Anda di halaman 1dari 42

Praktikum PK blok 11

Sekretaris Cardio

SAMPLE URIN
Urin sewaktu
Urin 24 jam
Contoh: jam 7 pagi kencing di buang,
kencing selanjutnya di tampung s/d jam 7
pagi hari selanjutnya

Urin pagi
Urin 2 jam setelah makan

CARA MENDAPATKAN SAMPLE


Pungsi supra pubik
Urin porsi tengah
Melalui kateter
Ambil pada selang kateter yang dekat dengan
orifisium uretra eksterna, jangan pada wadah
penampung urinnya

JENIS PEMERIKSAAN
Kuantitatif hasil berupa angka
Semi kuantitatif cth. Pemeriksaan
protein rebus, hasilnya berupa +, ++, +++,
++++
Kualitatif hasil hanya berupa +/-

Urinalisis
Terdiri dari:
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN KIMIA
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

PEMERIKSAAN FISIK

1. JUMLAH
Hanya di hitung pada pemeriksaan urin dengan
sampel urin 24 jam

Normal urine: 1000-1800 ml/24 jam, jumlah ini


bergantung pada:

Luas permukaan tubuh


Pemakaian cairan, jumlah air yang diminum
Keadaan ginjal
Kelembaban udara/penguapan (suhu lingkungan)

Poliuria : > 2000 ml/24 jam

pada diabetes melitus, diabetes insipidus, nefritis kronik dan


stress

Oliguria : 300-750 ml/24 jam

Pada dehidrasi, diare, sirosis, hepatitis dan


penyakit ginjal akut

Anuria : 0-300 ml/24 jam

Pada sirkulasi kolaps, syok yang lama


ginjal rusak, dan keracunan sublimat

Nocturia : jml urine malam > siang


Polakisuria : miksi sering tapi sedikit,
dan sakit (cth. sistitis)

2. BAU
Normal : bau tidak keras (fresh) bila agak lama berbau
amoniak karena terjadi pemecahan ureum.
Non patologis :
makanan yg mengandung zat volatin (mudah menguap): jengkol,
pete, durian
obat-obatan: terpentin, menthol, balsamum copsivae

Patologis :
bau ketonuria : menyerupai buah-buahan/bunga
setengah layu
bau busuk : perombakan protein, pada carsinoma dari sal.
Kencing
bau amoniak : perombakan ureum ISK

3. BUIH
Normal putih
Mudah berbuih protein
Kuning pigmen empedu (bilirubin),
phenylazodiaminopyridin

4. WARNA

Normal : kuning muda (urokrom)

Non patologis :
- merah: phenolpthalein, protonsil, mercuochrom
kuning: carotine, santonin, atebrin, riboflavin,
pyridium
- hijau : acriflavin
- biru/hijau : methylen blue, tembaga sulfat

Patologis :
- kuning coklat (teh): bilirubin
- merah coklat: urobilin, porphyrin
- merah dgn kabut coklat: darah & pigmen darah
- coklat hitam: melanin
hitam: as homogentisic (alkaptonuria) setelah
ditambah basa

5. KEJERNIHAN
Normal : jernih
Keruh dari awal :
- tinggi fosfat hilang setelah ditambah as. Asetat
- bakteri tetap keruh setelah diberi as asetat
- banyak unsur sedimen
- nanah warna seperi susu
- benda koloid tdk dpt dijernihkan dgn penyaring
/sentrifuge
Keruh setelah didiamkan :
- urat amorf, fosfat amorf terbentuk dlm urine
asam/dingin
- bakteri berasal dr botol penampung

6. BERAT JENIS
Normal : 1,003-1,030
Dipengaruhi oleh beberapa hal :
- produksi urine
- komposisi urine
- fungsi pemekatan ginjal
BJ rendah :
- banyak minum
- udara dingin
- diabetes insipidus
BJ tinggi :
- dehidrasi
- diabetes melitus
- proteinuria

