Anda di halaman 1dari 5

PRA PROPOSAL PENELITIAN

JURUSAN PETERNAKAN, FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS BENGKULU


JUDUL
NAMA
NPM

: Pengaruh Pemberian Daun Pepaya (Carica Papaya L) dalam Ransum


Terhadap Kualitas Telur Puyuh (Cortunix cortunix javanica)
: Hikman
: E1C009056

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan merupakan komponen terbesar, yakni mencapai 60%-80%, dari biaya produksi
peternakan. Menurut Rasyaf (1983) bahwa pakan dianggap sebagai faktor terpenting karena 80%
biaya yang dikeluarkan oleh peternak puyuh digunakan untuk membeli pakan ternak. Selain itu,
ada beberapa pakan yang memiliki harga yang relatif tinggi seperti tepung ikan yang biasanya
diimport dari luar negeri dan menyebabkan harganya yang tinggi. Hal ini tentu saja sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Untuk menekan biaya pakan, peternak atau perusahaan
mau tidak mau harus mencari alternatif bahan baku yang dapat dijadikan pakan berkualitas baik
dan murah. Bahan penyusun ransum unggas (termasuk puyuh) umumnya adalah terdiri dari 75%
bahan sumber energi dan 25% sumber protein. Jadi untuk memaksimalkan pendapatan dari hasil
beternak kita harus jeli memilih pakan yang berkualitas namun tetap murah. Bahan pakan
pengganti selain mampu menghasilkan performans yang setara juga harus menghasilkan kualiats
telur yang setara atau bahkan lebih baik.
Salah satu alternatif pengganti bahan pakan konvensional adalah daun pepaya (Carica
papaya L.). Hal ini karena daun pepaya mengandung banyak enzim papain yang memiliki
kemampuan membentuk protein baru atau senyawa serupa protein yang disebut plastein, yaitu
hasil hidrolisis protein (Hasanah, 2005). Daun pepaya juga mengandung karoten sebanyak
18250 S I dan dapat digunakan sebagai sumber xantophyl alami (Anonimous, 2010). Dalam 100
g daun pepaya mengandung niasin 2.1 mg, 140 mg vitamin C, 136 mg vitamin E dan betakaroten
11.565 g (Sutarpa, 2008). Betakaroten pada daun pepaya mampu menurunkan kolesterol dan
sebagai antioksidan (Sutarpa, 2008). Hasil penelitian dari Laboraturium Nutrisi Ternak
Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2007)
diperoleh daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung protein kasar sebanyak 20,88%, kalsium
0,99%, fosphor 0,47%, dan gross energy 2912 kkal/kg (USDA, 2001). Kandungan karoten
yang tinggi dalam daun papaya tersebut diduga dapat meningkatkan warna kuning telur burung
puyuh. Menurut BPS (2010), produksi buah pepaya pada tahun 2009 mencapai 772.844 ton,
meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 18,3%. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan
bahwa buah pepaya pada satu batang pohon sebanyak 25 kg dan berat daunnya 2,5 kg, sehingga
banyaknya daun dalam satu batang pohon sebanyak 9,1% yang terdiri dari daun muda sebanyak
0,95% dan daun tua yang sebagai limbah sebanyak 8,15%. Bila diasumsikan berdasarkan data
BPS maka berat daun pepaya sekitar 70.328 ton.
Penelitian yang dilakukan Widjastuti (2009) terhadap ayam sentul umur 36 minggu
melaporkan bahwa pemberian tepung daun papaya sampai batas 10% dapat dimanfaatkan tanpa
menurunkan produksi telur dan dapat meningkatkan kualitas telur khususnya meningkatkan
warna kuning telur ayam sentul. Hasil tersebut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sutarpa (2008) terhadap ayam petelur Hysex Brown umur 19 minggu, dengan tingkat
pemberian daun papaya sebanyak 3%. Dari beberapa hasil penelitian diatas, penggunaan daun
pepaya dalam ransum sampai batas 10 persen meningkatkan warna kuning telur. Meskipun
penelitian menggunakan jenis unggas yang berbeda namun diketahui terjadi peningkatan warna
kuning telur, hal ini disebabkan oleh kandungan beta karoten yang terdapat pada daun pepaya.
Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa daun pepaya memiliki potensi yang cukup
besar untuk digunakan sebagai pakan unggas karena tumbuhan tersebut mangandung enzim

