REPUE3ili4. INDOtuESIFi
5. Undang-Undang . . .
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
BAB I
KM'ENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalarn Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
(1) Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas
barang,
jasa,
dan / atau
pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
(2)Penyelenggara . .
PRESIBEN
R E P U B L I K IIQDONESIA
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
(13) Ombudsman
adalah lembaga negara yang
mempunyai
kewenangan
mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang
diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan
pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh
badan usaha rnilik negara, badan usaha milik
daerah, dan badan hukum milik negara serta
badan swasta, rrlaupun perseorangan yang diberi
tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
BAB I1
...
PRESIDEN
REPUBL.IK IFJDONESIA
BAB I1
MAKSUD, TUJUAN, ASAS, DAN RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu
Maksud dan Tujuan
Undang-undang
tentang
pelayanan
publik
dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara
dalarn pelayanan publik.
c. terpenuhinya penyelenggaraan
pelayanan publik
sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum
bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik.
Bagian Kedua
Asas
PRESIUEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
kepastian hukum;
kesamaan hak;
keseimbangan hak dan kewajiban;
keprofesionalan;
partisipatif;
persarnaan perlakuan/ tidak diskriminatif;
keterbukaan;
akuntabilitas;
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan;
ketepatan waktu; dan
kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
b. pengadaan
...
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
(5)Pelayanan . . .
PRESlClEN
R E P U B L l K INDONESIA
sebagaimana dimaksud
a. tindakan
administratif
pemerintah
yang
diwajibkan oleh negara dan diatur dalam
peraturan perundang-undangan dalam rangka
mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda warga
negara.
b. tindakan
administratif
oleh
instansi
nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan
diatur dalam peraturan perundang-undangan
serta diterapkan berdasarkan perjanjian dengan
penerima pelayanan
BAB I11
PEMBINA, ORGANISASI PENYELENGGARA, DAN
PENATAAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Pembina dan Penanggung Jawab Pelayanan Publik
(2) Pembina
...
PRESIDEN
R E P U B L l K IhIDONESIP
(3)
(4)
(5)
(6)
PRESIDEN
REPUBLIK I k l D O N E S l A
( 1) Penanggung
jawab
adalah
pimpinan
kesekretariatan lembaga sebagaimana dimaksud
dalarn Pasal 6 ixyat (2) atau pejabat yang ditunjuk
pembina.
bidang
...
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
12 -
Bagian Kedua
Organisasi Penyelenggara
(1) Organisasi
penyelenggara
berkewajiban
rnenyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan
tujuan pembentukan.
(2) Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana
dimaksud pada ayat ( I), sekurang-kurangnya
meliputi:
a. pelaksanaan pelayanan;
b. pengelolaan pengaduan masyarakat;
c . pengelolaan informasi;
d. pengawasan ~nternal;
e. penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. pelayanan konsultasi.
Bagian Ketiga
..
PRESIDEN
REPUBLIK. IFJDONES!A
Bagian Ketiga
Evaluasi dan Pengelolaan Pelaksana Pelayanan Publik
Pasal 10
(1) Penyelenggara
berkewajiban
melaksanakan
evaluasi terhadap kinerja pelaksana di lingkungan
organisasi secara berkala dan berkelanjutan.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (I), penyelenggara berkewajiban
melakukan
upaya
peningkatan
kapasitas
pelaksana.
(3) Evaluasi terhadap kinerja pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan indikator
yang jelas dan terukur dengan memperhatikan
perbaikan prosedur danlatau penyempurnaan
organisasi sesuai dengan asas pelayanan publik
dan peraturan perundang-undangan .
Pasal 11
( 1) Penyelenggara
berkewajiban
melakukan
penyeleksian dan promosi pelaksana secara
transparan, tidak diskriminatif, dan adil sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Penyelenggara wajib memberikan penghargaan
kepada pelaksana yang memiliki prestasi kerja.
(3) Penyelenggara wajib memberikan hukuman kepada
Bagian Keempat
...
PRESIUEN
REPUBLIK INDONESIA
- 14Bagian Keempat
Hubungan Antarpenyelenggara
Pasal 12
(1) Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelayanan, dapat dilakukan kerja sama
antarpenyelenggara.
(2) Kerja sama antarpenyelenggara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang
berkaitan dengan teknis operasional pelayanan
dan/ atau pendukung pelayanan.
(3) Dalam ha1 penyelenggara yang memiliki lingkup
kewenangan dan tugas pelayanan publik tidak
dapat dilakukan sendiri karena keterbatasan
sumber daya dan/atau dalam keadaan darurat,
penyelenggara dapat meminta bantuan kepada
penyelenggara lain yang mempunyai kapasitas
memadai.
(4) Dalarn keadaan darurat, permintaan penyelenggara
Bagian Kelima
Kej a Sama Penyelenggara dengan Pihak Lain
Pasal 13
(1) Penyelenggara dapat melakukan kerja sama dalam
penyerahan
sebagian
tugas
bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik kepada pihak
lain dengan keten tuan:
a. perjanjian
kerja
sarna
penyelenggaraan
pelayanan publik dituangkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan dalarn
pelaksanaannya didasarkan pada standar
pelayanan;
b. penyelenggara
...
