1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
DEFINISI KELUARGA
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
CIRI-CIRI KELUARGA
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masingmasing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
1.
2.
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
untuk
kesehatan
menjamin
kesehatan
disekitarnya
bagi
TRADISIONAL :
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota
keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus
kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun
meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau
konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasiinformasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi
antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
10
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling
tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor
genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada
factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap
awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang
tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak
mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi
pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan
fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka
tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah
terserang penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo
membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
12
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
13
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang
tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga
negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah
yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat
menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat
tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi
sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
14
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Faktor Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang
harus bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita
menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat
menggiurkan ketika menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak
makanan yang sesungguhnya. Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman
berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah
berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan
tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk
berisitirahat. Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan
terkena penyakit.
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras
lagi, manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak
sehat, dengan merokok, dugem sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan
terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara pelarian.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan,
tak jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga
membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh
tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang
di derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas.
Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
Faktor Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut
penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat
mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia,
membuat polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin
banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan
semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan
dan pabrik mengandung karbon monoksida.
3) Jadi perokok pasif
15
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang
merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya
yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang
berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun
yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun
rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.
Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif
kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran
tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya
perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal
ini memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida
diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak
dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan
makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal
dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan
kadar karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan
bumi. Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer
melebihi ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua
sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul
dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan
terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini persis seperti
sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas.
Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi. Segala hal yang dapat
mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh kita
semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang
mengalami sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes,
kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
3.Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami
16
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi alam semesta; surat 21 ayat 107), maka
sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan lingkungan sebagai
manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di
muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena
kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad
SAW dengan hadistnya yang berbunyi:
Kebersihan merupakan bagian dari iman. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia
untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang
(tempat hidup) binatang.
Dan sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya
''Islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang bersih'' (HR.Dailami),
Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan Islam dalam
membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang kemungkinan
besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam mengajak manusia untuk
secara aktif mengelola lingkungan tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada
tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka mencegah
perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati kejadian atau perbuatan buruk yang
terjadi. Namun, Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau
kejahatan seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syari) yang mengatur hukuman bagi
pelanggar aturan.
Bukti bahwa adanya ajaran Islam untuk menjaga kesehatan adalah adanya sunnah Rasul
yang mengajarkan doa untuk meminta kesehatan kepada Allah yaitu sebagaimana sebuah hadits
Dari 'Abdullah bin 'Umar, dia berkata, "Di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah
Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang
datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu (HR. Muslim no. 2739)
Salah satu faedah hadits di atas adalah agar manusia selalu meminta kesehatan (tidak
berubah menjadi penyakit) pada pendengaran, penglihatan dan anggota tubuh lainnya.
Kebutuhan hidup yang tersedia tidak akan berguna apabila tidak diiringi dengan kesehatan
badan. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
Perhatikanlah lima perkara ini sebelum datang lima perkara yaitu: 1. Hidupmu sebelum datang
ajalmu; 2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu; 3. Manfaatkan sebaik-baiknya
kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu; 4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang
masa tuamu; 5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu." (HR. Ahmad dan
Baihaqi).
18
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Islam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan batin.
Antara kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani merupakan kesatuan sistem yang terpadu,
sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang
sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Sistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yang mewajibkan perbuatan
membersihkan diri dari kotoran (najis), dari hadats dan dari kotoran hati semua itu berada dalam
satu paket ibadah seperti wudhu', mandi, shalat dan lain sebagainya.
Hubungan Agama Islam dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Salah satu kajian penting dalam Kesehatan Lingkungan adalah sanitasi. Salah satu
program terkait sanitasi yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang terdiri dari 5
pilar. Sanitasi Total tersebut akan dicapai bila seluruh rumah tangga dalam suatu komunitas telah
melaksanakan ke lima pilar, yaitu:
a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban yang sehat.
b. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun pada waktu sebelum makan, setelah buang air
besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.
d. Mengelola limbah rumah tangga.
e. Pengelolaan Sampah berwawasan lingkungan (TSSM Prov.Jatim).
Dalil dalam Islam yang berhubungan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yaitu:
1) Tentang Larangan Buang Air Besar di Sembarang Tempat
a) Ittaqul maluunata anits tsalasati, albaroozu fil mawaaridi wa faarighotit thoriiqi wadzzilli.
Artinya: Takutlah tiga tempat yang dilaknat, buang kotoran pada sumber air yang mengalir, di
jalan dan tempat berteduh. (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majjah).
b) Man atal Ghoitho fal yastatir.
Artinya: Barang siapa yang datang ke jamban (BAB) maka tutupilah. (HR Abu Dawud).
c) Laa Yakhrujur rijlaani yadhribaanil ghooithi kaasyifaini an uarotihimaa yatahadditsaani
fainnallooha yamqutu alaa dzaalika.
