A. PENJELASAN UMUM
Struktur bangunan dermaga adalah bangunan yang digunakan untuk berlabuh, merapat dan
bertambatnya kapal-kapal untuk melakukan bongkar muat (loading-unloading) barang dan
menaik- turunkan penumpang. Struktur dermaga merupakan struktur bangunan yang dibuat
diatas perairan (diatas laut) yang menghubungkan bagian darat dan terdiri dari bangunan atas
(upper struktur) yang terbuat dari balok, pelat lantai dan bangunan bawah (sub struktur) yang
terdiri dari pondasi tiang pancang yang mendukung bangunan diatasnya.
Dalam operasinya konstruksi dermaga merupakan struktur bangunan yang cukup menderita
karena selalu dibentur-bentur oleh kapal-kapal saat bersandar dan gaya-gaya lain pada saat
kapal melakukan kegiatan loading-unloading. Bentuk, dimensi dan konfigurasi dermaga
didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang akan merapat dan bertambat pada di dermaga
tersebut. Namun dalam merencanakan bentuk dan dimensi dermaga harus didasarkan pada
ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat, bongkar-muat dan meninggalkan
dermaga dengan aman, cepat dan lancar tanpa terjadi tundaan tambat (demurage).
Konstruksi dermaga dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf dan jetty. Wharf adalah dermaga
yang pararel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Wharf juga dapat
berfungsi sebagai penahan tanah yang ada dibelakangnya. Sedangkan Jetty adalah dermaga
yang menjorok ke laut. Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk merapat satu sisinya, jetty
dapat digunakan pada satu sisi atau dua sisinya, yang biasanya sejajar dengan pantai dan
dihubungkan dengan daratan oleh jembatan (trestle) yang membentuk sudut tegak lurus dengan
jetty, sehingga kostruksi jetty dapat berbentuk T, L atau Jari.
Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah terjadinya kerusakan pondasi tiang
bangunan dermaga Dermaga CT-1 BPKS yang mengakibatkan struktur dermaga dalam
kondisi sub standard, unsafe condition dan jika tidak segera dilakukan perbaikan sewaktu-
waktu struktur dermaga dapat mengalami keruntuhan (collapse). Hal yang spesifik dari
permasalahan ini adalah bangunan dermaga ditopang oleh pondasi tiang berdiameter 60 Cm
dengan tinggi ± 14 meter diatas permukaan tanah dan menjorok 200 meter kearah laut Samudra
India
Faktor penyebab permasalahan adalah faktor material, faktor metode dan faktor lingkungan.
Faktor material disebabkan oleh spesifikasi material pondasi tiang dermaga yang tidak
resistance terhadap sifat korosif air laut dan usia material terpasang yang telah > 20 tahun, tidak
resistance terhadap abrasi gelombang dan pasang surut air laut. Faktor penyebab metode
disebabkan oleh metode maintenance yang tidak baik dan operasi kapal yang sering membentur
pondasi tiang dermaga dan sistim proteksi korosi pondasi tiang yang tidak baik. Faktor
lingkungan terdiri dari sifat agresif air laut dengan kandungan garamnya yang mengakibatkan
korosi dan pertumbuhan marin organism yang merusak permukaan pondasi tiang dermaga.
Faktor Permasalahan
Quality Pondasi tiang dermaga mengalami degradasi material, permukaan pondasi tiang rompal,
rapuh dan terjadi penurunan mampu layan struktur
Cost Akibat kerusakan lambung kapal saat bersandar mengakibatkan tundaan kapal bersandar
(demurage) dengan kerugian US$ 1500 sehari
Delivery Kesulitan perbaikan, pekerjaan terpengaruh gelombang dan pasang surut air laut
Safety Struktur dermaga dioperasikan pada kondisi unsafe condition, jika tidak segera
diperbaiki kerusakan semakin membesar
Moral Beban moral, tidak dapat mengatasi permasalahan dilingkungan kerjanya
Dari faktor, penyebab dan dampak permasalahan sebagaimana telah diuraikan diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor penyebab yang dominan adalah faktor kesulitan material perbaikan
dan faktor kesulitan metode kerja yang akan digunakan. Oleh karena itu fokus penyelesaian
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 2
Spesifikasi Teknis 2020
permasalahan penelitian adalah pada faktor spesifikasi material perbaikan dan metode kerja
perbaikan.
