Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KMB II

LP DAN CONTOH KASUS HIPERTIROIDISME

Di Susun Oleh :
Erlina Ariesetyawati (2012610056)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTIROIDISME

A.

Pengertian
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang
ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337)
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja
secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi
akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam
darah. Gangguana ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus.
Hipertiroid pada kehamilan ( morbus basodowi ) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai
dengan naiknya metabolism basal15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar
tiroid. Kejadian penyakit ini diperkirakan 1:1000 dan dalam kehamilan umunya disebabkan oleh
adenoma tunggal, Pengaruh kehamilan terhadap penyakit Kehamilan dapat membuat strua
tambah besar dan keluhan penderita tambah berat. Sejak mulai kehamilan terjadi perubahanperubahan pada fungsi kelenjar tiroid ibu, sedang pada janin kelenjar tiroid baru mulai berfungsi
pada umur kehamilan gestasi ke 12-16. TSH agaknya tidak dapat melalui barier plasenta. Dengan
demikian baik TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3
dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling
mempengaruhi. Telah kita ketahui bahwa terdapat kehamilan dimana kelenjar tiroid mengalami
hiperfungsi yang ditandai dengan naiknya metabolisme basal sampai 15-25% dan kadang kala
disertai pembesaran ringan. Keadaan ini adalah dalam batas-batas normal.

B.

Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi
hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan
balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan
memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
1. Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. Solitary toxic adenoma
2. Penyebab Lain
a. Tiroiditis
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan
e. Kanker pituitari
f. Obat-obatan seperti Amiodarone
C.

Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam
folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang
sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek

perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH
yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan
akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang
takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem
kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai
daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
D.

Manifestasi Klinik

1.

Peningkatan frekuensi denyut jantung.

2.

Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap Katekolamin.

3.

Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas,
keringat berlebihan.

4.

Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik

5.

Peningkatan frekuensi buang air besar

6.

Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid

7.

Gangguan reproduksi

8.

Tidak taahan panas

9.

Cepat lelah

10. Pembesaran kelenjar tiroid


11. Mata melotot (exoptalmus). Hal ini terjadi sebagai akibat penimbunan xat dalam orbit mata.
E.

Pathway

Tiroiditis

Pnykt Graves (antibody reseptor TSH


merangsang akti vitas tiroid )

Nodul tiroid Toksik

Sekresi hormon tiroid


yg berlebihan

Hipertiroidisme

Hipermetabolisme m

P Berat
Badan

Ketdkseimbangan energi
dgn kebthan tubuh

Kurang
informasi

Kurang
pngthn

F.

Perubahan nutrisi
krg dari kebutuhan
tubuh

Pemeriksaan Diagnostik

Kelelahan

Aktivitas simpatik
berlebihan

Gerakan kelopak mata


relative lambat thd bola
mata

Perubahan konduksi
listrik jantung

Beban kerja
jantung m

Infiltrasi limfosit, sel


mast ke jar orbital &
otot2 mata

Aritmia, takikardia

Eksoftalmus

Resiko pe curah
jantung

Resiko Kerusakan
integritas jaringan

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:


a) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau
b)
c)
d)
e)

kelenjar tiroid.
TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
Bebas T4 (tiroksin)
Bebas T3 (triiodotironin)
Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran

kelenjar tiroid
f) Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
G.

Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati,
kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.

H.

Penatalaksaan Medis
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium
radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi:
a) Terapi untuk memperpaqjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
b) Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
c) Persiapan tiroidektomi
d) Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e) Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin
yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua

sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4,
yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada
bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali
yang keluar dari air susu ibu. Dosis yang dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid,
secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar
T4 dipertahankan pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil.

