ED PSAK
PAJAK PENGHASILAN
46
Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232
Fax : (021) 3900016
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
November 2013
Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi
dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure draft dimungkinkan
sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada 12 Februari 2014.
Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Hak Cipta 2013 Ikatan Akuntan Indonesia
Exposure draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang
akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan exposure draft
oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas
dan tidak untuk diperjualbelikan.
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
1
2
3
4
PENGANTAR
5
6
7
Dewan
8
Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui exposure draft
PSAK
9
46 (2013): Pajak Penghasilan dalam rapatnya pada tanggal 22
10
November 2013 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan,
11
regulator, perguruan tinggi, pengurus dan anggota IAI, dan pihak
12
lainnya.
13
14
ED PSAK 46 (2013): Pajak Penghasilan menggantikan PSAK 46 (2010):
15
Pajak Penghasilan. ED PSAK 46 merupakan adopsi IAS 12 Income Taxes
16
per efektif 1 Januari 2013.
17
18
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara
19
jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan. ED PSAK 46
20
(2013) ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan dokumen dalam
21
majalah Akuntan Indonesia, dan situs IAI: www.iaiglobal.or.id
22
23
Jakarta, 22 November 2013
24
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
25
26
Rosita Uli Sinaga
Ketua
27
28
Setiyono Miharjo
Anggota
Irsan Gunawan
Anggota
29
30
Budi Susanto
Anggota
31
Eddy R. Rasyid
Anggota
Liauw She Jin
Anggota
32
33
Sylvia Veronica Siregar
Anggota
34
Fadilah Kartikasasi
Anggota
35
Teguh Supangkat
Anggota
Yunirwansyah
Anggota
36
37
Djohan Pinnarwan
Anggota
38
Danil S. Handaya
Anggota
Patricia
Anggota
39
40
Lianny Leo
Anggota
41
42
43
44
45
Hak Cipta 2013 Ikatan Akuntan Indonesia
iii
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
PERMINTAAN
1
TANGGAPAN
2
Penerbitan
3
ED PSAK 46 (2013): Pajak Penghasilan bertujuan untuk
meminta
4
tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf dalam ED
PSAK
5
46 (2013) tersebut.
6
Untuk
7
memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini
hal
8 yang diharapkan masukkannya:
9
1. Pengaturan pajak final dan pengaturan hal khusus (paragraf 99
10
11 104)
12
Sebagai konsekuensi atas konvergensi terhadap IFRS serta tidak
13
sesuainya
konsep pajak final dengan PSAK 46 (2010): Pajak
14
15 Penghasilan maka pengaturan pajak final dan hal khusus dikeluarkan
16 dari ruang lingkup PSAK 46 (2010).
17
Terkait hal tersebut apakah Anda setuju pengaturan pajak final
18
dan pengaturan hal khusus dikeluarkan dari ruang lingkup
19
PSAK 46?
20
21
22
2. Tanggal efektif dan ketentuan transisi (paragraf 105107)
23
24
ED PSAK ini menyatakan bahwa entitas menerapkan Pernyataan ini
25 untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
26 Januari 2015.
27
28
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
29 Kesalahan paragraf 19 menyatakan bahwa jika dalam penerapan awal
30 suatu PSAK tidak mengatur ketentuan transisi secara eksplisit, maka
31 entitas menerapkannya secara retrospektif.
32
33
Apakah Anda setuju dengan tanggal efektif dan ketentuan
34
transisi yang dianjurkan? Jika tidak, tanggal efektif dan
35
ketentuan transisi seperti apa yang menurut Anda lebih tepat
36
dan apa alasan Anda?
37
38
3. Tanggapan lain
39
40
41
Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait
42
dengan ED PSAK 46 (2013)?
43
44
45
Hak Cipta 2013 Ikatan Akuntan Indonesia
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
IKHTISAR
1
RINGKAS
2
Secara
3
umum perbedaan antara ED PSAK 46 (2013): Pajak Penghasilan
dengan
4
PSAK 46 (2010): Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
5
6
ED PSAK 46 (2013):
PSAK 46 (2010):
Perihal
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
7
Aset
8 dan
Mengatur aset dan liabilitas pajak Tidak diatur
pajak
tangguhan yang berasal dari aset
liabilitas
9
tangguhan dari
yang tidak disusutkan yang di
10
aset yang tidak
ukur dengan menggunakan model
11
disusutkan
revaluasi
12
Pajak tangguh
Mengatur aset dan liabilitas pajak Tidak diatur
13
an dari properti tangguhan yang berasal dari pro
14
investasi
perti investasi yang diukur dengan
15
menggunakan model nilai wajar
16
Pajak final
Tidak diatur
Memberikan pengaturan
tentang pajak final
17
18
Pengaturan hal
Tidak diatur
Memberikan pengaturan tenkhusus
tang Surat Ketetapan Pajak
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
vi
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
PERBEDAAN
1
DENGAN IFRSs
2
ED
3 PSAK 46 (2013): Pajak Penghasilan mengadopsi IAS 12 Income Taxes
per
4 efektif 1 Januari 2013 kecuali:
5
1.
