Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Ruangan


3.1 Kajian Situasi RS
3.1.1

Visi Rumah Sakit


Memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan memuaskan

sesuai dengan perkembangan IPTEK.


3.1.2

Misi Rumah Sakit


1. Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui penerapan asuhan
keperawatan yang professional
2. Menyediakan Sumber Daya Manusia Manusia (SDM) professional dan
berkualitas.
3. Menyediakan

sarana

dan

prasarana

dalam

penerapan Asuhan

Keperawatan.
3.1.3

Motto Rumah Sakit


Ketika Aku Sakit Kamu Melawat Aku ( Matius 25 : 36 )

3.1.4

Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit


Adapun tujuan rumah sakit santa Elisabeth medan :
a. Mewujudkan secara nyata charisma kongregasi fransiskanes santa
Elisabeth

medan

dalam

bentuk

pelayanan

kesehatan

kepada

masyarakat umum tanpa membedakan suku, bangsa, agama, ras, dan


golongan.
b. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh (holistic) bagi
orang-orang

sakit

dan

menderita

serta

yang

membutuhkan

pertolongan.
Adapun fungsi rumah sakit santa Elisabeth medan :
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan kuratif, preventif, promotif,
dan rehabilitative.

45

46

b. Menyediakan tempat untuk praktek pendidikan STIKes Santa


Elisabeth Medan
3.2 Kajian Situasi Di Ruang
3.2.1

Karakteristik Unit

1. Visi
Memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan memuaskan
sesuai dengan Perkembangan IPTEK
2. Misi
1) Meningkatkan pelayanann keperawatan

melalui penerapan asuhan

keperawatan yang profesional


2) Menyediakan sumber daya manusia (SDM) professional dan berkualitas
3) Menyediakan

sarana

dan

prassarana

dalam

penerapan

asuhan

keperawatan
3. Sifat kekaryaan ruangan
a. Fokus telaah
Ruang lingkup atau fokus telaah pada ruangan santa Laura adalah
ruangan internis baik anak maupun dewasayang terdiri dari kelas 1, VIP,
dan Super VIP yang berfokus pada keperawatan medical bedah.
b. Lingkup garapan
Lingkup garapan ruang santa laura adalah setiap pasien yang di
rawat inap dan dalam keperawatan medical bedah.
c. Basis intervensi
Basis intervensi yang digunakan pada pasien ruangan Santa Laura
adalah berfokus pada perawatan pasien yang berumur minimal 2 tahun
untuk mengatasi penyakit yang di diagnose pada pasien
4. Model pelaksanaan askep
Pelaksanan askep di ruangan Laura menggunakan metode tim dimana
tujuan untuk mempermudah asuhan keperawatan kepada pasien, tanggung jawab

47

kepala ruangan adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan


dan pengawasan dengan tanggung jawab ketua tim yaitu membuat perencanaan,
membuat penugasan, supervise dan evaluasi. Tanggung jawab anggota team yaitu
memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya, kerja
sama dengan anggota team dan antar team serta memberikan laporan.
5. Letak ruang
Ruang Laura terletak di lantai IV di gedung O, dari tangga masuk, di
sebelah kiri tim I dan Kanan tim II dengan masing-masing tiap ujung ada tangga
darurat. Di seberang gedung bagian barat berbatasan dengan instalasi gizi, guest
house dan di bagian timur gedung lama dan gedung personalia. Berbatasan
dengan Lantai III raungan Pauline dan lantai V berbatasan dengan Ruangan
Exercise.
6. Kapasitas unit Ruangan
Adapun kapasitas Ruangan Laura Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
sebanyak 20 kamar dengan Super VIP sebanyak 3 kamar, VIP sebanyak 13 kamar,
Kelas I sebanyak 4 kamar.
3.2.2

