Mengingat
35.
7. .
-67. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tegal Tahun 2005-2025
yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah Kota Tegal untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005
sampai tahun 2025.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Tegal Tahun 2009-2014
yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan
daerah Kota Tegal untuk periode 5 (lima) tahunan terhitung sejak tahun 2009
sampai tahun 2014 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program
Walikota dengan berpedoman pada RPJPD serta memperhatikan RPJM Nasional
dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah.
9. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahunan.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Tegal.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Pasal 2
Sistematika RPJMD disusun sebagai berikut:
a. BAB I
: Pendahuluan
b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan
d. BAB IV : Isu-Isu Strategis
e. BAB V : Visi dan Misi
f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan
g. BAB VII : Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
i. BAB IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah
j. BAB X : Kaidah Pelaksanaan
Pasal 3
RPJMD sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 4
(1) RPJMD wajib dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan Daerah.
(2) Penjabaran RPJMD sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap tahun dituangkan
dalam RKPD.
Pasal 5
RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan sebagai acuan
bagi seluruh pemangku kepentingan di Daerah dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan selama kurun waktu 2009-2014.
BAB III .
-7BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 6
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD menjadi pedoman
penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun 2014, dan dapat
diberlakukan sebagai pedoman sementara dalam penyusunan RKPD tahun 2015.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota
Pasal 8
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku maka:
1. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis
(RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009 (Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun
2005 Nomor 1);
2. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 6 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Strategis
(RENSTRA) Kota Tegal Tahun 2004-2009 (Lembaran Daerah Kota Tegal Tahun
2008 Nomor 4);
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tegal.
Ditetapkan di Tegal
pada tanggal 19 Oktober 2009
WALIKOTA TEGAL,
ttd
IKMAL JAYA
Diundangkan di Tegal
Pada tanggal 19 Oktober 2009
SEKRETARIS DAERAH KOTA TEGAL
ttd
EDY PRANOWO
LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 6
-8PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL
NOMOR 6 TAHUN 2009
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA TEGAL TAHUN 2009-2014
I. PENJELASAN UMUM
Dalam rangka memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan program Walikota yang
memuat kebijakan penyelenggaraan pembangunan perlu menyusun dokumen
perencanaan pembangunan daerah berupa Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah sebagai landasan dan pedoman dalam melaksanakan
pembangunan di Kota Tegal kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
RPJMD Kota Tegal Tahun 2009-2014 merupakan penjabaran visi, misi dan
program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kota Tegal
Tahun 2005-2025 dan memperhatikan RPJM Provinsi Jawa Tengah serta RPJM
Nasional, memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan
daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
disertai rencana kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Penyusunan RPJMD Kota Tegal Tahun 2009-2014 dilakukan secara
partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan yang
mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
RPJMD Kota Tegal Tahun 2009-2014 digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Strategis SKPD dan RKPD Kota Tegal pada setiap tahun
anggaran.
Pasal 4 .............
-9Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan
menghindari kekosongan rencana pembangunan daerah, sehubungan pada
tahun 2014 terjadi pergantian kepala daerah sebagai hasil pemilihan kepala
daerah. Maka RPJM Daerah Kota Tegal Tahun 2009-2014 sementara menjadi
acuan penyusunan RKPD Tahun 2015.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang.....................................................................................................
Tujuan ................................................................................................................
Landasan Hukum .................................................................................................
Hubungan RPJMD Kota Tegal Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya....................
Sistematika..........................................................................................................
1
2
2
4
4
A. Kondisi Kewilayahan.............................................................................................
B. Kondisi Perekonomian ..........................................................................................
1. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................
2. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi ................................................................
3. Struktur Perekonomian Kota Tegal ..................................................................
4. PDRB Per kapita.............................................................................................
C. Kondisi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan .....................................................
1. Sosial Budaya ................................................................................................
a.Pendidikan..................................................................................................
b.Kesehatan ..................................................................................................
c. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.................................................
d.Ketenagakerjaan.........................................................................................
e.Kependudukan dan Pencatatan Sipil.............................................................
f. Sosial .........................................................................................................
g.Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak .......................................
h.Pemberdayaan Masyarakat Desa..................................................................
i. Pemuda dan Olah Raga ...............................................................................
j. Pariwisata...................................................................................................
k. Ketransmigrasian ........................................................................................
l. Perpustakaan..............................................................................................
2. Ekonomi ........................................................................................................
a.Perdagangan ..............................................................................................
b.Industri ......................................................................................................
c. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah ............................................................
d.Penanaman Modal.......................................................................................
e.Kelautan dan Perikanan...............................................................................
f. Pertanian....................................................................................................
g.Ketahanan Pangan ......................................................................................
3. Tata Ruang....................................................................................................
a.Penataan Ruang .........................................................................................
b.Pertanahan.................................................................................................
4. Sarana dan Prasarana ....................................................................................
a.Pekerjaan Umum ........................................................................................
b.Perhubungan ..............................................................................................
c. Perumahan .................................................................................................
d.Komunikasi dan Informatika ........................................................................
6
6
7
7
7
7
8
8
8
11
13
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
25
26
26
27
29
30
31
32
32
35
35
35
37
38
39
40
40
44
45
46
47
48
48
53
54
54
56
66
66
66
66
66
67
67
67
67
68
68
68
68
69
69
69
69
69
70
70
70
70
70
71
71
71
71
71
72
72
72
72
72
73
73
73
73
73
74
A. Visi......................................................................................................................
B. Misi .....................................................................................................................
C. Tujuan dan Sasaran ............................................................................................
74
75
76
80
82
A. Kebijakan Umum..................................................................................................
a. Sosial Budaya ................................................................................................
1. Pendidikan...............................................................................................
2. Kesehatan ...............................................................................................
3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera..............................................
4. Ketenagakerjaan......................................................................................
5. Kependudukan dan Catatan Sipil...............................................................
6. Sosial ......................................................................................................
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ....................................
8. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ........................................................
9. Kepemudaan dan Olah Raga.....................................................................
82
82
82
82
82
82
83
83
83
83
83
A. Strategi ...............................................................................................................
B. Arah Kebijakan ....................................................................................................
80
80
10. Pariwisata................................................................................................
11. Kebudayaan ............................................................................................
12. Ketransmigrasian .....................................................................................
b. Ekonomi ........................................................................................................
1. Perdagangan ...........................................................................................
2. Industri ...................................................................................................
3. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah .........................................................
4. Penanaman Modal....................................................................................
5. Kelautan dan Perikanan............................................................................
6. Pertanian.................................................................................................
7. Ketahanan Pangan ...................................................................................
c. Tata Ruang, Sarana dan Prasarana .................................................................
1. Penataan Ruang ......................................................................................
2. Perhubungan ...........................................................................................
3. Perumahan ..............................................................................................
4. Pekerjaan Umum .....................................................................................
5. Pertanahan..............................................................................................
6. Komunikasi dan Informatika .....................................................................
d. Politik dan Tata Pemerintahan ........................................................................
1. Otonomi Daerah, pemerintahan Umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian........................................
2. Perencanaan Pembangunan......................................................................
3. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ................................................
4. Statistik ...................................................................................................
5. Kearsipan ..
e. Sumber Daya Alam dan Lingkungan ................................................................
1. Lingkungan Hidup ....................................................................................
B. Program Pembangunan Daerah ............................................................................
a. Sosial Budaya ................................................................................................
1. Pendidikan...............................................................................................
2. Kesehatan ...............................................................................................
3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera..............................................
4. Tenaga Kerja ...........................................................................................
5. Kependudukan dan Catatan Sipil...............................................................
6. Sosial ......................................................................................................
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ....................................
8. Pemberdayaan Masyarakat Desa...............................................................
9. Pemuda dan Olah Raga ............................................................................
10. Pariwisata................................................................................................
11. Kebudayaan ............................................................................................
12. Ketransmigrasian .....................................................................................
13. Perpustakaan...........................................................................................
b. Ekonomi ........................................................................................................
1. Perdagangan ...........................................................................................
2. Industri ...................................................................................................
3. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah .........................................................
4. Penanaman Modal....................................................................................
5. Kelautan dan Perikanan............................................................................
6. Pertanian.................................................................................................
7. Ketahanan Pangan ...................................................................................
c. Tata Ruang, Sarana dan Prasarana .................................................................
1. Penataan Ruang ......................................................................................
2. Perhubungan ...........................................................................................
3. Perumahan ..............................................................................................
4. Pekerjaan Umum .....................................................................................
5. Pertanahan..............................................................................................
6. Komunikasi dan Informatika .....................................................................
d. Politik dan Tata Pemerintahan ........................................................................
1. Otonomi Daerah, pemerintahan Umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian........................................
2. Perencanaan Pembangunan......................................................................
3. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ................................................
4. Statistik ...................................................................................................
5. Kearsipan ................................................................................................
e. Sumber Daya Alam dan Lingkungan ................................................................
84
84
84
84
84
85
85
85
85
85
86
86
86
86
86
87
87
88
88
88
89
89
89
89
90
90
90
90
90
90
91
91
91
91
91
91
92
92
92
92
92
92
92
92
93
93
93
93
93
93
93
94
94
94
94
94
95
95
95
96
96
96
96
96
97
97
105
106
106
107
122
122
122
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.9
2.10
2.11
2.12
2.13
2.14
2.15
2.16
2.17
2.18
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.10.
3.11.
9.1.
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
9.2.
9.3.
9.4.
9.5.
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dan Angka Kematian Kasar (CDR) Di Kota Tegal
Tahun 2004-2007 .......................................................................................
Jumlah Keluarga Sejahtera di Kota Tegal tahun 2004-2007 ..........................
Jenis Pekerjaan Penduduk Kota Tegal Tahun 2004 - 2008 .............................
Jumlah Penyandang Masalah-Masalah Sosial ................................................
Perkembangan Investasi IKM Dan Industri Besar Di Kota Tegal .....................
Jenis Pemanfaatan Ruang Kota Tegal Lima Tahun Terakhir ...........................
Jenis Prasarana Irigasi/Pengairan di Wilayah Kota Tegal Tahun 2004-2008.....
Banyaknya Rumah Berdasarkan Jenis, Penyedia perumahan dan Kebutuhan
Perumahan di Kota Tegal Tahun 2004-2008 .................................................
Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan ...............................................
Banyaknya Aparatur Pada Pemerintah Kota Tegal .........................................
Ratio Jumlah Penduduk Dibanding Jumlah PNS di Kota Tegal ........................
Konsentrasi NO2 di Kota Tegal Tahun 2006-2008 .........................................
Konsentrasi SO3 di Kota Tegal Tahun 2006-2008..........................................
Konsentrasi SO2 di Kota Tegal Tahun 2006 2008 .......................................
Kondisi Sungai Gung Tahun 2004-2007 ........................................................
Kondisi Sungai Kemiri Tahun 2004-2006.......................................................
Kondisi Sungai Sibelis Tahun 2004-2006.......................................................
Kondisi Perusahaan yang Berpotensi Mencemari Sumber Air..........................
Jumlah PAD dan Proporsinya terhadap Total Pendapatan ..............................
Struktur Pendapatan Kota Tegal Tahun 2004 2008....................................
Kontribusi Masing-masing Jenis Pendapatan Dalam PAD................................
Jumlah Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Total Pendapatan .......
Struktur Belanja Kota Tegal Tahun 2004 2006 (Rupiah) ............................
Struktur Belanja Kota Tegal Tahun 2007 2008 Rupiah ...............................
Struktur Pembiayaan APBD Kota Tegal ........................................................
Pertumbuhan Pembiayaan dalam APBD Kota Tegal ......................................
Proporsi Pembiayaan Penerimaan Kota Tegal...............................................
Proporsi Pembiayaan Pengeluaran Kota Tegal...............................................
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Tegal Tahun 2005 2008 (%) ...
Target capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tegal
Tahun 2009-2014 .......................................................................................
Target capaian Indeks Gini Kota Tegal Tahun 2009-2014 ..............................
Target Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Tahun 2009-2014...................
Target Capaian IPG dan IDG Kota Tegal Tahun 2009-2014............................
Persentase Penduduk Miskin dan Pengangguran Terbuka Tahun 2009-2014 ...
14
15
15
17
27
32
37
39
43
44
44
49
49
49
50
51
51
52
57
57
58
58
60
62
62
63
64
64
65
106
106
107
107
107
Tabel 3.12. Prediksi Pertumbuhan PAD dan Pendapatan Daerah Kota Tegal
Tahun 2009 2014 (%) .............................................................................
Tabel 3.13. Prediksi Pertumbuhan Dana Perimbangan Kota Tegal
Tahun 2009 2014 (%) .............................................................................
Tabel 3.14. Prediksi Pertumbuhan Belanja Kota Tegal Tahun 2009 2014 (%) ..............
Tabel 3.15. Prediksi Perbandingan antara Total Pendapatn dan Total Belanja...................
86
86
87
87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan
daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan
pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk
jangka waktu 1 tahun.
Sehubungan dengan amanat tersebut, Pemerintah Kota Tegal telah menyusun RPJPD
tahun 2005-2025, dan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2008.
Selanjutnya RPJPD tersebut menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD. RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Walikota yang penyusunannya berpedoman pada
RPJPD dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah dan kebijakan keuangan daerah,
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Bersifat indikatif yang
dimaksudkan adalah bahwa informasi, baik sumberdaya yang diperlukan maupun keluaran
dan dampak yang tercantum di dalam dokumen RPJMD hanya merupakan indikasi yang
hendak dicapai dan bersifat tidak kaku. Ketentuan ini termuat dalam pasal 5 ayat (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional jo pasal
150 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan ketentuan pada Pasal 19 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ayat (2)
bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah kepala daerah dilantik. Terkait dengan hal tersebut pasal 150 ayat (3) huruf c
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa RPJMD ditetapkan dengan
Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Sejalan dengan hal ini Pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dalam
Peraturan Pemerintah ini disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah
setelah berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri, dan jangka waktu penetapannya paling
lama 6 bulan setelah kepala daerah dilantik.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, dan dengan telah ditetapkannya hasil
Pilkada Kota Tegal tanggal 4 November 2008, dan telah dilantiknya Pasangan Walikota dan
Wakil Walikota periode 20092014 pada tanggal 23 Maret 2009, maka disusunlah RPJMD Kota
Tegal 20092014. RPJMD ini akan menjadi dasar dalam menyusun RKPD dan menjadi
1
pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan sebagai acuan bagi
seluruh stakeholder di Kota Tegal dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun
waktu 2009 -2014.
B. Tujuan
RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 5 (lima) tahun
terhitung sejak tahun 2009 sampai tahun 2014, ditetapkan dengan tujuan memberikan arah
sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan
daerah yang integral dengan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan
daerah yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap
komponen
pelaku
pembangunan
akan
menjadi
lebih
efektif,
efisien,
terpadu,
berkesinambungan, dan saling melengkapi satu dengan lainnya, dalam satu kesatuan pola
sikap serta pola tindak. Tujuan berikutnya adalah untuk memberikan pedoman bagi
penyusunan RKPD dimana RKPD ini merupakan rencana kerja tahunan yang memuat strategi,
arah kebijakan, program kegiatan dan prakiraan maju pendanaan.
C. Landasan Hukum
Landasan hukum Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM-D) Kota Tegal 2009-2014 adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar
dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa
Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16
dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang
undangan;
6. Undang-Undang
Nasional;
7. Undang-Undang
beberapa kali, dan perubahan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008
tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
2
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
16. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal;
17. Peraturan Pemerintah
Pembangunan Nasional;
19. Peraturan Pemerintah
Tegal dengan Kota Brebes Provinsi Jawa Tengah di muara Sungai Gangsa;
20. Peraturan Pemerintah
Antara
Pemerintah,
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
22. Peraturan Pemerintah
Perencanan
Pembangunan
Wilayah
dan
Pelaksanaan
Musyawarah
Jangka
Panjang
Daerah
(RPJPD)
Provinsi
Jawa
Tengah
Tahun
20052025;
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013;
29. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6 tahun 1988 tentang
Perubahan Batas dan Luas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan
Memberlakukan Semua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal di Wilayah
Kotamadya Dearah Tingkat II Tegal;
30. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 Tahun 2004 tentang tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tegal Tahun 20042014;
31. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
dan
Pelaksanaan
Musyawarah
Perencanaan
33. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tegal;
34. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Tegal;
35. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan
Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Tegal;
36. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan dan Kelurahan Kota Tegal;
37. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tegal;
38. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
39. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
40. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Kota Tegal tahun 2005-2025.
D. Hubungan RPJMD Kota Tegal Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RPJMD
Kota
Tegal
merupakan
satu
sub
sistem
dalam
sistem
perencanaan
pembangunan nasional, sesuai yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, RPJMD Kota Tegal
Tahun 20092014 disusun mengacu pada RPJP Kota Tegal Tahun 2005-2025 dengan
memperhatikan RPJM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 dan RPJM Nasional Tahun
2004-2009. RPJMD ini akan menjadi dasar dalam penyusunan RKPD tahunan dan Renstra
SKPD.
Pelaksanaan pembangunan di Kota Tegal Tahun 20092014 agar tidak bertentangan
dengan pengaturan pemanfaatan ruang yang telah ada, maka dalam menyusun RPJMD Kota
Tegal Tahun 20092014 memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tegal
20042014.
Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan masing-masing urusan/sektor,
penyusunan RPJMD Kota Tegal Tahun 20092014 memperhatikan dokumen-dokumen
perencanaan yang telah ada, antara lain, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(SPKD),
Rencana
Induk
Pemberdayaan
Perempuan
(RIPP),
dan
Rencana
Induk
Pengembangan Pariwisata.
E. Sistematika
RPJMD Kota Tegal Tahun 20092014 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
Kebutuhan
Pendanaan
BAB IX
BAB X
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
A.
Kondisi Kewilayahan
Kota Tegal merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, terletak
antara 1098' - 10910' Bujur Timur dan 650' - 653' Lintang Selatan. Kota Tegal berada
pada posisi strategis yaitu berada pada segitiga jalur kota besar yaitu Yogyakarta-TegalJakarta dan Semarang-Tegal Jakarta, membentang pada jalur pantai utara (Pantura) Jawa
Tengah.
Luas wilayah Kota Tegal relatif sempit jika dibandingkan dengan wilayah
kabupaten/kota di sekitarnya yaitu 39,68 km2. Secara administratif Kota Tegal, terbagi
dalam 4 wilayah Kecamatan dan 27 Kelurahan. Kecamatan Tegal Barat memiliki wilayah
seluas 15,13 km2. Kecamatan Margadana seluas 11,76 km2, Kecamatan Tegal Selatan 6,43
km2, dan Kecamatan Tegal Timur memiliki luas 6,36 km2. Batas wilayah Kota Tegal adalah
sebagai berikut:
Sebelah Utara
Laut Jawa
Sebelah Barat
Kabupaten Brebes
Sebelah Timur
Kabupaten Tegal
Sebelah Selatan
Kabupaten Tegal
Iklim Kota Tegal adalah tropis, dalam setahun hanya ada dua musim yaitu
kemarau dan musim penghujan, dengan temperatur udara rata-rata per bulan minimum
24,2 C, maksimum 31,7 C, jadi secara umum suhu udara Kota Tegal tergolong panas.
Jumlah hari hujan pada tahun 2008 adalah 10,7 hari perbulan dengan curah hujan 114,22
mm. Topografi Kota Tegal adalah dataran rendah, dengan tinggi dari permukaan air laut
lebih kurang 3 meter.
B.
Kondisi Perekonomian
1. Pertumbuhan Ekonomi
Stabilitas politik dalam negeri yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi di
daerah, antara lain didukung oleh stabilnya kurs nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat (US $), menurunnya suku bunga
Diprediksikan kondisi pertumbuhan sektor ekonomi riil ini menjadi semakin baik
setelah tahun 2008, karena perekonomian
industri
Besarnya PDRB per kapita merupakan salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah tertentu. Selama kurun
waktu 20042008 PDRB Per Kapita Kota Tegal menunjukkan kecenderungan
meningkat. PDRB perkapita pada tahun 2008 atas dasar harga berlaku pada tahun
2008 sebesar Rp. 8.656.092,00. Sedangkan PDRB per kapita pada tahun 2004 sebesar
5.214.780,00. Peningkatan besarnya PDRB per kapita tersebut
menggambarkan
pemerataan pendapatan di wilayah tersebut cukup baik. Besarnya Indeks Gini di kota
Tegal pada
tahun 2005 diketahui sebesar 0,23 dan pada tahun 2006 meningkat
menjadi sebesar 0,24. Hal ini menggambarkan bahwa distribusi pendapatan di Kota
Tegal relatif cukup baik.
C.
Ketersediaan guru SD/MI di Kota Tegal cukup memadai. Rasio guru terhadap
murid SD/MI tahun 2004 sebesar 1 : 24 dan pada tahun 2008 adalah 1:22, artinya
satu orang guru rata-rata mengajar 22 orang murid. Jumlah guru selama kurun
waktu tersebut mengalami peningkatan, rata-rata sebesar 0,01% pertahun.
Rasio sekolah terhadap murid untuk jenjang pendidikan SD/MI cukup baik.
