Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI :


HALUSINASI DENGAR PADA Tn. K DI RUANG VII
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

OLEH :
RETA NOVI ARDIANTI
0803038

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA


PRODI S1 KEPERAWATAN
SEMARANG
2011

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PERUBAHAN PERSEPSI-SENSORI :
HALUSINASI DENGAR PADA Tn. K DI RUANG VII
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG
A. IDENTITAS PASIEN
Inisial klien

: Tn. K

Umur

: 30 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Suku

: Jawa

Status perkawinan

: Belum kawin

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Semarang

Tanggal dirawat

: 11 Agustus 2011

Tanggal pengkajian: 16 Agustus 2011


No. RM

: 043173

Diagnosa medis

: Skizofrenia paranoid

Penanggung jawab

: Ny. P

Hub dengan pasien : Orang Tua


Sumber Data: pasien, catatan rekam medic, keluarga
B. ALASAN MASUK
7 hari sebelum masuk rumah sakit pasien diam, tidak mau bicara, tidak mau mandi, sering
tertawa sendiri dan kadang juga bicara sendiri dikamar, pasien bila disuruh ADL malah
marah-marah dan melempar barang sehingga pasien dibawa ke rumah sakit jiwa.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. 1 bln yang lalu pasien pernah
mondok di RSJD Dr. Amino Gondohutomo obat sudah diminum teratur, sekarang
rencananya datang untuk control. Pasien merupakan seorang yang pendiam, kurang
Percaya diri, tertutup dan tahun 2008 pasien pernah diputus pacarnya tanpa alasan

yang jelas dan tahun 2009 pasien juga berhenti dari kerjanya karena di PHK di pabrik
pakaian di jakarta.
2. Pengobatan sebelumnya : pernah masuk di RSJD Dr. Amino Gondohutomo tapi tidak
berhasil
3. Trauma
: tidak pernah
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : tidak ada
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Di putus pacarnya pada tahun 2008 dengan alasan yang tidak jelas dan pasien juga
berhenti bekerja
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital

: TD : 110/70 mmHg, S

: 37 0 C, N : 88 x / menit,

RR : 18 x/menit
2. Ukur

: BB : 60 kg, TB : 168 cm

3. Keluhan fisik : klien mengatakan tidak ada keluhan fisik


E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan

:
: Klien
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan

Tidak ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Klien merupakan anak kedua dan
memiliki 2 saudara perempuan dan 2 saudara laki- laki. Klien masih tinggal serumah dengan
orangtuanya karena klien belum menikah.

2. Konsep Diri

a.

Gambaran diri
Klien merasa dirinya biasa-biasa saja, menyukai semua bagian tubuhnya, tak ada
bagian tubuh yang tak disukainya. Klien bersyukur dengan bentuk anggota
tubuhnya karena merupakan anugerah.

b.

Identitas diri
Klien menyadari statusnya sebagai seorang laki-laki dan anak kedua dari lima
bersaudara. Klien juga menyadari saat ini dia belum bekerja dan belum menikah.

c.

Peran diri
Sejak sakit klien tidak mampu melaksanakan tugas sesuai perannya sebagai lakilaki yaitu bekerja dan membantu orangtua. klien lebih banyak berdiam diri di
rumah dan tidak aktif dalam kegiatan kelompok atau di masyarakat.

d.

Ideal diri
Klien

ingin mencari pekerjaan atau bisa bekerja seperti sebelumnya serta

membantu orangtuanya dan untuk tabungan menikah.

e.

Harga diri
Pasien masih merasa malu saat diputus pacarnya pada tahun 2008 dan sampai
sekarang masih membekas. Pasien juga merasa malu dengan keluarganya karena di
PHK dari tempat kerjanya dan sampai sekarang belum punya pekerjaan.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti dalam hidupnya
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya,
terutama ibu. Karena klien lebih dekat ke ibu daripada bapaknya.
b. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Sebelum sakit klien masih bergaul dan kadangkala berkumpul dengan teman
kerjanya. Setelah diputus pacarnya klien merasa tidak berguna dan tidak
pantas dimasyarakat. Klien selama sakit tidak pernah keluar rumah dan hanya
berdiam diri di kamar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan oranglain
Klien merasa minder dan takut kalau berkumpul dengan temannya atau
tetangganya karena klien merasa malu. Sehari-hari klien hanya dikamar dan
tidak pernah keluar rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial , menarik diri.
4.