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S ' A
BAB IV
...
PRESiClEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
- 16BAB IV
HAK, KEW'AJIBAN, DAN LARANGAN
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban bagi Penyelenggara
Pasal 14
Penyelenggara memiliki hak:
a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain
yang bukan tugasnya;
b. melakukan kerja sama;
c. mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan
pelayananan pu blik;
d. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan
tuntutan yang tidak sesuai dengan kenyataan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan
e.
menolak permin taan pelayanan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Penyelenggara berkewajiban:
a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
b. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan
maklumat pelayanan;
c. menernpatkan pelaksana yang kompeten;
d. menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas
pelayanan publik yang mendukung terciptanya
iklim pelayanan yang memadai;
e . memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik;
f.
melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan;
g. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan
terkait
dengan
perundang-undangan
yang
penyelenggaraan pelayanan publik;
h. memberikan
...
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
h.
i.
j.
k.
1.
memberikan
pertanggungjawaban
terhadap
pelayanan yang diselenggarakan;
membantu masyarakat dalam memaharni hak dan
tanggung jawabnya;
bertanggung jawab dalarn pengelolaan organisasi
penyelenggara pelayanan publik;
memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan
hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri
atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau
jabatan; dan
memenuhi panggilan atau mewakili organisasi
untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu
tindakan hukum atas permintaan pejabat yang
berwenang dari lembaga negara atau instansi
pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Kewajiban dan Larangan bagi Pelaksana
Pasal 16
Pelaksana berkewajiban:
a.
b.
memberikan
pertanggungjawaban
atas
pelaksanaan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
c.
memenuhi
panggilan
untuk
hadir
atau
melaksanakan perintah suatu tindakan hukum
atas permintaan pejabat yang berwenang dari
lembaga negara atau instansi pemerintah yang
berhak, benvenwg, dan sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
d. memberikan
...
PRESICIEN
R E P U B L I K INDONESIA
d.
memberikan
pertanggungjawaban
apabila
mengundurkan diri atau melepaskan tanggung
jawab sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan
e.
Pasal 17
Pelaksana dilarang:
a. merangkap sebagai komisaris atau pengurus
organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari
lingkungan instansi pemerintah, badan usaha milik
negara, dan badan usaha milik daerah;
b. meninggalkan tugas dan kewajiban, kecuali
mempunyai alasan yang jelas, rasional, dan sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c.
menarnbah
pelaksana
penyelenggara;
tanpa
persetujuan
d.
e.
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban bagi Masyarakat
Pasal 18
Masyarakat berhak:
a.
b.
c.
...
PRESIEIEN
REPUBL.IK IPJDONESIA
sesuai
Pasal 19
Masyarakat berkewajiban:
a.
b.
c.
BAB V . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONES!P
- 20 BAB V
PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Standar Pelayanan
(1) Penyelenggara
berkewajiban
menyusun
dan
menetapkan
standar
pelayanan
dengan
memperhatikan
kemampuan
penyelenggara,
kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan.
(2) Dalarn menyusun dan menetapkan standar
pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat ( I),
penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat
dan pihak terkmt.
(3) Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar
pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Pengikutsertaan masyarakat
sekurang-kurangnya
c. sistem,
...
PRESIOEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
- 21
Bagian Kedua
Maklumat Pelayanan
(1) Penyelenggara
berkewajiban
menyusun
dan
menetapkan maklumat pelayanan yang merupakan
pernyataan kesanggupan penyelenggara dalam
melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal2 1.
(2) Maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)wajib dipublikasikan secara jelas dan luas.
Bagian Ketiga
...
PRESlDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Bagian Ketiga
Sistem Informasi Pelayanan Publik
nasional.
(3) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berisi semua informasi pelayanan publik yang
berasal dari penyelenggara pada setiap tingkatan.
(4) Penyelenggara berkewajiban mengelola sistem
informasi yang terdiri atas sistem informasi
elektronik atau nonelektronik, sekurang-kurangnya
meliputi:
a.
profil penyelenggara ;
b.
profil pelaksana;
c.
standar pelayanan;
d.
maklumat pelayanan;
e.
f.
penilaian kinerja
(5) Penyelenggara
berkewajiban
menyediakan
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
kepada masyarakat secara terbuka dan mudah
diakses.
...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Bagian Keempat
Pengelolaan Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas
Pelayanan Publik
(1) Penyelenggara
dan
pelaksana
berkewajiban
mengelola sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas
pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan,
akuntabel,
dan
berkesinambungan
serta
bertanggung
jawab
terhadap
pemeliharaan
dan/ atau
penggantian
sarana,
prasarana,
dan/atau fasilntas pelayanan publik.
(4) Penyelenggara
...