Pada tahun 2004 rasio sekolah terhadap murid sebesar 1 : 204 dan pada tahun
2008 rasio sekolah terhadap jumlah murid sebesar 1 : 202 siswa. Dengan jumlah
murid satu sekolah sebesar tersebut, artinya rata-rata satu kelas SD berisi 33
siswa. Jumlah tersebut merupakan jumlah ideal dalam proses belajar mengajar.
Pada tahun 20042008 jumlah sekolah jenjang SLTP (SMP dan MTs) di Kota
Tegal tetap. Sementara itu jumlah murid SLTP pada periode yang sama mengalami
fluktuasi. Jumlah guru SLTP juga menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun
2008 Rasio jumlah sekolah terhadap jumlah murid sebesar 1:432 lebih rendah
dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 1:453. Jumlah guru SLTP di Kota Tegal
cukup memadai, pada tahun 2008 dengan rasio 1 berbanding 19 siswa. Rasio ini
menunjukkan kondisi yang ideal, karena seorang guru hanya membina 19 siswa.
Pada tingkat SLTA (SMA, SMK dan MA), jumlah sekolah selama kurun waktu
2004-2008 mengalami penurunan. Sementara itu, jumlah murid SLTA selama
kurun waktu yang sama cederung mengalami peningkatan. Jumlah guru SLTA
selama kurun waktu tersebut juga cenderung meningkat. Pada tahun 2004 jumlah
guru SLTA sebanyak 940 orang dan pada tahun 2008 jumlah guru SLTA meningkat
menjadi 974 orang. Ketersediaan guru SLTA selama kurun waktu tersebut
memadai, dengan rata-rata rasio sebesar 1:15. Artinya satu orang guru SLTA
membina kurang lebih 15 siswa. Walaupun demikian, hal ini belum mencerminkan
kebutuhan akan guru, karena guru pada jenjang SMA/MA/SMK adalah guru mata
pelajaran.
Jumlah murid per sekolah selama kurun waktu 2004 2008 fluktuatif. Rasio
jumlah sekolah terhadap murid untuk SLTA cenderung meningkat, yaitu dari 1:523
pada tahun 2004 menjadi 1:550 pada tahun 2008. Jika diasumsikan jumlah siswa
setiap kelas sebanyak 40 orang, maka satu sekolah rata-rata memiliki 15 kelas,
kondisi ini merupakan kondisi yang ideal. Namun pada kenyataannya jumlah siswa
per sekolah tidak merata. Sekolah favorit memiliki jumlah murid dan kelas yang
banyak, sementara sekolah yang tidak favorit hanya memiliki jumlah siswa dan
kelas terbatas.
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah murid
sekolah dengan penduduk usia sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan.
Selama tahun 2004 2008 APK PAUD, SD, SLTP dan SLTA menunjukkan angka
yang fluktuatif. APK SD terlihat cukup besar mengingat Kota Tegal adalah kota
yang memiliki daya tarik cukup besar, sehingga banyak menarik orang di sekitar
Kota Tegal untuk bersekolah di Kota Tegal. APK PAUD dari tahun 2004 2008
mengalami peningkatan meskipun APK PAUD masih dibawah 60%. Rata-rata
selama kurun waktu 2004 2008 APK SD sebesar 116,08%.
APK SLTP tahun 2004 sebesar 113,91% dan sampai dengan tahun 2008
terjadi peningkatan 6,38% sehingga menjadi 114,67%. Rata-rata APK SLTA selama
kurun waktu 2004-2008 sebesar 111,21%. Pada jenjang SLTA, APK pada tahun
2004 sebesar 104,45%, walaupun sempat menurun menjadi 93,66% tahun 2005
namun sampai dengan tahun 2007 APK SLTA naik menjadi 99,54%.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah murid usia
sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk usia
sekolah pada masing-masing jenjang pendidikan. APM untuk semua jenjang
pendidikan selama kurun waktu 2004-2008 menunjukkan angka yang cukup baik.
Antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 terjadi penurunan yang fluktuatif,
namun kembali meningkat menjadi 99,00% pada tahun 2008. Rata-rata APM SD
pada jangka waktu tahun 2004 2008 sebesar 98,16%.
Pada jenjang SLTP APM dalam jangka waktu 2004-2008 mengalami fluktuasi
dengan rata-rata APM sebesar 83,80%. Pada tahun 2004 nilai APM sebesar
84,73%, dan pada tahun 2008 menjadi 82,00%. Pada jenjang SLTA, rata-rata APM
sebesar 70,28%. APM tahun 2004 sebesar 76,73%. Pada tahun 2005 menurun
menjadi sebesar 65,78% dan kembali naik sebesar 71,02% pada tahun 2007 dan
menjadi 72,00% pada tahun 2008.
Angka Transisi (AT) adalah persentase lulusan melanjutkan sekolah ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Angka Transisi (AT) pada jenjang pendidikan
SLTP dan SLTA tahun 2004-2008 menunjukkan nilai yang sangat tinggi, yaitu
diatas 100% dengan rata-rata sebesar 118,43%. Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran dan kemampuan masyarakat Kota Tegal untuk menyekolahkan anaknya
sangat tinggi. Pada satuan pendidikan SLTP, Angka transisi tahun 2004 sebesar
114,82%. Namun beberapa tahun berikutnya AT SLTP pada tahun 2008 menjadi
111,50%. Angka Transisi pada jenjang SLTA dari tahun ketahun selama kurun
waktu 2004-2008 terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar
118,52%. Pada tahun 2004 AT sebesar 117,64%, dan pada tahun 2007 AT
menjadi 112,00%.
Angka mengulang dan putus sekolah pada tahun 2008 untuk tingkat SD
adalah sebesar 5,33% dan 0,58%, sedangkan untuk tingkat SLTP angka
mengulang sebesar 0,70% dan angka putus sekolah sebesar 1,04%. Pada tingkat
SLTA (SMA, SMK, dan MA) angka mengulang sebesar 0,52% dan angka putus
sekolah sebesar 1,10%. Mutu pendidikan juga dapat dilihat dari angka kelulusan
ujian nasional.
Angka kelulusan SD/MI selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
kondisi fluktuatif. Namun pada tahun 2008 semua siswa SD berhasil lulus Ujian
Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Kondisi ini menggambarkan bahwa
kualitas pendidikan SD/MI di Kota Tegal baik. Pada jenjang pendidikan SMP/MTs,
angka kelulusan cenderung fluktuatif. Angka kelulusan relatif kurang karena berada
pada angka di bawah 90%. Pada jenjang pendidikan SMA/MA angka kelulusan
menunjukkan fluktuasi. Angka kelulusan ada tahun 2008 hanya sebesar 93,97%,
lebih rendah dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 97,51%.
10
Perkembangan perguruan tinggi di Kota Tegal juga terlihat baik. Di Kota Tegal
terdapat 6 perguruan Tinggi yaitu Universitas Pancasakti, Politeknik Harapan
Bangsa, STIMIK YMI, AMIK YMI, Akademi Perawat Pemerintah Kota Tegal dan
Akademi Kebidanan. Jumlah mahasiswa untuk seluruh perguruan tinggi tersebut
mencapai 3.442 orang.
Jumlah lembaga Pendidikan Non Formal tahun 2008 adalah Kelompok Belajar
sebanyak 28 buah, Tempat Penitipan Anak 3 buah, dan Tempat Penitipan sejenis
sebanyak 11 buah.
b. Kesehatan
Tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Undangundang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia. Kesehatan merupakan hak asasi bagi seluruh
masyarakat, selain itu kesehatan juga merupakan salah satu pilar dalam
mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Derajat
kesehatan ditunjukkan oleh besar kecilnya Umur Harapan Hidup (UHH) yang
merupakan salah satu indikator dalam menentukan besarnya Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
IPM di Kota Tegal selama 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada
tahun 2005 sebesar 72,42 meningkat menjadi 74,35 pada tahun 2007.
Meningkatnya IPM ini menunjukkan adanya peningkatan kesehatan masyarakat
Kota Tegal. Hal ini dapat dilihat dari indeks kesehatan yang meningkat dari 75,63
di tahun 2005 menjadi 75,68 di tahun 2007.
Selain indikator diatas, derajat kesehatan di Kota Tegal juga dapat dilihat
dari angka harapan hidup, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian balita
dan angka kesakitan. Secara umum semua indikator kesehatan tersebut di Kota
Tegal mengalami perbaikan yang cukup berarti. Angka harapan hidup di Kota Tegal
mulai tahun 2005 mengalami peningkatan. Usia harapan hidup masyarakat Kota
Tegal pada tahun 2005 adalah 70,38 tahun meningkat pada tahun 2007 menjadi
71,07 tahun.
Angka kematian ibu melahirkan juga mengalami penurunan yang sangat
signifikan pada tahun 2008. Program percepatan penurunan angka kematian ibu
melahirkan di Kota Tegal berhasil dilaksanakan. Pada tahun 2008 angka kematian
ibu menurun menjadi 58 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan tahun 2007
(165,30 per 100.000 kelahiran hidup).
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan disebabkan oleh meningkatnya
kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dan dalam proses
persalinan memilih untuk ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya cakupan kunjungan ibu hamil 4 kali pada tahun 2008. Pada tahun
2008 cakupan kunjungan ibu hamil K4 mencapai 90,97%. Sedangkan persalinan
oleh tenaga kesehatan pada tahun 2008 mencapai 98,96%.
11
terakhir
mengalami
peningkatan
sebesar
0,13%.
Kondisi
ini
jika
pemerintah (1 unit) dan swasta (1 unit), rumah sakit khusus (1 unit), puskesmas
(8 unit), puskesmas pembantu (21 unit), puskesmas keliling (8 unit), apotek (44
unit), produksi jamu tradisional sebanyak 4 unit dan gudang farmasi (1 unit).
Kota Tegal pada tahun 2008
jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut dapat dihutung jumlah kebutuhan tenaga
kesehatan yang ideal bagi Kota Tegal dengan menggunakan standar yang tertuang
dalam dokumen Indonesia Sehat 2010. Jumlah tenaga kesehatan yang ada di
kota Tegal dipersandingkan dengan standar idealnya dapat digambarkan sebagai
berikut:
1)
Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 19, kondisi ini
memiliki kategori
Rasio dokter umum per 100.000 penduduk adalah sebesar 34, kondisi ini
belum sesuai dengan standar
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk adalah sebesar 14, kondisi ini
memiliki kategori sangat baik, karena berdasarkan standar per 100.000
penduduk adalah 11 dokter gigi.
4)
Rasio perawat per 100.000 penduduk dalah sebesar 101, kondisi ini memiliki
kategori belum memadai, dikarenakan berdasarkan standar per 100.000
penduduk adalah 117,5 perawat.
5)
Rasio bidan per 100.000 penduduk adalah sebesar 19, kondisi ini memiliki
kategori sangat kurang, karena dalam standar setiap 100.000 penduduk
adalah 100 bidan.
6)
7)
Rasio tenaga apoteker per 100.000 penduduk adalah sebesar 15, kondisi ini
memiliki kategori baik, diatas standar yaitu per 100.000 penduduk adalah 10
apoteker.
12
8)
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk adalah sebesar 8, kondisi ini memiliki
kategori kurang karena berdasarkan standar per 100.000 penduduk adalah 20
ahli gizi.
9)
Rasio ahli sanitasi lingkungan per 100.000 penduduk adalah sebesar 6, kondisi
ini memiliki kategori kurang karena berdasarkan standar per 100.000
penduduk adalah 40 ahli sanitasi lingkungan.
Dalam hal penyakit menular, demam berdarah memiliki angka kematian yang
tinggi, sejak tahun 2004 2008 demam berdarah merupakan masalah utama di
Kota Tegal. Jumlah penduduk yang meninggal karena demam berdarah secara
umum mengalami penurunan, demikian juga dengan jumlah kasus demam
berdarah. Pada tahun 2008 jumlah kasus demam berdarah adalah 238 kasus
dengan kejadian meninggal sejumlah
ditemukan kasusnya pada tahun 2008 adalah HIV sebanyak 5 kasus. Pada tahun
sebelumnya tidak ditemukan kasus ini. Inilah yang dinamakan fenomena gunung
es, di permukaan kasus ini tidak tampak, namun kasus ini kemungkinan banyak
terjadi, dan suatu saat dapat meledak. Untuk itu survailance penyakit HIV akan
ditingkatkan.
Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) mengalami peningkatan sampai
dengan tahun 2008. Jumlah kasus ini banyak dikarenakan kondisi udara yang
kurang baik di Kota Tegal. Berdasarkan hasil penelitian di Kantor Pengendalian
Dampak Lingkungan tahun 2007 (dalam dokumen RPJPD Kota Tegal) beberapa
titik untuk paramater partikel dan debu melebih ambang batas. Begitu pula kasus
diare di Kota Tegal mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini disebabkan
oleh perilaku hidup sehat yang kurang baik.
Kasus penyakit tidak menular untuk kasus diabetes melitus dan penyakit
jantung mengalami peningkatan. Kasus Diabetes melitus meningkat pada tahun
2008 menjadi 485 kasus dibandingkan pada tahun tahun 2005 yang hanya 295
kasus. Sedangkan untuk neoplasma yang mengalami peningkatan adalah Ca
Mamae. Kasus penyakit Ca Mamae mengalami peningkatan hampir 2 kali lipat
dalam waktu 4 tahun.
Kondisi perilaku hidup sehat di Kota Tegal dapat dilihat dari indikator cakupan
pemanfaatan jamban keluarga, cakupan rumah sehat dan cakupan penggunaan
SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah). Berdasarkan data dari hasil evaluasi SPM
Kota Tegal pada tahun 2007 cakupan penggunaan jamban keluarga sebanyak
83,65% pada tahun 2008 meningkat menjadi 93,42%. Sedangkan cakupan rumah
sehat mengalami penurunan dari 73,50% (tahun 2007) menjadi 66,67% pada
tahun 2008. Kondisi cakupan rumah tangga yang memiliki SPAL meningkat dari
80,65% menjadi 85,01%.
Pelayanan kesehatan pada penduduk miskin dilaksanakan melalui program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Cakupan penduduk
yang dilayani oleh Jamkesmas pada tahun 2008 sebesar 95,77%.
c. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
13
1) Keluarga Berencana
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali membawa dampak pada
pelaksanaan pembangunan secara keselurahan. Untuk mengatasi hal tersebut
pemerintah Indonesia telah melaksanakan program keluarga berencana.
Program ini dirasa cukup efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Namun demikian pada saat sekarang program keluarga berencana
tidak dilakukan secara ideal, sehingga berakibat pada laju pertumbuhan
penduduk. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah kelahiran setelah
tahun 2004.
Kelahiran
r
(%)
Kematian
r
(%)
CBR
(%)
r
(%)
2.675
2005
2.557
4,12%
403
-77,00%
12,27
4,12%
1,64
-77,13%
2006
3.039
3,21%
957
137,47%
12,37
3,21%
3,89
137,20%
2007
2.818
-7,27%
463
-51,62%
3,31
-7,27%
1,88
-51,67%
2,39%
10,94
CDR
2004
Rata-rata
1.752
2,98%
7,17
2,18%
2,52%
Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kota Tegal pada tahun 2004
sebanyak 46.405 pasangan, meningkat pada tahun 2008 menjadi 46.877
pasangan. Kenaikan rata-rata pertahun pertumbuhan PUS adalah 0,18%.
Jumlah PUS yang mengikuti program KB pada tahun 2008 sebesar 70,55%.
Jumlah peserta KB baru selama 5 tahun terakhir mengalami
peningkatan dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 20,20%.
Jumlah peserta KB baru pada tahun 2008 sebesar 9.718 orang dengan jenis
alat kontrasepsi yang diminati adalah suntik (6.364 orang atau 65,49%).
Sedangkan jumlah peserta KB Mandiri dan KB aktif selama 5 tahun
terakhir juga mengalami peningkatan. Jumlah peserta KB Mandiri pada tahun
2004 sebesar 33.998 orang meningkat pada tahun 2008 menjadi 21.819
orang. Jumlah peserta KB aktif pada tahun 2004 sebesar 33.998 orang
meningkat pada tahun 2008 menjadi 33.071 orang. Sebagian besar peserta KB
aktif (59,16%) dan KB mandiri (80,81%) berminat menggunakan alat
kontrasepsi jenis suntik. Sedangkan penggunaan alat kontrasepsi MOP (Medis
Operasi Pria) masih sangat terbatas.
14
Peningkatan
kenaikan, pada tahun 2004 sebanyak 1.203 orang meningkat jumlahnya pada
tahun 2008 menjadi 1.265 orang.
2) Keluarga Sejahtera
Pembangunan keluarga sejahtera bertujuan untuk mengembangkan
kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram dan harapan masa
depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir batin. Adapun
tahapan keluarga sejahtera terdiri dari; keluarga prasejahtera, keluarga
sejahtera I, keluarga sejahtera II, keluarga sejahtera III dan keluarga
sejahtera III plus. Berdasarkan data yang ada jumlah Keluarga Pra Sejahtera
dari tahun 2004 sampai 2007 mengalami peningkatan, sedangkan jumlah
keluarga sejahtera I sampai dengan III plus cenderung mengalami penurunan.
Tabel 2.2
Jumlah Keluarga Sejahtera
di Kota Tegal tahun 2004-2007
1.
2.
Uraian
2004
2005
r
(%)
Jumlah keluarga
Miskin
Pra
Sejahtera (KK)
Sejahtera
4.183
7.724
0,85
7.528
0,025
9.216
0,22
r
ratarata
(%)
0,35
17.964
15.628
0,13
16.267
0,041
15.863
0,02
-0,04
2006
r
(%)
2007
r
(%)
d. Ketenagakerjaan
Perkembangan dan pertumbuhan sektor perdagangan, jasa dan industri di
Kota Tegal
2004
2005
Petani
4.610
4.571
r
(%)
-0,01
3.739
r
(%)
-0,18
2.844
r
(%)
-0,24
Buruh Tani
7.309
7.247
-0,01
6.457
-0,11
6.337
-0,02
7.054
0,11
-0,005
Pedagang
19.994
18.790
-0,06
21.887
0,16
23.882
0,09
26.360
0,10
0,075
Nelayan
12.148
12.045
-0,01
12.013
0,00
12.046
0,00
12.113
0,01
-0,001
Buruh Industri
21.335
21.154
-0,01
20.310
-0,04
18.963
-0,07
19.618
0,03
-0,020
Buruh Bangunan
21.313
21.133
-0,01
18.704
-0,11
18.967
0,01
19.634
0,02
-0,022
PNS + TNI
10.176
10.090
-0,01
9.223
-0,09
8.393
-0,09
8.458
0,01
-0,044
Pensiunan
6.388
6.334
-0,01
4.473
-0,29
5.324
0,19
5.424
0,02
-0,05
Pengusaha
3.131
3.105
-0,01
2.303
-0,26
2.852
0,24
2.387
-0.16
-0,04
Lainnya
9.779
9.696
-0,01
11.930
0,23
11.628
-0,03
17.098
0.47
0,04
Pekerjaan
2006
2007
2.949
r
(%)
0,04
r ratarata
-0,0098
2008
16
Rp. 597.615,00 dan tahun 2007 mencapai Rp. 660.000,00, sedangkan tahun 2007
naik menjadi Rp. 721.512,85. Apabila dibandingkan dengan Upah Minimun Kota
Tegal tahun 2007 masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup layak.
Upah Minimum Kota Tegal tahun 2007 sebesar Rp. 520.000,00.
e. Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Jumlah penduduk di Kota Tegal dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
menunjukkan
pertumbuhan
rata-rata
sebesar
0,29%.
Peningkatan
jumlah
penduduk terbanyak terjadi pada tahun 2004 untuk jenis kelamin perempuan
sebanyak 0,7%, dan pada tahun 2008 untuk jenis kelamin perempuan sebanyak
0,76%. Sedangkan pertumbuhan penduduk terendah terjadi pada tahun 2006 ratarata sebanyak 0,02%. Untuk kepadatan penduduk mengikuti besaran jumlah
penduduk tiap tahunnya. Kepadatan tertinggi terjadi pada tahun 2008, yaitu
sebesar 6.228 jiwa/km2.
Jumlah penduduk pada tahun 2004 sebesar 245.234 orang meningkat pada
tahun 2008 menjadi 247.134 orang. Sedangkan jumlah penduduk perempuan pada
tahun 2004 sebesar 122.313 orang, laki-laki 122.921 orang meningkat pada tahun
2008 perempuan menjadi 123.561 orang dan laki-laki menjadi 123.573 orang.
Sedangkan distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur selama jangka
waktu 5 tahun terakhir masih didominasi kelompok umur 30-34 tahun keatas.
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kelompok umur 65-69 tahun. Hal ini
merupakan permasalahan apabila dikaitkan dengan banyaknya tanggungan
keluarga per orang. Sedangkan pertumbuhan kelompok umur dibawah 25-29
tahun cenderung mengalami penurunan.
Pertumbuhan penduduk di pengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, migrasi
keluar dan migrasi masuk. Untuk Kota Tegal faktor yang sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir adalah faktor migrasi
masuk.
Rata-rata
pertumbuhan
migrasi
masuk
pertahun
sebesar
0,47%.
