Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompromis medis adalah suatu bahasan yang mencakup hubungan timbal
balik antara penyakit sistemik yang diderita oleh seorang pasien dengan keadaan
ronggga mulut, yang mana penyakit sistemik dapat memberikan dampak atau
manifestasi di dalam rongga mulut dan penyakit di rongga mulut dapat memberikan
dampak pada keadaan sistemik tubuh. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama antara
dokter ahli penyakit dalam dengan dokter gigi untuk memberikan pelayanan yang
terbaik dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Bagian anggota tubuh memiliki kaitan erat antara satu dengan yang lain.
Dalam hal ini rongga mulut, gigi serta jaringan lunak jika tidak diperhatikan
perawatannya akan menjadi salah satu faktor atau predisposisi timbulnya penyakitpenyakit pada organ lain yang jauh dari mulut. Dewasa ini masyarakat sering
mengeluhkan adanya gejala-gejala di rongga mulut yang kurang diketahui oleh
mereka bahwa hal tersebut merupakan dampak atau manifestasi dari penyakit sistemik
yang mereka derita, bahkan banyak penyakit bagian tubuh lain yang mempunyai
gejala-gejala pertama kali di rongga mulut dan sering dokter gigi lah yang
menemukan penyakit sistemik yang diderita oleh pasien. Sehingga ini merupakan
tantangan bagi bidang kedokteran gigi untuk lebih memberikan penyuluhan serta
pengetahuan kepada masyarakat bahwa rongga mulut merupakan salah satu bagian
dari tubuh yang penting untuk di jaga kesehatannya serta memberikan pemahaman
bahwa rongga mulut adalah salah satu pintu masuknya sumber penyakit.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang penyakit sistemik baik etiologi,
patogenesis, dan penatalaksanaan serta hubungan penyakit sistemik dengan rongga
mulut dan implikasinya di kedokteran gigi, sehingga di harapkan menambah
pengetahuan serta pemahaman lebih luas terutama kepada dokter gigi untuk
mempertimbangkan prosedur dental yang akan dilakukan agar memberikan tingkat
keberhasilan perawatan dental yang tinggi dan meminimalisasikan risiko atau
memperparah penyakit yang telah diderita oleh pasien.
B. DESKRIPSI TOPIK

Seorang pasien wanita berusia 55 tahun datang kepraktek dokter gigi dengan
beberapa keluhan di rongga mulutnya yaitu pembengkakan pada gusi di rahang atas
dan rahang bawah, lubang besar pada gigi geraham kanan bawah dan goyang pada
gigi depan bawah. Dari anamnesis diketahui bahwa pembengkakan pada gusi terjadi
sejak 6 bulan lalu dan pada saat menyikat gigi sering terjadi pendarahan spontan.
Lubang pada gigi geraham kanan bawah terjadi 1 bulan yang lalu, awalnya berukuran
kecil dan lama kelamaan menjadi semakin besar, namun tidak sakit. Pasien hanya
merasakan ada bau mulut dari gigi tersebut. Pasien juga ingin mencabut gigi depan
bawahnya karena goyang.
Dari anamnesis juga diketahui bahwa pasien pernah dirawat di rumah sakit
sekitar 3 bulan lalu dengan keluhan lemah lengan dan tungkai kiri yang dialami secra
tiba-tiba saat pasien baru bangun dari tidur. Keluhan tersebut juga disertai dengan cara
bicara pelo (celat) dan sudut mulut sebelah kiri jatuh. Pasien juga mengatakan bahwa
tekanan darahnya sekitar 1 minggu yang lalu adalah 130/80 mmHg. Sampai saat ini,
pasien masih mengkonsumsi obat aspirin, captropil, dan diuretik lasix untuk
mengobati penyakit tersebut.
Pemeriksaan ekstra oral menunjukkan suduk mulut kiri dan kanan tidak
simestris. Pemeriksaan intra oral menunjukkan gigi 46 karies profunda dn tidak sakit,
gigi 34 mobiliti 3, serta gingiva rahang atas dan bawah banya terdapat plak dan
kalkulus, gingiva anterior rahang bawah terdapat periodontal poket disetai kehilangan
perlekatan dan OHIS buruk.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Diagnosis Penyakit Stroke

