LAPORAN KASUS
Nama Pasien/Umur
: Ny. Raodah Rusli/51 tahun
No. Rekam Medik
: 00-67-07-35
Perawatan
: Rawat jalan
A. Anamnesis
: Autoanamnesis
Keluhan utama
: Nyeri pada punggung
Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 5 bulan terakhir dan memberat dalam
10 hari ini,nyeri yang dirasakan seperti tertusuk pada bagian punggung
sebelah kanan dan kiri, dan menjalan sampai ke daerah bawah perut, dan
sampai ke lutut,hilang timbul, disertai buang air kecil berdarah dan terasa
nyeri saat berkemih,dan kencing sedikit-sedikit (+) , demam (+), riwayat
demam sejak 1 minggu,hilang timbul, dan demam turun ketika meminum
paracetamol,menggigil (+) mual dan muntah (-), riwayat mual (+), riwayat
berobatsebelumnya di RS Malili dan telah diberi obat sangobion,
paracetamol dan ciprofloxacin dan beberapa obat lainnya pasien tidak
mengingat. Sebelumnya pasien sudah mengalami hal ini sebelumnya sekitar
1 tahun yang lalu, dengan keluhan yang sama, dan pernah merasakan saat
berkemih ada seperti pasir keluar sebesar beras namun tidak dihiraukan, dan
sempat dinyatakan sebagai infeksi saluran kemih dan diberikan antibiotik
pada saat itu dan kemudian pasien sudah tidak mengalami keluhan tersebut.
Riwayat keluarga yang menderita halyang sama disangkal
Riwayat penyakit jantung, DM, dan hipertensi disangkal.
B. Pemeriksaan Fisis
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Status Gizi
Tanda Vital
- Tekanan darah
: 110/80 mmHg
- Nadi
: 80 kali/menit
1
- Pernafasan
: 18 kali/menit
- Suhu
: 36,5oC
Mata
-
Kelopak mata
Konjungtiva
Sclera
Kornea
Pupil
: Edema (-)
: Anemia (-)
: Ikterus (-)
: Jernih
: Bulat, isokor
Leher
Thorax
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Bp: vesikuler
Bt: Ronchi
Wheezing:
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Pekak (+)
Batas jantung
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Ekstremitas:
Deformitas
(-)
Udem
(-)
Fraktur
(-)
C. Laboratorium
Pemeriksaan
1. Urinalisis
GDS
Ureum
Kreatinin
SGOT
SGPT
Natrium
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
104
31
1,09
21
18
144
140
10-50
L(<1,3). P(<1,1)
<38
<41
136-145
mg/dl
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
mmol/l
Kalium
Klorida
HBs Ag (ICT)
2. Kimia Darah
PT
INR
APTT
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
PCT
PDW
NEU
LYM
MON
EOS
BAS
ALY
LIC
IML
IMM
IMG
3,7
108
Non reactive
3,5-5,1
97-111
Non Reactive
mmol/l
mmol/l
------
11,2
0,97
28,3
5,8
4,47
11,6
37
83
26
31,4
17,3
322
8,2
0,264
14,3
2,80
2,24
0,40
0,26
0,05
0,13
0,03
0,01
0,01
0,01
10-14
--22-30
4,0-10,0
3,80-5,80
11,5-16,0
37,0-47,0
80-100
27,0-32,0
32,0-36,0
11,0-16,0
150-400
6,0-11,0
0,150-0,500
11,0-18,0
2,00-7,50
1,00-4,00
0,20-1,00
0,00-0,50
0,00-0,20
0,00-0,25
0,00-0,30
0,00-0,25
0,00-0,11
0,00-0,25
detik
--detik
10^3/mm3
10^6/mm3
g/dL
%
m3
%
%
D. Radiologi
FOTO BNO
- Udara dalam usus terdistribusi sampai ke distal
- Tidak tampak dilatasi loop-loop usus dan gambaran hearing bone
- Tampak multipel banyangan radiopak pada regio hipokondrium
bilateral, kanan setinggi CV L2 dengan ukuran terbesar 0,4 x 0,1 cm,
kiri setinggi CV L2-L4 dengan ukran terbesar 0,6 x 0,6 cm,tampak pula
bayangan radiopak dengan ukuran 1,4 x 3,7 cm yang overlapping
-
dengan os sacrum.
