pun
memulai
melontarkan
pertanyaan
untuk
mengawali
percakapan pada saat itu, mau kemana Pak?. Percakapan pun berlanjut
dan kita semakin kenal. Bahkan kita saling berdiskusi kecil agar suasana
tidak sepi di dalam bus. Termasuk membahas tentang sistem pendidikan
dan pola pikir orang-orang sekarang ini.
Hal yang menarik bagiku adalah ia membandingkan pola pikir
belajar
antara
metode
menghafal
dengan
metode
memahami.
Ia
Karena dari
paham ini anak didik akan terus mengingat dengan apa yang ia paham.
Meskipun yang diingat itu tidak sama persis teksnya yang seharusnya ia
hafal, namun setidaknya maskudnya telah ia ingat dan ia dapat
menuliskannya.
Dalam hal ini aku ingat dengan pernyataan yang pernah aku
hafalkan yaitu al-fahmu bada al-khifdhi, namun ada pernyataan lain
yang berlawanan al-khifdhi bada al-fahmu. Kedua-duanya memang
tampak bertentangan, namun semestinya keduanya saling mendukung
bahkan lebih baik lagi apabila dipadukan. Sehingga seseorang yang hafal
itu baiknya juga paham dengan apa yang ia hafalkan. Begitu juga orang
yang paham harus hafal dengan apa yang ia pahami.