Analisis terhadap klien

1. Karakteristik (data demografi, umur, jenis kelamin)


Karakteristik pasien di ruangan Laura adalah pasien dengan usia minimal
berusia 1 tahun yang dirawat dengan kasus bedah dan penyakit dalam. Adapun 10
penyakit terbesar selama 1 tahun ini adalah DM (Diabetes Melitus), MCI,
Hipertensi, stroke, TB Paru, Gastro Enteritis, DHF, Typus, CA Paru, GGK dengan
standar asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan NANDA, NOC, NIC. Dari
hasil wawancara lama hari rawat pasien 5-9 hari dengan rata-rata pasien
perharinya 14 orang.
2. Tingkat ketergantungan (Total pasien)
Tingkat ketergantungan pasien rata-rata di ruangan Laura mulai tanggal 22
Juni- 28 Juni 2015 adalah 5 orang membutuhkan bantuan perawat secara total

48

dibantu dengan kebersihan diri, makan dan minum serta ambulasi di bantu,
observasi vital sign tiap 2 jam sekali, menjalani pengobatan lebih dari sekali,
pakai foley kateter, pasang infus, intake-output dicatat dan pengobatan perlu
prosedur. 3 orang yang membutuhkan bantuan parsial atau bantuan sedang, dan 2
orang yang membutuhkan bantuan minimal yang artinya mampu beraktivitas
secara mandiri.
3.2.3
1.

Analisis unit layanan keperawatan


Flow of care
Ruangan Laura memiliki SPO, yaitu mencakup mengukur TTV, mengukur

TB dan BB, mencuci tangan, memotong kuku, memandikan pasien, mengganti


alat tenun, memasang pipa lambung, memberi makan melalui pipa lambung,
emnolong pasien BAB/BAK, memasang kateter, melepas kateter, merekam EKG,
memebri obat (6 benar), memberi injeksi (IV,IM, SC, IC), memasang infus,
memberikan transfuse darah, irigasi mata dan telinga, pemberi O2, merawat
colostomy, mengkumbah lambung, memberi kompres hangat/dingin, memberi
obat obat melalui oral, sublingual, anal, merawat luka, dll
2. Manajemen unit
Manajemen ruangan yang di buat adalah berdasarkan alur yang telah di
buat yaitu alur supervise, Tata Usaha, alur Sentralisasi obat, alur Kepala Ruangan,
Alur Ketua TIM, alur Discharge planning, alur Timbang terima, alur Ronde
Keperawatan, alur penerimaan pasien baru.
3.2.4

Sumber Daya/ kekuatan kerja

1. Manusia
Ruangan Laura dipimpin oleh seorang kepala ruangan, proses Asuhan
keperawatan berjalan dengan sistem TIM tetapi pada shift malam belum berjalan
secara TIM disebabkan tenaga kualifikasi belum merata.
Perawat Ruangan Laura terdiri dari :

49

1. Kepala Ruangan

: 1orang

2. Clinical Instruktur

: 1 orang

3. Perawat Senior

: 6 orang

4. Perawat medior

: 4 orang

5. Perawat junior

: 3 orang

6. Administrasi

: 1 orang

7. Clinical service

: 4 orang

2. Non manusia
a. Fasilitas ruangan Laura
1) Fasilitas dan bahan kesehatan yang ada di ruangan Laura Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama Barang
Tensi meter
Stetoskop
Srynge pump
Infus pump
Suction
Ambu bag
Standar infus beroda
EKG
Kursi roda biasa
Kursi roda berstandar infus
Oksigen Kecil
Timbangan bayi
Timbangan biasa

Jumlah
5 unit
5 unit
5 unit
2 unit
2 unit
2 unit
6 buah
1 unit
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Ideal

Usulan
-

Ideal
1:1
1:1
1:1
1:1

Usulan
-

Inventaris nurse station Ruangan Laura


No.
1.
2.
3.
4.

