Penanggulangan Korosi Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan Dengan Cara Proteksi Katodik Anoda Korban
Penanggulangan Korosi Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan Dengan Cara Proteksi Katodik Anoda Korban
Dengan demikian, maka tebal baja pada tiang pancang pipa baja tersebut akan
terus menerus berkurang sejalan dengan laju korosinya.
Proteksi katodik adalah suatu teknik penanggulangan korosi komponen baja
jembatan, khususnya pada bagian tiang pancang pipa baja yang berada dalam
lingkungan air dan atau tanah karena pada bagian tersebut relatif sulit dilakukan
teknik penanggulangan korosi dengan teknik yang lebih murah yaitu pengecatan.
Pada prinsipnya, korosi terjadi karena adanya aliran elektron dari bagian tiang
pancang pipa baja (anoda) yang diikuti dengan perubahan logam menjadi ion
logam (karat) ke bagian tiang pancang pipa baja lain yang karena kualitas baja atau
kondisi lingkungannya menjadi katoda. Pada proteksi katodik, terjadinya kerusakan
baja akibat aliran elektron dari anoda ke katoda ditanggulangi dengan memberikan
pasokan elektron secukupnya pada seluruh struktur baja yang dilindungi atau
dengan kata lain menjadikan seluruh struktur baja tersebut menjadi katoda yang
kaya akan elektron. Dilihat dari cara memasok elektron, proteksi katodik terbagi
dalam dua cara, yaitu:
a) Metoda arus terpasang (impressed current) yaitu pasokan elektron dilakukan
dengan cara menghubungkan tiang pancang pipa baja dengan katoda pada
suatu sumber listrik. Metoda ini menggunakan sumber arus searah dari luar,
misalnya Transformer Rectifier, DC Generator, dan lain-lain. Rangkaian dari
sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut:
Sumber arus searah
Anoda
(Fe, Platina, Besi tuang)
Elektron
Katoda
e
e
Elektrolit
Katoda
lokal
e
e
Anoda
lokal
Arus proteksi
Arus listrik pada sistem ini dialirkan ke permukaan logam yang diproteksi melalui
anoda pembantu, misalnya Anoda Graphite, Baja, Platina, dan Besi Tuang.
Keuntungan besar dari metoda arus terpasang adalah bahwa sistem ini dapat
menggunakan anoda inert atau anoda yang tahan karat seperti platina dan
karbon. Metode ini tidak disampaikan lebih terperinci pada makalah ini.
Anoda
(Zn, Mg, Al)
Elektron
e
e
Katoda
lokal
e
e
Anoda
lokal
Arus proteksi
Lambang
Emas
Platina
Perak
Tembaga
Hidrogen
Timbal
Timah Putih
Nikel
Au3+
Pt2+
Ag+
Cu+
H+
Pb2+
Sn2+
Ni2+
Normal
p
o
t
e
n
s
i
a
l
(
V
o
lt
)
+ 1,42
+ 1,20
+ 0,80
+ 0,34
+ 0,00 (Std)
- 0,13
- 0,14
- 0,25
Nama Logam
Lambang
Kadmium
Besi
Khrom
Seng
Alumunium
Magnesium
Natrium
Kalium
Cd2+
Fe2+
Cr2+
Zn2+
Al3+
Mg2+
Na+
K+
Normal
- 0,40
- 0,43
- 0,51
- 0,76
- 1,67
- 2,34
- 2,74
-2,92
Anoda yang digunakan pada proteksi katodik tiang pancang pipa baja jembatan
dengan metoda anoda korban biasanya digunakan logam paduan dari Magnesium,
Seng, dan Alumunium sebagaimana tampak pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Bahan-bahan dan sifat anoda korban
Sifat
Komponen (%)
Paduan Seng*
Al : 0,4 0,6
Cd : 0,0750,125
Cu : < 0,005
Fe : < 0,0014
Tb : < 0,15
Si : < 0,125
Zn : sisa
Paduan Alumunium**
Al : sisa
Cu : < 0,006
Fe : < 0,1
Hg : 0,02 0,05
Si : 0,11 0,21
Zn : 0,3 0,5
Lain-lain,masingmasing < 0,02
780 Ah-kg-1
-0,1050 mV
7060
780
10,7
2640 Ah-kg-1
-0,1000 mV
2695
2,640
3,2
Paduan Magnesium***
Al : < 0,01
Cu : 0,02
Fe : < 0,03
Mg : rem
Mn : 0,5 1,3
Ni : 0,001
Pb : < 0,01
Sn : < 0,01
Zn : 0,01
1232 Ah-kg-1
-0,1700 mV
1765
1,232
4,1
Kerapatan kg-m-3
Kapasitas Ah-kg-1
Pengausan( berat )
Kg Ay-1
Pengausan (volume)
1518
1180
1196
ml Ay-1
Keluaran Am-2
6,5
6,5
10,8
Ekorr ( SSC ) mv
-1050
-1050
-1700
*
= Spesifikasi Departemen AS untuk bahan Anoda Korban Seng membutuhkan pengontrolan
lebih ketat dalam hal tingkat kemurnian dari pada bahan ini.