PRESlDEN
R E P U B L I K INDONESIA
(4) Penyelenggara
dan
pelaksana
yang
tidak
melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)dinyatakan telah melakukan kelalaian.
Bagian Kelima
.Pelayanan Khusus
( 1) Penyelenggara
berkewajiban
memberikan
pelayanan dengan perlakuan khusus kepada
anggota masyarakat tertentu sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan
publik dengan perlakuan khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilarang digunakan oleh
orang yang tidak berhak.
...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Bagian Keenam
Biaya./Tarif Pelayanan Publik
( 1) Penyelenggara
anggaran
pelayanan.
berhak
mendapatkan
alokasi
sesuai dengan tingkat kebutuhan
PRESIDEN
REPUBLli-'\ I r d D O N E S I A
(2) Korporasi
danlatau
badan
hukum
yang
menyelenggarakan
pelayanan
publik
wajib
mengalokasikan anggaran yang memadai secara
proporsional urltuk peningkatan kualitas pelayanan
publik.
( 3 ) Penyelenggara dilarang membiayai kegiatan lain
dengan menggunakan alokasi anggaran yang
diperuntukkan pelayanan publik.
Bagian Ketujuh
Perilaku Pelaksana dalam Pelayanan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
tidak mempersulit;
patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan
integritas institusi penyelenggara;
i. tidak
...
PRESICIEN
REPURL-!K I N D O N E S I A
- 28 i.
j.
k.
1.
jabatan,
Bagian Kedelapan
Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
b. pengawasan
...
PRESIDEN
REPUBL.IK I N D O N E S I A
b.
c.
Bagian Kesembilan
Pen.gelolaanPengaduan
yang
...
PRESIDEN
R E P U B L I K IPJDONESIA
a.
b.
c.
identitas pengadu;
prosedur pengelolaan pengaduan;
penentuan
pelaksana
yang
pengaduan;
d.
e.
f.
g.
mengelola
h.
pemantauan
pengaduan.;
i.
dokumentasi
dan
statistik
pengelolaan
pengaduan ; dan
pencanturnan nama dan alamat penanggung
jawab serta sarana pengaduan yang mudah
diakses.
j.
dan
evaluasi
pengelolaan
Bagian Kesepuluh
Penilaian Kinerja
BAB VI
...
BAB VI
PERAN SERTA MASYARAKAT
dapat
membentuk
pengawasan pelayanan publik.
lembaga
BAB VII
PENYELESAIAN PENGADUAN
Bagian Kesatu
Pengaduan
pelayanan
publik
kepada
penyelenggara,
ombudsman, dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan
Perwakilan Ralcyat Daerah Kabupaten/ Kota.
(2) Masyarakat
yang
melakukan
pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijamin hakhaknya oleh peraturan perundang-undangan.
(3) Pengaduan
...
PRESIDEN
R E P U 6 L . I K IPdDONESIA
dilakukan terhadap:
a. penyelenggara yang tidak melaksanakan
kewajiban dan/atau melanggar larangan; dan
b. pelaksana yang memberi pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan.
(1) Atasan
(3) Pengaduan
...
PRESIDEN
REPUBLIK II'JDONESIA
a.
b.
c.
d.
(1) Penyelenggara
dan/ atau
ombudsman
memberikan tarlda terima pengaduan.
wajib
a.
b.
...
PRESIDEN
REPUBLIK. I N D O N E S I A
c.
...
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Bagian Kedua
Penyelesaiarl Pengaduan oleh Ombudsman
lebih
lanjut
dalam
Bagian Ketiga
...
PRESIDEN
REPUBL..IK I N D O N E S I A
Bagian Ketiga
Penyelesaian Pengaduan oleh Penyelenggara
Pelayanan Publik
(1) Dalam
memeriksa
materi
pengaduan,
penyelenggara wajib berpedoman pada prinsip
independen, nondiskriminasi, tidak memihak, dan
tidak memungut biaya.
...
(1) Penyelenggara
wajib
memutuskan
hasil
pemeriksaan pengaduan paling lambat 60 (enam
puluh) hari sejak berkas pengaduan dinyatakan
lengkap.
(7) Dalam
melaksanakan
ajudikasi
khusus
sebagaimana dirnaksud pada ayat ( 5 ) , mekanisme
dan tata caranya diatur lebih lanjut oleh peraturan
ombudsman.
(8) Mekanisme dan ketentuan pembayaran ganti rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5)
(9) Penyelenggara . . .
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
Bagian Keempat
Pelanggaran Hukum dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
(2) Pengajuan
gugatan
terhadap
penyelenggara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
menghapus
kewajiban
penyelenggara
untuk
melaksanakan keputusan ombudsman dan/ atau
penyelenggara.
(3) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
...
BAB VIII
KETENTUAN SANKSI
(4) Penyelenggara . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
(9) Penyelenggara
...
ditetapkan
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
BAB IX
...
PRESI[3EN
REPUBL.IK I N D O N E S I A
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 59
BAB X
KE'TENTUAN PENUTUP
(4) Penyelenggara
...
