KONSERVASI GIGI
Oleh
Arbi Wijaya
1106001145
Pembimbing
Drg. Daru Indrawati, SpKG(K)
DAFTAR ISI
I.3
I.4
Prognosis .............................................................................................................32
Daftar Referensi ..................................................................................................33
Foto Intraoral
BAB I
PENGENALAN MASALAH UMUM
I.1
Temuan Masalah
Pasien laki-laki 18 tahun datang ke RSGM FKG UI dengan keluhan gigi
belakang bawah kanan dan kiri berlubang besar disertai adanya daging yang
tumbuh. Pasien merasa gigi tersebut sering sakit. Pasien mengaku rasa sakit
terakhir terjadi satu tahun yang lalu, dengan durasi sekitar 3 jam setiap sakitnya.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun alergi. Pasien juga tidak
memiliki kebiasaan buruk.
Pada pemeriksaan ekstraoral ditemukan wajah pasien simetris, dan
deskuamasi pada bibir atas dan bawah. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan
debri, plak dan kalkulus pada regio 1, 2, 3, dan 4 dengan skor OHIS 1,0 (baik).
Satu minggu sebelumnya pasien sudah melakukan perawatan skeling. Hubungan
rahang pasien ortognati. Pada regio kiri bawah ditemukan adanya karies D6 1.3.
dengan perkusi (+), vitalitas (+), dan palpasi (+) pada gigi 36 disertai polip pulpa.
Kemudian, pada regio kanan bawah ditemukan adanya karies D6 1.4. pada gigi 46
disertai polip pulpa. Pasien juga memiliki gigi impaksi pada gigi 38 dan 48.
Dari anamnesa, diketahui pasien menyikat gigi 2x sehari, dengan cara dan
waktu yang belum benar. Cara menyikat gigi pasien adalah dengan arah kirikanan. Pada faktor risiko karies ditemukan saliva pasien jernih dan cair, hidrasi
Faktor
kurang Umum
dari 30: detik, pasien
Faktormengonsumsi
resiko karies : air putih 1,5 liter per hari. Pasien
Kurangnya
asupanke
airdokter gigi, terakhir pada saat kecil.
mengaku sangat
berkunjung
Kurangnya
tingkatjarang sekali
putih. Cara,
waktu
kesadaran
dan menggunakan
Pasien
mengaku
pasta
gigi dan
yang mengandung fluor. Pasien tidak
teknik menyikat gigi
pengetahuan pasien
terlalu sering mengonsumsi
gula benar.
dan cemilan. Pasien juga tidak sering
yang belum
terhadap kesehatan
mengonsumsi
minumanKonsumsi
bersoda.gula
Secara
keseluruhan, penilaian faktor risiko
>2x/hr
gigi
dan mulutnya
Perlindungan
fluor pasien a1. Setelah diberikan edukasi
menyebabkan
karies
berada pada zona hijau
dengan status
hanya didapat dari
pasien jarang
mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, pasien memiliki
pasta gigi
berkunjung ke
kesadaran
untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Pasien juga
dokter
gigi. Pasien
Faktor Lokal :
sering
merasa
stresskekooperatifan yang tinggi.
memiliki
tingkat
I.2 beban
Hubungan
akibat
kuliah Antar Masalah
Fissure yang dalam
yang tinggi
pada gigi 36 dan 46.
OHIS = 1,00 (baik)
PI =0,5
CI =0
PBI = 0,5
Karies
Mencapai
Pulpa oklusal
gigi 36
I.3
Karies Mencapai
Pulpa Oklusal gigi 46
untuk mengurangi konsumsi gula dan cemilan diantara waktu makan utama, serta
mengurangi konsumsi minuman bersoda. Makanan/minuman manis (cemilan)
hendaknya dikonsumsi bersamaan saat waktu makan utama atau anjuran pada
pasien untuk berkumur atau untuk menyikat gigi 30 menit setelahnya. Hal ini
bertujuan ada kesempatan untuk remineralisasi setelah proses demineralisasi
akibat fermentasi karbohidrat oleh bakteri terjadi.
