Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE

DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI RSUD Dr. SOETOMO


SURABAYA
Oleh
Gaguk Eko Waluyo

Pangertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya
tuberkel granuloma pada paru.
Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).
Faktor Resiko

Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo,


Negro, Imigran dari Asia Tenggara.
Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain
yang menimbulkan penurunan status kesehatan.
Bayi dan anak di bawah 5 tahun.
Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi
steroid & kemoterapi kanker.

Patofisiologi
Mycobacterium TBC
Masuk jalan napas
Tinggal di Alveoli
Tanpa infeksi
sifat

Inflamasi
Fibrosis
Kalsifikasi

Batuk
Spuntum purulen
Hemoptisis
BB menurun

disebar oleh limfe


Timbul jar. Ikat
Elastik & tebal.

Alaveolus tidak
kembali saat
ekspirasi
Nekrosis/perkejuan
Gas tidak dapat
Kavitasi
berdifusi dgn. Baik.

Exudasi

Sesak
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Kuman
Infeksi primer
Sembuh total

Sembuh dgn. Sarang


ghon

Bronkhogen,

Komplikasi
- Menyebar ke seluruh
tubuh scr.
limphogen,

hematogen
Infeksi post primer

Kuman dormant
Muncul bertahun kemudian

Diresorpsi kembali/sembuh

Membentuk jar. keju


Jika dibatukkan
membentuk kavitas.

Sarang meluas
sembuh dgn.
Jar. Fibrotik

Memadat & membungkus diri

Bersih &

.
Kavitas meluas
menyembuh
Membentuk sarang

tuberkuloma

Gejala Klinis
1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti
demam influensa.
2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe
(pecahnya pembuluh darah).
3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.
5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang,
nyeri otot, keringat malam.
Pengkajian (Doegoes, 1999)
1. Aktivitas /Istirahat
- Kelemahan umum dan kelelahan.
- Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.
- Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.
- Mimpi buruk.
- Takikardia, takipnea/dispnea.
- Kelemahan otot, nyeri dan kaku.
2. Integritas Ego :
- Perasaan tak berdaya/putus asa.
- Faktor stress : baru/lama.
- Perasaan butuh pertolongan
- Denial.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Cemas, iritable.

3. Makanan/Cairan :
- Kehilangan napsu makan.
- Ketidaksanggupan mencerna.
- Kehilangan BB.
- Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak
subkutan tipis.
4. Nyaman/nyeri :
- Nyeri dada saat batuk.
- Memegang area yang sakit.
- Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
- Batuk (produktif/non produktif)
- Napas pendek.
- Riwayat tuberkulosis
- Peningkatan jumlah pernapasan.
- Gerakan pernapasan asimetri.
- Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi
cairan).
- Suara napas : Ronkhi
- Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.
6. Kemanan/Keselamatan :
- Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV
positip.
- Demam pada kondisi akut.
7. Interaksi Sosial :
- Perasaan terisolasi/ditolak.
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan
sekresi yang kental/darah.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
kerusakan membran alveolar-kapiler.
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan produksi
spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia,
stasis dari sekresi.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan


pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang /
tidak akurat.

Intervensi
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :

Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan


peningkatan pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan
sekresi.

Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan
mengapa terdapat penumpukan sekret di sal.
pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan
batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan
tidak efektif, menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
4. Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan
meningkatkan ventilasi alveolar.
5. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara
perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui
mulut.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada


dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru
mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan
upaya batuk klien.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas


sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat;
meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari
bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat
menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada
atelektasis.
8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah
batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa
kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
9.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :


Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian expectoran.
Pemberian antibiotika.
Konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir
dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas
pengembangan parunya.

Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan


kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan
peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit.
Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan
ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan,
dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital


dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau
dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan
hipoksia.
3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan
untuk menjamin keamanan.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik.
4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus
adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol
diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan
dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia,
yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.
Konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas
pengembangan parunya.

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk,
dyspnea atau anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria hasil :

Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan


kalori

Menu makanan yang disajikan habis

Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan
1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.
R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat
menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki
kepatuhan teraupetik.

2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.


R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk
makan.
3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus
tambahan).
R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat
menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan
kapasitas.
4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari
cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu
makan dan masukan.
5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan
pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.
R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi
jumlah protein dan kalori adekuat.
6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi
elemen berikut
a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan,


daging).
c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).
d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau,
kacang segar).
R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk
mengkompensasi penurunan metabolisme dan
penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.
7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak
mengkonsumsi nutrien yang cukup.
R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein,
nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

Daftar Pustaka

Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru.


