Populasi :
2.
Sample : Salah satu bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi tersebut
3.
Criteria inklusi :
4.
5.
Suatu hal yang menyebabkan sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari study.
Instrumen :
6.
Proses pemilihan atau pengembangan metode dan alat ukur yang tepa dalam rangka pembuktian kebenaran hipotesis
Valid :
7.
Instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan di ukur
Reliabel
Instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten/tetap.
Populasi target
Macam-macam sample
a.
Sample yang dikehendaki merupakan bagian populasi target yanga akn diteliti secara langsung. Criteria ini meliputi
subyek yang memenuhi criteria pemilihan baik inklusi maupun eksklusi.
b.
Subyek yang diteliti adalah subyek yang benar ikut serta dan diteliti; merupakan bagian dari sample yang
dikehendaki dikurangi dengan drop out, pasiien yang kemudian menolak berpartisipasi.
SUMBER : DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, SUDIGDO SASTROASMORO-SOFYAN ISMAEl
3.
Ditetapkan populasi yang akan diteliti, dan harus relevan terhadap permasalahan penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan
penelitian dan membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan secara valid.
Penetapan cara pemilihan sampel
Dalam pemilihan sampel harus memperhatikan cara yang akan digunakan, dan cara yang digunakan tsb harus dapat memberikan sampel
yang representatif terhadap populasi penelitian, sehingga data yang diperoleh valid, dengan data yang valid, maka diharapkan akan
didapatkan jawaban permasalahan penelitian yang valid juga.
Penetapan besar sampel
Besar sampel berpengaruh terhadap hasil penelitian, maka dalam menentukan subyek penelitian juga harus ditetapkan besar sampel yang
akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan jenis dan desain penelitian yang dilakukan.
(Pratiknya, AW., 2003. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran Ed.1 Cet. 5. Jakarta; PT RajaGrafindo Persada)
4.
Pertimbangan keterkaitan atau ketergayutan subyek dalam populasi dengan permasalahan penelitian.
Pertimbangan ini terutama menyangkut substansi atau ikhwal yang akan diteliti. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam rangka pertimbangan
tersebut ialah : apakah dengan memilih populasi yang dimaksud inti permasalahan dapat terjawab?
Pertimbangan yang menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan.
Pertimbangan ini terutama menyangkut aspek teknik metodologik, maksudnya ialah apakah variabel-variabel penelitian yang akan
dimunculkan atau diukur dengan menggunakan teknik penelitian (eksperimental atau non-eksperimental) dapat diperoleh dari subyek dalam
populasi yang dimaksud?
(Pratiknya, AW., 2003. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran Ed.1 Cet. 5. Jakarta; PT RajaGrafindo Persada)
Membatasi populasi
Apabila tidak dilakuakn pembatasan-pembatsan terhadap populasi, maka kesimpulan yang ditarik dan hasil penelitian tidak menggmabarkan
atau mewakili seluruh populasi. Taanpa pembatsana dengan jelas anggota populasi, kita tidak memperoleh sampel yang representatif
Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara jelas sehingga dapat diketahui unit-unit yang termasuk pada populasi dan unit
mana yang tidak
Menentukan sampel yang akan dipilih
Dari anggota populasi diatas, kemudian dipilih anggota 2 populasi yang kan dipilh sebagai sampel. Besarnya atau banyaknya anggota yang
akan dijadikan sampel memrlukan perhitungan tersendiri
Menentukan teknik sampling
Teknik pengambilan sampling ini sangat penting, karean apabila salah dalam menggunakan teknik sampling maka hasilnya pun akan jauh
dari kebenaran.
Soekidjo
5.
a.
Keuntungan sample
Menghemat biaya
Dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian populasi sehingga biaya tersebut dapat ditekan atau dikurangi.
b.
Mempercepat pelaksanaan penelitian
Penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel (sebagian populasi saja) akan lebih cepat selesai
c.
Menghemat tenaga
Penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel lebih menghemat biaya
d.
Memperluas ruang lingkup penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap sampel maka dengan waktu, tenaga, dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas
ruang lingkupnya
e.
Memperoleh hasil yang lebih akurat
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar termsuk usaha-usaha analisis. Hal
tersebut berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh
hasil analisis yang lebih akurat
Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan.2002
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Lebih murah
Lebih mudah
Lebih cepat
Lebih akurat
Mewakili populasi
Lebih spesifik
(Sumber: Soedigdo Sastroasmoro)
Untuk mengatasi keterbatasan peneliti (baik yang menyangkut waktu, kemapuan, dana, keterbatasan metodologik, maupu keterbatasan
lain) dalam mencoba mengeksplorasi informasi dari semua subjek.
