Anda di halaman 1dari 28

AFNAN FADIYA

1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

1. Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga


1.1.

DEFINISI KELUARGA
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
CIRI-CIRI KELUARGA
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masingmasing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
1.
2.

Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:


Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat
kegotongroyongan.
Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran
yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

3.
4.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang


dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui
musyawarah dan mufakat.
Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan-keluarga
di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu
sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.
Ciri ciri Keluarga Indonesia:
Suami sebagai pengambil keputusan
Merupakan suatu kesatuan yang utuh
Berbentuk monogram
Bertanggung jawab
Pengambil keputusan
Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
Ikatan kekeluargaan sangat erat
Mempunyai semangat gotong-royong

1.2 FUNGSI KELUARGA


Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan
anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang
mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhankebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai


generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu


1) Fungsi Efektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota kelurga mengembangkan gambaran diri yang fositif , peran dijalankan
dengan baik ,dan penuh rasa sayang.
2) Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi
dengan anggota kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui
interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam masyarakat.
3) Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4) Fungis Ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan
,pakaian , perumahan, dan lain-lain.
5) Fungsi Perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan,
dan asuhan kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu
Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai berikut
Fungsi keagamaan
membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota
keluarga,
menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup seharihari bagi seluruh anggota keluarga,
memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman
ajaran agama,
melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang
tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,
membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
Fungsi Budaya adalah
membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya
masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak
sesuai,
membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan
masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
3

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan


kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia ,
membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya
masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Fungsi Cinta kasih adalah
menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada
diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan
tingkah laku secara optimal dan terus menerus ,
membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun
antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan
kualitatif.
membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam
keluarga secara serasi, selaras , dan seimbang,
membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Fungsi perlindungan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari
rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,
membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi reproduksi
membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam
hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan
jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga,
mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi sosialisasi
menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
menyadari ,merencanakan , dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik
dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun
sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang
perlu dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik
4

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah


maupun masyarakat.
membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
Fungsi Ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan keluarga dalam
rangka menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi
keserasian , keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga,
mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota
rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang , membina kegiatan dan hasil ekonomi
keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi pelestarian lingkungan
Membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga , membina
kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi , selaras, dan seimbang
antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila
menyadari
adanya Perubahan,keluarga,perlu
dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi,dan seberapa besar perubahannya.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan
kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
5

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,


tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.
4) Memodifikasi
lingkungan
keluarga
keluarga.
5) Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
keluarga.
PERANAN KELUARGA

untuk
kesehatan

menjamin

kesehatan

disekitarnya

bagi

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,


kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga yaitu :
o Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota
o Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
o Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
o Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
o Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada
1.3 BENTUK/JENIS KELUARGA

TRADISIONAL :

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex


hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
DINAMIKA KELUARGA
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di
lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan
dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang
sebagai sistem nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.
1.4. GENOGRAM
8

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota
keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus
kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun
meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau
konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasiinformasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi
antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

10

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

2.Memahami dan Menjelaskan yang mempengaruhi kesehatan


2.1 Definisi Sehat dan sakit
Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Pengertian sehat menurut WHO adalah "Health is a state of complete physical,
mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi
sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa
sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak,
gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah
kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In Corpore Sano).
3. Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan
memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu
mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar
alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi
keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu
(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
Resiko internal :
Genetic
Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua
cenderung lebih perhatian terhadap anggota keluarga yang lain
Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
meneriam informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki
Pekerjaan
Sex
11

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling
tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor
genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada
factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap
awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang
tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak
mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi
pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan
fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka
tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah
terserang penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo
membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
12

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi daripada


mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis
jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada
keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit
2.2 Lingkungan sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain sebagai berikut :
o Debu Total tidak lebih dari 150 g m3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk
pengaturan sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang
keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain
anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh
bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

13

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan
bau dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang
tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang
perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga
negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah
yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat
menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat
tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi
sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
14

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Faktor Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang
harus bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita
menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat
menggiurkan ketika menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak
makanan yang sesungguhnya. Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman
berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah
berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan
tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk
berisitirahat. Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan
terkena penyakit.
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras
lagi, manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak
sehat, dengan merokok, dugem sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan
terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara pelarian.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan,
tak jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga
membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh
tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang
di derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas.
Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
Faktor Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut
penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat
mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia,
membuat polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin
banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan
semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan
dan pabrik mengandung karbon monoksida.
3) Jadi perokok pasif
15