:Airlangga Univerciti Press

Surabaya

Carpenito,
L.J.,
(1999).
Rencana
Asuhan
Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC
Jakarta : EGC

&

(2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8.

Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan.


Jakarta : EGC
Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran.
Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


Nama
: Gaguk Eko Waluyo
N I M : 019930016 B
Ruangan
: Paru Laki-Laki
No. Reg.
: 10079691
Pengkajian : Tanggal 4-9 - 2001
Jam
:
11.00 WIB
-----------------------------------------------------------------------------------------------I.

IDENTITAS
Nama

: Tn. Diran (D)

Umur
Hemaptoe

: 73 tahun

Tgl. MRS : 30 - 9 - 2001


Diagnosa : TB paru +

Jenis kelamin

: Laki-Laki

Suku/bangsa

: Jawa/Indonesia

Agama
Pekerjaan

: Islam
: Swasta/pedagang makanan
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Pendidikan : SLTA
Alamat

: Girilaya 11/17 Surabaya

Alasan Dirawat : Batuk darah selama 1 jam kurang lebih


5 sendok makan, dan GCS 4 - 4 - 4
Keluhan Utama

: Klien mengatakan sesak napas

Upaya yang telah dilakukan : Telah diberikan bantuan


oksigen 2l/menit .
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : minum obat OAT
teratur
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum
obat OAT secara teratur dan mempunyai penyakit kencing
batu sejak tahun 1996.
Riwayat Penyakit Sekarang
Batuk darah sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 30 - 8 - 2001
batuk darah kira-kira 5 sendok makan, sebelumnya batuk
berdahak putih. Lama-lama penderita tidak sadar lalu di bawa
ke rumah sakit.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Istrisekarang adalag istri ke dua, tidak mempunyai penyakit
yang berbahaya, menular atau menurun. Kedua anaknya juga
tidak mempnyai penyakit yang berat, hanya batuk pilek
dibelikan obat sembuh.

Genogram

Keadaan Kesehatan Lingkungan


LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Klien bertempat tinggal di Surabaya, yang penduduknya


padat, dan udara panas, pada daerah tempat tinggalnya antar
rumah sangat rapat, udara bersih.
Alat Bantu yang Dipakai
Klien tidak memakai alat bantu, baik gigi, kaca mata maupun
pendengaran.
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Klien dalam keadaan lemah, kelin tidur dalamposisi head
down /trendenlenbeg, kaki terpasang infus RL tetesan 20
tetes/menit, dan terpasang oksigen 2 l /menit.
Tanda-Tanda Vital
Suhu 36,8 celcius, pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur,
Tensi : 160/90 mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan
memakai pernapasan perut dan bantuan otot pernapasan
sternokleidomastoid.
Body System
Pernapasan (B1)
Hidung terpasang kanula oksigen 2l/menit
Trachea tidak ada kelainan
Terdapat retraksi dada, batuk darah kira-kira 200 cc, napas
dangkal.
Suara tambahan terdengar bunyi ronchi.
Bentuk dada simestris.
CardioVaskuler (B2)
Dada terasa neyri bila untuk membatukan dahak., palpitasi
tidak ada, clubbing fingger tidak ada.
Suara jantung normal.
Edema : tidak ada.
Persyarafan (B3)
Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6
Kepala dan wajah : tak da kelainan.
Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor.
Leher : tak ada kelaianan.
Reflek batuk ada, tapi tidak keras.
Persepsi sensoris :
Pendengaran : normal /dbn.
Penciuman
: normal /dbn.
Pengecapan : normal /dbn.
Penglihatan : normal /dbn.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Perabaan

: normal /dbn.

