PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
auditor kepada pengguna yang dimaksud. Jenis komunikasi akan beraneka ragam
tergantung kepada jenis dan tujuan audit.
2. Atestasi
Auditor memiliki reputasi dalam hal independensi dan objektivitas.
Dampaknya, berbagai pengguna meminta auditor untuk memberi atestasi atas
informasi diluar informasi keuangan historis tradisional. Standar audit tradisional
melarang auditor unuk menyediakn jasa seperti itu. Profesi tersebut kemudian
menanggapi permintaan tersebut dengan menerbitkan standar atestasi yang
terpisah pada awal 1980.
Standar atestasi menetapkan definisi jasa atestasi sebagai berikut:
Jasa atestasi terjadi ketika praktisi ditugaskan untuk menerbitkan atau
telah menerbitkan laporan atas suatu subjek masalah atau asersi atas
suatu subjek masalah yang merupakan tanggung jawab pihak lain.
Definisi ini lebih luas dari yang telah didiskusikan sebelumnya mengenai
audit karena definisi ini tidak terbatas pada peristiwa atau kegiatan ekonomi.
Subjek masalah dalam kasus atestasi dapat terdiri atas berbagai bentuk termasuk
informasi prospektif, analisis, proses dan sistem dan tingkah laku. Untuk
meraihnya, auditor mendapatkan dan mengevaluasi bukti dalam rangka memberi
dukungan yang beralasan terhadap laporan. Catat bahwa audit laporan keuangan
adalah bentuk khusus dari jasa atestasi.
Tabel 1-2
Jasa
Audit
Atestasi
Keandalan Kredibilitas
Assurance
Keandalan
Kredibilitas
Relevan dan Ketepatan
Waktu
Definisi Jasa
3. Assurance
Profesi akuntan melalui usaha dari Komite Khusus Jasa Assurance
memperluas jasa audit dan atestasi dengan memasukkan jasa assurance.
Memperluas aktivitas auditor dengan jasa assurance memungkinkan auditor untuk
melaporkan tidak hanya atas keandalan dan kredibilitas informasi tetapi juga atas
relevansi dan ketepatan waktu dari informasi. jasa assurance didefinisikan sebagi
berikut:
Jasa assurance (Assurance Service) adalah jasa profesional independen
yang meningkatkan kualitas informasi, atau konteksnya bagi para pembuat
keputusan.
Definisi diatas mencakup beberapa konsep penting. Pertama, definisi
tersebut berfokus pada pembuatan keputusan. Membuat keputusan yang baik
memerlukan informasi yang berkualitas yang dapat berupa informasi keuangan
atau non keuangan. Kedua, berhubungan dengan meningkatkan kualitas informasi
atau konteksnya. Ketiga, definisi tersebut mencakup independensi. Dengan jasa
assurance, independensi berhubungan dengan kualitas atau konteks dari
informasi. Terakhir, definisi tersebut mencakup istilah jasa profesional, yang
mencerminkan penggunaan pertimbangan profesional.
2.1.2
Konsep-Konsep
Dasar
dalam
Melaksanakan
Audit
Laporan
Keuangan
Figur 1-3 menampilkan gambaran yang disederhanakan atas fungsi audit
untuk audit laporan keuangan. Auditor mengumpulkan bukti mengenai transaksi
bisnis yang telah terjadi (aktivitas dan peristiwa ekonomis) dan mengenai
manajemen
(pembuat
laporan). Auditor
menggunakan
bukti
ini
untuk
Syarat Perikatan
Implementasi
Pengendalian Internal
Bukti
Mendapatkan bukti
Menguji asersi
manajemen terhadap
kriteria (GAAP)
Melakukan Transaksi
Mengakumulasi
Transaksi ke dalam
saldo akun
Asersi
Menyiapkan Laporan
Keuangan
Menerbitkan laporan
keuangan bagi
pengguna
Auditor
Komunikasi
Menentukan kewajaran
menyeluruh atas
laporan keuangan
Menerbitkan laporan
audit untuk
mendampingi laporan
keuangan
1. Risiko Audit
Konsep penting pertama yang terlibat dalam audit adalah risiko audit.
Risiko audit (audit risk) adalah risiko bahwa auditor mungkin tanpa
sepengetahuannya gagal untuk memodifikasi secara benar pendapatnya atas
laporan keuangan dengan salah saji material.
Laporan auditor standar menyatakan bahwa audit menyediakan hanya
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang
material. Istilah keyakinan memadai (reasonable assurance) menyiratkan
beberapa risiko bahwa salah saji material bisa ada dalam laporan keuangan dan
auditor akan gagal dalam mendeteksinya. Auditor mengendalikan tingkat risiko
audit dengan efektivitas dan luas dari audit yang dikerjakan. Semakin efektif dan
luas audit yang dikerjakan, maka biaya audit lebih mahal. Semakin kurang risiko
salah saji akan tidak terdeteksi dan bahwa auditor akan menerbitkan laporan yang
tidak tepat. Tetapi, konsep keyakinan memadai berarti bahwa auditor dapat
melaksanakan audit sesuai dengan standar audit profesional dan menerbitkan
suatu pendapat bersih dan laporan keuangan masih mungkin mengandung salah
saji material. Bahkan, auditor yang berhati-hati dan kompeten hanya dapat
menawarkan keyakinan yang memadai dan bukan keyakinan mutlak.