Pratiknya, Ahmad Watik.2003. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
6.
Sample penelitian merupakan representasi populasi yang dijadikan sumber informasi, penggunaan sample dimaksudkan untuk mengatasi
keterbatasan peneliti
7.
Pada garis besarnya hanya ada duajenis sampel, yaitu sampel probabilitas (probability samples) atau sering disebut random sample
(sampel acak) dan sampel non-probabilitas (non probability samples).
A. Random Sampling
Pengambilan sampel secara random atau acak disebut random sampling, dan sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik
random sampling ini hanya boleh digunakan apabila setiap unit atau anggota populasi itu bersifat homogen. Hal ini berarti setiap anggota
populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Teknik random sampel ini dapat dibedakan menjadi:
Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random sampling).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Hakikat dan pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap anggota atau unit dan populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
Pengambilan sampel secara acak sistematis (Systematic sampling)
Teknik ini merupakan modifikasi dari sampel random sampling. Caranya adalah, membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan
jumlah sampel yang diinginkan. Hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi
secara acak antara 1 sampai dengan n. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan
Pengambilan sampel secara acak stratfikasi (stratified sampling atau stratified random sampling)
Langkah-langkah yang diternpuh pengambilan sampel secara stratified adalah:
Menentukan populasi penelitian.
Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota populasi.
Mengelompokkan unit anggota populasi yang rnempunyai karakteristik umum yang sama dalarn suatu kelompok atau strata misalnya
berdasarkan tingkat pendidikan.
Mengambil dari setiap strata sebagian unit yang menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan.
Teknik pengambilan sampel dari masing-masing strata dapat dilakukan dengan cara random atau non-random.
Pengambilan sampel dari masing-masing strata sebaiknya dilakukan berdasarkan perimbangan (proporsional).
8.
populasi.
Ketelitian adl ketelitian estimasi yang biasa diukur dengan standar kesalahan estimasi dengan standar pengukuran defiasi.
9.
Homogenitas populasi
o Makin homogen distribusi atau keadaan karakter subyek dalam suatu populasi maka makin mudah dicapai representativitas sampel.
o Misal : distribusi eritrosit dalam darah sedemikian homogen, sehingga dari tiap tetes darah yang diambil dari bagian tubuh manapun akan
diperoleh angka-angka yang sama, sebaliknya kita ketahui bahwa tempat tinggal penduduk kaya dan miskindi suatu daerah tidak
terdistribusi secara merata, maka pemilihan sampel pada tiap bagian daerah tidak akan menggambarkan distribusi kaya dan miskin yang
sama.
Jumlah (besar) sampel yang dipilih
Makin banyak subyek yang dijadikan sampel (makin besar ukuran sampel) maka makin tinggi tingkat representativitasnya.
Banyaknya karakteristik subyek yang akan dipelajari
Makin banyak karakteristik subyek yang dipelajari, yang secara praktis berarti makin banyak variabel yang akan diteliti, mengakibatkan
keadaan populasi makin kurang homogen sebab masingmasing variabel mempunyai distribusinya sendiri dalam subyek populasi.
10.
Perkiraan besar sampel dapat dilakukan dengan berbagai cara, dasar yang digunakan untuk estimasi bergantung pada tujuan
penelitian serta desain yang dipilih.
Besar sampel untuk data numerik :
A. Sampel tunggal
1. Sampel tunggal untuk perkiraan rerata
a.
Dengan ketepatan absolut
Penetapan besar sampel untuk estimasi rerata (mean) suatu populasi (studi deskriptif / survei) dengan tingkat kepercayaan absolut
memerlukan 3 informasi, yakni :
Simpang baku nilai rerata dalam populasi S (dari pustaka)
Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan d (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan (ditetapkan oleh peneliti)
b.
2.
B.
1.
n = [Z x S]2
[eX x XO]2
2.
b.
2.
B.
1.
2.
1.
2.
1.
a.
Proporsi standar P1 (dari pustaka), dan proporsi yang diteliti P2(clinical judgment)
Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki d (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan (ditetapkan oleh peneliti)
Rumus yang digunakan :
n1 = n2 = Z2 (P1Q1 + P2Q2)
d2
Uji hipotesis terhadap 2 proporsi
n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2
(P1 P2)2
Besar sampel untuk studi kohort :
Pada studi kohort peneliti bermaksud mencari perbandingan insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan insidens efek pada
kelompok tanpa risiko. Besar sampel dihitung pada studi kohort dengan pembanding eksternal (studi kohort ganda). Untuk studi kohort
dengan pembanding internal perlu perkiraan pasien yang akan terpajan faktor risiko. Bila insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko =
P1 dan insidens efek pada kelompok tanpa risiko = P2, maka RR = P1/P2. Dari 3 parameter tsb cukup ditentukan 2 parameter saja.
