2.1.1. Defenisi
RDS merupakan suatu bentuk gagal napas akut yang di tandai dengan
hipoksemia, penurunan fungsi paru-paru, dipsnea, edema paru-paru tanpa gagal jantung
(Soemantri, 2008). RDS adalah
progresif kandungan oksigen yang terjadi setelah penyakit atau cedera serius (Brunner
& Suddarth, 2002)
2.1.2. Etiologi
Faktor penting menyebabkan RDS antara lain :
1. Contusio paru : kerusakan jaringan baru yang terjadi pada hemorargi dan edema
setempat. Kontusio paru berhubungan dengan trauma dada ketika terjadi
kompresi pada dinding dada (Trauma tumpul)
2. Aspirasi: Aspirasi cairan lambung kedalam paru-paru, tenggelam dan keracunan
hidrokarbon adalah komplikasi serius yang dapat menyebabkan kematian,
aspirasi terjadi ketika refleks jalan napas protektif hilang seperti yang terjadi
pada pasien yang tidak sadar atau pada keadaan dimana selang nasogastrik tidak
berfungsi yang menyebabkan kandungan lambung mengalir di sekitar selang dan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.1.3. Patofisiologi/Pathway
Pneumothorax
Hipotensi
Menurunnya pengeluaran urine
Asidosis
Hiponatremi
Hipokalemi
Kejang
Intraventricular hemorrhage
pada
kenyataanya
banyak
yang
ARDS
adalah
percaya
bahwa
dan
memberikan
kosentrasi
oksigen
terus-menerus.
2.2.
2.2.1.
Pengkajian
Kedalaman Pernapasan
3. C ( CIRCULATION ) : Kardiovaskuler
Edema
4. D ( DISABILITY)
Riwayat pengobatan
Obat-obatan / Drugs
5. E ( EXPLOSURE )
Kekuatan otot
6. F ( FLUID )
7. G (GOD VITAL)
8. H (HEAD TO TOE)
Sistem Pernapasan
I (Inspeksi ) : bentuk dada simetris atau tidak, retraksi, RR, sesak
napas, menggunakan alat bantu napas atau tidak, ada sumbatan
jalan napas atau tidak
P (Palpasi)
P (Perkusi)
Sistem Kardiovaskuler
I (Inspeksi)
P (Palpasi)
Sistem Gastrointestinal
I (Inspeksi )
mengunyah menelan
P (Palpasi )
P ( Perkusi )
Sistem Muskuloskeletal
Rentang gerak aktif atau terbatas, keseibngan berjalan, kemampuan
menggenggam, otot kaki
Sistem Integumen
Warna kulit, Turgor elastis atau tidak, personal hugiene
Sistem Perkemihan
Frekuensi normal atau tidak, warna urine hematuri atau tidak,
kandung kemih full blas atau tidak, kateter terpasang atau tidak.
pertukaran
gas
berhubungan
dengan
hipoventilasi
alveoli,
NOC
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
ketidakefektifan
bersihan
jalan
napas dapat diatasi
dengan
indikator
status respirasi:
kepatenan
jalan
nafas
(0410).