Nama Barang
Meja
Kursi beroda
Kulkas
AC + Remote

Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

50

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Jam dinding
Salib
Komputer
Tempat sampah
Lemari
Telepon
Kipas angin

4 buah
4 buah
2 buah
3 buah
1 buah
5 buah
3 buah

1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1

Inventaris Barang Alkes Ruangan Laura R.S Santa Elisabeth Medan


NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

NAMA ALKES
Alkohol
Aminophilin
Antrain Inj
Aquades 25 ml
Aquades non twist wida
Antropin sulfat (sa)
Bagtrigras
Betadine zalf
Bran spritus
Condom cath
Cystofix
Cotton buds
Dextrose 10%
Dextrose 40%
Discofix B braun (triway)
Dopac inj 200 mg
ECG paper (Recoding paper)
ETT 7,5
Extention tube 1,5
Fentanyl
First AID
F.cath No.8
F.cath No.10
F.cath No.14
F.cath No.16
F.cath No.18
F.cath No.18 silicon
F.cath No.20
Formalin tag
Gliserin

JUMLAH STOK
3000
2
5
50
3000
10
1000
1000
1000
5
1
3
1
1
1
1
1
1
5
1
1000
1
1
2
5
5
1
1
5
1000

SATUAN
Ml
Amp
Amp
Fls
Ml
Amp
Cm
Ml
Ml
Pcs
Set
Bks
Fls
Fls
Set
Flc
Rol
Pcs
Pcs
Amp
Ml
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Tab
Ml

51

31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.

Guedel no.2 UNO


Guedel no.3 UNO
Handyplast
Hipapix
Infus D-5
Infus Ring AS
Infus NS
Infus RL
Insodine solution
KAEN-3B
Kalium klorida (kcl)
Kalmetason 5 mg
Kapas
Kassa hidrofil (gaas)
Kassa verband
KY jelly
Lasix inj
Leukocrepe 4 cm
Leokoplast plester merah
Leokopor (plester putih)
Masker (face mask)
Meylon 8,4% inj
NaCl TTP Plast
NaCl piggy bag
Narfos inj 8 mg
Nasal canul 02
Nebulizer dewasa
Nebulizer anak
Nald no.19
Nald no.23
Nald no.16
Oksigen
Parafin liquid
Pastik
Pehacain inj
Pethidin
Primperan inj
Rantin inj
Rebreating mask 02
Sarung tangan 7,5
Sarung tangan No. 7 surgipro

2
2
30
15000
30
100
20
20
1000
10
2
4
1000
1463000
10
164
5
3
6750
5000
100
3
5000
50
1
4
4
1
30
200
200

Pcs
Pcs
Pcs
Cm
Fls
Fls
Fls
Fls
Ml
Fls
Fls
Amp
Gr
Cm
Rolt
Gr
Amp
Rolt
Cm
Cm
Pcs
Fls
Ml
Fls
Amp
Set
Set
Set
Pcs
Pcs
Pcs

1000
200
2
4
1
1
1
5
5

Ml
Pcs
Amp
Amp
Amp
Amp
Pcs
Set
Set

52

72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100

Sarung tangan vinyl


Softman (hand soap)
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Spuit 10 cc
Spuit 20 cc
Spuit 50 cc
Spuit insulin 100 cc
Spuit sonde 50 cc
Stomach tube 8
Stomach tube 12
Stomach tube 14
Stomach tube 16
Stomach tube 18
Suction cath 14
Suction cath 16
Surflo inj plug
Abocath no.14
Abocath no.16
Abocath no.18
Abocath no.20
Abocath no.22
Abocath no.24
Tegadrem
Termometer
Set darah
Sey paed T
Set biasa
Set TSPA

300
4
200
200
100
20
20
3
3
2
2
2
5
5
5
1
10
3
3
5
20
2
10
4
20
10
2
20
3

Set
Btl
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Pcs
Lbr
Set
Set
Set
Set
Set

.
101

Buret

Pcs

.
102

Tons spatel kayu

20

Pcs

.
103

Torasic inj

Amp

.
104

Tridex

10

Fls

.
105

Urine bag sterill

Pcs

53

106

Vit. K inj

Amp

.
107

Voltaren

Amp

.
b. Fasilitas untuk pasien
Inventarisbarang kamar kelas Super VIP (4-01, 4-03, 4-05)
No

Nama Barang

.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Sofa
Salib
AC
Kalender
Thermometer
TV+ Remote
Kulkas
Dispenser s
Naskas
Telepon
TT paramount
Bantal papan
Bantal guling
Bantal keluarga
Jam dinding
Lampu
Flow meter O2
Lemari kain
Gorden
Keranjang buah
Teko
Gelas
Kursi makan
Tempat sampah
Pispot laki-laki