Spritual

a. Nilai dan kenyakinan


Klien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Sebelum sakit klien rajin beribadah. Saat masuk di RSJ kegiatan ibadah
shalat 5 waktu tidak pernah dijalankan.
F. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi memakai baju dari RSJ, penggunaan pakaian tidak ada
yang terbalik atau sesuai, ganti baju 1x/hari, rambut rapi. Tetapi klien sedikit kurang
merawat kukunya.
Masalah keperawatan : deficit perawatan diri : kebersihan diri
b. Pembicaraan
Pembicaraan pasien tidak cepat dan tidak keras. Waktu di ajak bicara tidak ada
kesulitan, dalam mengungkapkan kata-kata lambat, tetapi kadang diam dan tidak
nyambung (inkoheren).
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
c. Aktivitas motorik
Klien sering merasa bingung, gelisah, tegang dan mondar-mandir seperti dikendalikan
oleh suara-suara yang didengarnya.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
d. Alam perasaan
Klien tampak sedih, bingung dan mengkhawatirkan sesuatu karena ingin pulang dan
menunggu keluarganya yang menjenguk.
Masalah keperawatan : ansietas
e. Afek
Afek pasien labil dia mau bereaksi jika diberi stimulus (tumpul)
f.

Interaksi selama wawancara


Klien kooperatif, kadang menjawab tidak sesuai pertanyaan yang diberikan, kontak
mata kurang dan bingung.
Masalah keperawatan : -

g. Persepsi
Sewaktu dirumah klien sering merasa mendengar suara-suara yang mengejek atau
menyuruh-nyuruh makan atau minum, sehingga membuat pasien menjadi jengkel dan
marah-marah. Sewaktu dirumah sakit suara-suara itu kadang muncul ketika klien

sedang menyendiri, melamun dan frekuensi munculnya suara-suara tersebut tidak


tentu.
Masalah keperawatan : Perubahan sensori-persepsi : halusinasi pendengaran.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
h. Proses pikir
Pembicaraan klien kadang tidak nyambung dengan yang ditanyakan dan klien tidak
menyadarinya.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir : Asosiasi longgar
i.

Isi pikir
Pasien merasa dirinya sudah berusaha untuk menghilangkan pikiran pikiran yang
selalu muncul dan sekarang sudah tidak ada masalah atau pikiran yang membebani
pasien.
Masalah keperawatan :tidak ada masalah

j.

Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi waktu, tempat dan orang baik. Klien
mengetahui sekarang berada di RSJ semarang. Namun saat dipertengahan wawancara
pasien suka bingung.
Masalah keperawatan : -

k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian sesaat, terbukti klien dapat mengingat obrolan dari
perawat, kejadian kemarin saat berkenalan dengan perawat dan tanggal kemerdekaan
RI. Selain itu klien ingat umurnya tetapi lupa tanggal lahirnya.
Masalah keperawatan : gangguan daya ingat jangka panjang dan pendek
l.

Tingkat konsentrasi dan berhitung


Ketika dilakukan wawancara klien mampu konsentrasi dan berhitung dengan baik,
terbukti mampu mengulang topik pembicaraan, mampu berhitung : 20+5-3=22 dan
menjawabnya dengan benar
Masalah keperawatan : -

m. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan ringan terbukti klien mampu mengambil keputusan
yang sederhana, misalnya memilih makan dulu, lalu minum obat dulu.
n.

Daya tilik diri


Daya tilik klien tergolong baik, karena klien tidak mengingkari penyakit yang
diderita saat ini, klien mengatakan : sekarang saya lagi di RSJ berarti saya sakit
jiwa ya mbak?

Masalah keperawatan : G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan menu makan sesuai yang disediakan dari
rumahsakit, saat makan klien habis 1 porsi bahkan kadangkala klien minta nambah
makan. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan peralatan makan sendiri.

2. BAB/ BAK
Klien mampu melakukan BAB dan BAK sendiri, klien juga dapat membersihkan
diri setelah BAB dan BAK.

3. Mandi
Tubuh klien cukup bersih, sedikit bau, menggunakan pakaian secara tepat, klien
tidak menggunakan alas kaki. Selama di RSJ klien mandi 2 kali sehari kadang
kalau klien malas hanya mandi sekali dan ganti baju 1 kali sehari. Mencuci rambut
baru sekali selama di RSJ.
Masalah keperawatan : deficit perawatan diri : kebersihan diri

4. Berpakaian
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, pakaiannya tepat sesuai
dengan pasangannya.

5. Istirahat Tidur
Klien tidur dengan 7-8 jam/ hari, kualitas cukup pulas, tidak bisa tidur siang, ada
keluhan susah tidur. Klien akan tidur jika merasa ngantuk.