Perkemihan
Produksi urine : 1500 ml. Tak tentu.
Warna : kuning kecoklatan,
Bau : Khas.
Tidak ada masalah
Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut dan tenggorokan : mulut keadaan kotor ada bekas
cairan darah.
Abdomen : tak ada kelainan.
Rektum tak ada kelainan, BAB 1 x/hari,
Diet TKTP, Bubur, tiap makan dihabiskan.
Tulang - Otot - Integumen
Kemampuan pergerakan bebas, perese tidak ada.
Extrimitas atas dan bawah tidak ada kelainan
Tulang belakang tidak ada kelainan.
Kulit : kuning kecoklatan
Akral dingin basah.
Turgor cukup.
Sistem Endokrine
Tidak ada kelainan
Sosial / Interaksi
Hubungan dnegan klien : kenal
Dukungan keluarga : aktif
Dukungan kelompok/teman/masyarakat : kurang.
Reaksi saat interaksi : kooperatif
Spiritual
Konsep tentang penguasa kehidupan Alloh
Sumber kekuatan/harapan di saat sakit : Alloh.
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini :
sholat
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan
ritual agama yang diharapkan saat ini lewat ibadah.
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam
menghadapi situasi sakit saat ini : Ya.
Keyakinan/kepercayaa bahwa penyakit dapat disembuhkan :
ya
Persepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan/peringatan.
Pemeriksaan Penunjang
Photo thoraks terakhir :
- Infiltrat pada kedua apex paru ka-ki
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Fenting diafragma ka-ki


Kalsifikasi pada parenkhim paru ka-ki
Laboratorium tanggal 31 - 8 - 2001
Hb. 14,1 (13,5 - 18,9)
Leukosit : 12.250 (4.000 - 11.000/cmm)
Kreatinin Serum: 2,1 (0,7 - 1,3 mg/dl)
BUN = 36 (10 - 20 mg/dl)
Lab. Tanggal 3 - 9 - 2001
TTH = negatip,
Gram ; positip, negatif (saliva).

Terapi
-

Injeksi Transamin 3 x 1 amp.


Ampicillin 4 x 1 gr.
Codein 3 x 1
Tanda Tangan
Mahasiswa

Gaguk Eko Waluyo


NIM.: 019930016 B

ANALISA DATA
N
O

DATA
S: Klien
mengatakan
kemarin sudah
tidak batuk darah
lagi dan sesak,

KEMUNGKINAN
PENYEBAB

MASALAH

= Kurang akurat informasi yang


diterima

Ansietas

= Pendidikan klien
= Stress
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

sekarang kalau
batuk darah lagi
dan sesak.
O : Klien tampak
diam, (setelah
batuk darah)
: Nadi 92 x/menit

Fisiologi
Kognitip

Emosional

- nadi cepat
- diam
- Diaphoresis - takut
menanyakan

- sering

: Keluar keringat
dingin basah
: Klien tampak
menanyakan
masalah klien ke
dokter

S. Klien
mengatakan
segala
keperluannya
dibantu karena
oleh dokter tidak
boleh bergerak.

O : Klien tampak
segala
keperluannya
dibantu istrinya
seperti makan,
minum BAB,BAK
dll.

Ansietas

-Klien dengan dx. TB paru dengan


hemamptoe.

Sindrom
perawatan diri

- Dapat advis dokter tidak boleh


bergerak

Segala kperluannya dibantu oleh


istrinya seperti makan, minum
BAB,BAK dll.

Sindrom perawatan diri


Nyeri

: Skala AKS = 0
Di alveoli terjadi inflamasi,
kalsifikasi, eksudasi, nekrosis, dan
akhirnya terjadi kavitasi
S : Klien mengelun
nyeri dada bila
untuk batuk
O: Klien tamapak
kalau batuk tidak
terlalu keras,
tampak
memegangi
dadanya.
: Klien tampak dian
menyeringai.

Batuk dengan tekanan keras


pembuluh darah arteri pulmonalis
pecah

Batuk darah
ujung

Merangsang
saraf terbuka
Gangguan
pertukaran gas

Nyeri

: Nadi 92 x/menit.

Inflamasi

: Skala nyeri = 2

S: Klien
mengatakan
napasnya sesak

Fibrosis
limfe

disebar oleh

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

lagi.

Timbul jar. Ikat sifat


Elalastik & tebal.

O : Klien tampak
napasnya cepat
memakai
pernapasan perut
(RR = 30 x/menit).
: Tampak ada
bantuan otot
pernapasan
sternokleidomastoi
d.

Alveolus tidak
kembali saat ekspirasi
Gas tidak dapat
berdifusi dgn.
Baik.

: Terpasang
oksiegen 2 l/menit
: Posisi klien
tredenlenbeg
(head down).

Sesak

Bersihan jalan
napas tak efektif

Gangguan pertukaran gas

: Batuk darah
200cc.

Adanya inflamasi

S: Klien
mengatakan baru
saja batuk darah
1/3 gelas besar.

