Anda di halaman 1dari 49

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR

TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM


DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
NUR FAIKA
NIM. B10.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH


TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM
DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN 2013

Diajukan Oleh :
NUR FAIKA
NIM. B10.039

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal 23 Juli 2013

Pembimbing

(DENY EKA WIDYASTUTI, SST)


NIK. 201188075

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM
DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN 2013

Diajukan Oleh :
NUR FAIKA
NIM. B10.039

Telah dipertahankan di depan dewan penguji


Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Agustus 2013

Penguji I

Penguji II

(DESY HANDAYANI, SST., M.Kes)


NIK. 200884029

(DENY EKA WIDYASTUTI, SST)


NIK. 201188075

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)


NIK. 200582015

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang
tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Kepala Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang telah
memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.

iv

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh


referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh responden yang telah ikut berpatisipasi dalam pengambilan data untuk
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh teman-teman yang telah membantu penulis dalam rangka pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Surakarta,

Juli 2013

Penulis

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Nurfaika
B10.039
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM
DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT
GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN 2013
xiii + 41 halaman + 18 lampiran + 3 tabel + 3 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Data yang diperoleh dari BKKBN tingkat Jawa Tengah per
September 2009 yaitu 30.514 pria/suami pemakai alat kontrasepsi dari total
seluruh pria pasangan usia subur di Jawa Tengah 125.444 pria/suami atau 24,32 %
dari pengguna alat kontrasepsi pada pria/suami, sedangkan pada istri
pemakaiannya mencapai 613.082 istri dari total seluruh istri pasangan usia subur
yaitu 678.538 istri atau 90,35 %. Studi pendahuluan di Desa Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar setelah dilakukan wawancara pasangan usia subur 3
pasangan usia subur (30%) mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom
sedangkan 7 pasangan usia subur (70%), belum mengetahui tentang alat
kontrasepsi kondom.
Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat
Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
pada tingkat baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar pada tanggal 22 27 April 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah
34 pasangan usia subur, pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari
data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan
Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom. Analisa menggunakan
analisa univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat
kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
tahun 2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 4 responden (11,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi
kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%).
Kata Kunci : Pengetahuan, PUS, Alat kontrasepsi kondom
Kepustakaan : 21 literatur (tahun 2005 2012)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis
untuk masa lalu
Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan
yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara
Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah
ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu
akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh
permasalahan akan rusak.
(Khalifah 'Ali)

PERSEMBAHAN
Karya kecil ku ini kupersembahkan
teruntuk:
1. Allah SWT yang telah memberi nikmat
kesehatan, rezeki yang tak terduga,
kelancaran dalam menempuh studi
hingga selesai dengan lancar.
2. Ayah dan Bunda tanpamu aku bukanlah
apa-apa, terima kasih untuk segalanya.
3. Kakakku dan adikku terima kasih atas
semangat dan doanya
4. Sahabat-sahabat ku kamu kan tetap di
relung jiwa dan setiap langkahku
semoga kebersamaan ini kan abadi
5. Almamaterku

vii

CURICULUM VITAE

BIODATA
Nama

: Nurfaika

Tempat / Tanggal Lahir

: Tual Maluku Tenggara, 2 Juni 1992

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Watugajah RT 06/V Jeruksawit Gondangrejo


Karanganyar

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N Sibela Barat Surakarta

Lulus tahun 2004

2. SMP Warga Surakarta

Lulus tahun 2007

3. SMA N 8 Surakarta

Lulus tahun 2010

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURRICULUM VITAE .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 4
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan ......................................................................... 7
2. PUS .................................................................................... 14

ix

3. Alat Kontrasepsi Kondom .................................................. 14


B. Kerangka Teori .......................................................................... 21
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 23
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 24
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 25
E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27
G. Variabel Penelitian ................................................................... 28
H. Definisi Operasional ................................................................. 28
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 29
J. Etika Penelitian ......................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 34
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 34
C. Pembahasan .............................................................................. 37
D. Keterbatasan penelitian ............................................................. 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 40
B. Saran ........................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 20


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 21
Gambar 4.1 Diagam Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)
Tentang Alat Kontrasepsi Kondom ........................................... 36

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Kisi-kisi Pernyataan .................................................................. 25

Tabel 3.2

Definisi Operasional ................................................................. 29

Tabel 4.2

Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)


tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari
Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar ....................................... 36

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Jadwal Penelitian

Lampiran 2.

Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3.

Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4.

Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5.

Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6.

Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7.

Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8.

Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9.

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian


Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Penelitian
Lampiran 16. Perhitungan Manual Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden
Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xiii

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 dd

1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2010).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak

berhasil,

dicoba

kemungkinan

yang

lain.

Apabila

kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan


kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode

xiv

trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah
coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.
Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahliahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut
menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara
untuk memperoleh pengetahuan.

xv

4) Melalui Jalan Pikiran


Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia
pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata
lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian
ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research
methodology).
c. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2007), dalam domain kognitif berkaitan
dengan

pengetahuan

yang

bersifat

intelektual

(cara

berpikir,

berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang


berjenjang sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
himpun atau dikenali (recall of facts).

xvi

2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya

pengertian (understanding)

tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya

kemampuan

menerjemahkan,

menginterpretasikan,

menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.


3) Menerapkan (Application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk
susunan berarti.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagianbagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal
yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal
yang sedang dinilainya.

xvii

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang


Menurut Erfandi (2009), faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, antara lain:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu

usaha

untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan


berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari
orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh
pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang
sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan
negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

xviii

dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif


terhadap obyek tersebut .
2) Media Massa / informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat
tentang inovasi baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas
pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya


walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

xix

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan


mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan

memberikan

pengetahuan

dan

keterampilan

professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat


mengembangkan

kemampuan

mengambil

keputusan

yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan


etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

xx

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan


lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan
verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan
dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa
ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan
untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan
datang (Suparyanto, 2012).
3. Alat Kontrasepsi Kondom
a. Pengertian Alat Kontrasepsi Kondom
Kondom adalah selubung lateks tipis yang menutupi penis yang
sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke dalam vagina
(Wulansari, 2007).

xxi

Sedangkan menurut Saifuddin (2010), kondom merupakan


selubung / sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Menurut Suratun (2009) kondom adalah selubung atau sarung
karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air
mani yang dikeluarkan pria saat senggama sehingga tidak tercurah
pada vagina.
b. Macam-macam Kondom
Menurut Hartanto (2004), macam-macam kondom, yaitu:
1) Kulit
a) Dibuat dari membran usus biri-biri (caecum)
b) Tidak meregang atau mengkerut
c) Menjalarkan

panas

tubuh,

sehingga

mengurangi sensitivitas selama senggama.


d) Lebih mahal
e) Jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom.
2) Lateks
a) Paling banyak dipakai
b) Murah
c) Elastis
3) Plastik
a) Sangat tipis (0,025 0,035 mm)

xxii

dianggap

tidak

b) Juga menghatarkan panas tubuh


c) Lebih mahal dari kondom lateks
Menutut

Hartanto

(2004),

untuk

memenuhi

kebutuhan

psikologis dan fisiologis calon akseptor, maka kondom dibuat dalam


aneka ragam model, yaitu opaque, transparan, berwarna (merah,
hitam, biru, kuning dan lain-lain), berujung datar atau berujung
kantong /reservior, kering atau berpelumas (non toksik atau non
irritans) dan bermacam-macam ukuran.
c. Keuntungan dan Kerugian KB kondom
1) Keuntungan
Menurut Suratun (2009) keuntungan kontrasepsi kondom yaitu:
a) Murah dan dapat dibeli secara umum
b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan.
c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan
d) Mudah pemakaiannya.
e) Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama
f) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS)
g) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
h) Tidak mengganggu produksi ASI.