6 IAS 12 paragraf 8998 tentang tanggal efektif tidak diadopsi karena
7 tidak relevan.
8
2.
9 IAS 12 paragraf 99 tentang penarikan standar lain tidak diadopsi
10 karena tidak relevan.
11
12
3. PSAK 46 menambahkan Dasar Kesimpulan tentang latar belakang
13 pencabutan pengaturan pajak penghasilan final dan pengaturan hal
14 khusus.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Hak Cipta 2013 Ikatan Akuntan Indonesia
vii
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
1
2
3
4
DAFTAR
5
ISI
6
7
Paragraf
8
0111
PENDAHULUAN........................................................................
9
Tujuan
10
11
Ruang lingkup........................................................................................
02
12
13
PENGAKUAN ASET PAJAK TANGGUHAN DAN LIABILITAS
14
PAJAK TANGGUHAN................................................................ 1547
15
Perbedaan temporer kena pajak.......................................................... 1525
16
Perbedaan temporer dapat dikurangkan............................................ 2635
17
18
Investasi pada entitas anak, cabang, dan entitas asosiasi atau bagian
19
partisipasi dalam ventura bersama..................................................... 4051E
20
21
PENGAKUAN PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN........ 6076
22
Pos yang diakui dalam laba rugi.......................................................... 6163
23
Pos yang diakui di luar laba rugi......................................................... 6470
24
Pajak tangguhan yang timbul dari kombinasi bisnis........................ 7173
25
26
Pajak kini dan pajak tangguhan yang timbul dari transaksi
27
pembayaran berbasis saham................................................................ 7476
28
29
PENYAJIAN................................................................................. 7785
30
Aset dan liabilitas pajak........................................................................ 7782
31
Saling hapus.................................................................................... 7782
32
Beban pajak............................................................................................ 8385
33
34
Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dan
35
aktivitas normal............................................................................. 8384
36
Selisih kurs atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
37
luar negeri.......................................................................................
85
38
39
40
41
42
43
44
45
Hak Cipta 2013 Ikatan Akuntan Indonesia
ix
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
88
PENGUNGKAPAN.....................................................................
1
2
PAJAK
3
PENGHASILAN FINAL.................................................. 99103
4
PENGATURAN
5
UNTUK HAL KHUSUS...................................
104
6
TANGGAL
7
EFEKTIF..................................................................
105
8
KETENTUAN
9
TRANSISI........................................................... 106107
10
11
PENARIKAN...............................................................................
108
12
13
DASAR KESIMPULAN
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
x
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
46.1
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46.2
(b)
(c)
(d)
(e)
ED PSAK 46
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
(b) perubahan kurs valuta asing jika entitas induk dan entitas anak
berada pada negara yang berbeda; dan
(c) pengurangan jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi
menjadi jumlah terpulihkannya.
Dalam laporan keuangan konsolidasian, perbedaan temporer mungkin
berbeda dengan perbedaan temporer terkait investasi dalam laporan
keuangan tersendiri entitas induk jika entitas induk mencatat investasi
dalam laporan keuangan tersendiri tersebut pada biaya perolehan
atau jumlah revaluasian.
41. Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura pengaturan bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi berikut
terpenuhi:
(a) entitas induk, investor, atau venturer bersama atau operator
bersama mampu mengendalikan waktu pembalikan perbedaan
temporer; dan
(b) kemungkinan besar perbedaan temporer tidak akan dibalik di
masa depan yang dapat diperkirakan.
45. Pengaturan antar para pihak atas ventura pengaturan bersama biasanya menyangkut pembagian distribusi laba dan mengatur
apakah keputusan atas masalah tersebut memerlukan persetujuan
dari semua venturer atau mayoritas venturer tertentu pihak atau seke
lompok pihak. Jika venturer bersama atau operator bersama dapat
mengendalikan pembagian laba distribusi bagiannya atas laba dalam
pengaturan bersama dan kemungkinan besar bahwa bagiannya atas
laba tidak akan didistribusikan di masa depan yang dapat diperkirakan, maka liabilitas pajak tangguhan tidak diakui.