26.
27.
28.

perempuan
Baskom
Ember
Gayung

Jumlah
6 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 unit
6 buah
3 buah
3 buah
3 buah
18 buah
3 buah
3 buah
6 buah
3 buah
3 buah
3 buah
9 buah
6 buah
& 6 buah
3 buah
6 buah
3 buah

Ideal

Usulan

Baik

Rusak

1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

1:1
1:1
1:1

Baik
Baik
Baik

54

29.
30.
31.
32.
33.
34.

Toilet/ wc
Keset kaki
Bel
Piala ginjal
Meja makan
Extra bad

3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah
3 buah

1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Inventaris barang kamar kelas VIP ruangan Laura


No.

Nama Barang

Jumlah

Ideal

Usula

Baik

Rusa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

TT paramount
Bantalpapan
Bantalguling
Kulkas
Ac+remote
Tv 32 inci +remote
Telephon
Naskas
Mejamakanpasien
Kursimakanpasien
Mejatamu
Kursitamu
Sofa
Salib
Jam dinding
Thermometer
Flow meter
Teko
Termos
Gelasputih+tutup
Lemarikain
Gantungankain
Keranjangbuah
Tempatsampah

1 unit
2 buah
1 buah
1 buah
1/1unit
1/1unit
1 unit
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1/1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
2 buah

1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1

n
-

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

k
-

Inventaris Barang Kelas 1 Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Ruangan Laura
No

Nama Barang

Jumlah

Satuan

Keadaan

55

Baik
rusak/hilang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Tempat tidur paramount


Bantal papan
Bantal guling
Kulkas
AC + remote
Telepone
Naskas
Meja makan pasien
kursi makan pasien
Meja makan tamu
Kursi makan tamu
Sofa
Salib
Jam dinding
Termometer
Flow meter O2
Dispenser & galon
Sofa panjang
Gelas putih dan tutup
Lemari kain kecil
Keranjang buah
Tempat sampah
Kalender
Standar infus bed
Gelas putih dan tutup

1
2
1
1
1/1
1/1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1/1
1
1
1
2
1
1
1/1

3.2.5 Lingkungan kerja


1. Lingkungan fisik
Semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja
dimana dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
a. Peralatan kerja perlengkapan yang tersedia merupakan komponen
yang menunjang aktivitas kerja : nurse station alkes, meja 2, kursi 6.

56

b. Sirkulasi udara, sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan sangat


diperlukan jika dalam ruangan yang penuh dengan pegawai :
terdapat AC 1 disetiap kamar dalam keadaan baik (S.VIP, VIP, Kelas
1), kipas angin di setiap nurse station.
c. Penerangan/pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan yang
cukup akan mendukung kelancaran dalam pekerjaan : sinar cahaya
tiap kamar cukup, warna lampu putih, distribusi cahaya yang merata
4 lampu ada di kamar, 1 kamar mandi, 1 diluar.
d. Kebisingan/suara gaduh, bising yang ada akan mengganggu
konsentrasi : suara bising/gaduh tidak ada, hanya baru-baru ini ada
suara pembangunan.
e. Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan, dan kebersihan tiap ruangan
dan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat melakukan
pekerjaan : penataan setiap kamar rapi dan teratur, warna setiap
kamar warna cream, setiap kamar dibersihkan 2x/hari.
2. Lingkungan non fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan semua keadaan
yang terjadi yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik hubungan
dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan (Sedarmahayati, 2009:26)
a. Hubungan kepala ruangan dengan bawahan terjalin baik
b. Hubungan sesama perawat dengan perawat terjalin baik
c. Hubungan cleaning servis dengan atasan terjalin baik
3.2.6

Kajian Indikator mutu ruangan (BOR, LOS)

1. BOR Pasien
Untuk 1 periode 1 minggu terakhir =
jumlah rata-rata pasien X 100%

57

Jumlah bed
=

13

x 100%

20
= 65 %
2. LOS
Lama pasien di rawat (1-10 hari) =
= Jlh hari perawatan/ lama di rawat (dalam 1 periode)
Jlh pasien keluar(hidup/ mati)
=