Dengan
kriteria
hasil:
a. Pasien
mudah
untuk bernapas
(041009)
b. Frekuensi
pernapasan 1220
x/
menit
(041004)
NIC
Management airway:
Pengkajian:
1. Identifikasi apakah klien membutuhkan
insertion airway
2. Auskultasi suara nafas, catat daerah yang
terjadi penurunan atau tidak adanya
ventilasi
Pendidikan Kesehatan:
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas
dalam, batuk efektif
4. Ajarkan pasien dan keluarga pasien
tentang kebutuhan pemakaian inhalasi
Mandiri:
5. Bebaskan jalan nafas
6. Instruksikan pasien untuk batuk efektif
7. Posisikan klien untuk memaksimalkan
ventilasi
8. Lakukan pengeluaran sekresi dengan
batuk dan menggunakan suction
Ketidakefektifan
pola
napas
berhubungan dengan
menurunnya
ekspansi
paru
sekunder terhadap
penumpukkan cairan
dalam rongga pleura
Gangguan
pertukaran gas
NOC :
Respiratory Status :
Gas exchange
Respiratory Status :
ventilation
Vital Sign Status
Kriteria Hasil :
dan
oksigenasi
yang adekuat
Memelihara
kebersihan
paru
paru dan bebas dari
tanda tanda distress
pernafasan
3. Mendemonstrasika
n batuk efektif dan
suara nafas yang
bersih, tidak ada
sianosis
dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu
bernafas
dengan Respiratory Monitoring
mudah, tidak ada Monitor rata rata, kedalaman, irama
pursed lips)
dan usaha respirasi
Tanda tanda vital Catat
pergerakan
dada,amati
dalam
rentang
kesimetrisan,
penggunaan
otot
Mendemonstrasika
tambahan, retraksi otot supraclavicular
n
peningkatan
dan intercostal
ventilasi
Monitor suara nafas, seperti dengkur
4. normal
Monitor pola nafas : bradipena,
takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot diagfragma
(gerakan paradoksis)
Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
Kekurangan
volume
cairan
(00027)
berhubungan
dengan
kegagalan
mekanisme
regulasi
(peningkatan
permeabilitas
kapiler)
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam
diharapkan
cairan dalam batas
normal
dengan
indikator
menunjukkan
keseimbangan
cairan
(0601)
dengan
kriteria
hasil:
Tekanan darah
dalam batas normal
(060101)
Rata-rata tekanan
arteri dalam batas
norma (060102)
Tekanan vena
sentral dalam batas
normal (060103)
Keseimbangan
intake dan output
24 jam (060107)
Berat badan stabil
(060109)
Tidak haus
berlebihan (060115)
Kelebihan volume Setelah
dilakukan
cairan
(00026) tindakan keperawatan 3 x
berhubungan dengan 24 jam diharapkan cairan
gangguan
dalam batas normal
mekanisme regulasi dengan
indikator
menunjukkan
keseimbangan
cairan
(0601) dengan kriteria
hasil:
Tekanan darah dalam
batas normal (060101)
Mandiri
7. Timbang berat badan/ hari
8. Monitor vital sign
9. Pertahankan intake dan output yang
akurat
Kolaboratif
10. Kolaborasi pemberian deuretik
11. Kolaborasi dengan dokter jika
kekurangan volume cairan
Manajemen Perfusi
Pengkajian
1. Pantau KU dan vital sign
2. Auskultasi bunyi nafas
Pendidikan Kesehatan
3. Instruksikan kepada pasien tentang teknik
napas dalam untuk mengurangi rasa sesak
Mandiri
4. Berikan posisi yang nyaman : semifowler
5. Pantau istirahat, aktivitas dan berikan
lingkungan yang nyaman dan tenang
Kolaboratif
6. Berikan oksigen sesuai kebutuhan dan
instruksi dokter
7. Kolaborasi dalam pemberian
terapi
analgesic
Managemen Pengurangan Ansietas:
Pengkajian:
1. Kaji dan dokumentasikan tingkat
kecemasan pasien.
2. Menentukan kemampuan pengambilan
keputusan pada pasien.
Pendidikan Kesehatan:
3. Kembangkan rencana pengajaran dengan
tujuan yang realistis, termasuk kebutuhan
untuk pengulangan, dukungan dan pujian
dari tugas-tugas yang telah dipelajari.
Tindakan Mandiri:
4. Berikan informasi faktual menyangkut
atau
episode
berulang)
menggunakan
teknik
relaksasi
untuk
mengurangi
ansietas
(140207)
3. Pasien
melaporkan tidak
ada
gangguan
persepsi sensori
(140213)
4. Tidak
tampak
manifestasi fisik
akibat
kecemasan
(140215)
5. Tidak
tampak
manifestai
perilaku
akibat
kecemasan
(140216)
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily L & Sowden, Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta ;
EGC
Gersang, Oktava. (2008). Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Gangguan
Pernapasan. Jakarta ; PPSDM RS. PGI Cikini
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. Jakarta ;
EGC
Jumiarni, dkk. (1994). Asuhan Keperawatan Perinatal. Jakarta ; EGC
Jakarta ; Media
Aesculapius
Pearce, Evelyn C. (1999).
Jakarta ;
Gramedia
Soemantri , Irman. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta ; Salemba Medika
Smeltzer & Bare. (2001). Buku ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Volume 1. Jakarta ; EGC
Tamsuri, Anas. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Pernapasan. Jakarta ;
EGC