CONTOH KASUS HIPERTIROIDISME


KASUS 1
Ny. Quin ( 38 th ) dirawat dengan keluhan belakangan ini suka gelisah, BB selama sebulan ini
sudah turun 4 kg ; amnore sudah 2 bulan, tes pack negative, tidak bisa duduk diam, tidak tahan

akan udara panas. Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada
jari tangan, exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4
serum
PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama klien

: Ny. Q

Umur

: 38 Tahun

Diagnosa Medik

: Hipertiroid

Tanggal Masuk

: 19/12/2013

Alamat

: Jl. Tipar Halim rt.005/06 no 60j mekarsari-cimanggis depok

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

:-

Status perkawinan

: menikah

Status pendidikan

:-

2) Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Keluhan belakangan ini suka gelisah, BB selama sebulan ini sudah turun 4 kg ; amnore sudah 2
bulan, tes pack negative, tidak bisa duduk diam, tidak tahan akan udara panas.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Hasil pemeriksaan fisik, kulit terlihat flushing da nada pruritus, tremor pada jari tangan,
exopthalmus (+). TD : 150/90 mmHg, HR : 100x/menit. Hasil Lab peningkatan T4 serum
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga tidak mempunyai penyakit hiperthiroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Aktifitas/ istirahat

Gejala : Insomnia, sensitifitas meningkat.


Otot lemah, gangguam koordinsi.
Kelelahan berat.
Tanda : Atrofi otot
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi
Nyeri dada (angina)
Tanda : distrimia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur.
Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardi saat istirahat.
Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
c.

Eliminasi
Gejala : urine dalam jumlah banyak
Perubahan dalam feses; diare

d. Integritas ego
Gejala : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda : Emosi labil ( euphoria sedang sampai delirium). Depresi.

e.

Makanan/cairan
Gejala: kehilangan berat badan yang mendadak
Nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan. Mual dan muntah
Tanda

: pembesaran tiroid, goiter.


Edema non-pitting terutama daerah pretibial.

f.

Neurosensori
Tanda : biasanya cepat dan parau
Gangguan status mental dan perilaku seperti bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang.
Tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak
Hiperaktif reflex tendon dalam (RTD)

g. Nyeri/keamanan
Gejala : nyeri orbital, fotofobia.
h. Pernapasan
Tanda : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea.
Dyspnea
Edema paru (pada kristis tirotoksikosis)
i.

Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan.
Alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).

Tanda : suhu meningkat diatas 37,4o C, diaphoresis.


Kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus.
Eksoftalmus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair. Pruritus, lesi eriteme ( sering terjadi
pada pretibial ) yang menjadi sangat parah.
j.

Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, hipomenorea, amenorea dan impoten.

1. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF

DATA OBJEKTIF

Klien mengatakan belakangan ini suka


TTV
TD : 150/90 mmHg
gelisah.
HR : 100 x/menit
Klien mengatakan sebulan ini sudah turun
Klien terlihat kulit tampak flushing
4kg.
Klien terlihat pruritus
Klien mengatakan amenore sudah 2 bulan. Klien terlihat tremor pada jari tangan
Klien mengatakan tidak bisa duduk diam.
Klien terlihat exopthalmus (+)
Klien mengatakan tidak tahan akan udara
Hasil Lab : Peningkatan T4 serum.
Kemungkinan klien terlihat kurang untuk
panas.
Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan berkonsentrasi
Kemungkinan klien terlihat lelah
dengan gatal-gatalnya.
Kemungkinan klien terlihat capillary reffil
Kemungkinan klien mengatakan pandangan
>3 detik
yang aga kabur karena mata klien bengkak.
Kemungkinan klien terlihat pitting edema
Kemungkinan klien mengatakan perasaan
Kemungkinan klien terlihat edema pada
lelah
bagian ekstremitas
Kemungkinan klien mengatakan tidak suka
Kemungkinan Pemeriksaa fisik terdapat
dengan kebisingan.
bunyi irama gallop.
Kemungkinan klien mengatakan nyeri dada.
Kemungkinan skala nyeri : 7
Kemungkinan klien mengatakan sesak
Kemungkinan klien trlihat menghabiskan
Kemungkinan klien mengatakan sakit kepala.
Kemungkinan klien mengatakan nafsu makan porsi makan.

meningkat
Kemungkinan klien mengatakan makannya
sering.