**
= Merk dagang Impalloy
***
= Merk dagang Dow Chemical Company
SSC = Ag/AgCl
Di samping sifat anoda, faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi proses proteksi
katodik yaitu :
a) Luas permukaan TPPB yang akan diproteksi. Makin luas permukaan makin
banyak anoda yang digunakan;
b) Beda potensial listrik antara anoda dan katoda. Makin besar perbedaan makin
besar arus proteksi dari anoda ke katoda;
c) Logam dan ukuran anoda. Makin kecil tahanan anoda berarti makin sedikit
penggunaan logam anoda. Makin kecil ukuran logam anoda makin besar
tahanan anoda, berarti makin banyak penggunaan logam anoda.
Bahan anoda korban yang umum untuk baja dalam air laut adalah Seng. Humphrey
Davy dalam tahun 1824 melaporkan keberhasilan penggunaan anoda Seng untuk
melindungi pelapis tembaga pada kapal perang. Seng digunakan untuk proteksi
katodik di air laut dan air tawar, Seng khususnya sangat sesuai untuk proteksi
katodik di kapal-kapal yang bergerak antara air laut dan air sungai ( muara sungai ).
Anoda Seng yang digunakan untuk melindungi bantalan-bantalan tangki, pengubah
panas, dan banyak komponen-komponen mekanis pada kapal, pembangkit listrik
pantai, dan struktur-struktur di pantai. Anoda Magnesium adalah anoda korban
yang biasa dispesifikasikan untuk penggunaan ditanam di dalam tanah. Khusus
anoda Magnesium di Amerika Serikat tersedia dengan kemasan terbungkus
lempung bentonit di dalam kantong kain. Bungkus ini menjamin bahwa anoda akan
bersifat konduktif lingkungan dan mudah terkorosi. Beberapa anoda Magnesium
telah digunakan untuk struktur lepas pantai. Alumunium juga digunakan pada
struktur lepas pantai di mana beratnya yang ringan dan menguntungkan,
Alumunium tidak pasif di dalam air garam bila ada tambahan logam paduan tertentu
seperti Titanium, Antimon, dan Merkuri.
3. PERENCANAAN PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN
Perencanaan proteksi katodik anoda korban meliputi beberapa tahap kegiatan
yaitu:
Pengukuran luas tiang pancang pipa baja yang terdiri dari luas dalam air dan
luas dalam tanah;
Pengukuran potensial tiang pancang baja;
Pengukuran tahanan jenis air dan tanah tempat tiang pancang dipasang;
Identifikasi karakteristik dan jenis anoda
Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam tanah;
Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah;
Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah;
Pengukuran rapat arus dan perhitungan arus proteksi yang diperoleh dari
pengukuran luas permukaan luar pipa baja dalam air dan dalam tanah dikalikan
dengan rapat arus dalam air dan dalam tanah;
Penghitungan kebutuhan minimum anoda diperoleh dari arus proteksi dibagi
dengan arus yang dihasilkan anoda.
Gambar 3
Pengukuran potensial tiang pancang pipa baja dengan alat multimeter
Gambar 4.