Pengertian stroke
Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak (cerebrovascular disease) baik fokal
maupun global, menimbulkan kelumpuhan, gejala-gejala yang berlangsung dengan
cepat, atau lebih dari 24 jam akan menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler.
Jenis jenis stroke
Para dokter membagi stroke ke dalam dua kategori. Walaupun penyebabnya masingmasing kategori ini berbeda, ketiga jenis tersebut telah menimbulkan kerusakan otak
yaitu di antaranya :
1. Stroke Non-Hemorrhage (iskemik)
tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau
keseluruhan terhenti. 80% penyakit stroke adalah penyakit stroke Iskemik.
Stroke iskemik dibagi atas :
Thrombosis
Terjadinya penyumbatan pembuluh darah dari jantung ke otak yang disebabkan
oleh terjadinya atherosclerosis ( juga disebut sebagai pengerasan pembuluh darah
arteri atau nadi yang membawa darah dari jantung ke alat-alat tubuh) akibat
tingginya kadar kolesterol dan tingginya tekanan darah atau hipertensi. Timbunan
kalsium dan endapan-endapan lemak juga dikenal sebagai plak yang menempel
pada dinding-dinding sebelah dalam pembuluh arteri yang menuju ke otak akan
menyebabkan penyempitan pembuluh darah dari bagian dalam sampai pada suatu
saat menjadi sumbatan yang tentu saja menghambat aliran darah yang menuju ke
otak.

Embolus
Jenis stroke ini akan terjadi jika suatu gumpalan dari jantung atau lapisan lemak
yang berasal dari dinding pembuluh darah arteri rontok dan menyumbat pembuluhpembulh arteri utama yang menuju ke otak, sama halnya dengan batu-batu kerikil
yang dapat menyumbat selang air. Bagian dari otak yang tidak teraliri darah tentu
saja akan mengalami kerusakan fungsinya lagi.

2. Hemorrhage (pendarahan)
Salah satu pembuluh arteri yang menuju ke otak mengalami kelemahan. Tekanan
darah yang tinggi telah menimbulkan pukulan-pukulan yang keras terhadap pembuluh
arteri sehingga melemah dan rapuh, dan akhirnya pecah seperti balon yang ditiup
terlalu besar. Dikenal juga sebagai pendarahan otak atau cerebral hemorrhage. Stroke

jenis ini paling berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan luas yang akibatnya
oleh tumpahan-tumpahan darah sehingga melumuri seluruh jaringan otak. Darah ini
pun dapat menimbulkan tekanan pada jaringan otak yang dapat menyebabkan korban
stroke mengalami sakit kepala yang teramat sangat.
Kasus Pemicu

Pasien mengalami stroke iskemik karena adanya penyumbatan (atherosklerosis) pada


pembuluh darahnya, disertai dengan gejala klinis dari stroke yang dialaminya, yaitu :
Keluhan lemah lengan dan tungkai (hemiplegia) secara tiba-tiba saat pasien baru bangun
dari tidur.
Cara bicara pelo (celat), tidak jelas.
Sudut mulut sebelah kiri jatuh.
B. Etiopatogenesis Stroke
Etiologi
Faktor risiko, terbagi atas 4, yaitu
:
1. Tidak dapat dimodifikasi
Umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik
2. Dapat dimodifikasi
Hipertensi, DM, hiperkolesterol, penyakit jantung, dan penyalahgunaan obat.
3. Medis
Atherosklerosis, migrain.
4. Perilaku
Gaya hidup (makanan junk food), pola makan tidak sehat, kurang beraktifitas.
Kasus Pemicu
:
Diperkuat dengan data statistik, 80% pemicu stroke iskemik adalah :
Hipertensi
Atherosklerosis
Faktor predisposisi :
Umur pasien 55 tahun : insiden terkena stroke meningkat 2x lipat, karena pembuluh
darah pada orang dewasa tua mengalami kerapuhan.
Jenis kelamin: Wanita 55 tahun diperkirakan sedang mengalami masa menopause.
Patogenesis
Otak membutuhkan banyak oksigen. Berat otak hanya 2,5% dari berat badan
seluruhnya, namun oksigen yang dibutuhkannya hampir mencapai 20% dari kebutuhan
badan seluruhnya. Oksigen ini diperoleh dari darah. Diotak sendiri hampir tidak ada
cadangan oksigen. Dengan demikian otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah
setiap saat. Bila suplai oksigen terputus 8-10 detik, maka terjadi gangguan fungsi otak.

Bila lebih lama dari 6-8 menit, terjadi jejas (lesi) yang tidak pulih lagi (irreversible) dan
kemudian kematian.
Apabila stroke merusak bagian sebelah kanan otak, maka sisi tubuh yang sebelah
kiri yang terkena pengaruhnya. Sedangkan jika kerusakkan terjadi pada bagian otak
sebelaah kiri, maka kelumpuhaan atau kelemahan motorik ( daya gerak) tubuh pada sisi
sebelah kanan terjadi. Selain itu terdapat masalah-masalah lainnya, yang juga tergantung
pada sisi otak sebelah mana yang mengalami kerusakan.
Penderita stroke dengan kerusakan pada otak sebelah kiri, akan lebih mengacu
kepada kelumpuhan atau kelemahan motorik yang pada sisi sebelah kanan, juga
menunjukkan perilaku yang penuh kehati-hatian dan mengalami kesulitan-kesulitan
dalam berbahasa. Efek-efek stroke terhadap oorang yang kidal cenderung bervariasi dan
seringkali tidak terduga.
C. Penatalaksanaan Stroke
Penatalaksanaan stroke terbagi atas 3, yaitu