46. Entitas mengakui aset pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer dapat dikurangkan yang timbul dari investasi
pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian
partisipasi dalam ventura pengaturan bersama sepanjang, dan
hanya sepanjang, kemungkinan besar terjadi:
(a) perbedaan temporer akan dibalik di masa depan yang dapat
diperkirakan; dan
(b) laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai
sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan.
47. Dalam memutuskan apakah aset pajak tangguhan diakui
atas perbedaan temporer dapat dikurangkan terkait dengan investasi
pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi serta bagian partisipasi
46.3
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46.4
ED PSAK 46
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
...lanjutan
Akumulasi penyusutan bangunan untuk tujuan pajak adalah 30.
Perubahan nilai wajar properti investasi yang belum direalisasi
tidak mempengaruhi laba kena pajak. Jika properti investasi
tersebut dijual melebihi biaya perolehannya, maka pembalikan atas
akumulasi penyusutan secara pajak sebesar Rp30 akan dimasukkan
dalam laba kena pajak dan dikenakan pajak pada tarif pajak
umum sebesar 30%. Untuk hasil penjualan yang melebihi biaya
perolehan, peraturan perpajakan menetapkan tarif pajak sebesar
25% untuk aset yang dimiliki selama kurang dari dua tahun dan
20% untuk aset yang dimiliki selama dua tahun atau lebih.
Karena properti investasi diukur menggunakan model nilai wajar
dalam PSAK 13, terdapat asumsi yang tidak dapat dibantah bahwa
entitas akan memulihkan seluruh jumlah tercatat properti investasi
melalui penjualan. Jika asumsi tidak dapat dibantah, maka pajak
tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak untuk memulihkan
seluruh jumlah tercatat melalui penjualan, bahkan jika entitas
mengharapkan untuk memperoleh pendapatan sewa dari properti
sebelum dijual.
Dasar pengenaan pajak atas tanah jika tanah dijual adalah Rp40
dan terdapat perbedaan temporer kena pajak sebesar Rp20 (6040).
Dasar pengenaan pajak atas bangunan jika bangunan dijual adalah
Rp30 (6030) dan terdapat perbedaan temporer kena pajak sebesar
Rp60 (9030). Akibatnya, total perbedaan temporer kena pajak
yang berkaitan dengan properti investasi adalah Rp80 (20 + 60).
Selanjutnya, pada 15 Maret 20X2 entitas mengakui dividen
Rp10.000 dari laba operasi sebelumnya sebagai liabilitas.
Sesuai dengan paragraf 47, tarif pajak adalah tarif yang diharapkan
akan diterapkan pada periode ketika properti investasi tersebut
direalisasikan. Dengan demikian, liabilitas pajak tangguhan dihitung
sebagai berikut, jika entitas mengharapkan untuk menjual properti
setelah memilikinya selama lebih dari dua tahun:
berlanjut...
46.5
PAJAK PENGHASILAN
ED PSAK 46
1
2 ...lanjutan
Liabilitas
Perbedaan Tarif Pajak
3
Pajak
Temporer
4
Tangguhan
Dapat
5
(Rp)
Dikurangkan
6
(Rp)
7
8 Penyusutan pajak
30
30%
9
9 kumulatif
10 Pendapatan melebihi
50
20%
10
11 biaya
19
80
12 Total
13
14 Jika entitas mengharapkan untuk menjual properti setelah
15 memilikinya selama kurang dari dua tahun, perhitungan di atas
16 akan diubah untuk menerapkan tarif pajak sebesar 25%, daripada
17 20%, atas selisih hasil di atas biaya.
18
Jika, sebaliknya, entitas memiliki bangunan dalam model bisnis yang
19
bertujuan untuk secara substansial mengonsumsi seluruh manfaat
20
ekonomi yang melekat pada bangunan dari waktu ke waktu, daripada
21
melalui penjualan, asumsi ini dapat dibantah untuk bangunan.
22
23 Namun, tanah tidak disusutkan. Oleh karena itu asumsi pemulihan
24 melalui penjualan tidak dapat dibantah untuk tanah. Hal ini sejalan
25 bahwa liabilitas pajak tangguhan akan mencerminkan konsekuensi
26 pajak untuk memulihkan jumlah tercatat bangunan melalui
27 penggunaan dan jumlah tercatat tanah melalui penjualan.
28
29 Dasar pengenaan pajak atas bangunan jika bangunan tersebut
30 digunakan adalah Rp30 (6030) dan terdapat perbedaan temporer
31 kena pajak sebesar Rp60 (9030), sehingga liabilitas pajak tangguhan
32 adalah Rp18 (30% dari 60).