xxiii

2) Kerugian
Kerugian menurut Wulansari (2007), kerugian kontrasepsi
kondom yaitu:
a) Angka kegagalan relatif tinggi
b) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas
hubungan seksual guna memasang kondom.
c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus menerus
pada setiap senggama.
d) Beberapa wanita dapat alergi terhadap bahan karet kondom
sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi.
d. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom
Menurut

Hartanto

(2004),

indikasi dan

kontra

indikasi

kontrasepsi kondom yaitu :


1) Indikasi
a) Pada pria
(1)Pria dengan penyakit genitalia
(2)Pria yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita
(3)Pria yang mengalami ejakulasi prematur.
b)Pada wanita
(1)Wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam
pengobatan

xxiv

(2)Kontraindikasi

terhadap

kontrasepsi

oral

dan

IUD,

sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara


anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.
(3)Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat.
c) Pasangan Pria dan wanita
(1) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
(2) Senggama yang jarang
(3) Penyakit kelamin (aktif atau tersangka)
(4) Herpes genitalia atau kondiloma akuiminata.
(5) Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang
dalam terapi
(6) Sistitis,

disuria

atau

pyuria,

sampai

penyebabnya

ditegakkan.
2) Kontra Indikasi
Menurut

Suratun (2009),

apabila

secara

psikologis

pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis,


apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks.
e. Efek Samping KB Kondom
Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas
dari pada penis dan alergi terhadap karet (Wulansari, 2007).
Menurut Suratun (2009), efek samping penggunaan kondom
yaitu kecewa karena gagal atau bocor dan alergi.

xxv

f. Penjelasan bagi akseptor KB kondom


Beberapa hal yang perlu dijelaskan bagi akseptor KB kondom
(Wulansari, 2007)
1) Akseptor tidak memerlukan atau membutuhkan anamnese atau
pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka
perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Penjelasan
lisan ataupun instruksi tertulis yang sangat penting disampaikan
oleh petugas kesehatan kepada akseptor yaitu tentang syaratsyarat kontrasepsi.
2) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
3) Efek samping yang merugikan tidak ada
4) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
5) Tidak menganggu hubungan persetubuhan
6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas
7) Dapat diterima oleh pasangan suami isteri
8) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya.
9) Cara penggunaan sederhana
10) Informasi cara penggunaan KB kondom
(a) Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
(b) Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida
ke dalam kondom.

xxvi

(c) Jangan menggunakan gigi, pisau atau benda tajam lainnya


pada saat membuka kemasan.
(d) Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi
(e) Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma
pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan
sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat
ejakulasi.
(f) Kondom di lepas sebelum penis melembek
(g) Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis
sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan
lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan
cairan sperma di sekitar vagina.
(h) Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai
(i) Buang kondom bekas pakai pada saat yang aman
(j) Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan
disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat
menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat
digunakan.
(k) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau
kondom tampak rapuh / kusut.
(l) Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas
dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom.
 <d

xxvii

Pengetahuan

Pasangan Usia
Subur (PUS)

Alat Kontrasepsi Kondom :


1. Pengertian
2. Macam-macam
Kondom
3. Keuntungan dan
Kerugian KB kondom
4. Indikasi dan Kontra
Indikasi KB kondom
5. Efek Samping KB
Kondom
6. Penjelasan
bagi
akseptor KB kondom

Faktor - faktor yang


mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media Massa / informasi
3. Sosial budaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Suratun (2009)

C. Kerangka Konsep

xxviii

Baik

Tingkat Pengetahuan Pasangan


Usia Subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi kondom yang benar

Cukup

Kurang

Faktor - faktor yang


mempengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Media Massa / informasi
3. Sosial budaya dan ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia

Keterangan :
= tidak diamati

= diamati
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

xxix

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif.
Menurut

Nursalam

(2008),

penelitian

deskriptif

bertujuan

untuk

mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi


pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Menurut Nototatmodjo
(2010), penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah
data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil
konversi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 22 27 April 2013.