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang
merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya
yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang
berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun
yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun
rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.
Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif
kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran
tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya
perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal
ini memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida
diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak
dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan
makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal
dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan
kadar karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan
bumi. Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer
melebihi ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua
sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul
dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan
terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini persis seperti
sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas.
Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi. Segala hal yang dapat
mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh kita
semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang
mengalami sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes,
kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
3.Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami
16

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Hubungan Islam dengan Kesehatan Lingkungan


Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan tentang lingkungan dan
keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Al quran dan Al hadist yang menjelaskan,
menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya
dan kehidupan makhluk lain dibumi.
Proses kerusakan lingkungan di darat dan lautan telah disitir dalam Alquran surat 30
(Ar-rum) ayat 41:Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka) agar
mereka kembali (ke jalan yang benar). Selanjutnya masih banyak lagi ayat-ayat Alquran
(misalnya: surat 2 ayat 60 dan 205; surat 5 ayat 64; surat 7 ayat 85; dan beberapa surat lainnya)
yang juga menegaskan tentang peranan manusia dalam kerusakan lingkungan, melarang manusia
untuk merusak lingkungan, dan sekaligus mengajak manusia memelihara lingkungan. Dari ayatayat tersebut ada dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam dalam issu pencemaran
lingkungan. Pertama, Islam menyadari bahwa telah dan akan terjadi kerusakan lingkungan baik
di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas lingkungan tersebut dalam
mendukung hajat hidup manusia. Kedua, Islam memandang manusia sebagai penyebab utama
kerusakan dan sekaligus pencegah terjadinya kerusakan tersebut.
Oleh karena itu perlu adanya penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam) yang
menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah, dan akhlak. Islam
mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi, penyelamatan, dan
pelestarian lingkungan. Konsep Islam tentang lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi
dan menjadi prinsip ekologi yang dikembangkan oleh para ilmuwan lingkungan. Prinsip-prinsip
ekologi tersebut telah pula dituangkan dalam bentuk beberapa kesepakatan dan konvensi dunia
yang berkaitan dengan lingkungan.
Pada masa kekhalifahan, peradaban Islam di Semenanjung Arab memiliki dan menjaga
kawasan konservasi yang disebut Hima. Hima merupakan zona yang tak boleh disentuh atau
digunakan untuk apapun bagi kepentingan manusia. Tempat tersebut digunakan sebagai
konservasi alam, baik untuk kehidupan binatang liar maupun tumbuh-tumbuhan.
Selain itu di dalam ajaran Islam, dikenal juga dengan konsep yang berkaitan dengan
penciptaan manusia dan alam semesta yakni konsep Khilafah dan Amanah. Konsep khilafah
menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah filardh).
Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifatsifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam
(rabbulalamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan
bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai
tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan
kehidupannya.
Penjelasan tersebut tercantum dalam surat Al Anam ayat 141-142, yang intinya manusia
mempunyai hak atau diperbolehkan untuk memanfaatkan apa-apa yang ada di muka bumi
(sumber daya alam) yang tidak melampaui batas atau berlebihan.Surat Al Anam ayat 141-142
17

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi alam semesta; surat 21 ayat 107), maka
sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan lingkungan sebagai
manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di
muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena
kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad
SAW dengan hadistnya yang berbunyi:
Kebersihan merupakan bagian dari iman. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia
untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang
(tempat hidup) binatang.
Dan sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya
''Islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang bersih'' (HR.Dailami),
Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan Islam dalam
membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang kemungkinan
besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam mengajak manusia untuk
secara aktif mengelola lingkungan tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada
tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka mencegah
perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati kejadian atau perbuatan buruk yang
terjadi. Namun, Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau
kejahatan seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syari) yang mengatur hukuman bagi
pelanggar aturan.
Bukti bahwa adanya ajaran Islam untuk menjaga kesehatan adalah adanya sunnah Rasul
yang mengajarkan doa untuk meminta kesehatan kepada Allah yaitu sebagaimana sebuah hadits
Dari 'Abdullah bin 'Umar, dia berkata, "Di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah:

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah
Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang
datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu (HR. Muslim no. 2739)
Salah satu faedah hadits di atas adalah agar manusia selalu meminta kesehatan (tidak
berubah menjadi penyakit) pada pendengaran, penglihatan dan anggota tubuh lainnya.
Kebutuhan hidup yang tersedia tidak akan berguna apabila tidak diiringi dengan kesehatan
badan. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
Perhatikanlah lima perkara ini sebelum datang lima perkara yaitu: 1. Hidupmu sebelum datang
ajalmu; 2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu; 3. Manfaatkan sebaik-baiknya
kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu; 4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang
masa tuamu; 5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu." (HR. Ahmad dan
Baihaqi).
18