PRESIDEN
R E P U B L I K IbJDONESlA
Pasal 62
Undang-Undang
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
...
PRESICIEN
R E P U B L I K INDONESIA
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 18 Juli 2009
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 25 TAHUN 2009
TENTANG
PELAYANAN PUBLIK
UMUM
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik
Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung
makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung
terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara
atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif.
Dewasa ini penyelenggs~raan pelayanan
publik masih
dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan
perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk
menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta
dampak berbagai masalah pembimgunan yang kompleks. Sementara
itu, tatanan baru masyarakat Irldonesia dihadapkan pada harapan
dan tantangan global yang diplcu oleh kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan
perdagangan.
Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai
tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang
terus-menerus dan berkesinambungan dalarn berbagai aspek
pembangunan untuk membangun kepercayaan masyarakat guna
mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan
konsepsi . . .
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
- 2 ..
konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai, persepsi, dan
acuan perilaku yang mampu ~newujudkan hak asasi manusia
sebagaimana diamanatkan Undar~g-UndangDasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat
memperoleh pelayanan sesuai deligan harapan dan cita-cita tujuan
nasional. Dengan mempertimbangltan ha1 di atas, diperlukan undangundang tentang pelayanan publik.
Undang-Undang ini diharapkan dapat memberi kejelasan dan
pengaturan mengenai pelayanan publik, antara lain meliputi:
a. pengertian dan batasan penyelenggaraan pelayanan publik;
b. asas, tujuan, dan ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan
publik;
c. pembinaan dan penataan pelayanan publik;
d. hak, kewajiban, dan larangan bagi seluruh pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
e. aspek penyelenggaraan pelayanan publik yang meliputi standar
pelayanan, maklumat pelayanan, sistem informasi, sarana dan
prasarana, biaya/ tarif pelayanan, pengelolaan pengaduan, dan
penilaian kinerja;
f. peran serta masyarakat;
g. penyelesaian pengaduan dalarn penyelenggaraan pelayanan; dan
h. sanksi.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal2
Cukup jelas.
Pasal3
Huruf a
Pemberian pelayanan publik tidak boleh menyimpang dari
peraturan perundang-umdangan.
Huruf b
...
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
Huruf b
Cukup j elas.
Huruf c
Cukup j elas.
Huruf d
Cukup j elas.
Pasal4
Huruf a
Pemberian
pelayanan
tidak
boleh
kepentingan pribadi dan/'atau golongan.
Huruf b
Jaminan
terwujudnya
hak
penyelenggaraan pelayanan.
dan
mengutamakan
kewajiban
dalam
Huruf c
Pemberian pelayanan ticiak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi.
Huruf d
Pemenuhan hak hams sebanding dengan kewajiban yang
harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima
pelayanan.
Huruf e
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai
dengan bidang tugas.
Huruf f
Peningkatan peran sertzt masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan
harapan masyarakat.
Huruf g . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Huruf g
Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang
adil.
Huruf h
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses
dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan .
Huruf i
Proses
penyelenggaraan
pelayanan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan :sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Huruf j
Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga
tercipta keadilan dalam pelayanan.
Huruf k
Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu
sesuai dengan standar pelayanan.
Huruf 1
Setiap jenis pelayanan tlilakukan secara cepat, mudah, dan
terjangkau.
Pasal5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat ( 2 )
Cukup jelas.
Ayat (3). . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
-5
.-
Ayat ( 3 )
Huruf a
Barang publik yang disediakan oleh instansi pemerintah
dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja
negara danlatau anggaran pendapatan dan belanja
daerah ditujukan un.tuk mendukung program dan tugas
instansi tersebut, se1oagaicontoh:
1. penyediaan
objat
untuk
flu
burung
yang
pengadaannya nlenggunakan anggaran pendapatan
dan belanja nega.ra di Departemen Kesehatan;
2. kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero)
PELNI untuk memperlancar pelayanan perhubungan
antar pulau yang pengadaannya menggunakan
anggaran pendapatan dan belanja negara di
Departemen Perhubungan; dan
3 . penyediaan
infrastruktur transportasi
yang
pengadaannya
menggunakan
pendapatan dan belanja daerah.
perkotaan
anggaran
Huruf b
Barang publik yang ketersediaannya merupakan hasil
dari kegiatan badan usaha milik negara d m / atau badan
usaha milik daerah yang mendapat pelimpahan tugas
untuk menyelenggarakan pelayanan publik (public
service obligation), sebagai contoh:
1. listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN; dan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (4)
Huruf a
Jasa publik dalam ketentuan ini sebagai contoh, antara
lain pelayanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas),
pelayanan
pendidikan
(sekolah dasar,
sekolah
menengah pertarna, sekolah menengah atas, dan
perguruan tinggi), pelayanan navigasi laut (mercu suar
dan lampu suar), pelayanan peradilan, pelayanan
kelalulintasan (lampu lalu lintas), pelayanan keamanan
Cj asa kepolisian), dan pelayanan pasar.