Setelah seluruh perawatan non invasif dilakukan, maka dapat dilakukan
perawatan invasif. Perawatan invasif yang dapat diberikan pertama kali pada
pasien adalah perawatan periodonsia berupa pembersihan karang gigi (skeling)
untuk membersihan plak dan kalkulus yang terdapat pada mulut pasien dan
menjaga kesehatan jaringan periodontal pasien, meskipun OHIS pasien masih
terhitung baik. Setelah perawatan periodonsia selesai, maka dapat dilanjutkan
dengan perawatan konservasi gigi. Pasien memiliki keluhan utama berupa gigi 36
serta 46 yang berlubang besar disertai dengan polip pulpa, dapat dilakukan
perawatan PSA non vital dan restorasi onlay untuk konservasi gigi ini.
Odontektomi dapat dilakukan pada gigi 38 dan 48.
Sikat gigi 2 kali sehari (perbaikan waktu menyikat gigi yaitu pagi
setelah sarapan dan malam sebelum tidur) dengan metode Bass yang
dimodifikasi, dengan membentuk sudut 45 antara sikat gigi dengan
gusi dan gigi, sikat diarahkan ke bawah pada gigi geligi rahang atas
dan sikat diarahkan ke atas pada gigi geligi rahang bawah untuk
membersihkan gigi dari plak. Penyikatan gigi dilakukan pada
permukaan luar, dalam serta permukaan kunyah gigi.
BAB II
PENGENALAN MASALAH KONSERVASI
II.1 Rekam Medik Status Konservasi (25 Mei 2015)
Elemen
T
V
Diagnosis
18
17
16
Perawatan Invasif
Rencana
Elemen
Perawatan
21
61
22
62
23
63
15
55
24
64
14
54
25
65
13
12
11
53
52
51
26
27
28
41
42
81
82
T
V
Diagnosis
Rencana
Perawatan
(+)
Pulpitis
Kronis
Hiperplast
ika
PSA Vital +
Restorasi
Onlay
38
37
D
6
43
83
36
44
84
35
75
45
85
34
74
33
73
32
31
72
71
46
D
6
(+
)
Pulpitis Kronis
Hiperplastika
PSA Vital +
Restorasi
Onlay
47
48
Elemen yang tidak ada
Komposit
K : Karies
D1-D6 /KS ;
10
No
Masalah
Diagnosis
Alternatif
Perawatan
yang Dipilih
PSA Vital
Pulpitis
Perawatan
PSA Vital
Restorasi
Kronis
Onlay
.
1.
Gigi 36
Hiperplastik
2.
Gigi 46
Pulpitis
Baik
Restorasi
Onlay
Kronis
PSA Vital
Restorasi
PSA Vital
Restorasi
Baik
Onlay
Hiperplastik
a
Onlay
3.
Prognosis
Terapi
pemeliharaa
n
Kunjunga
Kunjunga
n berkala
n berkala
ke dokter
ke dokter
gigi 6
gigi 3-6
bulan
Scaling
bulan
Scaling
11
Baik
1. Gigi 36
Diagnosis : Pulpitis Kronis Hiperplastika
DD
: Nekrosis Parsial
Pemeriksaan :
Pemeriksaan subjektif :
Gigi Pasien berlubang sangat besar, sudah cukup lama namun
pasien tidak ingat kapan persisnya. Dulu pernah sakit namun
sekarang tidak. Terakhir sakit tahun lalu, dengan durasi sakit lebih
Radiograf
: PSA Vital
Rencana restorasi
: Onlay
Alasan
12
untuk membersihkan ruang pulpa dan saluran akar dari bakteri dan
produknya. Apeks gigi sudah terbentuk sempurna, foramen apikal
sudah terbentuk sempurna, dan gigi masih dapat direstorasi pasca
endodontik.
Adapun restorasi pasca endodontik yang dipilih adalah onlay,
hal ini karena gigi telah kehilangan struktur mahkota dan atap
pulpa. Diperlukan restorasi yang dapat menyatukan keempat
dinding axial, dinding bukal lingual dan mesial masih cukup tinggi
untuk pembuatan restorasi onlay.
