpos No. KD.40/Dirut/0606.
VISI dan MISI
Visi
Menjadikan Dapenpos sebagai pengelola Program Pensiun Manfaat Pasti
yang profesional yang mampu memberikan kepuasan dan nilai tambah
bagi Peserta, Pendiri, Karyawan dan Mitra Kerja.
Misi
Sasaran Pokok
Pengelolaan Dana Pensiun Pos Indonesia berorientasi pada sasaran pokok, yaitu:
1. Mempercepat pencapaian dana terpenuhi (fully funded) dengan Rasio
Kecukupan Dana 100% atau lebih.
2. Penyempurnaan pengelolaan Dana Pensiun Pos Indonesia.
Sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2007
Dalam upaya mencapai Sasaran Pokok tersebut di atas, dengan melihat kondisi makro dan
mikro ekonomi pada umumnya serta hasil evaluasi kinerja tahun 2006, maka ditetapkan
sasaran Rencana Kerja dan Anggaran tahun 2007 adalah:
Strategi Operasional
Untuk mencapai sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2007 tersebut, maka ditetapkan
strategi operasional sebagai berikut:
profesional tersebut merupakan tugas bagi semua pihak khususnya bagi dunia pendidikan
untuk memenuhinya. Meskipun secara kuantitatif cukup banyak lembaga yang bergerak di
dunia pendidikan, namun lembaga yang menyelenggarakan pendidikan di jalur profesional
relatif masih sangat kurang jika di bandingkan dengan kebutuhan dunia industri. Terlebih jika
dikaitkan dengan kualitas lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jalur
pendidikan profesional tersebut, masih sangat terbatas jumlah lembaga pendidikan mampu
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan kalangan industri.
Menyadari akan kebutuhan kalangan industri terhadap kebutuhan akan tenaga-tenaga
profesional yang begitu besar, minat masyarakat khususnya calon mahasiswa untuk
mengikuti jenjang pendidikan profesional juga cenderung meningkat. Peningkatan tersebut
dikarenakan masyarakat, meskipun pelan, mengalami perubahan pandangan terhadap
pendidikan yang berorientasi gelar ke pendidikan profesional. Indikasi dari tingginya minat
ini adalah jumlah calon mahasiswa yang melamar untuk menjadi mahasiswa ke jenjang
pendidikan profesional seperti Politeknik begitu besar sehingga banyak yang tidak
tertampung karena terbatasnya fasilitas yang ada. Oleh karenanya, tenaga terampil dan
profesional tersebut, khususnya di Indonesia, dirasakan masih sangat kurang.
Dengan memperhatikan perkembangan tersebut serta ketersediaan sarana maupun prasarana
yang dimiliki, PT Pos Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri
perposan ikut tergerak untuk memberikan kontribusi pada dunia pendidikan. Untuk
mewujudkan sumbangsihnya bagi dunia pendidikan, maka didirikanlah Yayasan Pendidikan
Bhakti Pos Indonesia yang kegiatannya antara lain: menyelenggarakan pendidikan, pelatihan
dsb. Politeknik Pos Indonesia merupakan institusi yang pertama yang didirikan oleh Yayasan
Pendidikan Bhakti Pos Indonesia pada tanggal 5 Juli 2001 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 56/D/O/2001 Pemberian Ijin pendirian Politeknik Pos
Indonesia adalah pada jalur pendidikan Diploma III untuk jurusan Teknik Informatika,
Manajemen Informatika, Akuntansi, Pemasaran dan Logistik Bisnis.
Visi
Politeknik Pos Indonesia bertujuan menjadi sebuah penyelenggara
pendidikan terkemuka yang menghasilkan sumber daya manusia
profesional yang berketerampilan tinggi untuk solusi bisnis total. Politeknik
Pos Indonesia membangun kredibilitas dibidang Teknologi Postal dan Total
Logistiknya melalui proses pembelajaran yang berkualitas, pnenelitian
terapan, dan pengabdian masyarakat.
Misi
1. Berkomitmen pada kualitas pendidikan untk menghasilkan para
lulusan terbaik guna mendukung industri postal dan logistik
khususnya, dan industri pada umumnya.
2. Melaksanakan penelitian terapan dan pengembangan Teknologi
Postal dan Total Logistik untuk meningkatkan perkembangan
ekonomi.
http://www.posindonesia.co.id/index.php/profil-perusahaan/organisasi/anakperusahaan