Anda di halaman 1dari 19

MIOMA UTERI

Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga
dikenal pula dengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.
Patologi anatomi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1-3%, sisanya adalah korpus
uterus.
Menurut letaknya, mioma dapat dibagi menjadi:
a. Mioma submukosum : berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uteru.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan
ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh
menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian
membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic fibroid. Jarang sekali
ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks dapat menonjol
kedalam saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Pabila mioma
dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun
seperti konde atau pusaran air (whorl like pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran
sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus tumbuh lebih cepat. Setelah menopause banyak mioma
menjadi isut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.

Mioma uteri lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Faktor keturunan
juga memegang peran. Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian besar
bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena Berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.
Perubahan sekunder
1. Atrofi : sesudah menopause atau pun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.
2. Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor
kehilangan struktur aslinya menjadi homogeny. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya
sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari
kelompok lainnya.
3. Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil ataupun luas, dimana sebagian dari mioma
menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan ruangan yang tidak teratur Berisi seperti agaragar, dapat juga terjadi Pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
lmfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium
atau suatu kehamilan.
4. Degenerasi membantu (calcareous degeneration): terutama terjadi pada wanita berusia lanjut
oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur
pada sarang mioma maka mioma menjadi keras

dan memberikan bayangan pada foto

rontgen.
5. Degenerasi merah (carneous degeneration) : perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan
dan nifas. Pathogenesis : diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan
vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna
merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor
pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti pada putaran
tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
6. Degenerasi lemak: jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
Komplikasi
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma;
serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada

pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila
mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah Sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi
perlahan-lahan, gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan
dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan
sirkulasi darah padanya.
Gejala dan tanda
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik
arena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat
sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan
dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
Perdarahan abnormal. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,
menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini, antara lain adalah:

Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasi endometrium sampai adenokarsinoma

endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasanya.
Atrofi endometrium diatas mioma submukosum.
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara
serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya
dengan baik.

Rasa nyeri. Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran
mioma sub mukosum yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis
servikalis dapat juga menyebabkan dismenore.

Gejala dan tanda penekanan. Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.
Penekanan pada kandung emih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan
retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat
menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dipanggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan yeri panggul.
INFERTILITAS DAN ABORTUS
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars intertitialis tuba,
sedangkan mioma submukosum memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga
uterus.
MIOMA UTERI DAN KEHAMILAN
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan infertilitas; resiko
terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus; khususnya pada mioma
submukosum; letak janin; menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada serviks uteri,
menyebabkan inersia maupun atonia uteri, sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan
karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi miometrium; menyebabkan plasenta sukar lepas
dari dasarnya, dan mengganggu involusi dalam nifas.
Kehamilan sendiri dapat menyebabkan perubahan pada mioma uteri, antara lain:
1. Tumor membesar terutama pada bulan-buan pertama karena pengaruh estrogen yang
kadarnya meningkat.
2. Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun nifas.
3. Meskipun jarang, mioma bertangkai dapat juga mengalami torsi dengan gejala dan tanda
Sindrom abdomen akut.
DIAGNOSIS
Seringkali penderita mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah.
Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus, yang umumnya terletak digari
tengah atau pun agak ke samping, seringkali teraba berbenjol-benjol. Mioma sub serosum dapat
mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus.

Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan
pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submukosum kadangkala dapat teraba dengan jari
yang masuk ke dalam kanalis servikalis, dan terasa benjolan pada permukaan kavum uteri.
Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah atau panggul ialah
mioma sub serosum dan kehamilan; mioma sub mukosum yang dilahirkan harus dibedakan
dengan inversion uteri; mioma intramural harus dibedakan dengan suatu adenomiosis,
khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu sarcoma uteri. USG abdominal dan
transvaginal dapat membantu menegakkan dugaan klinis.
Sarwono ilmu kandungan

PATOLOGI pertumbuhan mioma uteri


Berdasarkan teori genitoblast (sel nest) meyer dan de Snoo, dan rangsangan terus menerus setiap
buan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi:
1. Berlapis seperti berambang
2. Lokalisasi bervariasi :
a. Subserosa
Dibawah lapisan peritoneum
Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan abdomen)
b. Intramural
Didalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat ), lunak (jaringan otot
rahim dominan)
c. Sub mukosa
Dibawah lapisan dalam rahim
Memperluas permukaan ruangan rahim
Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kannalis servikalis.
d. Servikal mioma
Tumbuh didaerah serviks uteri
Gejala klinik mioma uteri
Gejala klinik mioma uteri adalah:
1. Perdarahan tidak normal.

Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi, karena


Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
Gangguan kontraksi otot rahim
Perdarahan berkepanjangan

Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat
lelah dan mdah terjadi infeksi.
2. Penekanan rahim yang membesar.
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:
Terasa berat di abdomen bagian bawah
Sukar miksi atau defekasi
Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan disertai dengan mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi:
Kehamilan dapat mengalami keguguran
Persalinan prematuritas
Gangguan saat proses persalinan
Terttupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
(penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Prof. dr. Ida Bagus
Gde Manuaba, Sp.OG. Jakarta EGC. 1998. Halaman 410-412)

DEFINISI
Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos, sedangkan untuk otot-otot rahim
disebut dengan mioma uteri.
Ada tiga kategori mioma pada rahim:

Mioma submukosa
Mioma intramural
Mioma subserosa

Adapula mioma, baik submukosa maupun subserosa, yamg bertangkai (pedunculated).


Mioma submukosa bertangkai seringkali sampai keluar melewati ostium uteri eksternum dan
disebut sebagai mioma lahir (myoom geburt).

Kriteria diagnosis

Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun berbenjol-benjol).


Umumnya disertai dengan perdarahan (menomtroragia).
Seringkali membesar pada saat kehamilan.

Diagnosis diferensial

Kehamilan
Neoplasma ovarium
Adenomiosis
Kanker/karsinoma uterus

Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap dan urin lengkap


Tes kehamilan
D/K (dilatasi dan kuretase) pada penderita yang disertai perdarahan untuk menyingkirkan

kemungkinan patologi lain pada rahim (hiperplasia atau adenokarsinoma endometrium).


Ultrasonografi.

Terapi
1. Observasi : bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu, tanpa
disertai penyulit lain.
2. Ekstirpasi: biasanya untuk mioma sub mukosa bertangkai atau mioma lahir /geburt,
umumnya dilanjutkan dengan tindakan D/K
3. Laparatomi/miomektomi : bila fungsi reproduksi masih diperlukan dan secara teknis
memungkinkan untuk dilakukan tindakan tersebut. Biasanya untuk mioma intramural,
subserosa dan subserosa bertangkai, tindakan ini telah cukup memadai.
4. Laparatomi/histerektomi :
Fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi
Pertumbuhan tumor sangat cepat
Sebagai tindakan hemostasis, yakni dimana terjadi perdarahan yang terusmenerus dan banyak serta tidak membaik dengan pengobatan.
NB:

Histerektomi yang diupayakan untuk dilakukan adalah histerektomi totalis tanpa

ooforektomi (kastrasi).
Histerektomi subtotalis dilakukan bila terdapatesulitan untuk melakukan histerektomi

totalis.
Untuk wanita yang berusia > 50 tahun dapat dilakukan ooforektomi bilateral, kemudian

pasien dipersiapkan untuk mendapat substitusi hormonal.


Sebelum melakukan pembedahan, dianjurkan untuk melakukan Penilaian terhadap
serviks dengan pemeriksaan pap;s smear.

Komplikasi

Perdarahan
Anemia
Infeksi/degenerasi (kistik maupun merah)
Mioma subserosa bertangkai kadang-kadang terpuntir (twisted) yang mengakibatkan

abdomen akut.
Perlekatan pasca miomektomi
Terjadinya rupture/ kerobekan rahim, apabila penderita hamil setelah tindakan
miomektomi.

(mioma uteri dalam : prosedur tetap obstetric dan ginekologi. dr.Chrisdiono M. Achadiat,
Sp.OG. Jakarta : EGC, 2004 halaman : 94-97. )

MIOMA UTERI DAN KEHAMILAN


salah satu penyebab infertilitas adalah karena mioma uteri yang terletak sedemikian rupa
sehingga terjadi:

Mendekati introitus tuba internum yang mengakibatkan tuba buntu dan menghalangi

pertemuan ovum dan spermatozoa;


Servikal yang mengakibatkan migrasi spermatozoa sangat terhalang sehingga jumlah dan

kualitasnya tidak cukup untuk mampu melaksanakan tugas konsepsi;


Submukosa yang dapat mengganggu terjadinya nidasi atau terjadi abortus sehingga
kehamilan gagal.