Advanced Pile Encapsulation (APE) translucent fiber reinforced polymer jackets adalah
fiber glass reinforced polymer (FRP) sebagai bagian dari proses advanced pile
encapsulation. APE Translucent FRP jacket adalah laminasi yang didesain untuk kondisi air
laut dari anyaman fiber material, kerapatan tinggi, tahan terhadap ultraviolet dengan ikatan
resin poliester. FRP jaket yang transparan memungkinkan untuk mengkontrol keadaan dan
posisi material mortar epoxy grout yang berada didalam jacket FRP. Sehingga posisi mortar
epoxy grout di dalam jaket dapat dipantau dari luar jaket. Translution FRP jaket dibentuk
menyesuaikan dengan struktur yang akan dilapisi dan dilengkapi dengan injection port dan
stand off pengatur ketebalan lapisan mortar epoxy grout. Translution FRP jacket sendiri
didesain dengan ketebalan. 3,17 mm.
Pile encapsulation epoxy grout dapat secara efektif mencegah korosi lanjutan pada struktur
pondasi tiang diarea laut. Encapsulation epoxy grout yang digunakan dengan benar
memberikan lapisan resistance terhadap air laut yang cukup tahan lama usia pakai. 20-50
tahun. Encapsulation epoxy grout sangat cocok dan sangat baik digunakan di zona intertidal
untuk mencegah 3 jenis utama korosi air laut dan dari pengaruh pengikisan struktur pondasi
tiang. Encapsulation epoxy grout mencegah korosi dengan cara melindungi struktur dari
oksidasi, fretting, dan elektro-kimia. Sedangkan untuk korosi pondasi tiang yang posisinya
selalu terendam air (submerged) sebaiknya menggunakan metode proteksi katodik dengan
Cathodic protection untuk melindungi pondasi tiang yang menggunakan tiang pipa baja.
Spesifikasi properties untuk material under water epoxy grout yang digunakan untuk
advanced encapsulation adalah meliputi (1) kekuatan tarik maksimum - 10.000 psi (69 MPa)
(ASTM D 638) (2) memiliki impact strength - 15 ft/lb./in (800 J /m) (ASTM D 256) (3)
barcol Hardness - 30 (ASTM D 785) (4) penyerapan air - maksimum 1% (ASTM D 570) (5)
resistance terhadap ultraviolet (UV). Dari uji stabilitas (tes pelapukan dipercepat). dari
sampel FRP jaket yang terkena paparan 500 jam di Twin Carbon Arc Weather-ometer
(ASTM G23, Tipe D) dan dioperasikan pada 145°F (63°C) tidak menunjukkan adanya
pengelupasan atau pengelupasan. Tes dilakukan dalam 20 menit siklus, yang terdiri dari 17
menit cahaya busur dan tiga menit semprotan high pressure water jet dengan durasi tes
selama 500 jam tanpa henti.
Agar under water epoxy enkapsulation dapat bonding dengan tight pada aplikasi dibawah air
laut maka kondisi air laut harus diperhatinan. Ombak yang terlalu besar dan pasang surut yang
terlalu deras dapat mempengaruhi bentuk FRP translution. Demikian pula dalam pelaksanaan
pemasangan FRP translution agar berhati-hati karena FRP memiliki ujung tepi yang tajam.
Untuk itu dalam pengerjaan selalu kenakan sarung tangan kulit (hand glove) dan pelindung
mata (google), kenakan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri secara memadai
untuk mencegah kecelakaan kerja pada waktu melakukan pekerjaan water jet blasting atau
mechanical cleaning dengan gerinda angin.
DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan
Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
C. LINGKUP PEKERJAAN
C.1 KETERANGAN UMUM
Perbaikan dan Proteksi Pondasi Tiang Dermaga CT-1 BPKS Jl. Malahayati, Kuta Barat,
Sukakarya, Kota Sabang, Aceh. tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun
non standar yang terdiri dari:
A. PEKERJAAN PERSIPAN
1. Aministrasi dan Dokumentasi Proyek
2. Pembersihan Lokasi Kerja
3. Pem buatan Gudang Kerja/ Barak
4. Pembutan Kantor Direksi
5. Pembuatan Papan Nama Proyek
D. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pembersihan Akhir
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila:
Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat
menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan
perlengkapan peralatan jika dianggap perlu.
Administrasi
Selanjutnya dengan dokumentasi yang ada dilakukan proses administrasi
terhadap semua pekerjaan termasuk bukti progres kerja. Shop Drawing, adalah
gambar rencana yang menjadi acuan pelaksanaan dalam mengerjakan suatu
pekerjaan dan dibuat setelah gambar rencana dari konsultan perencana
mendapat persetujuan dan pengesahan.
As Built Drawing
As Built Drawing adalah gambar koreksi, perbaikan, revisi, dari gambar
pelaksanaan yang ada, dikarenakan adanya permasalahan di proyek pada saat
bangunan dikerjakan. Juga menerangkan pihak mana saja yang ikut mengerjakan
proyek yang dibangun, seperti : sub kontraktor-sub kontraktor, supplier-supplier, dll
yang andil dalam pembangunan proyek.
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
b. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-
puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi /
saluran eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi /
saluran tersebut kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 13
Spesifikasi Teknis 2020
f. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian
dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan
pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
g. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing).
D. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI
1.1. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
1. Pembuatan Ponton Mini
2. Pekerjaan Pengerokan Tiram Pada Tiang Pancang
3. Pekerjaan Chipping Beton
4. Pekerjaan Pemasangan Bekisting + Pembongkarannya
5. Pekerjaan Injeksi Grouting
6. Pekerjaan Lapisan Pelindung
1.3. Situasi
Pemeliharaan akan dilaksanakan di dalam lokasi Perbaikan dan Proteksi
Pondasi Tiang Dermaga CT-1 BPKS Jl. Malahayati, Kuta Barat, Sukakarya,
Kota Sabang, Aceh.
Halaman pekerjaan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan
pada waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan
penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat,
luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan
dilaksanakan tertera pada gambar.
Setelah semua siap yang pertama drum di belah menjadi dua bagian, dan penutup
nya juga di potong bawah dan atas. Setelah keduanya di potong sama, Agan siapkan
batang kayu berukuran panjang kurang lebih 3,5meter, usahan batang kayunya yang
lurus, lebar kayu 15cm.
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 15
Spesifikasi Teknis 2020
Selanjutnya agan tata drum2 plastik di atas batang kayu tadi, pemasamasangan
usahan kayu tepat di tengah 2 drum yang sudah di belah tadi. Dan drum yang bagian
paling depan agan belah lagi kira 2 50cm bagian itu nantinya untuk membentuk
bagian depan perahu supaya tampil cantik.
Supaya sambungan drum satu dengan drum satunya agan baut aja pake secrup.
2.1 Umum
Pelaksanaan Chipping tiang pancang menggunakan sistem Water Jet, semua bahan
dan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat dalam syarat-syarat
dalam bagian ini . Perbaikan tiang pancang siap pekerjaan harus dikonsultasikan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
terganggu.
B. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan
C. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk
menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor
lain.
E. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan
dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang
belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan
dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan.
Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan
pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.
2. Perancangan/Desain
• Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh
tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
• Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada
ketentuan ACI-347.
• Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton
waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran
dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan
dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi
getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3. Acuan
Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai
bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan.
Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 19
Spesifikasi Teknis 2020
4. PEKERJAAN INJEKSI
GROUTING
4.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua
pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu,
lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana
diperlukannya.
2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam
beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan
Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak
termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula
besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi
beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam
gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera
diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton
yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 20
Spesifikasi Teknis 2020
Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete
Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced
Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of
Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for
Concrete, Part 1 ACI 212.2R-71, Guide for Use of
Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of
Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials
for Curing Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly
Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing
Concrete Test Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing
Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid
Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed
Spange Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete
Paving and Structural Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous
Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced
Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel
Perencanaan Perawatan Struktur Baja AMP Konstruksi Dermaga CT - 1 22
Spesifikasi Teknis 2020
2. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan
pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh
Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka
sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan
kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum
pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix
Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk
memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.
diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan),
penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat
kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus
proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau
proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional
atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Jenis material dalam lingkup ini pula terdapat jenis khusus atau extra
ordinary, missal beton mutu tinggi, beton mutu cepat setting dan beton
untuk bawah air dan lainnya.