6. Penggunaan Obat
Selama di RSJ klien diberi obat sehari 2x yaitu sebelum sarapan pagi dan setelah
makan malam. Obat yang dberikan pada klien selalu dimakan tidak pernah
dibuang.

7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan setelah pulang , klien akan control teratur dan klien akan
meminta saudaranya atau orangtuanya untuk mengantar dan menemani.

8. Aktivitas di dalam rumah


Klien mengatakan nanti kalau sudah pulang ke rumah, dia akan membantu
pekerjaan rumah dan mencari kerja.

9. Kegiatan di luar rumah


Klien mengatakan jika sudah sampai di rumah nanti klien ingin membuka usaha

H. MEKANISME KOPING
Bila klien mempunyai masalah klien cenderung menyimpannya sendiri. klien hanya
berinteraksi dengan keluarganya sendiri. Mekanisme koping yang digunakan adalah
menarik diri, banyak diam dan melamun dikamar.
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien tidak memiliki masalah dengan teman-temanya. Semenjak pasien sakit jiwa,
klien jarang berkumpul dengan teman-temannya dan cenderung mengucilkan diri dari
lingkungan. Dukungan kelompok terhadap klien menurun. Klien juga kurang aktif
terlibat dalam kegiatan dimasyarakatnya.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial, menarik diri
J. KURANG PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui suara-suara yang didengar selama ini hanya halusinasi karena
ia sangat yakin bahwa itu ada dan klien tidak tahu bagaimana mengatasinya. Klien dan
keluarga juga belum mengetahui obat-obatan yang diminum selama ini.
Masalah keperawatan : Perubahan sensori-persepsi : halusinasi pendengaran.
K. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik

: Skizofrenia Paranoid

Terapi medik

: CPZ 2x 100mg
THP 2 X 2 mg
Persidal 2x 2 mg

L. ANALISA DATA
NO
1.

DATA FOKUS
S:

Keluarga menyatakan
sewaktu dirumah bicara dan tertawa sendiri dan bila
disuruh mandi atau melakukan kegiatan klien marahmarah dan melempari barang yang didekatnya dan klien
juga mendengar suara bisikan yang kadang muncul saat
pasien melamun.

MASALAH
Resiko mencederai diri,
orang
lain
dan
lingkungan

O:

Klien
tampak
bingung, gelisah, tegang dan seperti dikendalikan oleh
suara-suara yang didengarnya.

Klien terlihat mondarmandir dengan pandangan mata kosong.

2.
S:

Perubahan
-sensori :

persepsi
halusinasi

Klien
merasa
mendengar suara-suara yang mengejek dan menyuruh
nyuruh sehingga membuat pasien menjadi jengkel dan
marah-marah.

Suara-suara itu muncul


ketika klien sedang menyendiri, melamun dan frekuensi
munculnya suara-suara tersebut tidak tentu.
O:

Klien tampak bingung,


gelisah, tegang dan seperti dikendalikan oleh suara-suara
yang didengarnya

Pasien
mengatakan
semuanya dengan yakin.

3.

dengar

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah.

S:

Klien merasa
dengan teman temanya karena klien merasa sakit
maka klien cenderung minder untuk bergaul dan
banyak mengurung diumah dan menjauh
lingkungannya dan Klien juga merasa rendah diri.

malu
jiwa,
lebih
dari

O:

Kontak mata kurang, terlihat pandangan kosong dan


bingung.

M. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1.

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2.

Perubahan sensori-persepsi : halusinasi dengar

3.

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

N. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perubahan Sensori-Persepsi :
Halusinasi Dengar

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

O. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran
2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA Tn. K DENGAN PERUBAHAN
PERSEPSI-SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RSJ. AMINO GONDOHUTOMO
NAMA KLIEN : Tn. K
TGL

16
agustus
2011,
09:00
WIB

DIAGNOSA
KEPERAWAT
AN
Perubahan
sensori persepsi
: halusinasi
b.d menarik
diri

TUJUAN
TUM :
Klien dapat
berinteraksi
dengan orang
lain sehingga
tidak terjadi
halusinasi
TUK :
1. klien dapat
membina
hubungan
saling
percaya