Prinsip dasar kehamilan dan mioma uterus

Tidak ada gangguan migrasi atau perjalanan antara ovum dan spermatozoa.
Tidak terjadi gangguan untuk nidasi sehingga kehamilan dapat berlangsung.

Bahaya mioma terhadap kehamilan

Gangguan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim dan dapat menimbulkan abortus,

persalinan prematuritas IUGR, dan kelainan letak janin dalam rahim.


Inpartu dapat menimbulkan gangguan kontraksi, sehingga terjadi gangguan perjalanan

persalinan normal sehingga memerlukan tindakan operasi.


Post partum dapat terjdi:
Atonia uteri dan perdarahan
Red degenerasi, karena gangguan dari aliran darah vena yang menimbulkan keadaan akut
abdomen dan memerlukan tindakan operasi.

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena:

Tingginya estrogen kehamilan,


Vaskularisasi ke uterus bertambah

Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri.
SEKSIO SESAREA PADA KOMBINASI hamil dan mioma uteri
Pada umumnya, ditetapkan bahwa seksio sesaria saja tanpa mengangkat mioma, karena dugaan:
a. Terjadi banyak perdarahan sebagai akibat:
Vaskularisasi rahim bertambah
operasi berlangsung lebih lama
Ada kemungkinan teknik operasi sulit
b. Pengangkatan mioma anya direkomendasikan bila terdapat hal-hal berikut:
Subserosa mioma uteri dengan modifikasinya.
Bila perdarahan cukup banyak dan membahayakan penderita, sebagian besar
dilakukan histerektomi sehingga akan merugikan penderita bila ingin dilakukan
enukliasi mioma harus dapat dilakukan dengan teknik operasi khusus:
Selesaikan dulu operasi seksionya sampai menutup berlapis dengan
perlindungan oksitosin drip dan intramural.
Dengan oksitosin akan dapat dilihat dengan jelas batas miomanya.

Sekitar mioma sebaiknya ditambahn lagi suntikan oksitosin sehingga


pembuluh darahnya benar-benar tertutup oleh pembuluh darah untuk
mengurangi perdarahannya.
( penuntun kepaniteraan klinik obstetric dan ginekologi, E/2 .
mauaba, ida bagus gde. Jakarta: EGC 2003. Halaman: 308-311).

MYOMA UTERI

Sifat umum
Merupakan jenis tumor uterus yang paling sering. Disangka bahwa 20% dari wanita berumur 35
tahun menderita myoma uteri meskipun tidak disertai dengan gejala-gejala.
Myoma tidak pernah terjadi setelah menopause, bahkan yang telah adapun biasanya mengecil
bila mendekati masa menopause. Bila myoma uteri bertambah besar padamasa postmenopause.
Harus dipikirkan kemungkinan terjadinya degenerasi maligna (sarcoma).
Sering juga disebut fibroid walaupun asalnya dari jaringan otot. Dapat bersifat tunggal atau
ganda, dan mencapai ukuran besar (100 pon). Konsistensi keras, dengan batas kapsel yang jelas,
sehingga dapat dilepaskan dari sekitarnya.
Lokalisasi
a. Cervical
b. Corporal
Cervical lebih jarang, tetapi bila mencapai ukuran besar dapat menekan kandung kencing,
menyebabkan gangguan miksi. Juga secara teknik operasinya lebih sukar.
Jenis
Berdasarkan posisi mioma terhadap lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi dalam 3 jenis
1. Mioma submukosa: 5%
Tumbuhnya tepat dibawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang
bayak, sehingga memerlukan hysterektomi, walaupun ukurannya kecil. Adanya mioma
submukosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump. (benjolan waktu kuret).
Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering
mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui servix atau vagina, disebut
sebagai mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan myomgeburt; sering
mengalami nekrose atau ulcerasi.
2. Interstitial atau intramural
Terletak pada miometrium. Kalau besar atau multiple dapat menyebabkan pembesaran
uterus dan berbenjol-benjol.
3. Subserosa atau subperitoneal