Sosial
17
2004
2005
2006
2007
2008
1.116
1.115
1.117
1.120
1.118
r ratarata
(%)
0,04
586
441
382
296
294
-15,33
87
85
89
92
96
2,53
247
255
261
272
276
2,82
91
87
84
86
82
-2,53
1.203
1.225
1.305
1.297
1.312
2,23
Anak Jalanan
306
329
335
341
346
3,15
87
89
92
93
96
2,50
2.752
2.632
2.411
2.253
2.148
-5,99
10
Tuna Susila
79
82
84
86
92
3,90
11
Pengemis
138
144
152
164
178
6,58
12
Gelandangan
49
56
58
67
74
10,96
13
Korban
213
178
194
152
111
-14,02
12.794
12.316
11.218
10.556
9.071
-8,16
No
penyalahgunaan
Narkotika,
15
1.746
1.537
1.304
1.211
982
-13,29
16
Keluarga Rentan
1.522
1418
1.333
1.294
1.285
-4,11
17
64
68
72
77
81
6,07
23.080
22.057
20.491
19.457
17.642
-6,48
18
masih lebih tinggi, Kabupaten Tegal (56,8), dan Brebes (50,2). Sedangkan apabila
dibandingkan Kota Pekalongan (59,6) dan Kabupaten Pemalang (60,5), Kota Tegal
lebih rendah.
Jika dilihat dari peringkat nasional, Indeks Pembangunan Gender di Kota
Tegal
19
penanggulangan
kemiskinan
dan
pemberdayaan
mikro dan sektor informal. Selain itu dalam rangka pengguliran modal usaha
terdapat UED-SP, koperasi simpan pinjam, Badan Kredit Kecamatan (BKK), Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dan Baitul Mal Wa`Tamwil (BMT) yang dikelola dengan
prinsip-prinsip Syariah belum dapat optimal membantu masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraannya.
i.
tidak mengalami
peningkatan.
20
Hal ini terbukti sejak tahun 2004 2008 jumlah organisasi karang taruna di
Kota Tegal tidak berubah yaitu sebanyak 27 organisasi dengan kualifikasi
organisasi karang taruna yang cukup bervariasi yaitu kualifikasi tumbuh/pasif,
berkembang aktif, maju dan percontohan/aktif kreatif mandiri. Pada tahun 2004
jumlah organisasi karang taruna yang masuk kategori aktif sebesar 81,48% (22
karang taruna), kategori maju sebesar 7,41% (2 karang taruna) dan 11,11% (3
karang taruna) masuk kategori percontohan/aktif kreatif mandiri. Selanjutnya mulai
tahun 2005-2008 organisasi karang taruna tidak ada yang masuk kategori
percontohan/aktif rekreatif mandiri dan hanya ada 29,69% (8 karang taruna)
masuk dalam kategori maju. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikemukakan
bahwa perkembangan dan peran organisasi kepemudaan karang taruna di Kota
Tegal belum optimal.
Belum optimalnya perkembangan dan peran organisasi kepemudaan
karang taruna dalam meningkatkan kapasitas generasi muda, berpengaruh
terhadap rendahnya minat dan motivasi generasi muda untuk bergabung dan
mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh kelembagaan organisasi
kepemudaan. Rendahnya peran serta generasi muda dalam kelembagaan tersebut
kerena kurang optimalnya kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi
kepemudaan. Hal ini dikarenakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan organisasi
kepemudaan yang selama ini dilaksanakan masih bersifat sporadis dan belum
berkelanjutan.
Dalam pembangunan di bidang olah raga secara kuantitas kelembagaan
organisasi olah raga menunjukkan peningkatan, jumlah cabang olah raga di Kota
Tegal berdasarkan data Tahun 2008 sebanyak 24 cabang olah raga, dengan
cabang olah raga unggulan sebanyak 8 cabang olah raga yaitu tenis lapangan,
wushu, renang, balap sepeda, tinju, tarung drajat, menembak dan panjat tebing.
Prestasi atlet yang pernah diraih oleh Kota Tegal dalam kejuaraan olah raga antara
lain tenis lapangan (Sea Games), wushu dan menembak (PON), catur, tinju dan
balap sepeda (Tingkat Provinsi).
Peningkatan jumlah organisasi olah raga belum diimbangi dengan
peningkatan prestasi yang dicapai, sehingga pembinaan olah raga di Kota Tegal
dirasakan belum optimal. Kondisi ini dapat ditingkatkan melalui pembibitan,
pembinaan, dan pemanduan bakat yang terarah dan berkesinambungan, yang
disertai dengan penyediaan fasilitas sarana prasarana olahraga yang memadai
berstandar internasional yang dimiliki Kota Tegal sebanyak 2 fasilitas olah raga dan
peningkatan profesionalisme manajemen organisasi olah raga daerah serta
peningkatan partisipasi
21
adalah
tersedianya
kelembagaan organisasi
kepemudaan,
adanya
dan organisasi kepemudaan di Kota Tegal, adanya sarana dan prasarana olahraga
walaupun masih berskala lokal, dan dimilikinya klub-klub olah raga.
j.
Pariwisata
Obyek wisata di Kota Tegal, ada dua obyek wisata yaitu wisata Pantai Alam
Indah (PAI) dan wisata kuliner. Obyek wisata PAI memiliki beberapa prasarana
pendukung yaitu anjungan, wisata monumen bahari dan waterboom. Sedangkan
wisata kuliner antara lain adalah pondok makan jalan teri atau terkenal dengan
nama Pokanjari,
dan
tujuan wisata kuliner malam hari yang terletak di pusat Kota Tegal, tepatnya di
sepenjang jalan Ahmad Yani. Pada malam hari, tempat ini selalu ramai pengunjung
yang mencari berbagai makanan khas Kota Tegal antara lain adalah teh poci
sekaligus menikmati keindahan suasana Kota Tegal di malam hari.
Jumlah pengunjung wisata mancanegara dan nusantara sejak tahun 20042008 cenderung mengalami penurunan, dengan rata-rata sebesar 6,53%. Jumlah
wisatawan di Kota Tegal didominasi wisatawan domestik dengan rata-rata
mencapai 99,98%. Jumlah wisatawan yang berkunjung di Kota Tegal Tahun 2008
sebanyak 303.861 orang.
Keberhasilan Kota Tegal sebagai kota kunjungan wisata tidak terlepas dari
dukungan sarana dan prasarana baik sarana infrastruktur jalan/akses jalan,
penginapan/hotel dan sarana penunjang lainnya. Kota Tegal memiliki prasarana
dan sarana penginapan/hotel pada tahun 2008 sebanyak 25 hotel/penginapan,
dengan perincian Hotel Berbintang Satu sebanyak 4 hotel, Hotel Berbintang Tiga
sebanyak 3 hotel, Hotel Melati Satu sebanyak 16 hotel dan Hotel Melati Dua
sebanyak 2 hotel. Jumlah keseluruhan kamar mencapai 902 kamar, terdiri dari
hotel berbintang sebanyak 491 kamar dan hotel non bintang (melati) sebanyak 411
kamar.
Jumlah wisatawan yang menginap di hotel di Kota Tegal selama kurun waktu
tahun 2004-2008 sebanyak 507.377 orang, terdiri dari 2.429 wisatawan
mancanegara dan 506.948 wisatawan nusantara. Rata-rata jumlah wisatawan
mancanegara
yang
menginap
di
hotel/penginapan
hanya
sebanyak
404
22
Tiga Daerah).
23
budaya.
Identifikasi
pelestarian
nilai
potensi
budaya
budaya
yang
menjadi
berpihak
langkah
pada
untuk
kepentingan
jumlah
transmigran
yang
diberangkatkan
sebanyak
25
KK.
Perpustakaan
24
Jumlah perpustakaan di Kota Tegal sampai dengan tahun 2008 sebanyak 215
buah dengan rincian sebagai berikut: perpustakaan SD sampai tahun 2008
sebanyak 155 buah, perpustakaan SMP/MTs sebanyak 33 buah, SMA/MA/SMK
sebanyak 27 buah, dan perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 5 buah.
Sedangkan perpustakaan kelurahan baru ada pada tahun 2008 dengan jumlah 4
buah sedangkan perpustakaan keliling baru ada pada tahun 2007 dengan jumlah 1
buah, dengan anggota 291 orang.
Tenaga perpustakaan di Kantor Perpustakaan Kota Tegal pada tahun 2008
berjumlah 6 orang dan jumlah pustakawan 2 orang. Jumlah koleksi buku fiksi di
perpustakaan Kota Tegal mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 7,95% koleksi buku fiksi di Perpustakaan Daerah Kota Tegal sebanyak
1.332 judul, jauh meningkat dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar 700 judul,
sedangkan koleksi non fiksi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12,28%.
Koleksi buku non fiksi di Perpustakaan Daerah Kota Tegal
sebanyak 8.802 judul buku. Jauh meningkat dibandingkan tahun 2004 yaitu
sebanyak 3.137 judul buku. Demikian juga jumlah majalah mengalami peningkatan
yaitu rata-rata 4,65%, pada tahun 2004 jumlah majalah diperpustakaan daerah
sebesar 51 judul dan pada tahun 2008 jumlah majalah menjadi sebanyak 112
judul. Jumlah anggota perpustakaan juga meningkat. Pada tahun 2004 jumlah
anggota perpustakaan daerah
25
Meskipun wilayah Kota Tegal tidak begitu luas, tetapi Kota Tegal menjadi
tujuan banyak investor dalam menanamkan modalnya. Hal ini dikarenakan Kota
Tegal memiliki daya tarik (magnet) ekonomi bagi kabupaten/Kota di sekitarnya.
Kondisi ini mempunyai pengaruh positif bagi pengembangan perdagangan di Kota
Tegal. Kota Tegal selain sebagai bagian dari jalur perdagangan Jakarta - Jawa
Tengah dan Jawa Timur, juga sebagai pusat perbelanjaan, banyak supermarket,
mall, minimarket bahkan pasar tradisional banyak berdiri. Di Kota Tegal
perusahaan perdagangan menengah
usaha perdagangan di Kota Tegal pada tahun 2004 sebanyak 493 unit dan pada
tahun 2008 turun menjadi 457 unit usaha.
Perdagangan di Kota Tegal masih terkendala oleh rendahnya kualitas produk
yang dihasilkan sehingga kurang dapat bersaing dengan produk dari daerah lain
maupun negara lain. Faktor yang mempengaruhi kondisi ini yaitu rendahnya
kemampuan
sumber
daya
manusia.
Hal
ini
tentunya
berpengaruh
pada
perkembangan ekspor. Ekspor non migas Kota Tegal menunjukkan kondisi yang
fluktuatif. Pada 2004 terjadi lonjakan nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$
631.883,43 dan meningkat pada 2005 menjadi US$.12.321.685,92 Namun kondisi
ini tidak dapat dipertahankan, sebab terjadi penurunan sebesar 38,92% pada
tahun 2006 menjadi US$ 7.525.100,75 dan kembali menurun pada tahun 2007
sebesar 66,10% menjadi sebesar US$ 2.550.750,25 pada tahun 2008 turun drastis
menjadi hanya sebesar US$ 567.572,22. Mengingat krisis global yang terjadi
dewasa ini, dan telah memukul negara-negara mitra dagang Indonesia, maka
kemungkinan besar sampai dengan 2014, ekspor non migas Kota Tegal belum
pulih kembali pada kondisi semula.
Aktivitas perdagangan di Kota Tegal diprediksikan akan meningkat,
mengingat Kota Tegal memiliki fasilitas perdagangan yang relatif lengkap. Namun
demikian perkembangan jumlah Badan Usaha di Kota Tegal masih rendah. Dari
tahun 2006 hingga tahun 2007 terjadi penurunan jumlah penerbitan tanda daftar
(TDP) perusahaan, yaitu sebesar 20,54% pada tahun 2006 dan 13,57% pada
tahun 2007. Pada tahun 2006 jumlah penerbitan tanda daftar perusahaan sebesar
325 buah menurun pada tahun 2007 menjadi 281 buah.
Kondisi ini menunjukkan adanya akselerasi dan fasilitasi bagi pengusaha
untuk mendirikan badan usaha di Kota Tegal. Selain itu, selama ini dalam upaya
pengembangan perdagangan perlindungan terhadap konsumen belum memperoleh
porsi yang memuaskan. Masih banyak pula produk-produk perdagangan yang
belum sesuai standar nasional sehingga merugikan konsumen. Oleh karena itu,
diperlukan upaya dalam mendorong pelaku usaha untuk memproduksi barang
sesuai standar mengingat potensi usaha di Kota Tegal cukup besar. Kota Tegal
sebagai kota jasa telah mampu menjadi magnet bagi daerah sekitarnya untuk
memasarkan produknya di Kota Tegal.
b. Industri
26
kurang
dapat
bersaingnya
koperasi
dibandingkan
lembaga-lembaga
27
Tahun
2004
2005
2006
2007*
2008*
Nilai
investasi
industri
kecil
75.943,00
77.426,00
75.970,00
76.526,98
77.088,04
Nilai
investasi
industri
besar
Pertumbuhan
investasi IKM
(%)
564.685,00
565.269,00
494.774,00
495.063,14
495.352,46
1,95
1,95
-1,88
0,73
0,73
Pertumbuhan
investasi IB
(%)
0,09
0,10
-12,47
0,06
0,06
Perbandingan
IKM/IB
(%)
0,13
0,14
0,15
0,15
0,16
28
mengalami
kemajuan
pesat,
sehingga
menarik
investor
untuk
lain
yang
juga
harus
diperhatikan
dalam
menumbuhkan
dan
skilled workers sesuai dengan jenis industri yang direncanakan. Selain itu, juga
pelayanan pada investor melalui One Stop Service (OSS) yang pada saat ini
melayani 49 perijinan dan 6 non perijinan telah
berupa Investment Information Center yang memberikan fasilitas data base (basis
data) tentang ketersediaan semua aspek yang terkait dengan dunia usaha, seperti:
potensi daerah, produk/jasa unggulan, ketersediaan mitra untuk kerja sama,
potensi sumber daya manusia, perijinan, insentif bagi investor, perpajakan daerah,
peraturan perburuhan/ ketenagakerjaan, tarif perijinan, distribusi barang dan
logistik, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perijinan dan sebagainya.
Perlu diperhatikan pula aspek promosi yang perlu dilakukan secara intensif,
baik bersifat langsung melalui pameran investasi atau cyber promotion melalui
website, maupun secara tidak langsung melalui publikasi di media massa.
29
Ancaman yang harus dihadapi oleh Kota Tegal dalam upaya menarik minat
investor adalah kondisi ekonomi makro dan faktor-faktor lainnya yang tidak
menentu. Badai krisis tersebut sewaktu-waktu dapat melanda Indonesia yang
dapat berdampak pada semakin lesunya iklim investasi lokal. Masih ditemui pula
peraturan tentang ketenagakerjaan yang tidak pro bisnis misalnya terkait dengan
PHK karyawan. Selain itu, masih ditemui pula ekonomi biaya tinggi yang dipicu
adanya pungutan tidak resmi, dan kelangkaan bahan bakar minyak sebab
Indonesia adalah negara net importer BBM.
Tantangan lain dalam penanaman modal di Kota Tegal dalam kurun waktu 5
tahun kedepan adalah meningkatnya persaingan dengan kabupaten lainnya dalam
memperebutkan investor untuk menanamkan modal. Saat ini, penanaman modal
untuk kegiatan industri sudah melebar ke Kabupaten Tegal, Brebes dan Pemalang
sebagai limpahan dari Kota Tegal yang sudah kewalahan menampung aktivitas
industri. Di samping itu, kabupaten/kota sekitar juga memiliki ambisi yang sama
dalam hal pengembangan diri sebagai pusat perdagangan.
e. Kelautan dan Perikanan
Perikanan laut di Kota Tegal merupakan sektor andalan, karena memberikan
kontribusi cukup besar bagi perekonomian Kota Tegal. Namun demikian, kondisi
cuaca yang tidak menentu,
30
1.186.546.314,-
pada
tahun
2008
dengan
nilai
kontribusi
Rp.124.899.612.000,00.
Di Kota Tegal terdapat potensi kelompok-kelompok nelayan yang berusaha di
berbagai bidang, seperti nelayan tangkap (10 kelompok), petani tambak (2
kelompok) dan pengolahan ikan (13 kelompok). Hingga tahun 2008, tercatat
sebanyak 25 kelompok nelayan yang tersebar di seluruh kelurahan pantai kota ini.
Dengan kegiatan-kegiatan padat karya yang akhir-akhir ini dilakukan
pemerintah, diprediksikan kesejahteraan nelayan akan membaik, karena nelayannelayan yang berhenti melaut (terutama ABK) akan banyak terserap dalam
kegiatan tersebut. Suatu hal yang perlu diantisipasi oleh Pemerintah Kota Tegal
adalah meningkatnya jumlah pengangguran akibat banyaknya nelayan yang
berhenti melaut karena keterbatasan modal. Oleh karena itu perlu diambil langkahlangkah pencegahan dalam lima tahun kedepan, terutama untuk mengembalikan
kepercayaan diri nelayan dalam meningkatkan produksinya.
f.
Pertanian
Produksi
padi
Kota
Tegal
selama
tahun
20042008
menunjukkan
31
Hasil peternakan yang menjadi andalan Kota Tegal adalah telur itik. Produksi
telur itik Kota Tegal tahun 20042008 menunjukkan peningkatan dengan rata-rata
sebesar 12,97%, namun pada tahun 2008 mengalami penurunan cukup tajam,
yaitu dari 20.278.180 butir menjadi 18.146.193 butir pada tahun 2007. Produksi
telur ayam buras dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga mengalami
peningkatan dengan rata-rata sebesar 32,35% pertahun, sehingga pada tahun
2008 produksinya menjadi 663.480 butir. Sementara itu, produksi telur puyuh pada
tahun 2008 hanya sebanyak 497.760 butir.
Hasil peternakan lainnya dari Kota Tegal adalah susu sapi. Dalam kurun
waktu lima tahun (2004-2008) produksi susu sapi mengalami peningkatan yang
cukup signifikan, yaitu sebesar 48,08% per tahun. Pada tahun 2004 produksi susu
sebanyak 37.661 liter meningkat produksinya mencapai 112.786 liter di tahun
2008.
Sementara itu, produksi daging sapi dan kambing sejak tahun 2004 hingga
2008 mengalami penurunan rata-rata sebesar 29.55% pertahun, sedangkan
daging kambing mengalami peningkatan rata-rata sebesar 10,29% pertahun.
Jumlah produksi daging sapi pada tahun 2004 adalah 193.336 kg menurun pada
tahun 2008 menjadi 15.619 kg. Sedangkan produksi daging kambing pada tahun
2004 sebanyak 561.229 kg meningkat pada tahun 2008 menjadi 778.386 kg. Jika
dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging sapi rata-rata 4,5 kg per tahun per
kapita, produksi daging sapi belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
Tegal.
Pada tahun 2008, tercatat setidaknya ada 16 kasus kematian ternak yang
sebagian besar penyebabnya diduga penyakit H5N1. Dari keseluruhan kasus
tersebut, ternak yang diserang adalah ayam kampung. Dalam bidang pertanian,
diprediksikan kondisinya masih akan stagnan selama lima tahun kedepan. Kondisi
ini terjadi jika tidak segera dilakukan pemuliaan bibit-bibit unggul pertanian di Kota
Tegal. Misalnya harus segera ditemukan tanaman dengan umur pendek namun
produksinya tinggi, perawatan mudah dan tahan penyakit. Hal tersebut akan
meningkatkan efisiensi produksi pertanian Kota Tegal, mengingat keterbatasan
lahan pertanian.
g. Ketahanan Pangan
Ketersediaan beras di Kota Tegal selama 5 tahun terakhir mengalami
fluktuasi. Ketersediaan beras pada tahun 2004 adalah 5.537 ton, tahun 2005
meningkat menjadi 5.866 ton, pada tahun 2006 menurun tajam menjadi 4.422
ton, pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 5.228, dan pada tahun 2008
menurun lagi menjadi 4.813 ton. Sementara kebutuhan beras selama 5 tahun
terakhir dari tahun 2004 sampai tahun 2008 berturut-turut adalah 27,711 ton,
27,722 ton, 27,767 ton, 27,920 ton dan 28,106 ton; sehingga dalam 5 tahun
tersebut terdapat kekurangan beras sebanyak 22,174 ton, 21,855 ton, 23,345 ton,
22,691 ton, dan 23,292 secara berturut-turut dari tahun 2004 sampai tahun 2008.
32
52,72%
dari
seluruh
ketersediaan
daging.
Kemudian
diikuti
ketersediaan daging ayam sebanyak 71,4 ton (19,36%) dan kambing sebanyak 55
ton (14,92%), sementara ketersediaan daging sapi, kambing, domba dan babi
relatif kecil, masing-masing di bawah 25 ton atau kurang dari 5%.
Meskipun populasi ternak semakin meningkat dari tahun ke tahun,
ketersediaannya sebagai bahan pangan masih relatif kecil, karena jumlah ternak
yang ada masih terfokus untuk pengembangan usaha peternakan, bukan untuk
dikonsumsi. Ketersediaan daging itik dan ayam buras relatif tinggi dan terus
meningkat, karena perputaran ekonomi kedua ternak unggas ini memang relatif
cepat. Ketersediaan susu, baik susu sapi maupun susu kambing, masih relatif kecil,
yaitu rata-rata 373.527 liter/tahun, atau apabila dihitung dengan seluruh
penduduk, tingkat ketersediaan per kapita hanya sebesar 1,52 liter/kapita/tahun.