Artinya: Janganlah dua orang yang sedang duduk buang air besar dimana auratnya terbuka
bercakap-cakap, sesungguhnya Allah benci yang demikian itu. (HR Ahmad dan Abu Dawud)
2) Tentang Cuci Tangan
Idzastaiqodzo ahadukum min naumihi falyaghsil yadahu.
19
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Artinya: Apabila salah satu darimu bangun tidur maka hendaknya dia mencuci tangannya.
(HR.Muslim)
3) Tentang Kebersihan
a) Innallaha yuhibbuttawwaabiin wa yuhibbul mutathohhiriin
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang
menjaga kebersihan. (Al Baqoroh ayat 222)
b) Fainnallaaha taaala banal Islaama alan nadhoofati. Walan yadkhulal jannata illa kullu
nadhiifii
Artinya: Sesungguhnya Allah membangun Islam diatas kebersihan. Dan tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan. (HR. Thabraani)
c) Wayunazzillu alaikum minassamaa i maa alliyuthohhirokumbihi
Artinya: Dan Dia menurunkan air hujan kepadamu untuk mensucikan kamu. (Surat Al-Anfal
ayat 11)
d) Miftaahush sholaati thohaarrotu laa tuqbalu sholaatun bighoiri thohuurin
Artinya: Kunci sholat adalah suci, tidak diterima sholat apabila tidak suci. (HR Abu Dawud)
e) Wa syiabaka fathohhir
Artinya: ..dan pakaianmu bersihkanlah. (Al Mudatstsir ayat 3)
f) Maa yuridulloohu liyajala alaikum min harojin walaakin yuriidu liyuthohhirokum Artinya:
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu. (Al Maaidah ayat
6)
4) Tentang Lingkungan
a) Thoharol fasadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aidinnaasi liyudziiqohum badholladzii
amiluu la allahum yarjiuun
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di Laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka
kembali kejalan yang benar. (Arrum : 41)
b) Walaa tabghil fasaada fil ardhi innallaha laayuhibbul mufsidiin
Artinya: Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashas.77)
c) Laa dhiroro walaa dhororo
Artinya: Tidak boleh membuat mudhorot dan tidak boleh memudhorotkan orang lain. (Al Hadist)
20
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Dari Surat Al Qashas.77 dan Arrum 41, bahwa Allah melarang berbuat kerusakan dan Allah
membenci orang yang berbuat kerusakan. Dan bahwa akibat perbuatan merusak itu akan ada
dampak buruk yang akan dirasakan agar manusia tidak lagi membuat kerusakan. Tetapi masih
banyak manusia yang melakukan perusakan hutan, penggalian tambang yang tidak terkendali,
pengotoran sungai dengan berbagai limbah, termasuk tinja manusia dan lain lain. Akibat
buruknya seperti banjir bandang, kebakaran hutan, tanah longsor dan juga penyebaran penyakit
menular, termasuk wabah diare yang seringkali berakibat kematian bagi yang terkena. Bisa saja
yang tertimpa musibah adalah orang-orang yang tidak berdosa, yang tidak melakukan perusakan.
Peran keluarga dalam islam
Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari [kemungkinan siksaan]
api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Altahrim (66): 6).
Keluarga, yang biasa diartikan dengan ibu dan bapak beserta anak atau anak-anaknya;
belakangan diartikan dengan semua dan setiap orang yang ada dalam sebuah keluarga/rumah
tangga (lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tanggga, Pasal 2). Keluarga, dalam sistem hukum apapun dan di
manapun, apalagi dalam perspektif hukum Islam, dipastikan memiliki peranan penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan tingkat manapun. Terutama di tingkat rukun tetangga (RT)
yang daripadanya terhimpun rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan
seterusnya sampai masyarakat dunia. Tanpa keluarga, yang sejatinya menjadi unit terkecil dalam
sebuah komunitas, mustahil ada apa yang dikenal dengan sistem sosial itu sendiri mulai dari
sistem sosial yang sangat terbatas atau bahkan dibatasi; sampai komunitas yang bersekala
nasional, regional dan intrenasional. Sekedar untuk menunjukan arti penting keluarga, ada
ungkapan yang menyatakan bahwa Keluarga adalah tiang masyarakat dan sekaligus tiang
negara; bahkan juga tiang agama. Atas dasar ini, maka mudahlah difahami manakala agama
Islam menaruh perhatian sangat serius terhadap perkara keluarga. Di antara indikatornya, dalam
Al-quran dan atau Al-hadits, tidak hanya dijumpai sebutan keluarga dengan istilah al-ahl
jamaknya al-ahluna, atau dzul qurba, al-aqarib dan lainnya; akan tetapi, juga di dalamnya
dijumpai sejumlah ayat dan bahkan surat Al-quran yang mengatur ihwal keluarga dan
kekeluargaan. Di antara surat yang menyimbolkan arti penting tentang peran keluarga dalam
kehidupan sosial adalah surat ketiga, yakni surat Ali Imran (3) yang terdiri atas: 200 ayat, 3,460
kata dan 14,525 huruf. Secara umum dan garis besar, surat Ali Imran memuat perihal: keimanan,
hukum, dan kisah di samping lain-lain. Yang menariknya lagi surat Ali Imran ini diiringi surat
An-Nisa (4), yang mengisyaratkan arti penting bagi kedudukan seorang ibu khususnya dan kaum
wanita pada umumnya dalam hal pembentukan dan pembinaan keluarga ideal yang disimbolkan
dengan Keluarga Imran. Masih dalam konteks peduli Al-quran terhadap peran keluarga, bisa
difahami dari isi kandungan ayat 6 surat Al-tahrim yang telah dikutibkan sebelum ini. Ayat
tersebut pada dasarnya mengingatkan semua kepala keluarga dalam hal ini Bapak dan atau Ibu
bahkan para wali, supaya membangun, membina, memelihara dan atau melindungi semua dan
setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungannya dari kemungkinan mara bahaya yang
disimbolkan dengan siksaan api neraka. Sebab, dalam pandangan Islam, berkeluarga itu tidak
hanya untuk sebatas dalam kehidupan duniawi; akan tetapi juga sampai ke kehidupan akhirat.