Huruf b
...
PRESIDEN
R E P U B L l K INDONESIA
Huruf b
Jasa publik dalam ketentuan ini adalah jasa yang
dihasilkan oleh badan usaha milik negara/ badan usaha
milik daerah yang ~nendapatpelimpahan tugas untuk
menyelenggarakan pelayanan publik (public service
obligation), sebagai contoh, antara lain j asa pelayanan
transportasi angkutan udara/ laut/ darat yang dilakukan
oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati
Airlines, PT (Persero) Pelni, PT (Persero) KAI, dan PT
(Persero) DAMRI, serta jasa penyediaan air bersih yang
dilakukan oleh perusahaan daerah air minum.
Huruf c
Misi negara adalah kebijakan untuk mengatasi
permasalahan
tertentu, kegiatan
tertentu, atau
mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan
kepentingan dan manfaat orang banyak, sebagai contoh:
1. jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
oleh rumah sakit swasta;
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
AYat (6)
Cukup j elas.
Ayat (7)
Huruf a
Tindakan
administratif
pemerintah
merupakan
pelayanan pemberian dokumen oleh pemerintah, antara
lain yang dimulai da.ri seseorang yang lahir memperoleh
akta kelahiran hingga meninggal dan memperoleh akta
kematian, termasuk segala ha1 ihwal yang diperlukan
oleh penduduk dalam menjalani kehidupannya, seperti
memperoleh izin rnendirikan bangunan, izin usaha,
sertifikat tanah, d a r ~surat nikah.
Huruf b
Tindakan administratif nonpemerintah merupakan
pelayanan pemberian dokumen oleh instansi di luar
pemerintah, antara lain urusan perbankan, asuransi,
kesehatan, keamanan, pengelolaan kawasan industri,
dan pengelolaan kegiatan sosial.
Pasal6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat ( 2 )
Huruf a
Pembina di lingkungan lembaga negara adalah ketua
atau nama lain setiap lembaga negara.
Lembaga negara meliputi Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung,
Komisi Yudisial, dan Badan Pemeriksa Keuangan
sebagaimana dimstksud dalam Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lembaga . . .
PRESlClEN
R E P U B L I K INDONESIA
Ayat (4) . . .
PRESlClEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (4)
Cukup j elas.
Ayat (5)
Laporan dapat disampaikan secara berkala sekurangkurangnya 1 (satu) tahun sekali dan/atau sewaktu-waktu.
Ayat (6)
Cukup j elas.
Pasal7
Ayat (1)
Penanggung j awab terdil-i atas:
a. pimpinan kesekretal-iatan pada lembaga negara dan
kementerian, sekretaris utama pada lembaga pemerintah
nonkementerian, sekretaris jenderal atau sekretaris, atau
sebutan lain pada lembaga komisi negara atau yang
sejenis, Wakil Jaksa Agung, dan Wakil Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia;
b. sekretaris daerah pacia pemerintah provinsi;
c. sekretaris daerah patia pemerintah kabupaten; dan
d. sekretaris daerah pada pemerintah kota.
Ayat ( 2 )
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Perumusan kebijakan nasional tentang pelayanan
publik
merupakan
upaya
untuk
memperbaiki,
melengkapi, dan mengembangkan kebijakan dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c . . .
PRESIUEN
REPUBLIK INDO NESIA
Huruf c
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas.
Pasal8
Cukup jelas.
Pasal9
Ayat (1)
Sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan
pengelolaan dalam pemberian pelayanan yang dilaksanakan
dalam satu tempat dan dikontrol oleh sistem pengendalian
manajemen guna mempermudah, mempercepat, dan
mengurangi biaya.
Ayat (2)
Cukup j elas.
Pasal 10
Ayat (1)
Secara berkala dan be]-kelanjutan merupakan periode yang
dilakukan dalam waktu 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 12
(dua belas) bulan, atau 24 (dua puluh empat) bulan sekali
yang diatur sesuai dengan standar pelayanan yang
ditetapkan.
Ayat (2)
Cukup j elas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 11 . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ketentuan internal per~yelenggara merupakan ketentuan
yang mengatur peningkatan kinerja pelaksana, misalnya
ketentuan disiplin, etika, prosedur, dan instruksi kerja.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Teknis operasional pelayanan merupakan kegiatan yang
terkait langsung dengan pelaksanaan pelayanan, antara lain
penyediaan sumber daya pelayanan, seperti teknologi,
peralatan dan sumber daya lain, serta standar operasional
prosedur (SOP).
Pendukung pelayanan merupakan kegiatan yang tidak
terkait langsung dengan operasional pelayanan tetapi
diperlukan dalam pelaksanaan pelayanan, antara lain
penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan
pelatihan.
Ayat ( 3 )
Dalam
keadaan
darurat
pemberi
bantuan
dapat
mengeluarkan surat penugasan kepada pihak terkait untuk
melaksanakan pemberian bantuan.
