2)
3)
4)
5)
Pasien perikarditis
6)
7)
8)
1. Sadapan bipolar(I,II,III)
Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode.
Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (atas ke bawah dan kesamping)
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung
melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masingmasing LA(left arm), RA (right arm), LF(left foot), dan RF(right foot). Dari empat
electrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut:
1. Sadapan I. Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial listrik antara RA yang
dibuat bermuatan (-) dan LA yang dibuat bermuatan (+) sehingga arah listrik
jantung bergerak ke sudut 0o(sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian
bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I
2. Sadapan II. Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat
bermuatan (-) dan LF yang dibuat bermuatan (+)sehingga arah listrik bergerak
sebesar +60o(sudutnya ke arah inferior) Dengan demikian, bagian inferior
jantung dapat dilihat dari sadapan II
3. Sadapan III. Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat
bermuatan(-) dan RF yang bermuatan (+) sehingga listrik bergerak sebesar sudut
+120o(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung
dapat dilihat oleh sadapan III.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas.
Gabungan electrode pada ekstremitas lain membentuk electrode indifferent(potensial 0).
Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti
yang digunakan pada sadapan bipolar. Vector dari sadapan unipolar akan menghasilkan
sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertical.
1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang
dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak kearah -30o(sudutnya kearah lateral kiri). Dengan demikian, bagian
lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang
dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak kearah +90o (tepat kearah inferior). Dengan demikian bagian inferior
jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF
3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang
dibuat bermuatan (+) dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah berlawanan dengan arah listrik jantung -150o (arah kanan
ekstrem).
Sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas belum cukup sempurna untuk mengamati
adanya kelainan di seluruh jantung. Sehingga akan dilengkapi dengan unipolar
prekordial.
b)
Unipolar prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensi listrik dengan electrode eksplorasi
diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari
penggabungan ketiga elektrode ekstremitas. Sadapan ini memandang jantung secara
horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah
kanan).
Untuk unipolar prekordial, sudut pandang jantung dapat diperluas ke daerah posterior
dan ventrikel kanan. Untuk posterior dapat ditambahkan V7, V8, dan V9, sedangkan
untuk ventrikel kanan dapat dilengkapi dengan V1R, V2R, V3R, V4R, V5R, V6R, V7R,
V8R, V9R.
Penempatan dilakukan berdasarkan urutan kbel-kabel yang terdapat pada mesin EKG
yang dimulai dari nomor V1-V6. Sekalipun mesin hanya menyediakan 6 elektrode
prekordial, namun untuk penambahan bagian-bagian pada V7-V9 dan V1R-V9R dapat
digunakan elektrode prekordial manapun sesuai keinginan, hanya nomor-nomornya
diubah secara manual pada kertas hasil rekaman dengan menggunakan bolpoin/tinta.
Penentuan letak disesuaikan pada urutan sebagai berikut.
Penempatan elektroda
Daerah kiri
Bagian posterior
Daerah kanan
Sebelum manambah bagian posterior (V7-V9) semua sadapan prekordial dari V1-V6
dilepas terlebih dulu dari dinding dada. Selanjutnya, untuk sadapan V7-V9 dapat
digunakan sadapan prekordial mana pun (elektrode prekordial V1-V3 atau V3-V6
sesuai keinginan).
Letak jantung di lihat dari sadapan
Menurut Sundana, 2008
Daerah jantung
Sadapan
Inferior
Anterior
V3, V4
Septal
V1, V2
Lateral
Posterior
V1-V4 resiprokal
Ventrikel kanan
V3R-V6R
Kertas EKG
1 kotak sedang
: 300x/menit
2 kotak sedang
: 150x/menit
3 kotak sedang
: 100x/menit
4 kotak sedang
: 75x/menit
5 kotak sedang
: 60x/menit
6 kotak sedang
: 50x/menit
1. hitung jumlah R-R dalam 6 kotak besar = 6 detik. Jumlah Rx10 = heart rate/
menit
2. 1500/jarak R-R (dalam mm) = heart rate/ menit
5. Mempersiapkan Pasien
6. Pasien dipersilahkan membuka baju atas dan kaos dalamnya serta
berbaring di atas tempat tidur, dan dianjurkan untuk tidak tegang (rileks)
serta memberitahu prosedur yang akan dilakukan.