Fibrosis
Kalsifikasi
- Batuk
Eksudasi

- Spuntum
Pururlen

O : Klien kedaaan
posisi tredelenbeg
(head down)

Nekrosisi/perkejuan

: Di mulut masih
ada bekas darah.

Kavitasi

: Klien tampak
batuk sambil
mengeluarkan
darah.

Bersihan jalan napas tak efektif

---------------- Hemoptisis

: Sampai jam 10.00


WIB darah yang
dikeluarakan 200
cc

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN


Tanggal 5 September 2001
Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif (1 hari).
Kriteria hasil :

Klien tidak ada suara napas tambahan.


Klien mencari posisi yang nyaman yang memudahkan
peningkatan pertukaran udara bila diindikasikan.
Klien minum banyak ( 1500 - 2000 cc)untuk menurnkan
kekentalan sekret.

Rencana Tindakan :
1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan
batuk agar tidak keras-keras..
R/ Batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh
adrah pada pulmonal.
2. Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan
meningkatkan ventilasi alveolar.
3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan
upaya batuk klien.
4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas
sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat;
meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari
bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat
menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada
atelektasis.
5. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah
batuk.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa


kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
6. Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari
dokter dan perawat : seperti menghindari makanan yang
menyebabkan batuk, serta bau-bauan.
R/ Dengan informasi yang jelas klien diharapkan dapat
bekerja sama dalam pemberian terapi.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab,
posisi tredelenbeg (head down)
R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan
klien dari batuk darahnya
Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif (1 hari).
Kriteria hasil :

Klien mengetahui penyebab dari batuk daraha

Klien tidak sesak napas lagi ( R = normal)

Tidak memakai oksigen tambahan.

Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan
oleh dokter.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan
ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan,
dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital
dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau
dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan
hipoksia.
3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

R/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi


kekurangan oksigennya.
4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan
untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang
etiologi /faktor pencetus adanya sesak..
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi
ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik.
5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol
diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan
dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia,
yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
Pemberian antibiotika.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas
pengembangan parunya.

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 6 September 2001


Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dnegan sekresi yang kental/ sekresi darah.
1. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat
pengontrolan batuk agar tidak keras-keras.
2. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
3. Menganjurkan untuk minum agar menurunkan viskositas
sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat;
meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari
4. Mendorong keluarga dalam memberikan perawatan mulut
yang baik setelah batuk.
5. Menjelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran
dari dokter dan perawat : seperti menghindari makanan
yang menyebabkan batuk, serta bau-bauan, menghindari
banyak bergerak/bicara, tidak boleh batuk dengan keraskeras.
6. Memberikan advis dokter :
Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab,
posisi tredelenbeg (head down)
R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan
klien dari batuk darahnya

Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan


kerusakan membran alveolar-kapiler.
1. Memberikan posisi yang nyaman, sesuai yang
diindikasikan oleh dokter.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan,


dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
3. Memberikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit

4. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut


dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan
tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak..
5. Menganjurkanklien untuk berperilaku tenang, bantu
pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan
pernapasan lebih lambat dan dalam.

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

DIAGNOSA KEPERAWATAN
(BERDASARAKAN PRIORITAS)

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan


sekresi yang kental/sekresi darah.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan
kerusakan membran alveolar - kapiler.
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan
pecahnya pembuluh darah pulmonal bila batuk darah.
4. Ansietas berhubungan dnegan informasi yang
kurang/tidak akurat tentang terjadinya batuk darah.
5. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dnegan
tindakan perawatan dari batuk darah.

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

CATATAN

PERKEMBANGAN

Tanggal 6 September 2001


Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dnegan sekresi yang kental/sekresi darah.
S : Klien mengatakan sudah sesak lagi.
O ; Klien tampak memakai pernapasan perut (R ; 20
x/menit).
: Possi klien masih tredelenbeg.
: Tidak ada bantuan otot-otot pernapasan ketika bernapas.
: Terapi Oksigen sudah dilepas.
A : Masalah teratasi
P : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7.

Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan


kerusakan membran alveolar - kapiler.
S : Klien mengatakan batuk darahnya sudah tidak lagi.
O: Klien keadaan masih agak lemah.
: Posisi tredelenbeg.
: Klien masih tampak batuk, tapi tidak keras dan tak ada
darahnya.
: Klien tampak bisa tersenyum.
A : Masalah belum teratasi
P : Dilanjutkan No. 1, 2, 5, 6.
LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

LP. TBC/C.Gaguk/PSIK/2001

Anda mungkin juga menyukai