RUANG : VII

RM NO : 043173

RENCANA TINDAKAN
KRITERIA
TINDAKAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
1.1 Ekspresi wajah
1.1.1 Bina
bersahabat,
hubungan saling
menunjukkan rasa
percaya dengan
senang, ada kontak
menggunakan
mata, mau berjabat
prinsip
tangan, mau
komunikasi
menyebutkan
terapetutik
nama, mau
a.
sapa
menjawab salam,
klien dengan
mau duduk
ramah baik
berdampingan
verbal maupun
dengan perawat,
non verbal
mau mengutarakan
b.
perke
masalah yang
nalkan diri
dihadapi
dengan sopan
c.
tanyak
an nama lengkap
klien dan nama
panggilan yang
disukai
d.
jelask
an tujuan
pertemuan
e.
jujur
dan menepati
janji
f.
tunjuk
kan sikap empati
dan menerima

RASIONAL

Hubunagn saling
percaya
merupakan
landasan utama
untuk hubungan
selanjutnya

g.

2. Klien dapat
menyebutk
an
penyebab
menarik
diri

2.1

Klien
dapat 2.1.1
menyebutkan
penyebab menarik
diri yang berasal
dari :
Diri sendiri
Orang lain
2.1.2
lingkungan

2.1.3

2.1.4

3. klien dapat
menyebutk
an
keuntungan
berhubung
an dengan
orang lain
dan
kerugian

3.1 klien dapat


menyebutkan
keuntungan
berhubungan
dngan orang lain.
Misalnya :
banyak teman
tidak sendiri
bisa diskusi, dll

3.1.1

3.1.2

klien apa adanya


berika
n perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien
Kaji
pengetahuan
klien tentang
perilaku
menarik diri
dan tandatandanya
Beri kesempatan
kepada klien
untuk
mengungkapka
n perasaan
penyebab
menarik diri
atau mau
bergaul
Diskusikan
bersama klien
tentang
perilaku
menarik diri,
tanda-tanda
serta penyebab
yang muncul
Berikan pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapka
n perasaannya
kaji
pengetahuan
klien tentang
manfaat dan
keuntungan
beri
kesempatan
kepada klien
untuk

Memberi
kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasannnya
dapat membantu
mengurangi
stress dan
penyebab
perasaan
menarik diri

Untuk
mengetahui
keuntungan dari
bergaul dengan
orang lain

tidak
berhubung
an dengan
orang lain

3.1.3
3.2 klien dapat
menyebutkan
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang lain.
Misalnya :
sendiri
tidak punya
teman
sepi, dll

3.1.4

3.2.1

3.2.2

3.2.3

mengungkapk
an perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan
dengan prang
lain
diskusikan
bersama klien
tentang
manfaat
berhubungan
dengan orang
lain
beri
reinforcement
positif
terhadap
kemampuan
mengungkapk
an perasaan
tentang
keuntungan
berhubungan
dengan orang
lain
kaji
pengetahuan
klien tentang
kerugian bila
tidak
berhubungan
dengan orang
lain
beri
kesempatan
kepada klien
untuk
mengungkapk
an perasaan
dengan orang
lain
diskusikan
bersama klien
tentang
kerugian tidak

Untuk
mengetahui
akibat yang
dirasakan
setelah menarik
diri

3.2.4

4. klien dapat
melaksana
kan
hubungan
sosial

4.1 klien dapat


mendemonstrasika
n hubungan sosial
secara bertahap
antara lain :
KP
K P P lain
K P P lain
K lain
K
Kel/Klp/Masy

4.1.1

4.1.2

4.1.3

4.1.4

berhubungan
dengan orang
lain
beri
reinforcement
positif
terhadap
kemampuan
mengungkapk
an perasaan
tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang
lain
kaji
kemampuan
klien membina
hubungan
dengan orang
lain
dorong dan
bantu kien
untuk
berhubungan
denga orang
lain melalui
tahap :
KP
KPP
lain
KPP
lain K
lain
K
Kel/Klp/M
asy
Beri
reinforcement
positif
terhadap
keberhasilan
yang telah
dicapai
Bantu klien
untuk
mengevaluasi

Mengekplorasi
perasaan klien
terhadap
perilaku menarik
diri yang biasa
dilakukan
Untuk
mengetahui
bagaimana
perilaku menarik
diri dilakukan
dan dengan
bantuan perawat
bisa
membedakan
perilaku
konstruktrif dan
destruktif

4.1.5

4.1.6

4.1.7

5. Klien dapat
mengungka
pkan
perasaanny
a setelah
berhubung
an dengan
orang lain

5.1 klien dapat


mengungkapkan
perasaannya
setelah
berhubungan
dengan orang lain
untuk :
Diri sendiri
Orang lain