Keterangan gambar :
A = Amperemeter
B = batang elektroda
C = permukaan tanah
d = jarak garis anoda
D
E
F
V
= Voltmeter
= tombol
= adalah baterai
= adalah Resistimeter
C 2L
1
ln
2L r
Keterangan :
R = Tahanan anoda dalam air,
C = Tahanan jenis air, cm
L = Panjang anoda, cm
r = Jari-jari anoda, cm
0,00521C
8L
1
2,3 log
L
d
Keterangan:
Rv = Tahanan anoda vertikal dlm tanah,
C = Tahanan jenis tanah, cm
L
d
3.6 Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah
Konferensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) ke 8 Wilayah Barat di Batam
Arus yang dihasilkan anoda tergantung pada bentuk anoda, tahanan dari
lingkungan, potensial dari struktur/pipa (E 2) yang biasanya -0,8 Volt Ag/AgCl dan
potensial anoda (E1). Jadi arus yang dihasilkan anoda dihitung dengan rumus:
I0
E E E
1
1
1
Keterangan:
I0 = arus yang dihasilkan anoda, Ampere
E1 = potensial anoda, Volt
E11 = potensial drop, Volt
WxC
I 0 x8760
Keterangan:
T = Umur proteksi(Th), W = Berat anoda (kg), C = Kapasitas anoda, Ampere jam/kg
I0 = Arus yang dihasilkan anoda (Ampere), 8760 = Konversi dari tahun ke jam
3.8 Pengukuran rapat arus dan perhitungan arus proteksi
Rapat arus diperlukan untuk kebutuhan jumlah arus proteksi struktur baja tiang
pancang. Pengukuran rapat arus menggunakan alat seperti Adjustable DC Power
Source yang dilengkapi dengan Voltmeter. DC Ampermeter, Switch (tombol),
batang elektroda sebagai penyalur arus. Pengukuran Rapat Arus (Current Density)
dapat dilihat pada gambar 5.
Dengan memperkirakan luas permukaan baja dalam m 2 maka rapat arus dapat
dihitung sebagai berikut.
Misal:
= 200 mA
= -0,850 Volt
= 100 m2
200mA
mA
2 2
=
2
100m
m
= luas permukaan luar pipa baja dlm air dan dlm
tanah x rapat arus dalam air dan dlm tanah
Ip
I0
Keterangan:
= Kebutuhan minimum anoda, buah
Ip = Arus proteksi, Ampere
Sistem proteksi katodik hanya efektif pada lingkungan berair atau lembab. Karena
itu, anoda korban pada sistem proteksi katodik harus selalu dalam keadaan
terendam atau ditanam pada tanah yang basah. Untuk dapat menempatkan anoda
korban dengan baik, perlu dilakukan pengecekan terhadap tinggi muka air minimum
dan kelandaian dasar sungai.
10
Bagian Jembatan
Kererangan
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kepala jembatan 1
Pilar 1
Pilar 2
Pilar 3
Pilar 4
Pilar 5
Pilar 6
Pilar 7
Kepala jembatan 2
357
326
402
424
380
380
201
-
558
536
345
380
358
402
402
581
558
Diameter pipa =
50,8 cm
Anoda
Karakteristik anoda yang digunakan pada kasus ini adalah sebagaimana tertera
pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Karakteristik Anoda Yang digunakan
No.
Karakteristik Anoda
1.
2.
Kondisi TPPB
Jenis
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kapasitas
Ukuran
Berat bersih
Berat kotor
Core
Potensial (Ref Cell: Ag/AgCl)
UntukKepala Jembatan
1, 2 dan Pilar 7
Tertanam dlm tanah
High Purity Magnesium
70 VT /Dimet Standard
1230 Ampere jam/kg
152,4 x 5,1 x 5,1 cm
7,0 kg
7,4 kg
15,2 cm
-1,7 Volt
Keterangan :
Rv
L
d
=
=
=
=
0,00521
L
2,3 log
8.L
1
d
Dari hasil pengukuran di lapangan diperoleh data tanah 3700 cm, back fill
50 cm, L 8 feet, d 0,5 feet, ukuran back fill 6 x 8 (15,24 cm x 20,32 cm),
tahanan dalam (Internal resistance) 0,072 . Maka setelah dihitung diperoleh
tahanan anoda dalam tanah (Rv) 9,268822 .
12
Dalam air
Rv
Keterangan: R
L
r
2.L
1
ln
2. .L r
=
=
=
=
I0
Keterangan : I0
E1
E11
E2
R
=
=
=
=
=
E E E
1
1
Karakteristik Anoda
1.
2.
3.
4.
E1 (Potensial anoda),
E11(Potensial drop),
E2 (Potensial pipa),
R (Tahanan anoda),
5.