Ayat (4) . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K IPJDONESIA
Ayat (4)
Keadaan darurat merupiskan keadaan yang ditetapkan oleh
instansi yang bertanggung j awab . Dalam menetapkan
kejadian sebagai keadaan darurat, dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan,
Pasal 13
Ayat (1)
Penyerahan sebagian tugas merupakan pemberian sebagian
tugas kepada pihak lain dari seluruh tugas penyelenggaraan
pelayanan, kecuali yarlg menurut undang-undang harus
dilaksanakan
sendiri
oleh
penyelenggara,
misalnya
pelayanan KTP, SIM, paspor, sertifikat tanah, dan pelayanan
perizinan lain.
Pihak lain adalah pihak di luar penyelenggara yang diserahi
atau diberi sebagian tugas oleh penyelenggara pelayanan.
Pengertian kerja sama juga termasuk penunjukan operator
pelaksana atau kontraktor yang diberi hak menjalankan
fungsi penyelenggara, misalnya pengelolaan parkir dan air
minum yang diserahkari kepada swasta.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Materi perjanjian kerja sama yang wajib diinformasikan
adalah hal-ha1 penting yang perlu diketahui oleh
masyarakat, misalnya apa yang dikerjakan, siapa yang
mengerjakan, jangka waktu kerja sama, dan pekerjaan
yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
yang p e n g i n f ~ r ~ a s i a n n y amerupakan bagian dari
maklumat pelayar~an.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d . . .
PRESIDEN
REPUBL.IK I N D O N E S I A
Huruf d
Informasi tentang identitas pihak lain dan identitas
penyelenggara sebagai penanggung jawab kegiatan
meliputi nama, alanlat, telepon, pesan layanan singkat
(short message service (sms)),dan laman (website).
Huruf e
Cukup jelas.
Ayat ( 2 )
Cukup jelas.
Ayat (3)
Tidak menambah beban bagi masyarakat dimaksudkan tidak
memberikan tambahan biaya, prosedur yang berbelit, waktu
penyelesaian yang lebih :lama, atau hambatan akses.
Ayat (4)
Kerja sama tertentu merupakan kerja sama yang tidak
melalui prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dan huruf b yang bukan bersifat darurat yang hams
diselesaikan dalam waktu tertentu, misalnya pengamanan
pada saat penerimaan tamu negara, transportasi pada masa
liburan lebaran, dan pengamanan pada saat pemilihan
umum.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup j elas.
Pasal 15
Cukup j elas.
Pasal 16 . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Cukup j elas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal20
Ayat (1)
Kemampuan penyelenggara berupa dukungan pendanaan,
pelaksana, sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan.
Ayat ( 2 )
Pihak terkait merupakan pihak yang dianggap kompeten
dalam memberikan masukan terhadap penyusunan standar
pelayanan.
Ayat ( 3 )
Cukup jelas.
Ayat (4)
Keberagaman berupa pengikutsertaan masyarakat yang
mewakili berbagai unsur dan profesi, antara lain tokoh
masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan lembaga swadaya
masyarakat.
Ayat ( 5 )
Cukup jelas.
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal2 1
Huruf a
Peraturan perundang-undangan
penyelenggaraan pelayanan .
yang
menjadi
dasar
Huruf b
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
Huruf c
Tata cara pelayanan y m g dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan, ternlasuk pengaduan.
Huruf d
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
proses pelayanan dari set.iap jenis pelayanan.
Huruf e
Ongkos yang dikenakar~kepada penerima layanan dalam
mengurus
d m / atau
memperoleh
pelayanan
dari
penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
Huruf f
Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Huruf g
Peralatan
dan
fasilitas
yang
diperlukan
dalam
penyelenggaraan pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas
pelayanan bagi kelompolc rentan.
Huruf h
Kemampuan yang h a m s dimiliki oleh pelaksana meliputi
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman.
Huruf i
...
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Huruf i
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja
atau atasan langsung pelstksana.
Huruf j
Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak
lanjut.
Huruf k
Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
Huruf 1
Cukup jelas.
Huruf m
Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya,
risiko, dan keragu-raguan.
Huruf n
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan standar pelayanan.
Pasal22
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dipublikasikan
secara jelas
dan
penginformasian
kepada
khalayak
diketahui, dilihat, dibaca, dan diakses.
luas merupakan
sehingga mudah
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal23
Ayat (1)
Sistem informasi yang bersifat nasional berisi informasi
seluruh penyelenggaraan pelayanan yang diperlukan untuk
merumuskan kebijakan nasional tentang pelayanan publik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup j elas.
Ayat (4)
Sistem informasi elektronik merupakan penerapan teknologi
informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media
elektronik,
yang
berfungsi
merancang,
memroses,
menganalisis,
menampilkan,
dan/atau
menyebarkan
informasi elektronik.
Huruf a
Profil penyelenggara meliputi nama, penanggung jawab,
pelaksana,
struktur
organisasi,
anggaran
penyelenggaraan, alamat pengaduan, nomor telepon,
dan pos-el (email).