7 hari (dalam 1 minggu)


4 orang

= 1,75 hari = 2 hari


Total tenaga perawat hari pertama pengumpulan data :
Pagi
= 3 orang
Sore
= 3 orang
Malam
= 2 orang +
8 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
86 x 8 = 688
297 297
= 2,31
=2
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :
8 orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil kepala ruangan) + 2
orang lepas dinas = 12 orang
Total tenaga perawat hari kedua pengumpulan data :
Pagi
= 3 orang
Sore
= 2 orang
Malam
= 1 orang +
8 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
86 x 6 = 516

58

297

297
= 1,73
=2
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :
6 orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil kepala ruangan) + 2
orang lepas dinas = 10 orang
3.2.7 Pendidikan
No

Kualifikasi

Jumlah

Masa Kerja

.
1.

S1 Keperawatan

3 orang

2 tahun= 2 orang

15 orang

1 tahun = 1 orang
17 Tahun= 1 orang

2.

D3 Keperawatan

9 Tahun= 1 orang
8 Tahun= 1 orang
7 Tahun= 1 orang
5 Tahun= 1 orang
4 Tahun= 3 orang
3 Tahun= 4 orang
2 Tahun= 2 orang
1 Tahun= 1 orang
3.2.8 Pelatihan
Pelatihan yang dilakukan yaitu
1. Kepala Ruangan = ECG, PPGD, ACLS, CHEMOTERAPI, SBAR
2. Pembimbing Klinik = PPGD, ECG, ACLS, SBAR
3. Perawat Pelaksana = ECG, PPGD, SBAR, PERAWATAN LUKA
3.2 Ketenagaan (M1-Man)
Dari hasil wawancara didapatkan data bahwa semua karyawan sudah
mengikuti pelatihan diantaranya ECG, PPGD, SBAR, PERAWATAN LUKA,
ACLS, CHEMOTERAPI. Jumlah perawat yang ada di ruangan Laura sebanyak
18 orang diantaranya S1 Keperawatan sebanyak 3 orang, D3 keperawatan

59

sebanyak 15 orang. Berdasarkan latar belakang pendidikan pendapatan yang


diterima belum memuaskan, yang diperoleh dari hasil angket sebanyak 73,3%
dari 15 orang perawat. Perhitungan BOR yang didapatkan selama 1 periode (52
hari) sebanyak

%. Jumlah tenaga kerja dan pasien belum sebanding tetapi

perawat mengatakan puas dalam pembagian tugas organisasi sesuai struktur.


Berdasarkan hasil angket dan wawancara bahwa 15 orang (100%)
menyatakan bahwa rumah sakit memberikan kebijakan dalam melanjutkan
pendidikan dan penyelenggaraan pelatihan. Tetapi membutuhkan pertanggung
jawaban dan hukum yang jelas terhadap perlindungan pasien. Hasil observasi
menyatakan bahwa kepala ruangan dan ketua tim sudah optimak melaksanakan
tugasnya dalam pembuatan membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan
3.3 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
Berdasarkan hasil angket dan wawancara, sarana dan prasarana yang
tersedia di ruangan Laura sudah memadai baik di ruangan pasien maupun di
Nurse Station. Alat kesehatan sering di kalibrasi ulang 1 x 3 bulan dan
menggunakan Standar Penggunaan Operasional. Alat yang digunakan sudah
sebanding dengan jumlah pasien. Lokasi dan denah ruangan telah tertempel di
dinding di dekat nurse station. Adanya sosialisasi tentang penggunaan alat
kesehatan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional dan ada kesempatan untuk
mengoptimalkan.
3.4 Metode Asuhan Keperawatan (M3 Method)
3.4.1 Penerapan MAKP
a. Hasil wawancara
Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan keperawatan yang
digunakan di ruangan, didapatkan bahwa model yang digunakan di ruangan Laura
adalah bahwa 100% menggunakan metode Tim. Perawat ruangan dibagi menjadi