Ketersediaan telur di Kota Tegal memang relatif rendah, yaitu rata-rata 1.578.361
kg per tahun. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006,
sebesar 245.728 jiwa, maka ketersediaan konsumsi protein hewani sebesar 4,06
gram/kapita/hari, yang berarti di bawah angka kekurangan gizi Pola Pangan
Harapan sebesar 16 gram/kapita/hari.
3. Tata Ruang
a. Penataan Ruang
Aspek yang menjadi perhatian dalam pembangunan tata ruang di Kota Tegal
adalah aspek pemanfaatan ruang, yakni kawasan budidaya yang berupa kawasan
permukiman, kawasan industri, kawasan kumuh perkotaan dan
kawasan lahan
produktif. Jenis pemanfaatan ruang di Kota Tegal dalam 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel 2.6 :
Tabel 2.6
Jenis Pemanfaatan Ruang Kota Tegal Lima Tahun Terakhir
Uraian
Penggunaan Lahan
a. Luas kawasan Lindung
1) Hutan
2) Bukan Hutan
b. Luas Kawasan Permukiman
c. Luas Kawasan Tambak
d. Luas Kawasan Industri
Satuan
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
2004
2005
Tahun
2006
354
1.674,67
1.068,41
354
1.526,74
1.068,41
354
1.674,36
1.068,41
2007
2008
354
1.894,83
894,55
39,08
33
354
39,08
Uraian
Satuan
Tahun
2006
259,2
2007
259,2
50.376
1.068,41
50.405
894,55
50.773
0-20 %
-
0-20 %
-
1
-
2
-
2004
259,2
2005
259,2
1.068,41
50.343
1.068,41
Luas wilayah Kota Tegal sebesar 39,68 km2, sebagian besar dimanfaatkan
sebagai kawasan permukiman 43,69%, tambak 20,62%, dan kawasan lindung
8,16%. Selain ketiga kawasan tersebut Kota Tegal juga memiliki kawasan budidaya
pertanian, kawasan industri, kawasan rekreasi/pariwisata dan taman/pemakaman.
1) Pemanfaatan Ruang
Arahan pemanfaatan ruang Kota Tegal meliputi :
a). Kawasan Lindung. Termasuk kawasan ini adalah kawasan sempadan
sungai dan pantai.
b). Kawasan Tambak. Kawasan tambak sebagian besar terdapat di wilayah
Kecamatan Tegal Barat dan Margadana.
c). Area Tangkapan air. Area tangkapan air direncanakan berada pada
wilayah-wilayah kota sebagai berikut :
Kawasan Pertanian
Meliputi pertanian tanaman pangan lahan basah dan pertanian
lahan kering. Meliputi sebagian wilayah Kecamatan Tegal Selatan,
meliputi kelurahan Debong Tengah, Kelurahan Bandung, Kelurahan
Kalinyamat Wetan, Kelurahan Keturen, dan Kelurahan Debong Kulon,
serta sebagian Kecamatan Margadana, meliputi Kelurahan Kalinyamat
Kulon, sebagian Kelurahan Sumurpanggang, sebagian Kelurahan
Margadana
Kawasan Peternakan
34
2008
-
Kawasan
peternakan
peternakan
tidak
menempati
lahan
khusus
kecuali
di Kecamatan Margadana
dan
Kawasan Perikanan
Perikanan darat : Kawasan tambak di Kecamatan Tegal Barat, Tegal
Timur dan Margadana. Perairan umum laut dengan sarana dan
prasarananya yaitu Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI), tempat
pelelangan ikan (TPI), dan galangan kapal yang terletak di
Kecamatan Tegal Barat.
Industri pengolahan
Kegiatan industri pengolahan dikelompokkan menjadi dua (2) yaitu
industri polutif dan non polutif. Dalam perencanaan tata guna lahan,
industri polutif direncanakan menempati wilayah sebelah barat kota
(di daerah perluasan dan kawasan industri non polutif dierencanakan
terletak
dibagian
wilayah
timur
Kota
Tegal,
yaitu
Kelurahan
Panggung)
f).
Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan di Kota Tegal berada pada wilayah pusat kota, yaitu
pada sepanjang jalan Ahmad Yani, jalan MT Haryono, jalan Gajahmada,
jalan Sudirman, dan sekitar alun-alun Kota Tegal.
kawasan
permukiman
dan
perumahan
dilakukan
35
di
Kelurahan
Muarareja.
Rekreasi
tertutup
direncanakan
kawasan
perdagangan
terutama
berupa
di
pusat-pusat
perbelanjaan (mall).
j).
yang
pemakaman
umum
dengan
lokasi
berada
di
kawasan
36
utama
lingkungan memiliki beda tinggi yang kecil (hampir datar) sehingga cepat
mengalami pendangkalan apabila terjadi sedimentasi. Maka hal ini perlu secara
rutin dipelihara sehingga saluran tersebut tidak terjadi pendangkalan, agar aliran
air menjadi tetap lancar, guna mengantisipasi terjadi genangan di musim hujan.
Berdasarkan data tahun 2008 saluran yang sudah ada di Kota Tegal terdiri dari
saluran tersier 13.579 km, saluran sekunder 7,43 km.
Kebutuhan air minum masyarakat Kota Tegal selama ini sebagian besar
dipenuhi sendiri oleh masyarakat, yaitu berasal dari air sumur (kebanyakan sumur
dangkal dan sebagai kecil sumur dalam). PDAM Kota Tegal berdasarkan data Kota
Tegal Dalam Angka Tahun 2005 baru mampu melayani kebutuhan air minum
sebanyak 2.990.287 m3, yang meliputi rumah tangga sebesar 2.394.724 m3,
kegiatan usaha sebanyak 370.533 m3, kegiatan sosial 184.631 m3 dan kegiatan
industri 40.399 m3.
37
Satuan
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
Non teknis
- semi teknis
5.489
5.489
5.489
5.489
5.489
- sederhana
8.450
8.450
8.450
8.450
8.450
38
b. Perhubungan
Jenis transportasi yang ada di Kota Tegal meliputi transportasi darat dan
laut. Secara umum sarana dan prasarana transportasi yang ada berupa; bus,
angkutan kota, taxi, becak, kereta api, kapal, terminal dan pelabuhan. Untuk
melayani kegiatan angkutan darat bagi masyarakat maka telah tersedia berbagai
jenis kendaraan umum dan terminal. Secara umum jenis kendaraan angkutan yang
sering digunakan adalah bus, taxi dan angkutan kota. Bus umum disediakan untuk
melayani angkutan antar kota dengan berbagai jurusan/trayek. Pada tahun 2005
dan 2006, jumlah bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) sebanyak 271 unit.
Letak Kota Tegal yang berada di jalur Pantai Utara Jawa merupakan salah
satu kondisi yang mendukung. Fasilitas prasarana transportasi yang ada di Kota
Tegal saat ini antara lain adalah:
-
Stasiun Kereta Api Penumpang dan Barang yang sekaligus stasiun transit
Pelabuhan kelas IV, yang sedang diupayakan statusnya menjadi kelas III
Angkutan umum darat yang beroperasi didalam kota Tegal maupun melewati Kota
Tegal dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu :
-
Angkutan Regional
Angkutan umum dengan skala regional saat ini dilayani oleh kendaraan bus dan
minibus dengan rute luar kota seperti lintasan Semarang-Cirebon, SemarangTegal, Tegal-Purwokerto dan dalam skala antar kota seperti lintasan TegalPemalang, Tegal-Slawi, Tegal-Brebes dan lain-lain.
Angkutan Kota
Jenis angkutan kota yang saat ini beroperasi di Kota Tegal adalah non bus
melayani lintasan seperti Tegal-Banjaran, Tegal-Slawi, Tegal-Kemantran, TegalDukuhturi. Selain itu banyak pula becak saat ini masih bebas beroperasi
khususnya di Kota Tegal, bangunan infrastruktur perhubungan sangat
diperlukan dalam rangka memperlancar roda perekonomian dan industri jasa.
39
Jumlah angkutan kota pada tahun 2004 2008 tidak mengalami perubahan
yaitu sebanyak 47 unit. Mulai tahun 2004 angkutan kota juga dilayani oleh taxi.
Tahun 2004 jumlah taxi hanya berjumlah 10 unit, meningkat menjadi 42
armada pada tahun 2008
Transportasi laut dilakukan dengan menggunakan kapal yang didukung
dengan adanya pelabuhan. Penggunaan kapal sebagai sarana transportasi laut
masih terbatas sebagai alat pengangkut barang dan alat penangkapan ikan.
Sedangkan kapal sebagai alat pengangkut penumpang belum tersedia. Terkait
dengan transporatasi laut ini, Kota Tegal juga memiliki menara mercusuar
sebanyak 2 buah.
c. Perumahan
Luas keseluruhan permukiman di Kota Tegal dari tahun 2004-2008 banyak
mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 luas permukiman sebesar 164,69 ha
meningkat pada tahun 2005 sebesar 1.839,36 ha. Perkembangan yang ada sangat
berpengaruh pada berkurangnya lahan produktif yang digunakan sebagai lahan
perumahan. Rumah type B, C mengalami kenaikan dengan kenaikan rata-rata per
tahun untuk type B 0,57%, type C sebesar 0,22%. Sedangkan rumah type A
mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 0,012%,
Untuk rumah type B mengalami pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan
dengan type lainnya. Sedangkan Pertumbuhan terbanyak terjadi pada tahun 2005,
dimana pertumbuhan jumlah rumah untuk semua type mengalami pertumbuhan
yang relatif besar. Pada tahun 2004 umah type A sebesar 27.394 unit meningkat
sebesar 29.358 unit tahun 2008, type B tahun 2004 sebanyak 14.967 unit
meningkat sebanyak 23.869 unit tahun 2008 dan type C tahun 2007 sebanyak
4.957 meningkat tahun 2008 menjadi 9.058 unit.
Realisasi pembangunan perumahan di Kota Tegal yang dilakukan oleh Perum
Perumnas selama jangka tahun 2007 dan 2008 , sebanyak 326 unit. Hal ini
tentunya masih jauh dari target rencana kebutuhan rumah yang harus dibangun
tiap tahun yang selalu mengalami peningkatan. Sedangkan pembangunan
perumahan lainnnya banyak dilakukan oleh sektor swasta maupun perorangan
dengan tipe yang lebih banyak pada tipe menengah dan tipe besar. Hal ini
tentunya menjadikan usaha pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat
menjadi semakin sulit. Dari jumlah rumah yang ada selama jangka waktu 4 tahun
terakhir menunjukkan pertumbuhan rata-rata 0,009% per tahunnya. Hal ini apabila
dibandingkan dengan kebutuhan rumah yang harus dibangun setiap tahunnya
masih kurang. Realisasi rata-rata kekurangan rumah yang harus disediakan
mencapai 0,102% per tahunnya. Untuk mengetahui kondisi jumlah perumahan di
Kota Tegal selama jangka waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
40
Tabel 2.8
Banyaknya Rumah Berdasarkan Jenis, Penyedia perumahan dan Kebutuhan
Perumahan di Kota Tegal Tahun 2004-2008
r
Jumah Rumah
2004
r
(%)
2005
r
(%)
2006
r
(%)
2007
r
(%)
2008
r
(%)
ratarata
(%)
b. KPR/BTN
246
246
246
246
c. Real Estate
45
45
45
d. Perorangan
370
0,057
370
370
50.289
0,019
50.689
0,008
51.089
50.950
0,019
51.350
0,008
51.000
0,020
51.500
-50
0,92
-150
diluar
161
165
0,025
246
45
45
370
370
0,008
51.315
0,004
51.488
0,003
0,008
51.750
0,008
52.137
0,007
52.314
0,003
0,009
0,010
52.000
0,010
53.000
0,019
54.500
0,028
0,017
2,00
-250
0,67
-863
2,45
-2.186
1,53
0,102
perumnas,
KPR/BTN.
Rumah
Kekurangan kebutuhan rumah
41
menjadi 9 radio, jumlah tersebut terus bertahan sampai dengan tahun 2008.
Pada tahun 2004, jumlah wartel di Kota Tegal sebanyak 4.364 unit, hingga
melewati tahun 2005 dan 2006 jumlah wartel bertambah menjadi 5.704 unit atau
meningkat sebesar 0,15%, sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan 0,09%
dibanding tahun sebelumnya sehingga menjadi 5.24 unit. Hingga tahun 2008
jumlah wartel di Kota Tegal mencapai 5.724 unit. Terkait dengan kapasitas
sambungan telepon, pada Tahun 2008 kapasitas sentral yang tersedia sebanyak
21.120 SST dan kapasitas yang terpasang dan terpakai sebanyak 17.765 SST,
sedangkan jumlah pemilik telepon seluler sebanyak 615.000 SST.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, komunikasi juga dapat dilakukan
melalui internet. Di Kota Tegal jumlah warung internet pada tahun 2008 sebanyak
18 buah. Perkembangan informasi melalui media massa sangat mudah diakses
dengan tersedianya beberapa surat kabar yang beredar di Kota Tegal.
Dalam rangka mendukung penyebarluasan informasi serta memberikan
akses yang luas kepada masyarakat terhadap informasi publik, pada tahun 2008
Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik. Dengan terbitnya undang-undang ini, maka
kesempatan
masyarakat
untuk
memperoleh
informasi
terkait
dengan
42
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
provinsi
Penyelenggaraan
dan
pusat
serta
Pemerintahan
masyarakat
Daerah
dalam
(LPPD),
bentuk Laporan
Laporan
Keterangan
tugas
pembantuan.
Kemampuan
pembiayaan,
sumberdaya
aparatur,
kelembagaan daerah dan potensi lain yang dimiliki Kota Tegal merupakan faktor
yang mempengaruhi kapasitas daerah.
Perkembangan keuangan daerah dari tahun ke tahun menunjukkan
peningkatan
yang
cukup
baik.
Tahun
2007
pendapatan
daerah
sebesar
(21,50%)
dan
lain-lain
dana
perimbangan
pendapatan
yang
sah
sebesar
sebesar
Daerah
Rp50.904.606.177,00
juga
(turun
mengalami
sebesar
penurunan
-18,24%).
yaitu
Dana
menjadi
sebesar
perimbangan
juga
43
Perwal yang telah disusun dalam rangka pembaruan hukum menyesuaikan dengan
peraturan perundangan yang baru, setiap tahun rata-rata disahkan sebanyak 612
Peraturan Daerah dan sebanyak 512 Peraturan Walikota dalam rangka
pemantapan peraturan hukum dan penyesuaian dengan kebijakan otonomi daerah
yang baru.
Peran aparatur pemerintah daerah semakin ditingkatkan terutama bagi
pelayanan publik, promosi dan fasilitasi penananaman modal dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pelayanan publik yang berkualitas,
akuntabel, transparan mencerminkan citra pemerintah yang semakin baik menuju
perwujudan penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (good governance).
Meskipun pelaksanaan pelayanan umum di Kota Tegal belum sepenuhnya
mengacu pada SK Menpan tentang Pedoman Pelayanan Umum, yaitu SK No.
63/SK/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
dan SK. Menpan No. 26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas
dalam
menunjukkan
pelayanan
mencerminkan
citra
Penyelenggaraan
yang
pemerintah
baik.
yang
Pelayanan
Pelayanan
semakin
Publik,
publik
baik
namun
yang
menuju
sudah
berkualitas
perwujudan
hukum
(law
enforcement)
masih
rendah
untuk
mendukung
tujuan,
antara
lain
mengoptimalkan
pengelolaan
sumberdaya,
44
pelayanan
publik
yang
berkualitas
dilakukan
dengan
kesehatan, pelayanan
optimalisasi
globalisasi
Pemerintah
Indonesia
sangat
terikat
dengan
kesepakatan
sebanyak
4.393 orang. Sebagian besar pegawai adalah pegawai Golongan III. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai Kota Tegal memiliki
pengalaman dan pendidikan yang baik, diharapkan tingkat profesionalitasnya
semakin baik. Distribusi pegawai negeri sipil Kota Tegal menurut golongan dan
menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini:
45
Tabel 2.9
Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan
Per 31 Desember 2008 (orang)
Jenis
pegawai
SD
PNS
SLTA
D1
D2
156
193
1.074
35
16
74
162
209
1.148
35
CPNS
Jumlah
SLTP
D3
746
746
D4
S1
S2
441
26
1.533
43
46
445
26
1.579
43
Tabel 2.10
Banyaknya Aparatur Pada Pemerintah Kota Tegal
Per 31 Desember 2008 (orang)
No
Golongan
Jumlah
Golongan I
33
45
18
99
Golongan II
402
149
246
271
979
Golongan III
476
500
348
459
2.201
Golongan IV
1220
64
12
31
1.300
Jumlah (1)
4.247
Golongan I
22
27
Golongan II
73
77
Golongan III
42
42
Jumlah (2)
146
4.393
Sedangkan pada tahun 2008 jumlah pegawai purna tugas dan meninggal
diketahui sebanyak 121 orang. Jumlah Pegawai Negeri Sipil laki-laki di Kota Tegal
lebih banyak dibandingkan jumlah pegawai perempuan. Jumlah pegawai laki-laki
sebesar 2.251 orang dan pegawai perempuan sebanyak 1.952 orang.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil selama sepuluh tahun terakhir 2004-2008
cenderung meningkat dengan peningkatan rata-rata 1,92% per tahun. Sedangkan
ratio jumlah PNS terhadap jumlah penduduk, dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Secara rinci terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.11
Ratio Jumlah Penduduk Dibanding Jumlah PNS di Kota Tegal
Tahun 2004 -2008
Jumlah
Jumlah Penduduk
PNS
Kota Tegal
2004
4.004
245.234
1 : 61,25
2005
4.105
245.324
1 : 59,76
2006
4.115
245.728
1 : 59,14
2007
4.452
247.076
1 : 55,50
2008
4.393
247.134
1 : 56,26
Tahun
46
perencanaan
pembangunan
daerah
dengan
nasional
secara
partisipatif,
transparan,
responsif
dan
akuntanbel.
Proses
47
kelembagaan
dalam
masyarakat
menunjukkan
48
1997
tentang
Statistik,
menyebutkan
bahwa
segenap
stakeholder
49
berbagai
badan/kantor/dinas
maka
pemerintah
daerah
wajib
dengan
hal-hal
yang
dapat
mendukung
penyelenggaraan
dengan
pembangunan
bidang
kearsipan,
pemerintah
telah
pengelolaan
dokumen/arsip
daerah
dan
penyusunan
database
informasi kearsipan.
6. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
a. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan,
dan
makhluk
hidup
termasuk
manusia
dan
perilakunya
yang
pengembangan,
pemeliharaan,
pemulihan,
pengawasan
dan
pengendalian.
50
Berdasarkan peraturan daerah Kota Tegal No. 5 tahun 2008 tentang tentang
Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Tegal,
kewenangan urusan lingkungan hidup meliputi: pengendalian dampak lingkungan
dan konservasi sumberdaya alam. Kota Tegal tidak memiliki hutan yang berfungsi
sebagai catchment area, sehingga tidak memiliki sumber air tanah yang bisa
diandalkan. Selama ini kebutuhan akan air minum Kota Tegal dipenuhi dari PDAB
Jawa Tengah (Perusahaan Daerah Air Bersih) yang bersumber di wilayah
Kabupaten Brebes dan sumber air di Bumijawa Kabupaten Tegal.
Berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, bahwa sumber air
bawah tanah Kota Tegal berasal dari cekungan air Tegal Brebes, dengan luas
1.356 ha. Cadangan Air Bawah Tanah yang tersedia pada cekungan air tersebut
sebesar 259 juta m 3.
Letak Kota Tegal yang strategis (sebagai jalur utama Jakarta-Surabaya)
memberikan kontribusi atas tingginya kasus pencemaran udara. Berdasarkan hasil
penelitian kualitas udara di Kota Tegal apabila dilihat dari kandungan SO2, O3, dan
NO2 masih dalam keadaan cukup baik. Dari hasil pengukuran semua parameter
masih dibawah nilai ambang batas.