Huruf b
Profil pelaksana meliputi pelaksana yang bertanggung
jawab, pelaksana, anggaran pelaksanaan, alamat
pengaduan, nomor telepon, dan pos-el (email).
Huruf c
Standar pelayanan berisi informasi yang lengkap
tentang keterangan yang menjelaskan lebih rinci isi
standar pelayanan tersebut.
Huruf d . . .
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Pengelolaan pengaduan merupakan proses penanganan
pengaduan mulai dari tahap penyeleksian, penelaahan,
dan pengklasifikasian sampai dengan kepastian
penyelesaian pengaduan.
Huruf f
Penilaian kinerja merupakan hasil pelaksanaan
penilaian penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan
oleh penyelenggara sendiri, bersama dengan pihak lain,
atau oleh pihak lain atas permintaan penyelenggara
untuk mengetahui gambaran kinerja pelayanan dengan
menggunakan metode penilaian tertentu.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal24
Cukup jelas.
Pasal25
Ayat (1)
Dalam melakukan pengalolaan sarana, prasarana, dan/ atau
fasilitas
pelayanan,
penyelenggara
melaksanakan
perencanaan, pengadaan, pemeliharaan serta inventarisasi
sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan secara
sistematis, transparan, lengkap, dan akurat.
Ayat ( 2 )
Pelaksana yang wajib lnemberikan laporan adalah pejabat
yang bertanggung jalvab memberikan laporan kepada
penyelenggara.
Ayat (3) . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Ayat (3)
Cukup j elas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal26
Cukup jelas.
Pasal27
Ayat (1)
Cukup j elas.
Ayat (2)
Batal demi hukum menlpakan perjanjian yang batal sejak
awal diadakan atau tidak memiliki akibat hukum.
Pasal28
Ayat (1)
Cukup j elas.
Ayat (2)
Cukup jelas,
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Ketentuan ini tidak berlaku dalam keadaan kuasa kahar
Cforce majeure), misalnya kerusuhan massa, huru-hara
politik, perang, bencana alam, dan kendala lapangan yang
tidak bisa diatasi.
PRESIUEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal29
Ayat (1)
Masyarakat tertentu merupakan kelompok rentan, antara
lain penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil, anak-anak,
korban bencana alam, dan korban bencana sosial.
Perlakuan khusus kepada masyarakat tertentu diberikan
tanpa tambahan biaya.
Ayat (2)
Cukup j elas.
Pasal30
Ayat (1)
Pelayanan berjenjang merupakan pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat agar pelayanan lebih nyaman, baik, dan adil.
Ayat ( 2 )
Proporsi akses merupakan perbandingan persentase
penyediaan kelas pela.yanan secara berjenjang kepada
kelompok masyarakat pada setiap jenis pelayanan.
Ayat ( 3 )
Cukup j elas.
Pasal3 1
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat ( 2 )
Pelayanan publik yiang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan
yang
biaya/ tarif
pelayanannya
dibebankan kepada negara, antara lain kartu tanda
penduduk dan akta kelahiran.
Ayat (3) . .
PRESIDEN
REPUBLIK I N D O N E S I A
Ayat (3)
Cukup j elas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal32
Cukup jelas.
Pasal33
Ayat (1)
Lembaga independen rrlerupakan lembaga yang dibentuk
berdasarkan undang-urtdang, antara lain Komnas HAM,
Komisi Perlindungan Anak, Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Pemberantasan
Korupsi, dan lembaga yang oleh peraturan perundangundangan
ditetapkan
sebagai
lembaga
Yang
menyelenggarakan pelayanan publik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat ( 3 )
Cukup jelas.
Pasal34
Cukup jelas.
Pasal35
Cukup jelas.
Pasal36
Ayat ( 1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESfA
Ayat (2)
Mengelola pengaduan merupakan proses penanganan
pengaduan mulai dari tahap penyeleksian, penelaahan, dan
pengklasifikasian sampai dengan kepastian penyelesaian
pengaduan.
Ayat (3)
Menindaklanjuti merupakan penyelesaian pengaduan sampai
tuntas, termasuk kejelasan hasil, seperti sanksi kepada
pelaksana, pengubahan pengaturan, dan penerbitan
dokumen yang diminta pengadu.
Ayat (4)
Sarana pengaduan, antara lain nomor telepon, pesan
layanan singkat (short message service (sms)), laman
(website),pos-el (email),tlan kotak pengaduan.
Pasal37
Cukup j elas.
Pasa.138
Ayat ( 1)
Berkala adalah secara rutin, teratur, dan dalam jangka
waktu tertentu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.
Ayat ( 2 )
Indikator kinerja merupakan ukuran atau alat penunjuk
yang digunakan untuk menilai kinerja.
Pasal39
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Lembaga sebagaimana dimaksud ayat ini dapat dibentuk
pada tingkat nasional maupun daerah.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal40
Cukup jelas.
Pasal4 1
Cukup jelas.
Pasal42
Cukup jelas.