60

2 tim yang terdiri atas kepala tim, perawat pelaksana, dan setiap perawat
mempunyai tanggung jawab terhadap beberapa pasien sesuai dengan tugas yang
sudah diberikan oleh kepala tim.
b. Hasil angket
Berdasarkan angket pertama sebelum dilakukan sosialisasi didapatkan hasil
sebanyak 15 dari 18 perawat (86,7%) menyatakan bahwa metode tim sudah
dijalankan di ruang Laura, akan tetapi dari hasil wawancara dengan kepala
ruangan mengatakan metode tim sudah baik dijalankan di ruangan Laura dan dari
18 perawat sebanyak

94,4 % yang mengisi angket mengatakan ketua tim

langsung melakukan pembagian tugas kepada masing-masing perawat pelaksana


setiap pergantian shift dan terlaksana komunikasi yang adekuat antara kedua tim.
Berdasarkan hasil angket efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan
yang digunakan rata-rata lama rawat inap pasien dengan menggunakan metode
menyatakan metode tim tidak menyulitkan perawat dalam melaksanakan perannya
tetapi sebanyak 61 % menyatakan model tim ini mendapat banyak kritikan dari
pasien dan teguran dari ketua tim . Hasil angket 16 dari 18 perawat (88,89%)
menyatakan tanggung jawab dan pembagian tugas sudah jelas, perawat juga
menyatakan bahwa mengenal atau mengetahui kondisi pasien sehingga asuhan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
3.4.1

Timbang terima
Timbang terima atau yang sering disebut operan merupakan teknik atau cara

untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan yang berkaitan dengan


keadaan pasien). Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta
perkembangan pasien pada saat itu. Timbang terima dilakukan oleh ketua tim atau
penanggung jawab sift sore atau malam secara tertulis dan lisan.

61

Timbang terima sudah dilakukan sebanyak tiga kali setiap pergantian shift
yang di pimpin oleh ketua tim dan di laksanakan tepat waktu.
Data awal yang didapatkan sebelum melakukan sosialisasi yaitu sebanyak
18 dari 18 perawat (100%) menyatakan timbang terima di ruangan laura
dilakukan sebanyak tiga kali setiap pergantian shift yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab shift dan dilaksanakan tepat waktu, timbang terima
dihadiri oleh semua perawat yang akan melaksanakan dinas dan telah
melaksanakan dinas, proses timbang terima berlangsung perawat berinteraksi
dengan pasien sambil melakukan validasi data. Dari hasil angket menyatakan
bahwa 15 dari 18 perawat (100%) menyatakan bahwa operan dilakukan setiap
shif, dilaksanakan tepat waktu, mencantumkan diagnose sesuai dengan keluhan
pasien. Timbang terima dilakukan dengan menggunakan buku khusus
pendokumentasian laporan timbang terima. Perawat juga menyatakan bahwa
selama proses timbang terima berlangsung, perawat berinteraksi dengan pasien
sambil melakukan validitas data yang dilaporkan oleh penanggung

jawab

timbang terima. Akan tetapi diruangan belum melakukan timbang terima sesuai
dengan alur. Perawat tidak menyebutkan tindakan yang sudah dilakukan dan yang
belum di lakukan, serta belum menampilkan rencana keperawatan selanjutnya.
3.4.2

Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi

masalah keperawatan pasien yang dilakasanakan oleh perawat selain melibatkan


pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat pelaksana
yang perlu melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Hasil yang didapat sebelum dilakukan sosialisasi didapatkan 15 dari 18
perawat (93,3%) menyatakan kondisi ruangan mendukung adanya kegiatan ronde
keperawatan, namun berdasarkan hasil wawancara ronde keperawatan yang telah

62

dilakukan selama ini cenderung menyerupai supervisi yang lebih condong untuk
menilai kemampuan anggota tim dalam melaksanakan perannya. Ronde
kepearawat yang selama ini dilakukan belum melibatkan dokter, ahli gizi, dan
keluarga, keluarga tidak mengerti adanya ronde keperawatan karena perawat
belum mensosialisasikan dan belum adanya informed concent yang menyatakan
bahwa ronde telah dilakukan walaupun keluarga pernah diajak berdiskusi tentang
masalah yang dihadapi oleh pasien.
3.4.3

Pengelolaan Logistik dan Obat


Sentralisasi obat adalah pengelolaaan obat dimana seluruh obat yang akan

diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaannya sepenuhnya oleh perawat.