Letaknya dibawaha tunica serosa. Kadang-kadang vena yang ada dipermukaan pecah dan
menyebabkan perdarahan intraabdominal. Kadang-kadang myoma subserosa timbul
diantara dua ligamentum latum, merupakan mioma intraligamenter yang dapat menekan
ureter dan a.iliaca. ada kalanya tumor ini mendapat vaskularisasi yang lebih banyak dari
omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma.
Mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi.
Etiologi dan histogenesis.
Etiologi belum jelas tetapi asalnya disangka dari sel-sel otot yang belum matang.
Disangka bahwa estrogen mempunyai peranan penting, tetapi dengan teori ini sukar
diterangkan apa sebabnya pada seorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma,
sedang pada wanita lain tidak, padahal kita ketahui bahwa estrogen dihasilkan oleh
semua wanita.
Gejala-gejala
Adanya myoma tidak selalu memberikan gejala.
1. Tumor massa, diperut bawah
Seringkali penderita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.
2. Perdarahan
Biasanya dalam bentuk menoragia. Yang sering menyebabkan gejala perdarahan
adalah jenis submucosa sebagai akibat pecahnya pembuluh pembuluh darah.
Perdarahan oleh karena mioma dapat menyebabkan anemia yang berat.
Mioma intramural dapat menyebabkan perdarahan oleh karena adanya gangguan
kontraksi otot uterus. Jenis subserosa tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal.
Kalau ada perdarahan yang abnormal harus diingat adanya kemungkinan yang lain
yang timbul bersamaan dengan mioma, yaitu:
Adenocarsinoma
Polip
Faktor fungsional
3. Nyeri
Gejala ini tidak khas untuk mioma, walaupun sering terjadi. Keluhan yang sering
diutarakan ialah rasa berat dan dysmenorrhoe. Timbulnya rasa nyeri dan sakit pada
mioma mungkin disebabkan gangguan peredaran darah, yang disertai nekrose
setempat, atau disebabkan proses radang dengan perlekatan ke omentum usus.
Kadang-kadang pula rasa sakit disebabkan torsi pada mioma subserosa. Dalam hal ini
sifatnya akut disertai mual dan muntah-muntah. Pada mioma yang sangat besar, rasa

nyeri dapat disebabkan karena tekanan terhadap urat saraf dan menjalar ke pinggang
dan tungkai bawah.
4. Akibat tekanan = pressure effect
Bila menekan kandung kencing, kana menimbulkan kerentanan kandung kencing
(bladder irritabillity), polakisuria dan disuria.
Bila uretra tertekan bisa timbul retensio urin. Bila berkelanjutan dapat menyebabkan
hidrouretronephrosis. Tekanan pada rektum tidak begitu besar, kadang-kadang
menyebabkan konstipasi dan kadang-kadang sakit pada waktu defekasi. Tumor dalam
kavum douglas dapat menyebabkan retensio urin. Kalau besar sekali mungkin ada
gangguan pencernaan. Kalau terjadi tekanan pada vena cava inferior akan
menyebabkan oedema dari tungkai bawah.
Gejala-gejala sekunder
Anemia
Lemah
Pusing-pusing
Sesak nafas
Erythrocytosis pada mioma yang besar.
Mioma uteri dan kehamilan
Mioma mungkin menurunkan fertilisasi tapi tidak jarang kita melihat kasus mioma (bahkan
mioma yang besar) disertai dengan kehamilan dan disusul dengan persalinan yang normal. Maka
Kalau tidak ada sebab-sebab infertitlitas lainnya dapat dilakukan miomektomi untuk
membesarkan kemungkinan hamil. Angka kehamilan setelah miomektomi 25-40%.
Berhasil atau tidaknya miomektomi tergantung pada faktor sebagai berikut:
1. Besarnya
2. Apakah tumornya soliter atau multiple
3. Lokalisasinya dalam hubungan dengan cornu dan endometrium.
Walaupun miomektomi tidak sering dilakukan sebagai pengobatan mioma, terapi ini masih
mempunyai tempat bagi wanita-wanita yang masih ingin mempunyai anak.
Pengaruh mioma uteri pada kehamilan:

Kemungkinan abortus lebih besar

Dapat menimbulkan kelainan letak


Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta accrete
Dapat menimbulkan inersia uteri
Jika letaknya dekat pada serviks dapat menghalagi jalan lahir.
Dapat menimbulkan perdarahan postpartum.