2. ANALISA DATA

DATA

PROBLEM
Kerusakan

DS

ETIOLOGI
Perubahan mekanisme

Klien mengatakan tidak tahan akan integritas jaringan

perlindungan dari mata:

udara panas.
Kemungkinan klien mengatakan tidak

kerusakan penutupan kelopak


mata/eksoftalmus

tahan dengan gatal-gatalnya.


Kemungkinan klien mengatakan
pandangan yang aga kabur karena mata
klien bengkak.
DO
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
Klien terlihat kulit tampak flushing
Klien terlihat pruritus
Klien terlihat tremor pada jari tangan
Klien terlihat exopthalmus (+)
Hasil Lab : Peningkatan T4 serum.
DS

Kelelahan

Hipermetabolik

Klien mengatakan belakangan ini suka

peningkatan

gelisah.
Klien mengatakan tidak bisa duduk

energy.

diam.
Klien mengatakan tidak tahan akan

udara panas
Kemungkinan

klien

mengatakan

perasaan lelah
Kemungkinan klien mengatakan tidak
suka dengan kebisingan.
DO
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
Kemungkinan klien terlihat kurang untuk

dengan
kebutuhan

berkonsentrasi
Kemungkinan klien terlihat lelah
DS

Resiko

tinggi Hipertiroid tidak terkontrol,

Klien mengatakan belakangan ini suka

terhadap penurunan keadaan

gelisah
Kemungkinan klien mengatakan

cardiac output

hipermetabolisme,peningkata
n beban kerja jantung

perasaan lelah.
Kemungkinan klien mengatakan sesak.
Kemungkinan klien mengatakan sakit
kepala
Kemungkinan klien mengatakan nyeri
dada.
DO
Kemungkinan klien terlihat lelah
Kemungkinan klien terlihat capillary
reffil >3 detik
Kemungkinan klien terlihat pitting
edema
Kemungkinan klien terlihat edema pada
bagian ekstremitas
Kemungkinan Pemeriksaa fisik terdapat
bunyi irama gallop.
Kemungkinan skala nyeri : 7
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
DS
Risiko
tinggi
Klien mengatakan sebulan ini sudah
terhadap perubahan
turun 4kg.
nutrisi kurang dari
Kemungkinan klien mengatakan nafsu
kebutuhan
makan meningkat
Kemungkinan klien mengatakan
makannya sering.

Peningkatan

metabolisme

(peningkatan

nafsu

makan/pemasukan

dengan

penurunan berat badan)

DO
TTV
TD : 150/90 mmHg
HR : 100 x/menit
Kemungkinan klien terlihat lelah

Kemungkinan
klien
trlihat
menghabiskan porsi makan.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan

DITEMUKAN

TANGGAL

Senin,
11 Maret 2013

TERATASI
Rabu,
13 Maret 2013

Senin,
11 Maret 2013

Rabu,
13 Maret 2013

Senin,
11 Maret 2013

Rabu,
13 Maret 2013

Senin,
11 Maret 2013

Rabu,
13 Maret 2013

dengan perubahan mekanisme perlindungan dari


mata: kerusakan penutupan kelopak
mata/eksoftalmus
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik
dengan peningkatan kebutuhan energy
3. Resiko tinggi terhadap penurunan cardiac output
berhubungan dengan
Hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme,peningkatan beban kerja
jantung.
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan Peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan )

4. INTERVENSI

NO

TUJUAN DAN KRITERIA

DX

HASIL
dilakukan

Setelah

INTERVENSI

tindakanMandiri :

keperawatan selama 3x24 jam


1. Evaluasi ketajaman mata, laporkan adanya pandangan yang
diharapkan :

kabur / pandangan ganda.