xxx

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia
subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang
berjumlah 34 pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi kondom.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden.
Menurut Arikunto (2006), apabila populasi kurang dari 100 lebih
baik diambil semua tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat
diambil 10 15% atau 20 25% atau lebih tergantung dari kemampuan
peneliti.
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu
dengan sampling jenuh.

xxxi

Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan


sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto, (2010),
kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang
ia ketahui.
Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan pasangan
usia subur adalah kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010) kuesioner
tertutup adalah kuesioner di mana sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih. Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang
diambil dari sumber teori tentang alat kontrasepsi kondom. Penyataan terdiri
pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan
pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika
benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif
(unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian
kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang () pada jawaban yang
dianggap benar.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pernyataan
Pertanyaan

Variabel

Sub Variabel

Tingkat
pengetahuan
Pasangan usia
subur tentang
Alat
kontrasepsi
kondom

1. Pengertian alat
kontrasepsi kondom
2. Macam-macam
kondom
3. Keuntungan dan
kerugian KB Kondom
4. Indikasi dan
kontraindikasi KB
Kondom

xxxii

Favourable

Unfavourable

1,2,5

3,4

Jumlah
Soal
5

6,7,8,11
12*,13*
14,15,16,17
18,19,20
21,23,25,26
27*

9,10*

16,18

22,24

5. Efek samping KB
kondom
6. Penjelasan tentang
Akseptor KB Kondom
Jumlah

29,30

28,31

32*,34,

33,35*

12

35

23

Keterangan: *) = pernyataan tidak valid


E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus
product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows
dengan taraf signifikan 0,05. Rumus product moment adalah sebagai
berikut:

rxy =

N . XY - X.Y
2

{N X 2 (X ) }{N Y 2 - (Y ) }

Keterangan:
N

: Jumlah responden

rxy

: Koefisien korelasi product moment

: Skor pertanyaan

: Skor total

xy

: Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika signifikan () < (0,05). Uji validitas


dilaksanakan di Desa Kopen Jeruksawi Gondangrejo, Karanganyar dengan
35 pernyataan terhadap 30 Pasangan Usia Subur pada tanggal 5 Februari

xxxiii

2013. Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows
didapatkan 6 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 12, 13, 27, 32
dan 35 dikarenakan nilai signifikan > 0,05, untuk selanjutnya 6 nomor
pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
2
k b
r11 =
1

2t
k 1

Keterangan:
r11

= Reliabilitas Instrument

= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = Jumlah varian butir


t2

= Varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbachs > rkriteria

(0,60), (Ghozali, 2005).

. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah

responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh


distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan

xxxiv

uji validitas dengan bantuan SPSS didapatkan nilai alpha cronbachs


0,913 > 0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel untuk penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada pasangan usia subur
di Desa

Kepuhsari

Jeruksawit

Gondangrejo

Karanganyar,

kemudian

menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner


dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data
yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tentang alat

kontrasepsi kondom di Desa

Kepuhsari Jeruksawit

Gondangrejo Karanganyar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data
demografi yaitu jumlah pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar.

xxxv

G. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam
penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan pasangan
usia subur tentang alat kontrasepsi kondom.

H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengetahuan
Pasangan
usia subur
tentang Alat
kontrasepsi
kondom

Pengertian

Alat
Ukur

Skala

Kemampuan ibu
Kuesioner Ordinal
menjawab dengan
benar kuesioner
tentang alat
kontrasepsi
kondom, meliputi:
1. Pengertian
2. Macam-macam
Kondom
3. Keuntungan
dan Kerugian
KB kondom
4. Indikasi dan
Kontra Indikasi
KB kondom
5. Efek Samping
KB Kondom
6. Penjelasan bagi
akseptor
KB
kondom

xxxvi

Indikator
1. Baik :
Bila
nilai
responden
yang
diperoleh (x) > mean +
1 SD
2. Cukup
:
Bila
nilai responden mean 1 SD x mean + 1
SD
3. Kurang : Bila nilai
responden
yang
diperoleh (x) < mean
1 SD
(Riwidikdo, 2010)