7. pH

normal : 4,6 - 8
Pemeriksaan PH :
- kertas lakmus

kertas nitrazit (indikator


universal)
Carik celup
PH meter : cara ini yang
terbaik

NB:
Pd pemeriksaan urine
dipakai urine segar kurang
dari 2 jam setelah miksi (tapi
lebih baik yang dipake itu 1
jam pertama)

PH meter

Catatan
Urin asam penyakit metabolik dan
penyakit dengan febris
Urin alkalis beberapa penyakit infeksi
(cth. Sistitis) dan alkalosis metabolik
maupun respiratorik

Pemeriksaan kimiawi

1. PROTEIN
Sifat pemeriksaan :
1. Kualitatif
- reaksi Heller
- reaksi Roberts
2. Semi kuantitatif
- tes rebus
- tes sulfosalisilat
- carik celup visual
3. Kuantitatif
- Esbach
- carik celup : fotometer refleksi

Percobaan Rebus
Prinsip : protein dlm suasana asam lemah dipanaskan
denaturasi endapan (+)
Cara kerja :
1. Panaskan sampai mendidih
2. bila ada endapan mungkin o.k fosfat Tetesi 2-3 tetes
asam cuka 6%.
3. Panaskan sampai mendidih
4. Dinginkan, baca hasilnya

NB: syarat sampel putar(sentrifuge) 1500-2000 RPM


dalam 5 menit /saring dengan kertas saring

Interpretasi Percobaan Rebus


(-)
(+)

(+ +)

(+ + +)
(+ + + +)

:
:

tetap jernih
kekeruhan minimal
( 0,01 - 0,05 g/dl ).
huruf cetak terbaca
: Kekeruhan nyata
ada butir-butir halus
(0,05 - 0,2 g/dl)
Garis tebal terbaca
: gumpalan-gumpalan yang
nyata ( 0,2 - 0,5 g/dl )
: gumpalan-gumpalan besar
atau telah membeku ( > 0,5 g/dl )

catatan
Positif palsu : bila urine mengandung protease,
tolbutamide, sulfonamide, zat asam IVP
Protein dlm jml sedikit fisiologis
- latihan fisik berat, diet tinggi protein
- orthostatic/postural albuminuria : setelah berdiri lama
Proteinuria patologis : penyakit ginjal yang
menyebabkan gangguan daya penyaringan
(permeabilitas) glomerolus.

Protein Bence Jones

Prinsip : protease yg mengendap pada suhu 40C - 60C

BM kecil ( < albumin )


Monoklonal Ig light chain
Mengendap pada suhu 40o 60oC. ( Pemeriksaan kualitatif )
Cara pemeriksaan: (hanya untuk sekedar tahu saja)
a. Tetesi 10 ml urin dengan beberapa tetes asam (dipakai asam asetat
10 %)
b. Panaskan sampai mendidih, saring, (filtrat yang terjadi harus
jernih (bebas dari protein serum)
c. Diamkan sampai suhu mencapai 500C terjadi endapan putih
jika bence jones +

Catatan
Suhu 40-600C endapan, jika dipanaskan terus hingga
lebih dari 600C larut lagiBence Jones protein (+)
Protein ini terdapat pada multiple myeloma, leukimia
kronis, empyema, dan hiperparatiroidism
kadang-kadang pada penderita hipertensi

Pemeriksaan protein kwantitatif menurut Esbach


Prinsip : asam pikrat dapat mengendapkan protein,
endapan dpt diukur
Reagensia : asam pikrat 10; asam sitrat 20; aquadest ad
1000 ml
Untuk mengetahui kadar protein urin dalam 24 jam
Jika pada percobaan rebus ++, maka lakukan
pengenceran

Langkah kerja (praktikum kemarin tdk dilakukan)


1. Tampung urine 24 jam & ukur volume. Aduk perlahan
2. Ambil urine secukupnya dan tetesi asam cuka sampai
PH < 6 saring sampai jernih (ukur dg PH meter)
3. Isi tabung Esbach dng urine sampai tanda U
4. Tambahkan reagen sampai R
5. Tutup gabus, bolak-balik, diamkan selama 24 jam
6. Baca hasilnya
7. Apabila dalam dasar tabung ditambahkan barium
sulfat, pengendapan akan dipercepat dan pembacaan
bisa dilakukan dalam waktu 30 menit