Rasional : untuk memperbaiki kemandirian terapi
1. Mempertahankan kelembapan
2. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap ketika
membrane mukosa mata dan
terbangun dan tutup dengan penutup mata selama tidur
terbebas/mencegah dari ulkus
sesuai kebutuhan.
2. Exopthalmus (-)
Rasional : melindungi kerusakan kornea
3. Tinggikan kepala tempat tidur dan batasi pemasukan garam
jika ada indikasi.
Rasional : menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
seperti GJK yang mana dapat memperberat exopthalmus.
4. Instruksikan agar pasien melatih otot mata ekstraokular jika
memungkinkan.
Rasional : memperbaiki sirkulasi dan mempertahankan
gerakan mata.
Kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai indikasi.
Obat tetes mata metilselulosa ( sebagai lubrikasi mata )

ACTH, prednisone ( untuk menurunkan radang yang

berkembang dengan cepat )


Obat anti tiroid ( menurunkan tanda da gejala / mencegah

keadaan semakin memburuk )


Diuretik( menurunksn edema pada keadaan ringan.
2. Siapkan pembedahan untuk indikasi ( untuk melindungi
kornea hingga edema teratasi / meningkatkan ruang dalam
sinus aktivitas.
2

Setelah

dilakukan

tindakanMandiri :

keperawatan selama 3x24 jam


1. Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun

diharapkan :
1.

Mengungkapkan secara verbal

saat melakukan aktivitas.


Rasional : Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat

istirahat, takikardia mungkin akan ditemukan.


tingkat
2. Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis
energy
Rasional : Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan
2.
Menjunjukkan
perbaikan
ditingkatkan pada keadaan hipermetabolik, yang merupakan
kemampuan
untuk
potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan antivitas.
berpartisipasi dalam melakukan
3. Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti
tentang

peningkatan

aktivitas

sentuhan/masase, bedak yang sejuk.


Rasional : Dapat menurunkan energy dalam saraf yang
selanjutnya meningkatkan relaksasi.
4. Berikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan tenang,
seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton
televisi.
Rasional : Memungkinkan untuk menggunakan energy
dengan cara kinstruktif dan mungkin juga akan menurunkan
ansietas.
5.
Sarankan

pasien

untuk

mengurangi

aktivtas

dan

meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak-banyaknya


jika memungkinkan.
Rasional : Membantu melawan pengaruh dari peningkatan
metabolism.
Kolaborasi :
1. Berikan obat sesuai indikasi :
Sedatif ; mis. Fenobarbital (luminal), transquilizer mis.
Klordiazepoksida (librium)
Rasional : Untuk mengatasi keadaan gugup, hiperaktif, dan
3

Setelah

dilakukan

insomnia.
tindakanMadiri :

keperawatan selama 3x24 jam


1.

Pantau tekanan darah pada posisi tirah baring, duduk, dan

diharapkan :

berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan

1. Mempertahankan curah jantung nadi.


Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi
yang adekuat sesuai dengan
sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan
kebutuhan
tubuh
ditandai
penurunan volume sirkulasi. Besarnya tekanan nadi
dengan tanda vital stabil,

denyut nadi perifer normal, merupakan reflex kompensasi dan peningkatan isi sekuncup
pengisial kapiler normal, status dan penurunan tahanan system pembuluh darah.
2. Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
mental baik, tidak ada disritmia.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat
3.

untuk menentukan takikardia.


Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung
tambahan, adanya irama gallop dan murmur sistolik.
Rasional : S1 dan murmur yang menonjol berhubungan
dengan

curah

hipermetabolik.

jantung
Adanya

meningkat
S3

sebagai

pada
tanda

keadaan
adanya

kemungkinan adanya gagal jantung.


4. Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau irama
jantung dan adanya disritmia.
Rasional : Takikardia mungkin merupakan cerminan lansung
stimulasi otot jantung oleh hormon tiroid. Disritmia
seringkali terjadi dan dapat membahayakan fungsi jantung
atau curah jantung.
5. Auskultasi suara napas. Perhatikan adanya suara yang tidak
normal.
Rasional : Tanda awal adanya kongesti paru yang
berhubungan dengan timbulnya gagal jantung.
6. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa
membrane kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat,
penurunan produksi urin dan hipotensi.
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan
menurunkan volume sirkulasi dan menurunkan curah
jantung.
Kolaborasi :
1. Berikan cairan IV sesuai indikasi.
Rasional : Pemberian cairan IV dengan cepat perlu untuk
memperbaiki volume sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan
perhatian terhadapa tanda gagal jantung/kebutuhan terhadap
pemberian zat inotropik.
2. Berikan obat sesuai indikasi :
Penyekat beta seperti, propanolol (Inderal), Nadolol

(Corgard).
Rasional

: Untuk mengendalikan pengaruh tirotoksis

terhadap takikardia, tremor dan gugup. Menurunkan


frekuensi/kerja jantung oleh daerah reseptor penyekat beta
adrenergic dan konversi dari T4 ke T3.
Hormon tiroid antagonis, seperti propiltiourasil (PTU),
metimazol (Tapazole).
Rasional : Memblok sistesis hormon tiroid dan menghalangi
perubahan T4 ke T3. Mungkin pengobatan definitive atau
digunakan untuk persiapan pasien operasi, tetapi efeknya
lambat dan karenanya tidak mampu menghilangkan krisis
tiroid.
Natrium iodide
Rasional : Mencegah pengeluaran hormon tiroid kedalam
sirkulasi dengan meningkatkan jumlah penyimpanan tiroid
4

Setelah

dilakukan

dalam kelenjar tiroid.


tindakanMandiri :

keperawatan selama 3x24 jam


1. Auskultasi bising usus.
Rasional : Bising usus hiperaktif mencerminkan peningkatan
diharapkan :
motilitas lambung yang menurunkan atau mengubah fungsi
1. Menunjukkan berat badan yang
absorpsi.
stabil
2.
Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelemahan
2.
Menunjukkan
nilai
umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.
laboratorium yang normal
Rasional : Peningkatan aktivitas adrenergic dapat
3.
Terbebas dari tanda-tanda
menyebabkan gangguan sekresi insulin/terjadi resisten yang
malnutrisi
mengakibatkan
hiperglikemia,
polidipsia,
poliuria,
perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
3. Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat
badan setiap hari, laporkan adanya penurunan.
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam
keadaan masukan kalori yang cukup merupakan indikasi
4.

kegagalan terhadap terapi antitiroid.


Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah

makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan


makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.
Rasional : Membantu menjaga pemasukan kalori cukup
tinggi untuk menambahkan kaloti tetap tinggi pada
penggunaan
5.

kalori

yang

disebabkan

oleh

adanya

hipermetabolik.
Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan
peristaltic usus (mis. Kopi, teh, dan makanan berserat
lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare.
Rasional : Peningkatan motilitas saluran cerna dapat
mengakibatkan diare dan gangguan absorpsi nutrisi yang
diperlukan.

Kolaborasi :
1.

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet


tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin.
Rasional : Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin
pemasukan

zat-zat

makanan

yang

adekuat,

dan

mengidentifikasikan makanan pengganti yang paling sesuai.


2. Berikan obat sesuai indikasi :
Glukosa, vitamin B kompleks.
Rasional : Untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan
mencegah atau mengobati hipoglikemia.
Insulin (dengan dosis yang kecil).
Rasional : Untuk mengendalikan glukosa darah jika
kemungkinan ada peningkatan.

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
Senin,
11 Maret 2013

No.DX
1
1.

Implementasi dan Hasil


Mengevaluasi ketajaman mata, laporkan

Paraf
adanya

pandangan yang kabur / pandangan ganda.


Hasil : klien mengatakan pandangan tidak jelas.
2. Menganjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
ketika terbangun dan tutup dengan penutup mata selama
tidur sesuai kebutuhan.
Hasil : klien mengatakan lebih tenang.
3. Meninggikan kepala tempat tidur dan batasi pemasukan
garam jika ada indikasi
Hasil : klien mengatakan lebih rileks
4.
Menginstruksikan agar pasien melatih otot mata
ekstraokular jika memungkinkan.
Hasil : klien mengatakan bisa melakukanya sedikit demi
5.