5.1.1

5.1.2

5.1.3

manfaat
berhubungan
Diskusikan
jadwal harian
yang
dilakukan
bersama klien
dalam mengisi
waktu
Motivasi klien
untuk
mengikuti
kegiatan
ruangan
Beri
reinforcement
positif atas
kegiatan klien
dalam
kegiatan
ruangan
dorong klien
untuk
mengungkapk
an
perasaannya
bila
berhubungan
dengan orang
lain
diskusikan
dengan klien
tentang
perasaan
manfaat
berhubungan
dengan orang
lain
beri
reinforcement
positif atas
kemampuan
klien
mengungkapk
an perasaan
manfaat
berhubungan

Dapat
membantu klien
dalam
menemukan cara
yang dapat
menyelesaikan
masalah

6. klien dapat
memberda
yakan
sistem
pendukung
atau
keluarga

6.1 keluarga dapat :


menjelaskan
perasannnya
menjelaskan
cara merawat
klien menarik
diri
mendemonstrasi
kan cara
perawatan klien
menarik diri
berpartisipasi
dalam perawatan
klien menarik
diri

6.1.1

dengan orang
lain
bina hubungan
saling percaya
dengan
keluarga

salam, perkenalan
diri

jelaskan tujuan

buat kontrak

eksplorasi perasaan
klien
6.1.2 diskusikan
dengan
anggota
keluarga
tentang

perilaku menarik diri

penyebab perilaku
menarik diri

akibat yang terjadi


jika perilaku
menarik diri
tidak ditanggapi

cara keluarga
menghadapi
menghadapi
klien menarik
diri
6.1.3 dorong
anggota
keluarga untuk
memberikan
dukungan
kepada klien
untuk
berkomunikasi
dengan orang
lain

Memberikan
penanganan
bantuan terapi
melalui
pengumpulan
data yang
lengkap dan
akurat kondisi
fisik dan non
fisik pasien serta
keadaan dan
sikap
keluargannya

6.1.4

6.1.5

16
agustus
2011,
09:00
WIB

Isolasi sosial:
menarik diri
berhubungan
dengan harga
diri

TUM :
Klien dapat
berhubungan
dengan orang
lain secara
optimal

TUK :
1. Klien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya

1.1 Ekspresi wajah


bersahabat,
menunjukkan rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan
nama, mau
menjawab salam,
mau duduk
berdampingan
dengan perawat,
mau mengutarakan
masalah yang
dihadapi

1.1.1.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

anjurkan
anggota
keluarga
secara rutin
dan bergantian
menjenguk
klien minimal
satu kali
seminggu
beri
reinforcement
positif atas
hal-hal yang
telah dicapai
oleh keluarga

Bina
hubungan
saling percaya
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi
terapetutik
sapa
klien dengan
ramah baik verbal
maupun non
verbal
Perke
nalkan diri
dengan sopan
Tanya
kan nama lengkap
klien dan nama
panggilan yang
disukai klien
Jelask
an tujuan
pertemuan
Jujur
dan menepati
janji
Tunju
kan sikap empati
dan menerima
klien apa adanya

Hubungan saling
percaya
merupakan dasar
untuk
kelancaran
hubungan
interaksi
selanjutnya

g.

TUK:
2. Klien dapat
mengidentifi
kasi
kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki

TUK:
3. Klien dapat
menilai
kemampua
n yang
digunakan

Beri
perhatian kepada
klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien.
2.1 Klien
2.1.1 Diskusikan
mengidentifikasi
kemampuan
kemampuan dan
dan aspek
aspek positif yang
positif yang
dimiliki:
dimiliki klien
Kemampuan
2.1.2 Setiap bertemu
klien hindarkan
yang dimiliki
dari memberi
klien
penilaian
Aspek positif
negatif
keluarga
2.1.3 Utamakan
Aspek positif
memberikan
yang
pujian yang
lingkungan
realistik
yang dimiliki
klien.

3.1. Klien menilai


kemampuan yang
dapat digunakan.

3.1.5

3.1.6

Diskusikan
dengan klien
kemampuan
yang masih
dapat
digunakan
selama sakit
Diskusikan
kemampuan
yang dapat
dilanjutkan
penggunaanny
a.