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang
dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan
analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna
mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak
mendapat kendala. Menurut Notoatmodjo (2010) pada umumnya langkahlangkah pengolahan data yaitu:
a. Editing (penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing
adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulis atau kuesioner.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
software komputer.
d. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

xxxvii

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian


dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data
(data cleaning).

2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
Menurut Riwidikdo (2010), maka digunakan perhitungan sebagai
berikut:
Baik

: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD


Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD
Mean adalah rata-rata hitung atau disebut sebagai nilai kecenderungan
pusat (tendency central) (Nototadmodjo, 2007).
Standar Deviasi (SD) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya
(Nototatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X =

x
n

Keterangan :
X

: rata-rata ( mean )

xxxviii

: Jumlah seluruh jawaban responden

: Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat


dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya (Nototatmodjo, 2007).
Rumus :

xi
2

SD =

(xi)2
n

n 1

Keterangan:
x

: nilai responden

: jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu tentang

alat kontrasepsi kondom digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi


(2012), rumus persentase yaitu:
fi
Persen = x 100%
n
fi = Frekuensi tingkat pengetahuan
n = total Responden

J. Etika Penelitian

xxxix

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian


dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk

menjaga

kerahasiaan

subyek

penelitian,

peneliti

tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan


inisial dan memberi nomor pada masingmasing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

xl

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar. Secara geografis Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar berbatasan yaitu sebelah Timur Desa Kelangsuran sebelah Barat
Watugajah, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Desa Blokombo dan
batas sebelah Utara berbatasan dengan desa Kopen. Jumlah penduduk Desa
Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yaitu 292 penduduk. Sumber
pendapatan penduduk Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
yaitu dari sektor Peternakan dan pertanian.
Dalam usaha menunjang kesehatan bagi masyarakat Desa Kepuhsari
Jeruksawit Gondangrejo terdapat beberapa pusat layanan kesehatan diantaranya
2 Puskesmas Pembantu 1 Posyandu.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia
Subur (PUS) tentang tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari
Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia
Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar dapat dikategorikan sebagai berikut :

xli

Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat
Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar
No
1
2
3

Pengetahuan

8
22
4

Persentase
(%)
23,5
64,7
11,8

34

100

Jumlah

Baik
Cukup
Kurang

Total
Sumber: Data Primer, April 2013

Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan Pasangan Usia


Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari
Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik
sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22
responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden
(11,8%). Jadi tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi

kondom di Desa

Kepuhsari Jeruksawit

Gondangrejo

Karanganyar kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu


sebanyak 22 responden (64,7%). Tingkat pengetahuan respoden dapat
digambarkan pada diagram di bawah ini, yaitu :

xlii

Gambar 4.1 Diagram tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)


tentang Alat Kontrasepsi Kondom

C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Pasangan Usia
Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8
responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden
(64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%).
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur
(PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8

xliii

responden (23,5%), berdasarkan jawaban responden kebanyakan responden


dapat menjawab pernyataan dengan benar pada pernyataan macam-macam
kondom yaitu sebanyak 31 responden. Sedangkan responden kebanyakan
menjawab salah yaitu pada pernyataan tentang indikasi dan kotraindikasi yaitu
sebanyak 19 responden. Masih rendahnya partisipasi pasangan usia subur
khususnya pria dalam program Keluarga Berencana kemungkinan dipengaruhi
juga oleh pengetahuan dan sikap atau perilaku. Rendahnya pengetahuan
pasangan usia subur tersebut mempengaruhi persepsi pasangan usia subur
tentang penggunaan alat kontrasepsi, karena salah satu yang menentukan
persepsi seseorang adalah pengetahuan yang ia miliki.
Menurut Hartanto (2004), indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi
kondom yaitu indikasi pada pria dengan penyakit genitalia, yang mempunyai
sensifitas terhadap sekret wanita, pria yang mengalami ejakulasi prematur.
Pada wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan,
kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan
diafragma atau

kap

serviks secara anatomis atau psikologis tidak

memungkinkan, gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat.