7. Membersihkan tempat-tempat yang akan ditempel elektroda dengan
kapas alkohol 70 % pada bagian ventral kedua lengan bawah (dekat
pergelangan tangan) dan bagian lateral ventral kedua tungkai bawah
( dekat pergelangan kaki), serta dada. Jika perlu dada dan pergelangan
kaki dicukur.
8. Keempat elektroda ekteremitas diberi jelly.
9. Oleskan sedikit pasta elektroda pada tempat-tempat yang akan
dipasangkan elektroda.
10. Pasang keempat elektroda ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki, dengan ketentuan sbb:
Merah : lengan kanan (RA)
Kuning : lengan kiri (LA)
Hijau : Tungkai kiri (LF)
Hitam : tungkai kanan (RF)
11. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda
12. Pasang elektroda prekordial (V1-V6) disesuaikan dengan kabel.
13. Tekan On untuk menghidupkan alat.
14. Atur posisi jarum penulis agar terletak ditengah lebar kertas, kemudian membuat
rekaman kalibrasi.
15. Membuat rekaman EKG dari ; Lead I, Lead II. Lead III, aVR, aVL, aVf, V1, V2,
V3, V4, V5, dan V6.
16. Rekaman setiap sadapan dibuat minimal 3 siklus.
17. Setelah selesai membuat rekaman tekan power Off , elektroda dilepas, sisa pasta
elektroda pada orang coba dibersihkan dan dipersilahkan mengenakan baju kembali.
18. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempat seperti semula.
Hal-hal berikut ini harus diperhatikan untuk memastikan tidak adanya artefak dan
teknik perekaman yang jelek :
1. EKG sebaiknya direkam pada pasien yang berbaring di tempat tidur yang
nyaman atau pada meja yang cukup lebar untuk menyokong seluruh tubuh.
Pasien harus istirahat total untuk memastikan memperoleh gambar yang
memuaskan. Hal ini paling baik dengan menjelaskan tindakan terlebih dahulu
kepada pasien yang takut untuk menghilangkan ansietas. Gerakan atau
kedutan otot oleh pasien dapat merubah rekaman.
2. Kontak yang baik harus terjadi antara kulit dan elektroda. Kontak yang jelek
dapat mengakibatkan rekaman suboptimal.
3. Alat elektrokardiografi harus distandarisasi dengan cermat sehingga 1 milivolt
(mV) akan menimbulkan defleksi 1 cm. Standarisasi yang salah akan
menimbulkan kompleks voltase yang tidak akurat, yang dapat menimbulkan
kesalahan penilaian.
4. Pasien dan alat harus di arde dengan baik untuk menghindari gangguan arus
bolak-balik.
5. Setiap peralatan elektronik yang kontak dengan pasien, misalnya pompa infus
intravena yang diatur secara elektrik dapat menimbulkan artefak pada
EKG(anonim, 2008)
Gelombang EKG
Gelombang Q
Gelombang ini merupakan gelombang defleksi negatif . Secara normal, lebarnya tidak
lebih dari 0,04 detik dan dalamnya kurang dari 45% atau 1/3 tinggi gelombang R
Gelombang R
Merupakan gelombang defleksi positif di semua sadapan, kecuali aVR. Penampakannya
di sadapan V1 dan V2 kadang-kadang kecilatau tidak ada, tetapi masih normal.
Gelombang S
Gelombang ini merupakan gelombang defleksi negatif. Secara normal, gelombang S
berangsur-angsur menghilang pada sadapan V1-V6. gelombang ini sering terlihat lebih
dalamdi sadapan V1 dan aVR, dan ini normal
Gelombang T
Gelombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua ventrikel. Normalnya
positif dan terbalik di aVR.
Gelombang U
Gelombang U merupakan gelombang yang muncul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Umumnya merupakan suatu kelainan hipokalemia
Interval PR
Interval PR adalah garis horizontal yang diukur dari awal gelombang P hingga awal
komplek QRS. Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan
depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan
impuls listrik dari nodus SA menuju serabut purkinye, dan normalnya 0,12-0,20 detik.
Interval QT
Interval QT merupakan garis horizontal yang diawali dari gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval ini merupakan waktu yang diperlukan ventrikel dari awal
terjadinya depolarisasi sampai akhir polarisasi. Panjang interval QT bervariasi
tergantung pada frekuensi jantung (Heart rate). Perhitungan akuratdari QTc (QT
correction)ini dapat dibantu dengan menggunakan alat nomogram atau dengan
formulasi berikut
QTc=QT/(jarakR-R)1/2
Batas normal interval QT pada laki-laki berkisar 0,42-0,44 detik, sedangkan pada
wanita 0,43-0,47.