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Islam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan batin.
Antara kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani merupakan kesatuan sistem yang terpadu,
sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang
sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Sistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yang mewajibkan perbuatan
membersihkan diri dari kotoran (najis), dari hadats dan dari kotoran hati semua itu berada dalam
satu paket ibadah seperti wudhu', mandi, shalat dan lain sebagainya.
Hubungan Agama Islam dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Salah satu kajian penting dalam Kesehatan Lingkungan adalah sanitasi. Salah satu
program terkait sanitasi yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang terdiri dari 5
pilar. Sanitasi Total tersebut akan dicapai bila seluruh rumah tangga dalam suatu komunitas telah
melaksanakan ke lima pilar, yaitu:
a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban yang sehat.
b. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun pada waktu sebelum makan, setelah buang air
besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.
d. Mengelola limbah rumah tangga.
e. Pengelolaan Sampah berwawasan lingkungan (TSSM Prov.Jatim).
Dalil dalam Islam yang berhubungan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yaitu:
1) Tentang Larangan Buang Air Besar di Sembarang Tempat
a) Ittaqul maluunata anits tsalasati, albaroozu fil mawaaridi wa faarighotit thoriiqi wadzzilli.
Artinya: Takutlah tiga tempat yang dilaknat, buang kotoran pada sumber air yang mengalir, di
jalan dan tempat berteduh. (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majjah).
b) Man atal Ghoitho fal yastatir.
Artinya: Barang siapa yang datang ke jamban (BAB) maka tutupilah. (HR Abu Dawud).
c) Laa Yakhrujur rijlaani yadhribaanil ghooithi kaasyifaini an uarotihimaa yatahadditsaani
fainnallooha yamqutu alaa dzaalika.
Artinya: Janganlah dua orang yang sedang duduk buang air besar dimana auratnya terbuka
bercakap-cakap, sesungguhnya Allah benci yang demikian itu. (HR Ahmad dan Abu Dawud)
2) Tentang Cuci Tangan
Idzastaiqodzo ahadukum min naumihi falyaghsil yadahu.

19

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Artinya: Apabila salah satu darimu bangun tidur maka hendaknya dia mencuci tangannya.
(HR.Muslim)
3) Tentang Kebersihan
a) Innallaha yuhibbuttawwaabiin wa yuhibbul mutathohhiriin
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang
menjaga kebersihan. (Al Baqoroh ayat 222)
b) Fainnallaaha taaala banal Islaama alan nadhoofati. Walan yadkhulal jannata illa kullu
nadhiifii
Artinya: Sesungguhnya Allah membangun Islam diatas kebersihan. Dan tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan. (HR. Thabraani)
c) Wayunazzillu alaikum minassamaa i maa alliyuthohhirokumbihi
Artinya: Dan Dia menurunkan air hujan kepadamu untuk mensucikan kamu. (Surat Al-Anfal
ayat 11)
d) Miftaahush sholaati thohaarrotu laa tuqbalu sholaatun bighoiri thohuurin
Artinya: Kunci sholat adalah suci, tidak diterima sholat apabila tidak suci. (HR Abu Dawud)
e) Wa syiabaka fathohhir
Artinya: ..dan pakaianmu bersihkanlah. (Al Mudatstsir ayat 3)
f) Maa yuridulloohu liyajala alaikum min harojin walaakin yuriidu liyuthohhirokum Artinya:
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu. (Al Maaidah ayat
6)
4) Tentang Lingkungan
a) Thoharol fasadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aidinnaasi liyudziiqohum badholladzii
amiluu la allahum yarjiuun
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di Laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka
kembali kejalan yang benar. (Arrum : 41)
b) Walaa tabghil fasaada fil ardhi innallaha laayuhibbul mufsidiin
Artinya: Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashas.77)
c) Laa dhiroro walaa dhororo
Artinya: Tidak boleh membuat mudhorot dan tidak boleh memudhorotkan orang lain. (Al Hadist)
20