papain yang dapat mendegradasi protein yang sulit dicerna didalam usus menjadi asam amino
yang sangat dibutuhkan ternak unggas. Selain itu kandungan dari daun pepaya juga dapat
berperan sebagai obat cacing alami sebagai pengganti obat cacing sintetis untuk membunuh
makroparasit cacing Ascaridia gali yang terdapat pada saluran pencernaan unggas yang dapt
mempengaruhi kualitas produk. Daun pepaya juga dapat memperbaiki kualitas telur karena
mengandung betakaroten yang tinggi yang dapat meningkatkan warna uning telur.
1.2. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh
pemberian tepung daun pepaya (Carica papaya L) dalam ransum terhadap kualitas telur puyuh.
1.3. Hipotesa
Pemberian ransum yang menggunakan tepung daun papaya (Carica papaya L) diduga
meningkatkan kualitas telur puyuh.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu dikandang jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan duduk kapasitas 20 Kg dengan
ketelitian 10 gram, timbangan analitik kapasitas 20 g, tempat ransum, tempat minum, ember,
sekop, terpal, seng, alat tulis dan lain-lain yang dianggap perlu.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah puyuh berumur 42 hari, tepung daun
pepaya, jagung giling, dedak halus, KLK, mineral, dan top mix.
2.3 Tahapan Penelitian
2.3.1 Pembuatan Tepung Daun Pepaya
Pembuatan tepung daun pepaya menggunakan daun pepaya berumur tua sebagai bahan
utama. Pembuatan tepung dilakukan dengan cara menyiapkan daun papaya, kemudian
dikeringanginkan. Setelah dikering anginkan, daun pepaya kemudian dijemur dibawah sinar
matahari hingga kering. Daun pepaya yang telah kering digiling menggunakan mesin penggiling
agar didapat hasil yaitu tepung daun pepaya.
Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan pakan penyusun ransum
Protein
Energi
SK
Lemak
Ca
P
Bahan pakan
(%)
(kkal/kg)
(%)
(%)
(%)
(%)
2.42
Jagung giling(%) 8.55
3105.66
2.97
0.37
0.44
TDP* (%)
20.88
2184
12.57 2.16
0.99
0.47
7
KLK ** (%)
34
3500
5
12
1.6
19.34
Dedak Halus(%)
10.45
1856.49
9.78
0.92
0.29
0
0
0
0
Mineral (%)
32
10
0
0
0
0
0
0
Top Mix (%)
Sumber : Widjastuti (2009); (*) Tepung Daun Pepaya; (**) Konsentrat Layer Khusus

Tabel 2. Susunan ransum penelitian dan kandungan nutrisi

Bahan Pakan

Ransum Perlakuan
R0
R1
R2
42
42
42
20
19
17,5
0
2,5
5
36,5
35
34
1
1
1
0,5
0,5
0,5
100
100
100

R3
42
16
7,5
33
1
0,5
100

Jagung giling (%)


Dedak halus (%)
TDP (%)*
KLK (%)**
Mineral (%)
Top mix (%)
Total (%)
Kandungan Nutrien :
Protein kasar (%)
18,09
18,00
18,02
18,05
ME (kkal/kg)
2953,18 2936,71 2928,46 2920,22
Serat kasar (%)
7,44
7,46
7,41
7,36
Ca (%)
4,88
4,72
4,62
4,52
P (%)
0,95
0,93
0,91
0,90
Lemak kasar (%)
5,03
4,91
4,77
4,62
(*) Tepung Daun Pepaya; (**) Konsentrat Layer Khusus