Kontra Indikasi Menurut Suratun (2009), apabila secara psikologis
pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis, apabila salah
satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan,
umur, dan informasi. Menurut Erfandi (2009), pendidikan akan berpengaruh

xliv

pada pengetahuan responden, makin tinggi pendidikan seseorang makin


mudah menerima informasi. Bila sesesorang memperoleh banyak informasi
maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
Menurut Erfandi (2009), tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh usia,
usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur dalam penelitian
kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup, dikarenakan kurang
mengetahui tentang indikasi dan kotraindikasi alat kontrasepsi kondom. Salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan. Responden
dalam penelitian ini selain bekerja di luar rumah untuk mendapatkan
penghasilan juga mengurus rumah tangga, sehingga berpengaruh pada
pengetahuan mereka.
Masih kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan
berasal dari masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang alat
kontrasepsi kondom atau kurangnya responden dalam memanfaatkan media
yang ada untuk mendapatkan informasi seperti buku, majalah, internet, dan
lain-lain sehingga pengetahuan responden menjadi belum baik.

xlv

D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu :
1.

Kendala
Waktu pengambilan data ada sebagian pernyataan ada yang terlewati
sehingga peneliti harus mengulang untuk pengisian kuesioner.

2.

Keterbatasan
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil
jika faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan di teliti.
Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya
bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa
untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.

xlvi

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat
Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
tahun 2013. Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi
kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun
2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%)
2. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi
kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun
2013 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%).
3. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi
kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun
2013 tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%).

xlvii

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu:
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang alat
kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti
penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan terkait sehingga
pengetahuan dapat menjadi baik
2. Bagi responden / Pasangan Usia Subur
Diharapkan responden / Pasangan Usia Subur (PUS) lebih meningkatkan
pengetahuan khususnya alat kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti
penyuluhan-penyuluhan atau banyak membaca dari media masa atau media
elektronik.
3. Bagi Peneliti selajutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya mengembangkan variabel penelitian
sehinga ini akan berbeda hasil jika variabel-variabel lainnya di teliti dan
lebih didapatkan hasil penelitian yang lebih baik serta penggunaan
kuesioner terbuka atau wawancara sehingga akan dapat menggali
pengetahuan responden secara mendalam
4. Bagi Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
Diharapkan meningkatkan pengetahuan warga desa dengan lebih
meningkatkan

penyuluhan-penyuluhan

kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom

xlviii

kepada

warga

tentang

alat

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Bina
Pustaka, Jakarta.
Hanifa Winkjosastro, 2006. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta
Hartanto, H. 2004. KB dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika..
Indrayatna
2012
Kesalahan
fatal
pemakaian
kondom.
http://xamherbal.com/kesalah-fatal-saat-memakai-kondom/ diunduh 10
Oktober 2012
Maimunah, S.S., M.Hum., M.A. dan Iskandar Nugroho, Drs., M.A., 2011.
Perilaku Seksual Berisiko dan Strategi Pencegahan IMS/HIV pada
Laki-laki dengan Mobilitas TInggi di Kota Jayapura. Lembaga
Peneltiian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas
Airlangga-Surabaya
Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka
Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nugroho Setiawan, dr 2012. Inilah Untung Ruginya Pakai Kondom dalam
http://forum.detik.com/inilah-untung-ruginya-pakai-kondomt419239.html. diunduh 10 Oktober 2012
Suharsimi Arikunta, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Yakarta
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta. Bandung.
Wulansari, 2007, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta

xlix

Anda mungkin juga menyukai