21
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Indikator lain dari peduli Islam terhadap eksistensi dan peran keluarga dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan ialah adanya hukum keluarga Islam yang secara spesifik mengatur
persoalan-persoalan hukum keluarga mulai dari perkawinan, hadhanah (pengasuhan dan
pendidikan anak), sampai kepada hukum kewarisan dan lain-lain yang lazim dikenal dengan
sebutan al-ahwal al-syakhshiyyah, ahkam al-usrah, Islamic family law dan lainnya. Hukum
Keluarga Islam benar-benar mengatur semua dan setiap urusan keluarga mulai dari hal-hal yang
bersifat filosofis dan edukatif, sampai hal-hal yang bersifat akhlaqi yang teknis operasional
sekalipun. Itulah sebabnya mengapa Islam memerintahkan pemeluknya agar selalu saling
menyayangi dan bekerjasama antara sesama keluarga. Termasuk dalam hal mendoa.
Hukum Berobat Menurut Islam
Islam adalah agama yang sempurna dimana semua aspek kehidupan manusia sudah diatur
oleh Alloh Subhanahu wa ta ala. Termasuk ketika anda sakit, islam sudah mengatur bagaimana
afdolnya bagi seorang muslim kapan ia berobat dan kapan ia tidak perlu berobat karena anjuran
untuk berobat dan anjuran untuk tidak berobat semuanya terdapat di dalam nash. Rasulullah
shollallahu alayhi wa sallam bersabda tentang anjuran untuk berobat :
Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan semua penyakit ada
obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan yang haram (HR.Abu Dawud)
Adapun anjuran untuk seorang muslim bersabar dalam penyakit adalah sabda nabi shollallahu
alayhi wa sallam :
Dari Atho bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu Abbas berkata padanya, Maukah
kutunjukkan wanita yang termasuk penduduk surga? Atho menjawab, Iya mau. Ibnu Abbas
berkata, Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, lantas ia pun berkata, Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka
karenanya. Berdoalah pada Allah untukku. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda,
Jika mau sabar, bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdoa pada Allah supaya
menyembuhkanmu. Wanita itu pun berkata, Aku memilih bersabar. Lalu ia berkata pula,
Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdoalah pada Allah supaya auratku tidak
terbuka. Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- pun berdoa pada Allah untuk wanita tersebut.
(HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576)
Hukum berobat terbagi menjadi beberapa bagian :
-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat bersamaan dengan itu
apabila meninggalkannya akan menyebabkan kematian maka hukum berobat adalah wajib
-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat akan tetapi tidak ada
kemungkinan kematian apabila meninggalkannya maka berobat itu lebih utama
-Apabila berobat dan tidak berobat memiliki derajat tingkatan yang sama maka meninggalkan
berobat lebih utama
22
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan
mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati
ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya
maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan
norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah
islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan
dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan
rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masingmasing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses
mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau
keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab
social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan
pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu
mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat
keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan
seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya
tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya,
misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan
dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau
bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila
sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota masyarakat
berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan
memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga
masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.
24
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
25
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan upaya
yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan
advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission
maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu
mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya
suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektorsektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya
dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada
masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan
dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di
kenal tiga tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
Dilihat dr dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan 5(lima)tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark, sebagai berikut:
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan
ialah:
1. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap masalah kesehatan.
26
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan & penyakit,
maka seorang masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya.Sehingga pengobatan yang tidak layak dan sempurna akan dapat mengakibatkan
orang yang bersangkutan cacat atau berketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini. Karena penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi dapat mencegah terjadinya infertilitas
28