Tujuannya adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Hasil angket sebelum dilakukaan sosisalisasi dari 100% perawat mengetahui
tentang sentralisasi obat, perawat juga mengatakan di ruangan terdapat sentralisasi
obat, sentralisasi obat sudah dilaksanakan sesuai dengan alur yang ada namun
format resmi untuk informed concent dalam pembelian obat yang dibutuhkan
selama masa perawatan, seluruh perawat pernah diberi wewenang dalam urusan
sentralisasi obat. Ruangan khusus untuk sentralisassi obat tidak ada namun sarana
(lemari) untuk penyimpanan masing-masing obat pasien sudah tersedia dan
digunakan dengan baik. Semua perawat pernah bertanggung jawab dalam
mengurus sentralisasi obat.. kerjasama antar sesama perawat dalam pengelolaan
obat sudah berjalan dengan baik, tetap perawat belum memberitahukan jumlah
kepemilikan obat pada tiap pembagiannya dan tuntutan akan pelayanan
professional.
3.4.4

Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dan angket diperoleh sebanyakk 18 orang

perawat (100%) mengerti pemberian discharge planning, dan di berikan pada saat

63

pasien pulang sebanyak 77,78 % menurut pendapat perawat dan 66,77% tidak
tersedia leaflet untuk pasien saat melakukan discharge planning. Kemauan
perawat dalam memberikan discharge planning dan adanya kerja sama mahasiswa
dengan perawat dalam memberikan discharge planning. Tetapi saat ini untuk
pemberian discharge planning karena masyarakat makin tinggi kesadaran akan
pentingnya kesehatan sehingga menuntut untuk mendapatkan pelayanan
professional.
3.4.5 Supervisi
Supervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatak
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melakssanakan tugas
kegiatan secara efisien.
Hasil angket sebelum dilakukan sosialisasi dari 100% perawat menyatakan
perawat mengerti tentang supervisi, supervisi telah dilakukan diruangan, supervisi
tidak terjadwal pelaksanaannya. Supervisi di ruangan laura dilakukan oleh kepala
ruangan. Hasil angkat didapatkan bahwa 15 dari 18 perawat (66,7%) perawat
menyatakan hasil supervisi disampaikan oleh supervisor kepada perawat dan
terdapat feedback dari supervisor dan 77,78 % menyatakan belum ada format
baku untuk supervisi, belum ada uraian tentang adanya supervise serta pelatihan
tentang supervise. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan format baku
supervise untuk tiap pegawai sudah di sediakan tetapi hal ini bersifat rahasia. Jika
ada penilaian khusus, kepala ruangan akan memberikan pembinaan pada perawat
yang di nilai.
3.4.5

Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan autentik dalam penerapan manajemen askep

profesional.Perawt profesional diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung


jawab dan tanggung gugat terhadap segala tiindakan yang dilaksanakan.

64

Hasil angket dan wawancara bahwa 66,7% dari 15 orang menyatakan model
dokumentasi keperawatan yang digunakan sudah sesuai dengan NANDA, NOC,
NIC. Sebanyak 33,3% menyatakan bahwa belum mengerti pengisian format
dokumentasi yang benar dan tepat dan sudah menyelesaikannya tepat waktu.
Dari hasil angket yang diperoleh, bahwa 5 dari 15 orang perawat
menyatakan bahwa pendokumentasian keperawatan menyita banyak waktu dan
dari hasil wawancara diagnosa keperawatan yang di tegakkan menetap/ tidak
berubah/ tidak ada masalah baru dari awal pasien masuk hingga pasien pulang,
akan tetapi kepala ruangan menyatakan kadang-kadang diagnosa akan berubah
atau bertambah saat diskusi di timbang terima.

Anda mungkin juga menyukai