Pengaruh kehamilan pada mioma:


1. Mioma pada umumnya membesar pada kehamilan
2. Dapat terjadi komplikasi seperti degenerasi merah karena gangguan peredaran darah yang
menimbulkan gejala nyeri di perut bagian bawah disertai demam dan leukositosis.
Terapi mioma dengan kehamilan
Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena miomektomi pada kehamilan sangat
berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan juga dapat menyebabkan abortus.
Operasi terpaksa kita lakukan Kalau ada penyulit-penyulit yang menimbulkan gejala akut atau
karena mioma sangat besar. Jika mioma menghalangi jalan lahir dilakukan section caesarea
disusul dengan histerektomi tapi Kalau aan dilakukan enucleasi lebih baik ditunda sampai
sesudah nifas.
Terapi
1. Konservatif dengan pemeriksaan periodic
Bila seorang wanita menderita mioma mencapai menopause, biasanya tidak mengalami
keuhan, bahkan dapat mengecil, oleh karena itu sebaiknya mioma pada wanita
premenopause tanpa gejala diobservasi saja. Bila mioma besarnya sebesar kehamilan 1214 minggu apalagi disertai pertumbuhan yang cepat sebaiknya dioperasi, walaupun tidak
ada gejala/keluhan, sebab mioma yang besar, kadang-kadang memberikan kesukaran
pada operasi.
Pada masa postmenopause, mioma biasanya tidak memberikan keluhan. Tetapi bila ada
pembesaranmioma masa post menopause harus dicurigai kemungkinan keganasan
(sarcoma).
2. Radioterapi
Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan.
Bukan jenis submukosa

Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rektum


Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

Jenis radioterapi:;

Radium dalam kavum uteri


X-ray pada ovaria (castrasi)
Maksud radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
3. Operasi
Miomektomi dilakukan bila masih mengiginkan keturunan. Syaratnya dilakukan kuretase
dulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
Kelemahan:
Melemahkan dinding uterus- rupture uteri pada waktu hamil
Menyebabkan perlekatan
Residif.
Histerektomi
Dilakukan pada:

Mioma yang besar


Multiple

Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan 1 atau kedua ovarium, maksudnya untuk :

Menjaga Jangan terjadi menopause sebelum waktunya


Menjaga gangguan coronair atau arteriosklerosis umum.

Sebaiknya dilakukan histerektomi totalis, kecuali bila keadaan tidak mengizinkan dapat
dilakukan histerektomi supravaginalis. Untuk menjaga kemungkinan keganasan pada
tumpul serviks, sebaiknya dilakukan pap smear pada waktu tertentu.
(bagian obstetric dan ginekologi FKUNPAD. Ginekologi. elstar offset : bandung.
Halaman: 154-163).

Mioma uteri dengan kehamilan

Kombinasi antara mioma uteri dengan kehamilan jarang terjadi. Kombinasi ini akan
meningkat seiring dengan makin tuanya umur ibu.
Menurut pertumbuhannya, lokalisasi mioma uteri dapat mempengaruhi fertilisasi wanita
karena:
1. Gangguan transportasi ovum dan hasil konsepsi bila mioma berlokasi ada insersio
tuba fallopi sehingga terjadi penutupan total atau parsial.
2. Gangguan implantasi hasil konsepsi
a. Mioma uteri sub mukosa akan mengganggu implantasi hasil konsepsi. Akibatnya
terjadi:
Kegagalan implantasi sehingga terjadi abortus.
Implantasi plasenta terlalu dalam sehingga terjadi:
Plasenta adhesive
Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta
Plasenta tumbuh melebar atau plasenta membranasea yang menyebabkan
plasenta previa.
b. Gangguan saat pelepasan plasenta karena Hilangnya lapisan jaringan fibrosis.
3. Lokalisasi pertumbuhan mioma uteri intramural, dapat menyebabkan gangguan pada:
a. Inpartu
Terjadi gangguan his dalam bentuk inersia uteri primer, sehingga

kemajuan persalinan menjadi terlambat.


