Agus Suharyanto2),
Sugeng P. Budio3)
VEDC Malang1)
E-mail : aminz_pwt@yahoo.de
Program Magister Teknik Sipil, Minat Manajemen Konstruksi
Universitas Brawijaya Malang2,3)
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh upah, kemampuan kerja dan pengalaman kerja terhadap kinerja pekerja
pelaksanaan pekerjaan bekisting. Populasi dari penelitian ini adalah pekerja yang sedang melaksanakan proyek
Pembangunan Perumahan Greenwood Golf , Pondok Blimbing Indah Kota Malang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh yaitu seluruh pekerja pada sebuah proyek
pembangunan yang sedang berlangsung dengan jumlah 37 orang. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah, kemampuan kerja dan
pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pelaksanaan pekerjaan bekisting .
Daya prediksi dari model regresi (R-square) yang dibentuk dalam pengujian ini memiliki nilai 36,1%, artinya
upah, kemampuan kerja, dan pengalaman kerja mempunyai kontribusi terhadap kinerja pekerja pelaksanaan
pekerjaan bekisting sebesar 36,1%, sedangkan sisanya 63,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Manajemen pelaksanaan proyek konstruksi perlu memperhatikan upah karena dengan meningkatkan upah maka
kinerja pekerjanya juga akan meningkat. Untuk menambah kemampuan dan pengalaman kerja hendaknya
pekerja diikutkan pada pelatihan pembuatan bekisting agar bisa membuat bekisting yang kuat, tidak bocor,
mudah dibongkar serta tepat ukurannya dan memiliki nilai ekonomis tinggi dengan waste bekisting yang
minimal.
Kata kunci: kemampuan, kinerja, pengalaman, upah
PENDAHULUAN
Perkembangan konstruksi beton di
Indonesia mengalami banyak kemajuan
dari segi kuantitas . Hal ini dapat dilihat
dari
banyaknya
bangunan
yang
menggunakan konstruksi beton dari daerah
perkotaan hingga ke daerah pedesaan
seperti bangunan tempat ibadah maupun
bangunan rumah tinggal, perkantoran,
ruko, sekolahan dsb. Namun dilihat dari
segi kualitas, mutu beton yang dibuat
dalam skala kecil terutama di daerah masih
jauh dari yang diharapkan karena
dilaksanakan dengan sangat konvensional
oleh para pekerja konstruksi yang kurang
terampil dan kurang memahami cara
pelaksanaan pengerjaan beton terutama
pelaksanaan
pembuatan
bekisting.
Pengerjaannya kurang sempurna dan tidak
kuat sehingga ketika dicor banyak yang
melendut, berubah bentuk, bocor bahkan
sampai jebol. Akibat dari lemahnya
bekisting
maka
pemadatan
pun
dilaksanakan dengan asal-asalan karena
khawatir bekistingnya rusak hal ini akan
berpengaruh pada tingkat kepadatan beton.
Permasalahan lain timbul setelah bekisting
dibongkar maka harus dilakukan perbaikan
beton seperti memahat bagian-bagian yang
lendut dan menambal beton yang keropos ,
padahal mutu beton tambalan tidaklah
sama dengan beton monolit.
Bekisting
dalam
pekerjaan
konstruksi beton artinya acuan, wadah atau
125
menghambat
sendiri.