Tabel 2.12
Konsentrasi NO2 di Kota Tegal Tahun 2006-2008
No
Lokasi
Satuan
g / m3
Perempatan Kejambon
Tahun
2006
Baku
2007/2008
Mutu
7,39
150
g / m3
9,34
5,66
150
g / m3
20,11
5,91
150
g / m3
3,47
150
g / m3
14,15
14,07
150
g / m3
10,57
11,48
150
g / m3
14,64
150
g / m3
5,41
7,50
150
g / m3
4,14
150
Sumber:
- Laporan akhir Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Kota Tegal Tahun 2006
- Laporan akhir Pengujian Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru tahun 2007
- Laporan akhir Kegiatan koordinasi penilaian Langit Biru tahun 2008
Tabel 2.13
Konsentrasi SO3 di Kota Tegal Tahun 2006-2008
No
Lokasi
Satuan
Tahun
2006
Baku
Mutu
2007/2008
g / m3
2,52
200
Perempatan Kejambon
g / m3
35,50
20,13
200
g / m3
3,36
2,45
200
g / m3
2,50
200
51
No
Lokasi
Satuan
Tahun
2006
Baku
Mutu
2007/2008
g / m3
5,02
7,71
200
g / m3
82,65
11,56
200
g / m3
83,36
200
g / m3
41,55
21,11
200
g / m3
14,16
200
Sumber:
- Laporan akhir Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Kota Tegal Tahun 2006
- Laporan akhir Pengujian Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru tahun 2007
- Laporan akhir Kegiatan koordinasi penilaian Langit Biru tahun 2008
Tabel 2.14
Konsentrasi SO2 di Kota Tegal Tahun 2006 2008
No
Lokasi
Satuan
Tahun
2006
Baku
Mutu
2007/2008
g / m3
7,48
365
Perempatan Kejambon
g / m3
8,82
2,23
365
g / m3
23,78
1,10
365
g / m3
2,56
365
g / m3
4,10
1,69
365
g / m3
2,52
1,66
365
g / m3
4,76
365
g / m3
5,17
1,93
365
g / m3
8,16
365
Sumber:
- Laporan akhir Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Kota Tegal Tahun 2006
- Laporan akhir Pengujian Kegiatan Koordinasi Penilaian Langit Biru tahun 2007
- Laporan akhir Kegiatan koordinasi penilaian Langit Biru tahun 2008
Sungai Sibelis
Tabel 2.15
Kondisi Sungai Gung Tahun 2004-2007
No
Parameter
Satuan
I. FISIKA
Residu Terlarut
mg/l
1
2
3
4
II. KIMIA
BOD
COD
DO
Total Fosfat sbg P
Amonia (NH3)
1
2
1
2
mg/l
mg/l
mg/l
2004
14,28
99,12
6,78
30,45
mg/l
2005
2006
2007
1.860
320
1.000
16,71
4,86
4,86
0,814
56,45
117,2
3,86
1,55
10,89
65,85
1,00
1,05
6
50
3
0,2
3,480
< 0,100
0,522
200
1
2.000
10.000
Tabel 2.16
Kondisi Sungai Kemiri Tahun 2004-2006
Kriteria Mutu Air
No
Parameter
Satuan
2004
2005
2006
Berdasarkan Kelas
Kadar
Maks,
No, 82/2001)
I. FISIKA
1
Residu Terlarut
mg/l
738
2.331
3.722
1.000
II. KIMIA
1
BOD
mg/l
12,67
14,89
9,446
CO D
mg/l
84,52
21,31
12,82
50
DO
mg/l
4,18
7,76
7,11
III. MIKROBIOLOGI
1
Fecal Coliform
Jml/100 ml
9,000
27,000
2,000
Total Coliform
Jml/100 ml
15,000
35,000
10,000
Sumber: Laporan Kegiatan Pengujian Kualitas Sungai Prokasih, Kantor Lingkungan Hidu,
2008.
53
(PP
Sungai Kemiri mendapat beban pencemar yang berasal dari industri dan
limbah rumah tangga. Sedangkan Sungai Sibelis tercemar oleh industri-industri,
rumah sakit dan rumah tangga. Dari hasil pantauan kondisi sungai Sibelis,
parameter yang melebihi nilai ambang batas adalah BOD, residu terlarut, COD,
fecal coliform, kadmium, deterjen, dan total coliform.
Tabel 2.17
Kondisi Sungai Sibelis Tahun 2004-2006
Tahun
Parameter
Satuan
I. FISIKA
Residu Terlarut
II. KIMIA
BOD
COD
DO
Total Fosfat sbg P
Amonia (NH3-N)
III.
KIMIA ORGANIK
Detergen sbg MBAS
Seny. Fenol sbg Fenol
IV. MIKROBIOLOGI
Fecal coliform
Total coliform
Baku Mutu
berdasarkan
PP No. 82 /
2001
2004
2005
2006
mg/l
41.334
28.944
30.444
1.000
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
10,88
119,30
8,22
1,84
1,400
47,58
110,2
5,41
0,928
12,80
26,50
97,24
4,44
1,012
7,050
6
50
3
1
-
g/l
g/l
27
161,0
0,24
0,049
200
1
16.000
42.000
29.000
35.000
26.000
35.000
2.000
10.000
Jml/100 ml
Jml/100 ml
Sumber: Laporan Kegiatan Pengujian Kualitas Sungai Prokasih, Kantor Lingkungan Hidup, 2008
Variabel
Jumlah usaha dan atau kegiatan
yang berpotensi mencemari
badan air
Jumlah usaha dan atau kegiatan
yang telah menaati persyaratan
administratif
dan
teknis
pengendalian pencemaran air
Satuan
Unit
(%)
2004
116
2005
116
2006
117
2007
118
2008
119
15
(12,9 %)
15
(12,9 %)
16
(13,7 %)
17
(14,4 %)
18
(15,1 %)
54
Potensi air tanah di Kota Tegal, mengalir menuju ke pantai dengan potensi
akuifer dalam di daerah bagian timur berkisar antara 1-25 liter/detik, daerah
tengah 1-16 liter/detik sedangkan pada daerah barat 1-15 liter/detik. Akuifer
dangkal sebagian sudah terintrusi air laut, terutama di bagian Barat. Interusi air
laut pada Sungai Ketiwon mencapai 4.500 m dari garis pantai, Sungai Kemiri 7.100
m dari garis pantai dan sungai Gangsa mencapai 9.700 m dari garis pantai.
Sedangkan interusi air laut pada air tanah mempunyai kedalaman bervariasi. Pada
daerah timur Kota Tegal interusi air laut terletak pada kedalaman antara 3,2 m
sampai 8,3 m, pada daerah tengah intrusi terletak pada kedalaman antara 6 m
sampai 28 m, sedangkan daerah barat intrusi terletak pada kedalaman 1,8 m
sampai 19 m (Laporan Studi Interusi Air Laut, 2004).
Panjang pantai Kota Tegal kurang lebih 7 Km yang terbentang dari
Kelurahan Panggung, Mintaragen, Tegalsari dan Muarareja. Abrasi di pantai Kota
Tegal terjadi sejak tahun 1980 an. Luasan daerah yang terabrasi adalah 48,03 ha.
Penyebab terjadinya abrasi di Kota Tegal adalah alam dan manusia. Penyebab
alam berupa arus/arah angin dan gelombang. Sedangkan penyebab dari manusia
adalah rusaknya hutan bakau akibat pembabatan liar. Penebangan hutan bakau
dilakukan dengan dalih untuk meningkatkan perekonomian. Kayu bakau digunakan
untuk arang yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Saat ini Kota Tegal
bersama Provinsi Jawa Tengah, sedang berusaha untuk mengatasi abrasi di Kota
Tegal baik dengan cara fisik maupun dengan cara vegetasi (penanaman kembali
hutan bakau).
55
untuk Penerangan Jalan Umum (PJU) sebesar 6.192.408 MWH; sosial sebesar
2.631.364 Mwh dan kantor pemerintah terkecil, yaitu
56
BAB III
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
efisiensi, efektivitas dan prioritas. Tahap perencanaan dalam penyusunan anggaran diawali
dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
menggunakan pedoman Undang - Undang
54
reses Anggota DPRD. Musrenbang dilaksanakan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan
sampai dengan tingkat Kota.
Penyusunan
RKPD
tersebut
memperhatikan
dan
mengacu
dokumen
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tegal Tahun 20092014. Selanjutnya
RKPD tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA)
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA ditetapkan bersama antara
eksekutif dengan legislatif sebagai kebijakan bersama untuk pedoman penyusunan APBD. KUA
dan PPAS selanjutnya digunakan sebagai pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Proses penyusunan anggaran diawali dengan penyusunan Rencana Kerja
Anggaran (RKA) oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan menggunakan
pedoman KUA dan PPAS. RKA selanjutnya dikumpulkan kepada panitia anggaran untuk
digabungkan dengan RKA-RKA SKPD lainnya dan disusun menjadi Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
RAPBD selanjutnya diserahkan kepada DPRD untuk dibahas bersama dalam Panitia
Anggaran di DPRD. RAPBD tersebut apabila sudah disepakati oleh DPRD selanjutnya
dikonsultasikan kepada gubernur untuk mendapatkan koreksi dan persetujuan dari gubernur.
Setelah memperoleh tanggapan dari gubernur apabila ada perubahan dilakukan revisi untuk
selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD.
2. Tahap Pelaksanaan atau Implementasi
Tahap pelaksanaan atau implementasi anggaran adalah pelaksanaan APBD yang telah
disahkan oleh DPRD. Dalam tahap pelaksanaan anggaran terdapat proses yang harus
dilaksanakan yaitu penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah. Pemerintah Kota Tegal
dalam tahap implementasi ini telah
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ini dilaksanakan agar pengelolaan
keuangan menjadi lebih tertib dan menghindarkan atau mengurangi terjadinya kebocoran
anggaran.
Selain sistem akuntansi, dalam tahap implementasi anggaran yang penting dilakukan
adalah proses pelaksanaan APBD itu sendiri. Proses pelaksanaan APBD di Kota Tegal diawali
dengan penjabaran APBD dituangkan dalam DPA-SKPD. DPA-SKPD tersebut disusun oleh
masing-masing SKPD diverifikasi oleh TAPD Kota Tegal menjadi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA-SKPD). DPA ini selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
APBD tahun berjalan. Pada semester pertama pelaksanaan APBD disusun laporan realisasi
APBD semester I. Laporan ini digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Rancangan
Perubahan APBD pada tahun yang bersangkutan. Selanjutnya paling lambat pada akhir bulan
September tahun yang bersangkutan ditetapkan Perda tentang APBD Perubahan. Penjabaran
ke dalam kegiatan melalui proses yang sama yaitu dengan menjabarkannya ke dalam DPPASKPD.
3. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Kinerja
Pada akhir pelaksanaan program atau pada akhir tahun anggaran yaitu bulan Desember
selambat-lambatnya tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran pemerintah Kota Tegal
55
akhirnya menjadi 17,98% pada tahun 2008. Kondisi ini sejalan dengan fluktuasi ekonomi
secara regional maupun nasional. Kenaikan harga minyak, disusul kemudian oleh perubahan
iklim ekonomi nasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PAD. Semakin stabil suatu
perekonomian daerah, maka PAD memiliki kecenderungan mengalami kenaikan yang terus
menerus. Kondisi ini akan menjadi titik perhatian
Tahun
1.
2004
42.359.747.437
Total
Pendapatan
(Rp)
255.045.396.124
2.
2005
50.342.156.523
261.568.923.609
19,25
3.
2006
63.725.637.475
289.459.851.330
22,02
4.
2007
62.259.146.681
342.986.695.355
18,15
5.
2008
69.567.243.716
386.753.820.659
17,98
PAD
(Rp)
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.
Dari tiga jenis sumber pendapatan yaitu PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain
Pendapatan yang Sah, terlihat bahwa dana perimbangan memiliki proporsi terbesar dalam
APBD Kota Tegal. Pada tahun 2004, proporsi dana perimbangan adalah sebesar 79,16%,
kemudian menurun pada tahun 2005 dan 2006, namun sempat menurun kembali pada tahun
2007 menjadi 78,06% dari APBD. Pada tahun 2008, proporsi dana perimbangan terhadap
APBD mengalami penurunan lagi menjadi 75,36%. Sedangkan Lain-lain Pendapatan yang Sah
proporsinya rata-rata hanya di bawah 5% pada tahun 2004 2007 sedangkan pada tahun
2008 adalah sebesar 6,65%.
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 3.2.
Struktur Pendapatan Kota Tegal Tahun 2004 2008
Lain-lain
Dana
Total
PAD
Pendapatan
Tahun
Perimbangan
Pendapatan
(Rp)
yang sah
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2004
42.359.747.437 201.900.895.013 10.784.753.674 255.045.396.124
(16,61)*
(79,16)*
(4,23)*
2005
50.342.156.523 204.383.922.086
6.842.845.000 261.568.923.609
(19,25)*
(78,14)*
(2,62)*
2006
63.725.637.475 224.106.177.855
1.628.036.000 289.459.851.330
(22,02)*
(77,42)*
(0,56)*
2007
62.259.146.681 267.742.567.259 12.984.981.415 342.986.695.355
(18,15)*
(78,06)*
(3,78)*
2008
69.567.243.716 291.459.720.946 25.726.855.997 386.753.820.659
(75,36)*
(6,65)*
(17,98)*
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.
Keterangan: * : angka dalam kurung adalah proporsi terhadap total pendapatan (dalam %)
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah tidak mengalami perubahan struktur. Sejak
tahun
2004, pendapatan asli daerah didominasi oleh retribusi daerah sebesar 49,47%, kondisi ini
57
cenderung menaik pada tahun 2007 retribusi daerah mencapai 55,44% sedangkan pada tahun
2008 mencapai 57,56%. Dari sisi pajak daerah pada tahun 2004 sebesar 15,57%, kisaran
pajak daerah cenderung tetap dan tahun 2008 adalah 15,75%. Namun pada tahun 2006 pajak
daerah sempat mengalami penurunan sehingga kontribusinya hanya sekitar 12,76% dari total
PAD. Pendapatan yang diperoleh dari hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan cenderung kecil. Setiap tahunnya pendapatan jenis ini
kurang dari 2%, hanya pada tahun 2005, mencapai 3,13%. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah dan pendapatan BUMD belum berkembang secara optimal. Di sisi lain lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sejak tahun 2005 sampai dengan 2008 mengalami kondisi
fluktuatif. Bila tahun 2004, kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah mencapai 34,06%
maka pada tahun 2008 tinggal mencapai 26,01%.
Tabel 3.3.
Kontribusi Masing-masing Jenis Pendapatan Dalam PAD
Kota Tegal 2004 2008 (%)
Jenis Pendapatan
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah
2004
15,71
2005
15,01
2006
12,76
2007
14,67
2008
15,37
49,47
50,71
49,97
55,44
57,56
0,76
3,13
2,05
0,90
1,04
34,06
31,14
35,22
28,99
26,01
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.
b. Dana Perimbangan
Proporsi dana perimbangan terhadap Total Pendapatan Kota Tegal sangat besar, dana
perimbangan ini memiliki arti yang sangat besar bagi pelaksanaan pembangunan Kota Tegal.
Proporsi dana perimbangan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 berkisar diantara
angka 79,16 - 75,36% seperti diperlihatkan oleh tabel 3.4. Pada tahun 2004, proporsi dana
perimbangan
terhadap APBD mencapai 79,16 kondisi ini terus menurun sehinggan pada
2005
204.383.922.086
261.568.923.609
78,14
3.
2006
224.106.177.855
289.459.851.330
77,42
4.
2007
267.742.567.259
342.986.695.355
78,06
5.
2008
291.459.720.946
386.753.820.659
75,36
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.
58
Jenis lain-lain Pendapatan Daerah yang sah adalah untuk menganggarkan penerimaan
daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup :
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
2. Jasa giro;
3. Pendapatan bunga;
4. Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;
5. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah;
6. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;
7. Pendapatan denda pajak;
8. Pendapatan denda retribusi;
9. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;
10. Pendapatan dari pengembalian;
11. Fasilitas sosial dan fasilitas umum;
12. Pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
2. Belanja Daerah
Struktur belanja dalam APBD Kota Tegal terdiri dari Belanja Aparatur dan Belanja
Pelayanan Publik pada struktur anggaran 2004 2006 (Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002),
sedangkan pada tahun anggaran 2007 2008 struktur belanja berubah menjadi Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006). Pada tahun 2004 2005
proporsi belanja aparatur lebih besar dibandingkan dengan belanja pelayanan publik, sedangkan
tahun
2006 sedangkan proporsi belanja aparatur lebih kecil dibandingkan dengan belanja
pelayanan publik. Pada tahun 2007 dan 2008 proporsi belanja tidak langsung lebih kecil daripada
belanja langsung.
a. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang
2)
3)
No
1.
2.
BELANJA
Belanja Aparatur Daerah
a.
Belanja Administrasi Umum
1.
Belanja Pegawai/Personalia
2.
Belanja Barang dan Jasa
3.
Belanja Perjalanan Dinas
4.
Belanja Pemeliharaan
b.
Belanja Operasi dan
Pemeliharaan
1.
Belanja Pegawai/Personalia
2.
Belanja Barang dan Jasa
3.
Belanja Perjalanan Dinas
4.
Belanja Pemeliharaan
c.
Belanja Modal
1.
Belanja Modal Tanah
2.
Belanja Modal Jalan &
Jembatan
3.
Belanja Modal Jaringan
4.
Belanja Modal Bangunan
Gedung
5.
Belanja Modal Bangunan
Bukan Gedung
6.
Belanja Modal Alat-alat Besar
7.
Belanja Modal Alat-alat
angkutan
8.
Belanja Modal Alat-alat
bengkel
9.
Belanja Modal Alat Kantor &
Rumah Tangga
10. Belanja Modal Alat Studio &
Komunikasi
11. Belanja Modal Buku /
Perpustakaan
Belanja Pelayanan Publik
a.
Belanja Administrasi Umum
1.
Belanja Pegawai / Personalia
2.
Belanja Barang dan Jasa
3.
Belanja Perjalanan Dinas
4.
Belanja Pemeliharaan
2004
2005
2006
128.803.984.196
95.236.047.574
84.178.505.946
8.096.292.939
1.116.736.740
1.844.511.949
26.020.165.912
137.045.207.273
98.082.040.762
85.232.927.326
9.075.931.424
1.800.802.660
1.972.379.352
27.608.054.586
94.648.265.154
64.373.579.390
48.733.714.751
10.879.523.561
2.371.631.207
2.388.709.871
21.343.066.844
18.904.540.280
5.568.604.327
294.605.540
1.252.415.765
7.547.770.710
-
19.426.531.789
6.987.821.497
25.983.100
1.167.718.200
11.355.111.925
464.970.000
48.400.000
15.066.373.668
6.208.435.176
19.705.000
48.553.000
8.931.618.920
47.450.000
15.632.000
1.905.893.880
117.530.000
5.607.422.900
5.092.907.920
78.846.730
2.516.520.000
12.500.000
2.739.990.000
7.000.000
2.157.166.000
547.800.000
2.462.465.300
2.021.931.525
925.767.000
540.987.800
334.690.000
133.893.000
20.425.000
20.177.500
14.135.000
123.260.903.114
8.382.292.775
6.881.764.584
10.742.500
1.489.785.691
110.543.214.384
13.096.699.132
10.501.596.540
10.712.000
2.584.390.592
197.163.891.806
71.903.323.017
58.438.748.645
9.971.574.731
3.492.999.641
60
No
BELANJA
b.
c.
d.
2004
2005
2006
33.459.555.709
41.257.669.351
46.880.112.114
2.549.804.150
18.620.303.609
177.421.750
12.112.026.200
66.082.884.908
40.548.533.555
8.691.503.980
1.770.883.500
23.160.843.681
191.077.000
16.134.865.170
38.773.979.862
2.194.693.300
13.440.769.490
4.135.522.950
32.213.586.051
99.280.000
10.431.723.113
63.455.929.575
95.997.000
7.850.625.510
717.145.840
2.147.741.460
1.781.095.800
1.330.808.000
8.245.490.330
203.677.800
417.330.000
9.137.723.408
609.701.500
1.228.953.000
41.597.583.379
611.835.900
1.101.416.900
1.176.684.700
340.000.000
546.217.000
568.128.000
890.134.000
560.607.000
256.317.500
978.691.000
690.578.000
42.389.000
7.700.000
246.185.200
1.200.271.805
2.133.841.454
2.843.461.826
236.477.500
116.702.500
83.794.250
697.450.000
2.097.633.350
1.084.403.760
1.988.686.000
908.600.000
571.864.000
463.498.698
2.149.357.200
2.963.024.650
96.920.000
279.840.000
69.339.800
71.370.000
14.234.334.560
17.275.639.489
14.869.941.100
6.454.138.560
8.143.696.589
6.739.021.100
1.240.990.000
2.277.000.000
2.779.440.000
5.595.448.100
6.371.090.900
4.496.555.000
943.757.900
483.852.000
221.225.000
633.700.000
1.101.835.162
139.226.550
54.586.000
JUMLAH BELANJA
252.064.887.310
247.588.421.657
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, dan 2006.
291.812.156.960
e.
Struktur Belanja Kota Tegal pada tahun 2007-2008 menunjukkan bahwa Belanja Langsung
jauh lebih besar dibandingkan Belanja Tidak Langsung. Pada tahun 2007, belanja tidak langsung
memiliki proporsi 39,50% dari total belanja, sedangkan pada tahun 2008, meningkat menjadi 43,35%.
Diantara belanja tidak langsung, belanja pegawai memiliki porsi yang paling besar yaitu 38,87%
(2007) dan 40,95% (2008) dari seluruh belanja yang dikeluarkan. Sedangkan belanja bantuan sosial
hanya mencapai 0,38% (2007) dan 0,66% (2008). Sedangkan dari sisi Belanja Langsung, yang
memiliki porsi
sebesar 60,50% (2007) dan 56,65% (2008) dari total belanja, sebagian besar
digunakan untuk belanja modal serta barang dan jasa. Pada tahun 2007 belanja pegawai pada belanja
langsung mencapai 10,03% dan pada tahun 2008 mencapai 12,12% dari total belanja yang
61
dikeluarkan. Sedangkan belanja barang dan jasa pada tahun 2007 mencapai 24,79%, dan 2008
mencapai 20,60% dari total belanja Kota Tegal. Belanja barang modal pada tahun 2007 mencapai
25,68% dan pada 2008 mencapai 23,93% dari total belanja Kota Tegal. Belanja barang dan jasa dan
belanja modal sangat diperlukan untuk suatu proses pembangunan regional terutama dari sisi
infrastruktur. Penurunan belanja modal pada tahun 2008, seharusnya disikapi dengan adanya
program-program yang mampu mendorong peningkatan pembangunan infrastruktur di Kota Tegal.