Diskusikan
tingkat
kemampuan
klien seperti
menilai realitas,
kontrol diri atau
integritas ego
diperlakukan
sebagai dasar
asuhan
keperawatannya.
Reinforcement
positif akan
meningkatkan
harga diri klien
Pujian yang
realistik tidak
menyebabkan
klien melakukan
kegiatan hanya
karena ingin
mendapatkan
pujian
Keterbukaan dan
pengertian
tentang
kemampuan
yang dimiliki
adalah prasyarat
untuk berubah.
Pengertian
tentang
kemampuan
yang dimiliki
diri memotivasi
untuk tetap
mempertahanka
n

TUK:
4. Klien
dapat
(menetapk
an)
merencana
kan
kegiatan
sesuai
dengan
kemampua
n yang
dimiliki

4.1. Klien membuat


rencana kegiatan
harian

TUK:
5. Klien
dapat
melakukan
kegiatan
sesuai
kondisi
sakit dan
kemampua
nnya.

5.1 Klien melakukan


kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuan.

4.1.8 Rencanakan
bersama klien
aktivitas yang
dapat dilakukan
setiap hari
sesuai
kemampuan

Kegiatan mandiri

Kegiatan dengan
bantuan
sebagian

Kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total
4.1.9 Tingkatkan
kegiatan
sesuai dengan
toleransi
kondisi klien
4.1.10 Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
5.1.4 Beri
kesempatan
pada klien
untuk
mencoba
kegiatan yang
telah
direncanakan
5.1.5 Beri pujian
atas
keberhasilan
klien
5.1.6 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah

penggunaannya.
Membentuk
individu yang
bertanggung
jawab terhadap
dirinya sendiri
Klien perlu
bertindak secara
realistis dalam
kehidupannya.
Contoh peran
yang dilihat
klien akan
memotivasi
klien untuk
melaksanakan
kegiatan

Memberikan
kesempatan
kepada klien
mandiri dapat
meningkatkan
motivasi dan
harga diri klien
Reinforcement
positif dapat
meningkatkan
harga diri klien
Memberikan
kesempatan
kepada klien ntk
tetap melakukan
kegiatan yang

TUK:
6. Klien dapat
memanfaatkan
sistem
pendukung
yang ada

16
agustus
2011
09.00
WIB

Risiko
mencederai diri
sendiri dan
orang lain
berhubungan
dengan
halusinasi
dengar

TUM:
Klien dapat
melanjutkan
hubungan peran
sesuai dengan
tanggung jawab
TUK:
1. Klien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya.

6.1 Klien
memanfaatkan
sistem pendukung
yang ada di
keluarga

1.1 Klien mau


membalas salam.
1.2 Klien mau
menjabat tangan.
1.3 Klien mau
menyebutkan
nama.
1.4 Klien mau
tersenyum.
1.5 Klien mau kontak
mata.
1.6 Klien mau
mengetahui nama
perawat.
1.7 Klien mau
menyediakan
waktu kontrak.
Klien dapat
mengungkapakan
perasaannya.
Klien dapat
mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel/kesal (dari
diri sendiri, dari

6.1.1. Beri
pendidikan
kesehatan
pada keluarga
tentang cara
merawat klien
dengan harga
diri rendah.
6.1.2. Bantu keluarga
memberikan
dukungan
selama klien
dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga
menyiapkan
lingkungan di
rumah

Beri salam/panggil
nama klien.
Sebutkan nama
perawat sambil jabat
tangan.
Jelasakan maksud
hubungan interaksi.
Jelaskan tentang
kontrak yang akan
dibuat.
Beri rasa aman dan
sikap empati.
Lakukan kontak
singkat tapi sering.

bisa dilakukan
Mendorong
keluarga untuk
mampu merawat
klien mandiri di
rumah
Support sistem
keluarga akan
sangat
berpengaruh
dalam
mempercepat
proses
penyembuhan
klien.
Meningkatkan
peran serta
keluarga dalam
merawat klien di
rumah.
Hubungan
saling
percaya
merupakan
landasan
utama untuk
hubungan
selanjutnya.
Beri
kesempatan
untuk
mengungkapk
an
perasaannya
dapat
membantu
mengurangi
stres dan
penyebab
perasaaan
jengkel/kesal
dapat
diketahui.
Untuk
mengetahui

lingkungan/orang
lain).
2. Klien
dapat
menginden
tifikasi
penyebab
perilaku
kekerasan.

3. Klien
dapat
mengident
ifikasi
tandatandatanda
perilaku
kekerasan.

3.1 Klien dapat


mengungkapkan
perasaan saat
marah/ jengkel.
3.2 Klien dapat
menyimpulkan
tanda-tanda
jengkel/kesal yang
dialami.