2. Gigi 46
Diagnosis : Pulpitis Kronis Hiperplastika
DD
: Nekrosis Parsial
Pemeriksaan :
Pemeriksaan subjektif :
Gigi Pasien berlubang sangat besar, sudah cukup lama namun
pasien tidak ingat kapan persisnya. Dulu pernah sakit namun
sekarang tidak. Terakhir sakit tahun lalu, dengan durasi sakit lebih
Radiograf
: PSA Vital
Rencana restorasi
: Onlay
Alasan
13
14
BAB III
TERAPI KONSERVASI
III.1 Terapi Non Invasif
1
Diet:
a.
b.
15
Onlay
1.1. PSA Vital
Tahap Perawatan
a.
b.
Anestesi
Preparasi / akses kamar pulpa
Setelah kamar pulpa dibersihkan maka akan orifis akan terlihat dengan jelas.
16
c.
Alat yang digunakan dapat berupa jarum (minimal no. 20 agar terlihat jelas di
foto radiograf) atau guttap percha.
Tentukan titik yang akan dijadian acuan selama preparasi atau pengisian
saluran akar, yang stabil dan tidak berubah pada bidang insisal yang paling
mudah terlihat dan menyentuh stopper selama perawatan.
Ukur panjang gigi pada radiograf praoperatif, lalu kurangi 2-3 mm untuk
toleransi kesalahan pemotretan
Letakkan stopper pada jarum endodontik dengan panjang yang telah dihitung
tersebut.
Panjang kerja yang tepat ditentukan dengan mengukur perbedaan antara ujung
file dan apeks radiograf dan menjumlahkan dengan panjang kerja diagnosis
dari radiograf awal, lalu panjang kerja dikurangi 1 mm agar panjang kerja
mencapai konstriksi apikal.
d.
Preparasi orifis
Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Lebarkan orifis dengan mendigunakan gates glidden drill, dimulai dari nomor
yang dapat masuk hingga 2mm, lalu dilanjutkan dengan nomor yang lebih kecil
berturut-turut hingga paling jauh mencapai 2/3 dari panjang kerja kemudian
irigasi dengan NaOCl 2,5%.
2.
e.
Gunakan protaper F1 sepanjang panjang kerja. Untuk akar yang lebih besar,
gunakan F2, F3, F4, dan F5 jika memungkinkan.
17
Lepaskan protaper dengan cara memutar handle berlawanan arah jarum jam,
45-90.
Haluskan dentin dengan cara memutar hanadle searah jarum jam sambil
mengangkat file tersebut.
Cantumkan nama setiap saluran akar panjang dan nomor alat terakhir di status.
Gunakan instrumen protaper pada saluran akar yang teririgasi dengan baik dan
terlubrikasi.
f.
g.
h.
Kon yang sesuai dengan nomor protaper dicobakan dalam saluran akar
sepanjang panjang kerja dan terasa ada tug-back. Buat radiograf untuk melihat
ketepatan ujung kon.
Kon guttap percha khusus protaper steril dimasukkan ke dalam saluran akar
perlahan-lahan agar udara dan kelebihan semen dapat keluar, kemudian kon
utama ditarik sedikit satu dua kali kemudian dimasukkan kembali sampai
panjang kerja.
18
Bahan pengisi dipotong sebatas orifis dengan instrumen yang ujungnya telah
dipanaskan. Kemudian lakukan kondensasi vertikal dengan alat pemampat
bahan pengisi, sampai kira-kira 1 mm di bawah orifis.
Kamar pulpa dibersihkan dengan cotton pelet yang dibasahi alkohol kemudian
tutup dengan tumpatan sementara.
Pasien diminta untuk datang kontrol yang bertujuan untuk melihat adaptasi
bahan pengisian terhadap jaringan periapikal kemudian direncanakan
pembuatan restorasi tetap yang sesuai.
i.
Restorasi onlay
Cetakan rubber base di cor menjadi model kerja, tandai batas tepi
preparasi/bevel pada model kerja menggunakan pensil.
Jika semuanya telah sesuai dan baik, maka dapat dilakukan sementasi
onlay.