Pasal43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam ha1 penyelenggara dapat membuktikan bahwa materi
aduan tidak benar atau. perbuatan penyelenggara tidak salah
atau tidak melanggar, pengadu dapat diberi dokumen
pembuktian.
Pasal44
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup j elas.
Ayat (4) . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K IhlDONESlA
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Dalam ha1 pengadu tidak dapat melengkapi materi aduan
dalam batas waktu yang ditentukan, pengaduan dinyatakan
batal.
Pasal45
Ayat (1)
Atasan pelaksana sebaga~pihak yang bertanggung jawab dan
sekaligus memiliki wewenang untuk menjatuhkan sanksi
kepada pelaksana yang nlenjadi bawahannya.
Atasan pelaksana sebagaimana dimaksud dalam ayat ini
juga berlaku untuk korporasi.
Ayat ( 2 )
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal46
Ayat ( 1
Kewajiban Ombudsmall sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor .37 Tahun 2008 tentang Ombudsman
Republik Indonesia juga meliputi bidang-bidang pelayanan
publik
yang
dilaksanakan
oleh
korporasi
yang
pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara danlatau anggaran pendapatan dan
belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara
dan/ atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi
ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Ayat (2) . .
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Perwakilan di daerah merupakan perwakilan yang dibentuk
di ibukota provinsi atau ibukota kabupatenlkota yang
dipandang
perlu.
Pembentukan
dimaksud
harus
memperhatikan aspek efektivitas, efesiensi, kompleksitas dan
beban kerja.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup j elas.
Ayat (6)
Cukup j elas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasal47
Ayat (1)
Cukup j elas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku bagi penyelenggara adalah peraturan yang
mengatur penyelenggara, misalnya pegawai negeri sipil
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawajan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian atau anggota kepolisian diatur dalam UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik . . .
PRESIDEN
R E P U B L I K INDONESIA
- 27
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Ajudikasi khusus adalah ajudikasi yang hanya terkait
dengan penyelesaian giinti rugi. Penyelesaian ganti rugi
dalam ketentuan ini dimaksudkan apabila tidak dapat
diselesaikan dengan mediasi dan konsiliasi.
AYat ( 6 )
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup j elas.
Ayat (8)
Dalam peraturan presicien ini, antara lain diatur mengenai
kewajiban penyelenggara rnembayar ganti rugi yang baru
dapat dibayarkan oleh pimpinan penyelenggara setelah nilai
kerugian dimaksud dapat dibuktikan besarannya oleh
pengadu dan diterirna oleh penyelenggara. Dengan
dibayarkannya ganti rugi, aduan dinyatakan selesai.
Ayat (9)
Pemberitahuan kepada pengadu dapat berupa tembusan
surat, salinan, atau petikan,
Pasal5 1
Cukup j elas,
Pasal 52
Cukup jelas.
PRESIC)EN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal53
Ayat (1)
Masyarakat yang melaporkan adalah masyarakat yang
mengalami atau mengetahui tindak pidana yang dilakukan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal54
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup j elas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat ( 6 )
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
diartikan bagi pegawai negeri adalah kehilangan statusnya
sebagai pegawai negeri, bagi pelaksana di luar pegawai negeri
pengenaan sanksi disamakan dengan pegawai negeri.
Ayat (9) . . .
PRESIDEN
R E P U B L l K IPJDONESIA
Ayat (9)
Pemberhentian tidak dengan hormat bagi pegawai negeri
diartikan kehilangan stat.usnya sebagai pegawai negeri, bagi
pelaksana di luar pegawai negeri' pengenaan sanksi
disamakan dengan pegawai negeri.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat ( I I )
Cukup jelas.
Pasal55
Cukup jelas.
Pasal56
Cukup jelas.
Pasal57
Ayat (1)
Pimpinan penyelenggaril adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap keseluruhan tugas dan kewajiban pelayanan.
Ayat (2)
Dalam ha1 penyelenggara berbentuk korporasi, pengenaan
sanksi kepada penyelenggara tertinggi (direksi) diberikan
oleh pemegang saham.
Dalam ha1 penyelenggara berbentuk organisasi masyarakat
berbadan hukum, pengenaan sanksi kepada penyelenggara
tertinggi diberikan oleh pembina organisasi.
Ayat (3)
Ketentuan
ini
memberikan
kesempatan
kepada
penyelenggara untuk dibebaskan dari pembayaran ganti rugi
apabila dapat membuktikan bahwa perbuatan yang
dilakukannya tidak merlimbulkan kerugian.
PRESIC)EN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal58
Cukup jelas.
Pasal59
Cukup j elas.
Pasal60
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Materi peraturan pemerintah berisi:
a. keharusan bagi pemerintah untuk menetapkan pedoman
penyusunan standar pelayanan dalam waktu 6 (enam)
bulan; dan
b. kewajiban setiap penyelenggara menyusun, menetapkan,
PRESIUEN
R E P U B L I K INDONESIA
Pasal6 1
Cukup jelas.
Pasal62
Cukup jelas.