Tabel 3.6.
Struktur Belanja Kota Tegal Tahun 2007 2008 Rupiah
No
1.
2.
Nilai Belanja
(rupiah)
Belanja
Belanja Tidak
Langsung
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Bunga
c. Belanja Hibah
d. Belanja Bantuan
Sosial
e. Belanja Tidak
Terduga
Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang
dan Jasa
c. Belanja Modal
Jumlah
2007
131.780.062.902,00
2008
170.442.126.598,00
129.674.725.774,00
381.267.128,00
319.610.000,00
1.279.460.000,00
161.029.598.494,00
173.856.854,00
6.660.964.250,00
2.577.707.000,00
38,87
0,11
0,10
0,38
40,95
0,04
1,69
0,66
125.000.000,00
0,04
201.801.684.630,00
33.451.537.595,00
82.684.940.535,00
222.757.917.304,00
47.652.555.091,00
80.995.519.368,00
60,50
10,03
24,79
56,65
12,12
20,60
85.665.206.500,00
333.581.747.532,00
94.109.842.845,00
393.200.043.902.00
25,68
23,93
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2007 dan 2008.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
Penerimaan pembiayaan mencakup:
a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA),
b. pencairan dana cadangan
c.
Pembiayaan
Pembiayaan
Penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Lalu
Transfer SILPA untuk
Proyek Lanjutan
Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Tahun Lalu
Lainnya
Penerimaan Piutang
Piutang PPh Pasal 21
2004
185.986.349.367
2005
187.383.568.293
2006
200.210.191.913
2007
193.911.563.009
2008
201.463.966.969
185.986.349.367
186.251.014.907
200.210.191.913
193.911.563.009
201.463.966.969
1.132.553.386
1.132.553.386
Pembiayaan
Pengeluaran
Penyertaan Modal
BPR BKK
188.966.858.181
201.364.070.245
197.857.886.283
2.350.000.000
2.000.000.000
764.000.000
1.000.000.000
350.000.000
-
474.000.000
290.000.000
1.852.543.862,17
145.018.921.638
144.836.000.000
PDAM
1.000.000.000
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah (Investasi
Permanen)
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah (Investasi non
Permanen)
Pembayaran Utang
365.843.274
365.843.274
365.843.274
365.843.329,17
Pokok yang Jatuh
Tempo
Pembayaran Utang
365.843.274
365.843.274
365.843.274
365.843.329,17
Pokok yang Jatuh
Tempo
Sisa Lebih
186.251.014.907
200.234.226.971
196.492.043.009
201.463.966.969
Perhitungan
Anggaran Tahun
Berjalan
Jumlah Pembiayaan
(2.980.508.814) (13.980.501.952)
2.352.305.630 192.059.019,146,83
Sumber: Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Tegal Tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008.
42.000.000
144.794.000.000
182.921.638
182.921.638
49.998.822.088
56.445.045.331
Dari tahun 2005 sampai dengan 2006, pembiayaan penerimaan mengalami kenaikan yang
cukup baik dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sehingga mencapai -3,15%. Tabel
pertumbuhan pembiayaan menunjukkan bahwa pembiayaan penerimaan pada tahun 2008
mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,89%. Kondisi ini sejalan dengan kondisi krisis ekonomi
yang terjadi pada tingkat regional dan dunia, serta naiknya harga minyak dunia. Sedangkan dari
pembiayaan pengeluaran, pada tahun 2005 terjadi pertumbuhan sebesar 6,56%, dan menurun
drastis pada 2007 sebesar -99,06%, namun meningkat tajam pada 2008 sebesar 77,28%.
Perbedaan pertumbuhan antara pembiayaan pengeluarn dan penerimaan tentunya membutuhkan
kebijakan dan strategi yang tepat dari pemerintah Kota Tegal, agar kondisi ekonomi daerah dapat
segera pulih kembali.
Tabel 3.8.
Pertumbuhan Pembiayaan dalam APBD Kota Tegal
Tahun 2004 2008 (%)
Pembiayaan Penerimaan
Pembiayaan Penerimaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
Transfer SILPA untuk Proyek Lanjutan
2005
0,75
0,14
2006
6,85
7,49
2007
-3,15
-3,15
2008
3,89
3,89
Penerimaan Piutang
63
Pembiayaan Penerimaan
2005
2006
2007
2008
7.728
-50
-50
75,18
-70,61
Dari tabel proporsi pembiayaan penerimaan, pada setiap tahun ternyata yang terbesar
berasal dari sisa lebih penerimaan anggaran tahun sebelumnya, dan hanya pada tahun 2005
terdapat piutang PPh pasal 21 sebesar 0,60% dari total pembiayaan penerimaan.
Tabel 3.9.
Proporsi Pembiayaan Penerimaan Kota Tegal
Tahun 2004 2008 (%)
Proporsi Pembiyaan Penerimaan
2004
2005
2006
2007
2008
100,00
99,40
100,00
100,00
100,00
0,60
2004
1,24
1,06
0,18
2005
0,38
2006
0,51
2007
2008
99,87
0,24
0,14
0,51
0,03
99,84
64
0,19
0,18
0,18
19,74
0,13
kembali meningkat pada tahun 2008 yaitu 11,73% dari total pendapatan daerah. Berdasarkan
realisasi perkembangan pendapatan daerah 5 tahun sebelumnya diprediksi rata-rata pertumbuhan
PAD tahun 2009-2014 dengan skenario optimis akan mampu mencapai 13,72%. Skenario optimis
adalah suatu kondisi yang apabila terjadi akan mampu mendorong pembangunan ekonomi di Kota
Tegal sangat optimal. Sedangkan apabila kondisi ekonomi secara keseluruhan bersifat konstan dan
sedikit mengalami fluktuasi, maka pertumbuhan rata-rata PAD 2009-2014 diprediksikan akan
berkisar pada angka 5,76%. Pertumbuhan dana perimbangan tertinggi terjadi pada tahun 2007
sebesar
tahun 2009-2014
pertumbuhan dana perimbangan akan mencapai 8,23%, pada skenario kondisi perekonomian
optimis, dan tidak ada gejolak yang berarti. Namun apabila perekonomian hanya bersifat konstan
dan sedikit mengalami fluktuasi, maka pertumbuhan dana perimbangan diperkirakan sekitar
6,86%. Demikian juga diperkirakan pertumbuhan lain-lain pendapatan yang sah.
Tabel 3.11.
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kota Tegal
Tahun 2005 2008 (%)
Tahun
2005
2006
2007
2008
rata-rata
pertumbuhan
optimistis 20092014
rata-rata
pertumbuhan
moderat 2009-2014
18,84
26,59
-2,30
11,73
13,72
1,23
9,65
19,47
8,86
9,80
Pertumbuhan
Lain-lain
Pendapatan
yang sah
(36,55)
(76,21)
697,58
98,13
4,80
8,23
6,86
3,84
Pertumbuhan
PAD
Pertumbuhan
Dana
Perimbangan
Pertumbuhan
Pendapatan
Daerah
2,56
10,66
18,49
12,76
11,12
8,89
Dengan demikian apabila kondisi stabil maka diperkirakan pertumbuhan PAD akan
berkisar 8,23%, sedangkan apabila pertumbuhan ekonomi Kota Tegal dapat berjalan secara
optimis maka pertumbuhan PAD akan mencapai 13,72%. Total pendapatan asli daerah
Kota
Tegal diprediksikan akan tumbuh sebesar 8,89% pada kondisi perekonomian stabil, sedangkan
apabila diprediksikan ekonomi berkembang baik (optimistis) maka pertumbuhan total pendapatan
sebesar 11,12%.
Secara keseluruhan Prediksi Pendapatan Asli Daerah pada tahun 20092014 diasumsikan
terjadi peningkatan diperkirakan antara 8 - 10% pertahun, dari pertumbuhan rata-rata PAD
sebelumnya selama kurun waktu 2004 2008 sebesar 12%. Sedangkan untuk pajak daerah
65
diprediksi akan mengalami kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 7% pertahun, dengan
syarat kondisi perekonomian stabil. Asumsi pertumbuhan PAD adalah rata-rata 8,23% per tahun.
Dengan berdasarkan asumsi-asumsi diatas maka strujtur APBD Kota Tegal dihadapkan
pada kondisi yang cukup berat karena kenaikan belanja tidak langsung khususnya pemenuhan
belanja gaji Pegawai Negeri Sipil tidak sebanding dengan kenaikan penerimaan dana perimbangan
( Dana Alokasi Umum).
66
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Berdasarkan uraian kondisi umum tersebut pada bab 2 di depan, dapat dirumuskan isu-isu
strategis atau permasalahan pokok yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah di Kota Tegal tahun 2009-2014, sesuai dengan kelompok isu dan urusan sebagai
berikut :
A.
Sosial Budaya
1. Pendidikan
a) Belum optimalnya penerapan standar nasional pendidikan;
b) Masih adanya anak putus sekolah pada semua jenjang pendidikan;
c) Masih rendahnya daya serap lulusan sekolah menengah kejuruan di dunia kerja dan angka
melanjutkan keperguruan tinggi;
d) Masih rendahnya, kompetensi dan profesionalisme guru;
e) Masih terbatasnya anggaran pendidikan khususnya kebijakan pendidikan gratis pada
jenjang pendidikan 12 tahun;
f)
j)
2. Kesehatan
a) Masih tingginya kasus penyakit menular (DBD, HIV, dan TB) disebabkan oleh masih
kurangnya sanitasi lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang baik
pada masyarakat Kota Tegal;
b) Masih belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesehatan masyarakat, hal ini dikarenakan organisasi atau kelompok masyarakat di
tingkat kelurahan belum berperan secara optimal dalam pemberdayaan masyarakat;
c) Status gizi masyarakat terutama pada bayi dan balita selama kurun waktu 5 tahun masih
diatas angka yang diharapkan kurang dari (0,82 %)
a) Masih rendahnya minat PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang;
b) Masih rendahnya partisipasi laki-laki dalam menggunakan alat kontrasepsi;
c) Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi remaja;
d) Belum optimalnya pelaksanaan model integrasi BKB, Posyandu dan PAUD.
4. Ketenagakerjaan
a) Tingginya angka pengangguran;
b) Rendahnya tingkat pendidikan, kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja;
c) Rendahnya kompetensi pencari kerja dibandingkan dengan tuntutan pasar kerja yang ada;
d) Belum optimalnya peran lembaga-lembaga penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
e) Tingkat partisipasi angkatan kerja yang masih rendah;
f)
j)
terbatasnya
lembaga/organisasi
yang
menangani
Penyandang
Masalah
Masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola lembaga/ organisasi pelayanan
kesejahteraan sosial;
g) Masih rendahnya peran serta dunia usaha dalam pengembangan usaha kesejahteraan
sosial.
7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a) Belum terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender;
b) Masih cukup tingginya kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak;
c) Masih kurangnya perlindungan anak dan remaja;
67
d) Belum terwujud data pilah sebagai bahan pengambilan keputusan penting dalam
perencanaan pembangunan;
e) Belum optimalnya peran serta perempauan dalam pembangunan;
f)
g) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pembibitan, pembinaan dan pemanduan serta
pemasyarakatan olah raga;
h) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana sarana serta kemitraan kepemudaan
dan keolahragaan;
i)
Belum optimalnya harmonisasi olah raga masyarakat, olah raga pendidikan dan olah raga
prestasi;
j)
10. Pariwisata
a) Belum optimalnya pemanfaatan potensi kepariwisataan;
b) Belum optimalnya pengelolaan kepariwisataan;
c) Belum optimalnya promosi dan publikasi potensi wisata;
d) Rendahnya dukungan dan kerjasama stakeholder yang terkait dengan pengembangan
pariwisata;
e) Terbatasnya prasarana dan sarana yang dapat mendukung pembangunan pariwisata.
11. Kebudayaan
a) Rendahnya minat generasi muda dalam mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai
budaya;
68
Ekonomi
1. Perdagangan
a) Lemahnya daya saing di bidang perdagangan;
b) Belum optimalnya pengembangan mutu, desain dan merek dagang beberapa produk
ekspor;
c) Terbatasnya jaringan usaha perdagangan di dalam negeri dan luar negeri;
d) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang perdagangan;
e) Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar;
f) Menurunnya nilai ekspor non migas;
g) Lemahnya koordinasi penyaluran dan pengawasan distribusi bahan bakar;
h) Belum tersedianya regulasi pemanfaatan sumber daya energi.
2. Industri
a) Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia industri yang memiliki kompetensi, etos
kerja tinggi dan profesional;
69
kemampuan
pemerintah
menyediakan
rumah
type
sederhana
bagi
j)
untuk
dan
kelestarian
lingkungan,
pelayanan
publik
dan
peningkatan
kesejahteraan;
d) Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dan kalangan dunia usaha dalam penyusunan
rencana pembangunan daerah.
3. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a) Meningkatnya pelanggaran hukum;
b) Kurangnya pemahaman tentang wawasan kebangsaan dan kesatuan bangsa;
c) Rendahnya kesadaran politik warga negara;
d) Belum optimalnya peran dan fungsi partai politik dalam pendidikan politik;
e) Belum optimalnya pembinaan dan kapasitas aparat dalam membina keamanan,
ketentraman dan ketertiban masyarakat;
f)
4. Statistik
a) Belum optimalnya penyelenggaran statistik khusus dan sektoral;
b) Belum optimalnya jejaring pemanfaatan statistik khusus dan sektoral.
5. Kearsipan
a) Belum optimalnya penataaan dokumen/arsip daerah;
b) Kurang memadainya sarana dan prasarana bidang kearsipan daerah;
c) Kurang optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Kearsipan dalam
mendukung otomasi penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah;
d) Kurang memadainya SDM yang menangani dokumen/arsip daerah;
e) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam penyelematan dan pelestarian arsip.
E.
73
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
A.
Visi
Visi adalah rumusan umum yang merupakan suatu pemikiran atau pandangan ke depan,
tentang keadaan yag diinginkan pada akhir periode perencanaan. Maka guna mewujudkan visi
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, pelibatan masyarakat melalui Gerakan
Pembangunan Masyarakat (GERBANG MAS) Kota Bahari menjadi faktor kunci yaitu suatu
gerakan moral dan aksi nyata seluruh komponen masyarakat.
Oleh karena itu visi pembangunan jangka menengah Kota Tegal 2009-2014, dengan
mendasarkan pada situasi, kondisi, potensi dan tantangan Kota Tegal dimasa mendatang sebagai
berikut :
Terwujudnya masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan berdaya saing untuk
memperkuat Kota Tegal sebagai pusat perdagangan, jasa, industri dan maritim menuju
masyarakat yang partisipatif dan sejahtera.
Rumusan visi tersebut diatas terdiri dari tiga frase pembentuk kalimat yang mengandung
makna sangat dalam. Frase pertama terkait dengan cita-cita terwujudnya kondisi masyarakat Kota
Tegal yaitu masyarakat yang bermoral, berbudaya dan berdaya saing. Frase kedua mengandung arti
cita-cita kondisi Kota Tegal yang diinginkan yaitu menuju Kota Tegal sebagai pusat perdagangan,
jasa, industri dan maritim. Sedangkan frase ketiga mengandung tujuan yang diinginkan yaitu
masyarakat yang partisipatif dan sejahtera.
Secara rinci pengertian atas visi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat yang bermoral : masyarakat yang bermoral adalah suatu kondisi
masyarakat yang memiliki budi pekerti luhur dilandasi oleh penghayatan tinggi terhadap agama
maupun kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutnya. Budi perkerti atau moral
yang luhur ini menjadi landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam mendukung
pelaksanaan pembangunan daerah.
Terwujudnya masyarakat yang berbudaya :
masyarakat
masyarakat yang memiliki adat istiadat, kebiasaan, kultur, yang menunjukkan ciri-ciri masyarakat
beradab, atau menghormati
norma-norma
74
maupun jasa untuk wilayah Jawa Tengah bagian barat, dan dikuatkan menjadi pusat perdagangan
dan jasa bagi daerah-daerah kabupaten/kota sekitarnya.
Memperkuat Kota Tegal sebagai kota industri : Memperkuat Kota Tegal sebagai kota
industri adalah menguatkan Kota Tegal sebagai sentra industri logam dan mesin, predikat ini perlu
terus dipertahankan dengan mengembangkan tidak hanya terbatas pada logam dan mesin saja
namun juga produk-produk
B.
Misi
Untuk mencapai visi jangka menengah 20092014 Kota Tegal, misi yang dilaksanakan Kota
Tegal adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan sistem manajemen pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu, kreatif,
inovatif yang
bertumpu pada nilai-nilai agama serta budaya sebagai sumber inspirasi dan
motivasi.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan
terjangkau oleh segenap lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas dan integritas SDM aparatur dalam mewujudkan kepemerintahan yang
baik (good governance).
4. Meningkatkan ketentraman, ketertiban, dan menegakkan supremasi hukum.
5. Meningkatkan peran aktif dan menggalang semangat kebersamaan serta harmonisasi seluruh
komponen pelaku pembangunan.
6. Meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pengurangan kemiskinan dan
pengangguran.
7. Meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penciptaan iklim yang
kondusif bagi investasi dan penciptaan peluang usaha guna mendorong tumbuhnya usaha baru.
8. Meningkatkan kapasitas manajemen dan akses permodalan bagi pengembangan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana umum daerah serta mengembangkan
citra kota yang berwawasan lingkungan.
10. Meningkatkan infrastruktur dan jasa pelayanan perikanan kelautan sesuai kewenangan
pemerintah kota serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi bahari (maritim) dalam mendukung
perkembangan perekonomian daerah.
75
C.
76
3. Misi Meningkatkan kualitas dan integritas SDM aparatur dalam mewujudkan kepemerintahan
yang baik (good governance) tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1) Peningkatan kompetensi aparatur
2) Peningkatan kesejahteraan aparatur
3) Peningkatan kualitas pelayanan publik
4) Peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
5) Peningkatan pengelolaan arsip-arsip daerah
6) Peningkatan kualitas data statistik sesuai perkembangan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya kompetensi aparatur
2) Meningkatnya loyalitas pegawai
3) Meningkatnya kinerja pegawai
4) Meningkatnya kesejahteraan aparatur
5) Meningkatnya kualitas pelayanan publik
6) Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
7) Meningkatnya pengelolaan arsip-arsip daerah
8) Meningkatnya kualitas pelayanan kearsipan daerah
9) Meningkatnya kualitas data statistik sesuai perkembangan
4. Misi meningkatkan ketentraman, ketertiban, dan menegakkan supremasi hukum tujuan dan
sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1) Peningkatan penegakan dan kepastian hukum
2) Peningkatan keamanan, dan ketenteraman
3) Peningkatan mitigasi bencana
b. Sasaran :
1) Meningkatnya penegakan dan kepastian hukum
2) Meningkatnya keamanan, dan ketenteraman
3) Menurunnya intensitas penyakit masyarakat
4) Meningkatnya mitigasi bencana
5. Misi meningkatkan peran aktif dan menggalang semangat kebersamaan serta harmonisasi
seluruh komponen pelaku pembangunan tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1) Peningkatan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam pemberdayaan
masyarakat yang responsif gender,
2) Peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan pembangunan daerah.
3) Peningkatan peran aktif masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam perlindungan
perempuan dan anak
4) Peningkatan kesetiakawanan sosial dalam mengatasi masalah kependudukan.
5) Peningkatan pembinaan generasi muda dan olahraga.
6) Peningkatan sistem administrasi kependudukan
7) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil sejahtera
77
b. Sasaran :
1) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat yang responsif gender,
2) Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan pembangunan daerah.
3) Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
4) Meningkatnya kesetiakawanan sosial
5) Meningkatnya prestasi generasi muda
6) Meningkatnya prestasi olahraga.
7) Meningkatnya sistem administrasi kependudukan
8) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil sejahtera
6. Misi meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pengurangan kemiskinan
dan pengangguran tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1) Peningkatan efektivitas dan efisiensi program penanggulangan kemiskinan
2) Peningkatan pendidikan dan pelatihan kerja
3) Peningkatan dan perluasan kesempatan kerja
4) Peningkatan pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
5) Peningkatan kemitraan dunia usaha dalam Corporate Social Responsibility (CSR)
b. Sasaran :
1) Menurunnya jumlah penduduk miskin
2) Menurunnya angka pengangguran
3) Meningkatnya kesempatan kerja
4) Meningkatnya penanganan PMKS
5) Meningkatnya pengusaha yang terlibat dalam CSR.