1. Pengobatan umum
Memperhatikan jalan nafas pasien, apakah tersumbat atau tidak
Menurunkan tekanan darah yang dari hipertensi menjadi pre-hipertensi, dan

kembali normal
Mengatur keseimbangan cairan elektrolit di dalam tubuh
Fisioterapi, yaitu mengembalikan fungsi tubuh dan memperbaiki kelumpuhan

yang diderita
Speech therapy, terapi untuk mengembalikan kemampuan pasien dalam berbicara.

2. Pengobatan Spesifik
Reperfusion
CBf <50/60 akan mengalami iskemik dikarenakan hipoperfusion sistemik.
- Bagian penumbra otak harus diperhatikan, dan berikan anti trombotik yang

bersifat rTPA (recombinant Tissue Plasminogen Activator).


- Lakukan neuro imaging (MRI)
- Berikan anti koagulan
Neuroprotection
Melindungi jaringan otak terhadap kerusakan akibat iskemik.

3. Rehabilitasi
Kontrol faktor risiko
Lakukan perawatan secara perlahan dengan memperhatikan MABP (Mean Atrial
Blood Pressure)

Pemberian obat-obatan
- Obat antiagregasi trombosit
Obat yang dapat mencegah menggumpalnya trombosit darah dan demikian
mencegah terbentuknya trombus (gumpalan darah) yang dapat menyumbat
pembuluh darah. Obat sedemikian dapat digunakan pada stroke iskhemik
misalnya TIA.
Pemberian obat seperti aspirin/NSAID :
a) Dosis kecil hanya berperan sebagai anti-platelet untuk secondary

protection yaitu pencegahan.


b) Dosis besar berperan sebagai anti-trombotik untuk penghancuran.
Antikoagulansia
Mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus. Antiagulansia
masih sering digunakan pada penderita dengan kelainan jantung dapat
menimbulkan embolus. Obat yang digunakan ialah heparin, kumarin, sintrom

Mengatur pola makan hidup sehat


1. Makanan yang membantu menurunkan kadar kolesterol, misalnya beras merah,
bulgur, jagung, gandum, dan kacang kedelai, susu, ikan, makanan yang mengandung
asam folat, vitamin B6, B12 dan riboflavin, ), menimalisasikan makanan tinggi lemak
jenuh dan mengurangi asupan tran fatty acids, mengutamakan makanan yang
mengandung poly unsturated fatty acids dan monounstarurated fatty acids, nutrien
harus diperoleh dari makanan bukan suplemen
2. Melakukan aktivitas fisik yang berat seperti jalan cepat, bersepeda, berenang secara
teratur minimal 3 kali perminggu untuk dewasa tiap kali 20-30 menit akan dapat
menurunkan tekanan darah, memperbaiki kontrol diabetes dan memperbaiki
kebiiasaan makan dan menurunkan berat badan
3. Menghindari stres dan beristirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dan tidur yang teratur 6-8 jam sehari
D. Hubungan Penyakit Sistemik dan Bidang Kedokteran Gigi
1. Penyakit stroke Rongga mulut
Mulut merot (sudut bibir tertarik jatuh ke bawah), sehingga pasien akan mengalami
kekakuan wajah dan pergerakan di dalam rongga mulut terbatas.
Disphagia
Pasien mengalami sulit untuk mengunyah dan menelan makanan.
Sisa-sisa makanan (debris) menumpuk di sela-sela gigi kelemahan otot dan
mulut merot menyebabkan pasien sulit melakukan kontrol plak/penyikatan gigi
terbentuk banyak plak dan kalkulus mikroorganisme bakteri semakin
banyak peradangan pada gusi dan struktur periodontal lainnya gingivitis
periodontitis OHIS buruk.

Aphraxia
Sulit untuk menggerakkan lidah, sehingga tidak bisa membersihkan makanan di

sela-sela gigi secara alami.


Dysarthria
Kelemahan yang terjadi pada otot-otot yang mengeluarkan suara yang kemudian

menyebabkan gerakan refleks menelan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.


Hemiparastesis
Penurunan kemampuan panca indera (mati rasa),sehingga pasien tidak bisa
merasakan dimana makanan.cairan berada atau merasakan perbedaan teksturnya

sehingga tidak ada mekanisme self cleansing menggunakan bantuan lidah.