Kedua psoas line dan preperitoneal fat line intak
Tulang-tulang intak, tampak osteofit pada aspek lateral CV L2-L5
(spondylosis lumbalis)
FOTO IVP :
- Kontras iodium sebanyak 40 cc dimasukkan melalui intravena
- Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal baik
- PCS kanan : tampak dilatasi dengan ujung-ujung kaliks minor clubbing,
bayangan radiopak pada foto BNO kanan berada pada kaliks pole tengah
dan pole bawah
berkelok-kelok
Ureter kiri : bayangan radiopak pada foto BNO region hyocondrium kiri
setinggi CV L4 kanan berada pada lintasan ureter 1/3 tengah ureter
additional shadow.
KESAN :
- Hiydronefrosis grade IV disertai nefrolith bilateral
- Hydroureter bilateral ec ureterolith 1/3 medial dextra dan 1/3 proksimal
sinistra.
E. Diagnosis
Nefrolithiasis bilateral + hidronefrosis bilateral
II.
DISKUSI
2.1. Pendahuluan
infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan
gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut staghorn.Kelainan atau
obstruksi pada sistem pelviokalises ginjal (penyempitan infundibulum dan
stenosis ureteropelvik) mempermudah timbulnya batu saluran kemih.4
Faktor utama predisosisi kejadian batu ginjal menggambarkan kadar
normal dalam air kemih dimana lebih dari 85 % batu pada laki-laki dan 70 %
pada perempuan mengandung kalsium, terutama kalsium oksalat.5
Batu
dapat
dikeluarkan
dengan
cara
medikamentosa,
ESWL
2.2. Anatomi
Anatomi dan fisiologi traktus urinarius:
1. Ginjal
Setiapginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa, terdapat kortex renalis di bagian luar yang berwarna coklat gelap,
dan medulla renalis dibagian dalam yang berwarna cokelat terang
dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut disebut pyramid
renalis, puncak kerucut menghadap calyx yang terdiri dari lubang-lubang
kecil disebut papilla renalis.3
10
Gambar 3.
Anatomi
ureter.
3.
Vesica
urinaria
Vesica
urinaria
11
12
1.
foto polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto ini adalah bayangan,
besar (ukuran), posisi kedua ginjal dan muskuli psoas kanan serta
kiri.6Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radioopak di saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radioopak dan paling sering dijumpai diantara batu
jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radiolusen).4
Keterbatasan pemeriksaan foto polos abdomen adalah tidak dapat
menentukan batu radiolusen, batu kecil dan batu yang tertutup bayangan
struktur tulang. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu dalam ginjal
dan batu luar ginjal.5
Tabel 1.1 Urutan radio-opasitas beberapa jenis batu saluran kemih4
Jenis Batu
Radio-opasitas
Kalsium
Opak
MAP
Semiopak
Urat/sistin
Non opak
13
Gambar 6. Foto polos abdomen tampak bayangan batu radioopak yang memberikan
gambaran staghorn setinggi CV L1-L2 pada hipokondrium kiri dan bayangan
multiple batu radioopak setinggi CV L1-L2 pada hipokondrium kanan7.
14
Gambar 8. Foto polos abdomen posisi AP tampak bayangan radio-opak yang memberikan
gambaran staghorn setinggi CVL2-L4 pada hipokondrium kanan. 7
2.
Ultrasonography (USG)
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVU
misalnya pada wanita hamil dan orang dengan alergi terhadap kontras.
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu diginjal dan buli-buli (yang
ditujukan sebagai echoicshadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengerutan
ginjal.4
Batu ginjal umumnya ditemukan pada pemeriksaan ultrasound,
penemuan batu tersebut kadang ditemukan secara tidak sengaja pada pasien
yang asimptomatik dimana hanya mengeluhkan nyeri kolik pada pinggang
atau obstruksi total dan atau sebagian traktus urinarius ipsilateral.9
Banyak dari batu ginjal sering mengalami kalsifikasi pada bagian fokal
khususnya pada PCS dari ginjal, banyak dari batu tersebut memiliki daya
pantul yang tinggi sehingga struktur batu dapat tercitrakan jelas pada bagian
distal dengan densitas hyperechoic, namun untuk batu yang berukuran kecil
agak susah untuk di identifikasi, karena dapat bersifiat similar dengan densitas
echogenic sehingga operator harus mengubah sudut pengambilan untuk dapat
membedakannya.9
15
16
3.