R4
42
14,5
10
32
1
0,5
100
18,07
2911,97
7,32
4,42
0,88
4,48

2.3.2 Adaptasi Ternak


Sebelum penelitian dilakukan, puyuh yang digunakan untuk penelitian diadaptasikan
selama 7 hari dengan pakan perlakuan untuk menghidari stress pakan terhadap puyuh.
2.3.3 Persiapan Kandang
Kandang yang digunakan berukuran 200 cm x 180 cm. Kandang dibuat petak- petak
bertingkat yang terdiri 4 tingkat, dan jarak tingkat dengan laci feses berukuran 10 cm, disetiap
tingkat terdapat 5 kandang battray dengan masing masing ukuran kandang batrray 40 cm x 40
cm, dalam satu kandang battray berisi 4 ekor burung puyuh dan diberi tempat pakan dan tempat
minum bersama-sama terbuat dari talang air. Sebelum puyuh dimasukkan, kandang dibersihkan
terlebih dahulu dan dilakukan pengapuran.
2.3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan selama 8 minggu. Sebelum puyuh dimasukkan kedalam kandang, bobot
badan ditimbang terlebih dahulu agar diketahui bobot badan awal sebelum diberi perlakuan.
Untuk mengurangi stres diberi larutan pencegah stress sebelum dan sesudah penimbangan. Air
minum diberikan secara ad libitum. Setiap hari tempat pakan dan tempat minum dibersihkan
sebelum pemberian pakan dan air minum. Jumlah ransum yang dikonsumsi, konversi pakan,
produksi telur, berat telur akan diukur setiap minggunya.
2.3.5 Perlakuan Penelitian
Perlakuan penelitian menggunakan 5 perlakuan dengan 4 ulangan, masing-masing
ulangan menggunakan 4 ekor puyuh. Perlakuan dibedakan berdasarkan level pemberian tepung
daun pepaya yang berbeda dalam ransum, yaitu:
R0 = Ransum Kontrol (tidak mengandung Tepung Daun Pepaya)
R1 = Ransum mengandung 2,5% Tepung Daun Pepaya
R2 = Ransum mengandung 5% Tepung Daun Pepaya
R3 = Ransum mengandung 7,5% Tepung Daun Pepaya
R4 = Ransum mengandung 10% Tepung Daun Pepaya

2.3.6 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada percobaan ini
akan digunakan puyuh petelur fase produksi berumur 6 minggu sebanyak 80 ekor. Puyuh petelur
tersebut terbagi dalam 5 perlakuan dengan 4 ulangan, dalam 1 ulangan berisi 4 ekor puyuh yang
ditempatkan secara acak pada kandang battray.
Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993)
Yij = + i + ij
Yij
= Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

= Nilai Rataan umum dari perlakuan


i
= pengaruh perlakuan ke-i
ij
= Galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
2.4 Variabel yang diamati
2.4.1 Indeks Yolk
Pengukuran indeks yolk dilakukan dengan mencari tinggi dan diameter kuning telur
menggunakan micrometer scrup.
2.4.2 Kecerahan yolk
Pengukuran kecerahan yolk dengan cara membandingkan warna kuning telur dengan
yolk colour fan.
2.4.3 Indeks albumen
Pengukuran indeks putih telur menggunakan micrometer scrup. Indeks albumen diukur
dengan membandingkan tinggi dengan diameter albumen.
2.4.4 Tinggi rongga udara
Pengukuran tinggi rongga udara dilakukan dengan cara mengukur bagian rongga udara
dengan menggunakan micrometer scrup.
2.4.5 Haugh Unit
Nilai haugh unit merupakan penilaian mutu kesegaran telur dihitung berdasarkan tinggi
putih telur dan bobot telur.
2.4.6 Analisis data
Hasil percobaan di analisis dengan ANOVA dan jika menunjukkan berbeda nyata maka di
uji dengan Duncans Multiple Range Test (DMRT)
Daftar Puataka
Anonimous. 2010. Kutu Putih pada Tanaman Pepaya. Ditjen Hortikultura dan Departemen
Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.
BPS. 2010. http://www.bps.go.id. [20 Oktober 2010].
Hasanah, Enok. 2005. Pengaruh Penambahan Antioksidan dan Pengkelat Logam Terhadap
Aktifitas Proteolitik Enzim Papain. Skripsi Fakultas MIPA-Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Machasin. 2007. Pengaruh Penambahan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya L.) dalam Ransum
terhadap Status dan Kadar Asam Urat Darah Ayam Buras Super. Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.
Rasyaf, M. 1983. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius. Yogyakarta.
Steel, R. G. D, dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Terjemahan: M. Syah. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sutarpa, I Nyoman Sutama. 2008. Daun Pepaya dalam Ransum Menurunkan Kolesterol pada
Serum dan Telur Ayam. Jurnal Veteriner, 9 (3) : 152-156.

Widjastuti, Tuti. 2009. Pemanfaatan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya.L L Ess) Dalam
Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas Telur Ayam Sentul. J. Agroland 16 (3) : 268
273.

Anda mungkin juga menyukai