Senin,
11 Maret 2013

1.

sedikit.
Memberikan obat sesuai indikasi
Hasil : keadaan klien membaik.
Memantau tanda vital dan mencatat nadi baik saat
istirahat maupun saat melakukan aktivitas.
Hasil : Nadi klien meningkat pada saat melakukan

aktivitas.
2. Mencatat perkembangan adanya takipnea, dispnea, pucat
dan sianosis.
Hasil : Terdapat flushing pada kulit klien.
3. Memberikan tindakan yang membuat pasien nyaman,
seperti sentuhan/masase, bedak yang sejuk.
Hasil : klien mengatakan sudah merasa nyaman dan
tenang.
4. Memberikan aktivitas pengganti yang menyenangkan dan
tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan

Senin,
11 Maret 2013

menonton televisi.
Hasil : klien mengatakan dirinya merasa tenang.
5. Memberikan obat sesuai indikasi.
Hasil : keadaan klien membaik.
1. Memantau tekanan darah pada posisi tirah baring, duduk,

dan berdiri jika memungkinkan. Memantau besarnya

2.
3.
4.

5.
6.

tekanan nadi.
Hasil : TD : 120/90 mmHg ; Nadi : 87x/menit
Mengkaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
Hasil : Denyut nadi pasien normal.
Mengauskultasi suara jantung.
Hasil : Tidak ada bunyi jantung tambahan.
Memantau EKG, mencatat kecepatan atau irama jantung
dan adanya disritmia.
Hasil : Tidak terdeteksi adanya disaritmia.
Menguskultasi suara napas.
Hasil : suara napas klien normal.
Mengobservasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa
membrane kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat,
penurunan produksi urin dan hipotensi.
Hasil : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda haus.

Senin,
11 Maret 2013

Produksi urin pasien normal.


7. Memberikan cairan IV sesuai indikasi.
Hasil : Kebutuhan cairan pasien terpenuhi.
8. Memberikan obat sesuai indikasi.
Hasil : keadaan klien membaik.
1. Mengauskultasi bising usus.
Hasil :Bising usus pasien terbilang normal.
2. Mencatat dan melaporkan adanya anoreksia, kelemahan
umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan
muntah.
Hasil : Pasien mengatakan mualnya berkurang.
3. Memantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang
berat badan setiap hari, laporkan adanya penurunan.
Hasil : pasien menghabiskan porsi makanannya.
4. Menganjurkan pasien untuk makan dan meningkatkan
jumlah

makan

dan

juga

makanan

kecil,

dengan

menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.


Hasil : pasien makan makanan yang kaya kalori.
5.
Menghindari pemberian makanan yang dapat
meningkatkan peristaltic usus (mis. Kopi, teh, dan
makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan
diare.
Hasil : pasien tidak mengkonsumsi makanan yang

dilarang perawat.
6. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan
diet tinggi kalori, protein, karbohidrat, dan vitamin.
Hasil : ahli gizi memberikan diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat, dan vitamin untuk klien.
7. Berikan obat sesuai indikasi.
Hasil : keadaan klien membaik.

6. EVALUASI
Hari / Tanggal No.
13 Maret 2013

DX
1

Evaluasi
S : klien mengatakan gatalnya sudah hilang.
O : flushing ( - )
Pruritus (- )
Exopthalmus ( - )
A : masalah kerusakan jaringansudah teratasi

13 Maret 2013

P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan sudah tidak lemah lagi.
O : klien sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri.
A : masalah kelelahan sudah teratasi

13 Maret 2013

P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan tidak gelisah lagi.
O : -TD : 120/80 mmHg
-Nadi : 80 x/menit.
-RR : 20x/menit.
A : masalah cardiac output sudah teratasi

13 Maret 2013

P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan sudah tidak mual lagi.
O : klien menghabiskan porsi makannya.
A : masalah nutrisi sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

Paraf

Anda mungkin juga menyukai