2. Materialitas
Konsep penting kedua yang terlibat dalam audit adalah materialitas.
Pertimbangan
auditor
atas
materialitas
adalah
masalah
pertimbangan
dan terpengaruh ole apa yang dirasakan auditor sebagai pandangan orang yang
bergantung pada laporan keuangan.
Fokus dari definisi tersebut adalah pada pengguna laporan keuangan.
Sebagaimana yang kita lihat lebih lanjut bahwa laporan audit standar mencakup
frase Laporan Keuangan Disajikan Secara Wajar dalam Semua Hal yang
Material. Ini adalah cara bagaimana auditor menyampaikan mengenai
materialitas kepada pengguna laporan audit. Auditor hanya dapat memberikan
keyakinan memadai bahwa seluruh salah saji material telah terdeteksi dan auditor
tidak memberikan assurance bahwa salah saji yang tidak material akan terdeteksi.
3. Bukti Sehubungan dengan Asersi Manajemen
Konsep penting ketiga dalam audit adalah bukti mengenai asersi
manajemen. Kebanyakan pekerjaan auditor dalam mencapai pendapat atas laporan
keuangan terdiri atas mendapatkan dan mengevaluasi bukti. Bukti yang membantu
auditor dalam mengevaluasi asersi laporan manajemen terdiri atas data akuntansi
yang mendasarinya dan informasi yang mendukung yang tersedia bagi auditor.
Di dalam mendapatkan dan mengevaluasi bukti, auditor berkepentingan
dengan relevansi dan keandalan bukti. Relevansi mengacu kepada apakah bukti
yang berhubungan dengan asersi manajemen yang spesifik telah diuji. Keandalan
mengacu kepada pendiagnosisan bukti. Oleh karena itu, dapatkan jenis khusus
dari bukti itu diandalkan untuk menandai keadaan sebenarnya dari asersi
manajemen yang sedang diperiksa ?.
Auditor jarang mendapatkan kemewahan dalam mendapatkan bukti yang
meyakinkan secara lengkap mengenai keadaan sebenarnya dari asersi tertentu.
Pada kebanyakan situasi, auditor memperoleh hanya bukti yang cukup untuk
dipengaruhi bahwa asersi disajikan secara wajar. Tambahannya, untuk banyak
bagian dari audit, auditor hanya memeriksa sampel dari transaksi yang diproses
dalam periode itu.
2.1.3
materialitas dalam merancang audit dan tidak menguji semua transaksi yang
terjadi selama periode tersebut sehingga risiko dapat dibuat menjadi nol, karena
biaya dan kelayakan bagi audit seperti itu. Auditor mungkin dapat memeriksa
semua transaksi yang terjadi di periode tersebut dan masih dapat menerbitkan
laporan audit dalam waktu yang wajar. Tetapi, kemungkinannya kecil bahwa
pemilik usaha dapat membayar biaya audit yang ekstensif.
Untuk
menghadapi
masalah
ini,
auditor
menggunakan
(1)
Proses Audit
Bagian ini memberikan gambaran umum mengenai bagaimana auditor
menjalankan proses audit laporan keuangan dan kemudian menyajikan fase besar
yang dilakukan oleh auditor selama audit laporan keuangan.
1. Gambaran Umum Proses Audit Laporan Keuangan
Pertimbangan auditor pekerjaan dari perspektif logis. Hasil akhir dari
pekerjaan auditr laporan keuangan adalah pandapat audit yang mengindikasikan
apakah laporan keuangan klien bebas dari salah saji material atau tidak. Apa yang
bisa auditor kerjakan, dari perspektif konseptual untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mendukung pendapatnya ? Auditor
pertama-tama harus mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai klien,
jenis usahanya, dan industrinya. Auditor harus memahami risiko yang dihadapi
klien, bagaimana mereka menghadapi dengan risikonya dan sisa risiko apa yang
kemungkinan menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan. Untuk
memahami proses ini secara intuitif, pertimbangkan terbuat dari apa laporan
keuangan itu.
Ada tiga identifikasi tiga tahap dalam proses akuntansi yang berarti
berlangsung dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu pengendalian internal
ditempatkan untuk memastikan pengumpulan dan pencatatan transaksi-transaksi
individual yang tepat, kemudian dikumpulkan ke dalam saldo akun akhir.