33
34 Dasar pengenaan pajak atas tanah jika tanah dijual adalah Rp40
35 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak sebesar Rp20 (6040),
36 sehingga liabilitas pajak tangguhan adalah Rp4 (20% dari 20).
37
38 Akibatnya, jika asumsi pemulihan melalui penjualan dapat dibantah
39 untuk bangunan, maka liabilitas pajak tangguhan yang terkait
40 dengan properti investasi adalah Rp22 (18 + 4).
41
42
51D. Asumsi yang tidak dapat dibantah dalam paragraf 51C juga
43
44 diterapkan ketika liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan
45 timbul dari pengukuran properti investasi dalam kombinasi bisnis
46.6
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
46.7
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46.8
ED PSAK 46
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka dan pajak yang masih
harus dibayar.
103. Pajak penghasilan final dibayar di muka disajikan terpisah
dari pajak penghasilan final yang masih harus dibayar.
PENGATURAN UNTUK HAL KHUSUS
104. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan
dengan Surat Ketetapan Pajak diakui sebagai pendapatan atau
beban dalam laba rugi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya
penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda
yang ditetapkan dengan Surat Ketetetapan Pajak ditangguhkan
pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
Jika terdapat kesalahan, maka mengacu pada PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
TANGGAL EFEKTIF
105. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 2015.
Untuk entitas yang melakukan kombinasi bisnis sesuai dengan
persyaratan dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis disyaratkan untuk
melakukan penerapan dini. Jika entitas menerapkan dini, maka fakta
tersebut diungkapkan.
KETENTUAN TRANSISI
106. Paragraf 73 diterapkan secara prospektif sejak tanggal efektif
PSAK 22: Kombinasi Bisnis untuk pengakuan aset pajak tangguhan
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis.
107. Oleh karena itu, entitas tidak menyesuaikan akuntansi untuk
kombinasi bisnis sebelumnya, jika manfaat pajak tidak memenuhi
kriteria pengakuan terpisah pada tanggal akuisisi dan diakui sesudah
tanggal akuisisi, kecuali manfaat tersebut diakui pada periode
pengukuran dan dihasilkan dari informasi baru tentang keadaan dan
fakta yang ada pada tanggal akuisisi. Manfaat pajak lain diakui dalam
laba rugi (atau, di luar laba rugi jika disyaratkan Pernyataan ini).
PENARIKAN
108. Pernyataan ini menggantikan PSAK 46 (1997): Akuntansi
Pajak Penghasilan. (2010): Pajak Penghasilan.
46.9
PAJAK PENGHASILAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
ED PSAK 46
DASAR KESIMPULAN
Dasar kesimpulan berikut melengkapi, tetapi bukan bagian dari, PSAK 46.
RUANG LINGKUP
DK01. PSAK 46: Pajak Penghasilan menghilangkan pengaturan
tentang pajak final dan pengaturan untuk hal khusus. Hal ini ini
dilakukan dalam rangka menyelaraskan pengaturan yang ada dalam
PSAK 46 dengan IAS 12 Income Taxes.
PAJAK PENGHASILAN FINAL
DK02. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDPPLK) mendefinisikan penghasilan (income) sebagai
kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal.
DK03. Sesuai dengan definisi di atas, penghasilan merupakan
hasil perhitungan neto dari pendapatan dan beban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas.
DK04. Hal itu berarti bahwa pengaturan pajak yang termasuk
dalam ruang lingkup PSAK 46 adalah pajak atas penghasilan yang
dihitung dengan dasar neto. Contoh pajak penghasilan yang dihitung
atas dasar neto, adalah, namun tidak terbatas pada:
a. Pajak yang dikenakan atas laba kena pajak;
b. Pajak yang dikenakan atas keuntungan penjualan aset yang dihitung
sebagai selisih antara hasil penjualan dengan nilai tercatatnya.
DK05. Suatu pengenaan pajak penghasilan yang termasuk dalam
pengaturan PSAK 46 adalah pajak penghasilan yang memenuhi
definsi pajak penghasilan dalam PSAK 46, yaitu pajak yang dihitung
berdasarkan peraturan perpajakan dan dihitung atas dasar neto.
Meskipun peraturan perpajakan yang dibuat oleh otoritas perpajakan
menentukan bahwa pajak tersebut adalah pajak penghasilan atas suatu
industri/transaksi tertentu, namun belum tentu pajak penghasilan
tersebut termasuk dalam lingkup PSAK 46.
PENGATURAN UNTUK HAL KHUSUS
DK06. Dewan menghapus pengaturan hal khusus karena sudah
diatur dalam SAK yang lain.
46.10