4. Klien
dapat
mengident
ifikasi
perilaku
kekerasan
yang biasa
dilakukan.

4.1 Klien dapt


mengungkapkan
perilaku kekerasan
yang biasa
dilakukan.
4.2 Klien dapat
bermain peran
dengan perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan.
4.3 Klien dapat
mengetahui cara
yang biasa dapat
menyesuaikan
masalah atau tidak.

5. Klien

5.1 Klien dapat

2.1.1 Beri kesempatan


untuk
mengungkapkan
perasaannya.
2.1.2 Bantu klien
untuk
mengungkapakan
penyebab
jengkel/kesal.

3.1.1 Anjurkan klien


mengungkapkan
yang dialami saat
marah/jengkel.
3.1.2 Obeservasi
tanda perilaku
kekerasan pada
klien.
3.1.3 Simpulkan
bersama klien tandatanda jengkel/kesal
yang dialami klien.
4.1.1
Anjurkan
klien untuk
mengungkapkan
perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
klien.
4.1.2
Bantu klien
bermain peran sesuai
dengan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan.
4.1.3
Bicarakan
dengan klien apakah
dengan cara yang
klien lakukan
masalahnya selesai?

hal yang
dialami dan
dirasakan saat
jengkel.
Untuk
mengetahui
tanda-tanda
saat marah/
kesal.
Mengeksplor
asi perasaan
klien
terhadap
perilaku
kekerasan
yang biasa
dilakukan.
Untuk
mengetahui
perilaku
kekerasan
yang biasa
dilakukan dan
dengan
bantuan
perawat bisa
membedakan
perilaku
konstruktif
dan
destruktif.
Dapat
membantu
klien dapat
menemukan
cara yang
dapat
menyelesaika
n masalah.
Membantu
klien untuk
menilai
perilaku
kekerasan
yang
dilakukannya.
Dengan

dapat
mengident
ifikasi
akibat
perilaku
kekerasan.

6. Klien
dapat
mengident
ifikasi cara
konstruktif
dalam
berespon
terhadap
kemarahan
.

menjelaskan akibat
dari cara yang
digunakan klien.

6.1 Klien dapat


melakukan cara
berespon terhadap
kemarahan secara
konstruktif.

5.1.1
Bicarakan
akibat/kerugian dari
cara yang dilakukan
klien.
5.1.2
Bersama
klien menyimpulkan
akibat cara yang
digunakan oleh
klien.
5.1.3
Tanyakan
pada kllien apakah
ia ingin mempelajari
cara baru yang
sehat?
6.1.1 Tanyakan pada
klien apakah ia
ingin mempelajari
cara baru yang
sehat?
6.1.2 Berikan pujian
jika klien
mengetahui cara lain
yang sehat.
6.1.3 Diskusikan
dengan klien cara
lain yang sehat.
a.Secara fisik : tarik
nafas dalam jika
sedang
kesal/memukul
bantal/kasur atau
olahraga atau
pekerjaan yang
memerlukan tenaga.
b.
Secara verbal
: katakan bahwa
anda sedang
kesal/tersinggung/
jengkel (saya kesal
Anda berkata seperti
itu; saya marah
karena mama tidak
memenuhi keinginan
saya).
c.Secara sosial :

mengetahui
akibat
perilaku
kekerasan
diharapkan
klien dapat
merubah
perilaku
destruktif
yang
dilakukannya
menjadi
perilaku yang
konstruktif.
Agar klien
dapat
mempelajari
cara yang lain
yang
konstruktif.

Dengan
mengidentifik
asi cara yang
konstruktif
dalam
berespons
terdahap
kemarahan
dapat
membantu
klien
menemukan
cara yang
baik untuk
mengurangi
kejengkelann
ya sehingga
klien tidak
stres lagi.

Reinforcement
positif dapat
memotivasi
klien dan
meningkatkan
harga dirinya.

7. Klien
dapat
mendemon
strasik-an
cara
mengontro
l perilaku
kekerasan.

7.1 Klien dapat


mendemonstrasikan
cara mengontrol
perilaku kekerasan.
Fisik: tarik nafas
dalam, olahraga,
menyiram
tanaman.
Verbal:
mengatakannya
secara langsung
dengan tidak
menyakiti.
Spiritual:
sembahyang,
berdoa, atau
ibadah klien.