Estimasi interval kepercayaan risiko relatif
Untuk estimasi besar sampel suatu studi kohort dengan interval kepercayaan terhadap risiko relatif diperlukan 3 informasi, yaitu :
Perkiraan proporsi efek pada kelompok kontrol P2 (dari pustaka)
Risiko relatif yang bermakna secara klinis RR (clinical judgment); dengan P2 dan RR dapat dihitung proporsi efek pada kelompok studi, P 1
Tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki e (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan (ditetapkan oleh peneliti)
Rumus yang digunakan :
n1 = n2 = Z2 (Q1/P1 + Q2/P2)
[ln(1 e)]2
Uji hipotesis terhadap risiko relatif
Dalam hal ini yang dihadapi sama dengan uji klinis dengan variabel bebas dan tergantung nominal dikotom, diperlukan informasi :
Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor risiko P2 (dari pustaka)
Risiko relatif (RR) yang dianggap bermakna secara klinis (clinical judgment); dari P 2 dan RR dapat dihitung P1 dan P = (P1+P2)
Z (ditetapkan oleh peneliti)
Z (ditetapkan oleh peneliti)
Meskipun peneliti mempunyai dugaan kuat bahwa insidens efek lebih banyak terjadi pada kelompok dengan faktor risiko dibanding dengan
pada kelompok tanpa faktor risiko, seyogyanya tetap dipakai uji hipotesis 2 arah.
n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2
(P1 P2)2
Besar sampel untuk studi kasus kontrol :
Pada studi kasus kontrol peneliti menggunakan rasio odds (RO) sebagai perkiraan hasil yang diinginkan; dengan demikian apabila P 1 =
proporsi kasus dan P2 = proporsi kontrol, maka :
OR = P1 x (1 - P2)
P1 =
P1
P1 = OR x P2
P2 x (1 P1)
OR(1 P1) + P1
(1 P2)+(OR x P2)
Studi case-control tidak berpasangan
Estimasi interval kepercayaan rasio odds
Untuk estimasi interval kepercayaan rasio odds diperlukan 4 informasi, yaitu :
Perkiraan proporsi kontrol P1 (dari pustaka)
Rasio odds yang dianggap bermakna (clinical judgment)
Tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki e (ditetapkan oleh peneliti)
Tingkat kemaknaan (ditetapkan oleh peneliti)
b.
Untuk uji hipotesis hendaknya dipilih uji 2-arah. Rumus yang digunakan adalah rumus seperti pada uji perbedaan 2 proporsi :
n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2
(P1 P2)2
2.
11.
INSTRUMEN
1.
Bagaimana instrumen yang baik dalam penelitian
Reliable : Suatu pengukuran disebut andal, apabila ia memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama apabila pemeriksaan dilakukan
berulang-ulang.
Valid : Menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur.
Objektivitas : pengukuran yang dilakukan benar2 terbebas dari bias peneliti, sehingga menghasilakn data menurut apa adanya
(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan III, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta)
2.
4.
5.
Macam-macam validitas
internal
suatu penelitian menunjukkan apakah hasil studi bebas dari kesalahan acak, bias, dan factor perancu.
eksternal
menunjukkan berapa baik hasil penelitian tersebut dapat diterapkan di kelompok yang lebih luas.
DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS. DR. SUDIGDO.2002
Validitas interna adalah generalisasi dari sampel yang diperoleh terhadap sampel yang diinginkan. Validitas ini dapat diuji dengan uji statistic
tertentu atau dengan meminimalisir angka drop out.
Validitas eksterna I adalah generalisasi sampel yang diperoleh terhadap populasi terjangkau. Validitas ini baik bila besar sampel cukup dan
cara pengambilan sampel yang digunakan menggunakan metode probabilistik.
Validitas eksterna II adalah generalisasi dari populasi terjangkau terhadap populasi target.
Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, dr Sopiyudin Dahlan, 2006
6.
Validitas pengukuran
Analisis data
Ciri validitas :
Ketepatakuratan
Ketepatakuratan disini berarti, disamping secara tepat mengukur apa yang memang akan diukur (sensitifitas), juga dengan pengukuran
tersebut tidak terukur hal lain yang selain yang akan diukur (spesifitas).
Ketelitian, Kecermatan
Sedangkan ciri ketelitian adalah penggambaran bahwa pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat reliabilitas.
Ciri reliabilitas :
Konsistensi atau stabilitas
Ketepatan
ketelitian
Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr.Ahmad Watik,2003