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Dari Surat Al Qashas.77 dan Arrum 41, bahwa Allah melarang berbuat kerusakan dan Allah
membenci orang yang berbuat kerusakan. Dan bahwa akibat perbuatan merusak itu akan ada
dampak buruk yang akan dirasakan agar manusia tidak lagi membuat kerusakan. Tetapi masih
banyak manusia yang melakukan perusakan hutan, penggalian tambang yang tidak terkendali,
pengotoran sungai dengan berbagai limbah, termasuk tinja manusia dan lain lain. Akibat
buruknya seperti banjir bandang, kebakaran hutan, tanah longsor dan juga penyebaran penyakit
menular, termasuk wabah diare yang seringkali berakibat kematian bagi yang terkena. Bisa saja
yang tertimpa musibah adalah orang-orang yang tidak berdosa, yang tidak melakukan perusakan.
Peran keluarga dalam islam
Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari [kemungkinan siksaan]
api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Altahrim (66): 6).
Keluarga, yang biasa diartikan dengan ibu dan bapak beserta anak atau anak-anaknya;
belakangan diartikan dengan semua dan setiap orang yang ada dalam sebuah keluarga/rumah
tangga (lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tanggga, Pasal 2). Keluarga, dalam sistem hukum apapun dan di
manapun, apalagi dalam perspektif hukum Islam, dipastikan memiliki peranan penting dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan tingkat manapun. Terutama di tingkat rukun tetangga (RT)
yang daripadanya terhimpun rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan
seterusnya sampai masyarakat dunia. Tanpa keluarga, yang sejatinya menjadi unit terkecil dalam
sebuah komunitas, mustahil ada apa yang dikenal dengan sistem sosial itu sendiri mulai dari
sistem sosial yang sangat terbatas atau bahkan dibatasi; sampai komunitas yang bersekala
nasional, regional dan intrenasional. Sekedar untuk menunjukan arti penting keluarga, ada
ungkapan yang menyatakan bahwa Keluarga adalah tiang masyarakat dan sekaligus tiang
negara; bahkan juga tiang agama. Atas dasar ini, maka mudahlah difahami manakala agama
Islam menaruh perhatian sangat serius terhadap perkara keluarga. Di antara indikatornya, dalam
Al-quran dan atau Al-hadits, tidak hanya dijumpai sebutan keluarga dengan istilah al-ahl
jamaknya al-ahluna, atau dzul qurba, al-aqarib dan lainnya; akan tetapi, juga di dalamnya
dijumpai sejumlah ayat dan bahkan surat Al-quran yang mengatur ihwal keluarga dan
kekeluargaan. Di antara surat yang menyimbolkan arti penting tentang peran keluarga dalam
kehidupan sosial adalah surat ketiga, yakni surat Ali Imran (3) yang terdiri atas: 200 ayat, 3,460
kata dan 14,525 huruf. Secara umum dan garis besar, surat Ali Imran memuat perihal: keimanan,
hukum, dan kisah di samping lain-lain. Yang menariknya lagi surat Ali Imran ini diiringi surat
An-Nisa (4), yang mengisyaratkan arti penting bagi kedudukan seorang ibu khususnya dan kaum
wanita pada umumnya dalam hal pembentukan dan pembinaan keluarga ideal yang disimbolkan
dengan Keluarga Imran. Masih dalam konteks peduli Al-quran terhadap peran keluarga, bisa
difahami dari isi kandungan ayat 6 surat Al-tahrim yang telah dikutibkan sebelum ini. Ayat
tersebut pada dasarnya mengingatkan semua kepala keluarga dalam hal ini Bapak dan atau Ibu
bahkan para wali, supaya membangun, membina, memelihara dan atau melindungi semua dan
setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungannya dari kemungkinan mara bahaya yang
disimbolkan dengan siksaan api neraka. Sebab, dalam pandangan Islam, berkeluarga itu tidak
hanya untuk sebatas dalam kehidupan duniawi; akan tetapi juga sampai ke kehidupan akhirat.
21

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Indikator lain dari peduli Islam terhadap eksistensi dan peran keluarga dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan ialah adanya hukum keluarga Islam yang secara spesifik mengatur
persoalan-persoalan hukum keluarga mulai dari perkawinan, hadhanah (pengasuhan dan
pendidikan anak), sampai kepada hukum kewarisan dan lain-lain yang lazim dikenal dengan
sebutan al-ahwal al-syakhshiyyah, ahkam al-usrah, Islamic family law dan lainnya. Hukum
Keluarga Islam benar-benar mengatur semua dan setiap urusan keluarga mulai dari hal-hal yang
bersifat filosofis dan edukatif, sampai hal-hal yang bersifat akhlaqi yang teknis operasional
sekalipun. Itulah sebabnya mengapa Islam memerintahkan pemeluknya agar selalu saling
menyayangi dan bekerjasama antara sesama keluarga. Termasuk dalam hal mendoa.
Hukum Berobat Menurut Islam
Islam adalah agama yang sempurna dimana semua aspek kehidupan manusia sudah diatur
oleh Alloh Subhanahu wa ta ala. Termasuk ketika anda sakit, islam sudah mengatur bagaimana
afdolnya bagi seorang muslim kapan ia berobat dan kapan ia tidak perlu berobat karena anjuran
untuk berobat dan anjuran untuk tidak berobat semuanya terdapat di dalam nash. Rasulullah
shollallahu alayhi wa sallam bersabda tentang anjuran untuk berobat :


Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan semua penyakit ada
obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan yang haram (HR.Abu Dawud)
Adapun anjuran untuk seorang muslim bersabar dalam penyakit adalah sabda nabi shollallahu
alayhi wa sallam :
Dari Atho bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu Abbas berkata padanya, Maukah
kutunjukkan wanita yang termasuk penduduk surga? Atho menjawab, Iya mau. Ibnu Abbas
berkata, Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, lantas ia pun berkata, Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka
karenanya. Berdoalah pada Allah untukku. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun bersabda,
Jika mau sabar, bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdoa pada Allah supaya
menyembuhkanmu. Wanita itu pun berkata, Aku memilih bersabar. Lalu ia berkata pula,
Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdoalah pada Allah supaya auratku tidak
terbuka. Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- pun berdoa pada Allah untuk wanita tersebut.
(HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576)
Hukum berobat terbagi menjadi beberapa bagian :
-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat bersamaan dengan itu
apabila meninggalkannya akan menyebabkan kematian maka hukum berobat adalah wajib
-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat akan tetapi tidak ada
kemungkinan kematian apabila meninggalkannya maka berobat itu lebih utama
-Apabila berobat dan tidak berobat memiliki derajat tingkatan yang sama maka meninggalkan
berobat lebih utama

22

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan


keluarganya sesuai dengan syariat Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Keluarga
tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta
semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah dicontohkan
Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam bukunya The Family Structure in
Islam definisi keluarga dilihat secara operasional adalah: Suatu struktur yang bersifat khusus
yang satu sama lain mempunyai ikatan khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan.
Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya rasa saling berharap (mutual expectation) yang
sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum serta secara individual saling
mempunyai ikatan batin.
Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami istri
dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun demikian
menurut Abdul Al Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal. Sebab
anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya rasa
saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat tinggal.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan
masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan
hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal
dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia
mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan
buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan
baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk
adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan
seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan
baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa
yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka.
Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah
lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi
dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama
mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang
banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
23

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan
mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati
ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya
maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah
keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik
tersebut adalah:
Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan
norma Islam.
Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah
islami.
Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan
dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.
Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan
rumah tangga.
Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masingmasing.
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses
mendidik anak-anak).
Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau
keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab
social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan
pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu
mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat
keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya. Dan
seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam posisinya
tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya,
misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan
dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau
bahkan dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang
lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila
sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota masyarakat
berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan
memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga
masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.
24

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Kewajiban keluarga merawat orang sakit :


1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan
yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah
kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam
keluarganya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga merupakan
pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat keputusan tentang
masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya mengambil keputusan bagi
anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan kesehatan primer
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda
4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
4. PERAN DOKTER KELUARGA
Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang
yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.
Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.
Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas.
Dalam konteks promosi kesehatan Visi merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam
promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.
Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari
koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia
WHO (World Health Organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun
sosial.
2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan
lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
individu, kelompok, maupun masyarakat.

25

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus
dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan upaya
yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi (Advocation)
Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan
advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission
maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu
mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan.
2. Menjembatani (Mediate)
Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya
suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektorsektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya
dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting
dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.
3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada
masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan
dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan keluarga akan meningkat.
Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di
kenal tiga tahap pencegahan:
1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus
(specific protection).
2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.
Dilihat dr dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan 5(lima)tingkat
pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark, sebagai berikut:
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan
ialah:
1. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap masalah kesehatan.

26

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

2. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya


penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan
remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress
dan lain-lain.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit
3. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan
utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
4. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi,
terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Pencegahan tersier
5. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan
sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar
dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan
adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan
lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.
Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan praktisi
kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan
kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy
and Annest, 1998) ialah:
1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya,
dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi apakah ada
kaitannya dengan musim atau periode tertentu.
2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi
pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa
yang menurunkan kejadian (faktor protektif).
3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu,
dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah,
menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan
pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam
mencegah dan menanggulangi masalah.
4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar).
Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan
intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk
melaksanakannya.
Pembatasan cacat (disability limitation)
27

AFNAN FADIYA
1102011012
PBL SKENARIO 2 KEDKEL

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan & penyakit,
maka seorang masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya.Sehingga pengobatan yang tidak layak dan sempurna akan dapat mengakibatkan
orang yang bersangkutan cacat atau berketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan
juga diperlukan pada tahap ini. Karena penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi dapat mencegah terjadinya infertilitas

28

Anda mungkin juga menyukai