Dalam Tanah
-1,7 Volt
- 0,185 Volt
-0,85 Volt
9,268822
0,071746 Ampere
Dalam Air
-1,7 Volt
-0,2 Volt
-0,85Volt
5,06026 (R1)
3,588712 (R2)
0,131416 Ampere (L1)
0,185303 Ampere (L2)
Keterangan: T
W
C
I0
8760
=
=
=
=
=
WxC
I 0 x8760
umur proteksi
berat anoda, kg
kapasitas anoda, Ampere jam/kg
arus yang dihasilkan anoda, Ampere
konversi dari tahun ke jam
13
Karakteristik Anoda
Dalam Tanah
1.
W (Berat Anoda)
2.
3.
C (Kapasitas Anoda)
I0 (Arus yg dihasilkan Anoda)
4.
5.
Dalam Air
7,0 kg
Bagian
Jembatan
1.
Luas permukaan
luar m2
Dalam Dalam
Air
Tanah
558
Rapat arus
(mA/m2)
Dalam Dalam
Air
Tanah
1
4
Kepala
jembatan 1
2. Pilar 1
357
536
1
4
0,357
2,144
2,501
0.178643
3. Pilar 2
326
345
1
4
0,326
1,380
1,706
0.121857
4. Pilar 3
402
380
1
4
0,402
1,520
1,922
0.137286
5. Pilar 4
424
358
1
4
0,424
1,432
1,856
0.132571
6. Pilar 5
380
402
1
4
0,380
1,608
1,988
0.142
7. Pilar 6
380
402
1
4
0,380
1,608
1,988
0.142
8. Pilar 7
201
581
1
4
0,201
2,324
2,525
0.180357
9. Kepala
558
1
4
2,232
2,232
0.2232
jembatan 2
Catatan : TPPB = Tiang Pancang Pipa Baja, Jumlah TPPB pada kepala jembatan = 10 buah
Jumlah TPPB pada pilar 1 s/d 7 = 14 buah.
Ip
I0
Bagian Jembatan
Kepala jembatan 1
Pilar 1
Ip ,
Ampere
2,232
2,501
I0,
Ampere
0,0717
0,1853
Kebutuhan Min.
Anoda a bh
31
13
14
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pilar 2
Pilar 3
Pilar 4
Pilar 5
Pilar 6
Pilar 7
Kepala jembatan 2
1,706
1,922
1,856
1,988
1,988
2,525
2,232
0,1314
0,1314
0,1314
0,1314
0,1314
0,0717
0,0717
13
15
14
15
15
35
31
:
:
:
75
20
5
o Gypsum (CaSO4)
o Bentonite clay
o Sodium Sulfat (Na2SO4)
=
=
=
0,75 x 350 lt =
0,2 x 350 lt =
0,05 x 350 lt =
262,50 lt
70,00 lt
17,50 lt
Total =
350,00 lt
Hasil penyelidikan korosifitas Tiang Pancang Pipa Baja yang dilakukan pada tahun
1995 menunjukkan bahwa dari dari 28 jembatan yang dikaji hanya 2 (dua) jembatan
(Jembatan Cisadane I dan Jembatan Kedunggede) yang memiliki Tiang Pancang
Pipa Baja diproteksi dari korosi dengan metoda Proteksi Katodik Anoda Korban dan
itupun umur proteksinya sudah habis. Pada saat pengkajian tersebut tingkat korosi
Tiang Pancang Pipa Baja dari Jembatan Cisadane dan Jembatan Kedunggede
masuk ke dalam tingkat korosi ringan sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Korosifitas Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan Di Pulau Jawa
No.
Nama Jembatan
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jawa Barat/Banten:
Teluk Jambe
Kedunggede
Cisadane I
Cisadane II
Cikokol
Ciujungkragilan
Cibinuangeun
Cilangla
Ciwulan
Kalipucang
Umur
(tahun)
Tingkat Korosi
TPPB
Potensial TPPB
(-Volt)
Keterangan
15
9
15
7
7
6
10
5
3
2
Berat
Sedang
Ringan
Berat
Berat
Berat
Berat
Berat
Berat
Ringan
0,44
0,52
0,54
0,55
0,48
0,55
0,45
0,45
0,48
0,55
15
B.
Jawa Tengah:
1.
