Di Susun Oleh :
Erlina Ariesetyawati (2012610056)
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROIDISME
A.
Pengertian
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam
darah. Gangguana ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus.
Hipertiroid pada kehamilan ( morbus basodowi ) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai
dengan naiknya metabolism basal15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar
tiroid. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh
adenoma tunggal, Pengaruh kehamilan terhadap penyakit Kehamilan dapat membuat strua
tambah besar dan keluhan penderita tambah berat. Sejak mulai kehamilan terjadi perubahanperubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu, sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi
pada umur kehamilan gestasi ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan
demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3
dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling
mempengaruhi. Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami
hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan kadang kala
disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas normal.
B.
Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi
hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. Solitary toxic adenoma
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C.
Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang
sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan
akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang
takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai
daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
D.
Manifestasi Klinik
1.
2.
3.
Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas,
keringat berlebihan.
4.
5.
6.
7.
Gangguan reproduksi
8.
9.
Cepat lelah
Pathway
Tiroiditis
Hipertiroidisme
Hipermetabolisme m
P Berat
Badan
Ketdkseimbangan energi
dgn kebthan tubuh
Kurang
informasi
Kurang
pngthn
F.
Perubahan nutrisi
krg dari kebutuhan
tubuh
Pemeriksaan Diagnostik
Kelelahan
Aktivitas simpatik
berlebihan
Perubahan konduksi
listrik jantung
Beban kerja
jantung m
Aritmia, takikardia
Eksoftalmus
Resiko pe curah
jantung
Resiko Kerusakan
integritas jaringan
kelenjar tiroid.
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran
kelenjar tiroid
f) Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
G.
Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
H.
Penatalaksaan Medis
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
a) Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
b) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
c) Persiapan tiroidektomi
d) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e) Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua
sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4,
yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada
bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali
yang keluar dari air susu ibu. Dosis yang dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid,
secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar
T4 dipertahankan pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil.
akan udara panas. Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada
jari tangan, exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4
serum
PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama klien
: Ny. Q
Umur
: 38 Tahun
Diagnosa Medik
: Hipertiroid
Tanggal Masuk
: 19/12/2013
Alamat
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pekerjaan
:-
Status perkawinan
: menikah
Status pendidikan
:-
2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Keluhan belakangan ini suka gelisah, BB selama sebulan ini sudah turun 4 kg ; amnore sudah 2
bulan, tes pack negative, tidak bisa duduk diam, tidak tahan akan udara panas.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada jari tangan,
exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4 serum
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga tidak mempunyai penyakit hiperthiroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Aktifitas/ istirahat
Eliminasi
Gejala : urine dalam jumlah banyak
Perubahan dalam feses; diare
d. Integritas ego
Gejala : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda : Emosi labil ( euphoria sedang sampai delirium). Depresi.
e.
Makanan/cairan
Gejala: kehilangan berat badan yang mendadak
Nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan. Mual dan muntah
Tanda
f.
Neurosensori
Tanda : biasanya cepat dan parau
Gangguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang.
Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
Hiperaktif reflex tendon dalam (RTD)
g. Nyeri/keamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
h. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea.
Dyspnea
Edema paru (pada kristis tirotoksikosis)
i.
Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan.
Alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).
Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.
1. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
meningkat
Kemungkinan klien mengatakan makannya
sering.
2. ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
Kerusakan
DS
ETIOLOGI
Perubahan mekanisme
udara panas.
Kemungkinan klien mengatakan tidak
Kelelahan
Hipermetabolik
peningkatan
gelisah.
Klien mengatakan tidak bisa duduk
energy.
diam.
Klien mengatakan tidak tahan akan
udara panas
Kemungkinan
klien
mengatakan
perasaan lelah
Kemungkinan klien mengatakan tidak
suka dengan kebisingan.
DO
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
Kemungkinan klien terlihat kurang untuk
dengan
kebutuhan
berkonsentrasi
Kemungkinan klien terlihat lelah
DS
Resiko
gelisah
Kemungkinan klien mengatakan
cardiac output
hipermetabolisme,peningkata
n beban kerja jantung
perasaan lelah.
Kemungkinan klien mengatakan sesak.
Kemungkinan klien mengatakan sakit
kepala
Kemungkinan klien mengatakan nyeri
dada.
DO
Kemungkinan klien terlihat lelah
Kemungkinan klien terlihat capillary
reffil >3 detik
Kemungkinan klien terlihat pitting
edema
Kemungkinan klien terlihat edema pada
bagian ekstremitas
Kemungkinan Pemeriksaa fisik terdapat
bunyi irama gallop.