Gangguan pengucapan dan pengecapan
Dalam perawatan dental, pasien sulit untuk berkumur dan saliva yang keluar

banyak sehingga harus dilakukan suction terus atau pemakaian rubberdam.


Refleks muntah menurun, sehingga apabila ada material kedokteran gigi yang
digunakan untuk perawatan dental tertelan begitu saja oleh pasien.

2. Rongga mulut Penyakit stroke


Penyakit periodontal bakteri/mikroorganisme masuk ke aliran darah melalui
metastasis infeksi, injuri, atau inflamasi bakterimia (bakteri gram (-)) dan LPS
disfungsi endothel (dinding pembuluh darah) C-Reactive Protein >>>
terbentuk trombus akumulasi agregasi platelet vasokontriksi proliferasi
sel-sel otot polos pembuluh darah agregasi trombosit >>> adhesi leukosit
permeabilitas pembuluh darah >>> makromolekul darah (fibrinogen, Ig, LDL)
>>> viskositas darah <<< (kental) atherosklerosis hipertensi stroke
iskemik.
E. Diagnosis Penyakit Periodontal

F. Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal adalah suatu penyakit atau proses patologis yang melibatkan
periodonsium, yang kebanyakan berupa inflamasi (peradangan) .
Gingivitis
Gingivitis adalah suatu peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya tanda-tanda
penyakit atau kelainan pada ginggiva disebabkan oleh plak dan dipercepat adanya iritasi
lokal dan sistemik.
Periodontitis

Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi. Infeksi akan
meluas dari gusi ke arah tulang di bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang
lebih luas pada jaringan periodontal. Klasifikasi periodontitis adalah sebagai berikut :

Periodontitis kronis (chronic periodontitis)


- Lokalisata (localized)
- Generalisata (generalized)
Periodontitis agresif (agressive periodontitis)
- Lokalisata (localized)
- Generalisata (generalized)
Periodontitis sebagai manifestasi sistemik (periodontitis as a menifestesions of
systemic diseases)
- Berkaitan dengan gangguan hematologis
- Berkaitan dengan gangguan genetik
- Tidak spesifik

Kasus Pemicu :
Pasien menderita periodontitis kronis generalisata.
OHIS pasien buruk
Terlihat gigi rahang atas dan bawah banyak terdapat plak dan kalkulus.
Pada gigi 34 mengalami mobiliti 3.
Gigi-geligi ini berada pada rahang bawah, telah diketahui bahwa rahang bawah ini
adalah tulang kompak , tulang penyangga gigi yang paling kuat , dengan kondisi
penyakit sistemik yang memperparah kondisi tersebut memungkinkan rahang atas
juga mengalami kondisi yang lebih parah sehingga dapat disimpulkan pasien
menderita periodontitis kronis generalisata.
G. Pertimbangan Dental untuk Perawatan Gigi 46
Dokter gigi harus mempunyai pandangan umum terhadap prognosis. Apakah memuaskan
/ meragukan / tidak memuaskan. Pertimbangkan masalah waktu perawatan. Perawatan
PSA biasanya memerlukan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya. Dokter gigi
mengusahakan waktu yang sesingkat mungkin dalam pengerjaan PSA ini. Bila mungkin
dokter gigi membuat perencanaan perawatan beserta hari dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan dalam PSA tersebut. Bila waktu perawatan terlalu lama pasien akan merasa
lelah lalu stres, produksi adrenalin bertambah, pembuluh darah konstriksi, darah
tersumbat dan stroke akan berulang.
H. Pertimbangan Dental untuk Perawatan Gigi 34
Scalling supragingiva dan sub gingiva, sebaiknya dilakukan persektan karena pasien
dapat lelah dan stress akibat otot wajah lemah.

Splinting provisional untuk gigi mobiliti 3 dengan pertimbangan apakah ingin dicabut
atau dipertahankan, jika ekstraksi maka sebaiknya antikoagulan dihentikan 6-12 jam
sebelum perawata
I. Perawatan Penyakit Periodontal dan Prognosis
Perawatan
Fase Pre-eliminari
Fase I
: Kontrol plak
Penskeleran dan penyerutan akar
Pensplinan sementara
Fase II
: Perawatan Saluran Akar (endodonti)
Fase III
: Restorasi Final (pemasangan full crown)
Fase IV
: Kunjungan berkala
Evaluasi ulang
Prognosis
Baik

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran

Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun global,
yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala yang berlangsung 24 jan atau lebih

atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Penatalaksanaan bagi penderita stroke iskemik antara lain dengan mengatur pola
makan sehat, olahraga dan konsumsi obat-obatan seperti obat untuk sembab otak,
antikoagulan, anti agregasi trombosit, dan obat trombolitik.

Anda mungkin juga menyukai