2.
Onlay
2.1. PSA Vital
19
Tahap Perawatan
b.
a.
Anestesi
Preparasi / akses kamar pulpa
Setelah kamar pulpa dibersihkan maka akan orifis akan terlihat dengan jelas.
c.
Alat yang digunakan dapat berupa jarum (minimal no. 20 agar terlihat jelas di
foto radiograf) atau guttap percha.
Tentukan titik yang akan dijadian acuan selama preparasi atau pengisian
saluran akar, yang stabil dan tidak berubah pada bidang insisal yang paling
mudah terlihat dan menyentuh stopper selama perawatan.
Ukur panjang gigi pada radiograf praoperatif, lalu kurangi 2-3 mm untuk
toleransi kesalahan pemotretan
Letakkan stopper pada jarum endodontik dengan panjang yang telah dihitung
tersebut.
20
Panjang kerja yang tepat ditentukan dengan mengukur perbedaan antara ujung
file dan apeks radiograf dan menjumlahkan dengan panjang kerja diagnosis
dari radiograf awal, lalu panjang kerja dikurangi 1 mm agar panjang kerja
mencapai konstriksi apikal.
d.
Preparasi orifis
Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Lebarkan orifis dengan mendigunakan gates glidden drill, dimulai dari nomor
yang dapat masuk hingga 2mm, lalu dilanjutkan dengan nomor yang lebih kecil
berturut-turut hingga paling jauh mencapai 2/3 dari panjang kerja kemudian
irigasi dengan NaOCl 2,5%.
2.
e.
Gunakan protaper F1 sepanjang panjang kerja. Untuk akar yang lebih besar,
gunakan F2, F3, F4, dan F5 jika memungkinkan.
Lepaskan protaper dengan cara memutar handle berlawanan arah jarum jam,
45-90.
Haluskan dentin dengan cara memutar hanadle searah jarum jam sambil
mengangkat file tersebut.
Cantumkan nama setiap saluran akar panjang dan nomor alat terakhir di status.
21
Gunakan instrumen protaper pada saluran akar yang teririgasi dengan baik dan
terlubrikasi.
f.
g.
h.
Kon yang sesuai dengan nomor protaper dicobakan dalam saluran akar
sepanjang panjang kerja dan terasa ada tug-back. Buat radiograf untuk melihat
ketepatan ujung kon.
Kon guttap percha khusus protaper steril dimasukkan ke dalam saluran akar
perlahan-lahan agar udara dan kelebihan semen dapat keluar, kemudian kon
utama ditarik sedikit satu dua kali kemudian dimasukkan kembali sampai
panjang kerja.
Bahan pengisi dipotong sebatas orifis dengan instrumen yang ujungnya telah
dipanaskan. Kemudian lakukan kondensasi vertikal dengan alat pemampat
bahan pengisi, sampai kira-kira 1 mm di bawah orifis.
Kamar pulpa dibersihkan dengan cotton pelet yang dibasahi alkohol kemudian
tutup dengan tumpatan sementara.
Pasien diminta untuk datang kontrol yang bertujuan untuk melihat adaptasi
bahan pengisian terhadap jaringan periapikal kemudian direncanakan
pembuatan restorasi tetap yang sesuai.
i.
Restorasi onlay
22
Cetakan rubber base di cor menjadi model kerja, tandai batas tepi
preparasi/bevel pada model kerja menggunakan pensil.
Jika semuanya telah sesuai dan baik, maka dapat dilakukan sementasi
onlay.
23
BAB IV
PROGNOSIS
Prognosis
Lokal
: Baik
1 Gigi 36 dan 46 baik
Umum
: Baik
1 Pasien tidak memiliki kelainan sistemik.
2 Pasien memiliki sikap yang kooperatif.
3 Pasien bersedia dirawat hingga tuntas.
24
DAFTAR REFERENSI
1.
Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. 2nd ed.
Queensland: Knowledge books and software; 2005.
2.
3.
4.
5.
Cohen s, Hargreaves KM. Pathways of the Pulp. 9th ed: Elsevier; 2006.
6.
7.
25