selain itu IVU dapat mendeteksi adanya batu semiopak ataupun batu monopak
yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika IVU belum dapat
menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi
ginjal, sebagai penggantinya adalah pielografi retrograd.4
Pemeriksaan IVU memerlukan persiapan, yaitu malam sebelum
pemeriksaan diberikan laksans (pencahar) untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi ginjal. Pasien tidak diberikan cairan (minum) mulai dari
jam 10 malam sebelum pemeriksaan. Keesokan harinya penderita harus
puasa.Untuk bayi dan anak diberikan minum yang mengandung karbonat,
tujuannya untuk menggembungkan lambung dengan gas. Usus akan
berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung
yang terisi gas.6
Sebelum pasien disuntik urografin 60 mg% harus dilakukan terlebih
dahulu uji kepekaan.Dapat berupa pengujian subkutan atau intravena.Jika
penderita alergi terhadap bahan kontras, pemeriksaan urografy intravena
dibatalkan. Dosis urografin 60 mg% untuk orang dewasa adalah 20 ml. Kalau
perlu dapat diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml.6
Pengambilan foto dilakukan setelah injeksi kontras diberikan, kemudian
bendungan dilakukan 5 menit kemudian dan dilakukan foto kembali, untuk
17
menahan aliran kontras ke ureter serta melihat distensi dari PCS. Kemudian
bendungan dilepaskan, dan dilakukan foto pada menit ke 15 dan 30 untuk
melihat turunnya kontras ke ureter dan buli-buli.7
Pada berbagai centre, IVU merupakan pemeriksaan utama yang menjadi
modalitas pada pasien dengan suspek obstruksi akut pada saluran kemih.
Gambaran radiologinya dapat menentukan dimana letak obstruksinya, dimana
sesaat setelah pemberian kontras maka akan terjadi perlambatan pengisisan
kontras.10
Pada pemeriksaan IVU, obstruksi dari ureter yang disebabkan oleh batu
dapat menyebabkan kontras terlambat tervisualisasi dari ginjal dan ureter.Saat
tervisualisasi, ureter biasanya berdilatasi dan kaliks-kaliks ginjal mengalami
blunting. Normalnya pada ginjal kontras terisi seluruhnya sesaat setelah
pengisian, terlambatnya kontras terisi menandakan adanya suatu obstruksi.11
Indikasi
-Renal agenesis
-Poliuria
-BPH (benign Prostat Hyperplasia)
-Kelainan kongenital :
o Duplikasi ureter dan pelvis renalis
o Ginjal Ektopik
o Horseshoe kidney
o Malrotasi
- Hidronefrosis
-Hipertensi renal
Kontra Indikasi
Alergi terhadap media kontras
Pasien yang mempunyai kelainan
serangan jantung
Multiple myeloma
Neonatus
Pasien yang sedang
keadaan kolik
Ureum dan kreatinin meningkat
dalam
A. Angiografin
Angiografin merupakan jenis kontras media ionik. Komposisi 1 ml angiografin
mengandung 0,65 gr meglumine amidotrizoate (meglumine diatrizoate) dalam
setiap larutan. Angiografin mempunyai viskositas (kekentalan) yang tinggi serta
osmolalitas yang tinggi pula.
B. Iopamiro
Merupakan jenis kontras non ionik dan mempunyai jenis molekul benzine
dikarboxamide monomerik. Tekanan osmotik rendah , sifat non ionik dari
molekul serta kemotoksitas yang rendah.
NAMA DAGANG
NAMA GENERIK
KELOMPOK
Amipaque
Angiografin
Conray
Hexabrix
Imagopaque
Iopamiro
Isovist
Omnipaque
Optiray
Telebrix
Ultravist
Urografin
Urovison
Urovist
Matrizamide
Diatrizoate
Iothalamate
Ioxaglate
Iopentol
Iopamidol
Iotrolan
Iohexol
Ioversol
Ioxithalamate
Iopromide
Diatrizoate
Diatrizoate
Diatrizoate
Non Ionik
Ionik
Ionik
Ionik Dimer
Non Ionik
Non Ionik
Non Ionik Dimer
Non Ionik
Non Ionik
Ionik
Non Ionik
Ionik
Ionik
Ionik
dengan urogram
19
Gambar 12. Foto IVU tampak bayangan batu radioopak dengan disertai hydronefrosis. 12
Gambar 13. Foto IVU tampak hydronefrosis kiri dan dilatasi ureter kiri
akibat obstruksi calculi.8
Gambar 14. Foto IVU 13-30 menit postmicturi tampak gambaran batu staghorn
pada hipokondrium kanan setinggi CV T12-L3.