Cirajayu
5
Berat
0,50
Tanpa Proteksi Ktd
2.
Klawing
4
Berat
0,45
Tanpa Proteksi Ktd
3.
Serayu Banyumas
3
Sedang
0,44
Tanpa Proteksi Ktd
4.
Serayu Slarang
1
Ringan
0,57
Tanpa Proteksi Ktd
5.
Judis
2
Sedang
0,40
Tanpa Proteksi Ktd
6.
Comal
6
Ringan
0,55
Tanpa Proteksi Ktd
7.
Kali Sapi
15
Sedang
0,52
Tanpa Proteksi Ktd
8.
Poncol
10
Berat
0,57
Tanpa Proteksi Ktd
C.
Jawa Timur:
1.
Ploso
9
Berat
0,44
Tanpa Proteksi Ktd
2.
Sepanjang
9
Berat
0,40
Tanpa Proteksi Ktd
3.
Gajah Mada I
3
Berat
0,40
Tanpa Proteksi Ktd
4.
Gajah Mada II
3
Berat
0,41
Tanpa Proteksi Ktd
5.
Brantas Baru
7
Berat
0,40
Tanpa Proteksi Ktd
6.
Sembayat
3
Sedang
0,44
Tanpa Proteksi Ktd
7.
Karanggendeng
7
Berat
0,46
Tanpa Proteksi Ktd
D.
D.I. Yogyakarta:
1.
Congot
5
Berat
0,52
Tanpa Proteksi Ktd
2.
Gelagah
7
Berat
0,48
Tanpa Proteksi Ktd
3.
Kretek
6
Ringan
0,52
Tanpa Proteksi Ktd
Ket : Tingkat korosi ringan = luas permukaan terkorosi < 16%. Tingkat korosi sedang = luas
permukaan terkorosi 16% sampai 65%. Tingkat korosi berat = luas permukaan terkorosi
>65%.
Dari data pada Tabel 9 di atas, umur jembatan yang dikaji bervariasi dari 1 tahun
sampai 15 tahun. Tiang Pancang Pipa Baja jembatan Cisadane I (umur 5 tahu) dan
Kedunggede (umur 9 tahun) telah diproteksi dari korosi dengan Metoda Proteksi
Katodik Anoda Korban namun telah habis umur rencana selama 5 tahun. Tingkat
korosi masing-masing Tiang Pancang Pipa Baja relatif lebih baik untuk umur
jembatan yang sama di banding jembatan lainnya.
8. KESIMPULAN
8.1 Penanggulangan korosi Tiang Pancang Pipa Baja Jembatan yang berada di
lingkungan air dan atau tanah dapat dengan cara Proteksi Katodik Anoda
Korban.
8.2 Perencanaan Proteksi Katodik Anoda Korban pada Tiang Pancang Pipa Baja secara
umum terdiri dari a) pengukuran luas tiang pancang pipa baja yang terdiri dari luas
dalam air dan luas dalam tanah, b) Pengukuran potensial tiang pancang baja, c)
Pengukuran tahanan jenis air dan tanah tempat tiang pancang dipasang, d) Identifikasi
karakteristik dan jenis anoda, e) Perhitungan tahanan anoda dalam air dan dalam
tanah, f) Perhitungan arus yang dihasilkan anoda dalam air dan dalam tanah, g)
Perhitungan umur proteksi dalam air dan dalam tanah, h) Pengukuran rapat arus dan
perhitungan arus proteksi yang diperoleh dari pengukuran luas permukaan luar pipa
baja dalam air dan dalam tanah dikalikan dengan rapat arus dalam air dan dalam tanah,
i) Penghitungan kebutuhan minimum anoda diperoleh dari arus proteksi dibagi dengan
arus yang dihasilkan anoda.
8.3 Tiang Pancang Pipa Baja yang terproteksi secara Proteksi Katodik berada
dalam keadaan tahan dari korosi (immune) yang ditandai dengan nilai
potensial lebih kecil dari 0,8 Volt (untuk elektroda pembanding Ag/AgCl) atau
lebih kecil dari 0,85 Volt (untuk elektroda pembanding Cu/CuSO 4).
16
1.
2.
3.
4.
5.
LL. Sheir ( 1978 ), Corrosion Vol. 2 Newnes Butter Wortks, London. Hal.
11; 34;
6.
7.
17