KETON BODIES (Tes ROTHERA)


Prinsip : Na-nitroprusida( Na2Fe(CN)5NO2H2O) dlm suasana
basa Na4Fe(CN)6 +NaNO2 + Fe(OH)3 mereduksi aceton
dan diacetic acid menjadi warna ungu
Reagensia : Na-nitroprusid, amonium sulfat jenuh, NH 4OH
pekat
Cara kerja :
1. Campur 2ml urine dan 2 ml (NH4)2SO4 jenuh
2. 2-3 tetes larutan Na-nitroprusid
3. Tambahkan NH4OH pekat sampai terbentuk 2 lapisan
4. Interpretasi hasil
(-) : tdk terlihat perubahan warna/warna coklat
(+) : cincin ungu tipis
(++): cincing ungu segera timbul dan lebar

catatan
Benda-benda keton (aseton, diacetic acid, dan
beta hydroxybutiric acid) dapat ditemukan pd
dehidrasi, kelaparan yang sangat, dan DM
dengan kadar glukosa tinggi.
Diacetic acid mudah menjadi aseton dan aseton
mudah menguap lakukan pemeriksaan ini
dengan segera
Beta hydroxybutiric acid tidak mudah
menentkukannya tetapi selalu berada bersamasama benda keton lainnya

Hasil disamping menunjukkan KETON


BODIES negatif (-)

Sensitivitas Tes Rothera :


Asam Aseton asetat = 1-5 mg/dL
Aseton = 10-25 mg/dL
D--Asam Hidroksi Butirat : (-)
* dengan Enzim D--Hidroksi Butirat
Hidrogenase
* dengan Tes HARTS

ANALISIS URINE Dgn CARIK CELUP


Carik Uji :
Merupakan secarik plastik sebelah sisi dilekati
dengan 1-10 lapis kertas isap/bahan penyerap lain yang
mengandung reagen spesifik terhadap zat yang akan
diperiksa.
Prinsip : bila dalam urine mengandung zat yang
diperiksa perubahan warna.
Intensitas Warna dapat diukur secara :
1. Visual
2. Fotometer refleksi ( Reflactan photometer )

Tes carik celup


Parameter
yang
diperiksa :
1. Berat Jenis
2. pH
3. Lekosit
4. Nitrit
5. Protein
6. glukosa
7. Badan Keton
8. Urobilinogen
9. Urobilin
10. Bilirubin
11. Darah(Eritrosit/
Hb).

Kegunaan carik celup adalah:


1. Pemeriksaan rutin
2. Memantau pengobatan
3. Memantau sendiri
4. Tes penyaring

Tes protein urine

Tes glukosa urine

BILIRUBIN
REAKSI HARRISON
Bilirubin mereduksi ferri clorida menjadi
senyawa yang berwarna hijau
Dengan reagen Fouchet
Urin yang mengandung bilirubin
berwarna seperti teh dan berbuih kuning
Pemeriksaan harus dilakukan dengan
segera

UROBILINOGEN
REAKSI EHRLICH
Reagensia menggunakan paradimetil
aminobenzaldehide 2% dalam 50% HCL
(+) berubah menjadi merah
Normalnya urobilinogen ada dalam urin
segar

UROBILIN
REAKSI SCHLESINGER
Reagen suspensi jenuh zinc acetat dalam
alkohol
Hasil positif bila terjadi fluoresensi hijau

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK
Sentrifuge urin selama 5 menit
2000rpm baca endapan di
Mikroskop cahaya

Epitel squamous dan epitel tubulus

ERITROSIT DAN BAKTERI

Granulosit

Kristal phospat peti mati

Kristal kalsium oksalat

Alhamdulillah
akhirnya selesai juga
maaf kalo banyak yang salah

Anda mungkin juga menyukai