pekerjaan
kontruksi
itu
126
127
Definisi
operasional
variabel
merupakan
unsur
penelitian
yang
memberitahukan
bagaimana
cara
mengukur suatu variabel yang berisikan
indikator yang memungkinkan peneliti
mengumpulkan data yang relevan untuk
variabel tersebut. Adapun variabel dalam
penelitian adalah
1. Upah (X1)
Upah adalah balas jasa yang
berupa uang atau balas jasa yang lain
yang diberikan oleh lembaga atau
organisasi perusahaan kepada pekerja
karena prestasinya. Indikator untuk
mengukur upah adalah
a upah yang diterima tepat waktu
b upah yang diterima sesuai dengan
lama kerja
c upah
yang
diterima
dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Kemampuan kerja (X2)
Kemampuan
kerja
adalah
keberhasilan seseorang atas tugastugas yang dilaksanakan. Indikator
untuk mengukur kemampuan kerja
adalah
a. mampu mengerjakan sesuai dengan
gambar kerja
b. memahami cara memilih bahan
yang baik untuk pekerjaan
c. mampu mengerjakan sesuai dengan
bahan yang akan dipakai
d. mampu menggunakan peralatan
untuk menyelesaikan pekerjaan
3. Pengalaman kerja (X3)
128
banyak
pengalaman
dalam
pelaksanaan pekerjaan bekisting
c. Semakin
sering
melakukan
pekerjaan
bekisting,
semakin
banyak wawasan tentang pekerjaan
bekisting
d. Semakin
sering
melakukan
pekerjaan
bekisting,
semakin
mengetahui
permasalahan
pekerjaan bekisting
4. Kinerja (Y)
y = + 1 x1 + 2 x2 + 3 x3 + e
dimana :
y:
:
:
x1
x2
x3
e:
Kinerja pekerja
konstanta.
bilangan koefisien.
:
upah
:
kemampuan kerja
:
pengalaman kerja
disturbance error.
Pengujian Hipotesis.
Pengujian atas hipotesis yang ingin
membuktikan pengaruh variabel upah
(X1), kemampuan kerja (X2), dan
Sig t
Ket
Konstanta
1,051
Upah
0,659
2,158
0,038
Sig
Kemampuan kerja
0,706
3,478
0,001
Sig
Pengalaman kerja
0,281
2,140
0,040
Sig
:5%
R Square : 0,361
F hitung
: 6,204
Sig. F
: 0,002
129
130
131
1. Manajemen
pelaksanaan
proyek
konstruksi perlu memperhatikan upah
yang harus dibayarkan kepeda pekerja,
hal ini karena dengan upah mampu
membangkitkan semangat kerja, yang
berdampak pada peningkatan kinerja
2. Guna meningkatkan kemampuan dan
pengalaman
kerja,
manajemen
pelaksanaan proyek konstruksi perlu
mengikutkan
pekerjanya
untuk
mengikuti pelatihan, dengan mengikuti
pelatihan diharapkan dapat menguasai
prinsip dasar bekisting, proses control
posisi dan alignment bekisting, dengan
memperhatikan qualitas, keselamatan,
analisa dalam rangka pemilihan jenis
bekisting sesuai kondisi di lapangan,
dan nilai ekonomisnya, peralatan
penunjang proses pembuatan bekisting
untuk mengurangi waste bekisting.
3. Besarnya nilai R square (R2) sebesar
36,1%
artinya
variabel
upah,
kemampuan kerja, dan pengalaman
kerja memberikan kontribusi terhadap
kinerja
pelaksanaan
pekerjaan
bekisting sebesar 36,1%, sedangkan
sisanya 63,9% dipengaruhi oleh oleh
faktor atau variabel lain yang tidak
dimasukan dalam model penelitian ini.
Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar
bagi peneliti yang akan datang untuk
menambah variabel penelitian, seperti
sarana
dan
prasarana,
gaya
kepemimpinan
mandor
dalam
mengawasi pekerjaan bekisting
DAFTAR PUSTAKA
Abriyani, Puspaningsih, 2004. Faktor-faktor yang
berpengaruh Terhadap Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Manajer Perusahaan Manufaktur,
Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,
Jakarta.
Bolman, Lee, G. Deal, and Terry, E. 1999. 4
Steeps to Keeping Change Efforts Heading
in The Right Direction, Journal for Quality
& Participation (QCJ), Vol: 22, ISS: 3,
Page: 6-11.
Deierlein, Bob. (1996) Pop Quiz: How to Peg a
Productive Mechanic, Journal World Wastes
(WWA), vol: 39, ISS: 11, Page: 13-15.
132
133