20
Gambar 15. A. foto IVU tampak dilatasi PCS ginjal kanan dengan penyebab
yang tidak tampak. B. Foto polos abdomen tampak bayangan batu radioopak
pada hipokondrium kanan membuktikan foto IVU (A).
4.
CT Scan
Computed Tomography dapat dengan lebih mudah mengevaluasi
obstruksi saluran kemih pada obstruksi akut. CT scan tanpa kontras secara
sensitive dapat menggambarkan batu opak maupun rnon opak (lusen),
kemudian dilatasi system PCS yang sering menyebabkan obstruksi. CT scan
tanpa kontras juga dapat digunakan pada keluhan kolik ureter akut, dan juga
sebagai salah satu alternatif dari IVU pada pasien yang alergi dengan kontras
intravena.10
CT scan juga memiliki keuntungan untuk menentukan penyebab nyeri
abdomen akut, misalnya appendisitis, obstruksi kronik karena tumor dan
penyakit pada ginjal non tumor, penyakit karena penyebab kompresi, dan
dapat pula menentukan grade-grade tumor selama masa pengobatan.10
21
2.4.
Komplikasi
Komplikasi batu saluaran kemih akibat obstruksi, khususnya di ginjal atau
ureter, dapat terjadi hidronefrosis yang berakhir dengan kegagalan fungsi ginjal
yang terkena. Bila terjadi pada kedua ginjal, akan timbul uremia karena gagal
ginjal total. Hal yang sama dapat juga terjadi akibat batu kandung kemih, lebihlebih bila batu tersebut membesar sehingga juga mengganggu aliran kemih dari
kedua orifisium ureter. 15
Klasifikasi hidronefrosis grade I-IV.15
-
22
2.5.
Penatalaksanaan
Saat
ini,
extracorporeal
shock
wave
lithotripsy
(ESWL)
telah
Nefrokalsinosis
23
Gambar 19. Foto polos abdomen tampak agregat kalsifikasi di regio papilla
bilateral.14
mendiagnosis
Gambar 20. Foto USG abdomen tampak focal shadowin gecho genic pada ginjal.14
25
Gambar 21. Foto CT scan abdomen tampak kalsifikasi pada kedua lapisan parenkim
(medulla) ginjal.19
2. Batu Empedu
Batu empedu merupakan penyebab tersering terjadinya kalsifikasi
pada sistem biliar. Meskipun menurut data statistik, dari seluruh kejadian
batu empedu, hanya 20% kejadian batu kalsium dan akan menimbulkan
bayangan radioopak. Terdapat banyak jenis-jenis gambaran radiologi dan
ukuran dari gallstone. Batu akan tampak homogen atau ringlike density, dan
gambaran ini hampir menyerupai gambaran radiologi dari kejadian
kalsifikasi pada organ kuadran atas kanan. Pada foto polos abdomen posisi
AP, kalsifikasi yang terjadi pada ginjal kanan, retroperitoneum, dan pada
kartilago costa kemungkinan akan tervisualisasi pada daerah gallbladder.20
Komposisi gallstone terdiri dari kolesterol, pigmen, dan garam-garam
kalsium. Kebanyakan batu terdiri dari kalsium karbonat murni dan sering
digambarkan sebagai mulberry stone. Tetapi sebagian besar batu juga
merupakan batu campuran. Karakteristik dari batu ini, jika densitasnya
radioopak, tampak stellate faceted appearance disertai gas-containing
fissures (Mercedes Benz Sign).7
26
Gambar 23.Foto polos abdomen tampak mixed stone yang memperlihatkan sisisisi yang pipih.
27
Gambar 24. Foto polos abdomen tampak gambaran khasbatu Mercedes benz
(panah), dan setelah pengangkatan batu (kotak). 7
2.7.