Kemungkinan skala nyeri : 7
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
DS
Risiko
tinggi
Klien mengatakan sebulan ini sudah
terhadap perubahan
turun 4kg.
nutrisi kurang dari
Kemungkinan klien mengatakan nafsu
kebutuhan
makan meningkat
Kemungkinan klien mengatakan
makannya sering.
Peningkatan
metabolisme
(peningkatan
nafsu
makan/pemasukan
dengan
DO
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
Kemungkinan klien terlihat lelah
Kemungkinan
klien
trlihat
menghabiskan porsi makan.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN
TANGGAL
Senin,
11 Maret 2013
TERATASI
Rabu,
13 Maret 2013
Senin,
11 Maret 2013
Rabu,
13 Maret 2013
Senin,
11 Maret 2013
Rabu,
13 Maret 2013
Senin,
11 Maret 2013
Rabu,
13 Maret 2013
4. INTERVENSI
NO
DX
HASIL
dilakukan
Setelah
INTERVENSI
tindakanMandiri :
Setelah
dilakukan
tindakanMandiri :
diharapkan :
1.
peningkatan
aktivitas
pasien
untuk
mengurangi
aktivtas
dan
Setelah
dilakukan
insomnia.
tindakanMadiri :
diharapkan :
denyut nadi perifer normal, merupakan reflex kompensasi dan peningkatan isi sekuncup
pengisial kapiler normal, status dan penurunan tahanan system pembuluh darah.
2. Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
mental baik, tidak ada disritmia.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat
3.
curah
hipermetabolik.
jantung
Adanya
meningkat
S3
sebagai
pada
tanda
keadaan
adanya
(Corgard).
Rasional
Setelah
dilakukan
kalori
yang
disebabkan
oleh
adanya
hipermetabolik.
Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan
peristaltic usus (mis. Kopi, teh, dan makanan berserat
lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare.
Rasional : Peningkatan motilitas saluran cerna dapat
mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang
diperlukan.
Kolaborasi :
1.
zat-zat
makanan
yang
adekuat,
dan
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
Senin,
11 Maret 2013
No.DX
1
1.
Paraf
adanya
Senin,
11 Maret 2013
1.
sedikit.
Memberikan obat sesuai indikasi
Hasil : keadaan klien membaik.
Memantau tanda vital dan mencatat nadi baik saat
istirahat maupun saat melakukan aktivitas.
Hasil : Nadi klien meningkat pada saat melakukan
aktivitas.
2. Mencatat perkembangan adanya takipnea, dispnea, pucat
dan sianosis.
Hasil : Terdapat flushing pada kulit klien.
3. Memberikan tindakan yang membuat pasien nyaman,
seperti sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
Hasil : klien mengatakan sudah merasa nyaman dan
tenang.
4. Memberikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan
tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan
Senin,
11 Maret 2013
menonton televisi.
Hasil : klien mengatakan dirinya merasa tenang.
5. Memberikan obat sesuai indikasi.
Hasil : keadaan klien membaik.
1. Memantau tekanan darah pada posisi tirah baring, duduk,
2.
3.
4.
5.
6.
tekanan nadi.
Hasil : TD : 120/90 mmHg ; Nadi : 87x/menit
Mengkaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
Hasil : Denyut nadi pasien normal.
Mengauskultasi suara jantung.
Hasil : Tidak ada bunyi jantung tambahan.
Memantau EKG, mencatat kecepatan atau irama jantung
dan adanya disritmia.
Hasil : Tidak terdeteksi adanya disaritmia.
Menguskultasi suara napas.
Hasil : suara napas klien normal.
Mengobservasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa
membrane kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat,
penurunan produksi urin dan hipotensi.
Hasil : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda haus.
Senin,
11 Maret 2013
makan
dan
juga
makanan
kecil,
dengan
dilarang perawat.
6. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan
diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin.
Hasil : ahli gizi memberikan diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat, dan vitamin untuk klien.
7. Berikan obat sesuai indikasi.
Hasil : keadaan klien membaik.
6. EVALUASI
Hari / Tanggal No.
13 Maret 2013
DX
1
Evaluasi
S : klien mengatakan gatalnya sudah hilang.
O : flushing ( - )
Pruritus (- )
Exopthalmus ( - )
A : masalah kerusakan jaringansudah teratasi
13 Maret 2013
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan sudah tidak lemah lagi.
O : klien sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri.
A : masalah kelelahan sudah teratasi
13 Maret 2013
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan tidak gelisah lagi.
O : -TD : 120/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit.
-RR : 20x/menit.
A : masalah cardiac output sudah teratasi
13 Maret 2013
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan sudah tidak mual lagi.
O : klien menghabiskan porsi makannya.
A : masalah nutrisi sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
Paraf