7. Misi meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penciptaan iklim
yang kondusif bagi investasi dan penciptaan peluang usaha guna mendorong tumbuhnya usaha
baru tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1)
2)
3)
4)
5)
b. Sasaran :
1)
Meningkatnya investasi
2)
3)
4)
5)
6)
8. Misi Meningkatkan kapasitas manajemen dan akses permodalan bagi pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1)
2)
3)
b. Sasaran:
1) Meningkatnya kinerja koperasi dan UMKM
2) Meningkatnya permodalan bagi koperasi dan UMKM
3) Meningkatnya produktivitas, mutu dan distribusi produk UMKM.
9. Misi Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana umum daerah serta
mengembangkan citra kota yang berwawasan lingkungan tujuan dan sasarannya adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
b. Sasaran:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
10. Misi meningkatkan infrastruktur dan jasa pelayanan perikanan kelautan sesuai kewenangan
pemerintah kota serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi bahari (maritim) dalam mendukung
perkembangan perekonomian daerah tujuan dan sasarannya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan :
1)
Peningkatan aktivitas perekonomian yang berbasis pada potensi pesisir dan kelautan
(maritim),
2)
3)
b. Sasaran:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
79
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Strategi
I.
Sosial Budaya
1. Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar, Menengah, dan Non Formal.
2. Meningkatkan mutu pelayanan, pemberdayaan masyarakat, sistem surveilans dan monitoring
informasi .
3. Memanfaatkan Peluang Pendanaan Anggaran Pendidikan dan Kesehatan dari Pemerintah
Pusat dan Propinsi maupun dari banyak pihak yang peduli.
4. Membebaskan Biaya Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Tidak Mampu/
Miskin.
II. Ekonomi
1. Memanfaatkan Potensi Ekonomi Lokal Khususnya Untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
2. Memfasilitasi Iklim Kondusif Untuk Investasi.
3. Memfasilitasi Kegiatan Ekonomi Kerakyatan Yang Produktif.
III. Sarana dan Prasarana
1. Memelihara Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik.
2. Mengoptimalkan Potensi Hubungan Kerjasama Antar Daerah Dalam Memanfaatkan Sumber
Daya Alam Untuk Peningkatan Pelayanan Publik.
IV. Politik, Hukum dan Tata Pemerintahan
1. Mendorong Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance)
2. Memfasilitasi Peran Serta/Partisipasi Masyarakat Dalam Bidang Politik, Penegakan Hukum dan
HAM.
B. Arah Kebijakan
I.
Sosial Budaya
1. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Kelulusan
Pada Seluruh Jenjang Pendidikan.
2. Mengurangi Angka Putus Sekolah (Drop Out).
3. Menurunkan Angka Kesakitan DBD, Gizi buruk, Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
dan Meningkatkan case detection rate TB (Angka Penemuan Kasus TB) .
4. Meningkatkan dan melestarikan kebudayaan lokal.
5. Meningkatkan Kualitas Moral dan Budi Pekerti Serta Kondisi Jasmani dan Rohani Masyarakat.
6. Menurunkan Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Pengangguran.
80
II. Ekonomi
1. Meningkatkan Pertumbuhan ekonomi Daerah.
2. Meningkatkan Jumlah Investor dan Nilai Investasi.
III. Sarana dan Prasarana
Meningkatkan Fungsi Sarana dan Prasarana sesuai Kebutuhan Dalam Mendukung Daya Saing
Daerah.
IV. Politik, Hukum dan Tata Pemerintahan
1. Meningkatkan Kualitas dan Pendidikan Pegawai Sesuai Dengan Persyaratan Jabatan atau
Fungsinya.
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
81
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
A. Kebijakan Umum
a. Sosial Budaya
1. Pendidikan
Kebijakan dalam urusan pendidikan diarahkan pada:
1) Mewujudkan pemerataan dan mutu pendidikan disemua jenjang baik formal, non
formal maupun informal
2) Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada Pendidikan Formal dan
Non Formal;
3) Meningkatkan
tata
kelola,
akuntabilitas
dan
pencitraan
publik
dalam
penyelenggaraan pendidikan;
4) Meningkatkan wawasan kebangsaan pendidikan nasional, kearifan lokal dan
kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan.
5) Meningkatan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
2. Kesehatan
Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada:
1) Meningkatkan upaya lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih serta sehat;
2) Memanfaatkan potensi lokal dalam perbaikan gizi masyarakat;
3) Meningkatkan kapasitas sistem, organisasi dan individu dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat Kota Tegal;
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
5) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sehingga
masyarakat mampu, dapat mensubsidi masyarakat yang kurang mampu;
6) Meningkatkan sistem surveilen dan monitoring dan informasi kesehatan.
3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kebijakan dalam urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan pada :
1) Menyelenggarakan pelayanan Keluarga Berencana dan KRR (Kesehatan Reproduksi
Remaja) yang baik dan mendorong peran serta masyarakat dalam KB Mandiri;
2) Mewujudkan pengembangan BKB Posyandu, PAUD, Bina Remaja dan Bina Lansia
untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera;
3) Menurunnya korban penyalahgunaan NAPZA, PMS termasuk HIV/ AIDS serta
meningkatkan kualitas pelayanan korban penyalahgunaan NAPZA, PMS dan HIV/
AIDS .
4. Ketenagakerjaan
Kebijakan dalam urusan ketenagakerjaan diarahkan pada:
82
pemantauan,
evaluasi
dan
pelaporan
serta
koordinasi
atau
pengembangan
masyarakat
dan
lembaga
kelurahan
dalam
melaksanakan pembangunan;
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan kelurahan;
3) Meningkatkan fungsi kelembagaan dan sistem informasi masyarakat menunjang
pemberdayaan masyarakat;
4) Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan kelurahan;
5) Meningkatkan kemampuan manajemen keuangan kelurahan.
9. Kepemudaan dan Olah Raga
Kebijakan dalam urusan kepemudaan dan olahraga diarahkan pada:
83
1) Meningkatkan peran serta pemuda secara aktif dalam bidang organisasi dan kegiatan
kepemudaan dan terlibat dalam pembangunan di segala bidang ;
2) Meningkatkan
kerjasama
dan
kemitraan
dengan
berbagai
pihak
untuk
12. Ketransmigrasian
Kebijakan dalam urusan ketransmigrasian diarahkan pada :
1) Meningkatkan kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan dan pengembangan
wilayah transmigrasi;
2) Meningkatkan media Komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian untuk
menumbuhkan minat masyarakat;
3) Meningkatkan kompetensi calon transmigran melalui pelatihan;
4) Meningkatkan SDM penyelenggara pelayanan transmigrasi.
13. Perpustakaan
Kebijakan dalam urusan keperpustakaan diarahkan pada :
1) Meningkatkan minat baca masyarakat melalui berbagai macam aktivitas;
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana serta prasarana perpustakaan;
3) Meningkatkan pelayanan yang lebih berkualitas.
b. Ekonomi
1. Perdagangan
Kebijakan dalam urusan perdagangan diarahkan pada :
1) Meningkatkan akses dan perluasan pasar produk ekspor serta pengembangan
kerjasama perdagangan internasional yang saling menguntungkan;
2) Meningkatkan daya saing produk ekspor melalui standarisasi produk ;
84
kemampuan
industri
kecil
dan
menengah
untuk
mengakses
profesionalitas
para
pengurus
koperasi
dan
mengembangkan
6. Pertanian
Kebijakan dalam urusan pertanian diarahkan pada :
1) Meningkatkan
kesejahteraan
petani
melalui
pengembangan
agribisnis
dan
keterlibatan
para
pelaksana
pembangunan
dalam
rencana
keterlibatan
masyarakat
dalam
rencana
pemanfaatan
ruang
3. Perumahan
Kebijakan dalam urusan perumahan diarahkan pada:
1) Mewujudkan pembangunan perumahan baru untuk masyarakat menengah dan
kurang mampu;
2) Meningkatkan penataan lingkungan kawasan kumuh perumahan di Kota Tegal.
4. Pekerjaan Umum
Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada:
1) Mewujudkan sistem informasi/data base jalan/jembatan yang integrasi dalam
perencanaan pembangunan jalan/jembatan dengan pemanfaatan ruang kota;
2) Meningkatkan kondisi kualitas dan kuantitas jaringan jalan di Kota Tegal;
3) Mewujudkan keterpaduan perencanaan pembangunan saluran drainase kota dengan
perencanaan penataan ruang kota;
4) Meningkatkan dan memperhatikan relevansi kondisi kontur dalam perencanaan
saluran drainase/gorong yang masih kurang diperhatikan;
5) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan saluran drainase/gorong-gorong
perkotaan dengan meningkatkan ketegasan sanksi dalam mengoptimalkan fungsi
saluran drainase;
6)
7)
Mewujudkan sistem jaringan dan manajeman pengolahan air baku secara terpadu;
8)
9)
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana sanitasi kota melalui rencana induk
sistem sanitasi kota Tegal;
penataan
lingkungan
permukiman
perkotaan
yang
layak
dan
lingkungan;
17) Mewujudkan NSPM pencegahan bahaya kebakaran di wilayah perkotaan;
18) Meningkatkan proteksi kebakaran Kota Tegal melalui Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK) ;
19) Meningkatkan kapasitas Air Minum;
20) Mewujudkan NSPM pencegahan bahaya kebakaran di wilayah perkotaan dalam
meningkatkan pemantapan kehandalan gedung dan lingkungan.
87
5. Pertanahan
Kebijakan dalam urusan pertanahan diarahkan pada :
1) Menguatkan fasilitasi dan pelayanan perijinan lokasi pembukaan tanah dan
pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
2) Menguatkan fasilitasi dan penyelesaian permasalahan perijinan, penyelesaian
sengketa dan pengaturan pertanahan yang semakin baik;
3) Menguatkan fasilitasi dan pelayanan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
rugi kelebihan maksimum dan tanah absentee;
4) Menguatkan tertib administrasi dan perencanaan penggunaan tanah;
5) Menguatkan penegakkan hukum pertanahan dan mantapnya perencanaan tata ruang
yang semakin baik.
6. Komunikasi dan Informatika
Kebijakan dalam urusan komunikasi dan informatika diarahkan pada:
1) Meningkatkan sarana dan prasarana bidang komunikasi dan informatika;
2) Meningkatkan kualitas SDM bidang komunikasi dan informatika;
3) Meningkatkan kerjasama pemerintah daerah dengan mass media dalam rangka
penyebarluasan informasi pembangunan daerah.
d. Politik dan Tata Pemerintahan
1. Otonomi Daerah, pemerintahan Umum, administrasi keuangan
daerah,
10) Mengoptimalkan
sistem
pengawasan internal
dan
pengendalian
pelaksanaan
kerjasama
dan
sinergitas
perencanaan
pembangunan
dengan
pembinaan
profesionalisme
dan
kapasitas
aparatur
dalam
89
4. Statistik
Kebijakan dalam urusan statistik diarahkan pada :
1) Mengembangkan data statistik sektoral secara pilah gender;
2) Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kestatistikan;
3) Menguatkan dukungan penyelenggaraan statistik dasar, survey dan sensus;
4) Menguatkan jejaring kerja sama penerbitan statistik khusus.
5. Kearsipan
Kebijakan dalam urusan kearsipan diarahkan pada :
1) Meningkatkan kualitas sistem informasi manajemen kearsipan guna mendukung
otomatisasi arsip daerah.
2) Mewujudkan penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah secara optimal
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas SDM bidang kearsipan
3) Mewujudkan penataan dokumen/arsip daerah secara optimal
4) Meningkatkan kualitas pelayanan informasi melalui penyadaran kepada masyarakat
terhadap pentingnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.
e. Sumber Daya Alam dan Lingkungan
1. Lingkungan Hidup
Kebijakan dalam urusan lingkungan hidup diarahkan pada:
1) Meningkatkan
rehabilitasi/pemulihan
dan
konservasi
sumberdaya
alam
dan
lingkungan.
2) Meningkatkan aktivitas pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan.
3) Meningkatkan peran serta dan kepedulian masyarakat dan LSM.
4) Meningkatkan penegakan peraturan perundang-undangan.
5) Meningkatkan perhatian dan komitmen berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
6) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam penguasaan dan pemanfaatan
teknologi pegelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
7) Meningkatkan ketersediaan basis data informasi lingkungan.
B. Program Pembangunan Daerah
a. Sosial Budaya
1. Pendidikan
1) Program Pendidikan Anak Usia Dini;
2) Program Pendidikan Dasar;
3) Program Pendidikan Menengah;
4) Program Pendidikan Non Formal ;
5) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;
2. Kesehatan
90
Pengadaan,
Peningkatan
dan
Perbaikan
Sarana
dan
Prasarana
13. Perpustakaan
1) Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan
b. Ekonomi
1. Perdagangan
1) Program peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;
2) Program peningkatan dan pengembangan ekspor;
3) Program peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri;
4) Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan;
5) Program peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional;
2. Industri
1) Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi;
2) Program pengembangan Industri Kecil dan Menengah ;
3) Program peningkatan kemampuan Teknologi Industri;
4) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial.
93
6. Pertanian
1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani;
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan;
3) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian /Peternakan;
4) Program Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan;
5) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
6) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak;
7) Program Peningkatan penerapan teknologi peternakan.
7. Ketahanan Pangan
1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
2) Program Pengembangan Diversifikasi dan Pola Konsumsi Pangan;
3) Program Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.
c. Tata Ruang, Sarana dan Prasarana
1. Penataan Ruang
1) Program Perencanaan Tata Ruang;
2) Program Pemanfaatan Ruang ;
3) Program Pengendalian Pemanfatan Ruang.
2. Perhubungan
1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan ;
2) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ;
3) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
4) Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas;
5) Program Peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.
3. Perumahan
1) Program Pengembangan Perumahan.
2) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan.
3) Program Pengelolaan Areal Pemakaman.
4. Pekerjaan Umum
1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;
2) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan;
3) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong;
4) Program Pembangunan turap/talud/bronjong;
5) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber daya
Air Lainnya;
6) Program Pengendalian Banjir;
7) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh;
94
daerah,
97
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN
KEBUTUHAN PENDANAAN
RPJMD Kota Tegal Tahun 20092014 ini merupakan penjabaran dari RPJPD Kota Tegal
Tahun 2010-2025, yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 18 Tahun
2008. Dalam Bab V RPJPD tersebut khususnya Sub Bab 2 telah dijabarkan dalam 4 (empat)
tahapan, mencerminkan permasalahan pokok yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan
permasalahan lainnya.
Tahapan kedua pembangunan Kota Tegal (2010-2014) diarahkan pada peningkatan
kualitas pelayanan dasar, peningkatan daya saing ekonomi rakyat, peningkatan tata kelola
pemerintahan yang lebih efektif serta kualitas, dan pengelolaan sumber daya alam. Prioritas
program pada RPJMD Kota Tegal tahun 20092014 dan kebutuhan pendanaan sebagaimana
diuraikan di bawah ini.
A. Rencana Program Prioritas
1. Meningkatkan
system
manajemen
pendidikan yang
berorientasi
pada
Penguatan status gizi masyarakat ditandai menurunnya prevalensi gizi buruk pada
Bayi & Balita.
j.
k.
l.
Penguatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga.
98
g. Penguatan
sistem
penerimaan
daerah,
melalui
intensifikasi
sumber-sumber
koordinasi
kerjasama
pembangunan
antar
wilayah
dan
dunia
usaha/lembaga lainnya.
o. Penguatan penelitian potensi sumber daya daerah untuk peningkatan pembangunan
daerah.
p. Penguatan partisipasi
masyarakat dalam
pelibatan
penyusunan perencanaan
pembangunan daerah.
q. Penguatan kapasitas lembaga perencana pembangunan daerah.
r. Penguatan koordinasi dengan seluruh pemangku pembangunan dalam rangka
sinkronisasi kebijakan dan program pembangunan daerah.
s. Penguatan sistem manajemen
data
meningkatkan
statistik
pelayanan
sektoral
dalam
kebutuhan
data
perencanaan
kepada
pembangunan
pihak-pihak
terkait
dan
dan
masyarakat.
z. Penguatan SDM yang menguasai kestatistikan.
aa. Penguatan dukungan penyelenggaraan statistik dasar, survey antar sensus
bb. Penguatan jejaring statistik khusus.
.
4. Meningkatkan ketentraman, ketertiban dan menegakkan supremasi hukum.
Untuk mencapai misi tersebut program prioritas yang dilaksanakan selama lima tahun
ke depan dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dengan target pencapaian
sebagai berikut:
a. Penguatan kesadaran hukum dan HAM masyarakat dengan melibatkan stakeholder
untuk meningkatkan kesadaran hukum.
99
perlindungan anak
dan
Penguatan pola pengelolaan data pilah gender sebagai pedoman semua SKPD
dalam penyusunan perencanaan pembangunan responsif gender.
g. Penguatan lembaga krisis center yang menangani segala persoalan yang berkaitan
dengan penanganan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
h. Penguatan peran perempuan dalam lembaga-lembaga publik.
i.
j.
k.
l.
Penguatan jaringan akses modal usaha, dana bergulir baik melalui perbankan dan
lembaga non bank termasuk lembaga keuangan yang dikelola secara swadaya.
100
sumberdaya produktif
lainnya.
o. Penguatan pelayanan prima dan tertib administrasi kependudukan
p. Penguatan fasilitas pelayanan KB sampai tingkat posyandu.
q. Penguatan pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja (PIK KRR).
r.
s.
t.
Penguatan kualitas dan kuantitas TOGA, TOMA yang melakukan advokasi dan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) KB.
Penguatan bina keluarga balita, bina keluarga remaja, bina keluarga lansia, dan
bina keluarga lingkungan.
w. Penguatan sistem data base program KB dan keluarga sejahtera secara maksimal
dan dinamis sebagai data pendukung perencanaan Prgram KB dan Keluarga
Sejahtera.
x.
y.
z.
aa. Penguatan sarana dan prasarana olah raga pada setiap cabang olah raga.
bb. Penguatan peran dan fungsi penyelenggara/pengurus olah raga.
cc. Penguatan akses potensi dan aktualisasi pemuda dalam kepeloporan pembangunan.
dd. Penguatan potensi olah raga prestasi
6. Meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pengurangan
kemiskinan dan pengangguran
Untuk mewujudkan misi tersebut program prioritas yang akan dilaksanakan selama lima
tahun ke depan adalah:
a. Pengurangan angka kemiskinan.
b. Penguatan jangkauan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
c.
101
i.
Penguatan sistem informasi bursa kerja dan peran lembaga penempatan tenaga
kerja.
j.
k.
l.
Penguatan kualitas dan kuantitas kegiatan komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
program transmigrasi kepada masyarakat luas.
Penguatan peran Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Tegal yang berkualitas.
g. Penguatan ketersediaan pangan pokok, protein hewani dan nabati bagi seluruh
lapisan masyarakat.
h. Penguatan kesadaran masyarakat tentang
j.
k.
l.
Penguatan kemampuan SDM dan teknologi industri untuk lebih produktif dan
efisien.
m. Penguatan jaringan pemasaran bagi produk usaha mikro, kecil dan menengah.
n. Penguatan kemampuan industri kecil dan menengah untuk mengakses permodalan
pada lembaga keuangan.
o. Penguatan kualitas produksi sehingga produksi industri mikro, kecil dan menengah
di Kota Tegal dapat bersaing di pasar global.
p. Penguatan akses ketersediaan bahan baku untuk mendukung pengembangan
industri mikro, kecil dan menengah di Kota Tegal.
q. Penguatan sistem perlindungan konsumen.
102
r.
s.
8. Meningkatkan
kapasitas
manajemen
dan
akses
permodalan
bagi
ruang,
Penguatan berfungsinya secara optimal sarana dan prasarana drainase dan air
limbah perkotaan dan penguatan sarana dan prasarana pengendali rob.
j.
Penguatan peran serta masyarakat dan LSM dalam rangka memperkuat mediasi
untuk memecahkan permasalahan lingkungan dengan melibatkan dan kerjasama
kemitraan berbagai pihak.
k.
103
l.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
y.
z.
recycle).
aa.
bb.
cc.
dd.
ff.
Penguatan evaluasi dan sosialisasi dengan baik peraturan daerah tentang tata
ruang dan tumbuhnya kesadaran masyarakat yang tinggi dalam penataan ruang
serta rencana detail tata ruang RTRWK
gg.
hh.
ii.
jj.
kk.
104
ll.
mm. Penguatan fasilitasi dan pelayanan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta
ganti rugi kelebihan maksimum dan tanah absentee.
nn.
oo.
pp.
qq.
rr.
Penguatan kualitas dan kuantitas SDM Aparatur Pemerintah Daerah yang terkait
dengan bidang teknologi informasi.
ss.
tt.
uu.
vv.
105
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Kondisi baik yang telah dicapai pada 5 tahun terakhir tentang kesenjangan antar kelompok
pendapatan (yang ditunjukkan oleh Indeks Gini dibawah 0,19) harus tetap dipertahankan.
Tabel 9.2.