8. Klien
mendapat
dukungan
keluarga
dalam
mengontro

8.1 Keluarga klien


dapat:
Menyebutkan cara
merawat klien
yang berperilaku
kekerasan.

lakukan dalam
kelompok cara-cara
marah yang sehat;
latihan asertif.
Latihan manajemen
perilaku kekerasan.
d.
Secara
spiritual : anjurkan
klien sembahyang,
berdoa/ibadah lain;
meminta pada Tuhan
untuk diberi
kesabaran, mengadu
pada Tuhan
kekerasan/kejengkelan.
7.1.1 Bantu klien
memilih cara yang
paling tepat untuk
klien.
7.1.2 Bantu klien
mengidentifikasi
manfaat cara yang
telah dipilih.
7.1.3 Bantuk klien
untuk mensimulalsi
cara tersebut (role
play).
7.1.4 Beri
reinforcement positif
atas keberhasilan
klien mensimulasi
cara tersebut.
7.1.5 Anjurkan
klien untuk
menggunakan cara
yang telah dipelajari
saat jengkel atau
marah.

8.1.1 Identifikasi
kemampuan
keluarga merawat
dari sikap apa yang
telah dilakukan

Berdiskusi
dengan klien
untuk
memilih cara
yang lain
sesuai dengan
kemampuan
klien
Memberikan
simulasi
kepada klien
untuk menilai
respon
perilaku
kekerasan
secara tepat.
Membantu
klien dalam
membuat
keputusan
untuk
terhadap cara
yang telah
dipilihnya
dengan
melihat
manfaatnya.
Agar klien
mengetahui
cara marah
yang
konstruktif.
Pujian dapat
meningkatkan
motivasi dan
harga diri
klien.
Agar klien
dapat
melaksanakan
cara yang
telah
dipilihnya
jika ia sedang
kesal atau
jengkel.

l perilaku
kekerasan.

9. Klien
dapat
mengguna
kan obat
dengan
benar
(sesuai
program
pengobata
n).

Mengungkapkan
rasa puas dalam
merawat klien.

9.1 Klien dapat


menyebutkan obatobat yang diminum
dan kegunaannya
(jenis, waktu, dosis
dan efek).

9.2 Klien dapat minum


obat sesuai
program
pengobatan.

keluarga terhadap
klien selama ini.
8.1.2 Jelaskan peran
serta keluarga dalam
merawat klien.
8.1.3 Bantu
keluarga
mendemonstrasikan
cara merawat klien.
8.1.4 Bantu
keluarga
mengungkapkan
perasaannya setelah
melakukan
demonstrasi.
9.1.1
Jelaskan
jenis-jenis obat yang
diminum klien pada
klien dan keluarga.
9.1.2
Diskusikan
manfaat minum obat
dan kerugian
berhenti minum obat
tanpa seizin dokter.
9.2.1 Jelaskan
prinsip benar minum
obat (baca nama
yang tertera pada
botol obat, dosis
obat, waktu dan cara
minum).
9.2.2 Anjutkan klien
minta obat dan
minum tepat waktu.
9.2.3 Anjurkan
klien melaporkan
pada perawat/dokter
jika merasakan efek
yang tidak
menyenangkan.

9.2.4 Beri pujian


jika klien minum
obat dengan benar.

Kemampuan
keluarga
dalam
mengidentifik
asi akan
memungkink
an keluarga
untuk
melakukan
penilaian
terhadap
perilaku
kekerasan.
Meningkatka
n
pengetahuan
keluarga
tentang cara
merawat
klien
sehingga
keluarga
terlibat dalam
perawatan
klien.
Agar keluarga
dapat
merawat
klien dengan
perilaku
kekerasan
klien.
Klien dan
keluarga
dapat
mengetahui
mana-mana
obat yang
diminum oleh
klien.
Klien dan
keluarga
dapat
mengetahui
kegunaan
obat yang
dikonsumsi

oleh klien.
Klien dan
keluarga
mengetahui
prinsip benar
agar tidak
terjadi
kesalahan
dalam
mengkonsum
si obat.
Klien dapat
memiliki
kesadaran
pentingnya
minum obat
dengan
kesadaran
sendiri.
Mengetahui
efek samping
sedini
mungkin
sehingga
tindakan
dapat
dilakukan
segera
mungkin
untuk
menghindari
komplikasi.
Reinforcemen
t positif dapat
memotivasi
keluarga dank
lien serta
dapat
meningkatkan
harga diri.

Anda mungkin juga menyukai