Resume Klinis
Perempuan 51 tahun masuk ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang
sebelah kanan dan kiri yang dialami sejak 5 bulan terakhir dan memberat dalam 10
hari ini,nyeri yang dirasakan seperti tertusuk pada bagian punggung sebelah kanan
dan kiri, dan menjalan sampai ke daerah bawah perut, dan sampai ke lutut,hilang
timbul, disertai hematuri (+), disuria (+),dan polakisuria (+) , demam (+), sejak 10
hari ,hilang timbul, dan demam turun ketika meminum paracetamol,menggigil (+)
nausea dan vomiting (-), riwayat nausea (+), riwayat berobat sebelumnya di RS Malili
dan telah diberi obat sangobion, paracetamol dan ciprofloxacin dan beberapa obat
lainnya pasien tidak mengingat. Riwayat penyakit yang sama sekitar 1 tahun yang
lalu, dengan keluhan yang sama, dan pernah merasakan saat berkemih ada seperti
pasir keluar sebesar beras namun tidak dihiraukan, dan sempat dinyatakan sebagai
infeksi saluran kemih dan diberikan antibiotik pada saat itu dan kemudian pasien
sudah tidak mengalami keluhan tersebut. Riwayat keluarga yang menderita hal yang
sama (-) , Riwayat penyakit jantung, DM, dan hipertensi disangkal.
2.8.
Resume Radiologis
Sebelum pasien melakukan foto IVU, terlebuh dahulu melakukan foto BNO yang
didapatkan hasil sebagai berikut
28
Bayangan radiopak
pada hipokondrium
kanan setinggi CV L2
Bayangan radiopak
pada hipokondrium kiri
setinggi CV L2-L4
bayangan radiopak
yang overlapping di
os sacrum
Setelah melakukan foto BNO, pasien ini diberikan kontras iodium sebanyak 40 cc
melalui intravena.
kontras tampak
mengisi kedua
ginjal (fungsi ekskresi
dan sekresi)
kontras tidak
tampak mengisi
ureter kanan
dan kiri
kontras tidak
tampak mengisi
vesika urinaria
29
ujung-ujung
calyx minor
clubbing
Ujung-ujung
calyx minor
clubbing
1/3 proksimal
ureter tampak
dilatasi
1/3 tengah
ureter tampak
dilatasi
30
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Grace PA, Borley NR, eds. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga Medical Series; 2007. p.172
2. Corwin J Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi Ketiga, Jakarta : EGC,
2009. p 715-716
3. Waugh, Anne et all. Anatomy And Physilogy In Health And Illness 9 thSpain:
Churchill Livingstone. 2004 p.339-358
4. Purnomo Basuki B, Dasar-dasar Urologi Edisi Ketiga. Malang : Sagung Seto,
2011. p 84-98.
5. Sudoyo Aru et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisis V, Jakarta,
2009. p 1025-1031
6. Ekayuda Iwan, Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FK UI,
2009. p 283-289
7. Sutton, David. Textbook Of Radiology And Imaging 7 th
Edition. London:
Stone
on
Intravenous
Urografy
(IVU),
overviewhttp://www.webmd.com/kidney-stones/kidney-stone-seen-onintravenous-pyelogram-ivp at 10/06/2014
13. Howlett, David C et all. The Hands On Guide To Imaging. Blackwell Publishing.
UK. 2004. p. 181
14. Dinnick, Reed et all, Textbook Of Uroradiology 3rdedition. Lippincott Williams
& Wilkins: 2001. USA. P.178-194
32
15. Dr.med.DirkManski.2014.file:///F:/Hydronephrosis%20and%20Upper
%20Urinary%20Tract%20Obstruction%20%20www.urologytextbook.com.htm. at 11/06/2014
16. Grainger and Allisons. Diagnostic Radiology. China. Elsevier. 2008. Hal 825-828
17. Portis Andrew J et all, Diagnosis and Initial Management of Kidney Stone, Over
view http://www.aafp.org/afp//0401/p1329.html at 5/11/2013 at 11/06/2014
18. Johnson Richard et all, Comprehensive Clinical Nephrology, Second Edition,
Mosby, USA. 2006. p 731-757
19. Silverman, Stuart G et all. CT Urography: An Atlas, 1stEdition. USA. 2007 p.7677
20. Burgener, Francis A et all. Differential Diagnosis in Conventional Radiology 3rd
Edition. Thieme. Germany. 2008. P.768
21.
22.
http://radiopaedia.org/cases/nephrolithiasis-1
http://www.scribd.com/doc/129051587/IVP-docx
33