Target Capaian Indeks Gini Kota Tegal
Tahun 2009-2014
Indeks Gini
No
Tahun
(IG)
1
2009
0,21
2
2010
0,20
3
2011
0,19
4
2012
0,19
5
2013
0,18
6
2014
0,17
Meskipun pada saat RPJMD ini disusun sedang terjadi krisis ekonomi Global dan
dampaknya mulai dirasakan oleh seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia namun Kota Tegal
tetap optimis bahwa krisis tersebut tidak menyebabkan terpuruknya ekonomi. Inflasi
diperkirakan tetap cukup tinggi, berkisar pada angka satu digit, hal ini antara lain disebabkan
oleh menurunya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Target pertumbuhan ekonomi
sebagaimana dijelaskan pada Tabel 9.3.
106
Tabel 9.3.
Target Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi Tahun 2009-2014
Laju Inflasi
Pertumbuhan Ekonomi
No
Tahun
(%)
(%)
1
2009
5,24-5,34
7,40
2010
5,28 5,38
7,32
2011
5,32 5,42
7,25
2012
5,36 5,46
7,17
2013
5,40 5,50
6,90
2014
5,44 5,54
6,52
Untuk tolok ukur IPG dan IDG, target IPG tahun 2014 ditetapkan sebesar 63,9 sementara
untuk IDG sebesar 62,6.
Tabel 9.4.
Target Capaian IPG dan IDG Kota Tegal Tahun 2009-2014
Indeks
Indeks
No
Tahun
Pembangunan
Pemberdayaan
Gender (IPG)
Gender (IDG)
1
2009
62,3
61,3
2
2010
62,7
61,6
2011
63,1
61,9
2012
63,4
62,2
2013
63,7
62,4
2014
63,9
62,6
Pengurangan jumlah penduduk misikin dan penganggur merupakan salah satu tujuan yang
harus dicapai oleh Kota Tegal Tahun 2009 - 2014. Persentase penduduk miskin ditargetkan terus
menerus menurun pada tahun 2014 menjadi 20,1%. Persentase pengangguran di Kota Tegal
menurun menjadi 8,88% pada tahun 2014. Target ini disusun dengan memperhatikan amanat
kesepakatan MDGs. Sedangkan presentase penduduk miskin dan pengangguran (Tabel 9.5).
Tabel 9.5.
Persentase Penduduk Miskin dan Pengangguran Terbuka Tahun 2009-2014
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
Penduduk
Penduduk
Penganggur
Penganggur
No
Tahun
Miskin
Miskin
Terbuka
Terbuka
(%)
(%)
1
2009
62.467
23,6%
12.316
9,04
2
2010
62.165
23,1%
12.214
8,99
3
2011
61.774
22,6%
12.112
8,94
4
2012
61.383
22,1%
12.010
8,92
5
2013
60.992
21,6 %
11.908
8,90
6
2014
60.601
20,1 %
11.806
8,88
B. Indikator Capaian
a. Sosial Budaya
1. Pendidikan
107
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan pendidikan tahun 2014
adalah sebagai berikut:
1) Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan indikator :
a). APK PAUD 60%
b). Prosentase sarana Prasarana PAUD layak sebesar 50%;
c). Rasio jumlah pendidik dengan peserta didik PAUD. 1 :20
2) Program Pendidikan Dasar, dengan indikator :
a). APM-SD/MI 99%
b). APK SMP 112%
c). APK Wajar Dikdas 98%
d). Nilai rata-rata Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tingkat SD/MI;
7,0
e). Nilai rata-rata Ujian Nasional SMP/MTs 6,9
f). Angka Naik Kelas SD/MI 99%
g). Angka Putus Sekolah SD/MI 0,22% dan SMP/MTs 0,12%;
h). Angka lulus SD/MI 98% dan SMP/MTs 99%;
i). 70% ruang kelas SD sesuai standar sarana prasarana;
j). 60% ruang kelas SMP sesuai standar sarana prasarana;
k). 75% SD memiliki laboratorium IPA dan komputer;
l). 80% SMP memiliki laboratorium IPA, Bahasa, komputer (ICT);
m). 80% SD memiliki perpustakaan;
n). 90% SMP memiliki perpustakaan;
o). 100% SD/MI terakreditasi;
p). 100% SMP/MTs terakreditasi;
q). 100% SD melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
r). 100% SMP melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
s). 100% SD melaksanakan Pembinaan Kesiswaan dengan Baik;
t). 100% SMP melaksanakan Pembinaan Kesiswaan dengan Baik;
u). 1 Sekolah Standar Nasional Bertaraf Internasional (SSNBI) tingkat SD;
v). 2 Sekolah Standar Nasional Bertaraf Internasional (SSNBI) SMP.
3) Program Pendidikan Menengah, dengan indikator :
a). APK SMA/SMK/MA sebesar 90%
b). Rasio siswa SMK : SMA; 60:40
c). 100% Ruang Kelas SMA/SMK sesuai standar;
d). Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 0,20
e). 100% SMA/SMK memiliki Perpustakaan;
f). 100% SMA/SMK memiliki Laboratorium;
g). 1 Sekolah Standar Nasional Bertaraf Internasional (SSNBI) SMA;
h). 1 Sekolah Standar Nasional Bertaraf Internasional (SSNBI) SMK;
i). 80% SMA/SMK menerapkan ICT Based Learning;
j). Nilai rata-rata Ujian Nasional SMA/ SMK 7,1%
k). 100% SMK memiliki Bengkel/laboratorium kerja;
108
l). 30 Mata Pelajaran SMK yang memiliki Buku Teks Layak menurut Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP);
m). 100% SMA/SMK menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP);
n). 100% SMA/SMK/MA terakreditasi;
o). 100% SMA/SMK melaksanakan MBS (Manjemen Berbasis Sekolah) dengan baik;
p). 1 SMA menerapkan ISO (International Standart Organization) 9001-2008;
q). 4 SMK menerapkan ISO 9001-2008;
r). 100% SMA/SMK melaksanakan Pembinaan Kesiswaan dengan Baik.
4) Program Pendidikan Non Formal dan Informal, dengan indikator :
a). Pendidikan Kesetaraan
Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket A 75%;
Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket B 80%;
Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket C 80%;
60% usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan.
b). Pendidikan Masyarakat (Dikmas)
1% Angka Buta Aksara usia 15 tahun keatas;
100% Kelurahan memiliki Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
c). Kursus dan Kelembagaan
50% pengangguran usia 15-44 tahun memperoleh layanan pendidikan
Kecakapan Hidup;
100% lembaga PNF (Pendidikan Non Formal) terakreditasi;
5) Program Pendidikan Khusus (SDLB), dengan indikator :
a). APK Pendidikan Khusus 40%;
b). Angka Naik Kelas 100%
c). Angka lulus pendidikan khusus 100%;
d). 80% Ruang Kelas sesuai Standar;
e). 90% sarana dan prasarana pendidikan khusus terpenuhi;
f). 100% Pendidikan Khusus Terakreditasi.
6) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, dengan indikator :
a). Prosentase Pendidik Kota Tegal berkualifikasi S.1/D.4 pada jenjang pendidikan:
60% Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
65% Satuan Pendidikan SD/SDLB/MI;
90% Satuan Pendidikan SMP/MTs;
90% Satuan Pendidikan SMA/MA dan SMK;
90% Pada Pendidikan Kesetaraan A, B dan C.
b). Prosentase Pendidik Kota Tegal bersertifikat pendidik pada jenjang pendidikan:
30% Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
60% Satuan Pendidikan SD/SDLB/MI;
40% Satuan Pendidikan SMP/MTs;
50% Satuan Pendidikan SMA/MA dan SMK.
c). Prosentase Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kota Tegal bersertifikat sesuai
bidang keahlian :
100% Pengawas TK/RA/SD/SDLB/MI bersertifikat pengawas;
109
2)
3)
4)
5)
6)
Surveillance epidemiologi dan system kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa 100%;
7)
Cakupan penemuan dan penanganan penyakit (AFP, DBD, Pneumonia, TB, Diare
dan HIV) 100%;
8)
9)
10) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga strata utama dan
paripurna >80%.
3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya peserta KB baru
2) Meningkatnya peserta KB laki-laki
3) Melembaganya KB mandiri pada masyarakat;
4) Meningkatnya peserta KB aktif
110
5) Meningkatnya jumlah keluarga balita yang menjadi anggota BKB (Bina Keluarga
Balita) aktif
6) Meningkatnya jumlah keluarga remaja yang menjadi
(Kesehatan Reproduksi
Remaja)
dalam
4)
5)
111
6)
7)
6. Sosial
Indikator kinerja dan target urusan sosial pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Panti sosial yang menyediakan sarana dan prasana pelayanan kesejahteraan sosial
sebesar 40%;
4)
5)
6)
Penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah
menerima jaminan sosial sebesar 20%;
Meningkatnya
kualitas
perlindungan
anak
dan
peningkatan
partisipasi
perempuan
dalam
pembangunan;
2)
Meningkatnya kegiatan
Semakin baiknya kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak dalam
peningkatan sumberdaya manusia;
4)
5)
8.
peningkatan pelayanan
publik;
112
c). Seluruh
kelurahan
(100%)
telah
melaksanakan
tertib
administrasi
kepemerintahan;
d). Meningkatnya jumlah bantuan yang dikelola oleh tiap kelurahan untuk
penanganan pemerintahan, pembangunan dan swadaya masyarakat.
2) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat, dengan indikator sebagai berikut:
a) Terlaksananya Bulan Bhakti Gotong Royong di tiap Kelurahan;
b) Meningkatnya jumlah bantuan yang dikelola oleh tiap kelurahan untuk
penanganan pemerintahan, pembangunan dan swadaya masyarakat;
c) Meningkatnya penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) di setiap Kelurahan;
d) Terlaksananya TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa);
3) Program penguatan kelembagaan masyarakat, indikator capaiannya adalah :
a). Meningkatnya peran dan fungsi TKPKD (Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah) dalam penanggulangan kemiskinan;
b). Meningkatnya
peran
serta
Badan
Keswadayaan
Masyarakat
dalam
pembangunan Kelurahan;
c). Meningkatnya prasarana dan sarana air bersih
kebutuhan masyarakat;
d). meningkatnya kinerja kelembagaan sosial masyarakat di tingkat Kelurahan;
4) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah kelurahan dengan indikator
capaian:
a).
b).
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
10. Pariwisata
Indikator kinerja dan target urusan pariwisata pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan mancanegara dan
nusantara.
2) Kualitas produk dan jasa pariwisata semakin meningkat;
113
3) Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana obyek dan daya tarik wisata semakin
meningkat;
4) Kualitas sumber daya manusia pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata
dan para pelaku pariwisata lainnya meningkat;
5) Sinergi pengembangan pariwisata antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
semakin meningkat;
6) Peran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian
potensi pariwisata semakin meningkat;
7) Forum dan klaster pariwisata, lembaga/asosiasi/paguyuban pelaku pariwisata dan
kelompok masyarakat peduli pariwisata semakin kuat dan mandiri.
11. Kebudayaan
Indikator kinerja dan target
berikut :
1)
Meningkatnya
3)
4)
12. Ketransmigrasian
Indikator kinerja dan target urusan Ketransmigrasian pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatnya kesadaran masyarakat bertransmigrasi;
2) Meningkatnya kualitas manajemen pengelolaan dan pelayanan transmigran;
3) Tercapainya calon transmigran mendapatkan Pelatihan Dasar Umum (PDU).
4) Meningkatnya koordinasi dan kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan
transmigrasi.
13. Perpustakaan
Indikator kinerja dan target urusan keperpustakaan pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatnya koleksi buku perpustakaan;
2) Meningkatnya pelayanan perpustakaan;
3) Terwujudnya SIM (Sistem Informasi Manajemen) perpustakaan yang berbasis
Teknologi Informasi;
4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM di bidang perpustakaan;
5) Meningkatnya sosialisasi perpustakaan;
6) Meningkatnya sarana dan prasarana perpustakaan.
b. Ekonomi
114
1. Perdagangan
Indikator kinerja dan target urusan perdagangan pada tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatnya volume dan nilai Ekspor;
2) Meningkatnya iklim usaha perdagangan yang kondusif ;
3) Meningkatnya ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kelancaran
distribusi;
4) Meningkatnya jumlah sarana penunjang perdagangan;
5) Meningkatnya jumlah pelaku usaha di bidang perdagangan;
6) Berkembangnya sentra-sentra ekonomiperdagangan ;
7) Meningkatnya pengawasan terhadap komoditas perdagangan ;
8) Meningkatnya jumlah Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) ;
9) Terbinanya kelembagaan UDKM;
10) Terlaksananya penataan tempat usaha bagi UDKM.
2. Industri
Indikator kinerja dan target urusan industri pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
2)
3)
4)
5)
6)
Tersusunnya
sebuah
Perda
tentang
penanaman
modal
dan
peraturan
pelaksanaannya;
7)
Tersedianya layanan informasi yang semakin mudah diakses baik secara online
maupun secara langsung;
8)
9)
116
7. Ketahanan Pangan
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan ketahanan pangan tahun
2014 adalah sebagai berikut:
1) Tersedianya pangan yang cukup baik dari segi jumlah maupun mutunya, aman,
merata, halal, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat;
2) Efisiensi distribusi pangan;
3) Berkembangnya usaha, dan kelembagaan petani;
4) Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan
pangan.
Penataan Ruang
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan penataan ruang tahun 2014
adalah sebagai berikut :
1) Tersusunnya RDTR (Rencana Detail Tata Ruang)
dalam
memfasilitasi
pemecahan
permasalahan
dan
pengendalian
Perhubungan
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan perhubungan tahun 2014
adalah sebagai berikut :
3.
1)
2)
3)
4)
Perumahan
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan perumahan
tahun 2014
117
a).
b).
c).
Meningkatnya
pengetahuan
kesadaran,
partisipasi
masyarakat
dalam
c).
d).
4.
Pekerjaan Umum
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan pekerjaan umum tahun
2014 adalah sebagai berikut :
1) Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan (Bina Marga).
a). Tersusunnya master plan jaringan jalan kota;
b). Panjang jalan yang mengalami kerusakan tingkat ringan;
c). Meningkatnya jumlah panjang jalan aspal;
d). Tersusunnya data base jaringan jalan Kota Tegal secara keseluruhan;
e). Terpasangnya jaringan PAL JTR/JTM;
f). Terpeliharanya lampu penerangan jalan umum;
g). Terpenuhinya sarana dan prasarana LPJU yang efisien.
2) Bidang Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong.
a). Tersusunnya masterplan drainase;
b). Tersusunnya studi pengendalian banjir/genangan;
c). Terbangunnya dan terpeliharanya Saluran Drainase;
d). Terlaksananya studi dan penanganan Rob.
3) Bidang Perkotaan.
a). Terlaksananya pembangunan sarana dan prasarana perkotaan;
b). Terlengkapinya
lingkungan
permukiman
yang
memadai
pada
kawasan
permukiman;
c). Tersusunnya rencana implementasi NSPM Pencegahan Bahaya Kebakaran;
d). Tersusunnya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK).
4) Bidang Air Minum/Air Baku.
a). Tersusunnya studi air baku/air bawah tanah;
b). Tersusunnya studi instalasi pengolahan air (IPA-IPAS);
c). Tersusunnya program pengembangan prasarana dan sarana air bersih.
5) Bidang Permukiman.
118
5.
Pertanahan
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan pertanahan tahun 2014
adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya fasilitasi dan pelayanan sistem pendaftaran tanah;
2) Semakin
mantapnya
penataan
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan
dan
pemanfaatan tanah;
3) Pelayanan fasilitasi dan
kerjasama
penyebarluasan
informasi
tentang
penyelenggaraan
119
sarana
dan
prasarana
yang
memadai
untuk
mendukung
Perencanaan Pembangunan
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan perencanaan pembangunan
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1) Terselenggaranya forum kerjasama antar kabupaten/Kota dalam perencanaan
pembangunan;
2) Terwujudnya akselerasi perkembangan dan pertumbuhan wilayah perbatasan;
3) Berkembangnya wilayah strategis sebagai pusat-pusat pertumbuhan;
4) Tersedianya Sumber Daya Aparatur perencanaan pembangunan daerah;
5) Tersusun
dan
terlaksananya
kebijakan
daerah
di
bidang
penelitian
dan
pengembangan;
6) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan;
7) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah rawan bencana.
3.
pada
rasa
120
2) Semakin
terpeliharanya
keamanan,
ketentraman,
ketertiban
masyarakat
secara swadaya
masyarakat;
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam wawasan kebangsaan dan bernegara;
4) Meningkatnya fasilitasi dan pengembangan kemitraan pemerintah dan masyarakat
dalam pengembangan wawasan kebangsaan;
5) Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik;
6) Meningkatnya kesiapan masyarakat dalam pencegahan dini, penanggulangan dan
penanganan korban bencana alam dan sosial.
4.
Statistik
Indikator kinerja dan target
ketersediaan data/ informasi/ statistik daerah yang lebih komprehensif dan mutakhir
untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah.
5.
Kearsipan
Indikator kinerja dan target urusan kearsipan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya pengolahan dan penataan arsip;
2) Meningkatnya pelayanan arsip secara optimal;
3) Meningkatnya SIM kearsipan berbasisi teknologi kearsipan;
4) Meningkatnya SDM kearsipan;
5) Meningkatnya sarana dan prasarana kearsipan.
Lingkungan Hidup
Indikator dan capaian masing-masing program pada urusan lingkungan hidup tahun
2014 adalah sebagai berikut :
1) Semua jenis usaha dan/atau kegiatan memenuhi persyaratan administratif dan
teknik pengendalian pencemaran lingkungan ;
2) Tercapainya 10% Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lokasi permukiman, industri, pusat
perdagangan dan lokasi padat lalu lintas ;
3) Terpantaunya Kualitas udara ambient ;
4) Meningkatnya sarana pengolah sampah di sumbernya ;
5) Ditindaklanjutinya
semua
laporan
masyarakat
akibat
pencemaran
dan/atau
kerusakan lingkungan;
6) Meningkatnya penanganan Pencegahan abrasi pantai ;
7) Terpantaunya kualitas air sungai .
121
BAB X
KAIDAH PELAKSANAAN DAN KETENTUAN PERALIHAN
A. Kaidah Pelaksanaan
Dokumen RPJM-D Kota Tegal tahun 2009-2014 ini merupakan penjabaran dari visi, misi
dan program kerja Walikota terpilih, yang telah dipresentasikan dan dipromosikan pada saat
kampanye. Dalam penyusunan RPJM-D ini telah memperhatikan aspek normatif seperti diatur
dalam sejumlah peraturan perundangan. Dalam penyusunan program-program dalam RPJM-D ini
mengacu sejumlah program yang secara hirarki berada pada tingkat yang lebih tinggi yaitu RPJMNasional, RPJM-D Provinsi Jawa Tengah, RPJP-D Kota Tegal dan produk-produk perencanaan yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah, dalam hal ini yang dimaksud adalah RTRW Kota Tegal
Tahun 20042014.
Idealnya dalam menyusun dokumen RPJM-D ini dapat sepenuhnya memuat programprogram atau rencana kerja seluruh tugas seorang Walikota meliputi tugas-tugas desentralisasi
dan tugas pembantuan
menjalankan peran sebagai wakil pemerintah pusat yaitu dalam menjalankan tugas dekonsentrasi
dan tugas pembantuan tidak sepenuhnya dapat direncanakan sejak awal, karena tugas-tugas
tersebut diterima dari pemerintah pusat seperti apa adanya (given).
RPJM-D ini merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra)
SKPD dengan time frame yang sama yaitu 2009-2014. Disamping itu RPJM-D ini akan menjadi
dasar atau acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahun anggaran. Untuk menjaga kesinambungan
penyelenggaraan pemerintahan daerah maka pada tahun 2014 yang merupakan tahun terakhir
penyusunan RKPD untuk tahun 2015 sebagai RKPD Transisi. Sedangkan Penyusunan RPJM-D ini
telah melalui tahap konsultasi publik yaitu melalui forum musrenbang, dengan harapan
program-progam yang ada di dalam RPJM-D ini sesuai aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
RPJM-D ini nantinya akan menjadi dasar bagi Walikota dalam menyusun LKPJ dan LKPJAMJ di akhir periode masa jabatan Walikota dan dasar bagi DPRD dan anggota masyarakat untuk
melakukan monitoring dan penilaian. RPJM-D ini merupakan suatu dokumen yang disusun dan
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, namun diharapkan dapat menjadi acuan bagi segenap
stakeholder di Kota Tegal dalam melaksanakan pembangunan di Kota Tegal tahun 2009-2014.
B. Ketentuan Peralihan
Sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah Walikota terpilih
dilantik. Pada saat transisi kepemerintahan Walikota lama periode 2009 2014 dengan Walikota
baru periode 2014 2019, sesuai dengan penjelasan pasal 40 PP No 8 tahun 2008 pada masa
transisi, untuk menghindari kekosongan, seperti peralihan periode kepemimpinan maka RPJMD
lama yang akan berakhir menjadi pedoman sementara bagi pemerintahan kepala daerah baru
122
terpilih selama belum ada RPJMD baru. Dengan demikian penyusunan RKPD dan anggaran tahun
2015 menggunakan pedoman RPJMD 2009 2014.
WALIKOTA TEGAL
Ttd
IKMAL JAYA
Diundangkan di Tegal
Pada tanggal 19 Oktober 2009
SEKRETARIS DAERAH KOTA TEGAL
ttd
EDY PRANOWO
LEMBARAN DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009 NOMOR 6
123