Gangguan vaskularisasi ke mioma uteri, sehingga mioma mengalami

degenerasi.
Mioma merah karena darah yang telah masuk menuju mioma tidak dapat

keluar sehingga menimbulkan warna merah karena eritrositnya tertimbun


Pembentukan jaringan hialin ikatnya tinggi sehingga menyebabkan mioma

uteri mengalami hialin degenerasi.


b. Saat postpartum
Dapat terjadi atonia uteri dan terjadi perdarahan
Gangguan kontraksi- reaksi otot uterus sehingga menimbulkan retensio

plasenta dan terjadi perdarahan.


Pelepasan plasenta tidak sempurna sehingga terjadi plasenta reset yang
dapat mengalami perubahan dan menimbulkan:
Perdarahan postpartum sekunder
Menjadi sumber infeksi

Menjadi plasental polip.


4. Lokalisasi pada serviks
Mioma servial hanya sekitar 5-10% dari lokalisasi mioma uteri. Lokasi mioma pada
umumnya:
a. Fundus uteri : 85-90%
b. Korpus uteri : 85-90%
c. Servikal mioma uteri : 5-10%
Lokalisasi mioma pada servis uteri akan menimbulkan obstructive labor, sehingga
diperlukan intervensi operasi obstetric.
5. Mioma uteri subserosa
Bila mioma uteri subserosa mempunyai tangkai disebut mioma uteri bertangkai.
Pedunculated mioma akan menyebabkan:
a. Torsi menahan, sehingga aliran darah berkurang, sedikit demi sedikit mengalami
nekrosis, dan ditangkap oleh omentum yang aan memberikan suplai vaskularisasi
tambahan. Akhirnya tangkai mioma terlepas dan terjadi bentuk parasit mioma
uteri yang seluruhnya terbungkus oleh omentum.
b. Torsi mendadak sehingga menimbulkan abdomen akut yang memerlukan
laparatomi untuk mengangkat torsi miomanya.
c. Mioma bertangkai dapat masuk ke ruang pelvis minor dan menimbulkan
obstructive labor serta memerlukan laparatomi atau secsio sesarea.
Mioma uteri pada kehamilan
Patofisiologi pertumbuhan mioma uteri berdasarkan teori dari De Snoe dan Meyer yang
menyatakan bahwa untu menjadi mioma uteri harus terdapat dua komponen penting, yaitu :
1. Sel nest : sel muda yang mudah terangsang
2. Estrogen : perangsang sel nest secara terus menerus.
Oleh karen estrogen tidak terangsang terus menerus, pertumbuhan sel nest menjadi tidak
berkelanjutan melainkan bergelombang laksana lapisan berambang. Pada pemeriksaan
mikroskop, lapisan-lapisan tersebut tampak dengan jelas sehingga teori sel nest De Snoe dan
Meyer dapat dibuktikan.

Pengaruh kehamilan pada mioma uteri

Pengaruh kehamilan pada mioma uteri sebagai berikut:


1. Trimester pertaman terjadi pertambahan konsentrasi hormon estrogen yang cepat
sehingga estrogen dapat meningkatkan tumbuh kembang mioma uteri dengan cepat.
2. Setelah trimester II dan III pertumbuhannya menjadi stabil.
3. Gangguan sirkulasi aliran darah menuju mioma uteri akibat kontraksi Braxton hicks
dapat menyebabkan stagnasi darah pada mioma uteri, sehingga terjadi red degenerasi
atau degenerasi karnova.
Pengaruh mima uteri terhadap kehamilan
Pengaruhnya tergantung pada lokalisasi mioma uterinya, antara lain:
1. Infertilitas
2. Saat hamil dapat menimbulkan:
a. Kelainan letak janin intrauteri
b. Gangguan implatansi plasenta
3. Inpartu dapat terjadi:
a. Inersia uteri primer
b. Atonia uteri postpartum
c. Gangguan lepasnya plasenta atau retensio plasenta
d. Mioma uteri servikal atau bertangkai dapat menimbulkan gangguan persalinan,
sehingga memerlukan tindakan seksio sesaria.

Anda mungkin juga menyukai