Segmen ST
Segmen ST merupakan garis horizontal setelah akhir QRS sampai awal gelombang T.
segmen ini merupakan waktu depolarisasi ventrikel ynag masih berlangsung sampai
dimulainya awal repolarisasi ventrikel. Normalnya, sejajar garis isoelektris.
Segmen ST yang naik di atas isoelektris dinamakan elevasi yang turun di bawah
isoelektris dinamakan ST depresi. ST elevasi dapat menunjukkan dadanya suatu infark
miokard dan ST depresi menunjukkan adanya iskemik miokard.
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan
horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang
horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis
jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90
derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sumbu QRS
Umur
Normal
1 minggu 1 bulan
1 3 bulan
3 bulan 3 tahun
> 3 tahun
Dewasa
01
bulan
1-6
bulan
6 bln 1 3 th 3-8 th
1 th
0.05
(0.07)
0.05
(0.07)
0.05
(0.07)
0.07
(0.09)
0.06
(0.07)
0.07
(0.08)
0.07
(0.10)
0.08
(0.10)
Deti
k
1.
Kalau gelombang P hilang /tidak ada : dapat terjadi pada VF (Ventrikel Fibrilasi) atau
VT (Ventrikel Tacycardia)jadi tidak ada impuls SA node dari atrium, ventrikel cuma
bergetar- getar saja (sangat berbahaya, mengancam jiwa dan siapkan DC shock 200
360 joules), dan CPR kalau gagal bisa asystole atau flat atau KO IT (+).
Contoh gambaran pada hiperkalemia gelombang P bisa juga hilang atau kecil dan juga
pada Atrial Fibrilasi( anonim, 2007).
1. Amplitudo QRS, rasio R/S dan gelombang Q yang abnormal
1. Amplitudo QRS
1. Amplitudo QRS yang tinggi terlihat pada hipertrofi ventrikel dan
gangguan hantaran ventrikel (misal sindroma WPW)
2. Amplitudo QRS yang rendah terlihat pada perikarditis,
miokarditis, hipotiroid dan neonatus yang normal.
3. Rasio R/S
1)
Pada bayi dan anak yang normal, rasio R/S pada sadapan prekordial kanan besar
karena gelombang R yang tinggi, sedangkan pada sadapan prekordial kiri kecil karena
gelombang S yang dalam. Rasio R/S yang abnormal terlihat pada hipertrofi ventrikel
dan gangguan hantaran ventrikel.
1. gelombang Q yang abnormal
a)
Gelombang Q yang dalam di sadapan prekordial kiri terlihat pada hipertrofi
ventrikel akibat kelebihan beban volum.
b)
Gelombang Q yang dalam dan lebar terlihat pada infark miokard dan fibrosis
miokard.
c) Adanya gelombang Q di V1 terlihat pada RVH berat, inversi ventrikel, single
ventrikel, dan kadang-kadang juga pada neonatus.
d)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Disitasi dari : Elektrokardiografi.http://image.google.co.id/image/hl-id.
Pada tanggal 10-3-2010 jam 20:07
Anonim. 2007. EKG. Disitasi dari : http://www.alpensteel.com/tools/wikipediaindonesia.html. Pada tanggal 10-3-2010 jam 20:26
Anonim, 2007. Belajar Mudah Membaca EKG Untuk Perawat (2) - patologi
gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T . Disitasi dari http://nursestock.blogspot.com/2007/08/belajar-mudah-membaca-ekg-untuk-perawat.html Pada
tanggal 19 Mei pukul 11.15
Anonim. 2008. ECG(ElektroCardioGram). Disitasi dari:
http:pdfcontac.com/ebook/cara_penggunaan_EKG.html pada tanggal 21 Mei pukul
15.00
Anonim, 2008. Elektrokardiogram. Disitasi dari
http://elhafiz.sangpujangga.com/archives/249. Pada tanggal 19 Mei pukul 11.00
Anonim. 2010. EKG. Disitasi dari: http://www. Biomedical Engineering/ EKG.html.
Pada tanggal 20 Mei 2010 pukul 14.00
Sundana, K. 2008. Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat. EGC : Jakarta.
Waluya .2009. Disitasi dari : Pemeriksaan Elektrokardiogram.http://www.pjnhk.go.id.
Pada tanggal 10-3-2010 jam 20:15