Untuk area yang cukup besar, pasang bekisting dan cor kembali
dengan Sikagrout 215 atau beton dengan mutu yang sama.
Keropos beton pada air laut sangatlah rumit. Banyak faktor yang mempengaruhi,
seperti temperatur, kadar garam, oksigen yang larut, pH, gya pukulan ombak dan arus,
serta pencemaran biologi. Kondisi air laut juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berkaitan dengan logam.
Lingkungan struktur pantai dapat dibedakan dalam lima macam berdasarkan posisinya
terhadap permukaan air laut, yaitu: daerah atmosfir, darah percikan/deburan (splash
zone), daerah permukaan pasang surut (tidal zone), daerah antara LWS dengan seabed
(submerged zone), dan daerah lumpur (mud zone). Splash zone adalah bagian yang
mengalami keropos sangat berat, sedangkan tidal zone relatif ringan untuk suatu
batang struktur vertikal tanpa lapisan pelindung, seperti tiang pancang.
Perlindungan keropos untuk tiang pancang daerah splash zone dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
1. Sistem concreat jacket/selimut beton. Sistem ini umurnya tidak terlalu lama. Kualitas sistem
ini sangat ditentukan pada saat pengecoran dan jika terjadi kerusakan akan susah untuk
memperbaiki.
2. Sistem jacket HDPE (high density petrolatum). Pada sistem ini, pertama-tama tiang dilapisi
dengan pasta (misalkan denso paste) kemudian dibalut dengan marine piling tape dan
bagian luar dilindungi dengan material HDPE.
Tiang pancang yang berada pada bagian submerged zone dapat dilindungi dengan
secara efektif memakai arus katoda (chatodic protection) karena metal menerima arus
searah dari lingkungan seperti proses pada katoda sel listrik. Keropos pada lingkungan
basah biasanya disertai penghentian arus searah yang ditimbulkan oleh perbedaan
potensial listrik pada sel korosi tertentu. Pemakaian arus dari sumber luar cukup
mampu menghentikan arus keropos dan mengembalikan aliran arus ke metal. Aspek
teknologi yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana memberikan arus yang rata
ke setiap bagian tiang pancang pada submerged zone dalam waktu yang lama dan
mudah. Bagian-bagian yang tidak cukup menerima arus mulai mengalami keropos,
sedangkan bagian yang menerima arus terlalu banyak akan rusak oleh tutupan bahan
organik. Pada beberapa kasus, kerusakan baja disebabkan oleh hidrogen yang terjadi
pada permukaan beton.
5.2. Bahan
a. Epoxy grout untuk advanced pile encapsulation system
baik.
b. Telah dilakukan sosialisasi dan dipastikan seluruh pekerja terlibat
pekerjaan telah memahami bahaya-bahaya bekerja diatas perairan dalam,
memahami alat-alat keselamatan kerja, alat pertolongan dan alat pelindung
diri.
c. Pastikan material underwater epoxy grout yang akan digunakan telah
sesuai spesifikasinya, jumlahnya dan cara mengaplikannya.
d. Siapkan dan pastikan peralatan kerja dan peralatan penunjang yang akan
digunakan telah tersedia dan siap pakai (readiness).
e. Pastikan scaffolding dan securing pile telah terpasang dengan baik dan siap
untuk digunakan.
f. Lakukan pembersihan substrat, karat-karat, scale dan profile substrat
dengan menggunakan high pressure water jet dan mecanical cleaning
dengan gerinda angina.
g. Siapkan dan pastikan FRP jacket yang akan digunakan telah tersedia dan
telah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan meliputi ketebalannya,
ukurannya, polymer stand off, rubber seal bottom dan seam adhessivenya.
ERFINDO MAISYAHPUTRA, ST
Wakil Direktur