Secara ringkas, auditor dapat mengumpulkan bukti di tiap tiga tahap yang
berbeda pada sistem akuntansi klien untuk membantu menentukan apakah laporan
keuangan disajikan dengan wajar : (1) pengendalian internal digunakan oleh klien
untuk memastikan penanganan yang tepat dari transaksi, (2) transaksi yang
memengaruhi tiap saldo akun, dan (3) saldo akun akhir itu sendiri. Bukti yang
berhubungan secara langsung dengan saldo akhir akun biasanya berkualitas paling
tinggi, tetapi juga paling mahal. Oleh karena itu, auditor biasanya akan
bergantung pada kombinasi bukti dari seluruh tiga tahap dalam membentuk
pendapat audit mengenai kewajaran dari laporan keuangan.
2. Fase-Fase Besar dalam Audit
Menurut Messier (2006), proses audit dapat dibagi menjadi sejumlah fase
audit. Fase dapat memasukkan prosedur audit yang dirancang untuk satu tujuan
yang bisa memberi bukti untuk tujuan lain, dan kadang-kadang prosedur audit
mencapai tujuan diberbagai fase. Adapun fase-fase dalam audit tersebut, yaitu :
Menerima atau Melanjutkan Klien dan Menetapkan Syarat Perikatan
Standar
profesional
mensyaratkan
kantor
akuntan
publik
untuk
menerima klien baru dan mempertahankan klien yang telah ada. Tujuan
kebijakan ini adalah untuk meminimalkan kemungkinan auditor akan
dihubungkan dengan klien yang tidak memilik intergritas, meningkatkan
risiko bahwa terdapat salah saji yang material dan tidak terdeteksi oleh
auditor.
Praperencanaan
Secara umum terdapat tiga aktivitas praperencanaan, yaitu : (1)
memutakhirkan pemahaman mengenai klien yang telah dimiliki atau
mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai klien baru dan
lingkungannya lebih dari yang didapat selama proses menerima atau
melanjutkan, (2) menentukan kebutuhan tim audit, dan (3) memastikan
independensi tim audit dan kantor akuntan.
Auditor mulai dengan memutakhirkan atau mendalami pemahamannya
mengenai entitas dan lingkungannya. Pemahaman auditor mengenai
entitas dan lingkungannya sebaiknya memasukkan informasi dari tiap
kategori berikut, yaitu :
a. Industri, peraturan dan faktor eksternal lainnya
b. Latar belakang entitas, termasuk penggunaan kebijakan akuntansi oleh
entitas tersebut
c. Tujuan dan strategi serta risiko bisnis terkait termasuk proses
penentuan risiko entitas
d. Pengukuran dan review mengenai kinerja keuangan entitas
e. Pengendalian internal
Karena pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya digunakan untuk
menentukan resiko kesalahan salah saji material dan untuk menetapkan
lingkungan audit, auditor harus melakukan prosedur penentuan risiko
untuk mendukung pemahaman tersebut (contoh: wawancara dengan
karyawan, membaca strategi, dan rencana bisnis).
Menetapkan Materialitas dan Menentukan Risiko
Di dalam rangka merencanakan audit secara tepat, tim audit harus
membuat penentuan awal mengenai risiko bisnis klien dan menentukan
materialitas. Tim audit tergantung pada pertimbangan ini untuk kemudian
10
Fase akhir dari proses audit adalah memilih laporan audit yang tepat untuk
diterbitkan. Tujuan auditor pada saat menyelesaikan audit adalah
memastikan bahwa risiko salah saji material dikurangi sampai tingkat
yang dapat diterima sehingga laporan keuangan secara keseluruhan
kemungkinan besar telah disajikan secara wajar. Pada saat menyelesaikan
pekerjaan audit, auditor menetapkan jika penentuan awal risiko telah tepat
dalam hubungannya dengan bukti yang dikumpulkan dan apakah bukti
yang cukup telah didapat. Auditor kemudian menjumlahkan total jumlah
salah saji yang belum dikoreksi yang terdeteksi dan menentukan apakah
kesalahan tersebut menyebabkan laporan keuangan telah disajikan secara
salah dalam jumlah yang material. Jika jumlah kesalahan yang belum
dikoreksi tidak menyebabkan laporan keuangan disalah sajikan secara
material, maka auditor menerbitkan laporan tanpa pengecualian (tanpa
syarat).
Analisis:
12
13
perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan
kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat
keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Dalam signaling theory,
pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan
di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator
nilai perusahaan.
a. Independensi
Independensi berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan publik
tidak
dibenarkan
memihak
kepentingan
siapapun.
Akuntan
publik
14
15
16
17
Uji normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnovmenunjukkan bahwa data yang dapat diolah sebanyak 81. Nilai
signifikansi sebesar 0,955 lebih dari 0,05 dapat diartikan bahwa data
yang
dapat
dijelaskan
oleh
independensi
auditor,
18
5. Uji hipotesis
Dari hasil pengujian H1 didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,169
menunjukkan
bahwa
independensi
auditor
(lamanya
hubungan
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21